ID Penyerapan Ion Aluminium Dan Besi Dalam PDF
ID Penyerapan Ion Aluminium Dan Besi Dalam PDF
e-mail: hasni_1806@yahoo.com
Abstrak
Telah dilakukan penelitian terhadap kemampuan karbon aktif sebagai adsorben untuk
menyerap ion Al dan Fe dalam larutan sodium silikat. Penelitian ini dilakukan dalam
skala laboratorium menggunakan metode batch. Penentuan kondisi optimum meliputi massa
adsorben, pH, waktu kontak dan temperatur larutan. Hasil analisis dengan Spektrofotometer Serapan
Atom (SSA) menunjukkan efisiensi adsorpsi tertinggi oleh karbon aktif aktivasi HCl pada
larutan sodium silikat mencapai 88,43% untuk ion Al dan 41,6% untuk ion Fe, sedangkan pada
karbon aktif aktivasi H2SO4 57,09 % untuk ion Al dan 35 % untuk ion Fe dan karbon aktif
komersil menyerap ion Al sebesar 87,74% dan 11,35% untuk ion Fe.
Abstract
The research done on the ability of activated carbon as adsorbent to adsorb the ions Al
and Fe in solution of sodium silicate. This research was conducted in laboratory scale
using batch method. Determination of optimum conditions include the mass of adsorbent, pH,
contact time and temperature of solution. Results of analysis by Atomic Absorption
Spectrofotometer (AAS) showed that highest adsorption efficiency on carbon activated by HCl in
sodium silicate solution reached 88.43% for the ions Al and 41.6% for Fe ions, where as
the carbon activated by H2SO4 57.09 % for the ions Al and 35% for the ions Fe and commercial
activated carbon to absorb the ions Al of 87.74% and 11.35% for Fe ions.
Pasir kuarsa dari Indonesia pengotor Al, Fe, Ti, Ca, Mg dan lain-
meskipun memiliki kemurnian yang tinggi lain. Ion pengotor tersebut dapat diambil
dengan kenampakan kristal yang bagus, ternyata dengan menggunakan metode ion exchange,
memiliki pengotor dalam bentuk ikatan kristal pengikatan organik, koagulasi polimer dan
yang kompleks. Ikatan dalam senyawa kompleks adsorpsi menggunakan adsorben karbon aktif,
antara kristal silika dengan pengotor, melibatkan zeolit dan lain-lain.
pengotor oksida besi, aluminium, titanium, Karbon aktif digunakan sebagai
kalsium, magnesium dan lain-lain (Anonim, adsorben karena mempunyai daya adsorpsi
2005). selektif, berpori sehingga luas permukaan
Senyawa kompleks yang berikatan di persatuan massa besar serta mempunyai daya
dalam mineral pasir kuarsa tidak dapat ikat yang kuat terhadap zat yang hendak
dipisahkan dengan menggunakan proses dipisahkan secara fisik atau kimiawi.
pemisahan fisik seperti pencucian, flotasi, Bahan baku yang dapat dibuat
magnetisasi dan lain-lain. Proses pemisahan menjadi karbon aktif adalah semua bahan
secara fisik cenderung hanya memisahkan yang mengandung karbon. Bahan-bahan tersebut
antara pasir kuarsa dengan pengotor organik adalah berbagai jenis kayu, sekam padi, tulang
yang terdapat dalam pasir kuarsa, sehingga binatang, kulit biji kopi, batu-bara, dan
produk hasil pemisahan secara fisik maksimal tempurung kelapa. Bila bahan-bahan tersebut
hanya dihasilkan kristal putih dengan kadar dibandingkan, tempurung kelapa merupakan
silika maksimal hanya sampai 99%. Untuk bahan terbaik yang dapat dibuat menjadi
memurnikan pasir kuarsa agar sampai 99,999 karbon aktif karena karbon aktif yang
% diperlukan terobosan proses, yaitu terbuat dari tempurung kelapa memiliki
dengan memecah ikatan kompleks dalam mikropori yang banyak, kadar abu yang rendah,
silika tersebut. Dengan demikian akan kelarutan dalam air yang tinggi dan
diperoleh material silika yang telah bebas dari reaktivitas yang tinggi (Anonim, 2005).
unsur pengotor untuk memenuhi Berdasarkan hal ini maka penelitian
persyaratan sebagai bahan baku pembuatan dilakukan dengan menggunakan tempurung
panel surya (Angello, 2004). kelapa sebagai bahan baku.
