Anda di halaman 1dari 10

1. Apa peranan dan karakteristik epidemiologi ?

2. Apa tujuan dari epidemiologi ?


3. Apa saja jenis- jenis dari epidemiologi ?
4. Apa saja ruang lingkup dari epidemiologi ?
5. Apa saja manfaat mempelajari epidemiologi ?
6. Apa saja unsur – unsur epidemiologi ?
7. Sebutkan macam- macam screening dan langkah- langkah pelaksanaan screening ?
8. Sebutkan tujuan dan jenis – jenis kesehatan matra ?
9. Apa saja kriteria KLB ?
10. Apa saja kegiatan dari surveilens dan jenis- jenis dari surveilens ?
11. Apa dasar hukum yang mengarur tentang dokter keluarga ?
12. Apa saja prinsip dari pelayanan dokter keluarga ?
13. Apa ruang lingkup praktik dokter keluarga ?
14. Apa saja dasar hukum pelayanan trasidional ?
15. Jenis- jenis pelayanan kesehatan tradisional dan contoh nya ?
16. Apa saja prinsip dari penyelanggaran BPJS ?
17. Apa saja dasar- dasar hukum yang mengatur BPJS ?
18. Apa yang dimaksud dengan ilmu kedokteran konvensional, alternatif dan komplementer
dan jelaskan perbedaan nya,?
19. Jelaskan kepersertaan dalam BPJS ?

4. Ruang lingkup epidemiologi :


a) Epidemiologi penyakit menular
b) Epidemiologi penyakit tidak menular
c) Epidemiologi kesehatan reproduksi
d) Epidemiologi perencanaan
e) Epidemiologi perilaku
f) Epidemiologi genetik
g) Epidemiologi gizi
h) Epidemiologi remaja
i) Epidemiologi demografi
j) Epidemiologi klinik
k) Epidemiologi kausalitas
l) Epidemiologi pelayanan kesehatan
1. Epidemiologi Penyakit Menular
Merupakan bentuk upaya manusia untuk mengatasi gangguan penyakit menular yang
saat ini hasilnya sudah tampak sekali. Selain itu untuk mengetahui distribusi berdasarkan
faktor –faktor epidemiologi (orang, waktu, dan tempat) dan faktor –faktor yang mempengaruhi
terjadinya penyakit menular serta upaya pencegahan dan penanggulangannya.
Faktor yang memegang peranan penting :
 Faktor penyebab atau agen
 Sumber penularan
 Cara penularan

2. Epidemiologi Penyakit Tidak Menular


Merupakan upaya untuk mencegah penyakit yang tidak menular. Penyakit tidak menular
(PTM) atau penyakit noninfeksi adalah suatu penyakit yang tidak disebabkan karena kuman
melainkan dikarenakan adanya masalah fisiologis atau metabolisme pada jaringan tubuh
manusia. biasanya penyakit ini terjadi karena pola hidup yang kurang sehat seperti merokok,
faktor genetik, cacat fisik, penuaan/usia, dan gangguan kejiwaan.

3. Epidemiologi Klinik
merupakan salah satu bidang epidemiologi yang sedang dikembangkan oleh para klinisi
yang bertujuan untuk membekali para klinisi/ dokter tentang cara pendekatan masalah melalui
disiplin ilmu epidemiologi.

4. Epidemiologi Kependudukan
Merupakan cabang epidemiologi yang menggunakan system pendekatan epidemiologi
dalam menganalisis berbagai permasalahan yang berkaitan dengan bidang demografi serta
factor-faktor yang mempengaruhi berbagai perubahan demografi yang terjadi dalam
masyarakat.

5. Epidemiologi Gizi
banyak digunakan dalam analisis masalah gizi masyarakat di mana masalah ini erat
hubungannya dengan berbagai faktor yang menyangkut pada hidup masyarakat. Pendekatan
masalah gizi masyarakat melalui epidemiologi gizi bertujuan untuk menganalisis berbagai
faktor yang berhubungan erat dengan timbulnya masalah gizi masyarakat baik yang bersifat
biologis dan terutama dengan kehidupan sosial masyarakat.

