Anda di halaman 1dari 14

HANDOUT

Mata Kuliah : KEPERAWATAN ANAK


Topik : Komunikasi efektif pada Anak
Sub Topik : 1. Pengertian Komunikasi

2. Komunikasi pada beberapa tingkat Usia

3.Proses komunikasi pada bayi dan anak

4. Sikap dalam komunikasi

5. Sikap komunikasi terapeutik

6. Cara berkomunikasi dengan anak.

Waktu : 100 menit

Dosen : Fibrinika Tuta Setiani, S.SiT., M.Keb

Objektif Perilaku Siswa :

Setelah mengikuti mata kuliah ini mahasiswa diharapkan mampu :

1. Menjelaskan tentang pengertian Komunikasi

2. Menjelaskan tentang Komunikasi pada beberapa tingkat Usia

3. Menjelaskan tentang Proses komunikasi pada bayi dan anak

4. Menjelaskan tentang sikap dalam komunikasi

5. Menjelaskan tentang Sikap komunikasi terapeutik

6. Menjelaskan tentang Cara berkomunikasi dengan anak.


Referensi

Dalami,dkk. 2009. Komunikasi dan Konseling dalam Praktik Kebidanan. Jakarta : TIM.

Purwoastuti, Endang, dkk. 2015. Komunikasi dan Konseling Kebidanan. Yogyakarta:


Pustaka Baru

Siti, M., & Indrayana, S. (2015). Komunikasi Terapeutik Perawat Berhubungan dengan
Kepuasan Pasien with The Patient ’ s Satisfaction. Jurnal Ners Dan Kebidanan Indonesia,
4(1), ISSN2354-7642.

Nasir. (2009). Komunikasi dalam keperawatan, 142–143.


URAIAN MATERI
1. PENGERTIAN KOMUNIKASI
Komunikasi pada umumya diartikan sebagai hubungan atau kegiatan-kegiatan yang
saling terkait dengan masalah hubungan, atau diartikan pula sebagai saling tukar-
menukar pendapat. Komunikasi dapat juga diartikan hubungan kontak antar manusia
baik individu maupun kelompok.
Disimpulkan bahwa komunikasi adalah penyampaian informasi dan pengertian dari
seorang kepada orang lain. Jadi komunikasi adalah pernyataan manusia, sedangkan
pernyataan tersebut dapat dilakukan dengan kata-kata tertulis ataupun lisan di samping
itu dapat dilakukan juga dengan isyarat-isyarat atau symbol.
a. Unsur-unsur komunikasi :
1) Sumber
2) Komunikator
3) Pesan
4) Channel (saluran)
5) Feedback (umpan balik)
b. Proses Komunikasi :
1) Fact Finding
Menyaring dan mengumpulkan data sebelum seseorang melakukan kegiatan
komunikasi.
2) Planning
Berdasarkan fakta dan data itu dibuatkan rencana tentang apa yang akan
dikemukakan dan bagaimana mengemukakannya.
3) Communicating
Setelah planning disusun maka tahap selanjutnya adalah berkomunikasi.
4) Evaluation
Penilaian dan analisis kembali diperlukan untuk melihat bagaimana hasil
komunikasi tersebut.
c. Faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi :
a.       Kebisingan
b.      Keadaan psikologi komunikan
c.       Kekurangan komunikator atau komunikan
d.      Kesalahan oleh komunikator
e.       Kurangnya pengetahuan komunikan
f.       Bahasa
g.      Isi pesan berlebihan
h.      Bersifat satu arah
i.        Faktor teknis
j.        Kepentingan atau interest
k.      Prasangka
l.        Cara penyajian yang verbalistis atau sebagainya
d. Bentuk komunikasi :
a.       Komunikasi massa
b.      Komunikasi interpersonal
c.       Komunikasi intrapersonal
d.      Komunikasi kelompok

