Definisi
Bartolinitis adalah infeksi pada kelenjar bartolin. Bartolinitis juga dapat
menimbulkan pembengkakan pada alat kelamin luar wanita. Biasanya,
pembengkakan disertai dengan rasa nyeri hebat bahkan sampai tak bisa
berjalan. Juga dapat disertai demam, seiring pembengkakan pada kelamin yang
memerah.
Bartolinitis adalah sumbatan duktus utama kalenjar bartolin menyebabkan
retensi sekresi dan dilatasi kistik. Bartholinitis adalah infeksi pada glandula
bartholin yang mana sering kali timbul pada gonorea akan tetapi dapat pula
mempunyai sebab lain, misalnya streptococus atau basil coli.
b. Etiologi
Bartolinitis disebabkan oleh infeksi kuman pada kelenjar bartolin yang
terletak di bagian dalam vagina agak keluar. Mulai dari chlamydia, gonorrhea,
dan sebagainya. Infeksi ini kemudian menyumbat mulut kelenjar tempat
diproduksinya cairan pelumas vagina.
a. Infeksi alat kelamin wanita bagian bawah biasanya disebabkan oleh :
Virus : kondiloma akuminata dan herpes simpleks
Jamur : kandida albikan
Protozoa : amobiasis dan trikomoniasis
Bakteri : neiseria gonore
b. Infeksi alat kelamin wanita bagian atas:
Virus : klamidia trakomatis dan parotitis epidemika
Jamur : asinomises
Bakteri : neiseria gonore, stafilokokus dan E.coli
c. Patofisiologi
Obstruksi duktus utama kalenjar bartolini distal bisa karena retensi, sekresi
dan dilatasi kistik. Terjadi penumpukan sekret mukus pada kelenjar bartolini.
Kelenjar bartolini membesar menjadi kista bartolini. Kista mengalami
peradangan dengan tanda-tanda memerah, nyeri dan lebih panas dari daerah
sekitarnya (bartolinitis). Isi dalam berupa nanah dapat keluar melalui duktus
atau bila tersumbat (biasanya akibat infeksi). Radang pada kelenjar bartolini
dapat terjadi berulang-ulang dan akhirnya dapat menahun dalam bentuk kista
bartolini.
d. Tanda dan gejala
1) Pada vulva: perubahan warna kulit, membengkak, timbunan nanah
dalam kelenjar, nyeri tekan
2) Kelenjar bartolin membengkak, terasa nyeri sekali bila penderita
berjalan atau duduk, juga dapat disertai demam
3) Kebanyakkan wanita dengan penderita ini datang ke pelayanan
kesehatan dengan keluhan keputihan dan gatal, rasa sakit saat
berhubungan dengan suami, rasa sakit saat buang air kecil, atau ada
benjolan di sekitar alat kelamin
4) Terdapat abses pada daerah kelamin
5) Pada pemeriksaan fisik ditemukan cairan mukoid berbau dan
bercampur dengan darah
e. Penatalaksanaan
Pemeriksaan kultur jaringan dibutuhkan untuk mengidentifikasi jenis
bakteri penyebab abses dan untuk mengetahui ada tidaknya infeksi akibat
penyakit menular seksual seperti Gonorrhea dan Chlamydia. Kultur jaringan
diambil swab dari abses atau dari daerah lain seperti serviks. Hasil tes ini baru
dilihat setelah 48 jam kemudian.biopsi dilakukan apabila terjadi pada kasus
yang dicurigai keganasan. Terapi pengobatan juga dilakukan melalui
pemberian antibiotik spektrum luas.
Pengobatan yang cukup efektif saat ini adalah dengan antibiotika golongan
cefadroxyl 500 mg, diminum 3×1 sesudah makan, selama sedikitnya 5-7 hari,
dan asam mefenamat 500 mg (misalnya: ponstelax, molasic, dll), diminum 3×1
untuk meredakan rasa nyeri dan pembengkakan, hingga kelenjar tersebut
mengempis.
Pemeriksaan Penunjang:
a. Laboratorium
b. Vullva
c. In speculo
f. Pencegahan
1) Hindari melakukan hubungan seksual berganti-ganti pasangan. Ingat,
kuman juga bisa berasal dari pasangan Anda. Jika Anda berganti-ganti
pasangan, tak gampang mendeteksi sumber penularan bakteri.
Peradangan berhubungan erat dengan penyakit menular seksual dan
pola seksual bebas.
2) Biasakan membersihkan alat kelamin setelah berhubungan seksual.