6. Epidemiologi Kesehatan Jiwa


Merupakan Salah satu pendekatan dan analisis masalah gangguan jiwa dalam
masyarakat baik mengenai keadaan kelainan jiwa kelompok penduduk tertentu, maupun
analisis berbagai factor yang mempengaruhi timbulnya gangguan jiwa dalam masyarakat.
7. Epidemiologi Pengolahan Pelayanan Kesehatan
meruapakan salah satu system pendekatan manajemen dalam menganalisis masalah,
mencari faktor penyebab timbulnya suatu masalah serta penyusunan pemecahan masalah
tersebut secara menyeluruh dan terpadu.

8. Epidemiologi Lingkungan dan Kesehatan Kerja


(occupational and environmental epidemiology) merupakan salah satu bagian
epidemiologi yang mepelajari serta menganalisis keadaan kesehatan tanaga kerja akibat
pengaruh keterpaparan pada lingkungan kerja, baik yang bersifat fisik, kimiawi, biologis,
maupun sosial budaya serta kebiasaan hidup para pekerja . Bentuk ini sangat berguna dalam
analisis tingkat kesehatan pekerja serta untuk memulai keadaan dan lingkungan kerja serta
penyakit akibat kerja.

9. Epidemiologi Perilaku
Perilaku manusia merupakan salah satu faktor yang banyak memegang peranan dalam
menentukan derajat kesehatan suatu masyarakat. menurut Bloom, faktor perilaku memberikan
kontribusi terbesar dalam menentukan status kesehatan individu maupun masyarakat. Bahkan
perilaku sangat erat hubungannya dengan umur dan jenis kelamin, suku ras, pekerjaan, status
sosial dan ekonomi serta berbagai aspek kehidupan lainnya.

10. Epidemiologi genetik


Merupakan studi tentang etiologi, distribusi, dan pengendalian penyakit dalam
kelompok – kelompok keluarga dan penyebab penyakit yang diwariskan pada populasi.

11. Epidemiologi kesehatan reproduksi


Adalah ilmu yang mempelajari tentang distribusi, frekuensi dan determinan penyakit
atau masalah kesehatan reproduksi pada populasi atau kelompok. Distribusi dalam kesehatan
reproduksi adalah memahami kejadian yang berkaitan dengan masalah kesahatan reproduksi.
Kesehatan reproduksi manusia dimulai dari pertumbuhan dan perkembangan seksual yang
terwujud dalam masa pubertas, dan akan berlangsung terus sepanjang hidupnya pada laki-laki
dan pada perempuan akan berakhir pada masa menopause.

5. manfaat mempelajari epidemiologi


Tujuan mengetahui epidemiologi yaitu :
1. Tersedianya informasi tentang situasi, kecenderungan penyakit, dan faktor resiko, serta
masalah kesehatan masyarakat dan faktor-faktor yang mempengaruhinya sebagai bahan
pengambilan keputusan
2. Terselenggaranya kewaspadaan dini terhadap kemungkinan terjadinya KLB/Wabah dan
dampaknya
3. Dasar penyampaian informasi kesehatan kepada pada pihak yang berkepentingan sesuai
dengan pertimbangan kesehatan.
Manfaat mengetahui epidemiologi adalah:
a. Manfaat Ilmiah : Merupakan manfaat bagi ilmu kesehatan sebagai data dasar konsep
timbul penyakit
b. Manfaat Praktis : Dapat digunakan sebagai panduan di dalam konsep timbul awal
mulanya penyakit.
manfaat epidemiologi dalam masyarakat diantaranya yaitu:
 Membantu pekerjaan administrasi kesehatan.
 Dapat meneliti penyebab suatu masalah kesehatan.
 Dapat menerangkan perkembangan alamiah suatu penyakit.
 Dapat menerangkan keadaan suatu masalah kesehatan.

6. Apa saja unsur – unsur epidemiologi ?


1. Frekuensi : menunjuk pada besarnya masalah kesehatan yang terdapat pada
sekelompok masyarakat
2. Distribusi : menunjuk kepada pengelompokan penyakit atau masalah kesehatan
menurut suatu keadaan tertentu
3. Determinan: menunjuk kepada faktor penyebab dari suatu penyakit atau masalah
kesehatan baik yang menjelaskan frekuensi, penyebaran, ataupun yang menerangkan
penyebab munculnya masalah kesehatan itu sendiri.