2. KOMUNIKASI PADA BERBAGAI TINGKAT USIA ANAK


a.       Fase prelinguistik (fase sebelum bicara)
Suara yang pertama terdengar dari BBL adalah berupa tangis bayi sebagai reaksi
sehubungan dengan perubahan tekanan udara dan suhu diluar intrauterine. Sampai
umur 1 tahun bayi hanya dapat mengkomunikasikan kebutuhannya lewat tangisan.
Bayi akan menangis apabila dia lapar, pantatnya basah kena air seni atau buang air
besar, karena kesakitan atau minta perhatian orang lain.
-          Tangisan lapar dimulai dengan suara mendatar menjadi meningkat sesuai
dengan kebutuhannya.
-          Tangisan kesakitan biasanya berupa suatu teriakan yang mendadak karena
bayi terkejut.
-          Tangisan rasa tidak nyaman atau minta perhatian, dimana tangisan bayi akan
berlangsung terus menerus.
a)      Minggu kedua mengeluarkan suara yang enak dimulai terlihat tersenyum ketika
merakan kepuasan. Contoh bila diajak bercanda atau diajak berbicara.
b)      Setelah tiga minggu bayi belum bisa membedakan wajah yang dilihatnya. Reaksi
orang tuanya/orang dewasa teradap senyuman mempunyai fungsi meredakan dan
menimbulkan perasaan dekat.
c)      Perkembangan bahasa anak bayi mulai berlangsung pada usia 2-6 bulan. Rasa-rasa
puas dinyatakan oleh bayi dengan anada rendah.
d)     Usia 4-5 bulan suara sedemikian ini sering diucapkan pada saat-saat ia bangun tidur.
e)      Umur 5-6 bulan, bayi mulai berbicara dengan mengeluarkan macam-macam bunyi
dengna nada-nada keras, perlahan dan tiggi rendah, sesuai dengan nada kehidupan
perasaannya.
f)       Usia 9-10 bulan, bayi mulai menggunakan suku kata yang diulang, seperti mama,
papa, mam mam, wa-wa, uk-uk, dna lainnya. kata mama dihubungkan dengan ibunya,
dan papa dikaitkan dengan ayahnya. Ketika ditanya “dimana mama?” maka ia akan
menoleh dan mencari ibunya sekalipun dia belum mampu mengucapkan kalimat
untuk ekspresi tersebut.
Untuk mengucapkan huruf mati seperti b, atau k, bayi memerlukan pertumbuhan
motorik yang cukup untuk bibir, lidah, tenggorokan, dan suara pada saat yang sama.
Juga sewaktu-waktu mengkombinasikan antara huruf hidup dan huruf mati. Contoh :
da, da, dan ge, ge.
Fase pre linguistik termasuk bunyi releksi (berupa reflex vocal) yaitu meliputi :
1)      “Babbling” (meraban)
Dimulai ketika bayi mengetahui suaranya. Bayi suka mengeluarkan suara
berulang ketika merasa senang sendiri dan berbicara sendiri dengan dirinya
sendiri. Bubbling (meraban) sering terjadi setelah bayi berusia 7 bulan, bayi
berusaha meniru suara yang didengar dari sekitarnya dan kemudian timbul
“lalling” yaitu mengulang suara sura yang didengar dari sekitarnya.
2)      “Echolalia”
Yaitu mengulang gema suara dari suar ayang diucapkan oleh orang lain. Bayi
sudha bisa sadar mendengar, misalnya bila diucapkan kata : da, da “ia mengulang
kata itu walaupun artinya tidak ada, bayi mulai belajar memanipulasi lidah, bibir,
tenggorokan dan meniru suara yang dikeluarkan oleh orang lain.
b.      Kata pertama
Pada usia 10-12 bulan tumbuh pengertian pasif dari bahasa. Bayi memberikan respon
terhadap kata-kata yang familiar (sudah dikenal) seperti kata mamam (makan) atau
nama yang sudah dikenal yaitu namanya sendiri atau nama anggota keluarga yang
lain, nama hewan peliharaan. Untuk mendengarkan bahasa yang pertama ini perlu
