Anda di halaman 1dari 68

Edisi Desember 2019

APBN KITA
KINERJA DAN FAKTA

Scan untuk Unduh

Pelaksanaan #UangKita yang kredibel mendukung Indonesia Maju

1
2
A P B N K I TA ( K i n e r j a d a n F a k t a ) E d i s i D e s e m b e r 2 0 1 9

Foto Cover:
Media Keuangan/ Anas NH
“Masyarakat haus hiburan. Kalau mau like-nya setengah juta, saya bisa nyanyi dengan
Didi Kempot. Saya tahu. Tapi harus dicari cara. Cara komunikasi harus dikomunikasikan
secara matang jangan terlalu overselling”

Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati

3
Infografis

Penerimaan Realisasi Belanja Pemerintah PNBP mencatat TKDD mencapai


Perpajakan Penerimaan Pusat mencapai realisasi sebesar Rp752,85 triliun
mencapai Pajak mencapai Rp1.293,20 triliun Rp362,77 triliun atau 91,06 persen
Rp1.312,40 triliun Rp1.136,17 triliun atau 79,13 persen atau 95,89 persen dari pagu APBN
atau 73,47 persen atau 72,02 persen dari pagu APBN dari target APBN tahun 2019, tumbuh
dari target APBN dari target APBN tahun 2019, tahun 2019, 4,99 persen (yoy)
tahun 2019, tumbuh tahun 2019, sedikit meningkat 5,52 tumbuh 3,44 dibandingkan
0,84 persen (yoy) turun 0,04 persen persen (yoy) persen (yoy) dari realisasi pada
dibandingkan (yoy) dari tahun dibandingkan periode yang sama periode yang sama
realisasi periode 2018 sebesar realisasi pada tahun sebelumnya tahun sebelumnya
yang sama APBN Rp1.136,66 triliun. periode yang sama sebesar Rp350,72 sebesar Rp717,07
A P B N K I TA ( K i n e r j a d a n F a k t a ) E d i s i D e s e m b e r 2 0 1 9

tahun 2018 sebesar tahun sebelumnya triliun. triliun.


Rp1.301,52 triliun. Realisasi sebesar Rp1.225,54
Penerimaan triliun.
Kepabeanan dan
Cukai mencapai
Rp176,23 triliun
atau 84,39 persen
dari target APBN
tahun 2019, tumbuh
sebesar 6,90 persen
(yoy) dari tahun
2018 sebesar
Rp164,86 triliun.

4
Ringkasan Eksekutif

RINGKASAN
EKSEKUTIF

P
erekonomian global kedepan meningkatkan prospek pasar
diperkirakan akan lebih keuangan global dan stabilitas
baik dibandingkan tahun ekonomi global. Perkembangan
2019 yang ditandai dengan ekonomi ke depan akan bergantung
perbaikan kondisi pasar keuangan pada hasil kesepakatan perundingan
global melanjutkan pelonggaran perang dagang Amerika-China yang
kebijakan moneter negara maju. akan dilakukan di pertengahan
Namun, kondisi tersebut akan Desember 2019 ini. Sementara itu,
dipengaruhi oleh isu kelanjutan pertumbuhan ekonomi nasional tetap
perundingan penyelesaian perang terjaga dan momentum pertumbuhan
dagang AS-China akhir tahun ini. diperkirakan akan berlanjut. Indeks
Peningkatan arus masuk modal terus Kepercayaan Konsumen (IKK)
berlanjut ke emerging market, dan November 2019 tercatat 124,2
mengakibatkan apresiasi nilai tukar menguat dibandingkan bulan
negara emerging market, termasuk sebelumnya. Hal ini mengindikasikan
Indonesia. Tren penguatan nilai tukar optimisme konsumen yang didorong
dan perkembangan inflasi yang tetap oleh membaiknya persepsi konsumen
terjaga dan diyakini berlanjut hingga terhadap kondisi ekonomi saat ini dan
akhir tahun akan lebih memperkuat ekspektasi ke depan.
stabilitas ekonomi. Hal ini akan
meningkatkan konsumsi masyarakat Perkembangan inflasi di tingkat
dan investasi, sehingga mendorong konsumen pada November 2019
pertumbuhan ekonomi nasional. tercatat sebesar 0,14 persen (mtm)
Selanjutnya, peningkatan ekspor menggambarkan inflasi tetap
melalui penguatan daya saing industri rendah dan terkendali. Dengan
nasional akan terus dilakukan untuk perkembangan inflasi tersebut, inflasi
meningkatkan kinerja transaksi hingga November 2019 tercatat
berjalan. sebesar 2,37 persen (ytd) atau 3,0
persen (yoy). Perkembangan inflasi
Respon negara maju terhadap tersebut dipengaruhi oleh inflasi
kondisi ekonomi global melalui kelompok bahan makanan karena
pelonggaran kebijakan moneter kenaikan harga komoditas bawang

5
merah, daging, dan telur ayam ras. untuk menjaga momentum
Sementara itu, kelompok transportasi pertumbuhan Bank Indonesia
mengalami deflasi karena penurunan mempertahankan BI 7-Day Reverse
tarif angkutan udara. Komponen inflasi Repo Rate pada level 5,0 persen.
inti tercatat sebesar 3,08 persen (yoy)
menurun dibandingkan November Pembangunan sektor pariwisata

2018 sebesar 3,2 persen (yoy) seiring yang dilaksanakan selama ini

redanya tekanan harga komoditas mampu memberikan kontribusi

emas perhiasan karena tren positif bagi perekonomian nasional.

penurunan harga emas global. Dengan Jumlah kunjungan wisatawan

realisasi inflasi kumulatif hingga mancanegara (wisman) ke Indonesia

November 2019 sebesar 2,37 persen terus mengalami peningkatan dan

(ytd), masih terdapat ruang gerak menopang penerimaan devisa

sebesar 1,13 persen untuk menjaga dari sektor pariwisata. Hingga

inflasi sesuai target 3,5 persen. Oktober 2019, jumlah kunjungan


wisman tercatat sebesar 13,62 juta
Tren nilai tukar Rupiah berada kunjungan atau naik 2,85 persen (yoy)
pada posisi yang semakin stabil dan dibandingkan dengan Oktober 2018
cenderung menguat seiring dengan yang berjumlah 13,25 juta kunjungan.
pelonggaran likuiditas keuangan Pemerintah menargetkan kedatangan
global yang mendorong terjaganya wisman pada tahun 2019 sebesar 20
aliran modal ke dalam negeri, juta kunjungan atau naik sebesar 26,53
termasuk Indonesia. Nilai tukar persen dari jumlah kunjungan tahun
Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat 2018 sebesar 15,8 juta, dengan target
per 12 Desember 2019 tercatat pada pemasukan devisa sebesar USD17,6
level Rp14.042,00. Dengan demikian, miliar.
Rupiah mengalami apresiasi sebesar
2,91 persen (ytd) dibandingkan Dalam menghadapi tantangan ke

posisi awal tahun 2019. Kondisi nilai depan, dengan pondasi ekonomi

tukar yang stabil dan didukung oleh makro yang stabil beberapa

inflasi yang terkendali mendukung prioritas kebijakan pembangunan

terjaganya momentum pertumbuhan. perlu dilaksanakan. Prioritas penting


A P B N K I TA ( K i n e r j a d a n F a k t a ) E d i s i D e s e m b e r 2 0 1 9

Kondisi ini juga didukung oleh yang perlu dilakukan Pemerintah

kecukupan cadangan devisa. Hingga adalah transformasi struktural dengan

akhir November 2019, cadangan dukungan infrastruktur yang telah

devisa Indonesia berada pada level selesai dibangun untuk memperkuat

yang cukup tinggi, yakni sebesar permintaan domestik dan kinerja

USD126,6 miliar. Posisi cadangan perdagangan internasional sehingga

devisa ini setara dengan pembiayaan mampu menopang pertumbuhan

7,5 bulan impor atau 7,2 bulan impor ekonomi nasional. Prioritas berikutnya

dan pembayaran utang luar negeri adalah menjaga stabilitas ekonomi

pemerintah, serta berada di atas makro dengan menjaga tingkat harga

standar kecukupan internasional domestik dan nilai tukar pada tingkat

sekitar 3 bulan impor. Selanjutnya yang stabil dan kompetitif. Kemudian,

6
Pemerintah juga terus meningkatkan Tranportasi dan Pergudangan,
inklusivitas dan ekonomi yang dan Konstruksi dan Real Estate.
berkelanjutan. Ke depan, pemerintah Pertumbuhan komponen penerimaan
menekankan 5 prioritas yang akan pajak yang pertumbuhannya positif
dilaksanakan dalam pembangunan hanya penerimaan Pajak Bumi dan
nasional, yakni pembangunan Bangunan (PBB) yang masih tumbuh
sumber daya manusia, pembangunan 7,44 persen (yoy). Lebih detil, PPh
pendidikan dan kesehatan, kelanjutan Nonmigas ditopang oleh penerimaan
pembangunan infrastruktur, PPh 25/29 Badan, PPh 21, dan PPh
kemudahan regulasi investasi dan Final. Berdasarkan pertumbuhannya,
lapangan kerja, dan kelanjutan penerimaan PPh Nonmigas didukung
reformasi birokrasi. oleh PPh 21 dan PPh 25/29 Orang
Pribadi (OP). Sementara itu,
Menjelang akhir tahun 2019 penerimaan PPN ditopang oleh PPN
realisasi pendapatan negara dan Dalam Negeri (DN) dan PPN Impor.
hibah telah mencapai Rp1.677,11 Penerimaan kumulatif PPN/PPnBM
triliun (77,46 persen dari target tumbuh negatif 4,07 persen (yoy),
APBN 2019), atau turun 3,34 persen meskipun lebih baik dibandingkan
dibandingkan realisasi tahun periode Januari-Oktober yang tumbuh
sebelumnya. Capaian realisasi negatif 4,24 persen (yoy). Kondisi
pendapatan negara terdiri dari tersebut disebabkan oleh penurunan
realisasi penerimaan perpajakan volume impor Indonesia baik secara
sebesar Rp1.312,40 triliun, PNBP kumulatif maupun bulanan.
sebesar Rp362,77 triliun, dan
penerimaan hibah sebesar Rp1,95 Kinerja penerimaan Kepabeanan
triliun atau masing-masing telah dan Cukai realisasi penerimaannya
mencapai 73,47 persen, 95,89 persen, telah mencapai Rp176,23 triliun
dan 447,24 persen dari target yang atau 84,39 persen dari target
ditetapkan dalam APBN 2019. APBN 2019, serta mampu tumbuh
Berdasarkan pertumbuhannya, positif sebesar 2,60 persen (yoy).
penerimaan perpajakan tumbuh Pertumbuhan Kepabeanan dan Cukai
negatif 3,27 persen (yoy) , PNBP juga utama berasal dari pertumbuhan
tumbuh negatif 1,11 persen (yoy), dan cukai Hasil Tembakau (CHT) dan cukai
penerimaan hibah tumbuh negatif Minuman Mengandung Etil Alkohol
83,16 persen (yoy). (MMEA). Pertumbuhan tersebut
didorong oleh efek tidak adanya
Kinerja penerimaan pajak kebijakan kenaikan tarif CHT di tahun
masih ditopang utamanya oleh 2019, efek pergeseran pelunasan
penerimaan Pajak Penghasilan (PPh) pita cukai, dan adanya kenaikan tarif
Nonmigas dan Pajak Pertambahan cukai MMEA. Lebih lanjut, komponen
Nilai (PPN). Secara sektoral, realisasi penerimaan Bea Masuk (BM) telah
penerimaan pajak didorong oleh mencapai 86,35 persen dari target
kinerja sektor usaha Pertambangan, APBN 2019. Penerimaan BM secara
Jasa Keuangan dan Asuransi, kumulatif masih tumbuh negatif 5,04

7
persen (yoy), hal ini terjadi akibat Relatif lebih rendahnya capaian ini
melambatnya perekonomian global salah satunya disebabkan penurunan
yang menyebabkan penurunan devisa harga minyak mentah Indonesia (ICP)
bayar impor Indonesia, serta mulai dan harga batubara (HBA) di tahun
mengecilnya selisih peningkatan kurs. 2019. Rata-rata ICP periode Januari –
Disisi lain komponen penerimaan Nopember 2019 sebesar US$61,94/
Bea Keluar (BK), realisasinya telah barrel, lebih rendah dibandingkan
mencapai 71,95 persen dari target periode sama tahun 2018 mencapai
APBN 2019. Untuk pertumbuhannya US$68,62/barrel. Demikian juga
secara kumulatif, BK masih tumbuh dengan HBA yang pada periode
negatif 48,48 persen (yoy), hal ini Januari-Nopember 2019 mencapai
terjadi karena penurunan ekspor US78,95/ton, lebih rendah dibanding
konsentrat tembaga sebagai penopang 2018 yang mencapai US$99,55/ton.
utama penerimaan BK, meskipun Kinerja yang sama terjadi pada PNBP
ekspor komoditas mineral lainnya komponen Pendapatan dari Badan
yaitu nikel dan bauksit mengalami Layanan Umum (BLU). Dibandingkan
peningkatan. tahun 2018 yang mencapai 107,1
persen dari target APBN 2018 atau
Realisasi Penerimaan Negara sekitar Rp46,37 triliun, capaian
Bukan Pajak (PNBP) hingga akhir pendapatan BLU periode Januari-
Nopember 2019 mencapai Rp362,77 Nopember 2019 baru mencapai 87,7
triliun atau sekitar 95,9 persen dari persen dari target APBN 2019 atau
target APBN 2019. Capaian Realisasi sekitar Rp42,00 triliun.
PNBP ini mengalami pertumbuhan
sebesar negatif 1,11 persen (yoy), Sebaliknya, kinerja PNBP pada
dibandingkan dengan periode yang komponen PNBP dari pendapatan
sama pada tahun 2018. Penurunan Kekayaan Negara Dipisahkan (KND)
ini salah satunya dipengaruhi dan PNBP Lainnya membantu upaya
oleh penurunan harga komoditas. tercapainya target PNBP 2019.
Ketergantungan kinerja capaian PNBP, Peningkatan PNBP dari Pendapatan
salah satunya ditentukan kinerja PNBP Kekayaan Negara dipisahkan (KND)
SDA yang kontribusinya masih cukup yang mencapai Rp76,65 triliun atau
A P B N K I TA ( K i n e r j a d a n F a k t a ) E d i s i D e s e m b e r 2 0 1 9

signifikan sekitar lebih dari 50 persen. sekitar 168,1 persen dari target APBN
PNBP yang bersumber dari sumber 2019, sangat membantu peningkatan
daya alam relatif rentan terhadap untuk mencapai target PNBP
fluktuasi harga komoditas (utamanya keseluruhan. Peningkatan signifikan
migas dan batubara). Dilihat dari ini disumbangkan adanya penerimaan
komponennya, PNBP SDA hingga yang tidak dapat ditargetkan yaitu dari
akhir Nopember 2019 mencapai bagian Pemerintah atas surplus Bank
Rp139,15 triliun atau 72,9 persen Indonesia yang mencapai Rp30,09
dari target APBN 2019, lebih rendah, triliun. Pendapatan KND di tahun
dibandingkan capaian periode sama 2018 sebesar Rp45,04 triliun atau
tahun 2018 yang mencapai Rp153,27 100,8 persen target APBN 2018, lebih
triliun (147,8 persen APBN 2018). rendah dibanding capaian tahun 2019.

