Anda di halaman 1dari 9

ISSN : Vol. 1 No.

1 (Juli, 2017)

PENGALAMAN PASIEN GAGAL JANTUNG KONGESTIF DALAM MELAKSANAKAN PERAWATAN


MANDIRI
(Patient Experience Failed Consisting Heart In Implementing Self Care)

(Submited : 24 Juli 2017, Accepted : 31 Juli 2017)

Anita Agustina, Yati Afiyanti, Bahrul Ilmi

Universitas Muhammadiyah Banjarmasin


Email: anitaners01@g.mail.com

ABSTRAK

Penyakit Gagal jantug kongestif (CHF) merupakan salah satu penyumbang kematian terbesar didunia.
Pengalaman pasien dengan CHF menunjukkan sikap yang beragam dalam melaksanakan perawatan
mandiri (self care). Berbagai dampak muncul akibat penyakit yang diderita, mempengaruhi peran dalam
kehidupan sehari- hari baik di lingkungan masyarakat, maupun keluarga. Pentingnya perawatan mandiri
yang dilakukan oleh individu yang terdiagniosis merupakan faktor pendukung dalam proses pengobatan,
Lingkungan sosial seperti keluarga dan masyarakat juga memiliki peran penting guna meningkatkan motivasi
bagi klien selain informasi dari para pemberi layanaan kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh
gambaran serta mengungkapkan arti dari pengalaman Pasien Dengan Gagal Jantung Kongestif Dalam
Melaksanakan Perawatan Mandiri (Self Care). Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam
terhadap 5 orang partisipan yang pernah dirawat minimal 2 kali dan melakukan kunjungan ulang dipoli klinik
jantung Dirumah Sakit Umum Daerah Ulin Banjamasin, pengambilan data dilakukan dikediaman partisipan
masing-masing.Terdapat 4 Tema yang teridentifikasi dalam penelitian ini yaitu : (1). Melaksanakan
Perawatan mandiri (2). Dukungan yang diperoleh (3). Harapan Pasien (4). Usaha Mendapatkan Bantuan
pengobatan

Kata Kunci : Pengalaman Pasien, Perawatan mandiri, gagal jantung congestif

ABSTRACT

Disease congestive cardiac failure ( CHF ) is one of the world's largest contributor to death. The experience
of patients with CHF showed diverse attitudes in performing self-care. Impacts arising from the illness,
affecting a role in everyday life in both communities, and families. The importance of self-care by individuals
who undiagnosed a supporting factor in the treatment process, social environment such as family and
community also has an important role to increase the motivation for clients in addition to information from
providers of health. This study aimed to obtain and reveal the meaning of experiences Patients With
Congestive Heart Failure In Implementing Self Care. Date collected by depth interviews with five participants
who had been treated at least twice and do a re-visit Dipoli heart clinic At home Banjamasin Ulin General
Hospital, date retrieval is done in residence participants each. There are four themes identified in this study
are: (1). Carry out self care (2). Support obtained (3). Patient expectations (4). Getting Help Enterprises
treatment

Keywords : Patient Experience, self care, congestive cardiac failure

PENDAHULUAN
Penyakit Jantung merupakan salah satu (tiga) penduduk dunia pada tahun 2001 meninggal
penyakit yang terus meningkat insiden dan karena penyakit kardiovaskular. Artinya 1/3
prevalensinya. Data yang diperoleh melalui World populasi dunia beresiko tinggi penyakit
Health Statistics dalam World Health Organization kardiovaskular.
(WHO) (2012) menunjukkan bahwa dari 57 juta Data Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS)
angka kematian pada tahun 2008, (48%) adalah Kementerian Kesehatan Indonesia tahun 2013
karena penyakit jantung. Selain itu, Satu dari 3 menunjukkan bahwa Prevalensi penyakit gagal

journal.umbjm.ac.id/index.php/healthy 6
ISSN : Vol. 1 No. 1 (Juli, 2017)

