Anda di halaman 1dari 18

A.

PENGERTIAN
Placenta previa adalah plasenta yang berimplantasi pada segmen bawah
rahim yaitu di atas dan dekat tulang cerviks dalam dan menutupi sebagian atau
seluruh ostium uteri internum. Angka kejadian plasenta previa adalah 0,4 – 0,6 %
dari keseluruhan persalinan.
Plasenta Previa adalah plasenta yang berimplantasi rendah sehingga
menutupi sebagian /seluruh ostium uteri internum (implantasi plasenta yang
normal adalah pada dinding depan, dinding belakang rahim atau di daerah fundus
uteri).(Yuni Kusmiyati dkk, 2009, Perawatan Ibu Hamil, hal. 158-159.
Menurut Cunningham (2009), plasenta previa merupakan implantasi
plasenta di bagian bawah sehingga menutupi ostium uteri internum, serta
menimbulkan perdarahan saat pembentukan segmen bawah Rahim
B. KLASIFIKASI
Placenta previa dibagi menjadi beberapa tingkatan, yaitu :
1. Marginal placenta previa
Plasenta tertanam pada satu tepi segmen rahim bawah dekat dengan tulang.

2. Incomplete / Parsial placenta previa


Menyiratkan penutupan tak sempurna
3. Total / Complete placenta previa
Seluruhnya tulang dalam tertutup oleh placenta, saat cervik sepenuhnya
berdilatasi
4. Implantasi rendah / low-lying implantasi
Digunakan saat placenta diposisikan pada segmen bawah rahim yang lebih
rendah tapi jauh dari tulang

C. ETIOLOGI
Penyebab pasti dari placenta previa belum diketahui sampai saat ini. Tetapi
berkurangnya vaskularisasi pada segmen bawah rahim karena bekas luka operasi
uterus, kehamilan molar, atau tumor yang menyebabkan implantasi placenta jadi
lebih rendah merupakan sebuah teori tentang penyebab palcenta previa yang
masuk akal.
Selain itu, kehamilan multiple / lebih dari satu yang memerlukan permukaan
yang lebih besar untuk implantasi placenta mungkin juga menjadi salah satu
penyebab terjadinya placenta previa. Dan juga pembuluh darah yang sebelumnya
mengalami perubahan yang mungkin mengurangi suplai darah pada daerah itu,
faktor predisposisi itu untuk implantasi rendah pada kehamilan berikutnya.

D. PATHOLOGY
1. Lokasi implantasi dan ukuran placenta saling terkait. Secara rinci,
karena sirkulasi pada segmen bawah sdikit lebih baik daripada fundus,
placenta previa mungkin butuh untuk menutupi area yang lebih besar untuk
efisiensi yang adekuat. Permukaan placenta previa mungkin lebih besar
setidak-tidaknya 30% lebih besar daripada placenta yang terimplantasi di
fundus.
2. Segmen bagian bawah relatif tanpa kontraksi dan perdarahan pantas
dipertimbangkan pada pembukaan sinus.
3. Infeksi ascending dari vagina dapat menyebabkan placentitis, terutama
di daerah pajana atau di atas tulang.
4. Placenta previa dapat terdorong miring, melintang, presentasi dan
mencegah perikatan pada keadaan fetal.
E. PATHWAY Placenta previa

Seksio Cesarea

Post Operasi sc

Post Ansestasi Spinal Luka Post Operasi Nifas

Penurunan saraf Penurunan saraf Jaringan Jaringan Uterus Laktasi Psikologis


ekstermitas Bawah otonom terputus terbuka (Taking in, taking
hold, taking go)
Kontraksi Progesteron dan
Kelumpuhan Merangsang Proteksi uterus esterogen menurun
area sensorik kurang Perubahan
Cemas motorik psikologis
Prolaktin meningkat
Invasi Adekuat Tidak Adekuat
Nyeri bakteri Penambahan
Pertumbuhan kelenjar anggota baru
Pengelupasan Atonia uretri susu terangsang
Resti desidua
infeksi Kebutuhan
meningkat
Perdarahan Isapan bayi
Lochea