Pemanfaatan pasir kuarsa dari Pori-pori karbon aktif mempunyai
Indonesia sebagai bahan baku untuk panel bentuk dan ukuran yang bervariasi dan tidak
surya harus dimulai dari penguasaan teknologi teratur, ukurannya berkisar antara 10-10000 Å.
pemurnian silika dari pasir kuarsa, untuk itu Pori-pori ini dapat menangkap dan
perlu adanya penelitian pemurnian silika menjerap partikel-partikel sangat halus
dari pasir kuarsa dengan terobosan proses. (molekul). Semakin banyaknya zat-zat yang
Diharapkan dengan keberhasilan proses ini, akan diadsorpsi maka pori-pori ini pada akhirnya
tumbuh industri pembuatan modul panel surya akan jenuh sehingga karbon aktif tidak akan
dari pasir kuarsa Indonesia. Keuntungan lain berfungsi lagi. Karbon aktif yang telah jenuh
dengan terkuasainya teknologi tersebut adalah dapat direaktifasi kembali, meskipun demikian
tercukupinya kebutuhan energi yang ramah tidak jarang yang disarankan untuk sekali pakai
lingkungan dan sekaligus meningkatkan nilai (Basuki, 2007).
tambah pasir kuarsa Indonesia. Tujuan dari penelitian ini adalah
Pasir kuarsa yang mengandung bahan menentukan kemampuan adsorpsi dari karbon
pengotor tersebut harus dirubah dalam aktif untuk menyerap ion Al dan Fe dalam
bentuk senyawa yang lebih sederhana larutan sodium silikat dan mengetahui kondisi
dalam larutan berbasis media air. Diperlukan optimum dari karbon aktif yang meliputi massa
bantuan senyawa alkali dan temperatur yang adsorben, pH, waktu kontak, dan temperatur
sangat tinggi yang mampu merubah senyawa dalam menyerap ion Al dan Fe.
kompleks pasir kuarsa menjadi senyawa alkali
silikat yang larut dalam air (Juan, 1994).
Senyawa kompleks yang sudah terurai
2. METODE PENELITIAN
menjadi larutan silikat mengandung ion-ion Tempat dan Waktu Penelitian
517
Valensi Vol. 2 No. 4, Mei 2012 (516-525) ISSN : 1978 - 8193
Penelitian ini dilaksanakan selama 4 pembakaran sampai menjadi arang selama 8 jam
bulan, April-Juli 2010. Preparasi sampel dan (Iskandar, 2005). Selanjutnya digrinding/
analisis parameter fisik dan kimia serta uji dihaluskan dengan ukuran 100 mesh, lalu
kuantitatif ion logam dilakukan di Laboratorium untuk proses aktivasi, arang direndam
Metalurgi Ekstraksi, Puslit Metalurgi-LIPI. dalam reagen aktivator HCl 4 M dan H2SO4 4
M selama 24 jam, disaring dan dicuci
Alat dan Bahan dengan aquades. Karbon aktif yang
dihasilkan kemudian dikeringkan dalam oven
Spektrofotometer Serapan Atom
pada temperatur 110 oC selama 3 jam, lalu
(SSA) NOVAA 300, Scanning Electron
didinginkan dalam desikator (Purwaningsih,
Microscope (SEM) JEOL JSM-6390A, neraca
2000).
analitik, pH indikator universal, oven listrik,
furnace, crusible, mesin pengayak, mesin
Analisis SEM-EDS
penghalus, kertas saring, drum, hotplate,
erlenmeyer dan peralatan gelas lainnya. Pengamatan struktur mikro dan
Bahan yang digunakan dalam penelitian komposisi kimia dengan SEM sebagai
ini adalah pasir kuarsa, Na2CO3, HCl, H2SO4, berikut, sampel karbon aktivasi HCl dan
HNO3, larutan standar Al dan Fe, karbon aktif H2SO4 yang telah bersih dan kering masing-
komersil, air demin serta tempurung kelapa masing ditempelkan pada pemegang sampel
(didapatkan dari Pasar Ciputat). (sample holder) dengan perekat dua muka
dilanjutkan dengan pelapisan tipis dengan
emas dalam mesin pelapis tipis (sputter).
