Anda di halaman 1dari 2

Ekosistem

Membahas tentang konservasi SDA dan lingkungan selalu tidak akan lepas dari pembahasan
tentang ekosistem. Ekosistem dapat ditafsirkan sebagai sistem ekologi yang merupakan satu
kesatuan antar komponen-komponen lingkungan yang saling berinteraksi secara dinamis.
Ekosistem bisa diartikan sebagai suatu sistem kumpulan beberapa populasi makhluk hidup
dan lingkungan fisiknya yang saling berinteraksi satu dengan lainnya sehingga terjadi aliran
energi dan materi. Menurut pasal 1 ayat 5 Undang-undang R.I Nomor 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup dinyatakan bahwa yang dimaksud
ekosistem adalah tatanan unsur lingkungan hidup yang merupakan kesatuan utuh-
menyeluruh dan saling mempengaruhi dalam membentuk keseimbangan, stabilitas, dan
produktivitas lingkungan hidup.

Istilah ekosistem juga diungkapkan oleh Odum (1971) yang mengatakan bahwa ekosistem
adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik antara makhluk hidup
dengan lingkungannya. Di dalam ekosistem terdapat komponen makhluk hidup (biotik) dan
komponen tidak hidup (abiotik). Ada 2 macam komponen biotik yang menyusun ekosistem
yaitu 1) Komponen autotrof yaitu organisme yang mampu menggunakan energi sinar
matahari dan substansi organik sederhana untuk diubah menjadi substansi kompleks. 2)
Komponen heterotrof yaitu organisme yang tidak mampu menggunakan energi sinar matahari
dan yang menggunakan substansi kompleks yang dibuat oleh organisme autotrof.

Sistem adalah gabungan dari komponen yang saling berkaitan dan dirancang sebagai satu
kesatuan guna mencapai satu tujuan atau lebih. Keterkaitan itu terjadi oleh adanya aliran
materi dan energi yang terkendalikan oleh aliran informasi antarkomponen dalam ekosistem
itu. Masing-masing komponen itu mempunyai fungsi dan selama masing-masing komponen
itu melakukan fungsinya serta bekerja sama dengan baik, maka akan terjadi keseimbangan.
Keseimbangan itu tidaklah bersifat statis melainkan dinamis atau selalu berubah-ubah.
Kadang-kadang perubahan itu besar, kadang-kadang kecil. Perubahan itu dapat terjadi secara
alamiah maupun sebagai akibat perbuatan manusia. Perubahan keseimbangan ini diakibatkan
oleh berubahnya satu atau lebih komponen dalam ekosistem, sehingga menyebabkan
terganggunya aliran energi dan materi. Aliran energi dan materi ini terjadi melalui rantai
makanan dari satu makhluk hidup ke makhluk hidup lainnya.

Secara garis besar, ekosistem dapat dibedakan berdasarkan habitatnya menjadi 2 yaitu
sebagai berikut:
1. Ekosistem perairan, contohnya: ekosistem danau, ekosistem kolam, dan sebagainya.
2. Ekosistem daratan (terestrial), contohnya: ekosistem hutan, ekosistem padang rumput, dan
ekosistem sawah.
Pada setiap ekosistem, komponen penyusun sistem tersebut adalah sangat khas, misalnya:
pada ekosistem danau, organisme autotrofnya adalah phytoplankton, sedangkan pada
ekosistem hutan, organisme autotrofnya adalah berupa tumbuhan berhijau daun.

Ekosistem dapat dibagi menjadi 2 bentuk yaitu ekosistem alamiah dan ekosistem
buatan.

Di dalam ekosistem alamiah, peranan dan kedudukan manusia sama dengan makhluk lain.
Ekosistem alamiah ini dalam kondisi stabil sehingga tidak memerlukan adanya input energi
dan materi dari luar sistem, sedangkan di dalam ekosistem buatan peranan manusia sudah
dominan akibatnya tidak terjadi hubungan timbal balik antara manusia dengan makhluk lain,
karena manusia mendominasi sistem tersebut sehingga ekosistem ini dalam kondisi tidak
stabil dan untuk membuat ekosistem ini dalam keadaan stabil, perlu diberikan adanya input
energi dan materi dari luar.

Ekosistem di dunia pada umumnya adalah ekosistem alamiah, namun akibat kemajuan proses
pemikiran manusia maka bentuk alamiah tersebut menjadi berubah. Pada ekosistem alamiah
ini terjadi heterogenitas di dalamnya sehingga dapat menstabilkan ekosistem, sedangkan pada
ekosistem buatan terjadi pengurangan heterogenitas di dalamnya sehingga ekosistem menjadi
tidak stabil.

Anda mungkin juga menyukai