untuk mendengarkan apa yang dikatakan anak sehubungan dengan apa yang
dikerjakan dan situasi pada saat itu. Bicara yang sesungguhnya dimulai pada umur 12-
18 bulan. Ketika anak berkata, kata ini digunakan dengan sungguh-sungguh dan bisa
dimengerti maksudnya. Anak juga mengucapkan satu kata tapi mengandung arti satu
kalimat, misalnya bila anak berkata :and i” berarti “saya mau mandi”.
Umumnya anak bisa mengatakan 4 kata pada umur 15 bulan. 10 kata kurang lebih
pada usia 18 bulan, 50 kata kuran glebih pada usia 2 tahun, dan pembendaharaan kata
makin meluas. Anak bisa bereaksi terhadap perintah orang tuanya, misalnya berikan
itu kepada saya.
c.       Kalimat pertama
Pada umur 2 tahun anak mulaibelajar menyusun kata. Pada periode ini dikenal
sebagai permulaan pembicaraan komplit, yaitu menggunakan kombinasi beberapa
latar dalam susunan tata bahasa. Pada awalnya 2 kata, 3 kata, 4 kata dan selanjutnya
sampai terbentuklah kalimat seperti orang dewasa
d.      Kemampuan berbicara egosentris dan memasyarakat.
Psikologi Prancis Jean Peeget mengkategorikan anak dari umur 4 sampai 11 tahun ke
atas berbicara egosentris dan memasyarakat.
1)      Kemampuan berbicara egosentris (berpusat pada diri sendiri).
-          Repetitif (pengulangan)
Bila seorang anak berbicara…, kata-kata yang diucapkan oleh anak itu diulangi
oleh anak lain. Kemudian anak itu menrgulanginya lagi, dan kemudian diucapkan
kembali oleh anak lain.
-          Monolog (berbicara satu arah)
Arti Kemampuan berbicara seperti ini biasanya pada anak-anak prasekolah. Ia
berbicara sendiri dan panjang.
-          Monolog kolektif
Sewaktu anak berbicara ada kehadiran anak yang mereka masing-masing
berbicara tetapi pembicaraan mereka berbeda.
Menurut Lev Vygotsky: “kemampuan brbicara egosentris merupakan bentuk
petunjuk dan bantuan bagi anak dalam menyelesaikan masalahny sendiri. Mampu
berbicara egosentris berorientasi kepada tujuan yang akan dicapai dan
komunikatif.
2)      Kemampuan berbicara masyarakat menunjukkan adanya tukar pikiran dengan
orang lain, termasuk pertanyaan, jawaban, perintah, kritik terhadap orang lain.
Pada anak pra sekolah kemampuan berbicara egosentris semakin berkurang dan
kemampuan berbicara masyarakat menjadi lebih menonjol. Kemampuan ini
diperlukan karena pada usia ini anak mulai diperkenalkan pada dunia baru yakni
dunia pendidikan formal.
e.       Perkembangan semantik
Semantic adalah pengetahuan mempelajari arti dari pada bahasa yang diajarkan. Kata
yang digunakan oleh anak tidak selalu menunjukkan maksud kata itu kepadaorang
dewasa. Anak pertama kali belajar memahami arti kongkrit dan jenis kata kongkrit.
Kemudian lambat laun ia memahami arti dan jenis kata abstrak.
Contoh : pertama kali anak mengetahui kata meja dan kursi selanjutnya ia dapat
menyebutkan sebagai kategori perabot atau ia mulai kata jeruk dan apel dan
selanjutnya menyebutkan buah-buahan.
f.       Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan bahasa
1)      Intelegensi (kecerdasan)
Anak yang lebih cerdas lebih cepat berbicara daripada anak yang kecerdasannya lebih
rendah. Pembendaharaan kata lebih cepat bertambah, cara, mengucapkan lebih betul
dan menyusun kalimat dan tata bahasa lebih benar. Anak yang cacat mental lambat