Pelaksanaan Penelitian Kemudian dilakukan pengamatan
Penelitian dilaksanakan dalam empat struktur mikro dan komposisi kimianya dengan
tahap. Tahap pertama adalah Roasting pasir SEM pada 20 kV dan perbesaran 1400X.
kuarsa, kedua pembuatan adsorben dari
arang tempurung kelapa, tahap ketiga Penentuan Kondisi Optimum Penyerapan
merupakan tahap aktivasi arang menjadi Pengaruh Massa Karbon Aktif
karbon aktif. Sedangkan tahap keempat
Karbon aktif dengan aktivator HCl
adalah pengujian kemampuan penyerapan ion
ditimbang dengan berat 0,1; 0,2; 0,3; 0,4 dan 0,5
Al dan Fe oleh karbon aktif tersebut dengan
g. Lalu ditambahkan larutan sodium silikat 50
variasi massa karbon aktif, pH, waktu kontak,
mL dan diaduk selama 30 menit dengan
dan temperatur larutan.
kecepatan putaran konstan pada
temperatur 30 oC. Setelah itu disaring dan filtrat
Roasting Pasir Kuarsa
dianalisis dengan SSA.
Pasir kuarsa dicuci dengan air
bersih sampai hilang kotorannya lalu Pengaruh pH Larutan
dikeringkan, setelah itu dicampurkan dengan
Karbon aktif aktivator HCl
natrium karbonat dengan berat masing-
ditimbang dengan berat 0,1 g, lalu
masing 165 g pasir dan 135 g natrium
dimasukkan dalam Erlenmeyer dan ditambahkan
karbonat dan dilakukan proses pencampuran
larutan sodium silikat dengan variasi pH 3, 4, 5,
secara merata. Kemudian dimasukkan dalam
6, dan 7. Kemudian diaduk selama 30 menit
krusibel lalu dipanaskan sampai temperatur 1100
o dengan kecepatan putaran konstan pada
C, selama dua jam. Lalu lelehan tersebut
temperatur 30 oC. Setelah itu disaring dan
didinginkan dan digerus menjadi serbuk.
filtrat yang dihasilkan ditampung dan diukur
dengan SSA.
Pembuatan Karbon Aktif dari Tempurung
Kelapa
Pengaruh Waktu Kontak
Tempurung kelapa dimasukkan ke
Karbon aktif aktivator HCl ditimbang
dalam drum/kaleng kemudian dilakukan
dengan berat 0,1 gram, lalu dimasukkan dalam
518
Penyerapan Ion Aluminium dan Besi Nurhasni, et.al
Erlenmeyer dan ditambahkan 50 mL larutan sehingga ion logam akan lebih mudah terserap
sodium silikat, pada temperatur 30 oC dan pH pada permukaan adsorben (Sunarya, 2006).
optimum. Kemudian diaduk dengan variasi Untuk proses aktivasi kimia digunakan
waktu kontak 15, 30, 45, dan 60 menit, HCl, sedangkan untuk pembanding digunakan
dengan kecepatan putaran konstan. H2SO4 dan karbon aktif komersil yang ada di
Setelah itu disaring dan filtrat yang dihasilkan pasaran. Aktivasi bertujuan untuk memperluas
dianalisis dengan SSA. volume rongga atau pori karbon aktif karena
molekul-molekul pengaktif akan teradsorpsi oleh
Pengaruh Temperatur Larutan bahan karbon yang akan melarutkan pengotor-
pengotor yang berada dalam pori karbon seperti
Karbon aktif dengan aktivator HCl
mineral-mineral anorganik (Miftah dkk, 2006).
