Anda di halaman 1dari 4

TUGAS BIOTEKNOLOGI

Review Jurnal:
Effectiveness of Convalescent Plasma Therapy in Severe COVID-19 Patients
Oleh:
Kai Duan, Bende Liu, Cesheng Li, Huajun Zhang, Ting Yu, Jieming Qu, Min Zhou, Li Chen, Shengli
Meng, Yong Hu, Cheng Peng , Mingchao Yuan , Jinyan Huang, Zejun Wang, Jianhong Yu , Xiaoxiao
Gao , Dan Wang , Xiaoqi Yu, Li Li, Jiayou Zhang, Xiao Wu, Bei Li, Yanping Xu, Wei Chen, Yan
Peng, Yeqin Hu, Lianzhen Lin, Xuefei Liu, Shihe Huang, Zhijun Zhou, Lianghao Zhang, Yue Wang,
Zhi Zhang, Kun Deng, Zhiwu Xia, Qin Gong, Wei Zhang, Xiaobei Zheng, Ying Liu, Huichuan Yang,
Dongbo Zhou, Ding Yu, Jifeng Hou, Zhengli Shi, Saijuan Chen, Zhu Chen, Xinxin Zhang, and
Xiaoming Yang

Oleh:

Irma Damayanti 1708531051

PROGRAM STUDI BIOLOGI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS UDAYANA
2020
Judul : Effectiveness of Convalescent Plasma Therapy in Severe COVID-19 Patients
Penulis : Duan, K. et al.
Nama Jurnal : Proceedings of the National Academy of Sciences of the United States of
America (PNAS)
Tahun : 2020

I. Tujuan
Untuk mengetahui efektifitas plasma convalescent sebagai bentuk terapi penyembuhan
terhadap pasien penderita Covid-19.

II. Pendahuluan
Sejak Desember 2019, sindrom pernapasan akut yang disebabkan oleh SARS-CoV-2
muncul di Wuhan, Cina atau yang dikenal sebagai coronavirus disease (COVID-19). Epidemi
menyebar dengan cepat ke seluruh dunia dalam waktu 3 bulan. Pada 11 Maret 2020 WHO
resmi mengumumkan penyakit ini sebagai pandemi yang harus dikhawatirkan dan pada 12
Maret 2020 total 44.377 kasus yang telah dikonfirmasi dan 1.446 kematian telah dilaporkan
dari 108 Negara lainnya. Saat ini tidak ada antiviral spesifik yang telah disetujui untuk
menjadi pengobatan penyakit ini, sementara beberapa obat masih dalam penelitian, seperti
remdesivir dan ritonavir. Keadaan yang mendesak ini menjadi alasan untuk mencari strategi
alternatif untuk pengobatan pasien COVID-19. Salah satu pilihannya adalah dengan terapi
plasma convalescent (CP). Terapi convalescent plasma (CP) adalah imunoterapi adaptif klasik
yang diambil dari plasma darah pasien yang telah sehat. Terapi ini merupakan salah satu
pengobatan yang berhasil dalam menangani SARS, MERS, dan pandemi H1N1 pada tahun
2009. Namun terapi ini tetap memiliki risiko karena belum diketahui pasti efeknya pada
pandemi baru ini, sehingga penelitian ini dilakukan untuk mengetahui efektifitasnya.
III. Materi dan Metode
Pasien: 10 pasien dari 3 Rumah Sakit yang berbeda, pasien telah melakukan uji konfirmasi
dengan RT-PCR Realtime. Penderita COVID-19 yang parah dengan usia ≥18 tahun,
gangguan pernapasan, RR≥30/menit, saturasi oksigen ≤93 dan PAO2/FiO2 ≤300mmHg.
Donor untuk CP: 10 pasien dari 3 rumah sakit berbeda yang telah sembuh dengan kriteria
normalitas suhu tubuh selama ≥3 hari berturut-turut, resolusi gejala saluran pernapasa, dan
dua kali negative tes sputum untuk COVID-19 pada uji RT-PCR.
Prosedur CP dan QC: Apheresis dilakukan menggunakan pemisah sel CS 300 Baxter.
Sekitar 200-400mL darah yang kompatibel diambil dari masing-masing partisipan. Sampel
disimpan sebanyak 200mL aliquot pada suhu 4℃. CP lalu ditambahkan metilen blue dan
dipanaskan di plasma virus inactivation cabinet.
Serology test dan Realtime RT-PCR: Aktivitas netralisasi plasma dilakukan dengan plaque
uji reduksi netralisasi menggunakan virus SARS-CoV-2 di tingkat biosafe (BSL-4)
laboratorium dari Institut Virologi Wuhan, Akademi Ilmu Pengetahuan Cina. Pengenceran
serum tertinggi dengan pengurangan 50% dibanding dengan jumlah plaque di sumur tanpa
adanya antibodi coronavirus baru sebagai kontrol kosong. Aktivitas penetralan dari domain
pengikatan reseptor dari antibodi dalam CP dideteksi oleh ELIS. Titer antibodi IgG SARS-
CoV-2 diuji oleh ELISA. RNA SARS-CoV-2 terdeteksi dengan uji RT-PCR, dan hasilnya
disajikan sebagai nilai Ct value. Residu biru metilen terdeteksi oleh metode UV terverifikasi.
Skrining serologi untuk virus hepatitis B dan C, HIV, dan spirochete sifilis adalah negatif.
Treatment: Setiap pasien dirawat di ruang ICU dan menerima perawatan antiviral dan
perawatan lainnya, sedangkan beberapa pasien menerima antibiotik, antifungal,
glucocorticoid treatment, dan oksigen sebagai penunjang sesuai kebutuhan. CP ditransfusikan
kepada pasien setiap 4 jam sekali sesuai prosedur dari WHO.

