Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

Perekonomian dua sektor merupakan penyederhanaan dalam sistem keuangan.


Keseimbangan dalam sektor dua sektor merupakan bagian dari sisi pendapatan dan sisi yang
dilakukan oleh sektor rumah tangga dan sektor swasta, dengan sektor sektor publik dan sektor luar
negeri.

Perilaku pengeluaran yang dilakukan oleh sektor rumah tangga dapat dilakukan dengan
membuat fungsi konsumsi dan fungsi tabungan, untuk melihat bagaimana perubahan pendapatan
terhadap tingkat konsumsi dan tabungan. Kecenderungan bagi sektor rumah tangga untuk konsumsi
yang disebut dengan Marginal Propensity to Consume (MPC). Sementara untuk sektor rumah tangga
untuk melakukan penghematan disebut dengan Marginal Propensity to Save (MPS).

Semua yang dilakukan dalam bahasa ini dibuat oleh seluruh kelompok masyarakat dan
dibahas pada tingkat ekonomi atau sektor sederhana. Tingkat kegiatan ekonomi dalam
pertumbuhan yang lebih maju dan lebih rumit pada kegiatannya. Uraian ini menjelaskan tentang
bagaimana menyetujui agregat akan menentukan tingkat kegiatan ekonomi dinamakan: analisis
tingkat keseimbangan Negara atau analisis menentukan tingkat pendapatan Nasional.

2. Rumusan Masalah

Sebuah. Apa yang di maksud ekonomi 2 sektor?

b. Bagaimana hubungan antara konsumsi dan pendapatan ?

c. Bagaimana fungsi konsumsi dan tabungan ?

3. Tujuan Penulisan

Sebuah. Men jelaskan keuangan 2 sektor

b. Menjelaskan hubungan antara Konsumsi Dan Pendapatan

c. Menjelaskan fungsi konsumsi dan tabungan

BAB 2
PEMBAHASAN

A. PEREKONOMIAN DUA SEKTOR

adalah pembiayaan yang terdiri dari sektor perusahaan dan sektor rumah tangga. Dalam anggaran tidak
terdapata pajak dan pengeluaran pemerintah. Perekonomian itu juga tidak melakukan perdagangan luar
negeri dan dengan demikian ekonomi itu tidak melakukan kegiatan ekspor dan impor.

Dalam pendapatan dua sektor sumber pendapatan yang diperoleh rumah tangga dari
perusahaan. Penghasilan, pembayaran, sewa, bunga dan keuntungan sama nilainya dengan pendapatan
nasional. Dan oleh karena itu pemerintah tidak memungut pajak maka pendapatan nasional (Y) sama
dengan pendapatan disposebel (Yd) atau Y = Yd.

Pendapatan yang digunakan rumah tangga akan digunakan untuk dua tujuan yaitu untuk pengeluaran
konsumsi dan ditabung. Tabungan ini akan dipinjamkan ke penanam modal atau nvestor dan akan
digunakan untuk memebeli barang - barang modal seperti mesin - mesin, peralatan produksi lain,
mendirikan pabrik dan bangunan kantor.

Ciri-ciri aliran pendapatan dalam keuangan dua sektor

1. Sebagai balas jasa untuk faktor-faktor produksi yang dibutuhkan sektor rumah tangga oleh sektor
perusahaan, sektor rumah tangga akan memperoleh aliran pendapatan berupa pendapatan, upah,
sewa, bunga, dan untung.

2. Sebahagian besar dari berbagai jenis pendapatan yang diterima oleh sektor rumahtangga akan di beli
untuk konsumsi, yaitu membeli barang-barang dan jasa-jasa yang di hasilkan oleh sektor perusahaan.

3. Sisa dari berbagai jenis rumah tangga yang tidak boleh digunakan untuk keperluan konsumsi akan di
rumah dala lembaga-lembaga keuangan.