8
Selain itu, upaya mencapai target sebesar 38,9 persen (yoy). Kenaikan
PNBP tahun 2019 juga disumbangkan ini menunjukkan komitmen nyata
kinerja PNBP Lainnya yang mencapai pemerintah untuk senantiasa menjaga
lebih dari 100 persen dari target pada daya beli masyarakat miskin dan
periode Januari-Nopember 2019. rentan dalam mencukupi kebutuhan
Capaian PNBP Lainnya periode Januari- hidup serta bagian dari upaya untuk
Nopember 2019 sebesar Rp104,96 mengurangi kesenjangan di Indonesia.
triliun atau 111,6 persen dari target
APBN 2019. Pada periode yang sama Realisasi belanja subsidi sampai

tahun 2018 PNBP Lainnya mencapai dengan akhir November 2019

Rp106,03 atau sekitar 126,6 persen mencapai Rp177,69 triliun atau 79,2

dari target APBN 2018. Perkembangan persen dari pagu yang ditetapkan

harga komoditas yang belum dalam APBN. Realisasi belanja subsidi

menunjukkan besaran seperti pada tersebut meliputi subsidi energi

tahun 2018 perlu diwaspadai, agar Rp123,58 triliun (77,2 persen dari

realisasi PNBP hingga akhir tahun 2019 APBN 2019) dan subsidi nonenergi

dapat melebihi target APBN. Trend Rp54,11 triliun (84,1 persen dari APBN

penurunan harga komoditas dapat 2019). Untuk subsidi energi, realisasi

berakibat prestasi capaian tahun 2019 tersebut telah memperhitungkan

tidak sebesar tahun 2018, meskipun pembayaran atas volume BBM dan

target APBN diperkirakan masih dapat LPG tabung 3 kg serta penjualan listrik

tercapai. yang disalurkan dari Januari hingga


November 2019. Realisasi belanja
Realisasi Belanja Negara sampai subsidi BBM dan LPG tabung 3 kg
akhir November 2019 mencapai mencapai Rp78,58 triliun atau 78,1
Rp2.046,0 triliun (83,1 persen persen dari pagu APBN, dengan
dari pagu APBN), meningkat 1,8 realisasi volume 91,67 persen dari
persen (yoy) jika dibandingkan kuota untuk jenis BBM dan 81,6
realisasi pada periode yang sama persen kuota untuk LPG tabung 3 kg.
pada tahun 2018. Realisasi Belanja Sementara itu, realisasi belanja subsidi
Negara tersebut terdiri dari realisasi listrik mencapai Rp45,00 triliun atau
Belanja Pemerintah Pusat sebesar 75,9 persen dari pagu APBN. Secara
Rp1.293,2 triliun (79,1 persen dari umum, persentase realisasi subsidi
pagu APBN) dan Transfer ke Daerah energi terhadap pagu anggaran
dan Dana Desa sebesar Rp752,8 2019 dapat dikatakan lebih rendah
triliun (91,1 persen dari pagu APBN). dari target. Hal ini dipengaruhi oleh
Secara nominal, realisasi Belanja lebih rendahnya realisasi ICP Januari-
Pemerintah Pusat bulan November November (rata-rata US$ 61,94/barel)
2019 tumbuh 1,8 persen (yoy) jika dibandingkan dengan asumsi dalam
dibandingkan dengan realisasi periode APBN (US$ 70/barel) dan apresiasi nilai
yang sama tahun sebelumnya, tukar Rupiah terhadap Dolar selama
utamanya dipengaruhi oleh realisasi periode Januari-November (rata-rata
Belanja Bantuan Sosial yang sudah Januari-November Rp14.087/Dolar
mencapai Rp105,7 triliun atau tumbuh Amerika) dibandingkan dengan asumsi

9
nilai tukar dalam APBN (Rp15.000/ DID hingga tahap II yang meningkat
Dolar Amerika). di sebagian besar daerah penerima
DID; (2) penyaluran DAK Nonfisik
Lebih rendahnya realisasi lebih tinggi 6,28 persen dibandingkan
dibandingkan pagu anggaran dalam periode yang sama tahun sebelumnya
APBN juga terjadi pada pos subsidi terutama dipengaruhi oleh
nonenergi. Hal ini utamanya terjadi meningkatnya kepatuhan daerah
pada public service obligation (PSO) dalam menyampaikan laporan Dana
dengan realisasi sebesar Rp2,89 Bantuan Operasional Sekolah (BOS),
triliun (42,8 persen dari APBN 2019) Bantuan Operasional Kesehatan
dan subsidi kredit program dengan (BOK), Tunjangan Profesi Guru (TPG),
realisasi sebesar Rp11,53 triliun (69,3 Tunjangan Khusus Guru (TKG), dan
persen dari APBN 2019). Rendahnya Peningkatan Kapasitas Koperasi dan
persentase realisasi tersebut antara UKM (PK2UKM) serta peningkatan
lain disebabkan oleh lambatnya koordinasi secara kontinyu dengan
penagihan dan proses verifikasi yang K/L teknis terkait dalam mendorong
menjadi dasar pembayaran subsidi. penyerapan anggaran di daerah; serta
(3) realisasi Dana Alokasi Umum yang
Realisasi Transfer ke Daerah dan
meningkat 4,87 persen terutama
Dana Desa (TKDD) sampai dengan
disebabkan meningkatnya penyaluran
November 2019 mencapai Rp752,85
DAU regular kepada Pemda serta telah
triliun atau 91,06 persen dari pagu
disalurkannya DAU Tambahan tahap I
APBN 2019, yang meliputi Transfer
dan II kepada sebagian besar Pemda
ke Daerah (TKD) sebesar Rp689,21
untuk bantuan pendanaan kelurahan.
triliun (91,07 persen) dan Dana Desa
Sementara itu, realisasi Dana Desa
Rp63,63 triliun (90,90 persen). Secara
sampai dengan November 2019 lebih
lebih rinci, realisasi TKD terdiri dari
tinggi Rp9,20 triliun (16,91 persen)
Dana Perimbangan Rp662,59 triliun
dibandingkan realisasi Dana Desa
(91,44 persen), Dana Insentif Daerah
pada periode yang sama tahun 2018.
(DID) Rp9,68 triliun (96,84 persen),
Hal tersebut terutama dipengaruhi
dan Dana Otonomi Khusus dan
oleh meningkatnya penyaluran
Keistimewaan DIY Rp16,94 triliun
A P B N K I TA ( K i n e r j a d a n F a k t a ) E d i s i D e s e m b e r 2 0 1 9

Dana Desa pada tahap I dan II serta


(76,35 persen). Realisasi TKD sampai
upaya dalam mendorong daerah
dengan November 2019 tersebut lebih
untuk segera memenuhi persyaratan
tinggi Rp26,57 triliun atau sekitar 4,01
penyaluran Dana Desa Tahap III
persen bila dibandingkan realisasi TKD
sebagaimana diatur dalam PMK No.
pada periode yang sama tahun 2018.
193 Tahun 2018 tentang Pengelolaan
Tingginya realisasi TKD sampai dengan
Dana Desa.
November 2019 tersebut terutama
disebabkan karena: (1) meningkatnya Realisasi defisit APBN hingga
realisasi Dana Insentif Daerah akhir November 2019 mencapai
(DID) sebesar 19,98 persen apabila Rp368,9 triliun. Realisasi defisit
dibandingkan periode yang sama tersebut lebih tinggi daripada periode
tahun sebelumnya karena penyaluran tahun sebelumnya. Sementara itu,

10
realisasi pembiayaan yang dilakukan tingginya pembayaran cicilan pokok
Pemerintah hingga November 2019 pinjaman dibandingkan dengan
adalah sebesar Rp421,0 triliun yang penarikan pinjaman yang dilakukan
utamanya ditopang oleh realisasi Pemerintah. Hal ini sejalan dengan
pembiayaan utang Rp442,9 triliun. komitmen untuk terus mendorong
Realisasi pembiayaan utang tersebut pengelolaan utang secara lebih
terdiri dari penerbitan Surat Berharga prudent dan produktif antara lain
Negara (neto) sebesar Rp465,1 dengan menjaga rasio utang dalam
triliun dan pinjaman (neto) sebesar batas aman, mendorong peningkatan
negatif Rp22,2 triliun. Realisasi efisiensi pengelolaan utang, serta
pinjaman (neto) yang negatif tersebut memanfaatkan utang untuk kegiatan
mengindikasikan kondisi lebih produktif.

11
R
Realisasi APBN ealisasi APBN sampai 2. PNBP mencatat realisasi sebesar
sampai dengan dengan 30 November 2019 Rp362,77 triliun atau 95,89
30 November mencatatkan pendapatan persen dari target APBN tahun
2019 negara mampu tumbuh 0,85 2019, tumbuh 3,44 persen (yoy)
persen (yoy), mencapai Rp1.677,11 dari periode yang sama tahun
triliun atau 77,46 persen dari target sebelumnya sebesar Rp350,72
APBN tahun 2019. Sementara triliun.
itu, realisasi belanja negara telah
mencapai Rp2.046,05 triliun atau 3. Belanja Pemerintah Pusat

83,14 persen dari pagu APBN tahun mencapai Rp1.293,20 triliun

2019, meningkat 5,32 persen (yoy) atau 79,13 persen dari pagu

dibandingkan periode yang sama APBN tahun 2019, meningkat

tahun sebelumnya. 5,52 persen (yoy) dibandingkan


realisasi pada periode yang
Rincian dari realisasi APBN 2019 sama tahun sebelumnya sebesar
sampai dengan 30 November 2019 Rp1.225,54 triliun.
tersebut antara lain:
4. TKDD mencapai Rp752,85 triliun
1. Penerimaan Perpajakan mencapai atau 91,06 persen dari pagu APBN
Rp1.312,40 triliun atau 73,47 tahun 2019, tumbuh 4,99 persen
persen dari target APBN tahun (yoy) dibandingkan realisasi
2019, tumbuh 0,84 persen (yoy) pada periode yang sama tahun
dibandingkan realisasi periode sebelumnya sebesar Rp717,07
yang sama APBN tahun 2018 triliun.
sebesar Rp1.301,52 triliun.
Realisasi penerimaan perpajakan Dengan capaian realisasi pendapatan

terdiri atas: negara dan belanja negara tersebut,


maka realisasi defisit APBN tahun
• Realisasi Penerimaan Pajak 2019 sampai dengan 30 November
mencapai Rp1.136,17 triliun 2019 mencapai Rp368,9 triliun atau
atau 72,02 persen dari target 2,29 persen terhadap PDB, dengan
APBN tahun 2019, sedikit keseimbangan primer mencapai
A P B N K I TA ( K i n e r j a d a n F a k t a ) E d i s i D e s e m b e r 2 0 1 9

turun 0,04 persen (yoy) negatif Rp101,31 triliun. Dengan


dari tahun 2018 sebesar realisasi pembiayaan anggaran
Rp1.136,66 triliun. periode sampai dengan 30 November
2019 sebesar Rp421,03 triliun,
• Realisasi Penerimaan termasuk untuk pembiayaan investasi
Kepabeanan dan Cukai Rp22,40 triliun, terdapat kelebihan
mencapai Rp176,23 triliun pembiayaan anggaran sebesar Rp52,1
atau 84,39 persen dari target triliun.
APBN tahun 2019, tumbuh
sebesar 6,90 persen (yoy)
dari tahun 2018 sebesar
Rp164,86 triliun.

12
Pendapatan
Realisasi APBN Negara
sampai 30 1.662,92
November 2018 Belanja Negara 1.677,11
dan 2019 1.942,61
(279,69)
Defisit Anggaran 2.046,05
(368,94)
Pembiayaan 347,94
Anggaran
421,03
Tahun 2018 Tahun 2019
(139,1)

(101,3)
(146,4)

Defisit
(28,6)
(279,7)

Anggaran dan
(368,9)

Keseimbangan
(321,9)

(349,6)

Primer 2016-
2019 1,89
(2,59 (2,29)
(2,53)

2016 2017 2018 2019

Defisit Anggaran Keseimbangan Primer


% defisit terhadap PDB

13
A P B N K I TA ( K i n e r j a d a n F a k t a ) E d i s i D e s e m b e r 2 0 1 9

14
Foto Ilustrasi:
Media Keuangan/Resha AP
Laporan Utama

DIPA 2020: Pedoman


Pelaksanaan Anggaran
untuk Menuju Indonesia
Maju

P
ewujudan dari kebijakan mencapai target pembangunan
fiskal dalam APBN tahun dalam memacu pertumbuhan
2020 memerlukan peran ekonomi, pengurangan
seluruh pemangku pengangguran dan kemiskinan,
kepentingan dan seluruh serta pemerataan pembangunan.
jajaran pemerintahan yang menjadi Hingga pada akhirnya, diharapkan
penanggung jawab program- pelaksanaan anggaran tersebut
program pembangunan pada tahun dapat mewujudkan tahapan Visi dan
anggaran 2020. Maka dari itu, Misi Presiden/Wakil Presiden, yakni
setelah APBN 2020 diundangkan Indonesia Maju.
pada tanggal 18 Oktober 2019 Penyerahan DIPA K/L dan Daftar
melalui Undang-Undang Nomor Alokasi TKDD TA 2020 (dalam triliun
20 tahun 2019 tentang APBN Rupiah)
Tahun Anggaran 2020, Presiden
Republik Indonesia pada tanggal Belanja Negara pada tahun 2020

14 November 2019 menyerahkan diarahkan untuk menstimulasi

Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran perekonomian dan mewujudkan