3) Untuk mengatasi radang, berbagai cara bisa dilakukan. Salah satunya
adalah gaya hidup bersih dan sehat diantaranya konsumsi makanan
sehat dan bergizi. Usahakan agar Anda terhindar dari kegemukan yang
menyebabkan paha bergesek. Kondisi ini dapat menimbulkan luka,
sehingga keadaan kulit di sekitar selangkangan menjadi panas dan
lembap. Kuman dapat hidup subur di daerah tersebut.
4) Hindari mengenakan celana ketat, karena dapat memicu kelembapan.
Pilih pakaian dalam dari bahan yang menyerap keringat agar daerah
vital selalu kering.
5) Periksakan diri ke dokter jika mengalami keputihan cukup lama. Tak
perlu malu berkonsultasi dengan dokter kandungan sekalipun belum
menikah. Karena keputihan dapat dialami semua perempuan.
6) Berhati-hatilah saat menggunakan toilet umum. Siapa tahu, ada
penderita radang yang menggunakannya sebelum Anda.
7) Biasakan membersihkan diri, setelah buang air besar, dengan gerakan
membasuh dari depan ke belakang.
8) Jika tidak dibutuhkan, jangan menggunakan pantyliner. Perempuan
seringkali salah kaprah. Mereka merasa nyaman jika pakaian
dalamnya bersih. Padahal penggunaan pantyliner dapat meningkatkan
Kelembapan kulit di sekitar vagina.
9) Alat reproduksi memiliki sistem pembersihan diri untuk melawan
kuman yang merugikan kesehatan. Produk pembersih dan pengharum
vagina yang banyak diperdagangkan sebetulnya tidak diperlukan.
Sebaliknya jika digunakan berlebihan bisa berbahaya.
1. Patway
Nyeri
Kurang Proses
pengetahuan peradangan/infeksi
Cemas Perangsangan
reseptor nyeri
Kuman menginfeksi
vestibula di sekitar duktus
drainase
Menginfeksi daerah
vulva
4. Diagnosis Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul adalah sebagai berikut:
a. Nyeri berhubungan dengan proses peradangan dan perangsangan reseptor
nyeri
b. Disfungsi seksual berhubungan dengan proses penyakit
c. Cemas berhubungan dengan perubahan status kesehatan
d. Defisit perawatan diri berhubungan dengan keterbatasan gerak
e. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang
penyakit
5. Rencana Tindakan Keperawatan
No. Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Rencana Tindakan Rasional
Hasil
1. Nyeri berhubungan dengan proses Tujuan: 1. Kaji tanda-tanda vital 1. Mengetahui kondisi umum
peradangan dan perangsangan Setelah dilakukan pasien
reseptor nyeri tindakan keperawatan 2. Kaji skala nyeri (skala 2. Mengetahui tingkat nyeri pasien
selama 1x24 jam nyeri PQRST)
pasien dapat teratasi
Kriteria Hasil: 3. Atur posisi pasien 3. Mengurangi rasa nyeri
1. Pasien tidak meringis senyaman mungkin
kesakitan
2. Nyeri pasien 4. Anjurkan teknik 4. Mengurangi rasa nyeri
berkurang atau hilang relaksasi (napas dalam)
3. Skala nyeri berkurang
4. KU baik 5. Kolaborasi: pemberian 5. Analgesik dapat memblok
analgesik reseptor nyeri pada susunan
syaraf pusat
3. Cemas berhubungan dengan Tujuan: 1. Berikan penjelasan pada 1. Menginformasikan kondisi klien
perubahan status kesehatan Setelah dilakukan klien mengenai kondisi yang sebenarnya
tindakan keperawatan yang dialami
selama 1x24 klien
mengalami penurunan 2. Jelaskan tujuan, 2. Klien lebih mengeti tentang
cemas manfaat, dan apa yang prosedur yang akan dilakukan
Kriteria Hasil: dirasakan klien selama
1. Klien mampu prosedur berlangsung
mengidentifikasi tanda
dan gejala cemas 3. Berikan dukungan 3. Mempersiapkan klien sbelum
2. Postur tubuh, ekspresi emosional kepada klien menjalani prosedur tindakan
wajah, dan bahasa
tubuh menunjukkan 4. Dorong klien 4. Mengetahui keluhan yang
berkurangnya cemas mengungkapkan dirasakan klien
perasaannya
Etiologi
Kuman stapilococcus
Kuman gonococcus
Basil foliformis dan organisme lain
Mansjoer, Arif dkk. 2001. Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3. Jakarta : Media
Aesculapius FK UI.