jantung meningkat seiring dengan bertambahnya pemahaman pasien gagal jantung tentang gejala –
umur, terdapat 0,43% penduduk Indonesia gejala dan terapi obat didapatkan, bahwa pasien
menderita penyakit gagal jantung. Prevalensi memiliki sedikit pemahaman tentang tujuan
gagal jantung berdasarkan jumlah yang pengobatan, pasien khawatir tentang kualitas dan
terdiagnosa dokter sebesar 0,13 % dan diagnosa kombinasi obat yang diresepkan, pasien tidak
dokter atau gejala sebesar 0,3 % Data tersebut mampu atau kesulitan untuk mengenali perbedaan
juga menunjukkan bahwa dari angka mortalitas antara efek obat dan gejala dari gagal jantung dan
yang tercatat, 0,24 % diantaranya disebabkan kurang mengetahui tentang obat-obat yang dapat
oleh penyakit jantung (Balai Penelitian dan mengurangi gejala tersebut.
Pengembangan Kesehatan Departemen Penelitian ini dirumuskan dengan 2
Kesehatan RI, 2013). pertanyaan, 1) Penelitian ini inggin menggali apa
Ignatavicius dan Workman (2010) saja upaya yang dilakukan oleh Pasien Gagal
menjelaskan bahwa gagal jantung atau yang Jantung Kongestif dalam perawatan mandirinya
dikenal dengan gagal pompa adalah istilah umum berdasarkan pengalaman- pengalaman mereka,
mengenai ketidakmampuan jantung untuk bekerja 2). Mengungkapkan arti dari pengalaman mereka
sebagai pompa secara efektif. Mekanisme dalam melaksanakan Perawatan Mandiri (Self
kompensasi untuk memenuhi kebutuhan tubuh Care).
mungkin dapat dilakukan pada saat istirahat,
namun tidak cukup selama menjalani aktivitas METODE PENELITIAN
fisik. Fungsi jantung akhirnya menurun dan gagal Penelitian ini Bertujuan untuk mengungkapkan
jantung menjadi berat (Aaronson & Ward, 2010). pengalaman pasien gagal jantung kongestif dalam
melaksanakan perawatan mandiri (Self Care).
Menurut Andrianto (2008), bahwa angka
Metode yang digunakan adalah penelitian kulitatif
kematian karena gagal jantung kongestif yaitu
dengan pendekatan fenomenologi. Partisipan
sebesar 20-30 %, dan angka rawat ulang dengan
dalam penelitian ini berjumlah 5 orang dengan
frekwensi 1 kali atau lebih selama 12 bulan
karakteristik partisipan:
sebesar 45 %. Risiko Kematian akibat gagal
1) Pasien yang pernah rawat inap dan melakukan
jantung kongestif terus meningkat setiap
kunjungan ulang karena mengalami
tahunnya, Pasien sering kembali keklinik atau
kekambuhan minimal 2 kali dan terdiagnostis
rumah sakit diakibatkan adanya kekambuhan
gagal jantung kongestif
episode gagal jantung meskipun pengobatan
2) Pasien yang berobat dipoli klinik jantung RSUD
rawat jalan sudah dilakukan secara optimal
Ulin Banjarmasin dan bersedia diwawancara
Smeltzer dan bare (2002) menyatakan dirumah.
bahwa kekambuhan gagal jantung dan rawat inap 3) Pasien tidak mempunyai gangguan kognitif
kembali dirumah sakit terjadi karena tidak dapat 4) Pasien mampu berkomunikasi dengan baik dan
mengenali gejala kekambuhan, ketidaktahuan dapat dimengerti oleh peneliti
pasien tentang gagal jantung kongestif 5) Pasien menyatakan setuju berpartispasi dalam
mengakibatkan pasien kurang taat dengan diet penelitian
rendah garam, pembatasan cairan, cara
Tempat penelitian ini dilakukan dikediaman
menghitung denyut nadi, menimbang berat badan,
partisipan Penelitian ini dilaksanakan pada awal
aktivitas dan latihan serta perlunya istirahat secara
bulan Juni tahun 2015 sampai dengan
adekuat. Ketidaktahuan juga menyebabkan
pertengahan bulan Agustus 2015
ketidaktaat pasien untuk minum obat secara
teratur dan sesuai dengan resep dokter, kurang
HASIL DAN PEMBAHASAN
respon apabila ada gejala dan tanda kekambuhan
gagal jantung dan ketidakteraturan kontrol dokter.
Sub
Selain itu ketidakmampuan pasien gagal No Karakteristik Karakteristik Kode Partisipan
1. Jenis Kelamin Laki-laki P1,P2,P3 dan P4
jantung kongestif melakukan self care disebabkan
oleh kurangnya pemahaman pasien gagal jantung Perempuan P5

mengenai regimen pengobatan yang harus 2. Umur 60 P2


mereka jalani. Pernyataan ini didukung juga oleh 61 P3
Roger. et. al (2002) dalam Studi kualitatif 63 P1 dan P5

journal.umbjm.ac.id/index.php/healthy 7
ISSN : Vol. 1 No. 1 (Juli, 2017)