(DIPA) Kementerian Negara/ kesejahteraan, terutama melalui

Lembaga (K/L) kepada Menteri/ penguatan kualitas SDM (pendidikan

Pimpinan Lembaga serta Daftar dan kesehatan), penguatan program

Alokasi Transfer ke Daerah dan perlindungan sosial, akselerasi

Dana Desa (TKDD) kepada Kepala pembangunan infrastruktur,

Daerah. DIPA K/L dan Daftar penguatan reformasi birokrasi,

Alokasi TKDD inilah yang menjadi penguatan pertahanan dan

acuan bagi para Menteri, Pimpinan keamanan, serta penguatan transfer

Lembaga, dan Kepala Daerah ke daerah dan dana desa. Dari total

untuk melaksanakan anggaran atas Belanja Negara dalam APBN tahun

berbagai program pembangunan 2020 yang mencapai Rp2.540,4

pemerintah dalam APBN 2020 guna triliun, sebesar Rp909,6 triliun

15
akan dialokasikan melalui 87 K/L diserahkan Presiden kepada para
serta sebesar Rp856,9 triliun akan Gubernur sebagai wakil pemerintah
dialokasikan melalui TKDD. pusat di daerah. TKDD di tahun 2020
ini diarahkan untuk mendukung
Penyerahan DIPA K/L dengan total perbaikan kualitas layanan dasar
alokasi sebesar Rp909,6 triliun publik, akselerasi daya saing, dan
tersebut disampaikan langsung oleh mendorong belanja produktif dalam
Presiden secara simbolis kepada rangka peningkatan dan pemerataan
12 Menteri/Pimpinan Lembaga pembangunan di seluruh pelosok
yang dinilai dari prioritas belanja nusantara.
Pemerintah tahun 2020 serta
kinerja pengelolaan keuangannya, Arahan Presiden dalam
antara lain di bidang pembangunan Pelaksanaan Anggaran tahun 2020
SDM (pendidikan dan kesehatan),
infrastruktur, perlindungan sosial, Presiden secara khusus memberikan

serta pertahanan dan keamanan. DIPA beberapa arahan kepada para

K/L yang diserahkan tersebut sesuai Menteri, Pimpinan Lembaga, dan


A P B N K I TA ( K i n e r j a d a n F a k t a ) E d i s i D e s e m b e r 2 0 1 9

dengan amanat Undang-Undang No. Kepala Daerah dalam pelaksanaan

20 tahun 2019. Maka, sejalan dengan anggaran belanja negara yang

perubahan nomenklatur beberapa tertuang dalam DIPA K/L maupun

K/L dalam Kabinet Indonesia Maju, Daftar Alokasi TKDD tersebut kepada

akan dilakukan koordinasi lebih para Menteri, Pimpinan Lembaga, dan

lanjut untuk perbaikan dan revisi Kepala Daerah supaya belanja negara

DIPA beberapa K/L yang mengalami kita lebih berkualitas, yaitu:

perubahan, sesuai dengan ketentuan


• Belanja dimulai secepat-cepatnya.
yang berlaku.
Artinya, realisasi belanja jangan

Sementara itu, Daftar Alokasi TKDD sampai menumpuk di akhir

dengan nilai total Rp856,9 triliun tahun anggaran. Khususnya pada

16
belanja modal, seperti persoalan kerja individu, kerja menteri/
tahun ini dimana belanja modal pimpinan lembaga, atau kerja
hingga bulan November masih gubernur/bupati/walikota.
mempunyai sisa anggaran Presiden berpesan agar tidak
sampai puluhan triliun rupiah ada lagi ego sektoral, ego
serta masih ada yang dalam institiusi, ego daerah, dan
proses lelang. Padahal, belanja sebagainya. Semuanya harus
modal berperan strategis dalam bekerja sama sebagai sebuah
menggerakkan pertumbuhan tim dalam rangka melaksanakan
ekonomi di saat kondisi agenda-agenda besar negara
ketidakpastian ekonomi global. serta mencapai tujuan nasional.
Untuk itu, Presiden menekankan Sebagaimana kerja sama antar
agar belanja harus mulai kementerian dan pemerintah
dieksekusi sejak bulan Januari daerah dalam pengembangan
atau awal tahun anggaran. destinasi super prioritas di
Mandalika dan Labuan Bajo,
• Bukan hanya sent, tapi juga antara lain: pembangunan jalan
menjamin delivered. Dalam oleh Kementerian Pekerjaan
konteks ini, menteri, pimpinan Umum dan Perumahan Rakyat,
lembaga, dan kepala daerah pemanjangan runway bandara
harus memastikan bahwa alokasi oleh Kementerian Perhubungan,
belanja bukan hanya habis pengurusan pembebasan
terbelanjakan, namun juga harus lahan oleh Pemerintah Daerah
menghasilkan program yang setempat, serta pengembangan
berjalan baik, barang/layanan acara dan produk wisata oleh
yang berkualitas, serta yang Kementerian Pariwisata dan
paling penting yaitu memberikan Ekonomi Kreatif dan Dinas
manfaat yang optimal kepada Pariwisata setempat. Dengan
masyarakat. Hal ini mengingat semua pihak mendukung dan
upaya mengumpulkan menuju satu tujuan yang sama,
penerimaan negara, seperti alhasil pekerjaan benar-benar
penerimaan pajak maupun selesai dan pada akhirnya
bukan pajak (PNBP), bukanlah mampu menggerakkan
perkara yang mudah. Sehingga pertumbuhan ekonomi
kebijakan untuk mengoptimalkan daerah bahkan nasional serta
penerimaan negara harus mensejahterakan rakyat.
diimbangi dengan kebijakan
spending better, yakni belanja • Pembangunan SDM yang riil.
yang berorientasi pada hasil dan Yang dimaksud dengan riil adalah
manfaat yang dirasakan oleh hasil pembangunan SDM yang
rakyat. konkrit berupa peningkatan
kualitas SDM. Selama bertahun-
• Pelaksanaan anggaran tahun, pembangunan SDM
merupakan kerja tim – bukan di Indonesia masih terfokus

17
pada peningkatan jumlah pembangunan SDM merupakan
sertifikat training, namun prioritas nasional dan tema
tidak memperlihatkan adanya kebijakan fiskal tahun 2020.
peningkatan yang signifikan
pada skill dari SDM. Ke depan, Jadi, perlu ada perbaikan

anggaran pembangunan SDM pola kerja dan mindset dalam

yang mencapai puluhan triliun pelaksanaan anggaran pada

rupiah harus dipastikan mampu seluruh pemangku kepentingan

menghasilkan peningkatan skill dan seluruh jajaran pemerintahan

sehingga mewujudkan SDM baik di pusat maupun daerah

Indonesia yang berkualitas dan sesuai dengan arahan presiden

berdaya saing. Poin ini patut tersebut dalam rangka mencapai

menjadi perhatian mengingat target pembangunan nasional.


A P B N K I TA ( K i n e r j a d a n F a k t a ) E d i s i D e s e m b e r 2 0 1 9

18
Halaman Ini Sengaja Dikosongkan

19
A P B N K I TA ( K i n e r j a d a n F a k t a ) E d i s i D e s e m b e r 2 0 1 9

20
Foto Ilustrasi:
Media Keuangan
Pendapatan Negara

PENERIMA AN
PAJAK

Sebagai kelanjutan turning point Penerimaan Pajak


di bulan Oktober, sampai November telah tercapai
penerimaan sebesar Rp1.136,17 triliun

(dalam triliun Rupiah)

Realisasi Januari - November 2019


Realisasi
APBN
Penerimaan Uraian ∆%
2019 % thd
Pajak s.d. 2018 -
Target
2019
November
2019 Pajak Penghasilan 894,45 668,61 2,64 % 74,75 %
- Non Migas 828,29 615,72 4,07 % 74,34 %
- Migas 66,15 52,89 -11,51 % 79,95 %
PPN & PPnBM 655,39 441,18 -4,07 % 67,32 %
Pajak Bumi dan Bangunan 19,10 20,40 8,91 % 106,78 %
Pajak Lainnya 8,61 5,97 -9,16 % 69,38 %
Jumlah 1.577,56 1.136,17 -0,04 % 72,02 %

B
erdasarkan pencatatan Kas dari target APBN sebesar Rp.1.577,56
Negara, penerimaan pajak triliun, realisasi penerimaan pajak
sampai dengan tanggal 30 telah mencapai 72,02 persen.
November 2019 mencapai Penerimaan pajak sampai dengan
Rp1.136,17 triliun. Dengan demikian, bulan November menunjukkan

21
(dalam triliun Rupiah)
Jenis Pajak Realisasi ∆%
Jan-Nov Jan-Nov
2019 2018–2019
PPh Pasal 21 133,17 10,58 %
PPh Pasal 22 16,32 6,52 %
PPh Pasal 25/29 222,00 1,81 %
- Orang Pribadi 10,34 16,59 %
- Badan 211,66 1,18 %
PPh Final 107,45 6,73 %
PPN Dalam Negeri 271,51 -1,76 %
Pajak atas Impor 209,44 -6,06 %
- PPh 22 Impor 49,32 -1,47 %
- PPN Impor 155,75 -7,88 %
- PPnBM Impor 4,37 13,96 %

pertumbuhan -0,04 persen (yoy). setoran tersebut, penerimaan pajak


Pertumbuhan Namun demikian, perlu diingat juga periode Januari – November 2019
Penerimaan bahwa untuk bulan November 2019 sesungguhnya tumbuh 0,26 persen
Pajak ini, tanggal 30 November 2019 jatuh (yoy), atau meningkat dibandingkan
pada hari libur. Implikasinya, terdapat bulan lalu, yakni 0,23 persen (yoy).
pergeseran tanggal jatuh tempo
pembayaran untuk setoran PPN PPh Non Migas merupakan

masa Oktober. Setoran PPN masa kontributor terbesar penerimaan

Oktober seharusnya paling lambat penerimaan pajak, dengan realisasi

disetorkan ke Kas Negara pada tanggal Rp 615,72 triliun, atau berkontribusi

30 November, namun berdasarkan sebesar 54,19 persen terhadap total


penerimaan pajak. Penerimaan PPh
A P B N K I TA ( K i n e r j a d a n F a k t a ) E d i s i D e s e m b e r 2 0 1 9

ketentuan, apabila tanggal jatuh


tempo bertepatan dengan hari libur Non Migas sampai dengan November

nasional (termasuk hari-hari cuti tahun ini tumbuh 4,07 persen (yoy),

bersama yang ditetapkan pemerintah), dan saat ini telah mencapai 74,34

maka jatuh tempo pembayaran adalah persen dari target. PPh Pasal 21

hari kerja berikutnya setelah hari menjadi penopang utama kinerja

libur (kecuali pelaporan PPh Pasal 29). PPh Non Migas, dengan realisasi

Akibatnya, terdapat sebagian setoran yang telah mencapai Rp 133,17

PPN yang seharusnya disetorkan triliun. Pertumbuhan PPh Pasal 21

pada tanggal 30 November menjadi sampai dengan November sebesar

disetorkan pada tanggal 2 Desember. 10,58 persen (yoy), meningkat dari

Dengan memperhitungkan setoran- 9,77 persen (yoy) sampai dengan


bulan Oktober lalu. Setelah sempat

22
growth y-o-y 2019 growth y-o-y 2018
Rp 312,90 T -3,1 %
Industri
Pengolahan 29,7 % 12,1 %
Rp 219,34 T 2,2 %
Perdagangan
20,8 % 23,3 %
Rp 151,20 T 6,9 %
Jasa Keuangan
14,3 % 12,0 %

Konstruksi & Rp 73,30 T -0,0%


Real Estat 6,9 % 9,2 %
Rp 52,49 T -20,0 %
Pertambangan
5,0 % 54,5 %

Transportasi & Rp 44,15 T 16,3 %


Pergudangan 4,2 % 13,7 %
* penerimaan pajak sektoral non migas, non PBB, dan non PPh DTP

mengalami perlambatan di triwulan pasca Tax Amnesty. Kinerja PPh Pasal


Penerimaan
III dan tumbuh terbatas di bulan 22 dan PPh Final pun terus konsisten
Pajak Sektoral
September, Pertumbuhan PPh Pasal dengan pertumbuhan di atas 5 persen,
21 kembali meningkat di angka 10,42 masing-masing pada level 6,52 persen
persen dan 19,60 persen (yoy). Hal (yoy) untuk PPh Pasal 22 dan 6,73
ini sejalan dengan pantauan Bank persen (yoy) untuk PPh Final. Catatan
Indonesia, yang dalam rilis Survei menggembirakan ditorehkan oleh jenis
Kegiatan Dunia Usaha menyebutkan pajak PBB, sebagai jenis pajak utama
“penggunaan tenaga kerja di triwulan pertama yang mampu mencapai
III 2019 lebih rendah dibandingkan target di tahun ini, dengan capaian
triwulan sebelumnya”, namun 106,78 persen dan pertumbuhan 8,91
diprediksikan bahwa “pada triwulan persen (yoy). Perlu ditegaskan bahwa
IV 2019 tingkat penggunaan tenaga berdasarkan Undang-Undang Nomor
kerja diprakirakan meningkat secara 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah
terbatas”. dan Retribusi Daerah, mulai tahun
2014 Direktorat Jenderal Pajak tidak
Mendekati akhir tahun 2019, PPh Pasal lagi memungut/ mengadministrasikan
25/29 Orang Pribadi merupakan jenis PBB sektor Perdesaan dan Perkotaan
pajak yang mengalami pertumbuhan (P2) dan PBB yang dimaksud di sini
paling tinggi, tumbuh 16,59 persen adalah untuk sektor Perkebunan,
(yoy). Pertumbuhan PPh Pasal 25/29 Perhutanan dan Pertambangan (P3).
Orang Pribadi sepanjang tahun
2019 stabil double digits sebagai efek PPh Pasal 25/29 Badan menunjukkan
terpeliharanya kepatuhan Wajib Pajak peningkatan kinerja, tumbuh

23
Sumber data: BPS (Berita Resmi Statistik 15 November 2019)

1,18 persen (yoy) setelah sempat Bahkan, pertumbuhan baseline PPN


Kinerja Ekspor mengalami kontraksi, terutama Dalam Negeri sektor Swasta masih
dan Impor sepanjang triwulan III. Khusus untuk cukup baik, di level 6,00 persen (yoy).
Nasional bulan November sendiri, PPh Pasal
25/29 Badan tumbuh 25,22 persen Sementara itu, pajak-pajak atas impor

(yoy) bila dibandingkan dengan juga masih mengalami kontraksi,

November tahun lalu. Di sisi lain, dengan pertumbuhan -6,06 persen

PPN Dalam Negeri masih mengalami (yoy). PPh Pasal 22 Impor tumbuh

kontraksi, dengan pertumbuhan -1,47 persen (yoy) dan PPN Impor

-1,76 persen (yoy). Kontraksi ini tumbuh -7,88 persen (yoy), walaupun

merupakan efek dari pemberian PPnBM Impor justru mampu tumbuh


A P B N K I TA ( K i n e r j a d a n F a k t a ) E d i s i D e s e m b e r 2 0 1 9

kemudahan restitusi dipercepat 13,96 persen (yoy). Kontraksi pajak-

yang mengakibatkan peningkatan pajak impor ini diakibatkan moderasi

restitusi di awal tahun. Apabila aktivitas impor. Nilai impor kumulatif

efek program percepatan restitusi Januari–Oktober 2019 adalah

dikecualikan dari perhitungan, USD140.893,5 juta atau turun 9,94

penerimaan bruto PPN Dalam Negeri persen (yoy) dibandingkan periode

masih mengalami pertumbuhan yang sama tahun sebelumnya.

sebesar 4,60 persen (yoy). Selain itu, Penurunan kegiatan impor berdampak

normalisasi pertumbuhan baseline langsung terhadap output produksi

PPN Dalam Negeri lebih banyak terjadi karena sebagian besar impor adalah

pada transaksi dengan pemungut atas bahan baku dan barang modal.