7. Sebutkan macam- macam screening dan langkah- langkah pelaksanaan screening ?


Bentuk pelaksanaan skrining diantaranya:
- Mass screening adalah screening secara masal pada masyarakat tertentu.
- Selective screening adalah skrining secara selektif berdasarkan kriteria tertentu. Contoh px.
Ca paru pada perokok, px. Ca servix pada wanita yang sudah menikah.
- Single disease screening adalah skrining yang dilakukan untuk satu jenis penyakit.

8. Sebutkan tujuan dan jenis – jenis kesehatan matra ?


Tujuan:
a. mewujudkan upaya kesehatan pada Kondisi Matra secara cepat, tepat, menyeluruh dan
terkoordinasi guna menurunkan potensi Risiko Kesehatan, meningkatkan kemampuan
adaptasi, dan mengendalikan Risiko Kesehatan.
b. untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan masyarakat dalam
menurunkan risiko serta memelihara kesehatan masyarakat dalam menghadapi Kondisi
Matra agar tetap sehat dan mandiri.
Jenis2:
Sesuai permenkes RI no.61 tahun 2013, jenis Kesehatan Matra meliputi:28
1. Kesehatan Lapangan;
Kesehatan Lapangan sebagaimana terdiri atas:
a. kesehatan perpindahan penduduk;
b. kesehatan migran;
c. kesehatan haji dan umrah;
d. kesehatan penanggulangan bencana;
e. kesehatan bawah tanah;
f. kesehatan gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat;
g. kesehatan dalam tugas operasi dan latihan militer di darat;
h. kesehatan pada arus mudik
i. kesehatan pada kegiatan di area tertentu; dan
j. kesehatan dalam penugasan khusus kepolisian.
2. Kesehatan Kelautan dan Bawah Air;
Kesehatan Kelautan dan Bawah Air terdiri atas:
a. kesehatan penyelaman;
b. kesehatan pelayaran dan lepas pantai; dan
c. kesehatan dalam tugas operasi dan latihan militer di laut.
3. Kesehatan Kedirgantaraan.
Kesehatan Kedirgantaraan terdiri atas:
a. kesehatan penerbangan dan ruang angkasa; dan
b. kesehatan dalam tugas operasi dan latihan militer di udara.

9. Apa saja kriteria KLB ?


Kriteria Kejadian Luar Biasa (Keputusan Dirjen PPM No 451/91) tentang Pedoman Penyelidikan dan
Penanggulangan Kejadian Luar Biasa
Tergolong kejadian luar biasa jika ada unsur:
- Timbulnya suatu penyakit menular yang sebelumnya tidak ada atau tidak dikenal.
- Peningkatan kejadian penyakit terus-menerus selama 3 kurun waktu berturut-turut menurut penyakitnya
(jam, hari, minggu).
- Peningkatan kejadian penyakit/kematian 2 kali lipat atau lebih dibandingkan dengan periode
sebelumnya (jam, hari, minggu, bulan, tahun)
- Jumlah penderita baru dalam satu bulan menunjukkan kenaikan 2 kali lipat atau lebih bila dibandingkan
dengan angka rata-rata perbulan dalam tahun sebelumnya.

