Anda di halaman 1dari 7

Terapi Komplementer

Terapi Komplementer

Terapi komplementer dikenal dengan terapi tradisional yang digabungkan dalam pengobatan modern.
Komplementer adalah penggunaan terapi tradisional ke dalam pengobatan modern (Andrewset al.,
1999).

Terminologi ini dikenal sebagai terapi modalitas atau aktivitas yang menambahkan pendekatan ortodoks
dalam pelayanan kesehatan (Crips & Taylor, 2001). Terapi komplementer juga ada yang menyebutnya
dengan pengobatan holistik.

Pendapat ini didasari oleh bentuk terapi yang mempengaruhi individu secara menyeluruh yaitu sebuah
keharmonisan individu untuk mengintegrasikan pikiran, badan, dan jiwa dalam kesatuan fungsi
.Pendapat lain menyebutkan terapi komplementer dan alternatif sebagai sebuah domain luas dalam
sumber daya pengobatan yang meliputi sistem kesehatan, modalitas, praktik dan ditandai dengan teori
dan keyakinan, dengan cara berbeda dari sistem pelayanan kesehatan yang umum di masyarakat atau
budaya yang ada (Complementary and alternative medicine/CAM) Research Methodology Conference,
1997 dalam Snyder & Lindquis, 2002).Terapi komplementer dengan demikian dapat diterapkan dalam
berbagai level pencegahan penyakit.

Terapi komplementer dapat berupa promosi kesehatan, pencegahan penyakit ataupun

rehabilitasi. Bentuk promosi kesehatan misalnya memperbaiki gaya hidup dengan menggunakan terapi
nutrisi. Seseorang yang menerapkan nutrisi sehat, seimbang, mengandung berbagai unsur akan
meningkatkan kesehatan tubuh. Intervensi komplementer ini berkembang di tingkat pencegahan
primer, sekunder, tersier dan dapat dilakukan di tingkat individu maupun kelompok misalnya untuk
strategi stimulasi imajinatif dan kreatif Pengobatan dengan menggunakan terapi komplementer
mempunyai manfaat selain dapatmeningkatkan kesehatan secara lebih menyeluruh juga lebih murah.
Terapi komplementer terutama

akan dirasakan lebih murah bila klien dengan penyakit kronis yang harus rutin mengeluarkan

dana. Pengalaman klien yang awalnya menggunakan terapi modern menunjukkan bahwa biaya membeli
obat berkurang 200-300 dolar dalam beberapa bulan setelah menggunakan terapi komplementer
(Nezabudkin, 2007). Minat masyarakat Indonesia terhadap terapi komplementer ataupun yang masih
tradisional mulai meningkat. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya pengunjung praktik terapi
komplementer dan tradisional di berbagai tempat. Selain itu, sekolah-sekolah khusus ataupun
kursuskursus terapi semakin banyak dibuka. Ini dapat dibandingkan dengan Cina yang telah
memasukkan terapi tradisional Cina atau traditional ChineseMedicine (TCM) ke dalam perguruan tinggi
di negara tersebut (Snyder & Lindquis, 2002). Kebutuhan perawat dalam meningkatnya kemampuan
perawat untuk praktik keperawatan juga semakin meningkat. Hal ini didasari dari berkembangnya
kesempatan praktik mandiri. Apabila perawat mempunyai kemampuan yang dapat
dipertanggungjawabkan akan meningkatkan hasil yang lebih baik dalam pelayanan keperawatan.

Jenis – jenis Terapi Komplementer

Terapi komplementer yang direkomendasikan untuk perawat adalah : masase, terapi musik, diet, teknik
relaksasi, vitamin dan produk herbal Di Amerika terapi komplementer kedokteran dibagi empat jenis
terapi : Chiropractic, Teknik Relaksasi (termasuk bagian dari Hypnomedis), Terapi Masase dan
Akupunktur.Menurut National Institute of Health (NIH), terapi komplementer dikategorikan menjadi 5,
yaitu :

-Biological Based Practice : herbal, vitamin, dan suplemen lain

-Mind-body techniques : meditasi, hypnomedis

-Manipulative and body-based practice : pijat, refleksi

-Energy therapies : terapi medan magnet

-Ancient medical systems : obat tradisional chinese, aryuvedic, akupuntur

Di Indonesia ada 3 jenis teknik pengobatan komplementer yang telah ditetapkan oleh Departemen
Kesehatan untuk dapat diintegrasikan ke dalam pelayanan konvensional, yaitu sebagai berikut :

1. Akupunktur medic yaitu metode yang berasal dari Cina ini diperkirakan sangat bermanfaat dalam
mengatasi berbagai kondisi kesehatan tertentu dan juga sebagai analgesi (pereda nyeri). Cara kerjanya
adalah dengan mengaktivasi berbagai molekul signal yang berperan sebagai komunikasi antar sel. Salah
satu pelepasan molekul tersebut adalah pelepasan endorphin yang banyak berperan pada sistem tubuh.