4. Pengusaha-pengusaha yang membutuhkan modal untuk melakukan investasi akan dikumpulkan yang
dikumpulkan oleh pemerintah-keuangan dari sektor rumah tangga.

B. HUBUNGAN ANTARA KONSUMSI DAN PENDAPATAN


Ada beberapa faktor yang menentukan tingkat rumah tangga. Yang terpenting dalam dua sektor adalah
pendapatan rumah tangga. Tabel yang membahas hubungan di antara konsumsi rumah tangga dan
pendapatan dinamakan daftar (skedul) konsumsi. Daftar konsumsi pada estimasi pengeluaran rumah
tangga pada tingkat pendapatannya yang berubah-ubah.

Misalnya, seperti dapat dilihat dalam tabel 1.1, pada waktu pendapatan seseorang adalah Rp.500 ribu
konsumsinya adalah Rp.500 ribu, pada waktu estimasianya Rp.900 ribu konsumsinya Rp. 800 ribu, tabel
1.1 secara terperinci menunjukkan hubungan di antara tingkat pengeluaran disposabel dengan
pengeluaran konsumsi dan tabungan rumah tangga.

1. Pada Pendapatan yang rendah rumah tangga mengorek tabungan.

Pada saat pendapatan disposebel adalah (Yd = 0), pengeluaran konsumsi adalah Rp.125 ribu. Ini berarti
rumah tangga harus menggunakan harta atau tabungan masa lalu untuk membiayai pengeluaran
konsumsinya.

2. Peningkatan Pendapatan.

Lebih pertambahan penghasilan lebih tinggi dari pertambahan konsumsi.

3. Pada Pendapatan yang tinggi rumah tangga menabung.

Pertambahan Pendapatan selalu lebih besar dari pertumbuhan konsumsi pada akhirnya rumah tangga
tidak “mengorek tabungan” lagi. ia akan mampu menabung sebagian besar dari pendapatannya.

Ø Konsumsi, Pengeluaran dan tabungan sangat erat. Menurut pendapat JM Keyness dikenal dengan
Konsumsi Psikologis membahas tingkah laku masyarakat dalam konsumsi jika diterbitkan dengan
pendapatan.

Ø Pendapat JM Keyness sebagai berikut:

· Jika pendapatan naik, maka konsumsi akan naik, tetapi tidak melebihi pendapatan.

· Setiap kenaikan pendapatan akan digunakan untuk konsumsi dan tabungan.

· Setiap kenaikan pengeluaran.

C. FUNGSI KONSUMSI DAN FUNGSI TABUNGAN


Dalam analisis makroekonomi yang lebih penting melihat konsumsi dan tabungan rumah tangga, tetapi
melihat konsumsi dan tabungan dari semua rumah tangga dalam ekonomi. Pengeluaran konsumsi dari
semua rumah tangga di dalam keuangan dinamakan konsumsi agregat dan tabungan semua rumah
tangga dalam keuangan dinamakan penghematan agregat.

1. Ciri-ciri Fungsi Konsumsi dan Tabungan

Sebelum menerangkan fitur-fitur fungsi dan fungsi simpanan terlebih dahulu diperlukan definisi dari
istilah fungsi konsumsi dan fungsi simpanan.

Sebuah. Fungsi konsumsi adalah suatu kurva yang menggambarkan sifat-sifat konsumsi rumah
tangga dalam bidang keuangan dengan pendapatan nasional tersebut .

b. Fungsi tabungan adalah suatu bentuk kurva yang menggambarkan hubungan antara tingkat
tabungan rumah tangga dengan tingkat pendapatan nasional .

2. Penentu-penentu Lain Konsumsi dan Tabungan

Sebuah. Kekayaan yang telah terkumpul.

b. Suku bunga.

c. Sikap berhemat.

d. Keadaan Ekonomi.

e. Distribusi Pendapatan.

f. Dana tidak mencukupi tersedia.