10. Apa saja kegiatan dari surveilens dan jenis- jenis dari surveilens ?
Kegiatan:
a. Pengumpulan data Pencatatan insidensi terhadap population at risk. 
Pencatatan insidensi berdasarkan laporan rumah sakit, puskesmas, dan sarana
pelayanan kesehatan lain, laporan petugas surveilans di lapangan, laporan masyarakat,
dan petugas kesehatan lain; Survei khusus; dan pencatatan jumlah populasi berisiko
terhadap penyakit yang sedang diamati. Tehnik pengumpulan data dapat dilakukan
dengan wawancara dan pemeriksaan. Tujuan pengumpulan data adalah menentukan
kelompok high risk; Menentukan jenis dan karakteristik (penyebabnya); Menentukan
reservoir; Transmisi; Pencatatan kejadian penyakit; dan KLB. 5
b. Pengelolaan data 
Data yang diperoleh biasanya masih dalam bentuk data mentah (row data) yang masih
perlu disusun sedemikian rupa sehingga mudah dianalisis. Data yang terkumpul dapat
diolah dalam bentuk tabel, bentuk grafik maupun bentuk peta atau bentuk lainnya.
Kompilasi data tersebut harus dapat memberikan keterangan yang berarti. 5
c. Analisis dan interpretasi data untuk keperluan kegiatan \
Data yang telah disusun dan dikompilasi, selanjutnya dianalisis dan dilakukan
interpretasi untuk memberikan arti dan memberikan kejelasan tentang situasi yang ada
dalam masyarakat. 5
d. Penyebarluasan data dan keterangan termasuk umpan balik 
Setelah analisis dan interpretasi data serta telah memiliki keterangan yang cukup jelas
dan sudah disimpulkan dalam suatu kesimpulan, selanjutnya dapat disebarluaskan
kepada semua pihak yang berkepentingan, agar informasi ini dapat dimanfaatkan
sebagai mana mestinya. 5
e. Evaluasi 
Hasil evaluasi terhadap data sistem surveilans selanjutnya dapat digunakan untuk
perencanaan, penanggulangan khusus serta program pelaksanaannya, untuk kegiatan
tindak lanjut (follow up), untuk melakukan koreksi dan perbaikan-perbaikan program
dan pelaksanaan program, serta untuk kepentingan evaluasi maupun penilaian hasil
kegiatan.
Jenis2:
Dikenal beberapa jenis surveilans: (1) Surveilans individu; (2) Surveilans penyakit; (3)
Surveilans sindromik; (4) Surveilans Berbasis Laboratorium; (5) Surveilans terpadu; (6)
Surveilans kesehatan masyarakat global.
1) Surveilans Individu
Surveilans individu (individual surveillance) mendeteksi dan memonitor individu-
individu yang mengalami kontak dengan penyakit serius, misalnya pes, cacar,
tuberkulosis, tifus, demam kuning, sifilis. Surveilans individu memungkinkan
dilakukannya isolasi institusional segera terhadap kontak, sehingga penyakit yang
dicurigai dapat dikendalikan. Sebagai contoh, karantina merupakan isolasi
institusional yang membatasi gerak dan aktivitas orang-orang atau binatang yang
sehat tetapi telah terpapar oleh suatu kasus penyakit menular selama periode
menular. Tujuan karantina adalah mencegah transmisi penyakit selama masa
inkubasi seandainya terjadi infeksi
2) Surveilans Penyakit
Surveilans penyakit (disease surveillance) melakukan pengawasan terus-menerus
terhadap distribusi dan kecenderungan insidensi penyakit, melalui pengumpulan
sistematis, konsolidasi, evaluasi terhadap laporan-laporan penyakit dan kematian,
serta data relevan lainnya. Jadi fokus perhatian surveilans penyakit adalah penyakit,
bukan individu.
3) Surveilans Sindromik
Syndromic surveillance (multiple disease surveillance) melakukan pengawasan
terus-menerus terhadap sindroma (kumpulan gejala) penyakit, bukan masing-masing
penyakit. Surveilans sindromik mengandalkan deteksi indikator-indikator kesehatan
individual maupun populasi yang bisa diamati sebelum konfirmasi diagnosis.
Surveilans sindromik mengamati indikator-indikator individu sakit, seperti pola
perilaku, gejala-gejala, tanda, atau temuan laboratorium, yang dapat ditelusuri dari
aneka sumber, sebelum diperoleh konfirmasi laboratorium tentang suatu penyakit.
4) Surveilans Berbasis Laboratorium
Surveilans berbasis laboartorium digunakan untuk mendeteksi dan menonitor
penyakit infeksi. Sebagai contoh, pada penyakit yang ditularkan melalui makanan
seperti salmonellosis, penggunaan sebuah laboratorium sentral untuk mendeteksi
strain bakteri tertentu memungkinkan deteksi outbreak penyakit dengan lebih segera
dan lengkap daripada sistem yang mengandalkan pelaporan sindroma dari klinik-
klinik
5) Surveilans Terpadu
Surveilans terpadu (integrated surveillance) menata dan memadukan semua kegiatan
surveilans di suatu wilayah yurisdiksi (negara/ provinsi/ kabupaten/ kota) sebagai
sebuah pelayanan publik bersama. Surveilans terpadu menggunakan struktur, proses,
dan personalia yang sama, melakukan fungsi mengumpulkan informasi yang
diperlukan untuk tujuan pengendalian penyakit. Kendatipun pendekatan surveilans
terpadu tetap memperhatikan perbedaan kebutuhan data khusus penyakitpenyakit
tertentu.

