Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PRAKTIKUM

FOTOGRAMETRI

PENGOLAHAN GCP PADA SOFTWARE METASHAPE

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Fotogrametri diampu oleh :

Muhammad Ihsan, S.T., M.T.

Oleh :
Luthfi Maulana N P
1808437

PRODI SURVEY PEMETAAN DAN INFORMASI GEOGRAFIS


DEPARTEMEN PENDIDIKAN GEOGRAFI
FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2020
PENDAHULUAN
i. Latar Belakang
Metode penginderaan jauh dewasa kini mengalami kemajuan yang sangat pesat.
Perkembangan itu meliputi alat atau instrumen pengambilan data dan juga proses
pengolahan data dengan menggunakan perangkat lunak komputer. Teknologi pengambilan
data berupa foto (fotogrametri) untuk kepentingan pemetaan yang kini sedang
berkembang pesat adalah teknologi Unmanned Aerial Vehicle (UAV). Unmanned Aerial
Vehicle (UAV) dan fotogrametri digital merupakan sebuah teknologi pemetaan wilayah
yang terbaru. UAV memiliki beberapa kelebihan dibanding dengan teknologi pemetaan
lainnya, yaitu dapat dilakukan dengan waktu yang relatif lebih cepat, sederhana dan
mudah dibawa berpindah-pindah serta memiliki akurasi yang cukup tinggi (Wolf, 1993).
Dalam ilmu pemetaan, terdapat berbagai metode survei dan pemetaan yang dapat
dilakukan, salah satunya adalah metode fotogrametri.
Pemetaan fotogrametri merupakan pekerjaan pembuatan peta menggunakan media
foto udara. Fungsi fotogrametri telah menggantikan sebagian besar pekerjaan teristris
(Suharsana dalam Mukhlas 2014). Fotogrametri digital dapat diperoleh langsung melalui
pemotretan dengan kamera digital atau secara tidak langsung melalui proses konversi data
foto udara positif maupun negatif.Fotogrametri di definisikan sebagai seni, ilmu dan
teknologi untuk memproleh informasi terpercaya tentang objek fisik dan lingkungan
melalui proses perekaman, pengukuran dan interpretasi gambaran fotografik dan pada
radiasi tenaga elektromagnetik yang terekam (Wolf, 1993). Foto kualitas tinggi
merupakan salah satu faktor signifikan untuk efisiensi dan standar kualitas produk
pemetaan, seperti Digital Elevation Model (DEM) dan Orthofoto.

ii. Tujuan
1. Mahasiswa mampu melakukan pengolahan foto udara pada perangkat lunak
Agisoft
2. Mahasiswa mampu melakukan pendaan titik kontrol pada pengolahan foto
udara
3. Mahasiswa mampu menghasilkan Ortophoto

iii. Alat dan Bahan


1. Software Agisoft Photoscan professional
2. Laptop
3. Data Foto Udara Kampus UPI
4. Data GCP Kampus UPI
A. Dasar Teori

Ortofoto adalah sebuah foto yang telah diperbaiki secara geometrik agar dapat sesuai
pada setiap titik di peta, ditambah dengan penyajian grafis yang nyata. Penambahan ini
dapat berasal dari informasi eksternal atau dari interpretasi foto tersebut. Ortofotografi
digital saat ini menjadi produk yang mampu menggantikan kartografi klasik secara
sempurna (Kasser dan Polidori, 2002).

Kontrol fotogrametri terdiri dari beberapa titik yang posisi ruang objeknya diketahui
dalam suatu sistem koordinat referensi dan gambarnya dapat diidentifikasi pada foto. Pada
fotogrametri, ruang objek adalah permukaan tanah yang mana sebagai bidang referensi
untuk memproyeksikan model foto. Titik kontrol fotogrametri perlu dilibatkan dalam
pemrosesan foto udara untuk menghasilkan ketelitian tingkat survei karena titik kontrol
diukur dengan instrumen pengukuran tingkat survei dengan ketelitian mencapai cm
hingga mm.
B. Tahapan Kegiatan