Hipovolemik Anemi Oksitosin meningkat

Kekurangan HbO2 Ejeksi ASI


volume menurun
cairan
Adekuat Tidak adekuat
Metabolisme anaerob
ASI keluar ASI tidak keluar
Asam laktat meningkat
Efektif Inefektif laktasi
laktasi
Suplai O2 ke jaringan menurun Kelelahan

23
Nekrose
E. MANIFESTASI KLINIK
1. Rasa tak sakit, perdarahan uteri, terutama pada trimester ketiga.
2. Jarang terjadi pada episode pertama kejadian yang mengancam kehidupan atau
menyebabkan syok hipovolemik.
3. Kira-kira 7% dari placenta previa tanpa gejala dan merupakan suatu temuan yang
kebetulan pada scan ultrasonik.
4. Beberapa adalah jelmaan untuk pertama kali, saat uteri bawah merentang dan
tipis, saat sobek dan perdarahan terjadi di lokasi implantasi bawah.
5. Placenta previa mungkin tidak menyebabkan perdarahan hingga kelahiran mulai
atau hinga terjadi dilatasi lengkap. Perdarahan awal terjadi dan berlebih-lebih
pada total previa. Perdarahan yang merah terang mungkin terjadi secara
intermitten, saat pancaran, atau lebih jarang, mungkin jugaberlanjut. Ini mungkin
berawal saat wanita sedang istirahat atau di tengah-tengah aktifitas. Kebetulan
kejadian ini tidak pernah terjadi kecuali jika dilakukan pengkajian vaginal atau
rektal memulai perdarahan dengan kasar sebelum atau selama awal kehamilan.
6. Sikap yang tak terpengaruh oleh placenta previa adalah rasa sakit. Bagaimanapun
jika perdarahan yang pertama bersamaan dengan serangan kelahiran, wanita
mungkin mengalami rasa tak nyaman karena kontraksi uterus.
7. Pada pengkajian perut, jika fetus terletak longitudinal, ketinggian fundus biasanya
lebih besar dari yang diharapkan untuk umur kehamilannya karena placenta previa
menghalangi turunnya bagian-bagian janin.
8. Manuver leopod mungkin menampakkan fetus pada posisi miring atau melintang
karena abnormalitas lokasi implantasi placenta.
9. Seperti kaidah, fetal distress atau kemayian janin terjadi hanya jika bagian penting
placenta previa terlepas dari desidua basilis atau jika ibu menderita syok
hipovolemik.

F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. USG (Ultrasonographi)
Dapat mengungkapkan posisi rendah berbaring placnta tapi apakah placenta
melapisi cervik tidak biasa diungkapkan
2. Sinar X
Menampakkan kepadatan jaringan lembut untuk menampakkan bagian-bagian
tubuh janin.
3. Pemeriksaan laboratorium
Hemoglobin dan hematokrit menurun. Faktor pembekuan pada umumnya di
dalam batas normal.
4. Pengkajian vaginal
Pengkajian ini akan mendiagnosa placenta previa tapi seharusnya ditunda jika
memungkinkan hingga kelangsungan hidup tercapai (lebih baik sesuadah 34
minggu). Pemeriksaan ini disebut pula prosedur susunan ganda (double setup
procedure). Double setup adalah pemeriksaan steril pada vagina yang dilakukan di
ruang operasi dengan kesiapan staf dan alat untuk efek kelahiran secara cesar.
5. Isotop Scanning
Atau lokasi penempatan placenta.
6. Amniocentesis
Jika 35 – 36 minggu kehamilan tercapai, panduan ultrasound pada amniocentesis
untuk menaksir kematangan paru-paru (rasio lecithin / spingomyelin [LS] atau
kehadiran phosphatidygliserol) yang dijamin. Kelahiran segera dengan operasi
direkomendasikan jika paru-paru fetal sudah mature.