50 P4 jantung. Partisipan dalam penelitian ini


3. Agama Islam P2,P3 , P4 dan P5 mengungkapkan ketaatan dalam menjalankan
terapi pengobatan terutama pembatasan
Kristen Protestan P1
nutrisi hal itu dapat dibuktikan dengan pernyataan
4. Pekerjaan Pensiunan pegawai swasta P1 partisipan sebagai berikut :
Pensiunan PNS P2, P3, P4 dan P5 “ Jadi jar dokter lah pian kolesterol ,dibatasi
5. Pendidikan SLTA P1 makan yang belamak-lamak...ayo ja kita umpati...
DII P5
sudah haja selama 40 tahun makan kada belampu
apa aja dimakan...jadi wahini umur 60 neh kada
Sarjana P2, P3 dan P4
tapi rakus lagi...paling penting itu kita jua ding ai
6. Suku Jawa P1 yang menyudahinya” kaya makanan harus bujur-
Banjar P2,P3 , P4 dan P5 bujur bertekad... (Kalunya mau..Tapi Kita yang
7. Alamat Banjarmasin Barat P1,P2, P3
membatasinya,apa lagi untuk batasan makanan
kita harus benar-benar mempunyai tekad yang
Banjarmasin Utara P4 dan P5
kuat)... “nasi dikurangi banar sayur yang dibanyak
dengan iwak”( konsumsi nasi dikurangi sayur dan
Berikut ini gambaran keseluruhan tema yang ikan aja dibanyaki).....tapi kalu nya garam
diperoleh berdasarkan jawaban partisipan kadada.”P2.
terhadap semua pertanyaan yang mengacu pada Partisipan yang taat menjalankan
tujuan penelitian yang mengacu pada tujuan pembatasan diet untuk pasien dengan gagal
Terdapat 4 Tema ditemukaan, antara lain : (1). jantung memiliki kemungkinan kecil mengalami
Melaksanakan Perawatan Mandiri, (2) Dukungan kekambuhan berulang, hal itu dapat dibuktikan
yang diperoleh. (3) Harapan Pasien. (4).Usaha dari pertanyaan yang disampaikan langsung oleh
Mendapatkan bantuan pengobatan. Tema- tema partisipan saat wawancara, mereka mengatakan
tersebut akan peneliti uraikan kembali per sub taat menjalankan pembatasan tersebut sehingga
untuk memperoleh pemahaman bagaimana frekwensi rawat inap pun lebih rendah,
keempat tema tersebut terbentuk berdasarkan dibandingkan dengan partisipan yang tidak taat
pengalaman dari para partisipan. menjalan kan pembatasan diet. Hal itu dapat
dibuktikan dari pernyatan partisipan
Pengalaman Pasien Gagal Jantung Kongestif “ada aku kada boleh memakan iwak atau
Dalam Melaksanakan Perawatan Mandiri ( Self hayam yang makan bama dan makanan yang
Care ) besantan.( tidak boleh makanan yang berlemak )..
tapi misalnya kalu aku handak kumanai ai jua...(
Melaksanakan Perawatan Mandiri tapi kalunya saya mau..ya saya makan)” (P3).
Kondisi sakit mengakibatkan dampak yang Ungkapan itu menjelaskan bahwa partisipan
dirasakan langsung oleh partisipan, Dampak itu ini tidak taat menjalan pembatasan nutrisi, hal
akan mempengaruhi sistem tubuh terutama tersebutlah yang mengakibatkan klien beberapa
kondisi fisik dan psikologis, Untuk mengurangi kali dirawat inap dirumah sakit dengan keluhan
dampak tersebut partisipan dengan gagal jantung yaitu sesak.
kongestif dalam penelitian ini melaksanakan “kalu 3 kali ada, rancak banar kalunya keluar
perawatan mandiri antara lain : Pembatasan masuk rumah sakit tuh ada yang sebulan tuh 2
Nutrisi dan garam, Pembatasan Cairan, Batasan kali...sesak kalunya kena tuh ngalih bahinak” (
Aktivitas, Latihan Fisik, Tidak Percaya dengan sering sekali lebih dari 3 kali sudah dirawat inap,
kondisinya sekarang, Kemauan dalam sebulan itu bisa 2 kali masuk rumah sakit dengan
melaksanakan pengobatan, ikhlas dan pasrah keluhan yang sama..sesak nafas) (P3).
dalam kondisi sakit dan patuh melaksankan
pengobatan. Pembatasan cairan
Pembatasan Nutrisi dan Garam Tidak hanya itu, pada pasien CHF
Pembatasan nutrisi pada pasien CHF pemenuhan cairan pun akan dibatasi hal ini
berkaitan dengan kadar kolesterol, peningkatan bermanfaat dalam pengurangan gejala , karena
kadar kolesterol pada penderita gagal jantung pasien CHF mengalami penurunan kemampuan
akan menyebabkan kerusakan dan pengerasan untuk mengeluarkan air dalam tubuhnya,
pada pembuluh darah sehingga beban jantung partisipan saat dilakukan wawancara
akan bertambah dan dapat memperparah kerja mengungungkapkan :

journal.umbjm.ac.id/index.php/healthy 8
ISSN : Vol. 1 No. 1 (Juli, 2017)