11. Apa dasar hukum yang mengarur tentang dokter keluarga ?


a) UU No. 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran, mewajibkan setiap dokter
 Untuk selalu meningkatkan pengetahuan
 Menerapkan kendali mutu dan kendali biaya
 Mengikuti standar profesi dan standar pelayanan yang berlaku
b) UU No 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN)
c) Peraturan Presiden RI No. 7 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasiona l Tahun 2004-2009 telah memasukkan pengembangan pelayanan dokter keluarga
sebagai salah satu program yang harus dilaksanakan.
KepMenKes No. 331/Menkes/SK/V/2006 tentang Rencana Strategis Depkes memasukkan
program pengembangan pelayanan dokter keluarga sebagai program yang harus segera diuji
cobakan.

12. Apa saja prinsip dari pelayanan dokter keluarga ?


1. Komprehensif dan holistik
Memberikan pelayanan secara paripurna berarti melakukan pemeriksaan secara
keseluruhan dengan menimbang rasionalitas dan mafaatnya bagi pasien. Sebagai
contoh misalnya, seorang yang sakit kepala, pada awalnya mungkin saja hanya diberi
parasetamol atau analgetik lainnya. Jika sakit kepala berulang-ulang, harus digali
sejauh mungkin berbagai kemungkinan penyebabnya, dan bila dipandang perlu
dilakukan pemeriksaan penunjang untuk memastikan diagnosis penyebabnya. Tentu
saja, rujukan harus dilakukan jika memang diperlukan, sekalipun pasien ybs tidak
memintanya. Selain itu, ancangan holistik harus dilakukan juga agar terasa lebih
manusiawi. Dokter keluarga lebih mempertimbangkan siapa yang sakit daripada
sekedar penyakit yang disandang
2. Pelayanan kontak pertama dan kesinambungannya
Sebagai dokter layanan primer, DK merupakan tempat kontak pertama dengan pasien,
tanpa mamandang jenis kelamin, usia, keluhan utamanya atau sistem organ yang
terganggu. Sebenarnya 85% masalah kesehatan dapat diselesaikan di layanan primer
jika kinerja DPU/DK dapat diandalkan. Oleh karena itu yang memerlukan rujukan ke
rumah sakit seharusnya hanya 15%. Jelaslah kiranya kinerja seperti apa yang harus
diwujudkan oleh para DPU/DK agar dapat menyelesaikan 85% masalah yang
dihadapinya.
Dokter keluarga merupakan ujung tombak pelayanan medis tempat kontak pertama
dengan pasien untuk selanjutnya harus menjaga kontinuitas pelayanan dalam arti,
pemantauan kepada pasien dilakukan secara terus-menerus mengunakan rekam medis
yang akurat dan sistem rujukan yang terkendali.Untuk menunjang kesinambungan
pelayanan, klinik harus dilengkapi dengan rekam medis yang memadai dan sarana
komunikasi yang handal sehingga dokter dapat dihubungi sewaktu-waktu diperlukan.
Demikian pula, jangan lupa membuat surat rujuk pindah jika ada pasien yang hendak
pindah tempat tinggal misalnya pindah kota atau pindah klinik. Dalam surat rujuk
pindah itu harus dilengkapi dengan data kesehatan yang penting, dengan data tambahan
data yang diperlukan. Boleh dikatakan pemantauan pada setiap pasien dilakukan mulai
dari konsepsi sampai mati.
3. Pelayanan promotif dan preventif
Dokter Keluarga harus berusaha meningkatkan taraf kesehatan setiap pasien yang
menjadi tanggung-jawabnya. Bagaimanapun dokter keluarga harus berupaya