dalam pertambahan pembendaharaan kata.
2)      Jenis kelamin
Wanita cenderung lebih superior, baik dalam penambahan pembendaharaan kata dan
pengucapannya. Anak laki-laki lebih unggul dalam menggunakan kata-kata tertentu.
Anak wanita lebih unggul dalam menggunakan kata-kata sesuai dengan tata bahasa.
3)      Bilingual (dua bahasa)
Hasil penelitian yang kontradiksi menunjukkan bahwa pada anak-anak dari keluarga
yang menggunakan dua bahasa akan terhambat perkembangan bahasanya terutama
pada usia pra sekolah. Lambart dan Tucker (1972) mengatakan bahwa perkembangan
bahasa tidak terhambat pada anak dari keluarga dengan menggunakan dua bahasa
sampai periode 7 tahun. Justru anak dan keluarga ini unggul dalam kreativitas mulai
unggul.
4)      Status tunggal atau kembar
Bukti-bukti telah menunjukkan bahwa anak kembar dua tiga memperlihatkan
keterlambatan pada aspek tertentu pada perkembangan bahasa terutama pada usia pra
sekolah.
Hal ini diperkirakan karena :
-          Anak kembar menerima rangsangan bicara yang kurang dari orang.
-          Mereka tumbuh bersama terlalu berdekatan dan saling mengerti dengan cepat
gambaran pembicaraan mereka.
-          Kurang motivasi berbicara dengan orang lain.
5)      Rangsangan/doronganrbicara dengan orang tuanya. pertumbuhan orang tua
Pertumbuhan perbendaharaan kata dapat bertambah pada anak yang sering berbicara
dengan orang tuanya. Pertumbuhan perbendaharaan kata akan lebih lambat pada
anak-anak yang kurang sering berkumpul sesame anak-anak atau menonton televise.
Jenis dorongan dari orang tua sangat penting, hanya pada anak yang
menunjukkanperkembangan komunikasi cepat, ternyata sering berinteraksi dengan
orag tuanya.
Anak yang mempunyai ibu yang berorientasi pada objek dan tidak kritis, berkembang
lebih cepat, sebab ibu-ibu seperti ini lebih banyak berbicara dan bertanya tentang
mainan anaknya dari pada ibu yang kritis dan intrusive (mencampuri). Ibu seperti ini
terfokus pada peberian instruksi tentang bagaimana memperlakukan mainannya
kepada anaknya. Perbendaharaan kata bertambah pada anak-anak yang sering pergi
keluar rumah dan berjumpa dengan banyak orang dewasa.
6)      Sosial ekonomi
Anak dari sosial ekonomi yang lebih tinggi, menggunakan kata-kata yang lebih
banyak dari pada orang tuanya yang sosial ekonominya lebih rendah.
Umur Perkembangan
Bayi baru lahir Waktu lahir menangis, udara masuk melalui pita suara, 2-
3 minggu tangisan menjadi berbeda.
Bayi 2-3 bulan mulai babbling
7 bulan mengulang suara yang didengar
10-12 bulan bereaksi pada kata yang dikenal (familie),
satu kata mulai diucapkan
Toddle (2-3 tahun) 2 tahun mulai punya 50 kata meningkat dengan cepat
sampai 800-1000 kata
Mengerti symbol dalam bentuk kata, gambar, kesalahan
tata bahasa masih biasa
Pra sekolah 4 tahun pembendaharaan kata 1600 kata dapat membuat
kalimat lengkap
5-6 ejaan yang kekanak-kanakan mulai hilang
Masa sekolah 6 tahun sanggup membentuk struktur kalimat
Pembicaraan egosentris berkurang
Pembendaharaan kata bertambah dialek dan kata-kata
umpatan mulai diketahui
8-12 tahun mulai suka membual
Remaja Menggunakan bahasa dari grup yang kecil, pembicaraan
menggambarkan bahwa sudah mengenal hipotesa
Dewasa Kesanggupan penuh untuk berbicara
Pembicaraan menggambarkan spesialisasi