“ Dikasih tahu dokter ....dr. Teguh......Pak ini sakit tersebut, hal itu dapat dilihat dari ungkapan
minumnya sehari 5 gelas..ya diberikan pengertian partisipan :
oleh dokter ghitu..ya taat...ya sekitar 5-6 gelas “Agak penyarikan (agak pemarah)...
sehari.....(P1) Perasaan tuh kada percaya tu pang..mendadak
Klien dengan gagal jantung kongestif pang kenanya tuh jadi tekajut banar...kada
sebenarnya mengetahui mengenai pembatasan percaya (Rasa tidak mungkin terkena penyakit
cairan dan mengetahui konsekwensi apa yang jantung karena tidak ada keturunan sampai minta
mereka akan dapat jika klien tidak taat terhadap periksa ulang untuk meyakinkan kembali)...Kada
pembatasan tersebut, hal itu dapat dibuktikan percaya tu pang kana penyakit jantung neh jadi
dengan ungkapan partisipan rasa Pesimis.........( tidak percaya sama sekali
“....itu karena bangkak dibatis...lawan sehingga pesimis). (P4)
kambung parut sesak...oleh banyak minum kada
sesuai dengan suruhan tu nah (Bengkak dikaki Kemauan dalam Melaksanakan Pengobatan
dengan bengkak diperut , sesak karena Respon menerima dengan kondisi sakitnya
kebanyakkan minum kada sesuai dengan sekarang membuat klien memiliki kemauan dalam
anjuran)(P4). melaksanakan pengobatan, hal itu dapat dilihat
Batasan Aktivitas dari :
Partisipan mengungkapkan bahwa partisan “Nggak..... saya nggak...tidak merasa
tidak dapat melakukan aktivitas yang berlebihan, minder..atau apa..tidak berkecil hati saya optimis
hal itu diperkuat dengan pernyaataan partisipan saja...oooh..nda gak ada takut sama sekali, iya”.
sebagai berikut : (P1)
“Aktivitas yang ringan bisa...yang berat ”ya alhamdullilah ...sudah bemula pang asa
masih belum bisa...(P1)....kita agak sedikit mudah baik barakat beikhtiar.....tapi ya ikhtiar jalan tarus
lelah...”(P2)“oh nyata...aku neh kada kawa ya kalu “(ya alhamdullilah sudah mulai baikkan
beuyuh...lalu am manyamak dada”...(...P3).” berkat ikhtiar..berobat rutin)”(P3).
Latihan Fisik
Latihan fisik yang sesuai dengan kondisi Ikhlas dan Pasrah Dalam Kondisi Sakit
pasien akan membantu menurunkan tonus Dengan sifat yang positif terhadap keadaaan
simpatik, mendorong penurunan berat badan dan sakit yang mereka alami dan terus berusaha untuk
memperbaiki gejala serta efek toleransi aktivitas melaksanakan pengobatan akan menciptakan
pada gagal jantung terkompensasi dan stabil. suatu keyakinan akan arti dan tujuan hidup
Partisipan dalam penelitian ini mengutarakan partisipan,sehingga motivasi untuk sembuh pun
tentang latihan fisik yang dilakukannya sehari – akan semakin tinggi, Sikap ikhlas dan pasrah dari
hari. partisipan, partisipan mengungkapkan pernyataan
:
“Kemudian kalu olahraga setiap sore ding ai, “kalau soal umur kan memang tuhan yang
kan sekali putar komplek neh setengah pal klu menentukan tapikan kita disuruh jua berikhtiar (
ding..jadi kadang beputar aku dedua kali putar umur itu ditangan tuhan tapi kan disuruh untuk
itukan 2 setengah pal istirahat aku.....yang berikhtiar)....Kita tuh rasa sedih kada jua,cemas
menyudahi neh kita jua...handak waras tuh ya kita kada jua.......pasrah aja” (tidak ada perasaan
jua.. “(kemudian kalau olahraga setiap sore .. sedih, cemas saya pasrah saja) (P2)
sekali putar komplek ada setengah pal jadi kalau 2
kali putaran itukan 2 setengah pal setelah itu aku Patuh Melaksanakan Pengobatan
istirahat..yang itu kan kembali kekita juga kalau
mau sembuh..itu seperti teman ku sudah tahu Partisipan dalam penelitian ini menunjukkan
penyakit jantung tapi masih main tenis sama main sikap bahwa partisipan mampu melaksanakan
bola ya akhirnya jatuh...ya seperti yang saya bilang pengobatan sesuai dengan indikasi. Menurut
tadi diri kita aja yang membatasinya) (P2). pengakuan partisipan saat diwawancara
membuktikan bahwa partisipan taat melaksankan
Tidak Percaya Tentang Kondisinya Sekarang terapi pengobatan, mereka rutin melakukan
Klien gagal jantung cenderung tidak percaya kontrol dan taat meminum obat sesuai dengan
dengan kondisi sakit yang dialaminya sekarang, anjuran dari dokter, hal itu dapat dibuktikan
Sebagian dari mereka menolak tentang kondisi dengan pernyataan partisipan, sebagai berikut :

journal.umbjm.ac.id/index.php/healthy 9
ISSN : Vol. 1 No. 1 (Juli, 2017)