Bendahara/BUMN/non-Bendahara. Akibatnya, penyerahan dalam

24
negeri dan ekspor juga mengalami terkontraksi dengan pertumbuhan
kontraksi. Secara kumulatif, nilai -20,0 persen (yoy). Namun demikian,
ekspor Indonesia Januari – Oktober beberapa jenis pajak masih tumbuh
2019 mencapai USD139,11 miliar relatif tinggi di sektor ini, seperti
atau menurun 7,80 persen dibanding PPh Pasal 21 (tumbuh 12,6 persen
periode yang sama tahun 2018 (yoy)), PPh 22 Ekspor Minerba (9,4
persen (yoy)), dan PPh Pasal 23 Jasa
Imbas dari moderasi ekspor - (14,2 persen (yoy)) yang merupakan
impor terlihat pada sektor Industri indikator positif aktivitas produksi di
Pengolahan, sektor Perdagangan, dan sektor Pertambangan.
sektor Pertambangan. Ketiga sektor
tersebut juga merupakan sektor usaha Menjelang akhir tahun 2019,
yang sangat merasakan tekanan Pemerintah masih optimis dalam
peningkatan restitusi. Akibatnya, upaya menghimpun penerimaan
sektor Industri Pengolahan mengalami pajak sebagaimana diamanatkan
kontraksi dengan pertumbuhan dalam APBN. Sektor transportasi
-3,1 persen (yoy) sedangkan sektor dan pergudangan misalnya, mampu
Perdagangan mengalami perlambatan tumbuh double digits hingga 16,3
dengan pertumbuhan 2,2 persen (yoy). persen (yoy). Sektor jasa keuangan
Sebenarnya, pertumbuhan bruto non dan asuransi pun tumbuh 6,9 persen
impor kedua sektor ini relatif baik, (yoy). Momen hari libur natal –
masing-masing sebesar 4,5 persen tahun baru yang akan segera tiba
(yoy) untuk sektor Industri Pengolahan diperkirakan akan menggenjot roda
dan 8,1 persen (yoy) untuk sektor perekonomian pada akhir bulan
Perdagangan. Desember. Konsumsi masyarakat
dan pengeluaran perusahaan untuk
Untuk sektor pertambangan, selain bonus/THR karyawan diperkirakan
moderasi ekspor – impor dan tekanan akan meningkat, yang selanjutnya
restitusi yang disebutkan di atas, mendorong kinerja penerimaan pajak
moderasi harga-harga komoditas dari sektor-sektor terkait seperti sektor
di pasar global juga menyebabkan perdagangan dan sektor transportasi.
pertumbuhan PPh Migas mengalami Demikian juga dengan penerimaan
kontraksi dengan pertumbuhan jenis pajak terkait seperti PPh Pasal 21,
-11,51% (yoy), dan penurunan harga PPh Final, dan PPN Dalam Negeri juga
komoditas energi di akhir tahun 2018 diperkirakan mengalami peningkatan
sebagai basis penghitungan PPh kinerja. Hal ini diharapkan dapat
Badan di tahun 2019 memberikan memberikan efek positif untuk
tekanan pada penerimaan PPh Pasal menutup penerimaan pajak di
25/29 badan, sehingga sektor ini penghujung tahun 2019.

25
Pajak Bertutur: Strategi
Amankan Penerimaan Pajak
Masa Depan

S
henti-hentinya berupaya memberikan
ebagai institusi yang diberi
pemahaman kepada para peserta
mandat untuk menghimpun
didik akan arti penting pajak bagi
penerimaan negara,
pembangunan bangsa.
Direktorat Jenderal Pajak
tidak hanya melakukan Salah satu wujud program Inklusi
upaya-upaya untuk mengamankan Kesadaran Pajak adalah Pajak
penerimaan negara dalam jangka Bertutur. Konsep kegiatan ini
pendek saja. Menanamkan fondasi sederhana, yaitu bertutur kepada para
untuk penerimaan pajak jangka peserta didik mulai dari level Sekolah
A P B N K I TA ( K i n e r j a d a n F a k t a ) E d i s i D e s e m b e r 2 0 1 9

panjang juga tidak luput dari Dasar hingga Perguruan Tinggi


perhatian DJP. bahwa pajak memiliki peranan yang
sangat besar bagi kemajuan negara.
Membangun masa depan perpajakan DJP berharap kegiatan ini dapat
Indonesia harus diawali dengan meningkatkan rasa nasionalisme
membangun kesadaran pajak generasi peserta didik yang salah satunya
muda, terutama para peserta didik diwujudkan dengan membayar pajak.
yang masih duduk di bangku sekolah.
Merekalah yang nantinya akan Pajak Bertutur tahun ini bertema
menjadi pelaku ekonomi masa depan. “Guru, Baktimu Tiada Tara”,
Oleh karena itu, melalui program diselenggarakan dalam rangka
Inklusi Kesadaran Pajak, DJP tidak memperingati Hari Guru Nasional.

26
27
Kegiatan tahunan yang sudah ada Gedung Mar’ie Muhammad Kantor
sejak tahun 2017 ini dilaksanakan Pusat Direktorat Jenderal Pajak. Acara
serempak pada tanggal 22 November ini berisi gathering dengan pemangku
2019 oleh 352 KPP dan 206 KP2KP dan kepentingan pendidikan serta
mampu menjangkau 57.766 siswa dari pemberian penghargaan kepada para
804 sekolah yang terdiri dari SD, SMP, pihak yang telah membantu dalam
dan SMA/SMK. Selain itu, di tingkat upaya menumbuhkan kesadaran
regional, 34 Kanwil DJP mengadakan pajak di lingkup nasional, meliputi
kegiatan untuk memberikan apresiasi Kementerian, Lembaga, Asosiasi,
kepada para pihak termasuk para Profesional, dan Praktisi.
pemangku kepentingan pendidikan
yang telah berperan dalam upaya Dalam kesempatan ini, Direktur

menumbuhkan kesadaran pajak. Jenderal Pajak Suryo Utomo


mengapresiasi respon positif para
Di tahun ketiga Pajak Bertutur ini, stakeholder terhadap program
DJP juga bekerja sama dengan PGRI Inklusi Kesadaran Pajak. Suryo pun
untuk mengadakan lomba Guru menekankan bahwa bela negara
Bertutur Pajak (Gutupak) di jenjang tidak harus dengan memanggul
pendidikan dasar dan menengah. senjata, tapi dapat dilakukan dengan
Kegiatan tersebut dilaksanakan di 592 menyumbang untuk membeli senjata.
unit kerja DJP. Tak tanggung-tanggung, Terakhir, Suryo menitipkan rasa
pemenang lomba Gutupak ini kesadaran pajak para calon pembayar
mendapat penghargaan langsung dari pajak kepada para guru dan dosen
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan karena DJP tidak mungkin melakukan
Nadiem Makarim pada puncak acara inklusi kesadaran pajak ini sendirian.
A P B N K I TA ( K i n e r j a d a n F a k t a ) E d i s i D e s e m b e r 2 0 1 9

peringatan hari ulang tahun ke-74 Dukungan berkelanjutan dari para


PGRI dan Hari Guru Nasional 2019 di pemangku kepentingan pendidikan
Stadion Wibawa Mukti, Bekasi. sangat diperlukan untuk menyiapkan
generasi bangsa yang memiliki
Rangkaian acara Pajak Bertutur tahun kesadaran membayar pajak yang lebih
2019 berakhir pada puncak perayaan baik demi mengamankan penerimaan
Pajak Bertutur yang dilaksanakan pajak di masa yang akan datang.
pada tanggal 25 November 2019 di

28
Halaman Ini Sengaja Dikosongkan

29
Pendapatan Negara

KEPABEANAN DAN
CUK AI

Kinerja Penerimaan dari Cukai terutama Cukai Hasil


Tembakau Dorong Penerimaan Kepabeanan dan
Cukai Tumbuh Positif

Realisasi APBN Realisasi ∆% %


No. Jenis Penerimaan
Penerimaan Bea 2019 Capaian
2018 2019 2018 2019
dan Cukai s.d.
1 BEA MASUK 38.90 35,37 33,59 13,11 -5,04 86,35
30 November
2019 2 CUKAI 165.50 123,31 139,46 18,25 13,10 84,26

3 BEA KELUAR 4.42 6,18 3,18 76,24 -48,49 71,95

TOTAL 208.82 164,86 176,23 18,55 6,90 84,39

PPN Impor 169,07 155,75 26,55 -7,88

PPn BM Impor 3,83 4,37 8,60 13,96

PPh Pasal 22 50,05 49,32 27,28 -1,46


Impor
Total PDRI lainnya 222,95 209,44 26,358 -6,06

Total Bea Cukai dan Pajak 387,81 385,67 22,91 -0,55

R
A P B N K I TA ( K i n e r j a d a n F a k t a ) E d i s i D e s e m b e r 2 0 1 9

ealisasi atas penerimaan dan cukai, antara lain Bea Masuk (BM),
negara yang bersumber Bea Keluar (BK), dan Cukai, sangat
dari kepabeanan dan cukai dipengaruhi oleh kondisi eksternal
per akhir bulan November dan internal. Faktor eksternal
2019 sudah dapat mencerminkan dimaksud antara lain, kondisi
performance sepanjang tahun 2019. geopolitik perang dagang antara
Kinerja ekspor dan impor sepanjang Amerika Serikat dengan Tiongkok
tahun 2019 melambat karena tahun yang mempengaruhi perekonomian
2019 merupakan tahun yang keras global, dan diperkirakan masih
dan terjadi perpanjangan gloomy menekan volume perdagangan serta
ekonomi tahun 2018. fluktuasi harga komoditas di pasar
internasional yang berimbas pada
Komponen penerimaan kepabeanan

30
perlambatan kinerja ekspor dan impor merupakan pertumbuhan tertinggi bila
nasional. dibandingkan komponen penerimaan
yang lain. Faktor kebijakan pelunasan
Sedangkan faktor internal yang turut pita cukai dan program penertiban
mempengaruhi adalah terbatasnya cukai berisiko tinggi (PCBT) menjadi
Barang Kena Cukai (BKC), kontraksi faktor pendorong penerimaan cukai
aktifitas ekspor dan impor, risiko tersebut.
menurunnya pasokan komoditas
ekspor mineral tambang akibat Penerimaan Cukai HT mempunyai
kebijakan relokasi situs eksplorasi, porsi terbesar dalam penerimaan
peredaran BKC ilegal, dan tantangan Cukai, yang hingga 5 Desember 2019
untuk terus meningkatkan kepatuhan telah mencapai sebesar Rp143,66
para pengguna jasa. triliun dan tumbuh 13,69 persen.
Pertumbuhan signifikan Cukai HT di
Penerimaan kepabeanan dan cukai tengah perlambatan penerimaan BM
per tanggal 30 November 2019 telah dan BK menjadi pendorong utama
mencapai Rp176,23 triliun atau 84,39 penerimaan kepabeanan dan cukai.
persen dari target APBN Tahun 2019. Kinerja tersebut akibat kebijakan
Capaian tersebut masih meneruskan relaksasi pelunasan pita cukai rokok
tren positif sejak awal tahun 2019, kredit dan efektifitas program
dengan tumbuh sebesar 6,90 persen Penertiban Cukai Berisiko Tinggi
dibandingkan periode yang sama (PCBT) dalam mengurangi peredaran
tahun lalu. Kinerja positif penerimaan rokok ilegal.
didorong penerimaan Cukai yang
tumbuh signifikan sejak awal tahun. Penerimaan cukai MMEA sampai
dengan akhir November 2019 telah
Penerimaan cukai per 30 November mencapai Rp6,20 triliun atau tumbuh
2019 adalah sebesar Rp139,46 triliun 15,49 persen dibandingkan periode
atau 84,26 persen dari targetnya. yang sama tahun 2018. Tumbuhnya
Penerimaan cukai yang terdiri atas produksi MMEA dalam negeri sebagai
cukai Hasil Tembakau (HT), Minuman akibat semakin kondusifnya daerah
Mengandung Etil Alkohol (MMEA), pasar utama, menjadi faktor positif
dan Etil Alkohol (EA), tumbuh sebesar penerimaan cukai MMEA. Sedangkan
13,10 persen dibandingkan bulan capaian cukai EA per 30 November
November 2018. Pertumbuhan 2019 telah mencapai Rp0,11 triliun
pada penerimaan Cukai tersebut atau 70 persen dari targetnya.

31
Penerimaan BM hingga 30 November target yang diamanatkan. Kinerja
2019 adalah sebesar Rp33,59 triliun ekspor komoditas pertambangan,
atau 86,35 persen dari target APBN terutama konsentrat tembaga yang
Tahun 2019. Kinerja penerimaan BM merupakan kontributor terbesar BK,
mengalami tekanan sejak awal tahun, tidak lebih baik dibanding kinerja
dimana pada bulan Mei yang mulai tahun lalu.
mengalami perlambatan dan masih
berlanjut hingga bulan November Pelemahan kinerja tersebut sebagai

dengan tumbuh menurun 5,04 persen. akibat perubahan kebijakan eksplorasi

Kondisi tersebut sebagai imbas perusahaan tambang utama, dan

perlemahan kinerja impor nasional rendahnya harga komoditas di pasar

yang lebih rendah dibandingkan tahun global. Namun demikian masih

2018. terjadi pertumbuhan positif ekspor


komoditas terkena BK lainnya, seperti
Penerimaan BK sampai dengan akhir nikel dan bauksit meskipun belum
bulan November 2019 telah mencapai mampu menutupi kinerja BK secara
Rp3,18 triliun atau 71,95 persen dari keseluruhan.
A P B N K I TA ( K i n e r j a d a n F a k t a ) E d i s i D e s e m b e r 2 0 1 9