dengan berat 0,1 g, dimasukkan dalam
Erlenmeyer dan ditambahkan larutan
Karakterisasi Permukaan Adsorben Melalui
sodium silikat 50 mL. Kemudian diaduk
Analisis Scanning Electron Microscope (SEM)
dengan variasi temperatur 30, 40, 50, 60 dan 70
o
C, pada pH optimum dan waktu optimum Morfologi permukaan adsorben karbon
dengan kecepatan putaran konstan. Setelah itu aktif aktivasi HCl dan aktivasi H2SO4
disaring dan filtrat yang dihasilkan ditampung diidentifikasi menggunakan SEM-EDS dengan
untuk dianalisis dengan SSA. perbesaran objek 1,4 x 103 (1400 kali) yang
hasilnya dapat dilihat pada Gambar 1 berikut :
Perbandingan Aktivasi Karbon Aktif Antara
Aktivator HCl, H2SO4 dan Komersil
Karbon aktif dengan aktivator HCl,
H2SO4 dan komersil masing-masing
ditimbang dengan berat 0,1 g, lalu dimasukkan
dalam Erlenmeyer dan ditambahkan 50 mL
larutan sodium silikat, pada temperatur 30
o
C, pH optimum, kemudian diaduk 30 menit
dengan kecepatan putaran konstan. Setelah itu
disaring dan filtrat yang dihasilkan dianalisis
dengan SSA.
a. KA aktivasi HCl
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Pembuatan Karbon Aktif
Karbon aktif yang dibuat berasal dari
tempurung kelapa yang telah dibersihkan dan
dikeringkan untuk mengurangi kadar air.
Selanjutnya, tempurung kelapa tersebut
dimasukkan ke dalam drum/kaleng yang telah
dilubangi sebelumnya agar oksigen dapat masuk
sehingga proses pembakaran dapat berlangsung
dengan baik. Setelah terbentuk arang atau
karbon, proses selanjutnya adalah menghaluskan
arang tersebut menjadi ukuran 100 mesh, hal ini
dilakukan agar proses penyerapan adsorben
terhadap adsorbat lebih cepat karena secara b. KA aktivasi H2SO4
teoritis semakin kecil ukuran partikel, maka luas Gambar 1. Mikrograf SEM permukaan adsorben
permukaan adsorben akan bertambah luas,
519
Valensi Vol. 2 No. 4, Mei 2012 (516-525) ISSN : 1978 - 8193
520
Penyerapan Ion Aluminium dan Besi Nurhasni, et.al
volume 50 mL, massa 0.1 g, temperatur proses pH 5 untuk Al dan pH 4 untuk Fe. Dari hasil ini
30 oC dan waktu 30 menit. Berdasarkan hasil didapatkan waktu kontak yang maksimum untuk
penelitian ini, pH optimum untuk penyerapan terjadinya adsorpsi adalah 60 menit dengan nilai
ion Al terjadi pada kondisi pH 5 dengan nilai efisiensi adsorpsinya sebesar 78,92% untuk ion
efisiensi adsorpsi sebesar 68,64 %, kurva Al dan 31,75% untuk ion Fe. Kurva hubungan
hubungannya dapat dilihat pada Gambar 3 di antara efisiensi adsorpsi dengan waktu kontak
bawah ini : adsorpsi dapat dilihat pada Gambar 4 di bawah
ini.
80 Peningkatan adsorpsi yang tajam terlihat
efisiensi adsorpsi (%)
80
Gambar 3. Pengaruh pH larutan sampel terhadap 70
efisiensi adsorpsi (%)
waktu kontak 30 menit. Dari hasil penelitian adsorben dan dalam optimisasi penggunaan
didapat temperatur yang terbaik pada 30 0C atau adsorben.