“Rutin setiap bulan sekali sesuai dengan (saat dirumah sakit dirawat banyak teman
anjuran dokter (P1)... obat diminum 3 kali sehari bapak yang membesuk katanya bapak kaya orang
sesuai dengan apa jar dokter (sesuai kata yang sakit) ( P4).
dokter).....taat menjalankan anjuran dokter Jaminan Kesehatan
(P2)....kontrolnya bila ada keluhan saja.(P3). Partisipan dalam penelitian mengungkapkan
untuk biaya pemeliharan kesehatan mereka,
Dukungan Yang Diperoleh menggunakan bantuan biaya pengobatan .
Individu yang sakit akan sangat Bantuan biaya pengobatan yang dimaksud disini
membutuhkan dukungan dari berbagai pihak adalah adanya BPJS partisipan mengatakan
dalam melaksanakan terapi pengobatan. bahwa mereka sangat tertolong dengan ada
Partisipan dalam penelitian ini mengungkapkan bantuan jaminan kesehatan tersebut, namun ada
betapa pentingnya dukungan tersebut, Sumber biaya –biaya yang harus mereka gunakan dari
dukungan dapat diperoleh dari Tetangga, Teman dana pribadi mereka seperti biaya transportasi jika
dan Keluarga sedangkan Jenis dukungan dapat harus keluar kota untuk berobat dan biaya untuk
dilihat dari dukungan moral, dukungan Material, menginap, ini dapat dibuktikan dari ungkapan
Perhatian dan kepedulian serta Jaminan partisipan
Kesehatan. Syukurnya ada jaminan kesehatan
Dukungan Moral ..alhamdullilah tidak ada sepersen pun kepakai
Dukungan moral yang didapat oleh buat berobat semua ditanggung oleh BPJS)....Ya
partisipan berupa motivasi dan perawatan yang untung banar ada BPJS tebantu banar ...( dengan
diberikan oleh anggota keluarga nya sedangkan adanya BPJS sangat terbantu) jika kada.kada
untuk dukungan material berupa bantuan biaya. keduitan tu pang...”(P3). “Iya pakai itu ( BPJS) ..itu
“Kalau dirumah neh paling memperhatikan gin banyak banar habis nya sudah....ghasan
itu ya ibunya neh inya yang mempehatikan banar bolak-balik kejawa berapa sudah belum bamalam
masalah makanan dan segala macam nya tuh dipenginapan sana, biaya hidup ...tapi jar ku nu
..jadwal minum obat lawan bila aku dirawat abahnya jangan dipikirkan biar rumah neh tejual
dirumah sakit selalu ada mengawani aku ...beobat kadapapa asal abah sembuh”..(iya menggunakan
kah pasti inya umpat jua.....pokoknya inya pang BPJS tapi itu aja banyak sekali sudah keluar uang
dah nang membawa aku kemana-mana tuh kalu buat transportasi bolak-balik jawa biaya
urusan beobat”....(P3). penginapan dan makan –minum disana) “(P4).
Dukungan Material
Selain mendapatkan dukungan secara moral Harapan Pasien
berupa motivasi dan perawatan, partisipan juga Harapan merupakan salah satu motivasi
mendapatkan dukungan berupa dukungan terbesar oleh individu yang sakit untuk dapat taat
material hal itu dapat dilihat dari pernyataan menjalankan terapi pengobatan, hal itu dapat
partisipan sebagai berikut : dilihat dari ungkapan partisipan berupa : Harapan
....baik jua keluarga hakun haja meminjami pertisipan mengenai pengobatan yang telah
ghasan beobat” (keluarga mau meminjamkan dijalani dan Harapan Partisipan terhadap layanan
uang buat berobat ) (P4). Kesehatan.
Perhatian dan kepedulian Harapan Inggin Sembuh
Respon itu bisa berupa perhatian dan Dalam penelitian ini partisipan
kepedulian yang diberikan kepada partisipan baik mengungkapkan berbagai harapan mereka,
dari teman dan tetangga, hal ini dapat memberikan harapan yang paling mendasar adalah harapan
motivasi kepada partisipan untuk melaksanakan untuk dapat sembuh dan kembali normal atau
program pengobatan sesuai dengan indikasi terapi paling tidak dapat mengurangi dampak yang telah
pengobatan yang harus dijalani, karena partisipan ditimbulkan oleh penyakit yang diderita
merasa mendapatkan dukungan dari lingkungan “ Harapan itu ya....bisa mengatasi syarat tepi
sekitarnya, hal tersebut dapat dilihat dari yang bisa cepat itu nah...ini menjadi kendala kan,
pernyataan: karena jalan kadang- kadang masih linglung
”saat dirumah sakit dirawat banyak kawan (sempoyongan)...kembali seperti semula saat
abahnya neh bailang jar kawanan sidin tuh kaya tidak sakit......ya (P1).“Mudah – mudahan dinglah
kada garing..melihat keadaan sidin jangan kembali lagi penyakit ini neh (semoga tidak
kembali lagi penyakit yang diderita klien
sekarang).. dan bisa hidup produktif .. ( P2) ” Jar

journal.umbjm.ac.id/index.php/healthy 10
ISSN : Vol. 1 No. 1 (Juli, 2017)