menerapkan seluruh tingkat pencegahan. Dengan demikian ia harus memberikan
ceramah kesehatan dan vaksinasi, menyelengarakan KB dan KIA dan bahkan acara
senam pagi secara rutin. Selain itu DK harus cepat dan tepat membuat diagnosis
penyakit dan mengobatinya.
4. Pelayanan koordinatif dan kolaboratif
Koordinasi ini dilakukan ketika pasien memerlukan beberapa konsultasi spesialistis atau
pemeriksaan penunjang dalam waktu yang bersamaan. Selain itu koordinasi pun
dilakukan dengan keluarga dan lingkungannya guna meningkatkan efisiensi
pengobatan. Pelayanan kolaboratif artinya bekerja sama juga dengan berbagai pihak
yang berkaitan dengan pelayanan kesehatan, guna mengefektifkan dan mengefisienkan
pelayanan. Misalnya, bekerjasama dengan labotarotium untuk memantau pasien dengan
dugaan DHF tetapi belum perlu dirawat. Untuk kasus seperti ini pihak laboratorium
diminta untuk memantau perubahan indikator perkembangan penyakit dan segera
melaporkan hasilnya sehinga pasien dapat istirahat di rumah tanpa bolak-balik ke klinik.
Dokter keluarga bukan hanya mempertimbangkan segi medis tetapi juga ekonomi,
sosial dan budaya sehingga sering perlu melibatkan atau kerjasama dengan berbagai
pihak.
5. Pelayanan personal.
Titik tolak pelayanan DK adalah pelayanan personal seorang individu sebagai bagian
integral dari keluarganya. Seorang individu, sekalipun menjadi bagian dari sebuah
keluarga, dibenarkan mempunyai DK sendiri yang mungkin dapat berbeda atau sama
dengan anggota keluarga yang lain.
6. Mempertimbangkan keluarga, komunitas, dan lingkungannya.
Dalam mengobati pasien, DK tidak boleh lupa bahwa pasien merupakan bagian integral
dari keluarga dan komunitasnya. Kesembuhan penyakit sangat dipengaruhi
lingkungannya dan sebaliknya penyakit pasien dapat mempengaruhi lingkungannya
juga
7. Sadar etika dan hukum
Sadar etika dalam praktiknya diwujudkan dalam perilaku dokter dalam menghadapi
pasiennya tanda memandang status sosial, jenis kelamin, jenis penyakit, ataupun sistem
oragn ayng sakit. Semua dalah pasiennya dan harus dilayani secara profesional.
Demikian pula dengan sadar hukum, sangat dekat dengan perilaku dokter untuk tetap
bekerja dalam batas-batas kewenanangan dan selalau mentaati kewajiban yang
digariskan oleh hukum yang berolaku di daerah tempat praktiknya.
8. Sadar biaya
Yang tidak kalah pentingnya adalah sadar biaya yang juga sebenarnya menyangkut
perilaku DK dalam pertimbangkan ”cost effectiveness” dari biaya yang dikeluarkan
oleh pasien. Dengan kata lain biaya harus menjadi pertimbangan akan tetapi tidak boleh
menurunkan mutu pelayanan.
9. Menyelenggarakan pelayanan yang dapat diaudit dan dipertanggungjawabkan.
Sebenanrya yang diaudit mencakup selurut strata pelayanan kesehatan bukan hanya
layanan DK. Kenyataannya sampai sekarang audit medis masih jauh dari harapan
terutamna di Indonesia. Namun demikian praktik DK harus memulai mempersiapkan
diri untuk sewaktu-waktu dapat diaudit oleh pihak yang berwenang. Audit medis ini
merupakan upaya peningkaan kualitas pelayanan dan sala sekali bukan upaya untuk
memata-matai praktik dokter.
10. Pasien Safety

Anda mungkin juga menyukai