Anda di halaman 1dari 3

Etika Penelitian/ Ethical Clearance

Etika Penelitian/ Ethical Clearance

Dosen : Aminah, SST., M.Kes

Setiap penelitian sebaiknya dimintakan ethical clearance, yaitu persetujuan dari momite etik penelitian
di suatu institusi bahwa penelitian yang akan dilakukan ini tidak membahayakan responden penelitian.

Ethical Clearance pada umumnya diajukan oleh peneliti apabila penelitian yang akan dilakukan akan
mencakup tindakan invasif pada tubuh manusia.

Tren pada saat ini adalah mencantumkan informasi ini pada saat artikel di jurnal internasional oleh
karena meskipun menggunakan penelitian kualitatif, cara pengumpulan datanya pun dapat menginvansi
pemikiran orang lain.

Apabila komite etik penelitian belum dibentuk disuatu institusi, maka peneliti tetap harus memenuhi
etika penelitian, yaitu menjamin kerahasian responden, menjamin keamanan, adil dan mendapatkan
persetujuan dari responden, seperti penjelasan dibawah ini :

Menjamin kerahasian responden, salah satu cara untuk menjamin kerahasian responden adalah tidak
mencantumkan nama responden dalam pengisian instrumen penelitian maupun penyajian hasil
penelitian. Nama responden diganti dengan pemberian nomor kode responden

Menjamin keamanan responden, keamanan responden harus dipenuhi untuk tindakan invasif pada
tubuh manusia maupun tindakan yang dapat menginvasi pemikiran responden. Bila akan melakukan
tindakan invasif pada tubuh manusia, maka tindakan tersebut harus dijamin tidak akan membahayakan
atau aman untuk kesehatan dan keselamatan responden. Bila tindakan invasif penelitian dilakukan pada
ibu hamil, maka harus dijamin bahwa tindakan tersebut tidak membahayakan keselamatan dan
kesehatan bagi ibu dan janin

Bertindak adil, bertindak adil diterapkan khususnya untuk penelitian eksperimen yang memberikan
perlakuan berbeda pada tiap responden, misalnya ada responden yang diberi perlakuan penyuluhan dan
ada yang tidak diberi penyuluhan. Bertindak adil dapat dilakukan dengan memberikan perlakuan yang
sama sebelumnya, yaitu misalnya masing-masing responden diberi leaflet, selanjutnya responden ada
yang diberi penyuluhan dan ada yang tidak. Setelah penelitian selesai, peneliti akan memberikan
penyuluhan kepada responden yang tidak mendapatkan penyuluhan pada proses penelitian

Mendapatkan persetujuan dari responden, Seseorang tidak dapat dipaksakan untuk menjadi responden
dalam penelitian karena seseorang mempunyai hak dan kebebasan untuk menentukan dirinya sendiri.
Peneliti perlu meminta persetujuan dari responden dalam keikutsertaannya menjadi responden.
Sebelum meminta persetujuan dari responden, peneliti harus memberikan informasi tentang tujuan
dilakukannya penelitian. Selain itu, untuk penelitian eksperimen, peneliti perlu menjelaskan langkah-
langkah eksperimen, menyampaikan jaminan kerahasian dan keamanan responden. Setelah
mendapatkan informasi tersebut, responden berhak menolak keikutsertaan menjadi responden. Apabila
responden menyetujuinya, maka responden diminta menandatangani lembar poersetujuan menjadi
responden.

Berkut ini contoh format persetujuan menjadi responden :

Surat Pernyataan Bersedia Menjadi Responden

Setelah mendapatkan informasi dan penjelasan dari peneliti, saya yang bertanda tangan di bawah ini,
menyatakan bersedia dan setuju berpartisipasi sebagai responden penelitian yang dilakukan
oleh.....yang
berjudul.............................................................................................................................................

Demikian surat kesedian ini saya buat dengan penuh kesadaran dan sebenar-benarnya, tanpa ada
paksaan dari pihak manapun.

...................., .............................................................

Tempat, tanggal-bulan-tahun

(..............................................................)
Nama Jelas

Anda mungkin juga menyukai