abahnya ( kata suami yang sakit) kalu kawa kada masalah kesehatan adalah layanan kesehatan
handak lagi masuk rumah sakit..sudah ampih yang dapat diakses dengan mudah, Sehingga
banar tu pang..( kalau bisa tidak mau lagi sakit Puskesmas menjadi salah satu rujukan pertama
seperti ini dan masuk rumah sakit).(P4) pengobatan yang dipilih, hal itu dapat dilihat dari
” Ya harapan nya jua tolong doakan mamah pernyataan partisipan:
supaya ampih garing keini..(harapanya supaya “Kontrol kepuskesmas rutin setiap bulan
sembuh dari penyakit yang diderita sekarang).(P5) ...klu beobat kepuskesmas (biasanya berobatnya
Mengharapkan Pelayanan Kesehatan Terbaik kepuskesmas)......”(P1)
Partisipan dalam penelitian ini memiliki Selain Puskesmas, pilihan pengobatan
penilaian yang bervariasi mengenai layanan yang dipilih oleh partisipan adalah Rumah sakit
kesehatan, layanan kesehatan yang dimaksud dipilih hal itu dapat dibuktikan dengan pernyataan
disini tidak hanya berupa layanan pengobatan partisipan sebagai berikut.
medis terkait tindakan medis, tetapi juga “ Jadi waktu itu pas takanan ( waktu
kebutuhan partisipan mengenai sumber informasi serangan).. blak..blak langsung dibawa kerumah
terkait perkembangan penyakitnya setelah sakit...Pas ada gejala tuh lansung dibawa
dilakukan pengobatan, hal ini dapat di lihat dari beperiksa keulin (rumah Sakit) ,....(P2)
ungkapan partisipan,antara lain : Partisipan juga sering melakukan
“ Puas...tidak ada masalah puas..baik haja pemeriksaan ke balai pengobatan- pengobatan
pang untuk melaksanakan tugas dan yang ada di sekitar tempat tinggal mereka untuk
melayani...Cuma waktu di ICU aja agak telambat... mendapatkan informasi terkait program
kalu untuk informasi langsung didapatkan dari pengobatan apa yang mereka dapat lakukan
dokter (P1). selanjutnya untuk dapat mengatasi masalah
“Yang pertama kalu menurut ku tuh lah kesehatan.
masih kurang informasi dari petugas “Amun ada sedikit itu dikiyau paman nang
kesehatan....kalu jantung neh jarang banar ( pensiunan perawat jua....kalau
sekali), terutama ya tadi tentang tanda gejala, darurat...pensiunan perawat...(kalau ada apa di
fasilitasnya juga masih kurang...kaya EKG kadada panggil paman yang pensiunan perawat jua..kalau
(tidak ada) dipuskesmas Kedua penyuluhan keadaan darurat..pensiunan perawat) (P1).
tentang masalah jantung neh dari dokter jua Sedangkan untuk praktik swasta yang
kurang, kalau perawat malah kada lalu ( tidak ada dimaksud disini adalah praktik klinik doktek
sama sekali) memberikan informasi secara pribadi, karena menurut partisipan praktik klinik
langsung).(P2). pribadi lebih mudah untuk mendapatkan informasi
mengenai masalah kesehatan yang mereka alami
Usaha Mendapakan Bantuan Pengobatan hal itu didukung dengan pernyaataan partisipan :
Partisipan dituntut untuk mampu mengambill “ Kemarin tuh ke klinik swasta disana diberi
keputusan dalam menentukan jenis pengobatan oleh dokter adi potro obat......(P3)
yang digunakan dikarenakan masalah kesehatan
yang dialami oleh partisipan, Pengobatan yang Pelayanan Non Profesional
dipilih tergambar dari keputusan partisipan dalam Pelayanan Non profesional atau pengobatan
memilih metode pengobatan baik itu pengobatan non medis pun sering dipilih oleh partisipan untuk
medis maupun non medis. mengurangi gejala kesakitan pasca kekambuhan
berulang, seperti penggunaan obat herbal, pijat
dan minuman ( yang sudah diberi kan bacaan-
bacaan dari tokoh masyarakat yang dianggap
Pelayanan Profesional mampu mengurangi masalah kesehatan yang
pelayan profesional yang dimaksud disini partisipan alami) hal itu dapat dilihat dari pernyaan
adalah pengobatan yang melibatkan layanan partisipan :
kesehatan medis. Dari hasil wawancara dengan “Malamnya kami minumi Garsia yang
partisipan diketahui bahwa Alternatif yang pertama ekrstrak manggis tu nah”.(P1) ”ada ai
kali dipilih oleh seseorang jika ia mengalami suatu
orang menyuruh meminum sirih habang baik mencabut anggin dengan di bekam (P2)”.ada ai
jar ghasan jantung.....itu kami betanaman.... pas sarang samut....dulu rajin ai meminum wahini
kena tuh ada keluarga menyarankan untuk mana kada temium-minum... (P5).“Oh..dulu kami
dipijat....lawan diandaki sirih jar didada ghasan kemana beobat alternatif sampai bulik

journal.umbjm.ac.id/index.php/healthy 11
ISSN : Vol. 1 No. 1 (Juli, 2017)