IV. Hasil dan Pembahasan


Efek transfuse CP: Semua pasien menunjukkan keadaan yang membaik, gejala seperti
batuk, nyeri dada, demam, dan sesak napas hilang pada 1-3 hari setelah transfuse CP.
Sebelum menerima terapi CP terdapat 3 orang pasien menerima mechanical ventilation, 3
pasien menerima high-flow nasal cannula oxygenation, dan 2 lainnya menerima conventional
low-flow nasal cannula oxygenation. Setelah terapi CP dilakukan, 2 pasien dengan
mechanical ventilation diganti dengan high-flow nasal cannula, 1 pasien terlepas dari high-
flow nasal cannula.
Pneumonia berat yang disebabkan oleh SARS-COV-2 ditandai oleh replikasi virus yang
cepat, infiltrasi sel inflamasi masif, dan peningkatan sitokin proinflamasi atau bahkan badai
sitokin di alveoli paru-paru, menghasilkan cedera paru akut dan sindrom gangguan
pernapasan akut. Studi terbaru tentang COVID-19 menunjukkan bahwa jumlah limfosit dalam
darah perifer sangat menurun dan kadar sitokin dalam plasma pasien yang membutuhkan
dukungan unit perawatan intensif (ICU), termasuk IL-6, IL-10, TNF-ɑ, dan faktor stimulasi
koloni granulosit-makrofag, secara signifikan lebih tinggi daripada mereka yang tidak
memerlukan perawatan ICU. CP diperoleh dari pasien COVID-19 yang pulih dan telah
membangun kekebalan humoral terhadap virus, mengandung sejumlah besar antibodi
penawar yang mampu menetralkan SARS-CoV-2 dan memberantas patogen dari sirkulasi
darah dan jaringan paru-paru. Dalam penelitian ini, semua pasien yang diselidiki mencapai
hasil negative uji SARS-CoV-2 RNA setelah transfusi CP, disertai dengan peningkatan
saturasi oksigen dan jumlah limfosit, dan peningkatan fungsi hati dan CRP. Hasilnya
menunjukkan bahwa peradangan dan reaksi berlebihan dari sistem kekebalan tubuh
diringankan oleh antibodi yang terkandung dalam CP.

Anda mungkin juga menyukai