G. PENATALAKSANAAN / TERAPI SPESIFIK


1. Terapi ekspektatif
 Tujuan terapi ekspektatif adalah supaya janin tidak terlahir prematur, pasien
dirawat tanpa melakukan pemeriksaan dalam melaui kanalis servisis. Upaya
diagnosis dilakukan secara non invasif. Pemantauan klinis dilaksanakan secara
ketat dan baik.
Syarat pemberian terapi ekspektatif :
a. Kehamilan preterm dengan perdarahan sedikit yang kemudian berhenti.
b. Belum ada tanda-tanda in partu.
c. Keadaan umum ibu cukup baik (kadar hemoglobin dalam batas normal)
d. Janin masih hidup.
 Rawat inap, tirah baring, dan berikan antibiotik profilaksis.
 Lakukan pemeriksaan USG untuk mengetahui implantasi placenta, usia
kehamilan, profil biofisik, letak, dan presentasi janin.
 Berikan tokolitik bila ada kontriksi :
- MgSO4 4 gr IV dosis awal dilanjutkan 4 gr tiap 6 jam
- Nifedipin 3 x 20 mg/hari
- Betamethason 24 mg IV dosis tunggal untuk pematangan paru janin
 Uji pematangan paru janin dengan Tes Kocok (Bubble Test) dari test
amniosentesis.
 Bila setelah usia kehamilan di atas 34 minggu placenta masih berada di sekitar
ostinum uteri internum, maka dugaan plasenta previa menjadi jelas sehingga
perlu dilakukan observasi dan konseling untuk menghadapi kemungkinan
keadaan gawat darurat.
 Bila perdarahan berhenti dan waktu untuk mencapai 37 mingu masih lama,
pasien dapat dipulangkan untuk rawat jalan (kecuali apabila rumah pasien di
luar kota dan jarak untuk mencapai RS lebih dari 2 jam) dengan pesan segera
kembali ke RS apabila terjadi perdarahan ulang.
2. Terapi aktif (tindakan segera)
 Wanita hamil di atas 22 minggu dengan perdarahan pervaginam yang aktif
dan banyak harus segera ditatalaksana secara aktif tanpa memandang
maturitas janin.
 Untuk diagnosis placenta previa dan menentukan cara menyelesaikan
persalinan, setelah semua persyaratan dipenuhi, lakukan PDOM jika :
- Infus / tranfusi telah terpasang, kamar dan tim operasi telah siap
- Kehamilan ≥ 37 minggu (BB ≥ 2500 gram) dan in partu
- Janin telah meninggal atau terdapat anomali kongenital mayor (misal :
anensefali)
- Perdarahan dengan bagian terbawah jsnin telah jauh melewati PAP (2/5
atau 3/5 pada palpasi luar)
Cara menyelesaikan persalinan dengan placenta previa adalah :
1. Seksio Cesaria (SC)
 Prinsip utama dalam melakukan SC adalah untuk menyelamatkan ibu,
sehingga walaupun janin meninggal atau tak punya harapan hidup tindakan ini
tetap dilakukan.
 Tujuan SC antara lain :
- Melahirkan janin dengan segera sehingga uterus dapat segera berkontraksi
dan menghentikan perdarahan
- Menghindarkan kemungkinan terjadinya robekan pada cervik uteri, jika
janin dilahirkan pervaginam
 Tempat implantasi plasenta previa terdapat banyak vaskularisasi sehingga
