Disusun Oleh :
SEMARANG
2019
FORM PENYUSUNAN KESIMPULAN JURNAL
NO KOMPONEN ISI
1. Pengarang dan tahun penelitian Iran J. Microbiol.2019
2. Judul The effect of a single-strain
probiotic administration in the
treatment of thermal burns patient.
3. Latar Belakang/ alasan diteliti Antara tahun 2007 dan 2011, tingkat
kematian pasien luka bakar di RSU
Dr. Soetomo Surabaya Indonesia
adalah 14,1 % dan 60% diduga
terkait dengan sepsis (komplikasi
infeksi yang mengancam jiwa).
Sepsis ini menyebabkan
imunosupresi, gangguan penghalang
usus dan hipomotitas usus yang
dapat menyebabkan translokasi
bakteri dan produksi bakteri.
Probiotik meningkatkan mikrobioma
usus dan akhirnya mengurangi
translokasi bakteri, dan peningkatan
sekresi imunoglobulin A (SIgA)
pasca pemberian probiotik multi-
spesies telah diamati.
4. Tujuan khusus Untuk menentukan apakah
pemberian probiotik strain tunggal
dapat menunjukkan penguatan
kekebalan usus, melalui peningkatan
kadar SigA seperti halnya dengan
probiotik multi-strain.
5. Manfaat Untuk mengetahui keefektifan
pemberian probiotik strain tunggal
terhadap penguatan kekebalan usus.
6. Teori utama yang mendasari Banyak pasien Di RSU Dr.
Soetomo di Surabaya, Indonesia
antara tahun 2007 dan 2011,
tingkat kematian pasien luka bakar
adalah 14,1% dan 60% kematian
terkait luka bakar diduga terkait
dengan sepsis. Sepsis terjadi
karena perubahan ekspresi gen
post-burn ditemukan terkait
dengan perubahan microbiome,
gangguan integritas penghalang
usus, dan invasi bakteri
oportunistik patogen yang
mengarah pada translokasi bakteri
dan produk bakteri dari usus ke
sirkulasi darah yang
mengakibatkan sepsis, multi-
bakteri. sindrom disfungsi organ,
dan kematian.
Probiotik adalah organisme hidup
yang, ketika diberikan dalam
jumlah yang memadai,
memberikan manfaat kesehatan
bagi inang di luar peran gizi dasar
dan diberikan untuk mengatasi
perubahan mikrobioma dan
translokasi bakteri pada pasien
luka bakar.
Manfaat kesehatan probiotik,
adalah meningkatkan imunitas
mukosa, menunjukkan tingkat
penyembuhan luka yang lebih baik
untuk pasien luka bakar setelah
pemberian probiotik. Meskipun
kecenderungan infeksi menurun
pemberian probiotik belum
terbukti mencegah sepsis.
Sehingga kodisi tersebut
menimbulkan pertanyaan apakah
probiotik strain tunggal akan
meningkatkan level SIgA dengan
cara yang mirip dengan probiotik
multi-strain.
7. Jenis penelitian Jenis penelitian ini menggunakan uji
coba terkontrol double-blind acak.
8. Rancangan penelitian/desain 1. Randomisasi (acak) dengan
kriteria yang ditentukan yaitu
melibatkan pasien berusia antara
16 dan 60 tahun yang menderita
luka bakar dengan total area
permukaan >10%.
2. Randomisasi urutan sampel
ditandai dengan pembagian tiga
kelompok perlakuan.
3. Double blind yaitu tidak
mengetahui status responden
apakah termasuk dalam kelompok
intervensi atau non-intervensi
ditandai dengan penelitian ini juga
melibatkan pasien yang telah
mengambil probiotik sebelum
masuk dan sepsis.
9. Populasi Seluruh pasien yang berusia antara
16 tahun dan 60 tahun yang
menderita luka bakar.
10. Sampel Ada sebanyak 16 pasien yang diteliti
dengan menerapkan pembagian 3
kelompok perlakuan.
11. Teknik sampling Teknik purposive sampling yaitu
teknik yang menggunakan kriteria
yang telah dipilih oleh peneliti
dalam memilih sampel. Kriteria
pemilihan sampel terbagi menjadi
kriteria inklusi dan eksklusi dan
pada jurnal yang ada menggunakan
dengan kriteria inklusi. Yang dimana
kriteria inklusi ini merupakan
kriteria sampel berdasarkan tujuan
penelitian.
12. Pengolahan data Pengolahan data menggunakan
tabulating karena kegiatan yang
dilakukan dalam tabulasi adalah
menyusun dan menghitung data hasil
pengkodean, untuk kemudian
disajikan dalam bentuk tabel. Tabel
dapat berupa tabel frekuensi, tabel
korelasi, atau tabel silang.
Didalam dibuktikan dengan hasil
penelitian juga diolah menjadi tabel
dan grafik.
13. Hasil dan kesimpulan Hasil :
Kesimpulan :
Suplementasi probiotik strain
tunggal Bifidobacterium ditemukan
secara umum lebih unggul daripada
Lactobacillus dalam meningkatkan
imunitas usus yang dimediasi sekresi
SIgA pada pasien luka bakar dalam
penelitian ini; Namun, temuan ini
tidak signifikan secara statistik.
Berdasarkan kedua penelitian yang
dilakukan di institusi kami, probiotik
multi-regangan direkomendasikan
sebagai modalitas pengobatan untuk
pasien luka bakar.