32
Halaman Ini Sengaja Dikosongkan

33
Kepala Kantor Bea Cukai Tanjung
Priok Raih Gelar Pejabat Pimpinan
Tinggi Terbaik dalam Anugerah
ASN 2019

D
wi Teguh Wibowo, Kepala Sejak kepemimpinan Dwi Teguh pada
Kantor Pelayanan Utama akhir Agustus 2017, kantor Bea Cukai
Bea Cukai Tanjung Priok, Tanjung Priok, yang merupakan kantor
raih peringkat pertama Bea Cukai terbesar di Indonesia,
Pejabat Pimpinan Tinggi terus menciptakan inovasi, baik dari
Pratama Teladan dalam ajang segi pelayanan kepada masyarakat,
penghargaan Anugerah Aparatur peningkatan pengawasan arus lalu
Sipil Negara (ASN) yang digelar lintas barang impor dan ekspor,
oleh Kementerian Pendayagunaan pengumpulan penerimaan negara
Aparatur Negara dan Reformasi yang optimal, maupun peningkatan
Birokrasi (PANRB). Ia memperoleh kualitas sumber daya manusia,
Piala Adiguna yang diserahkan khususnya yang berhubungan dengan
langsung oleh Menteri PANRB, Tjahjo integritas.
Kumolo, pada malam penghargaan
ASN yang digelar pada tanggal 02 Dalam melaksanakan tugasnya, ia
Desember 2019. bersama 1.200 orang pegawai Bea
Dwi Teguh memberikan tanggapan Cukai Tanjung Priok dihadapkan
atas penghargaan tersebut, “menilai dengan tantangan melayani 16.000
A P B N K I TA ( K i n e r j a d a n F a k t a ) E d i s i D e s e m b e r 2 0 1 9

suatu tugas, kedudukan, atau jabatan entitas pengguna jasa yang aktif
sebagai suatu amanah, maka kita melakukan transaksi impor dan
akan berusaha sebaik mungkin ekspor di Pelabuhan Tanjung
melaksankannya. Memaksimalkan Priok. Dari total impor nasional,
potensi yang dimiliki dan berusaha 70% kegiatan impor dilayani Bea
memberikan yang terbaik tanpa Cukai Tanjung Priok, dan dari sisi
mengharapkan sesuatu yang lain. penerimaan negara, kantor ini
Semua dilakukan ikhlas lillahita’ala mengemban target bea masuk
dan demi perbaikan institusi agar sebesar Rp19 triliun atau hampir 50%
bermanfaat langsung kepada dari target bea masuk nasional.
masyarakat,” ujarnya.
Menghadapi hal ini, Dwi Teguh

34
mengusung konsep “Integrated Tim khusus di bidang penindakan,
System with Integrity System”, yakni seperti customs narcotics team
pelayanan yang efisien dilakukan dan customs enforcement team
dengan sistem terintegrasi dengan dibentuk untuk melaksanakan tugas
aplikasi dan otomasi, serta penerapan pengawasan khusus. Hasilnya, pada
pengawasan yang efektif untuk tahun 2018 Bea Cukai Tanjung Priok
internal maupun eksternal demi melaksanakan 1.169 kali penindakan
menjaga integritas kedua belah pihak dengan nilai barang bukti penindakan
dalam melaksanakan tugasnya. mencapai Rp934 miliar.
Standar ISO 9001:2015 diterapkan
untuk 71 layanan demi menjaga Selanjutnya, dalam rangka

kualitas dan lebih dari 40 sistem optimalisasi penerimaan negara, Bea

aplikasi telah dikembangkan secara Cukai Tanjung Priok terus melakukan

mandiri. inovasi dan mengembangkan program


yang strategis agar penerimaan
Beberapa inovasi unggulan Bea Cukai negara dapat ditingkatkan dengan
Tanjung Priok adalah aplikasi sistem signifikan. Salah satu caranya adalah
layanan informasi mandiri (SLIM) berkolaborasi dengan sembilan belas
yang merupakan aplikasi penyedia kantor wilayah (kanwil) Direktorat
informasi terkait pelayanan yang Jenderal Pajak, khususnya dengan
dapat diakses dengan alamat bcpriok. Kantor Wilayah Pajak Jakarta Utara
info. Selain SLIM, terdapat aplikasi dalam program sinergi reformasi.
sistem informasi dan administrasi Hal ini dilaksanakan karena sebagian
pelayanan (SIAP) yang merupakan besar importir di Tanjung Priok
sistem informasi dan pelayanan yang merupakan wajib pajak pada kantor
berperan sebagai induk aplikasi- pelayanan pajak yang berada di
aplikasi lokal. SIAP juga berfungsi bawah wilayah kerja Kanwil Pajak
sebagai alat untuk menyebarkan Jakarta Utara.
informasi antar bidang tugas di Bea
Cukai Tanjung Priok. Program sinergi ini dilaksanakan
dalam bentuk joint analysis, klarifikasi
Dalam hal pengawasan, Dwi Teguh bersama, joint operation, joint
dan Bea Cukai Tanjung Priok juga investigation, dan joint collection.
memanfaatkan teknologi untuk Dalam pelaksanaannya, tim joint
membantu tugas para analis program dibantu aplikasi mandiri
pengawasan, seperti aplikasi yang merupakan tools analisis
analysis dan targeting manifest yang data perpajakan dan kepabeanan,
membantu memetakan risiko dari yaitu aplikasi quality assurance
manifes secara otomatis, sehingga (QA) yang merupakan aplikasi yang
tenaga analis dapat difokuskan berisi tentang resume profil wajib
ke kontainer yang lebih berisiko pajak berstatus importir/eksportir
dibanding yang lain. Aplikasi ini dan indentor, serta penilaian
juga membantu mempercepat tentang kepatuhan perpajakan dan
penerbitan produk pengawasan. kepatuhan kepabeanan. Selain itu,

35
pada tahun 2019 juga dikembangkan melalui aplikasi Tipstop yang juga
aplikasi Antareja yang merupakan dikembangkan secara mandiri. Tujuan
kepanjangan dari ANalyzing, utama program ini agar menimbulkan
TArgeting, and REporting for Joint efek jera bagi para oknum yang
progrAm. Aplikasi ini berfungsi untuk diduga memberikan gratifikasi atau
mengurangi sharing data secara suap kepada pegawai, ataupun bagi
manual dalam proses pelaksanaan para oknum pegawai yang berniat
joint analysis Bea Cukai dan Ditjen memeras atau menerima imbalan
Pajak yang merupakan hasil dari pengguna jasa. Tindak lanjutnya,
pengembangan dari aplikasi QA yang oknum pegawai atau pengguna jasa
dibuat pada tahun 2017. Dari program tersebut akan diberikan pembinaan
sinergi ini, Bea Cukai Tanjung Priok dan penandatanganan pakta
berhasil meraih Best Innovation integritas, dan jika telah melanggar
Award Tahun 2018 dari Menteri ketentuan dan kode etik tentunya
Keuangan Republik Indonesia. akan langsung diberikan sanksi yang
berlaku.
Membahas konsep “integrity system”
yang telah disebutkan di awal, hal ini Ke depan, Dwi Teguh berjanji bahwa
memang menjadi fokus utama Dwi Bea Cukai Tanjung Priok tidak akan
Teguh dalam menjalankan tugasnya pernah berhenti melakukan perbaikan
di Bea Cukai Tanjung Priok. Berbagai dan inovasi. Pada tahun 2020, kantor
program penguatan integritas ini akan mulai menerapkan pelayanan
dilaksanakan seperti penetapan role terpadu satu pintu yang akan
model, whistle blowing system, upaya memudahkan pengguna jasa dalam
preventif dan represif, focus group mendapatkan pelayanan. Dengan
discussion, CCTV and hidden cam, adanya seluruh inovasi, tekad, dan
manajemen SDM, pakta integritas, pengembangan yang terus dilakukan,
reward and punishment system, dan bukan tidak mungkin bahwa rencana
optimalisasi peran unit kepatuhan strategis Bea Cukai Tanjung Priok
internal. sebagai sister world customs pada
2022 dan world class customs pada
Program unggulannya ialah “TOLAK,
2024 dapat terwujud. Terakhir, Dwi
A P B N K I TA ( K i n e r j a d a n F a k t a ) E d i s i D e s e m b e r 2 0 1 9

CATAT, dan LAPORKAN”, yaitu tolak


Teguh juga menyebutkan bahwa,
pemberian dari pengguna jasa,
“semua capaian yang diraih Bea Cukai
dokumentasikan dengan mencatat
Tanjung Priok bukan semata hasil
nama, waktu, tempat kejadian, dan
kerja kerasnya saat menjabat, namun
bentuk pemberian, dan laporkan
merupakan continues improvement
melalui web kipriok.com/tcl atau
dari para pendahulu kantor ini, yang
download aplikasi pada tcl.kipriok.
hebat dan membanggakan.”
com. Program ini dapat diakses

36
Halaman Ini Sengaja Dikosongkan

37
Pendapatan Negara

PENERIMA AN
NEGAR A BUK AN PAJAK

Capaian PNBP tetap Tumbuh ditengah Menurunnya


Kondisi Global

2019 Realisasi
Realisasi
APBN 30 Nov 2019 % thd APBN Growth
PNBP s.d. y-o-y (%)
30November I. Penerimaan Negara Bukan 378.297,86 362.765,0 95,89 3,44
2019 (dalam Pajak

miliar Rupiah) A. Penerimaan SDA 190.754,77 139.145,2 72,94 (9,22)

telah mencapai 1. Migas 159.778,31 109.024,8 68,24 (8,65)

95,89 persen a. Minyak Bumi 118.606,71 88.188,2 74,35 (26,11)

dari Target b. Gas Alam 41.171,60 20.836,5 50,61 -


APBN 2. Non Migas 30.976,46 30.120,4 97,24 (11,20)
a. Pertambangan 24.960,72 23.739,4 95,11 (15,58)
Minerba
b. Kehutanan 4.511,54 4.487,9 99,48 5,04
c. Perikanan 625,81 460,4 73,57 21,02
d. Pend. Per. Panas 878,38 1.432,7 163,10 25,12
Bumi
B. Pendapatan dari KND 45.589,30 76.650,1 168,13 70,19
C. PNBP Lainnya 94.069,33 104.962,1 111,58 (1,01)
D. Pendapatan BLU 47.884,45 42.007,8 87,73 (9,41)

S
A P B N K I TA ( K i n e r j a d a n F a k t a ) E d i s i D e s e m b e r 2 0 1 9

ampai dengan tanggal 30 periode Januari s.d November 2019


November 2019, realisasi berpengaruh terhadap realisasi
PNBP mencapai Rp362,77 sampai dengan November 2019
triliun atau mengalami yaitu mencapai Rp139,15 triliun, atau
pertumbuhan sebesar 3,44 persen mengalami penurunan 9,22 persen
(yoy) dibandingkan periode yang sama apabila dibandingkan dengan realisasi
tahun 2018 sebesar Rp350,72 triliun. pada periode yang sama tahun 2018
yang mencapai Rp153,27 triliun.
Pada penerimaan SDA, penurunan
harga komoditas pertambangan Adapun realisasi penerimaan SDA
seperti rata-rata ICP dan rata-rata Migas mencapai Rp109,02 triliun
Harga Batubara Acuan selama atau 68,24 persen dari target dalam

38
APBN tahun 2019. Realisasi tersebut penerimaan pertambangan panas
mengalami penurunan sebesar bumi naik sebesar 25,12 persen (yoy)
8,65 persen (yoy) dibandingkan yang berasal dari pemindahbukuan
periode yang sama tahun 2018 saldo cadangan reimbursment PPN
yang mencapai Rp119,35 triliun. panas bumi dan penyetoran bagian
Penurunan penerimaan SDA Migas pemerintah dari PT Geo Dipa Energi
tersebut antara lain disebabkan lebih (Persero).
rendahnya rata-rata ICP periode
Januari sampai dengan November Sementara itu, realisasi pendapatan

2019 yaitu US$61,94 per barel, yang dari Kekayaan Negara Dipisahkan

lebih rendah dibandingkan rata-rata (KND) mencapai Rp76,65 triliun,

ICP pada periode yang sama tahun atau mencapai 168,13 persen dari

2018 (US$68,62 per barel). target dalam APBN 2019. Realisasi


pendapatan dari KND ini meningkat
Selanjutnya, realisasi penerimaan SDA secara signifikan yaitu 70,19 persen
Non Migas hingga bulan November dari realisasi pada periode yang
2019 mencapai Rp30,12 triliun atau sama di tahun 2018 (Rp45,04
97,24 persen dari target APBN tahun triliun). Peningkatan ini di antaranya
2019. Realisasi tersebut mengalami disebabkan adanya setoran sisa
penurunan sebesar 11,20 persen surplus Bank Indonesia pada bulan
(yoy) apabila dibandingkan dengan Mei 2019 sebesar Rp30,09 triliun selain
periode yang sama tahun 2018 setoran dividen BUMN yang terealisasi
yaitu sebesar Rp33,92 triliun. Hal sampai dengan bulan November 2019
tersebut disebabkan rata-rata Harga sebesar Rp46,56 triliun.
Batubara Acuan (HBA) Januari s.d.
November 2019 sebesar US$78,95 Realisasi penerimaan PNBP Lainnya

per ton, lebih rendah dari periode mencapai Rp104,96 triliun atau

yang sama tahun 2018 (US$99,55 111,58 persen dari target APBN tahun

per ton). Penurunan pertumbuhan 2019. Realisasi tersebut mengalami

pada penerimaan SDA Non Migas penurunan sebesar 1,01 persen (yoy)

hanya berasal dari pertambangan apabila dibandingkan dengan periode

minerba (akibat penurunan HBA). yang sama tahun 2018 yang mencapai

Adapun sumber lainnya dari Rp106,03 triliun. Namun, terdapat

penerimaan kehutanan, perikanan pendapatan dari kegiatan hulu migas

dan pendapatan pertambangan yang mengalami kenaikan sebesar

panas bumi menunjukkan kenaikan 212,08 persen (yoy) yang berasal dari

pertumbuhan. Penerimaan kehutanan realisasi signature bonus untuk wilayah

naik sebesar 5,04 persen (yoy) yang kerja Corridor sebesar US$250 juta

utamanya berasal dari kenaikan Iuran setara Rp3,51 triliun.

Hak Pengusahaan Hutan (IHPH).


Pendapatan Badan Layanan Umum
Adapun penerimaan perikanan naik
(BLU) sampai dengan akhir November
sebesar 21,02 persen (yoy) yang
2019 terealisasi sebesar Rp42,00
mayoritas berasal dari penambahan
triliun atau mencapai 87,73 persen
izin perpanjangan kapal. Sedangkan

39
dari target APBN tahun 2019, atau 1. penyempurnaan tata kelola PNBP
turun sebesar 9,41 persen dari setelah terbitnya UU Nomor
periode yang sama tahun 2018 9 Tahun 2018 tentang PNBP
sebesar Rp46,37 triliun. Penurunan melalui penerbitan 4 (empat)
pendapatan BLU disebabkan RPP yaitu RPP Pengelolaan PNBP,
utamanya dari kinerja BLU Badan RPP Tata Cara Penetapan Tarif
Pengelola Dana Perkebunan atas Jenis PNBP, RPP Tata Cara
Kelapa Sawit akibat kebijakan tidak Pemeriksaan PNBP, dan RPP Tata
dikenakan tarif pungutan sampai Cara Pengajuan dan Penyelesaian
dengan 31 Desember 2019. Selain Keberatan, Keringanan, dan
itu, penurunan pendapatan BLU juga Pengembalian PNBP.
terjadi pada Kementerian Kesehatan
yang dikarenakan masih terdapat 2. pengelolaan dan pemanfaatan

kekurangan pembayaran layanan SDA yang optimal, efektif, dan

rumah sakit dari BPJS. efisien;

Kebijakan untuk Optimalisasi 3. optimalisasi penerimaan dari

target PNBP 2020 pengelolaan BMN;

Dengan mempertimbangkan kondisi 4. peningkatan efisiensi kinerja

dan tantangan yang akan dihadapi BUMN;

di tahun 2020, Pemerintah terus


5. peningkatan kualitas layanan
berupaya mengoptimalkan kontribusi
dan penyesuaian tarif PNBP
PNBP dalam APBN tahun 2020. Secara
Pelayanan; dan
umum kebijakan yang dilakukan
Pemerintah untuk dapat mencapai 6. peningkatan kinerja pelayanan
target PNBP yang optimal pada tahun BLU yang lebih profesional.
2020, antara lain:
A P B N K I TA ( K i n e r j a d a n F a k t a ) E d i s i D e s e m b e r 2 0 1 9

40
Halaman Ini Sengaja Dikosongkan

41
A P B N K I TA ( K i n e r j a d a n F a k t a ) E d i s i D e s e m b e r 2 0 1 9

42
Foto Ilustrasi:
Media Keuangan
Belanja Negara

BELANJA PEMERINTAH
PUSAT

Belanja Bantuan Sosial mendukung keberlanjutan


momentum pertumbuhan melalui kebijakan fiskal
yang bersifat countercyclical.