cervik uteri dan segmen bawah rahim menjadi tipis dan mudah robek. Selain
itu, bekas tempat implantasi placenta sering menjadi sumber perdarahan
karena adanya perbedaan vaskularisasi dan susunan serabut otot dengan
korpus uteri.
 Siapkan darah pengganti untuk stabilisasi dan pemulihan kondisi ibu
 Lakukan perawatan lanjut pascabedah termasuk pemantauan perdarahan,
infeksi, dan keseimbangan cairan dan elektrolit.
2. Melahirkan pervaginam
Perdarahan akan berhenti jika ada penekanan pada placenta. Penekanan tersebut
dapat dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut :
 Amniotomi dan akselerasi
Umumnya dilakukan pada placenta previa lateralis / marginalis dengan
pembukaan - 3cm serta presentasi kepala. Dengan memecah ketuban, placent
akan mengikuti segmen bawah rahim dan ditekan oleh kepala janin. Jika
kontraksi uterus belum ada atau masih lemah akselerasi dengan infus
oksitosin.
 Versi Braxton Hicks
Tujuan melakukan versi Braxton Hicks adalah mengadakan tamponade
placenta dengan bokong (dan kaki) janin. Versi Braxton Hicks tidak dilakukan
pada janin yang masih hidup.
 Traksi dengan Cunam Willet
Kulit kepala janin dijepit dengan Cunam Willet, kemudian diberi beban
secukupnya sampai perdarahan berhenti. Tindakan ini kurang efektif untuk
menekan placentadan seringkali menyebabkan perdarahan pada kulit kepala.
Tindakan ini biasanya dikerjakan pada janin yang telah meninggal dan
perdarahan yang tidak aktif.
Pengkajian
1.   Pemeriksaan Fisik
a.       Umum
Pemeriksaan fisik umum meliputi pemeriksaan pada ibu hamil :
1)   Rambut dan kulit
Terjadi peningkatan pigmentasi pada areola, putting susu dan linea nigra.
Striae atau tanda guratan bisa terjadi di daerah abdomen dan paha. Laju
pertumbuhan rambut berkurang.
2)   Wajah
Mata : pucat, anemis, Hidung, Gigi dan mulut
3)   Leher
4)   Buah dada / payudara
Peningkatan pigmentasi areola putting susu
 Bertambahnya ukuran dan noduler
5)   Jantung dan paru
Volume darah meningkat, Peningkatan frekuensi nadi, Penurunan resistensi
pembuluh darah sistemik dan pembuluh darah pulmonal, Terjadi
hiperventilasi selama kehamilan, Peningkatan volume tidal, penurunan
resistensi jalan nafas, Diafragma meningkat, Perubahan pernapasan abdomen
menjadi pernapasan dada.
6)   Abdomen
Menentukan letak janin, Menentukan tinggi fundus uteri
7)   Vagina
Peningkatan vaskularisasi yang menimbulkan warna kebiruan ( tanda
Chandwick), Hipertropi epithelium
8)   Sistem musculoskeletal
Persendian tulang pinggul yang mengendur, Gaya berjalan yang canggung,
Terjadi pemisahan otot rectum abdominalis dinamakan dengan diastasis rectal
b.      Khusus
1)       Tinggi fundus uteri
2)      Posisi dan persentasi janin
3)      Panggul dan janin lahir
4)      Denyut jantung janin

H. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri b.d terputusnya kontinuitas jaringan
2. Kekurangan volume cairan b.d syok hipovolemik
3. Resiko infeksi b.d insisi luka operasi
4. Ansietas b.d kurangnya pengetahuan terhadap tindakan yang akan dilakukan

I. INTERVENSI KEPERAWATAN
1 Nyeri NOC : NIC :
Definisi : - Pain Level,
Pain Management
Sensori yang tidak -  Pain control,
menyenangkan dan -  Comfort level
-  Lakukan pengkajian nyeri
pengalaman emosional Kriteria Hasil :
secara komprehensif
yang muncul secara -  Mampu mengontrol nyeri
termasuk lokasi,
aktual atau potensial (tahu penyebab nyeri,
karakteristik, durasi,
kerusakan jaringan atau mampu menggunakan
frekuensi, kualitas dan
menggambarkan adanya tehnik nonfarmakologi
faktor presipitasi
kerusakan (Asosiasi Studi untuk mengurangi nyeri,
-  Observasi reaksi nonverbal
Nyeri Internasional): mencari bantuan)
dari ketidaknyamanan
serangan mendadak atau -  Melaporkan bahwa nyeri
-  Gunakan teknik komunikasi
pelan intensitasnya dari berkurang dengan
terapeutik untuk mengetahui
ringan sampai berat yang menggunakan pengalaman nyeri pasien
dapat diantisipasi dengan manajemen nyeri -  Kaji kultur yang
akhir yang dapat -  Mampu mengenali nyeri mempengaruhi respon nyeri
diprediksi dan dengan (skala, intensitas, -  Evaluasi pengalaman nyeri
durasi kurang dari 6 frekuensi dan tanda masa lampau
bulan. nyeri) -  Evaluasi bersama pasien dan
-  Menyatakan rasa nyaman tim kesehatan lain tentang
Batasan karakteristik : setelah nyeri berkurang ketidakefektifan kontrol
-  Laporan secara verbal -  Tanda vital dalam nyeri masa lampau
atau non verbal rentang normal -  Bantu pasien dan keluarga
-  Fakta dari observasi untuk mencari dan
-  Posisi antalgic untuk menemukan dukungan
menghindari nyeri -  Kontrol lingkungan yang
-  Gerakan melindungi dapat mempengaruhi nyeri
-  Tingkah laku berhati- seperti suhu ruangan,
hati pencahayaan dan kebisingan
-  Muka topeng -  Kurangi faktor presipitasi
-  Gangguan tidur (mata nyeri
sayu, tampak capek, sulit -  Pilih dan lakukan penanganan
atau gerakan kacau, nyeri (farmakologi, non
menyeringai) farmakologi dan inter
-   Terfokus pada diri personal)
sendiri -  Kaji tipe dan sumber nyeri
-    Fokus menyempit untuk menentukan
(penurunan persepsi intervensi
waktu, kerusakan proses -  Ajarkan tentang teknik non
berpikir, penurunan farmakologi
interaksi dengan orang -  Berikan analgetik untuk
dan lingkungan) mengurangi nyeri
-    Tingkah laku -  Evaluasi keefektifan kontrol
distraksi, contoh : jalan- nyeri
jalan, menemui orang -  Tingkatkan istirahat
lain dan/atau aktivitas, -  Kolaborasikan dengan dokter
aktivitas berulang-ulang) jika ada keluhan dan
-    Respon autonom tindakan nyeri tidak berhasil
(seperti diaphoresis, -  Monitor penerimaan pasien
perubahan tekanan darah, tentang manajemen nyeri
perubahan nafas, nadi
dan dilatasi pupil) Analgesic Administration