3. PROSES KOMUNIKASI PADA BAYI DAN ANAK


Dukungan secara psikologis dengna jalan kontak langsung, kontak fisik dan
lindungan ayah bunda akan sama besar nilainya dengna lindungan fisik dan kehangatan
keamanan ketika si bayi/anak masih ada dalam rahim ibunya. Sangat penting sekali dalam
berkomunikasi dengan bayi dan anak dengan belaian, dukungan dan sentuhan mesra akan
menimbulkan rasa senang, bahagia pada bayi dan anak.
Dalam membantu usaha kearah itu, seorang bidan dapat mmendorong, membantu
ibuserta pihak lain yang terkait dengan pemeliharaan bayi dan anak dalam memberikan
dukungan, rangsangan aktif dalam perkembangan bahasa dan emosional bayi dan anak
dengan cara-cara sebagai berikut :
1.      Memperbaiki model orang tuanya
Orang tua dianjurkan agar lebih mempelajari bahasa yang baik, bahasa yang
komunikatif sesuai dengna tingkat perkembangan bayi dan anak.
2.      Mendorong kemampuan komunikasi, baik secara verbal maupun non verbal
Anak sangat memerlukan berbagai pengalaman verbal misalnya seperti bersajak,
membaca dengan keras, dan memperbanyak pemberian kesempatan anak mengatakan
pendapatnya, antara lain dengan menggambar, menulis, bermain musik dan lain-lain.
3.      Berikanlah anak pengalaman anak untuk dapat berbicara
Anak berbicara bila mempunyai pengalaman atau sesuatu yang akan dibicarakan. Bila
ada kesempatan, bidan atau orang tuanya harus menyediakan mainan, buku-buku
bergambar, nomor-nomor warna, yang memberikan kesempatan kepada anak untuk
berkomunikasi.
4.      Mendorong anak untuk mendengar
Doronglah anak untuk mendengar dan mengulang, sajak atau nyanyian yang
diberikan oleh bidan atau doronglah anak untuk bertanya tentang bunyi-bunyian dan
lain-lain.
5.      Mendorong anak untuk berbicara sebagai pengganti tindakan/aksi
Kemamuan anak untuk mengekspresikan dirinya secara verbal bisa ditingkatkan oleh
orang tua dengan cara langsung menanyakan apa yang mereka inginkan.
Contoh : bila orang tua melihat anaknya membuntuti temannya yang baik sepeda tiga
roda, maka ia langsung menannyakan apa yang diinginkan anak itu.
6.      Gunakan kata (istilah) yang pasti dan benar
Anak-anak belajar membedakan warna, ukuran, bentuk, posisi, dan hak milik suatu
benda apabila istilah digunakan pasti dan benar.
Contoh : orang tua lebih baik mengatakan “ambil bola merah dan besar dari meja itu”
daripada mengatakan “bwa barang itu kemari”, atau “singkirkan mainan itu!”.
4.    SIKAP DALAM KOMUNIKASI
Komunikasi Terkait Kesehatan:
-          Empati
-          Kontrol
-          Percaya
-          Jaga kerahasiaan
-          Konfirmasi
Hal-hal yang harus diperhatikan oleh komunikator antara lain :
1)      Penampilan
Khusus dalam komunikasi tatap muka atau yang menggunakan media pandang
dengan audio visual, seorang komunikator harus menyesuaikan diri dengan
lingkungan dan komunikan. Penampilan ini sesuai dengan tata karma dan
memperhatikan keadaan, waktu, dan tempat (ketupat).
2)      Penguasaan masalah
Seseorang yang tampil/ditampilkan sebagai komunikator haruslah betul-betul
menguasai masalahnya. Apabila tidak, maka setelah proses komunikasi
berlangsung akan menimbulkan ketikdak percayaan terhadap komunikator
danakhirnya terhadap pesan itu sendiri yang akan menghambat efektifitas
komunikasi. Dalam proses komunikasi timbale balik, yang lebih menguasai
masalah akan cenderung memenangkan tujuan komunikasi.
3)      Penguasaan bahasa
Komunikator harus menguasai bahasa dengan baik. Bahasa ini adalah bahasa yang
digunakan dan dapat dipahami oleh komunikan. Komunikator mutlak menguasai
istilah-istilah umum untuk digunakan oleh lingkungan tertentu. Tanpa penguasaan
bahasa secara baik dapat menimbulkan kesalahan penafsiran atau menimbulkan
ketidak percayaan terhadap kemunikator. Sebaiknya gunakan bahasa yang baik
dan benar.
Bagaimana sikap dalam menghadapi anak sesuai dengan usia tumbuh kembangnya :
1)      Bayi (0-<1 tahun)
Prinsip:
-          Mempertahankan kontak mata
-          Verbal: sering mengajak bayi berbicara
Non verbal : sentuhan, belaian