temperatur ruang untuk penyerapan ion logam
Al yaitu sebesar 88,43%. Kurva hubungan antara
efisiensi adsorpsi dengan temperatur larutan grafik langmuir logam Al
dapat dilihat pada Gambar 5 di bawah ini :
0.15
c/m (gram)
100 0.1 y = 20877x - 0.039
R² = 0.877
efisiensi adsorpsi (%)
80 0.05
60 0
Al 0.00E+00 2.00E-06 4.00E-06 6.00E-06 8.00E-06
40
Fe
c (mol)
20
0 (a)
0 20 40 60 80
temperatur (0C)
grafik langmuir logam Fe
Gambar 5. Pengaruh temperatur larutan sampel 0.3
terhadap efisiensi adsorpsi ion Al dan Fe c/m (gram) 0.25
y = 1E+06x - 0.589
0.2
oleh karbon aktif 0.15 R² = 0.858
0.1
Hal ini juga sama dengan penyerapan 0.05
0
ion Fe, dimana temperatur yang terbaiknya juga
30 oC, dengan nilai efisiensi adsorpsinya sebesar 0.00E+00 2.00E-07 4.00E-07 6.00E-07
dengan mencolok (Castellan, 1971). Hal ini Hasil penyerapan ion Al dan Fe oleh
dapat dilihat pada variasi temperatur, dimana karbon aktif aktivasi HCl lebih baik jika
efisiensi adsorpsinya terus berkurang seiring dibandingkan dengan adsorpsi karbon aktif
bertambahnya kenaikan temperatur larutan. menggunakan aktivasi H2SO4 dan komersil.
100
0
-0.8 40
-1
y = -86970x - 0.445 20
-1.2 R² = 0.903
-1.4 0
log C
HCl H2SO4 Komersil
(a)
Gambar 8. Perbandingan adsorpsi ion Al
0
0.00E+00 5.00E-08 1.00E-07
Hasil penyerapan aktivasi HCl untuk ion
-0.5
Al sebesar 88,43 % dan 41,6 % untuk ion Fe.
-1 Karbon aktif aktivasi H2SO4 57,09 % untuk ion
log x/m
35
(b) 30
25
Gambar 7. Grafik isoterm Freundlich adsorpsi ion Al 20
(a) dan ion Fe (b) oleh karbon aktif 15
10
Energi adsorpsi untuk masing-masing 5
ion tersebut adalah sebesar 3,2899 KJ/mol untuk 0
ion Al dan 3,5779 KJ/mol untuk ion Fe. Data
HCl H2SO4 Komersil
yang digunakan untuk perhitungan kemampuan
adsorpsi maksimum, konstanta kesetimbangan,
dan energi adsorpsi adalah data yang diperoleh
saat percobaan variasi waktu. Data tersebut Gambar 9. Perbandingan adsorpsi ion Fe
dibuat berdasarkan persamaan langmuir,
diperoleh konstanta kesetimbangan yang Kecilnya daya adsorpsi karbon aktif
digunakan untuk menghitung energi adsorpsi. yang diaktivasi dengan H2SO4 dibandingkan
aktivasi HCl terhadap penyerapan ion, dapat
Perbandingan Aktivasi Karbon Aktif antara disebabkan rusaknya dinding struktur dari
HCl, H2SO4 dan Komersil karbon tersebut oleh H2SO4 yang bersifat
523
Valensi Vol. 2 No. 4, Mei 2012 (516-525) ISSN : 1978 - 8193
dekstruktif, hal ini dapat di lihat pada hasil jenis ion logam lainnya yang terdapat pada
analisa EDS, kadar karbon aktif aktivasi H2SO4 larutan sodium silikat tersebut.
yaitu hanya 69,57 % lebih sedikit jika
dibandingkan dengan aktivasi HCl kadar DAFTAR PUSTAKA
karbonnya 84,43% . Hal tersebut akan berakibat
1. Angello, VN. 2004. The Silica Industry in the
pada daya adsorpsi terhadap ion logam semakin Republic of South Africa. Republic of South
kecil (Lua dan Yang, 2004). Africa: Department of Minerals and Energy.