R
ealisasi BPP sampai dengan 30 REALISASI BELANJA K/L TAHUN 2019
November 2019 mengalami
peningkatan sebesar 5,5 persen
Kinerja penyerapan belanja K/L
(yoy). Peningkatan tersebut
sampai dengan 30 November 2019
terutama didorong oleh belanja
(83,9 persen) relatif lebih tinggi
Kementerian Negara/Lembaga (K/L),
dibandingkan periode yang sama
yakni realisasinya mencapai Rp717,8
tahun 2018 (78,6 persen), dimana
triliun (83,9 persen terhadap pagunya)
realisasinya tumbuh sebesar 7,7
atau tumbuh 7,7 persen (yoy).
persen (yoy). Peningkatan ini
Walaupun tidak setinggi peningkatan
dipengaruhi oleh meningkatnya
kinerja belanja K/L, realisasi belanja
realisasi pada jenis Belanja Bantuan
non K/L sampai dengan 30 November
Sosial, Belanja Pegawai, dan Belanja
2019 mengalami pertumbuhan
Barang dibandingkan periode yang
sebesar 2,9 persen (yoy).

2019 Realisasi
Realisasi Belanja Realisasi
Pemerintah % Growth
Belanja Pemerintah Pusat APBN s.d. 30 Nov % thd APBN
Pusat s.d 30 (yoy)
2019
November 2019 Belanja K/L 855,45 717,84 83,91 7,72
(dalam triliun Belanja Non K/L 778,89 575,36 73,87 2,91
Rupiah) Jumlah 1.634,34 1.293,20 79,13 5,52

43
sama pada tahun sebelumnya, namun tunjangan kinerja pada beberapa K/L
terjadi penurunan pada jenis Belanja seiring dengan meningkatnya capaian
Modal. pelaksanaan reformasi birokrasi pada
masing-masing K/L.
Meskipun realisasi belanja modal
sampai dengan 30 November 2019 Realisasi belanja barang sampai
mengalami penurunan sebesar 6,8 dengan 30 November 2019 mencapai
persen (yoy), kinerja belanja modal 78,0 persen terhadap pagu APBN
pada periode tersebut membaik, 2019, serta mengalami pertumbuhan
dimana persentase penyerapan 1,4 persen (yoy). Proporsi realisasi
terhadap pagunya (63,1 persen) lebih belanja barang yang terbesar
tinggi dibandingkan dengan periode digunakan untuk pelaksanaan, serta
yang sama pada tahun 2018 (62,9 pengawasan Pemilu. Selain itu, untuk
persen). Perlambatan pada belanja operasional fasilitas kesehatan (BLU
modal antara lain disebabkan oleh Rumah Sakit), operasional fasilitas
masih terdapatnya permasalahan ganti pendidikan (BLU Universitas), serta
rugi lahan yang belum terselesaikan, fasilitas peningkatan kualitas rumah
baik di Kementerian PUPR maupun swadaya berupa peningkatan kualitas
di Kementerian Perhubungan, serta atau pembangunan baru bagi rumah
hambatan payung hukum penugasan tidak layak huni yang dimiliki MBR, dan
baru yang terbit di pertengahan tahun preservasi pemeliharaan rutin jalan
2019 dan penundaan pelaksanaan oleh Kementerian PUPR.
pekerjaan di Provinsi Papua dan
Papua Barat. Realisasi belanja modal Peningkatan kinerja belanja K/L paling
didominasi oleh: (1) Belanja Modal besar terjadi pada belanja bantuan
Jalan, Irigasi, dan Jaringan, sebagai sosial, dimana realisasinya sampai
faktor pendorong investasi yang dengan 30 November 2019 mencapai
dilaksanakan oleh Kementerian PUPR 108,9 persen terhadap pagu APBN
dan Kementerian Perhubungan; dan tahun 2019 (terdapat tambahan
(2) Belanja Modal peralatan dan mesin kebutuhan untuk penanganan
yang dilaksanakan oleh Kementerian tanggap bencana serta mengakomodir
A P B N K I TA ( K i n e r j a d a n F a k t a ) E d i s i D e s e m b e r 2 0 1 9

Pertahanan, Kepolisian RI, dan kebijakan kenaikan iuran untuk PBI


Basarnas. Program JKN). Realisasi tersebut lebih
tinggi dibandingkan periode yang
Sementara itu, realisasi belanja sama tahun sebelumnya sebesar
pegawai mengalami peningkatan 95,0 persen dari pagu APBN tahun
dibandingkan tahun sebelumnya, 2018. Pertumbuhan realisasi belanja
yaitu dari 87,8 persen menjadi 99,7 bantuan sosial yang mencapai
persen pada periode sampai dengan 44,1 persen (yoy) ini menunjukkan
30 November. Peningkatan tersebut, bentuk komitmen Pemerintah untuk
selain disebabkan oleh kenaikan gaji dapat memenuhi kebutuhan pokok
pokok serta pencairan THR dan gaji masyarakat berpenghasilan rendah
ke-13, juga disebabkan oleh kenaikan sejak awal tahun, yang antara lain

44
Tabel. Realisasi
Belanja K/L
per Jenis
Belanja s.d. 30
November 2019

direalisasikan melalui: (i) pencairan terhadap pagunya pada APBN 2019,


selisih atas kenaikan iuran PBI terutama karena telah menyalurkan
program JKN untuk bulan Agustus Program Keluarga Harapan (PKH)
sampai dengan Desember sebesar hingga 100 persen (Rp32,7 triliun).
Rp9,1 triliun, (ii) penyaluran PKH telah
mencapai Rp32,7 triliun (100 persen Realisasi output strategis K/L
terhadap pagu), (iii) penyaluran sampai dengan 30 November
bantuan pangan telah mencapai 2019 juga menunjukkan capaian
Rp15,8 triliun (76,8 persen terhadap yang baik walaupun bervariasi. Di
pagu), dan (iv) pelaksanaan operasi bidang pembangunan infrastruktur,
penanganan darurat bencana (BNPB) Kemen PUPR serta Kemenhub
Rp3,0 triliun. memperlihatkan progres kinerja
capaian output strategis yang baik,
Apabila dilihat berdasarkan K/L-nya, antara lain pembangunan jalan baru,
kinerja belanja K/L yang tinggi (83,9 pembangunan jalan tol, pembangunan
persen terhadap pagu) terutama jembatan, dan pembangunan rel
dipengaruhi oleh 15 K/L dengan kereta api. Capaian output strategis
pagu terbesar, dimana tingkat di bidang perlindungan sosial oleh
penyerapannya sampai dengan Kemensos juga sangat baik, yakni
30 November 2019 mencapai 84,7 realisasi penyaluran PKH dan
persen. Sementara itu, 72 K/L lainnya bantuan pangan sudah mendekati
hanya mencapai penyerapan sebesar targetnya. Begitu pula di bidang
79,5 persen pada periode yang sama. pembangunan sumber daya manusia,
Secara umum, capaian kinerja K/L yakni pendidikan (Kemendikbud,
terutama didorong oleh Kementerian Kemenag, dan Kemenristek Dikti)
Kesehatan yang penyerapannya dan kesehatan (Kemenkes) terdapat
sampai dengan 30 November 2019 banyak capaian output strategis yang
mencapai 100,5 persen terhadap sangat baik, meski masih ada pula
pagunya pada APBN 2019, terutama yang perlu ditingkatkan. Misalnya,
karena telah melakukan penyaluran capaian output strategis bidang
bantuan premi bagi PBI JKN tahun kesehatan berupa kepesertaan
2019 mencapai 99,7 persen. Di penerima PBI JKN dan penugasaan
samping itu, kinerja Kementerian tenaga kesehatan sudah hampir
Sosial juga sangat baik, dimana mencapai targetnya. Selanjutnya,
penyerapannya sebesar 95,7 persen output strategis bidang pendidikan

45
Grafik. Tingkat
Penyerapan pada
15 K/L dengan
Pagu Terbesar
s.d. 30 November
2019 (dalam
persen)

sebagian besar sudah menunjukkan sebesar 2,92 persen (yoy), penyerapan


capaian yang mendekati target juga, tersebut lebih rendah dibandingkan
antara lain output sertifikasi guru, periode yang sama tahun 2018 (92,1
tunjangan profesi dosen, penyaluran persen dari pagu APBN tahun 2018).
BOS, beasiswa Bidikmisi/KIP Kuliah, Hal ini dikarenakan, antara lain
Program Indonesia Pintar (PIP), serta terjadi peningkatan pada realisasi
beasiswa ADIK. Sementara itu, di pembayaran bunga utang dan belanja
bidang pertahanan dan keamanan, hibah, di sisi lainnya terjadi penurunan
yang dilaksanakan oleh Kemenhan realisasi belanja subsidi.
dan POLRI, kinerja untuk mencapai
A P B N K I TA ( K i n e r j a d a n F a k t a ) E d i s i D e s e m b e r 2 0 1 9

target output strategis masih perlu Realisasi pembayaran bunga utang


ditingkatkan. sampai dengan 30 November 2019
mencapai Rp267,6 triliun atau sebesar
B. REALISASI BELANJA NON K/L 97,0 persen terhadap APBN 2019.
TAHUN 2019 Secara nominal, realisasi tersebut
lebih tinggi dibandingkan periode yang
Realisasi belanja non-K/L sampai sama tahun 2018 (Rp251,1 triliun),
dengan 30 November 2019 mencapai meskipun persentase penyerapannya
Rp575,4 triliun atau menyerap 73,9 lebih rendah (105,2 persen terhadap
persen terhadap pagu APBN 2019. APBN 2018).
Meskipun secara nominal realisasi
belanja non K/L tumbuh positif Sementara itu, realisasi belanja

46
REAL S.D.
INDIKATOR TARGET
JUNI
Tabel Capaian Pembangunan jalan baru (km) 480,1 254,5
Beberapa KEMENPUPERA Pembangunan jalan tol (km) 21,3 18,4

Output Pembangunan jembatan (m) 18.580,96 12.577,45

Strategis Pembangunan bandara 4 0


KEMENHUB
K/L s.d. 30 Pembangunan rel KA (km 'sp) 534,6 240,41

November Penyaluran PKH (KPM) 10,0 juta 9,8 juta


KEMENSOS
2019 Bantuan pangan 15,6 juta 15,3 juta

Peningkatan/Pengadaan/Penggantian Alutsista, a.l:

KEMENHAN Alpung, Kri, Kal dan Ranpur/Rantis Matra Laut 29 3

MKK (unit) 235.717 55.000

Proses Pengadaan, a.l.: 17,9 juta 10,4 juta

POLRI Almatsus (unit) 140.512 79.529

Rumdin Personil (unit/KK) 92.813 53.334

Program Indonesia Pintar (juta siswa) 17,9 15,1

Sarana Pendidikan Dasar dan Menengah (ribu unit) 14,9 13,7

KEMENDIKBUD TPG Non PNS (ribu orang) 247,8 201,8

Sertifikasi Guru (ribu orang) 40,0 40,4

Pendidikan Kecakapan Kerja (ribu orang) 80,0 57,6

Penyaluran KIP (siswa) 2,2 juta 1,4 juta

Penyaluran BOS (siswa) 8,9 juta 8,4 juta


KEMENAG
Penyaluran Bidik Misi (mahasiswa) 32,6 ribu 27,1 ribu

TPG Non PNS (ribu orang) 283,0 219,6

Beasiswa Bidikmisi/KIP Kuliah (ribu mahasiswa) 431,0 411,0

KEMRISTEKDIKTI Beasiswa ADIK (mahasiswa) 7.148 5.224

Tunjangan Profesi Dosen (dosen) 133.417 133.417

Peserta Penerima PBI JKN (juta jiwa) 96,8 96,7

Penyediaan Makanan Tambahan bagi Ibu Hamil KEK dan


2.008,4 146,2
Balita Kekurangan (ribu)
KEMENKES
Layanan Pengendalian Penyakit TB (layanan) 809 701

Penyediaan Obat dan Perbekalan Kesehatan (paket) 23 16

Penguasaan Tenaga Kesehatan (orang) 4.450 4.146

subsidi sampai dengan 30 November non-energi mengalami pertumbuhan


2019 mencapai Rp177,7 triliun atau positif sebesar 3,5 persen (yoy),
79,2 persen dari pagu APBN tahun khususnya disumbang oleh subsidi
2019, lebih rendah jika dibandingkan pupuk yang tumbuh 10,7 persen (yoy)
dengan periode yang sama tahun seiring dengan perbaikan administrasi
sebelumnya (Rp182,7 triliun atau pencairan.
116,9 persen dari pagu 2018). Adapun
faktor yang mempengaruhi, antara Selanjutnya realisasi belanja hibah
lain adalah rendahnya ICP sehingga sampai dengan 30 November 2019
subsidi energi tumbuh negatif sebesar mencapai Rp2,4 triliun atau 122,2
5,3 persen (yoy). Namun, subsidi persen terhadap pagu APBN 2019,

47
Tabel. Realisasi
Belanja Non K/L
s.d. 30 November
2019

jauh lebih tinggi dibandingkan lain disebabkan adanya kegiatan


periode yang sama tahun sebelumnya rehabilitasi dan rekonstruksi pasca
yang sebesar Rp0,1 triliun atau bencana (realokasi dari pos belanja
6,7 persen dari pagu APBN tahun non-K/L lainnya) dalam bentuk belanja
2018. Pertumbuhan realisasi yang hibah ke Pemerintah Daerah.
cukup tinggi pada periode ini antara
A P B N K I TA ( K i n e r j a d a n F a k t a ) E d i s i D e s e m b e r 2 0 1 9