2)      Balita (1-5 tahun)
Prinsip:
-          Pertahankan kontak mata dan sering beri senyuman
-          Berbicara jelas dan mengunakan kata-kata serta kalimat sederhana
-          Beri kesempatan balita berbicara dan dengarkan
-          Motivasi balita untuk mau berbicara, gunakan alat bantu spt boneka, mobil-
mobilan
-          Libatkan keluarga jika perlu
5.   SIKAP KOMUNIKASI TERAPEUTIK
Komunikasi teraupeutik berarti suatu proses penyampaian nasehat kepada klien untuk
mendukung upaya penyembuhan.seorang bidan bila merawat kliennya terlebih dahulu
menyampaikan ide dan pikirannya, sehingga orang yang dirawatnya itu memahami apa yang
dilakukan olehnya.
Bidan sebagai komunikator, harus bersikap tegas, penuh penerimaan, penuh
penghargaan, dan jangan menunjukkan kesombongan, ragu, dan menunjukkan ketidak
percayaan dihadapan klien.
Teknik-teknik komunikasi secara verbal :
1)      Mendengarkan secara aktif
Bidan harus memperhatikan pesan, ungkapan, baik yang diungkapkan secara verbal
ataupun non verbal oleh klien tersebut. Bidan harus dapat menarik kesimpulan terhadap
perasaan klien yang telah diungkapkan. Seperti : “Bagus bu : aduh kasihan juga; lalu apa
lagi yang ibu rasakan?”
2)      Memulai pembicaraan
Bidan harus melakukan dengan sangat hati-hati. Utamakanlah keramahan, sikap
bersahabat, serta penerimaan yang sangat baik, sebaiknya jangan langsung ke
permasalahannya. Contoh : “selamat pagi bu, apakah ibu dapat menikmati tidur nyenyak
semalam di rumah sakit ini?”
3)      Mengulang pembicaraan
Mengulang kata-kata klien menggnakan kata-kata bidan sendiri. Dalam hal ini bidan
mengungkapkan kembali apa yang telah dikemukakan oleh klien.
Contoh :
Klien : “Sebenarnya saya tidak menginginkan untuk dirawat disini,banyak
permasalahan yang saya hadapi sekarang, sulit rasanya saya mengungkapkan
seluruhnya.”
Bidan : “Jadi ibu menyatakan sebenarnya tidak ingin dirawat disini karena
banyak masalah yang sedang ibu hadapi, yang menyulitkan ibu untuk
mengungkapkannya disini..?”
4)      Memantulkan perasaan klien
Bidan harus mampu memantulkan apa yang dirasakan oleh klien, sikap klien yang
terungkap melalui kata-kata klien, dengan menggunakan kata-kata bidan.
Contoh :
Klien : “Bu bidan, mungkin hanya kepada bu bidan yang perlu saya
beritahukan apa yang muncul di hati saya. Pada kehamilan yang lalu saya menderita
penyakit seperti ini. Sekarang sulit rasanya saya akan memperoleh kesembuhan.”
Bidan : “Ya, kelihatannya ibu amat pesimis tentang kesembuhan ibu,”
5)      Membagi pengalaman klien.
Dalam situasi ini, bidan hendaknya menyatukan diri dengan klien, seakan-akan apa yang
dirasakan klien juga dirasakan oleh bidan.
Contoh :
Klien : “Apa yang telah saya lakukan bersama-sama dengan suami dan
keluarga sya sama sekali tidak ada hasilnya. Saya sudah pasrah dan sedih, lebih-lebih jika
melihat anak-anak saya masih kecil, ….klien menangis.”
Bidan : “Ibu, saya merasakan sedih sekali apa yang ibu sedihkan, tetapi
marilah kita sama-sama menagatasinya.”
6)      Persetujuan
Pernyataan bidan yang menyetujui anggapan atau gagasan klien dapat membeikan
bantuan emosional kepada klien.
Contoh :
Klien : “Tetapi dengan melihat anak-anak masih kecil yan gmemerlukan kasih
saying dari orang tuanya, tumbuh perlawanan dari diri saya untuk berjuang sekuat tenaga
dna juga selalu berdoa, semoga lekas sembuh.”
Bidan : “Bagus sekali bu, itu merupakan suatu sikap yang amat baik, semoga
berhasil.”
7)      Dukungan
Dukungan disini maksudnya adalah pernyataan bidan guna membeirkan dukungan serta
dorongan kepada klien agar timbul rasa kepercayaan kepada dirinya sendiri, atau
menimbulkan rasa simpati.
Contoh :
Klien : “Bu bidan, beginilah keadaan/nasib saya, saya mohon janganlah saya
dibiarkan lebih menderita lagi.”
Bidan : “Saya memahami apa yang sedang ibu rasakan. Ketahuilah bu, saya
akan merasa gembira sekali apabila saya dapat membantu ibu….”
8)      Pembatasan
Pembatasan disini dimaksudkan, bahwa bidan perlu membatasi gerak/tindakan klien agar