-  Perubahan autonomic -  Tentukan lokasi, karakteristik,
dalam tonus otot kualitas, dan derajat nyeri
(mungkin dalam rentang sebelum pemberian obat
dari lemah ke kaku) -  Cek instruksi dokter tentang
-  Tingkah laku ekspresif jenis obat, dosis, dan
(contoh : gelisah, frekuensi
merintih, menangis, -  Cek riwayat alergi
waspada, iritabel, nafas -  Pilih analgesik yang
panjang/berkeluh kesah) diperlukan atau kombinasi
-  Perubahan dalam dari analgesik ketika
nafsu makan dan minum pemberian lebih dari satu
-  Tentukan pilihan analgesik
Faktor yang tergantung tipe dan beratnya
berhubungan : nyeri
Agen injuri (biologi, -  Tentukan analgesik pilihan,
kimia, fisik, psikologis) rute pemberian, dan dosis
optimal
-  Pilih rute pemberian secara
IV, IM untuk pengobatan
nyeri secara teratur
-  Monitor vital sign sebelum
dan sesudah pemberian
analgesik pertama kali
-  Berikan analgesik tepat waktu
terutama saat nyeri
- Evaluasi efektivitas analgesik,
tanda dan gejala
2 Defisit Volume Cairan NOC: NIC :
Definisi : Penurunan -  Fluid balance Fluid management
cairan intravaskuler, -  Hydration ·  Timbang popok/pembalut
interstisial, dan/atau -  Nutritional Status : Food jika diperlukan
intrasellular. Ini and Fluid Intake ·   Pertahankan catatan intake
mengarah ke dehidrasi, Kriteria Hasil : dan output yang akurat
kehilangan cairan -  Mempertahankan urine · Monitor status hidrasi
dengan pengeluaran output sesuai dengan ( kelembaban membran
sodium usia dan BB, BJ urine mukosa, nadi adekuat,
normal, HT normal tekanan darah ortostatik ),
Batasan Karakteristik : -  Tekanan darah, nadi, suhu jika diperlukan
-    Kelemahan tubuh dalam batas ·  Monitor hasil lAb yang
-    Haus normal sesuai dengan retensi
-    Penurunan turgor -  Tidak ada tanda tanda cairan (BUN , Hmt ,
kulit/lidah dehidrasi, Elastisitas osmolalitas urin  )
-    Membran turgor kulit baik, ·   Monitor vital sign
mukosa/kulit kering membran mukosa ·   Monitor masukan makanan /
-    Peningkatan denyut lembab, tidak ada rasa cairan dan hitung intake
nadi, penurunan haus yang berlebihan kalori harian
tekanan darah, ·   Kolaborasi pemberian
penurunan cairan IV
volume/tekanan nadi ·   Monitor status nutrisi
-    Pengisian vena ·   Berikan cairan
menurun ·   Berikan diuretik sesuai
-    Perubahan status interuksi
mental ·   Berikan cairan IV pada suhu
-    Konsentrasi urine ruangan
meningkat ·   Dorong masukan oral
-    Temperatur tubuh ·   Berikan penggantian
meningkat nesogatrik sesuai output
-    Hematokrit meninggi ·   Dorong keluarga untuk
-    Kehilangan berat membantu pasien makan
badan seketika (kecuali ·   Tawarkan snack ( jus buah,
pada third spacing) buah segar )
Faktor-faktor yang ·   Kolaborasi dokter jika tanda
berhubungan: cairan berlebih muncul
-    Kehilangan volume meburuk
cairan secara aktif ·   Atur kemungkinan tranfusi
-    Kegagalan mekanisme ·   Persiapan untuk tranfusi
pengaturan