D. INVESTASI (PENANAMAN MODAL)

1. Definisi dan arti Investasi

Investasi atau penanaman modal merupakan komponen kedua yang menentukan tingkat pengeluaran
agregat. Dengan demikian investasi dapat diartikan sebagai pengeluaran atau pengeluaran penanam-
penanam modal atau perusahaan untuk membeli barang-barang modal dan perlengkapan-persediaan
produksi untuk menambah kebutuhan memproduksi barang dan jasa yang tersedia dalam
perekonomian.

2. Fungsi investasi

Kurva yang menunjukkan perkaitan di antara tingkat investasi dan tingkat pendapatan nasional
dinamakan konfigurasi investasi.
3. Penentu-penentu tingkat Investasi

Sebuah. Ramalan kondisi keuangan di masa depan.

b. Perubahan dan perkembangan teknologi.

c. Efek Pertumbuhan Pendapatan nasional.

d. Keuntungan perusahaan.

E. PERUBAHAN KESEIMBANGAN DAN MULTIPLIER

Dari satu periode ke periode lainnya Dalam keuangan dua sektor perubahan tersebut disebut oleh
perubahan dalam investasi. Perkembangan teknologi, misalnya akan menambah investasi dan investasi
yang akan ditambahkan pada agregat atas.

Analisis tentang pengganda bertujuan untuk merangkai peningkatan dari kenaikan atau kemerosotan
dalam pelepasan agregat tingkat keseimbangan dan prioritas keatas tingkat pendapatan nasional.

BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN
Perekonomian dua sektor atau ekonomi sederhana hanya terdiri dari sektor rumah tangga dan sektor
perusahaan. Tingkat kegiatan ekonomi ditentukan oleh jumlah dan mutu faktor-faktor produksi.
Menurut Keyness, tingkat kegiatan ekonomi, ditentukan oleh tingginya, disetujui, yang dilakukan
masyarakat. Pengeluaran agregat ini akan ditentukan hingga di mana sektor perusahaan harus
melakukan kegiatannya untuk memproduksikan barang-barang dan jasa-jasa.

Dari aliran perputaran aliran pendapatan yang diperlukan dalam gambar itu dapat diambil kesimpulan
dari aliran-aliran pendapatannya memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1. Sebagai balas jasa untuk faktor-faktor produksi yang dibutuhkan sektor rumah tangga oleh sektor
perusahaan, sektor rumah tangga akan memperoleh aliran pendapatan berupa pendapatan dan upah,
sewa, bunga dan untung.

2. Sebagian besar dari jumlah jenis yang diterima oleh sektor rumah tangga akan digunakan untuk
konsumsi, yaitu membeli barang-barang dan jasa-jasa yang dihasilkan oleh sektor perusahaan.

3. Sisa dari berbagai jenis rumah tangga yang tidak digunakan untuk pengeluaran konsumsi akan
ditabung dalam badan-badan keuangan.

4. Pengusaha-pengusaha yang membutuhkan modal untuk melakukan investasi akan membeli tabungan
yang dikumpulkan oleh badan-badan keuangan dari sektor rumah tangga.

BAB I

Pendahuluan
Investasi merupakan salah satu cara perusahaan dalam mengoptimalkan penggunaan kas jika terjadi
surplus. Dengan berinvestasi maka dana yang terdapat dalam kas perusahaan tidak menganggur.
Investasi dapat dimaksudkan sebagai akumulasi dari suatu bentuk aktiva untuk memperoleh manfaat
dimasa yang akan datang. Dengan adanya investasi maka perusahaan mengharapkan beberapa
keuntungan yakni terjaminnya manajemen kas, terciptanya hubungan yang erat dan memperkuat posisi
keuangan suatu perusahaan. Investasi merupakan unsur yang sangat penting dalam perusahaan.
Aktivitas investasi yang dilakukan oleh perusahaan akan dijadikan sebagai dasar penilaian manajemen
kas perusahaan.