48
Halaman Ini Sengaja Dikosongkan

49
Belanja Negara

TR ANSFER KE DAER AH
DAN DANA DESA

“Bantu Daerah Bayar Kenaikan Iuran JKN bagi PBI,


Pemerintah Salurkan DAU Tambahan Rp3 Triliun Lebih”

R
ealisasi Transfer ke Daerah dan Per 30 November 2019, Dana Alokasi
Dana Desa (TKDD) hingga 30 Umum (DAU) telah disalurkan sebesar
November 2019 adalah sebesar Rp420,77 triliun atau 100,69 persen
Rp752,85 triliun atau 91,06 dari pagu alokasi, menunjukkan
persen dari pagu alokasi. Angka ini peningkatan sebesar 4,87 persen
menunjukkan adanya pertumbuhan (yoy). Realisasi penyaluran yang
sebesar 3,93 persen (yoy). melebihi angka 100 persen tersebut
disebabkan adanya kebijakan
A. DANA PERIMBANGAN penyaluran DAU Tambahan untuk
pembayaran kenaikan iuran PBI
A P B N K I TA ( K i n e r j a d a n F a k t a ) E d i s i D e s e m b e r 2 0 1 9

Penyaluran Dana Bagi Hasil (DBH) BPJS yang didaftarkan oleh Daerah
sampai dengan akhir November 2019 sebesar Rp3,34 triliun. Selain
telah terealisasi sebesar Rp75,29 triliun itu, angka realisasi di atas juga
atau 70,80 persen dari pagu alokasi, sudah memperhitungkan realisasi
tumbuh negatif sebesar 2,00 persen penyaluran DAU Tambahan untuk
(yoy). Hal tersebut disebabkan adanya bantuan pendanaan kelurahan
kebijakan penundaan penyaluran DBH sebesar Rp2,61 triliun.
Triwulan IV TA 2019, yang rencananya
akan digunakan untuk menyelesaikan Beberapa hal yang mempengaruhi
Kurang Bayar DBH pada bulan realisasi penyaluran DAU di November,
Desember 2019. antara lain: (i) penyaluran kembali
DAU reguler terhadap 16 Pemerintah

50
Daerah yang telah menyampaikan Hingga 30 November 2019, Dana
laporan Informasi Keuangan Daerah Alokasi Khusus (DAK) Fisik telah
(IKD) sebesar Rp156,61 miliar; (ii) terealisasi sebesar Rp47,90 triliun atau
penyaluran kembali DAU reguler 69,09 persen dari pagu alokasi. Jika
terhadap 25 Pemerintah Daerah dilihat dari daftar kontrak kegiatan
yang telah menyampaikan Daftar yang disampaikan oleh Pemerintah
Transaksi Harian dan Rekapitulasi Daerah, Pemerintah Pusat optimis
Transaksi Harian sebesar Rp108,97 penyaluran DAK Fisik akan optimal di
miliar; (iii) penyelesaian kewajiban sisa tahun ini. Untuk itu, Kementerian
Daerah Induk kepada Daerah Otonom Keuangan terus berkoordinasi dengan
Baru (DOB) pada 3 Pemerintah Kementerian/Lembaga Teknis terkait
Daerah sebesar Rp5,00 miliar; dan untuk mendorong Pemerintah
(iv) penyaluran kembali DAU regular Daerah agar segera menyampaikan
untuk 5 Pemerintah Daerah yang telah persyaratan penyaluran tahap III
menyampaikan komitmen pemenuhan sampai dengan batas akhir waktu
Alokasi Dana Desa (ADD) sebesar penyampaian 16 Desember 2019.
Rp48,65 miliar. Persyaratan penyaluran DAK Fisik
tahap III tersebut antara lain: (i)
DAU Tambahan untuk bantuan laporan realisasi penyerapan dana
pendanaan kelurahan yang telah minimal 90 persen dan capaian output
terealisasi sebesar Rp2,61 triliun minimal 70 persen yang telah direviu
atau 87,06 persen dari pagu alokasi. oleh inspektorat daerah, serta (ii)
Realisasi ini terdiri dari penyaluran laporan yang memuat nilai rencana
DAU Tambahan Tahap I kepada 403 kebutuhan dana untuk penyelesaian
Pemerintah Daerah sebesar Rp1,46 kegiatan dengan capaian output 100
triliun (97,42 persen dari pagu tahap I) persen.
dan Tahap II kepada 324 Pemerintah
Daerah sebesar Rp1,15 triliun (76,70 Realisasi penyaluran DAK Nonfisik
persen dari pagu tahap II). sampai dengan 30 November 2019
adalah sebesar Rp118,63 triliun atau
Di sisi lain, realisasi DAU Tambahan 90,53 persen dari pagu alokasi.Jumlah
untuk pembayaran kenaikan iuran PBI ini menunjukkan adanya pertumbuhan
BPJS sebesar Rp3,34 triliun dari total sebesar 4,77 persen (yoy). Beberapa
pagu Rp3,5 triliun, menyisakan Rp0,16 hal yang mempengaruhi adalah
triliun yang merupakan dana cadangan kepatuhan daerah yang semakin baik
untuk perubahan jumlah kepesertaan dalam penyampaian laporan Dana
sebagaimana diatur dalam PMK Bantuan Operasional Sekolah (BOS),
Nomor 166 tahun 2019 tentang Dana Bantuan Operasional Kesehatan
Alokasi Umum Tambahan Bantuan (BOK), Tunjangan Khusus Guru
Pembayaran Selisih Perubahan luran (TKG), dan Peningkatan Kapasitas
Jaminan Kesehatan Penduduk yang Koperasi dan UKM (PK2UKM) menjadi
Didaftarkan oleh Pemerintah Daerah. salah satu penentu capaian positif
tersebut. Selain itu, koordinasi yang

51
terus dilakukan dengan seluruh persen dari pagu alokasi. Angka
Kementerian/Lembaga teknis terkait tersebut menunjukkan adanya
untuk mendorong penyerapan di peningkatan sebesar 4,59 persen
daerah melalui sosialisasi, bimbingan (yoy). Sampai dengan akhir November
teknis, pendampingan, dan kegiatan 2019, proses penyaluran Dana Otsus
lainnya juga ikut mendukung kenaikan dan Dana Tambahan Infrastruktur
realisasi penyaluran DAK Nonfisik. tahap III masih terus berjalan. Untuk
mengakselerasi proses tersebut,
B. DANA INSENTIF DAERAH (DID) Kementerian Keuangan bersama
Kementerian Dalam Negeri terus
Hingga akhir November 2019, mendorong daerah untuk segera
penyaluran DID telah terealisasi menyampaikan dan melengkapi
sebesar Rp9,68 triliun atau persyaratan penyalurannya.
96,84 persen dari pagu alokasi,
menunjukkan adanya kenaikan yang Untuk Dana Keistimewaan Provinsi
cukup signifikan yakni sebesar 19,98 D.I. Yogyakarta, sampai dengan 30
persen (yoy). November 2019, penyaluran dana
telah dilakukan sepenuhnya sesuai
Dari total 336 Pemerintah Daerah pagu alokasi yakni sebesar Rp1,20
penerima penyaluran tahap I, 13 triliun.
diantaranya adalah Pemerintah
Daerah penerima DID yang terdampak D. DANA DESA
bencana gempa, tsunami dan likuifaksi
di wilayah Provinsi Nusa Tenggara Hingga akhir November 2019,
Barat dan Provinsi Sulawesi Tengah. penyaluran Dana Desa dari RKUN
Untuk penyaluran Tahap II, terdapat ke RKUD telah terealisasi sebanyak
301 Pemerintah Daerah yang telah Rp63,63 triliun atau 90,90 persen dari
A P B N K I TA ( K i n e r j a d a n F a k t a ) E d i s i D e s e m b e r 2 0 1 9

menerima dengan total nominal pagu alokasi. Jumlah ini menunjukkan


sebesar Rp4,42 triliun. adanya kenaikan sebesar 10,56 persen
(yoy). Meskipun demikian, Kementerian
C. DANA OTONOMI KHUSUS Keuangan bersama Kementerian Desa
DAN DANA KEISTIMEWAAN D.I. PDTT dan Kementerian Dalam Negeri
YOGYAKARTA terus mendorong daerah untuk segera
memenuhi persyaratan penyaluran
Dana Otonomi Khusus (Otsus) per Dana Desa tahap III sebagaimana
30 November 2019 telah disalurkan diatur dalam PMK Nomor 193 Tahun
sebesar Rp15,73 triliun atau 75,00 2018 tentang Pengelolaan Dana Desa.

52
Realisasi TKDD Tahun Anggaran 2018 dan 2019
Tanggal : 1 Januari s.d. 30 November 2019
(dalam miliar Rupiah)
2018 2019
Uraian % thd
Alokasi Realisasi Alokasi Realisasi
APBN

Transfer ke Daerah dan Dana Desa 766.162,58 724.409,86 826.772,53 752.846,88 91,06

Transfer ke Daerah 706.162,58 666.855,57 756.772,53 689.213,95 91,07

A. Dana Perimbangan 676.602,99 642.739,25 724.592,59 662.594,61 91,44

1. Dana Transfer Umum 490.714,92 478.086,01 524.223,75 496.067,42 94,63


a. Dana Bagi Hasil 89.225,34 76.836,60 106.350,16 75.294,33 70,80
b. Dana Alokasi Umum 401.489,58 401.249,41 417.873,58 420.773,09 100,69
2. Dana Transfer Khusus 185.888,07 164.653,24 200.368,84 166.527,19 83,11
a. Dana Alokasi Khusus Fisik 62.436,26 51.427,29 69.326,70 47.897,67 69,09
b. Dana Alokasi Khusus Non Fisik 123.451,81 113.225,96 131.042,14 118.629,52 90,53

B. Dana Insentif Daerah 8.500,00 8.071,63 10.000,00 9.684,38 96,84

C. Dana Otsus dan Dana


21.059,58 16.044,69 22.179,94 16.934,96 76,35
Keistimewaan DIY
1. Dana Otsus 20.059,58 15.044,69 20.979,94 15.734,96 75,00
a. Provinsi Papua dan Papua Barat 8.029,79 6.022,34 8.357,47 6.268,10 75,00
b. Provinsi Aceh 8.029,79 6.022,34 8.357,47 75,00
c. Dana Tambahan Infrastruktur 4.000,00 3.000,00 4.265,00 3.198,75 75,00
2. Dana Keistimewaan D.I.Y 1.000,00 1.000,00 1.200,00 1.200,00 100,00

Dana Desa 60.000,00 57.544,30 70.000,00 63.632,93 90,90

53
DAU Tambahan
untuk
Keberlangsungan
Jaminan Kesehatan
Bagi Masyarakat
Berpenghasilan
Rendah

P
emerintah sangat peduli
terhadap kemajuan
pembangunan di daerah.
Berbagai bentuk dukungan
diberikan kepada daerah
agar pembangunan dapat dirasakan
oleh seluruh lapisan masyarakat,
salah satunya melalui penyaluran
Dana Transfer Umum (DTU). publik dan ekonomi. Infrastruktur
Secara prinsip, DTU sebenarnya pendukung ekonomi di daerah
bersifat “block grant”, yang artinya perlu segera dibangun agar geliat
Pemerintah Pusat memberikan perekonomian dapat semakin hidup,
A P B N K I TA ( K i n e r j a d a n F a k t a ) E d i s i D e s e m b e r 2 0 1 9

sejumlah dana kepada Pemerintah lapangan kerja semakin terbuka, dan


Daerah yang dapat digunakan tingkat kemiskinan di daerah tersebut
sesuai dengan prioritas kebutuhan semakin berkurang. Pembangunan
daerah masing-masing. fasilitas layanan publik juga tak
Namun, demi menjaga efektivitas kalah penting agar setiap daerah
DTU, yang terdiri atas Dana Alokasi di Indonesia dapat menyediakan
Umum (DAU) dan Dana Bagi Hasil layanan publik yang cepat, murah,
(DBH), penggunaan DTU diarahkan dan terstandarisasi kepada
paling sedikit 25 persen untuk masyarakatnya.
belanja infrastruktur daerah yang
terkait langsung dengan percepatan Penyaluran DAU juga ditujukan
Foto: untuk mendukung sektor kesehatan
pembangunan fasilitas pelayanan
DJPK

54
masyarakat. Berdasarkan Peraturan dimaksud dalam APBD yang sedang berjalan, apalagi
Presiden Nomor 75 Tahun 2019 saat ini sudah memasuki triwulan akhir di tahun 2019.
tentang Jaminan Kesehatan, terdapat Untuk itu, selisih perubahan iuran untuk bulan Agustus
kenaikan iuran bagi para peserta sampai dengan Desember 2019 yang seharusnya menjadi
BPJS, termasuk Penerima Bantuan beban Pemerintah Daerah dialihkan menjadi beban
Iuran (PBI) dari daerah. Orang- Pemerintah Pusat melalui pengalokasian DAU Tambahan
orang yang masuk dalam kategori yang diatur dalam PMK Nomor 166/PMK.07/2019 tentang
PBI tersebut adalah kalangan DAU Tambahan Bantuan Pembayaran Selisih Perubahan
penduduk berpenghasilan rendah Iuran Jaminan Kesehatan Penduduk yang Didaftarkan oleh
yang didaftarkan kepesertaannya Pemerintah Daerah. DAU Tambahan yang dialokasikan
dan dibayarkan iurannya oleh sebesar Rp3,50 triliun tersebut merupakan wujud
Pemerintah Daerah melalui dana keberpihakan dan dukungan pemerintah agar masyarakat
APBD. Pemerintah memahami yang kurang mampu dapat tetap menerima pelayanan
kesulitan Pemerintah Daerah jaminan kesehatan yang memadai di seluruh daerah di
apabila harus menyediakan dana Indonesia.
terkait dengan penyesuaian iuran

55
A P B N K I TA ( K i n e r j a d a n F a k t a ) E d i s i D e s e m b e r 2 0 1 9

56
Foto Ilustrasi:
Media Keuangan

Foto Ilustrasi:
Media Keuangan/ DJPPR
Pembiayaan Anggaran

PEMBIAYA AN
UTANG

“Pembiayaan yang pruden dan akuntabel untuk menjaga


kredibilitas fiskal di tengah volatilitas global”