2. Terapi hiperbarik, yaitu suatu metode terapi dimana pasien dimasukkan ke dalam sebuah ruangan
yang memiliki tekanan udara 2 – 3 kali lebih besar daripada tekanan udara atmosfer normal (1
atmosfer), lalu diberi pernapasan oksigen murni (100%). Selama
terapi, pasien boleh membaca, minum, atau makan untuk menghindari trauma pada telinga akibat
tingginya tekanan udara.

3. Terapi herbal medik, yaitu terapi dengan menggunakan obat bahan alam, baik berupa herbal
terstandar dalam kegiatan pelayanan penelitian maupun berupa fitofarmaka. Herbal terstandar yaitu
herbal yang telah melalui uji preklinik pada cell line atau hewan coba, baik terhadap keamanan maupun
efektifitasnya.

Berdasarkan Permenkes RI Nomor : 1109/Menkes/Per/2007 adalah :

1. Intervensi tubuh dan pikiran (mind and body interventions) : Hipnoterapi, mediasi, penyembuhan
spiritual, doa dan yoga

2. Sistem pelayanan pengobatan alternatif : akupuntur, akupresur, naturopati, homeopati, aromaterapi,


ayurveda

3. Cara penyembuhan manual : chiropractice, healing touch, tuina, shiatsu, osteopati, pijat urut

4. Pengobatan farmakologi dan biologi : jamu, herbal, gurah

5. Diet dan nutrisi untuk pencegahan dan pengobatan : diet makro nutrient, mikro nutrient

6. Cara lain dalam diagnosa dan pengobatan : terapi ozon, hiperbarik

PERAN PERAWAT

Peran perawat yang dapat dilakukan dari pengetahuan tentang terapi komplementer

diantaranya sebagai konselor, pendidik kesehatan, peneliti, pemberi pelayanan langsung, koordinator
dan sebagai advokat. Sebagai konselor perawat dapat menjadi tempat bertanya, konsultasi, dan diskusi
apabila klien membutuhkan informasi ataupun sebelum mengambil keputusan. Sebagai pendidik
kesehatan, perawat dapat menjadi pendidik bagi perawat di sekolah tinggi keperawatan seperti yang
berkembang di Australia dengan lebih dahulu mengembangkan kurikulum pendidikan (Crips& Taylor,
2001). Peran perawat sebagai peneliti di antaranya dengan melakukan berbagai penelitian yang
dikembangkan dari hasilhasil evidence-based practice. Pasword absensi : sehat

Pengembangan kebijakan, praktik keperawatan, pendidikan, dan riset. Apabila isu ini berkembang dan
terlaksana terutama oleh perawat yang mempunyai pengetahuan dan kemampuan tentang terapi
komplementer, diharapkan akan dapat meningkatkan pelayanan kesehatan sehingga kepuasan klien dan
perawat secara bersama-sama

dapat meningkat (HH, TH).

Perawat secara holistik harus bisa mengintegrasikan prinsip mind-body-spirit dan modalitas (cara
menyatakan sikap terhadap suatu situasi) dalam dalam kehidupan sehari-hari dan praktek
keperawatannya. Terapi komplementer menjadi salah satu cara bagi perawat untuk menciptakan
lingkungan yang terapeutik dengan menggunakan diri sendiri sebagai alat atau media penyembuh dalam
rangka menolong orang lain dari masalah kesehatan. Terapi komplementer digunakan bersama-sama
dengan terapi medis conventional.

pengobatan tradisional komplementer- alternatif. Berdasarkan hasil Survey Sosial Ekonomi Nasional
(SUSENAS) tentang penggunaan pengobatan tradisional termasuk di dalamnya pengobatan
komplementer – alternatif yang meningkat dari tahun ke tahun (digunakan oleh 40 % penduduk
Indonesia).

3 Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 003/MENKES/PER/I/2010 tentang Santifikasi


Jamu Dalam Penelitian Berbasis Pelayanan Kesehatan. Keputusan Menkes RI No 121/MenKes/SK/II/2008
tentang Penunjukan 12 pilot project sebagai tempat untuk melaksanakan pelayanan dan pengembangan
pengobatan komplementer. Peraturan Menteri Kesehatan No /Menkes/PER/IX/2007 tentang
penyelenggaraan pengobatan komplementer – alternatif

4 Pengobatan komplementer tradisional alternatif

Sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan definisi pengobatan komplementer tradisional – alternatif
adalah pengobatan non konvensional yang ditujukan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
meliputi upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif yang diperoleh melalui pendidikan
terstruktur dengan kualitas, keamanan dan efektifitas yang tinggi berlandaskan ilmu pengetahuan
biomedik tapi belum diterima dalam kedokteran konvensional.