kekampung..iya sarang samut dulu rajin ai Dengan dukungan keluarga yang baik akan
meminum wahini mana kada teminum-minum” meningkatkan derajat kesehatan yang optimal.
(P5)”oh..dulu kami kemana-mana beobat alternatif Hubungan yang baik antara keluarga dan anggota
sampai bulik kekampung...iya banyu “(P4) keluarga yang sedang sakit akan menunjang
Dalam penelitian ini didapat bahwa respon kesembuhan.
partisipan dalam melaksanakan perawatan Pengetahuan keluarga yang baik tentang
mandiri sangat beraneka ragam. Ketidakpatuhan CHF akan mempengaruhi sikapnya dalam
Partisipan dalam melaksanakan pengobatan perawatan pasien selama di rumah. Semakin baik
disebabkan oleh faktor ketidaktahuan, perawatan yang dilakukan oleh keluarga
ketidakmampuan dikarenakan oleh ketidakmauan diharapkan dapat meminimalkan kekambuhan.
melaksanakan terapi pengobtan tersebut. Dukungan yang diberikan oleh keluarga kepada
Penelitian yang dilakukan Britz dan Dunn (2010) anggota keluarganya yang sakit berupa dukungan
menyebutkan sebagian pasien melaporkan bahwa moril yaitu motivasi dan perawatan dan materil.
mereka belum melaksanakan self care secara Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat
tepat seperti yang diajarkan misalnya mematuhi persamaan antara temuan saat wawancara
pengobatan yang diberikan, diet rendah garam. dengan teori Yosep, (2009). Yang menyatakan
Aktivitas fisik yang teratur, pembatasan cairan, Proses penyembuhan pada pasien gangguan
monitor berat badan setiap hari, mengenal secara penyakit jantung harus dilakukan secara holistik
dini gejala dan tanda. Ketidakmampuan dan melibatkan anggota keluarga. Keluarga
melakukan self care ini mengakibatkan gejala mempengaruhi nilai, kepercayaan, sikap, dan
akan dirasakan semakin berat dan menjadi perilaku klien.
penyebab pasien menjalani hospitalisasi. Sebab Keluarga mempunyai fungsi dasar seperti
itu upaya yang dilakukan untuk menekan memberi kasih sayang, rasa aman, rasa dimiliki,
timbulnya gejala penyakit yang buruk serta dan menyiapkan peran dewasa individu di
menghindari rehospitalisasi bagi pasienya itu masyarakat. Hal ini dapat disimpulkan betapa
dengan meningkatkan kemampuan Self care pentingnya peran dukungan keluarga dalam
tersebut. Selain itu ketidakmampuan pasien gagal proses penyesuaian kembali setelah selesai
jantung kongestif melakukan self care disebabkan program perawatan. Oleh karena itu keterlibatan
oleh kurangnya pemahaman pasien gagal jantung keluarga dalam perawatan sangat
mengenai regimen pengobatan yang harus menguntungkan proses pemulihan klien
mereka jalani. Pernyataan ini didukung juga oleh Dukungan sosial sangat penting didapatkan
Roger. et. al (2002) dalam Studi kualitatif tidak hanya klien dengan gagal jantung kongestif,
pemahaman pasien gagal jantung tentang gejala – tetapi individu sakit pada umumnya, dengan
gejala dan terapi obat didapatkan, bahwa pasien adanya dukungan dari lingkungan sosial individu
memiliki sedikit pemahaman tentang tujuan sakit akan lebih percaya diri dalam melaksanakan
pengobatan, pasien khawatir tentang kualitas dan terapi pengobatan. Pada penelitian ini Respon itu
kombinasi obat yang diresepkan, pasien tidak berupa perhatian dan kepedulian yang diberikan
mampu atau kesulitan untuk mengenali perbedaan kepada partisipan baik dari keluarga maupun
antara efek obat dan gejala dari gagal jantung dan masyarakat sekitar, hal ini dapat memberikan
kurang mengetahui tentang obat-obat yang dapat motivasi kepada partisipan untuk melaksanakan
mengurangi gejala tersebut. program pengobatan sesuai dengan indikasi terapi
Hal Senada juga dinyatakan oleh Gallacber. pengobatan yang harus dijalani, karena partisipan
et. all (2011) bahwa kendala dalam pengobatan merasa mendapatkan dukungan dari lingkungan
gagal jantung adalah kurangnya pemahaman sekitarnya. Hal ini senada dengan teori . Kaplan
pasien dalam perawatan, interaksi dengan orang (2010) mengatakan dukungan sosial dapat
lain dalam regiamen pengobatan, gaya hidup, diperoleh melalui individu-individu yang diketahui
ketaatan dan kepatuhan minum obat, dapat diandalkan, menghargai, memperhatikan
ketidaktaatan kontrol dokter, akses layanan dan serta mencintai kita dalam suatu jaringan sosial.
kurang komunikasi dengan pemberi layanan Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
kesehatan. Jeon, (2010) menambahkan bahwa partisipan kurang puas terhadap sarana dan
pengalaman pasien gagal jantung dalam prasarana berupa alat dan informasi mengenai
perawatan gagal jantung dipengaruhi oleh penyakit khususnya gagal jantung yang diberikan
beberapa faktor antara lain : pengetahuan, oleh tenaga kesehatan. Teori dan penelitian
pemahaman dan kualitas dari layanan kesehatan. terdahulu menyatakan bahwa memberikan

journal.umbjm.ac.id/index.php/healthy 12
ISSN : Vol. 1 No. 1 (Juli, 2017)