Penilaian kinerja perusahaan ini sebagian atau seluruhnya dapat dinilai dari penggunaan kas untuk
investasi. Bagi perusahaan investasi adalah cara untuk menempatkan kelebihan dana sedangkan untuk
perusahaan lainnya investasi merupakan sarana untuk mempererat hubungan bisnis atau memperoleh
suatu keuntungan perdagangan. Apapun motivasi perusahaan dalam melakukan investasi, investasi
tetap merupakan sarana dalam menentukan posisi keuangan perusahaan.

BAB II

Pembahasan

Defenisi investasi menurut PSAK adalah suatu aktiva yang digunakan perusahaan untuk pertumbuhan
kekayaan (accreation of wealth) melalui distribusi hasil investasi seperti bunga,royalti, dividen dan uang
sewa, untuk apreasiasi nilai investasi atau untuk manfaat lain bagi perusahaan yang berinvestasi seperti
manfaat yang diperoleh melalui hubungan perdagangan. Investasi dapat juga dianggap sebagai
pemanfaatan surplus kas untuk memperoleh pendapatan dalam jangak panjam dan memanfaatkan
dana yang belum digunakan untuk investasi jangka pendek dalam rangka manajemen kas. Perlakuan
akuntansi untuk investasi dalam laporan keuangan beserta pengungkapannya diatur dalam PSAK 13.

Properti investasi didefinisikan dalam PSAK 13 sebagai properti (yaitu tanah dan bangunan) yang
dikuasai untuk menghasilkan rental atau untuk kenaikan nilai atau kedua-duanya, dan tidak untuk
digunakan dalam bisnis atau untuk dijual dalam kegiatan usaha sehari-hari.

Baik properti yang dikuasai oleh pemilik maupun oleh penyewa (lesse) melalui sewa pembiayaan dapat
dikelompokkan sebagai properti investasi. Namun, hak atas properti yang dimiliki oleh lesse melalui
sewa operasi dapat dikelompokkan dan dicatat sebagai properti investasi (selama properti tersebut
tidak bertentangan dengan defenisi properti investasi dan lesse menggunakan model nilai wajar.)

PSAK 13 menyebutkan contoh aset yang tidak termasuk dalam defenisi properti akuntansi :

Properti yang digunakan sendiri (owner-occupied property), termasuk diantantaranya properti yang
dikuasai untuk digunakan di masa depan sebagai properti yang digunakan sendiri dan properti yang
digunakan oleh karyawan pemilik properti tersebut.

Properti dalam proses konstruksi/pembangunan atau pengembangan yang dimasa depan digunakan
sebagai properti investasi.

Penting bagi perusahaan untuk menentukan apakah suatu properti memenuhi kriteria sebagai properti
investasi.

Menurut PSAK 13 properti investasi diakui sebagai aser jika dan hanya jika :

Besar kemungkinan manfaat ekonomis dimasa depan dari aset yang tergolong properti investasi akan
mengalir kedalam entitas;dan

Biaya perolehan properti investasi dapat diukur dengan andal.

Bentuk-Bentuk Investasi

Aktivitas investasi merupakan unsur penting dari operasi perusahaan dan menjadi salah satu dasar
penilaian terhadap kinerja perusahaan. Beberapa alasan perusahaan melakukan investasi adalah untuk
menempatkan kelebihan dana, selain itu investasi juga dapat dilakukan sebagai sarana mempererat
hubungan bisnis atau memperoleh suatu keuntungan perdagangan.

Hakikat suatu investasi dapat berupa hutang, selain hutang jangka pendek atau hutang dagang, atau
instrumen ekuitas. Pada umumnya investasi memiliki hak finansial, sebagian berwujud seperti investasi
tanah, bangunan,emas, berlian, atau komoditi lain yang dipasarkan.