Dalam penyelenggaraannya harus sinergi dan terintegrasi dengan pelayanan pengobatan konvensional
dengan tenaga pelaksananya dokter, dokter gigi dan tenaga kesehatan lainnya yang memiliki pendidikan
dalam bidang pengobatan komplementer tradisional – alternatif. Jenis pengobatan komplementer
tradisional -alternatif yang dapat diselenggarakan secara sinergi dan terintegrasi harus ditetapkan oleh
Menteri Kesehatan setelah melalui pengkajian.
6 Jenis pelayanan pengobatan komplementer – alternatif berdasarkan Permenkes RI, Nomor :
1109/Menkes/Per/2007 adalah : Intervensi tubuh dan pikiran (mind and body interventions) :
Hipnoterapi, mediasi, penyembuhan spiritual, doa dan yoga Sistem pelayanan pengobatan alternatif :
akupuntur, akupresur, naturopati, homeopati, aromaterapi, ayurveda

7 Cara penyembuhan manual : chiropractice, healing touch, shiatsu, osteopati, pijat urut

Pengobatan farmakologi dan biologi : jamu, herbal, gurah Diet dan nutrisi untuk pencegahan dan
pengobatan : diet makro nutrient, mikro nutrient Cara lain dalam diagnosa dan pengobatan : terapi
ozon, hiperbarik.

8 Masalah dan hambatan Belum menjadi program prioritas dalam penyelenggaraan pembangunan
kesehatan. Belum memadainya regulasi yang mendukung pelayanan kesehatan komplementer
tradisional - alternatif Masih lemahnya pembinaan dan pengawasan Terbatasnya kemampuan tenaga
kesehatan dalam melakukan bimbingan

9 Masih terbatasnya pengembangan program Pelayanan Kesehatan Komplementer Tradisional Alternatif


di Pusat dan Daerah Terbatasnya anggaran yang tersedia untuk Pelayanan Kesehatan Komplementer
Tradisional Alternatif Fungsi SP3T dalam penapisan Pelayanan Kesehatan Komplementer Tradisional
Alternatif belum berjalan sesuai harapan

10 Pelayanan kesehatan tradisional

Layanan Kesehatan Ramuan

11 Layanan Kesehatan Ketrampilan

12 RENSTRA KESEHATAN 2010-2014 Indikator 2010 2011 2012 2013 2014

Cakupan Kab yg menyelenggrakan yankestrad dan komplementer 10% 20% 30% 40% 50% Jumlah RS
yang menyelenggrakan yankestrad dan komplementer 26 36 46 56 70

13 Integrasi Pelayanan Komplementer


Pasien datang Pemeriksaan dan diagnosa Pilihan terapi yang diberikan Konvensional saja Konvensional
dan komplementer Komplementer saja TERAPI DAPAT DIBERIKAN OLEH YANG KOMPETEN

14 Sub direktorat bina layanan kesehatan tradisonal

Seksi standarisasi Seksi bimbingan dan evaluasi

15 Tugas pokok Menyiapkan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, norma, standar, prosedur
dan kriteria bidang layanan kesehatan tradisional Menyiapkan bahan bimbingan teknis, pemantauan
dan evaluasi serta penyusunan lapofran yankestrad.

16 ASOSIASI BATTRA Ikatan Homeopathy Indonesia (IHI)

Persatuan Akupuntur Seluruh Indonesia(PAKSI) Perhimpunan Chiropraksi Indonesia (Perchirindo) Ikatan


Naturopatis Indonesia (IKNI) Persatuan Ahli Pijat Tuna netra Indonesia (Pertapi) Asosiasi Praktisi Pijat
Pengobatan Indonesia (AP3I) Asosiasi Reiki Seluruh Indonesia (ARSI)

17 Asosiasi SPA Terapi Indonesia (ASTI)

Asosiasi pengobat Tradisional Ramuan Indonesia (ASPETRI). Ikatan Pengobat Tradisional Indonesia
(IPATRI) Asosiasi Bekam Indonesia (ABI) Asosiasi Therapi Tenaga Dalam Indonesia (ATTEDA).

18 Penyusunan sistem pelayanan pengobatan non konvensional untuk menata seluruh stakeholders
yang terkait dalam penyelenggaraan pengobatan komplementer tradisional-alternatif Penyusunan
formularian vadenicum pengobatan herbal yang dapat digunakan sebagai pedoman bagi dokter/dokter
gigi menuliskan resep (Physicians Desk Reference) sebagai penyempurnaan daftar obat herbal asli
Indonesia – jamu / tanaman obat yang telah dikeluarkan oleh Badan POM dan Direktorat Jenderal Bina
Pelayanan Farmasi

19 Penyusunan Pedoman / Panduan dan Standar Pelayanan Komplementer Tradisional Alternatif antara
lain : hipnoterapi, naturopi Mengembangkan RS dalam pelayanan pengobatan dan penelitian pelayanan
komplementer tradisional alternatif jamu dan herbal / tanaman asli Indonesia bekerja sama dengan : -
Lintas Program Terkait : Badan Litbangkes, Direktorat Jenderal Pelayanan Farmasi, Badan PPSDM - Lintas
Sektor Terkait : Balai POM, LIPI, Kemenristek, Universitas Menetapkan Kelompok Kerja Komplementer
Tradisional – Alternatif dengan Surat Keputusan Menteri Kesehatan

Anda mungkin juga menyukai