PERTEMUAN 8
AUDIT TERHADAP SIKLUS PRODUKSI : PENGUJIAN SUBTANTIF
TERHADAP SALDO SEDIAAN
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai deskripsi mengenai
persediaan, tujuan dan program pemeriksaan pengujian subtantif saldo
sediaan. Diharapkan Anda harus mampu:
1.1 Mengetahui deskripsi mengenai persediaan
1.2 Mengetahui tujuan pengujian subtantif saldo sediaan
1.3 Mengetahui program pengujian subtantif saldo sediaan
B. URAIAN MATERI
Auditing II 85
Universitas Pamulang S1 Akuntansi
Auditing II 86
Universitas Pamulang S1 Akuntansi
Auditing II 87
Universitas Pamulang S1 Akuntansi
Auditing II 88
Universitas Pamulang S1 Akuntansi
Auditing II 89
Universitas Pamulang S1 Akuntansi
Auditing II 90
Universitas Pamulang S1 Akuntansi
Prosedur Analitik
Merupakan pengecekan secara menyeluruh mengenai kewajaran
sediaan yang disajikan di neraca. Dalam prosedur ini, auditor menghitung
berbagai ratio yang bersangkutan dengan sediaan, misalnya tingkat
perputaran berbagai kelompok sediaan, dan jika terdapat fluktuasi ratio
tertentu dari ratio tahun sebelumnya, auditor berkewajiban mendapatkan
penjelasan mengenai penyebab terjadinya fluktuasi ratio tersebut.
Hubungan antara tingkat perputaran sediaan, tingkat sediaan pada
tanggal neraca, dan volume penjualan semuanya harus mendukung
Auditing II 91
Universitas Pamulang S1 Akuntansi
Auditing II 92
Universitas Pamulang S1 Akuntansi
Auditing II 93
Universitas Pamulang S1 Akuntansi
Auditing II 94
Universitas Pamulang S1 Akuntansi
a. Masalah yang berkaitan dengan bisnis entitas dan industri yang menjadi
tempat usaha entitas tersebut.
b. Kebijakan dan prosedur akuntansi entitas tersebut.
c. Metode yang digunakan oleh entitas tersebut dalam mengolah informasi
akuntansi yang signifikan, termasuk penggunaan organisasi jasa dari luar
untuk mengolah informasi akuntansi pokok perusahaan.
d. Tingkat risiko pengendalian yang direncanakan.
e. Pertimbangan awal tentang tingkat materialitas untuk tujuan audit.
f. Pos laporan keuangan yang mungkin memerlukan penyesuaian.
g. Kondisi yang mungkin memerlukan perluasan atau pengubahan pengujian
audit, seperti risiko kekeliruan atau kecurangan yang material atau adanya
transaksi antarpihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa.
h. Sifat laporan auditor yang diharapkan akan diserahkan.
Auditing II 95
Universitas Pamulang S1 Akuntansi
dikatakan kompeten, bukti audit, terlepas bentuknya, harus sah dan relevan.
Keabsahan sangat tergantung atas keadaan yang berkaitan dengan
pemerolehan bukti tersebut. Dengan demikian penarikan kesimpulan secara
umum mengenai dapat diandalkannya berbagai macam bukti audit, tergantung
pada pengecualian penting yang ada.
d. Jika tanda terima barang gudang telah digadaikan oleh klien sebagai
jaminan utang, maka auditor perlu mendapatkan konfirmasi dari kreditur yang
bersangkutan mengenai tanda terima gudang yang digadaikan tersebut.
2.4.5 Risiko Audit dan Materialitas dalam Pelaksanaan Audit (SA Seksi 312)
Menurut SA Seksi 312, risiko audit dan materialitas bersama dengan hal-
hal lain perlu dipertimbangkan dalam menentukan sifat, saat, dan lingkup
prosedur audit serta dalam mengevaluasi hasil prosedur tersebut.
Auditing II 96
Universitas Pamulang S1 Akuntansi
2.4.6 Komunikasi antara Auditor Pendahulu dengan Auditor Pengganti (SA Seksi
315).
Auditing II 97
Universitas Pamulang S1 Akuntansi
Studi Kasus:
Perkara McKesson & Robbins
Pada tahun 1939, di U.S.A. terjadi peristiwa penipuan besar yang
menyangkut sediaan. Sebuah perusahaan obat-obatan yang bernama
McKesson & Robbins, Inc. menyajikan laporan keuangannya yang
diantaranya berisi aktiva fiktif sebesar US$19,000,000, yang kira-kira sama
dengan 25% dari total aktivanya. Dari jumlah aktiva fiktif tersebut, termasuk
didalamnya sediaan fiktif sebesar US$10,000,000. Pada saat itu auditor
independen yang melaksanakan audit memberikan pendapat wajar tanpa
pengecualian, tanpa dapat menunjukkan adanya penggelapan tersebut.
Standar auditing yang berlaku saat itu tidak mewajibkan auditor
malaksanakan pengamatan terhadap penghitungan fisik sediaan (inventory
count observation).
Setelah adanya perkara tersebut, profesi akuntan public di U.S.A. kemudian
menerapkan standar auditing baru yang mengharuskan auditor independen
melakukan pengamatan (observation) terhadap penghitungan fisik sediaan
yang dilakukan oleh kliennya. Standar tersebut berlaku sampai sekarang, dan
profesi akuntan public di Indonesia juga mengharuskan hal yang sama
terhadap anggota profesinya.
Soal Latihan
1) Aktivitas-aktivitas apakah yang harus dilakukan oleh auditor untuk
menjaga
kebenaran saldo sediaan?
2) Bagaimana tes detail risiko pada setiap asersi dalam strategi audit untuk
sediaan?
3) Deskripsikan tes substantif untuk asersi sediaan yang dimulai dari
prosedur
awal hingga uji detail penyajian dan pengungkapan!
4) Sebutkan dan jelaskan perbedaan dari uji detail transaksi dan uji detail
Saldo!
Auditing II 98
Universitas Pamulang S1 Akuntansi
DAFTAR PUSTAKA
Sukrisno Agoes, Auditing: Petunjuk Praktis Pemeriksaan Akuntan oleh Akuntan
Publik Buku 1 dan 2, Edisi 4, Salemba Empat, Jakarta, 2012
Mulyadi, Auditing Buku 1 dan 2 , Edisi 6, Salemba Empat, Jakarta, 2013
Alvin A. Arens, Randal J.Elder, Mark S.Beasley, Buku 1 dan 2 , Airlangga,
Jakarta, 2006
Auditing II 99