pelayanan keperawatan yang profesional, niscaya pengobatan yang benar dan tepat tentang gagal
akan diraih tujuan yang diinginkan yaitu kepuasan jantung kongestif yang diberikan oleh petugas
pelanggan yang dalam hal ini adalah pasien kesehatan. serta minimnya sarana pendukung
maupun keluarganya. Kepuasan ditunjukkan oleh dilayanan kesehatan khususnya puskesmas.
sikap pasien setelah menerima pelayanan medis
dari pihak rumah sakit. pemenuhan hak-hak dan DAFTAR PUSTAKA
kebutuhan dasar manusia di bidang kesehatan
Britz, J. A .,& Dun, K.S (2010). Self care and quality
diharapkan memiliki kinerja yang baik. Kepuasan
of life among patient with heart failure. Journl
pelanggan terjadi apabila apa yang menjadi
of the academic of
kebutuhan, keinginan, harapan pelanggan dapat
nurse practicioners,22,480-487
dipenuhi, maka pelanggan akan puas.
Gallacher,Katie. Et. al (2011). Understanding
Patient ‘ Experiences of Treatment Burden in
Kepuasan pelanggan adalah perasaan
chronic Heart failure using Normalization
senang atau puas bahwa produk atau jasa yang
process theory. http/www. Annfammed. Org.
diterima telah sesuai atau melebihi harapan
Vol. 9, No. 3 (accessed 25 Februari 2015)
pelanggan (Nursalam, 2014).
Jeon, Yun –Hee. Et. al. (2010).The Experience of
living with chronic heart failure : a narrative
Hasil penelitian ini sesuai dengan teori,
review of qualitativ studies. BMC Healh
bahwa individu yang mengalami keadaan sakit
Services research. http/www.
akan mengambil keputusan untuk dirinya dalam
Biomedcentral. com (accessed 21 Februari
hal pengobatan dan salah satunya adalah melalui
2015)
pengobatan medis dan non medis. Non Medis
Sari, L. O. (2006). Pemanfaatan Obat Tradisonal
berupa alternatif komplementer atau battra.
dengan pertimbangan manfaat dan
Ramuan tradisional yang berasal dari akar-akaran
kemanan. Majalah Ilmu Kefarmasian
atau tanaman yang dijadikan jamu serta pijat
Universitas Jember. Vol. III
refleksi merupakan jenis battra yang diakui oleh
Nursalam (2014). Manajemen Keperawatan
pemerintah. Menurut penelitian Sari (2006).
Aplikasi dalam Prkatik Kepeawatan
penggunaan obat tradisional secara umum dinilai
Profesional. Jakarta : Salemba Medika.
lebih aman dari pada penggunaan obat modern.
Yosep.et. all. (2009). Social support and hostility
Hal ini disebabkan karena obat tradisional memiliki
as predictor of depresivesystom in cardiacpatien
efek samping yang relatif lebih sedikit dari pada
one mont after hospitalisation.Psychosom
obat modern. WHO (2003) merekomendasi
med.60 (6) :707-13
penggunaan obat tradisional termasuk herbal
Rogers, Anggie.et. al (2002). A qualitative Study of
dalam pemeliharaan kesehatan masyarakat,
chronic heart failure patient” Understandig of
pencegahan dan pengobatan penyakit, terutama
their Sympoms and drug therapi. European
untuk penyakit kronis, penyakit degeneratif dan
Joural of Heart Failure 4. (accessed 21
kanker. WHO juga mendukung upaya-upaya
Februari 2015)
dalam peningkatan keamanan dan khasiat dari
World Healt Organization. (2012). Word Heart
obat tradisional.
Statistic. http://www.who.int/research/en/
Ignatavicius, D.D., & Workman, M.L. (2006).
KESIMPULAN
Medical surgical nursing : critical thingking
Berdasarkan hasil penelitian dan uraian for collaborative care (5 th ed). Missouri :
pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa Elsevier
pengalaman pasien gagal jantung kongestif dalam Aronow,W.S (2006). Epidemiologi,
melaksanakan perawatan mandiri. (Self Care). pathophysiology, prognosis and treatment of
Dapat dilihat dari bagaimana kepatuhan pasien Systolic and diastolic heart failure.
dalam melaksanakan Pembatasan Nutrisi dan Cardiology inreview,14(3),108-120.
garam, Pembatasan Cairan, Batasan Aktivitas, Andrianto, (2008), Nesiritide Intravena Suatu
Latihan Fisik, Tidak Percaya dengan kondisinya Peptida Natriuritik Untuk Terapi Gagal
sekarang, Kemauan dalam melaksankan Jantung Akut. Unair, Surabaya.diunduh dari,
pengobatan, ikhlas dan pasrah dalam kondisi sakit http://arekkardiounair.com/2014.10.23
dan patuh melaksanakan pengobatan. Selain itu archive. html.
didapatkan pula minimnya informasi mengenai Smelzer dan Bare (2002). Buku Ajar Keperawatan

journal.umbjm.ac.id/index.php/healthy 13
ISSN : Vol. 1 No. 1 (Juli, 2017)

medikal bedah Brunner dan Suddar. EGC. Joural of Heart Failure 4. (accessed 21
Jakarta Februari 2015)
Rogers, Anggie.et. al (2002). A qualitative Study of
chronic heart failure patient” Understandig of
their Sympoms and drug therapi. European

journal.umbjm.ac.id/index.php/healthy 2

Anda mungkin juga menyukai