Hal ini menunjukkan bahwa perbedaan
aktivator dalam aktivasi kimia pada karbon aktif, 2. Anonim. 2005. Activated Carbon 101.
www.carbochem.com.
berpengaruh cukup besar terhadap kemampuan
penyerapan ion-ion. Hal ini disebabkan 3. Atkins, P. W. 1999. Kimia Fisika (Alih bahasa:
penggunaan aktivator yang berbeda akan Dra. Irma I. K). Jakarta: Erlangga
menghasilkan struktur pori yang berbeda (Yang, 4. Barros, L.M., Maedo, G.R., Duarte, M.M.L.,
2003). Sedangkan pada karbon aktif komersil Silva, E.P., and Lobato.2003. Biosorption
penyerapan untuk ion Al cukup tinggi, tetapi Cadmium Using the Fungus Aspergilus niger.
untuk ion Fe rendah sehingga karbon aktif Braz J. Chem. (20): 1-17
komersil ini lebih efektif untuk penyerapan ion 5. Basuki, Kris Tri. 2007. Penurunan Konsentrasi
Al karena karbon aktif komersil mempunyai CO dan NO2 Pada Emisi Gas Buang
sifat-sifat yang sangat bervariasi yang tergantung Dengan Menggunakan Media Penyisipan
pada aplikasinya. Namun, dalam penelitian ini TiO2 Lokal Pada Karbon Aktif. JFN, Vol.1
karbon aktif komersil yang digunakan No.1
merupakan karbon aktif yang berada di Pasaran, 6. Castellan. 1971.Physical Chemistry. Edisi
yang spesifikasinya tidak diketahui sehingga kedua. Amsterdam: Addison Wesley
sulit untuk menjelaskan faktor yang Publising Company.
mempengaruhinya dalam proses penyerapan
yang terjadi. 7. Do, D.D., 1998, “Adsorption Analysis: Equillibra
and Kinetics “, vol 1, Imperial Collegs
Press, London
4. KESIMPULAN DAN SARAN
8. Indrawati, Lina. 2009. Aktivasi Abu Layang
Kesimpulan Batubara dan Aplkasinya Pada Proses
Adsorpsi Ion Logam Cr dalam Limbah
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat Elektroplating.Tugas Akhir II. Semarang:
disimpulkan sebagai berikut : Universitas Negeri Semarang.
1. Karbon aktif dapat digunakan sebagai
adsorben dengan nilai efisiensi adsorpsi 9. Iskandar, Haris. 2005. Cara Pembuatan
mencapai 88,43% dan 41,6% untuk masing- Arang Kayu. Bogor: PT. Inti Prima Karya.
masing ion logam Al dan ion logam Fe. 10. Juan-Lauro, Aguirre, 1994. Process for Purifying
2. Kondisi optimum adsorpsi oleh karbon aktif Silica Sand. New York: United States
untuk ion logam Al dan Fe dengan Patent.
parameter pH 5 untuk Al dan pH 4 untuk Fe, 11. Lua, A.C, dan Yang, T., 2004. Effect of Activated
waktu kontak 60 menit untuk Al dan Fe, Temperature on The Textural and
serta 30 0C untuk Al dan Fe pada variasi Chemical Properties of Potassium
temperatur larutan. Hydroxide Activated Carbon Prepared
3. Nilai kapasitas adsorpsi untuk masing- from Pistachio-Nut Shell. J. Coll. Interf. Sc. 274:
masing ion logam Al dan Fe adalah sebesar 594-601.
1,0262 mg/g dan 0,2473 mg/g. 12. Messayu, Paramitha. 2009. Limbah Arang Sekam
Padi Sebagai Adsorben Ion Cr (III) dan Cr (IV).
Saran
Skripsi. Bogor : Institut Pertanian Bogor.
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut 13. Miftah, Dkk. 2006. Pengaruh Aktivator Pada
mengenai parameter lain yang berpengaruh Karbon Aktif Tempurung Kelapa Untuk
terhadap efisiensi adsoprsi. Selain itu, perlu Adsorpsi Logam Berat Pb (II). Semarang:
dilakukan analisis lebih lanjut terhadap berbagai Universitas Diponegoro.
524
Penyerapan Ion Aluminium dan Besi Nurhasni, et.al
525