Klasifikasi Investasi
Investasi dibagi menjadi dua yaitu investasi jangka panjang dan investasi jangka pendek. Investasi jangka
panjang merupakan kelompok aset nonlancar dan investasi jangka pendek merupakan kelompok
investasi lancar.

Investasi jangka pendek harus memenuhi karakteristik sebagai berikut :

Dapat segera diperjualbelikan/dicairkan

Investasi tersebut ditujukan dalam rangka manajemen kas, artinya pemerintah dapat menjual investasi
tersebut tanpa timbul kebutuhan kas.

Beresiko rendah.

Maka pembelian surat-surat berharga yang beresiko tinggi karena dipengaruhi oleh fluktuasi harga pasar
surat berharga tidak termasuk dalam investasi jangka pendek.

Investasi jangka panjang merupakan penanaman atau penyertaan sebagian kekayaan suatu perusahaan
lain dengan maksud untuk memperoleh pendapatan tetap dan untuk menguasasi atau mengendalikan
perusahaan tersebut.

Beberapa bentuk penanaman dalam investasi jangka panjang antara lain :

Penanaman atau penyertaan dalam bentuk saham, obligasi dan surat-surat berharga lainnya.

Dana untuk melunasi utang jangka panjang atau dana khusus lainnya.

Pembelian tanah dengan rencana penggunaan dana dimasa yang akan datang.

Tujuan investasi jangka panjang :

 Untuk memperoleh pendapatan tetap (obligasi/saham preferen)


 Untuk mengendalikan/ mengawasi perusahaan lain yang sejenis (saham).
 Untuk menguasai perusahaan lain sehingga pengadaan bahan baku terjamin (saham).
 Untuk menguasai perusahaan lain sehingga pasar hasil produksinya terjamin.

Biaya investasi
Biaya perolehan suatu investasi mencakup biaya perolehan lain disamping harga beli, seperti komisi
broker, jasa bank, dan pungutan oleh bursa efek. Jika suatu atau sebagian investasi diperoleh dengan
penerbitan saham atau surat berharga lain, maka biaya perolehannya adalah nilai wajar dari surat
berharga yang diterbitkan dan bukan nilai nominal atau value. Jika suatu ataub sebagian investasi
diperoleh dengan pertukaran dengan aktiva lain, biaya perolehan investasi tersebut ditentukan dengan
mengacu pada nilai wajar dari aktiva yang diserahkan atau dapat juga menggunakan nilai wajar dari
aktiva yang diperoleh apabila dianggap lebih andal berdasarkan data/bukti yang tersedia.

Piutang bunga, royalti, dividen dan sewa sehubungan dengan suatu investasi secara umum dianggap
sebagai penghasilan (return) investasi tersebut. Tetapi dalam keadaan tertentu arus masuk seperti dapat
merupakan suatu pemulihan biaya dan tidak merupakan penghasilan. Misalnya jika bunga yang dibayar
telah diakrual sebelum pembelian investasi yang berbunga dan oleh karena itu dimasukkan dalam biaya
perolehan yang dibayar untuk investasi tersebut, penerimaan berikutnya dari bunga dialokasikan antara
periode sebelum dan sesudah pembelian; bagian sebelum pembelian dikurangi dari biaya perolehan.
Jika deviden dideklarasikan dari laba praakuisisi, maka dividen pra akuisisi tersebut dikurangkan dari
biaya perolehan.

Perbedaan antara biaya perolehan dan nilai penebusan (redemption value) suatu investasi dalam
sekuritas hutang (diskonto atau premi pada pembelian) biasanya diamortisasi oleh investor selama
periode dari pembelian sampai saat jatuh tempo sehingga hasil yang konstan (constant yield) diperoleh
dari investasi tersebut. Diskonto atau premi yang diamortisasi tersebut dikreditkan atau dibebankan
pada penghasilan bunga, dan sehingga merupakan penambahan atau pengurangan dari nilai tercatat
sekuritas (carrying value) tersebut. Nilai tercatat yang dihasilkan, selanjutnya dianggap sebagai harga
perolehan.

