Anda di halaman 1dari 3

F ilsafat dikatakan the mother of science (induk dari ilmu pengetahuan).

Menurut Will
Durant, filsafat ditamsilkan pasukan marinir yang merebut pantai untuk pendaratan
pasukan infantri. Pasukan infantri tersebut adalah ilmu pengetahuan . Filsafat Ilmu merupakan
bagian dari epistimologi (filsafat pengetahuan) yang secara spesifik mengkaji hakikat ilmu atau
pengetahuan ilmiah. Ilmu merupakan cabang pengetahuan yang mempunyai ciri-ciri tertentu.
Filsafat ilmu merupakan telaahan secara filsafat yang ingin menjawab beberapa pertanyaan
mengenai hakikat ilmu seperti:
 Obyek apa yang ditelaah ilmu ? (Ontologis)
 Bagaimana proses yang memungkinkan ditimbanya pengetahuan berupa ilmu?
(epistemologis)
 Untuk apa pengetahuan yang berupa ilmu itu digunakan ? (aksiologis)

O ntologi menurut Jalaludin & Idi (2007: 83) berarti ilmu hakikat yang menyelidiki alam
nyata dan bagaimana keadaan yang sebenarnya. Apakah hakikat di balik alam nyata ini.
Ontologi menyelidiki hakikat dari segala sesuatu dari alam nyata yang sangat terbatas bagi panca
indra kita. Bagaimana realita yang ada ini, apakah materi saja, apakah wujud sesuatu ini bersifat
tetap, kekal tanpa perubahan, apakah realita berbentuk satu unsur (monisme), dua unsur
(dualisme), ataukah terdiri dari unsur yang banyak (pluralisme).

Sedangkan Muhadjir dalam Syafiie (2004:9) menyampaikan bahwa objek telaah ontologi adalah
yang ada tidak terikat pada satu perwujudan tertentu, ontologi membahas tentang yang ada
secara universal, yaitu berusaha mencari inti yang dimuat setiap kenyataan vang meliputi segala
realitas dalam semua bentuknya. Jadi yang menjadi landasan dalam tataran ontologi ini adalah
apa objek yang ditelaah, bagaimana wujud yang hakiki dari objek tersebut, bagaimana pula
hubungan objek tersebut dengan daya pikir dan penangkapan manusia.

Ontologi terdiri dari dua suku kata, yakni “ontos” dan “logos”. Ontos berarti sesuatu yang
berwujud dan logos berarti ilmu. Sehingga  Ontologi bisa diartikan  sebagai fokus kajian ilmu
atau teori tentang wujud hakikat yang nyata. Obyek ilmu atau keilmuan itu adalah dunia empirik,
dunia yang dapat dijangkau oleh penglihatan kita.

E pistemologi dalam (Jalaludin & Idi, 2007: 83) dinyatakan sebagai pengetahuan yang
berusaha menjawab pertanyaan-pertanyaan seperti apakah pengetahuan, cara manusia
memperoleh dan menangkap pengetahuan dan jenis-jenis pengetahuan.

Sedangkan Sadulloh (2007: 29) menyampaikan bahwa istilah epistemologi berasal dari bahasa
Yunani Kuno, dengan asal kata “episteme” yang berarti pengetahuan, dan ”logos” yang berarti
teori. Secara etimologi, epistemologi berarti teori pengetahuan. Epistemologi atau teori
pengetahuan adalah cabang filsafat yang berkaitan dengan cara mempelajari hakikat dan ruang
lingkup pengetahuan tentang asal, struktur, metode serta keabsahan pengetahuan. Epistomologi
mengkaji mengenai apa sesungguhnya ilmu, dari mana sumber ilmu, serta bagaimana proses
terjadinya. Epistemologi mempersoalkan kebenaran pengetahuan. Pernyataan tentang kebenaran
mensyaratkan susunan yang tepat atau disebut logis. Jadi logika sangat berkaitan erat dengan
epistemologi karena logika menjadi prasyarat mendasar bagi epistemologi. Alat utama
epistemologi adalah reaserch (penelitian).

Seluruh masalah epistemologi berkisar pada kemungkinan manusia mencapai pengetahuan yang
benar melalui reaserch atau penelitian. Tiga masalah yang dapat dirumuskan dalam hal ini,
berupa pertanyaan: “menyangkut apakah dasar atau sumber pengetahuan kita; adakah
kemungkinan mencapai pengetahuan mutlak; dan adakah kemungkinan mengetahui objek diluar
diri kita?”pertanyaan itu akan dipersoalkan dalam dasar pengetahuan, batas pengetahuan, dan
objek pengetahuan.

A xiologi disebut juga sebagai filsafat nilai. Menurut Langeveld axiologi terdiri atas dua hal
utama yaitu etika dan estetika (Wiramihardja, 2009:171), etika adalah yang menyangkut
perilaku, sedangkan estetika adalah hal yang menyangkut keindahan. Menurut Sadulloh (2007:
36) menyampaikan bahwa aksiologi berasal dari kata “axios” dan “logos”. Axios artinya nilai
atau sesuatu yang berharga, logos artinya akal, teori. Jadi Aksiologi merupakan cabang filsfat
yang mempelajari nilai. Secara singkat aksiologi adalah teori nilai. Axiologi menyangkut apakah
ilmu yang dipelajari ada manfaatnya? Dan apa manfaat yang dirasakan dari ilmu tersebut?

Problem utama aksiologi menurut Runes (Sadulloh, 2007: 36) berkaitan dengan empat faktor
penting, yaitu:
a. Hakikat nilai
Yaitu berupa problem mengenai; apakah nilai itu berasal dari keinginan (voluntarisme:
Spinoza), kesenangan (Hedonisme: Epicurus, Betham, Meinong), kepentingan (Perry),
preferensi (Martineau), keinginan rasio murni (Kant), pemahaman mengenai kualitas tersier
(Santayana), berbagai pengalaman yang mendorong élan vital (Nietzsche), relasi benda-
benda sebagai sarana untuk mencapai tujuan atau konsekuensi yang sungguh-sungguh yang
dapat dijangkau (Pragmatisme: Dewey).

b. Tipe nilai
Yaitu menyangkut perbedaan pandangan antara nilai intrinsik, ukuran untuk kebijakan nilai
itu sendiri, nilai-nilai instrumental yang menjadi penyebab (baik barang-barang ekonomis
atau peristiwa-peristiwa alamiah) mengenai nilai-nilai intrinsik.

c. Kriteria nilai
Artinya ukuran untuk menguji nilai yang dipengaruhi sekaligus oleh teori psikologi dan
logika.

d. Status metafisik nilai


Yaitu mempersoalkan tentang bagaimana hubungan antara nilai terhadap fakta-fakta yang
diselidiki melalui ilmu-ilmu kealaman, kenyataan terhadap keharusan pengalaman manusia
tentang nilai pada realitas kebebasan manusia.
KONSEP FILSAFAT ILMU, ONTOLOGI, EPISTEMOLOGI DAN AXIOLOGI

Diajukan Sebagai Salah Satu Tugas Terstruktur

untuk Mata Kuliah Filsafat Administrasi Pendidikan

Oleh

ASEP DUDI BADRUDIN

NIM: 82321617007

PRODI ADMINISTRASI PENDIDIKAN KONSENTRASI ADMINISTRASI SISTEM PENDIDIKAN

PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS GALUH

CIAMIS

2016

Anda mungkin juga menyukai