R
ealisasi Pembiayaan Utang akan dihadapi. Kondisi ekonomi
hingga akhir November 2019 dunia yang tidak kondusif selama
mencapai Rp442.923,6 triliun tahun 2018-2019 berimbas pada
atau 123,29 persen target pertumbuhan ekonomi Indonesia.
APBN yang terdiri dari realisasi Surat Agar ekonomi tetap bergerak di
Berharga Negara (SBN) sebesar Indonesia, Pemerintah menaikkan
Rp465.101,9 triliun atau 119,58 persen porsi pembiayaan untuk membantu
target APBN dan realisasi Pinjaman menggerakkan perekonomian
sebesar negatif Rp22.178,2 tirliun atau melalui kenaikan belanja produktif
74,66 persen target APBN. Pemerintah atau yang umum disebut
kebijakan “countercyclical.” Pelebaran
Pembiayaan dalam bentuk SBN defisit APBN yang diperkirakan di
realisasinya melampaui target yang kisaran 2 persen hingga 2,2 persen
ditetapkan oleh APBN 2019 untuk terhadap PDB perlu dilakukan karena
mengantisipasi kemungkinan APBN menjalankan fungsi stabilisasi
terjadinya defisit yang melebar sebagai saat perekonomian mengalami
dampak dari kondisi perlambatan perlambatan.
ekonomi global ke ekonomi domestik.
Meskipun begitu, hal tersebut Sementara itu, realisasi pinjaman
dilakukan dengan secara pruden dan secara neto untuk November 2019
akuntabel dengan memperhitungkan mengalami negatif karena lebih
semua biaya dan risiko yang besarnya pembayaran cicilan pokok

57
2019
Pembiayaan
Utang APBN s.d. 30 Nov % APBN

Pembiayaan Utang 359.250,6 442.923,6 123,29%

1. Surat Berharga Negara (Neto) 388.957,9 465.101,9 119,58%

2. Pinjaman (Neto) (29.707,3) (22.178,2) 74,66%

a. Pinjaman Dalam Negeri (Neto) 482,4 670,4 138,97%

i. Penarikan Pinjaman Dalam Negeri (Bruto) 1.956,4 1670,9 85,41%

ii. Pembayaran Cicilan Pokok Pinjaman DN (1.473,9) (1.000,5) 67,88%

b. Pinjaman Luar Negeri (Neto) (30.189,7) (22.848,6) 75,68%

i. Penarikan Pinjaman Luar Negeri (Bruto) 60.280,5 52.372,4 86,88%


ii. Pembayaran Cicilan Pokok Pinjaman LN (90.470,2) (75.221,0) 83,14%

pinjaman dalam negeri dan luar negeri negara. Pinjaman dalam negeri ini
dibandingkan dengan penarikan lebih diutamakan dibandingkan
pinjamannya. Cicilan pokok pinjaman dengan pinjaman luar negeri, karena
dalam negeri yang telah dibayarkan selain untuk menghindari risiko kurs
Pemerintah hingga akhir November akibat fluktuasi mata uang, pinjaman
telah terealisir sebesar Rp1,00 dalam negeri tidak mengikat seperti
triliun atau masih sama jumlahnya pinjaman luar negeri. Hal tersebut
jika dibandingkan dengan bulan mencerminkan Pemerintah tetap
sebelumnya, atau mencapai 67,88 memegang komitmen dan prinsip
persen dari target APBN. Sedangkan kehati-hatian dalam pengadaan
cicilan pokok pinjaman luar negeri pembiayaan.
telah dibayarkan sebesar Rp75,22
triliun atau telah mencapai 83,14 Bauran kebijakan countercyclical
persen target APBN. melalui pengadaan pembiayaan
A P B N K I TA ( K i n e r j a d a n F a k t a ) E d i s i D e s e m b e r 2 0 1 9

sejauh ini dinilai berhasil mengingat


Lebih jauh, realisasi pinjaman dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia
negeri secara neto telah mencapai hingga triwulan III tahun 2019
Rp670,4 miliar atau lebih tinggi dari tetap di atas 5 persen meskipun
jumlah yang ditetapkan dalam APBN terjadi berbagai gejolak ekonomi
2019 sebesar Rp482,4 miliar. Realisasi yang menyebabkan penurunan
ini berbeda dari realisasi pinjaman pertumbuhan ekonomi secara
luar negeri yang secara neto masih di global. Fundamental yang kuat dan
bawah jumlah yang ditetapkan dalam pengelolaan fiskal yang kredibel
APBN 2019. Pinjaman dalam negeri memperkuat optimisme kedepan
sebagian besar digunakan untuk menuju Indonesia Maju..
perbaikan infrastruktur pertahanan

58
Posisi Utang dalam kondisi kondusif, sementara
Pemerintah membutuhkan dana untuk
Posisi utang Pemerintah per akhir menutup defisit APBN yang terjadi
November 2019 berada di angka karena pembangunan infrastruktur,
Rp4.814,31 triliun, dengan rasio utang pembangunan Sumber Daya Manusia
pemerintah terhadap PDB menjadi dan lainnya, maka utang akan
30,03 persen. Meskipun rasio ini diterbitkan dengan batas maksimum
sedikit meningkat jika dibandingkan yang telah ditentukan antara
bulan sebelumnya, hal ini masih dapat Pemerintah dan Dewan Perwakilan
ditoleransi karena masih berada Rakyat yang diwujudkan dalam bentuk
jauh di bawah batas aman seperti undang-undang tersebut.
yang ditentukan Undang-Undang
Keuangan Negara yaitu 60 persen Untuk periode November 2019, total
terhadap PDB. Melalui penetapan pinjaman Pemerintah mencapai
batas maksimum yang diamanatkan Rp770,04 miliar. Jumlah tersebut
dalam undang-undang tersebut, menurun dibandingkan dengan
Pemerintah benar-benar pruden total pinjaman Pemerintah periode
dalam menentukan besaran utang yang sama tahun 2018 yaitu sebesar
yang akan dibuat dan benar-benar Rp784,38 miliar.
disesuaikan dengan kebutuhan APBN
serta sesuai kondisi pasar. Pada saat Sementara itu, Surat Utang Negara
situasi pasar untuk penerbitan utang Domestik dalam mata uang rupiah per

59
November 2019 mencapai Rp2.446,47 dan dilengkapi dengan kontribusi dana
miliar dan Surat Berharga Negara APBD Pemerintah Daerah Provinsi
Syariah Domestik mencapai Rp532,27 Papua dan Kota Jayapura sebesar
miliar. Jumlah tersebut meningkat Rp500 miliar. Pembiayaan dari SBSN
apabila dibandingkan dengan jumlah tersebut dilaksanakan dengan skema
pada periode yang sama tahun 2018. Multi Years Contract (MYC) mulai
Peningkatan tersebut terjadi karena Tahun Anggaran (TA) 2015 s.d TA
Pemerintah melakukan strategi 2019. Jembatan ini menghubungkan
oportunistik yaitu penerbitan utang Holtekamp dengan Hamadi dengan
dilakukan pada saat kondisi pasar panjang rentang jembatan 1332 meter
keuangan yang kondusif, antara lain (732 meter jembatan dan 600 meter
ketika suku bunga sedang turun. pile slab), serta jalan akses jembatan
Kondisi ini membuat biaya penerbitan sepanjang 9950 meter, dengan
serta imbal hasil SBN cukup rendah. lebar jalan 16 meter. Jembatan
yang memiliki Tipe Jembatan Utama
Selain memiliki imbal hasil yang Pelengkung (Continous Steel Arch
cukup rendah, SBN juga memberi Bridge) dan Pondasi Jembatan Utama
manfaat yang sangat besar. Salah Bored Pile ini dapat mempersingkat
satunya adalah manfaat dari Surat waktu tempuh dari Kota Jayapura ke
Berharga Syariah Negara, atau dikenal perbatasan Skouw (perbatasan dengan
dengan Sukuk Negara. Sebagai Papua Nugini) dari 2,5 jam menjadi 1
wujud nyata kontribusi Sukuk Negara jam. Hal tersebut dapat mendukung
dalam pembangunan negara adalah peningkatan mobilitas sumber daya
terwujudnya Jembatan Youtefa di Teluk ekonomi. Selain menjadi sarana
Youtefa, Provinsi Papua yang telah perhubungan yang memberikan
A P B N K I TA ( K i n e r j a d a n F a k t a ) E d i s i D e s e m b e r 2 0 1 9

diresmikan oleh Presiden Joko Widodo keuntungan logistik, jembatan ini juga
pada akhir bulan Oktober 2019. dijadikan obyek wisata oleh warga
Jembatan Youtefa dibiayai dari dana sekitar.
Surat Berharga Syariah Negara (SBSN)
/ Sukuk Negara sebesar Rp1,3 triliun Pembiayaan APBN dewasa ini

60
mengalami peningkatan, karena APBN
dalam kondisi ekonomi dunia sekarang
salah satunya berfungsi sebagai alat
stabilisasi, yaitu menjadi alat dalam
memelihara dan mengupayakan
keseimbangan fundamental
perekonomian negara. Oleh karena
itu, utang sebagai sumber pembiayaan
APBN merupakan alat, dan bukan
merupakan tujuan. Dengan kata lain,
Pemerintah tidak dengan sengaja
menciptakan utang yang dilakukan
tanpa pertimbangan yang matang
dan alasan yang membawa manfaat.
Akan tetapi, Pemerintah menggunakan
utang untuk membantu dalam
mencapai tujuan pembangunan,
seperti pemerataan kesejahteraan,
pengurangan kemiskinan,
pengurangan pengangguran, dan
peningkatan pertumbuhan ekonomi

61
GREEN SUKUK RITEL

P
ada tanggal 1-21 November Sejak tahun 2018, Sukuk Tabungan
2019, Pemerintah telah dapat dibeli secara online melalui
membuka kesempatan platform elektronik Mitra Distribusi
kepada masyarakat untuk yang ditunjuk Pemerintah.
berinvestasi di Sukuk Tabungan seri
ST006. Menawarkan imbalan sebesar Berbeda dari penerbitan Sukuk

6,75% p.a (floating with floor), ST006 Tabungan seri sebelumnya, ST006

berhasil mengumpulkan total nominal diterbitkan dengan format hijau

pembelian sebesar Rp1,46 Triliun (Green Sukuk Ritel) dimana seluruh

dengan jumlah investor sebanyak hasil penerbitan digunakan untuk

7.735 orang yang tersebar di 34 membiayai (new financing dan

provinsi di Indonesia. Yang menarik, refinancing) proyek-proyek ramah

partisipasi generasi millennial pada lingkungan. Proyek-proyek hijau

ST006 sangat tinggi, yaitu sekitar 51% yang dibiayai dari penerbitan ST006

(3.950 orang). merupakan proyek yang ada di


Kementerian Perhubungan (seperti
Sukuk Tabungan merupakan layanan bandar udara, kenavigasian,
produk investasi syariah terkini yang dan pelabuhan) dan Kementerian
ditawarkan oleh Pemerintah, memiliki PUPR (seperti embung, jaringan irigasi,
jangka waktu dua tahun, tidak dapat dan unit air baku).
A P B N K I TA ( K i n e r j a d a n F a k t a ) E d i s i D e s e m b e r 2 0 1 9

diperjualbelikan, dan telah dinyatakan


sesuai syariah oleh Dewan Syariah Sebagai Green Sukuk Ritel pertama,

Nasional - Majelis Ulama Indonesia. ST006 merupakan wujud komitmen

62
dan kontribusi Pemerintah dalam ini dan tentunya sangat aman karena
mengembangkan pasar keuangan dijamin 100% oleh Pemerintah.
Syariah sekaligus mengatasi
perubahan iklim. Green Sukuk Ritel ini Cinta dan bela negara tidak hanya

merupakan kelanjutan inisiatif Global ditunjukkan dengan berjuang

Green Sukuk yang diterbitkan oleh melawan penjajah, tetapi juga

Pemerintah di pasar internasional bisa ditunjukkan dengan membeli

pada tahun 2018 dan 2019 yang telah Sukuk Tabungan. Karena dengan

mendapatkan banyak apresiasi dan berinvestasi pada SBN Ritel kita

penghargaan dari dunia internasional. bisa turut berkontribusi dalam


membangun Indonesia. Terlebih,
Tahukah anda, investasi di Sukuk dengan tema “Green” yang diusung,
Tabungan maupun di Surat Berharga kita dapat menjadi penyokong
Negara (SBN) Ritel lainnya sangat kelanjutan lingkungan Indonesia yang
mudah, karena bisa dilakukan lebih baik yang kelak akan diwariskan
secara online sehingga bisa dibeli pada generasi selanjutnya.
kapanpun dan dimanapun selama
masa penawaran. Dengan minimum
pembelian hanya Rp1 juta, setiap
individu WNI yang telah memiliki Kartu
Tanda Penduduk bisa memiliki produk
investasi yang sangat menguntungkan

63
Realisasi APBN s.d. 30 November 2018 dan 2019
(dalam triliun rupiah)

URAIAN

A. PENDAPATAN NEGARA
I. PENDAPATAN DALAM NEGERI
1. PENERIMAAN PERPAJAKAN
a. Pajak Dalam Negeri
b. Pajak Perdagangan Internasional
2. PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK
II. HIBAH
B. BELANJA NEGARA
I. BELANJA PEMERINTAH PUSAT
1. Belanja K/L
2. Belanja Non /L
II. TRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA
1. Transfer ke Daerah
2. Dana Desa
C. KESEIMBANGAN PRIMER
D. SURPLUS/(DEFISIT) ANGGARAN (A-B)
% Surplus / (Defisit) Anggaran thd PDB
A P B N K I TA ( K i n e r j a d a n F a k t a ) E d i s i D e s e m b e r 2 0 1 9

E. PEMBIAYAAN ANGGARAN
al. PEMBIAYAAN UTANG
KELEBIHAN / (KEKURANGAN) PEMBIAYAAN ANGGARAN

64
2018 2019
Realisasi % thd Realisasi % thd
APBN APBN
s.d. 31 Nov APBN s.d. 31 Nov APBN

1.894,72 1.662,92 87,77 2.165,11 1.677,11 77,46


1.893,52 1.652,23 87,26 2.164,68 1.675,16 77,39
1.618,10 1.301,52 80,43 1.786,38 1.312,40 73,47
1.579,40 1.259,97 79,78 1.743,06 1.275,62 73,18
38,70 41,55 107,36 43,32 36,77 84,89
275,43 350,72 127,33 378,30 362,77 95,89
1,20 10,69 890,73 0,44 1,95 447,25
2.220,66 1.942,61 87,48 2.461,11 2.046,05 83,14
1.454,49 1.225,54 84,26 1.634,34 1.293,20 79,13
847,44 666,39 78,64 855,45 717,84 83,91
607,06 559,15 92,11 778,89 575,36 73,87
766,16 717,07 93,59 826,77 752,85 91,06
706,16 662,64 93,84 756,77 689,21 91,07
60,00 54,43 90,71 70,00 63,63 90,90
(87,33) (28,58) 32,72 (20,11) (101,31) 503,79
(325,94) (279,69) (296,00) (368,94)
(2,19) (1,89) (1,84) (2,30)
325,94 347,94 106,75 296,00 421,03 142,24
399,22 363,69 91,10 359,25 442,92 123,29
68,25 52,09

65
A P B N K I TA ( K i n e r j a d a n F a k t a ) E d i s i D e s e m b e r 2 0 1 9

66
Halaman Ini Sengaja Dikosongkan
67
A P B N K I TA ( K i n e r j a d a n F a k t a ) E d i s i D e s e m b e r 2 0 1 9

68
www.kemenkeu.go.id/apbnkita

Anda mungkin juga menyukai