Nilai tercatat Investasi (Carrying Amount of Investmen)

Investasi Lancar

Terdapat pendapat berbeda mengenai nilai tercatat yang tepat untuk investasi lancar. Ada yang
menekankan bahwa untuk laporan keuangan yang dipersiapkan menurut biaya perolehan aturan umum
tentang biaya dan nilai bersih yang direalisasi yang mana yang lebih rendah dapat diterapkan pada
investasi; dan karena kebanyakan investasi lancar dapat dipasarkan; nilai tercatatnya adalah biaya atau
nilai pasar mana yang lebih rendah. Dengan kata lain metode ini memberikan nilai neraca yang wajar
(prudent) dan tidak menyebabkan pengakuan keuntungan yang tidak direalisasi dalam penghasilan.

Pendapat lain mengenai investasi lancar yang merupakan subtitusi kas adalah menilainya dengan nilai
wajar, yakni dengan nilai pasar. Perusahaan tidak memperhatikan unsur harga perolehan melainkan kas
yang dapat diperoleh dengan menjualnya kembali. Persediaan dengan investasi lancar merupakan hal
yang berbeda. Investasi lancar dapat dengan mudah dijual sedangkan laba tidak dapat diakui sebelum
penjualan persediaan dipastikan.Perhatian perusahaan biasanya langsung pada nilai keseluruhan dari
portofolio investasi lancar, dan bukan pada investasi individual, karena investasi tersebut dimiliki secara
kolektif sebagai tempat penyimpanan kekayaan. Maka sejalan dengan pandangan ini, investasi dicatat
pada biaya atau nilai pasar yang mana yang lebih rendah dinilai pada suatu portofolio agregat, dalam
total atau dengan kategori investasi, dan tidak pada basis investasi individual. Namun, ada juga yang
berpendapat bahwa penggunaan dasar portofolio menghasilkan kerugian yang dikompensasi dengan
keuntungan yang tidak direalisasi.

Investasi Jangka Panjang

Investasi jangka panjang biasanya dicatat pada biaya perolehan. Tetapi jika terjadi penurunan yang tidak
bersifat sementara dalam penilaian investasi jangka panjang tersebut, nilai tercatat dikurangi untuk
mengakui penurunan tersebut. Indikator nilai suatu investasi dapat diperoleh dengan mengacu pada
nilai pasarnya, aktiva dan kinerja investee serta arus kas yang diharapkan dari aktivitas tersebut. Resiko
dan jenis serta penyertaan (stake) investor pada investe juga diperhitungkan. Pembatasan distribusi
oleh investee tersebut atau pelepasan investasi oleh investor mungkin mempengaruhi investasi.
Contoh : pembayaran dividen atau pembayaran kembali investasi.

Banyak investasi jangka panjang yang secara individual penting bagi perusahaan yang melakukan
investasi. Nilai tercatat dari investasi jangka panjang karenanya, biasanya ditentukan secara individual.
Namun, dari beberapa negara, sekuritas ekuitas mudah dipasarkan yang diklasifikasikan sebagai
investasi jangka panjang dapat dinilai menurut yang terendah antara biaya dan nilai pasar yang
ditentukan pada basis portofolio. Dalam hal ini, penurunan sementara dan pemulihan atas penurunan
tersebut dimasukkan dalam ekuitas.

Penurunan selain penurunan sementara dalam nilai tercatat investasi jangka panjang dibebankan pada
laporan laba rugi. Penurunan nilai tercatat dapat dipulihkan jika selanjutnya terdapat kenaikan dalam
nilai invetasi tersebut, atau jika alasan penurunan tersebut tidak relevan lagi. Pemulihan tersebut tidak
boleh menyebabkan nilai investasi melebihi biaya perolehannya semula (original cost).Investasi properti
lazim dicatat sebagai investasi jangka panjang kecuali apabila dimaksudkan untuk dimiliki dalam waktu
satu tahun atau kurang. Investasi properti tidak boleh disajikan sebagai bagian dari aktiva tetap dan
tidak boleh disusutkan.