tidak melampaui batas sehingga merugikan dirinya sendiri.
Contoh :
Klien : “Saya jengkel dengna keadaan diri saya, saya menyesali diri saya.
Kadang-kadang jengkel dengan semua orang di rumah saya, akh..tidak tahulah bu bidan,
apalagi yang muncul dihati saya.
Bidan : “Bu, ibu bebas mengutarakan segala kekesalan ibu, kejengkelan ibu,
tetapi satu hal yang tidak boleh ibu lakukan yaitu melalaikan makan, makan obat dan
latihan yang telah saya sarankan kepada ibu.”
9)      Mengajukan Pembatasan
Bidan dapat mengajukan beberapa pertanyaan, apakah pertanyaan untuk meminta
penjelasan tentang keluhan ataukah pertanyaan yang menyangkut keadaan lingkungan
dan lain-lainnya.
Contoh :
Bidan : “Coba ibu ceritakan tentang usaha-usaha pengobatan yang telah ibu
laksanakan !”.
10)  Memberi Saran
Maksudnya, bidan memberikan keterangan atau saran kepada klien. Pemberian saran ini
hendaknya dikemukakan pada akhir pembicaraan.
Contoh :
Bidan : “Sepertinya saya sudah melihat banyak kemajuan yang telah ibu
peroleh, misalnya ; ibu sudah dapat berjalan, kadar darah ibu sudah meningkat. Saya
minta ibu terus minum obat dengan teratur dan tingkatkan frekuensi untuk latihan
jalan…!?”
11)  Menolak
Penolakan disini maksudnya, melarang klien secara langsung ataukah tidak langsung
untuk menjelaskan rencana/tindakan yang merugikan dirinya.
Contoh :
Klien : “Bu bidan, sedikitpun tidak ada kemampuan yang saya rasakan,
banyak biaya yang telah saya habiskan yang mungkin bisa dipakai untuk biaya sekolah
anak-anak saya”.
Bidan : “Bu, perlu ibu pertimbangkan sebaik-baiknya sebelum ibu
memutuskan hal itu. Rundingkanlah dengna suami dan keluarga ibu”.
12)  Menyimpulkan
Maksudnya, setelah terjadinya pembicaraan dengan klien, bidan dapat menyimpulkan apa
saja yang telah disepakati oleh klien.
Contoh :
Bidan : “Bu, kita telah berbicara banyak mengenai perawatan dan pengobatan
ibu, kalau tidak salah kita telah menyepakati beberapa hal : ibu akan berusaha untuk
mentaati petunjuk perawatan, ibu bersedia untuk menjalani pemeriksaan yang akan kami
laksanakna”.
6. CARA BERKOMUNIKASI DENGAN ANAK.
Bidan dapat mendorong, membantu ibu serta pihak lain yang terkait dengan pemeliharaan
bayi dan anak dalam memberkan dukungan, rangsangan aktif dalam perkembangan bahasa
dan emosional bayi dan anak dengan cara-cara sebagai berikut :
1)      Memperbaiki model orang tuanya.
Orang tuanya dianjurkan agar lebih mempelajari bahasa yang baik, bahasa yang
komunikatif sesuai dengan tingkat perkembangan bayi dan anak.
2)      Mendorong kemampuan komunikasi, baik secara verbal maupun non verbal.
Anak sangat memerlukan berbagai pengalaman verbal misalnya : bersajak, membaca
dengan keras, dan memperbanyak pemberian kesempatan anak mengatakan pendapatnya,
antara lain dengan menggambar, menulis, bermain music dan lain-lain.
3)      Berikan anak pengalaman anak untuk dapat berbicara.
Bidan atau orang tuanya harus menyediakan mainan, buku-buku bergambar, nomor-
nomor warna, yang memberikan kesempatan kepada anak untuk berkomunikasi.
4)      Mendorong anak untuk mendengar.
Doronglah anak untuk mendengar dan mengulang sajak atau nyanyian yang diberikan
oleh bidan atau doronglah anak untuk bertanya tentang bunyi-bunyian dan lain-lain.
5)      Mendorong anak untuk berbicara sebagai pengganti tindakan/aksi.
Kemampuan anaknya untuk mengekspresikan dirinya secara verbal nisa ditingkatkan oleh
orang tua dengan cara langsung menanyakan apa yang mereka inginkan. Contoh : bila
orang tua melihat anaknya membuntuti temannya yang naik sepeda tiga roda, maka ia
langsung menanyakan apa yang diinginkan anak itu.
6)      Gunakanlah kata (istilah) yang pasti dan benar.
Anak-anak bisa belajar membedakan warna, ukuran, bentuk, posisi dan hak milik suatu
benda apabila istilah digunakan pasti dan benar. Contoh : orang tua lebih baik
mengatakan “ambil bola yang merah dan besar di meja itu”, dari pada mengatakan “bawa
barang itu kemari,”atau”singkirkan mainan itu!”.

*******************************

Anda mungkin juga menyukai