1. Buka Sofware Agisoft

2. Prefences
a. Pada bar Tools pilih Prefences

b. Setelah itu klik GPU (pilihlah GPU di masing-masing laptop) > OK


3. Add Photos
a. Pada bar Workflow pilih Add Photos

b. Pada jendela Add Photos, pilih seluruh foto udara

c. Foto-foto yang telah dimasukan dapat dilihat di bagian Reference


4. Align Photos
a. Pada bar Workflow pilih Align Photos

b. Pada Dialog box Align Photos


 Pilih Accuracy menjadi Lowest (sesuaikan dengan kemampuan laptop,
bertujuan untuk mempercepat waktu pengolahan)
 Ceklist Generic Preselection
 Pada Advanced ubah Key Point limit (60,000) dan Tie point limit (0)
 Tekan tombol OK
5. Reference
a. Klik Optimize Cameras

b. Ceklist sesuai gambar berikut


c. Pada bar Tools klik Gradual Selection

d. Pada Criterion pilih Reconstruction uncertainly dengan level 30 (untuk


menghapus data yang rendah/yang sudah terselected) dan tekan delete pada
keyboard

e. Ulangi langkah a dan b


f. Masuk kembali ke Gradual Selection lalu pada Criterion pilih Reconstruction
uncertainly dan level 20

g. Kembali pada bar Tools klik Gradual Selection

h. Pada Criterion pilih Projection Accuracy dan level 35


i. Ulangi langkah g dan pada Criterion pilih Projection Accuracy dan level : 28

6. Penitikan GCP
a. Klik Setting dan muncul lah Reference Setting pilihlah Coordinate System
WGS 84 lalu OK

b. Klik Convert

c. Pilihlah Coordinate System WGS 84/ UTM zone 48S lalu OK

d. Pada bar pilih View > Photos


e. Pada menubar Import pilihlah file GCP > Open

f. Pada Colums ubahlah Label (4), Easting (2), Northing (1), dan Altitude (3) lalu
OK
g. Ketika mucul box seperti ini klik Yes To All

h. Akan muncul titik-titik BM yang sudah tergeometri

i. Setelah itu matikan semua titik-titik BM kecuali BM 3 lalu klik kanan dan
pilih Filter Photos by Markers
j. Pindahkan titik lokasi BM kedalam Premark, usahakan titik BM berada di
tengah-tengah Premark

k. Lakukan hal yang sama pada foto yang Premark dapat terlihat dengan jelas

l. Ulangi langkah j dan k sampai dengan BM ISOLA2


m. Setiap selesai memindahkan titik BM lihatlah Error(pix) (apabila di dunia
kerja harus sampai dibawah 0.5)

n. Setelah itu lakukan Set Accuracy dengan cara blok semua BM dan klik kanan
pilih Set Accuaracy dan rubah menjadi 0.02 > OK

7. Prinsip GCP/ICP
a. Klik Optimize Camera

b. Ceklist sesuai gambar berikut lalu OK


c. Buatlah 4 titik GCP (untuk memperbaiki akurasi) lalu ceklis pada BM13,
GPS06, GPS07, dan ISOLA2 dan sisanya BM3, BM14, GPS08 itu menjadi
ICP

d. Klik pada Optimize Camera lalu OK


e. Lihat pada Error pada Control Point

8. Gradual Selection
a. Pada bar Model > Gradual Selection

b. Pada Criterion pilih Reprojection error dan Level 0.3 lalu OK

c. Setelah itu klik delete pada keyboard


d. Klik Optimize Camera dan ceklis pada semua kolom > OK

e. Langkah selanjutnya pun sama ulangilah sampai 2x

9. Build Dense Cloud


a. Pada bar Workflow > Build Dense Cloud

b. Pada jendela Dense Cloud


 Isi Quality > Lowest (sesuai kemampuan laptop)
 Depth Filtering > Mild
 Tekan OK

c. Cek pada Dense Cloud


10. Build DEM
a. Pada bar Workflow > Build DEM

b. Pada jendela Build DEM > OK

11. Build Ortomosaic


a. Pada bar Workflow > Build Orthomosaic

b. Pada jendela Build Ortomosaic > OK


12. Export Orthomosaic
a. File > Export > Export Orthomosaic > Export JPEG/TIFF/PNG

b. Pada jendela Export Orthomosaic > klik Export

c. Bukalah hasil Export tadi pada Global Mapper dan juga ArcGIS
d. Layout lah hasil TIFF dengan menggunakan ArcGIS
C. Hasil
D. Daftar Pustaka
https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/geodesi/article/viewFile/22580/20694

Anda mungkin juga menyukai