Pelepasan Investasi (Disposal of Investment) dan Pemindahan investasi

Pelepasan investasi dapat terjadi karena penjualan, kerusakan, bencana, peraturan pemerintah dan
sebagainya sehingga tidak dapat digunakan lagi oleh perusahaan. Pada penjualan suatu investasi, selisih
antara nilai tercatat dan hasil neto, diakui pada laporan laba rugi sebagai keuntungan atau kerugian
penjualan.

Setiap penurunan nilai pasar investasi lancar yang dicatat pada yang terndah antara biaya dan nilai pasar
pada dasar portofolio dilakukan terhadap biaya perolehan secara agregat; investasi individual tetap
dicatat pada biaya. Dengan demikian, laba atau rugi penjualan suatu investasi individual didasarkan
pada biaya perolehan; namun penurunan agregat pada nilai pasar dari portofolio tersebut ditentukan.

Kadang-kadang investasi jangka panjang direklasifikasi sebagai investasi lancar. Pemindahan tersebut
dilakuakan berdasarkan nilai terendah antara biaya perolehan dan nilai tercatat jika investasi lancar
dicatat pada nilai terendah antara biaya dan nilai pasar. Investasi yang direklasifikasi dari lancar ke
jangka panjang masing-masing dipindahkan berdasarkan nilai terendah antara biaya perolehan dan nilai
pasar.

BAB III

Kesimpulan

Investasi adalah penggunaan suatu aktiva untuk pertumbuhan kekayaan (accreation of wealth) melalui
distribusi hasil investasi (seperti bunga, royalti,dividen dan uang sewa) untuk apresiasi nilai investasi,
atau untuk manfaat lain bagi perusahaan yang berinvestasi seperti manfaat yang diperoleh melalui
hubungan perdagangan. Terdapat dua jenis investasi yakni investasi jangka pendek dan investasi jangka
panjang.

Investasi lancar atau investasi jangka pendek merupakan investasi yang dapat segera dicairkan dan
dimaksudkan dimiliki selama setahun atau kurang. Investasi jangka panjang merupakan investasi yang
dimaksudkan untuk memperoleh pendapatan tetap dan untuk menguasai atau mengendalikan
perusahaan tersebut.
Sebuah perusahaan yang membedakan antara aktiva lancar dan tak lancar dalam laporan keuangannya
harus menyajikan investasi lancar sebagai aktiva lancar dan investasi jangka panjang sebagai aktiva non
lancar. Investasi yang diklasifikasikan sebagai aktiva tak lancar harus dicatat dalam neraca berdasarkan
biaya perolehan , kecuali jika harga pasar investasi jangka panjang menunjukkan penurunan nilai dibawa
biaya perolehan secara signifikan dan permanen, perlu dilakukan penyesuaian atas nilai investasi
tersebut. Penilaian dalam hal ini dilakukan untuk masing-masing investasi secara individual.

Biaya perolehan suatu investasi mencakup biaya perolehan lain disamping harga beli, seperti komisi
broker, jasa bank dan pungutan bursa efek. Piutang bunga, royalti, dividen, dan sewa sehubungan
dengan suatu investasi dianggap sebagai hasil (return) investasi tersebut.

Daftar Pustaka

Akuntansi Intermediate Jilid 3.

Baridwan, zaki. 2004. Intermediate Accounting. Edisi 8. Jogjkarta: Fakultas Ekonomi UGM

Liestyowati.2009. Modul Perkuliahan Semester Ganjil Tahun Akademik 2009/2010. Universitas Mercu
Buana.

Anda mungkin juga menyukai