3 Resiko infeksi NOC : NIC :


Definisi : Peningkatan -  Immune Status Infection Control (Kontrol
resiko masuknya -  Knowledge : Infection infeksi)
organisme patogen control ·  Bersihkan lingkungan
-  Risk control setelah dipakai pasien lain
Faktor-faktor resiko : Kriteria Hasil : ·   Pertahankan teknik isolasi
-          Prosedur Infasif -  Klien bebas dari tanda ·  Batasi pengunjung bila
-          Ketidakcukupan dan gejala infeksi perlu
pengetahuan untuk - Mendeskripsikan proses ·   Instruksikan pada
menghindari paparan penularan penyakit, pengunjung untuk mencuci
patogen factor yang tangan saat berkunjung dan
-          Trauma mempengaruhi setelah berkunjung
-          Kerusakan penularan serta meninggalkan pasien
jaringan dan peningkatan penatalaksanaannya, ·   Gunakan sabun
paparan lingkungan -  Menunjukkan antimikrobia untuk cuci
-          Ruptur membran kemampuan untuk tangan
amnion mencegah timbulnya ·   Cuci tangan setiap sebelum
-          Agen farmasi infeksi dan sesudah tindakan
(imunosupresan) -  Jumlah leukosit dalam kperawtan
-          Malnutrisi batas normal ·   Gunakan baju, sarung
-          Peningkatan -  Menunjukkan perilaku tangan sebagai alat
paparan lingkungan hidup sehat pelindung
patogen ·   Pertahankan lingkungan
-          Imonusupresi aseptik selama pemasangan
-          Ketidakadekuatan alat
imum buatan ·   Ganti letak IV perifer dan
-          Tidak adekuat line central dan dressing
pertahanan sekunder sesuai dengan petunjuk
(penurunan Hb, umum
Leukopenia, penekanan ·   Gunakan kateter intermiten
respon inflamasi) untuk menurunkan infeksi
-          Tidak adekuat kandung kencing
pertahanan tubuh primer ·   Tingktkan intake nutrisi
(kulit tidak utuh, trauma ·   Berikan terapi antibiotik
jaringan, penurunan kerja bila perlu
silia, cairan tubuh statis,
perubahan sekresi pH, Infection Protection (proteksi
perubahan peristaltik) terhadap infeksi)
-          Penyakit kronik ·   Monitor tanda dan gejala
infeksi sistemik dan lokal
·   Monitor hitung granulosit,
WBC
·   Monitor kerentanan
terhadap infeksi
·   Batasi pengunjung
·   Saring pengunjung terhadap
penyakit menular
·   Partahankan teknik aspesis
pada pasien yang beresiko
·   Pertahankan teknik isolasi
k/p
·   Berikan perawatan kuliat
pada area epidema
·   Inspeksi kulit dan membran
mukosa terhadap
kemerahan, panas, drainase
·   Ispeksi kondisi luka / insisi
bedah
·   Dorong masukkan nutrisi
yang cukup
·   Dorong masukan cairan
·   Dorong istirahat
·   Instruksikan pasien untuk
minum antibiotik sesuai
resep
·   Ajarkan pasien dan keluarga
tanda dan gejala infeksi
·   Ajarkan cara menghindari
infeksi
·   Laporkan kecurigaan infeksi
·   Laporkan kultur positif
4 Ansietas NOC : NIC :
Definisi : -  Anxiety control Anxiety Reduction (penurunan
Perasaan gelisah yang tak -  Coping kecemasan)
jelas dari Kriteria Hasil : ·   Gunakan pendekatan yang
ketidaknyamanan atau - Klien mampu menenangkan
ketakutan yang disertai mengidentifikasi dan ·   Nyatakan dengan jelas
respon autonom (sumner mengungkapkan gejala harapan terhadap pelaku
tidak spesifik atau tidak cemas pasien
diketahui oleh individu); - Mengidentifikasi, ·   Jelaskan semua prosedur
perasaan keprihatinan mengungkapkan dan dan apa yang dirasakan
disebabkan dari antisipasi menunjukkan tehnik selama prosedur
terhadap bahaya. Sinyal untuk mengontol cemas ·   Temani pasien untuk
ini merupakan peringatan - Vital sign dalam batas memberikan keamanan dan
adanya ancaman yang normal mengurangi takut
akan datang dan - Postur tubuh, ekspresi ·   Berikan informasi faktual
memungkinkan individu wajah, bahasa tubuh dan mengenai diagnosis,
untuk mengambil tingkat aktivitas tindakan prognosis
langkah untuk menunjukkan ·   Dorong keluarga untuk
menyetujui terhadap berkurangnya kecemasan menemani anak
tindakan ·   Lakukan back / neck rub
Ditandai dengan ·   Dengarkan dengan penuh
-        Gelisah perhatian
-        Insomnia ·   Identifikasi tingkat
-        Resah kecemasan
-        Ketakutan ·   Bantu pasien mengenal
-        Sedih situasi yang menimbulkan
-        Fokus pada diri kecemasan
-        Kekhawatiran ·   Dorong pasien untuk
-        Cemas mengungkapkan perasaan,
ketakutan, persepsi
·   Instruksikan pasien
menggunakan teknik
relaksasi
·   Barikan obat untuk
mengurangi kecemasan
DAFTAR PUSTAKA

1. Doenges. 2009. Rencana Perawatan Maternal / Bayi : Pedoman Untuk


Perencanaan dan Dokumentasi Perawatan Pasien. Jakarta : EGC

2. Nurarif, A H dan Kusuma H. 2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan


Berdasarkan  Diagnosa Medis dan NANDA NIC NOC. Jil 2. Ed. Revisi. Media
Action Publishing. Yogyakarta.

3. Herdman, T. Heather. 2012. Nursing Diagnoses Definition and Classification


2012-2014. Oxford: Wiley-Blackwell

4. Dochterman, Joanne McCloskey.et al. 2008. Nursing Intervention Classification


Fifth Edition. Missouri : Mosby. Elsevier

Anda mungkin juga menyukai