STUDI LITERATUR
Pada umumnya alat industri yang biasa kita sebut Conveyor merupakan
suatu mesin pemindah bahan yang umumnya dipakai dalam industri
perakitan maupun industri proses untuk mengangkut bahan produksi
setengah jadi maupun hasil produksi dari satu bagian ke bagian yang lain.
Ada dua jenis material yang dapat dipindahkan, yaitu muatan curah (bulk
load) dan muatan satuan (unit load). Contoh muatan curah, misalnya
batubara, biji besi, tanah liat, batu kapur dan sebagainya. Muatan satuan,
misalnya: plat baja bentangan, unit mesin, block bangunan kapal dan
sebagainya.
Conveyor dapat ditemukan dalam berbagai jenis keadaan di suatu
industri. Conveyor digunakan untuk memindahkan material atau hasil
produksi dalam jumlah besar dari suatu tempat ke tempat lain. Conveyor
mungkin memiliki panjang beberapa kilometer atau mungkin beberapa
meter tergantung jenis aplikasi yang diinginkan. (Rudianto Raharjo,2012)
Konveyor rantai terutama cocok untuk sistem konveyor yang
membutuhkan penutupan sempurna untuk menahan debu, seksi penyilangan
kecil, kemampuan penahanan atau pengisian berlipat atau sedang,
kombinasi horizontal dan garisedar vertikal, penanganan material pada
temperatur tinggi tetapi membutuhkan keamanan yang diperbaiki oleh
pabrik.
Pada banyak industri, pengunaan konveyor rantai telah berkurang
selama 30 tahun yang lalu karena dipertimbangkan pada pemiliharaan tinggi
yang tidak pantas. Banyak masalah yang dihadapi meskipun demikian di
sebabkan oleh ketidak cukupan engineering dan atraksi ekonomi besar
“penawaran rendah“. Hal ini terlihat begitu sederhana untuk pembuat baja
5
kecil untuk merakit sistem konveyor rantai yang menggunakan komponen
standar murah.
Sistem konveyor yang dibuat dengan baik dengan komponen kwalitas
tinggi terbuat dari baja logam campuran yang diperlakukan panas atau
tuangan yang tidak pasti murah. Peralatan haruslah dengan hati-hati
ditekankan pada material terhadap marerial untuk ditangani terutama pada
penggetaman pada mereka. Program pemeliharaan preventive biasanya
dapat menghindari kerusakan tidak pada waktunya dan interupsi/ ganguan
pada proses produksi.
Walaupun pembahasan adalah pada konveyor dari pada feeder/
pengisian, hal ini penting dimana jelas berbeda antara feeder/pengisian
dengan konveyor /transport, karena hal ini akan memiliki pengaruh yang
diumumkan pada pembebanan rantai dan kalkulisasi perencanaan.
Feeder adalah digunakan untuk mengatur atau untuk mengukur aliran
material penting dari bawah unit penyimpanan seperti gerobak, bin (tempat
penyimpanan barang), silo atau stocpile. Sebuah konveyor adalah digunakan
untuk membawa, menarik, garufan atau mengerakan material yang
dikirimkan ke konveyor melalu feeder. (Ahmad Dony Mutiara Bahtiar,
2017)
6
conveyor yang banyak dipakai dalam industri minuman botol untuk
pengisian botol minuman. Pressless combiner conveyor adalah konveyor
yang dapat melakukan transfer produk dari multi lines conveyor menuju
single line conveyor. Konveyor ini berfungsi untuk mengatur pengurangan
tekanan yang disebabkan oleh rentetan produk (botol minuman) diatas
konveyor akibat tumbukan antar produk yang terjadi akibat adanya
penyempitan jalur produksi konveyor.( Agrian Rante dkk, 2013 ).
2. Roller Conveyor
Roller conveyor adalah mesin pemindah bahan jenis pemindah muatan
satuan menggunakan roller (gelondongan) yang berputar secara terus-
menerus. Roller conveyor merupakan sistem mesin pemindah bahan yang
menangani material satu per satu. Berdasarkan jenis penggeraknya, roller
conveyor dibedakan atas gravity rollers (unpowered roller conveyor) dan
powered roller conveyor.
3. Screw Conveyor
Screw conveyor biasanya terdiri dari poros yang terpasang screw yang
berputar dalam trough dan unit penggerak. Pada saat screw berputar,
material dimasukkan melalui feeding hopper ke screw yang bergerak maju
7
akibat daya dorong (thrust) screw. Poros dan screw berputar sepanjang
rumah (casing) lintasan berbentuk U (U-shaped). Material yang
dipindahkan diisikan ke dalam trough oleh satu atau lebih cawan pengisi
(feed hopper). Bahan dikeluarkan pada ujung trough atau bukaan bawah
trough.
4. Pneumatic Conveyor
Pneumatic conveyor atau disebut juga konveyor udara berfungsi untuk
memindahkan muatan curah (bulk load) di dalam suatu aliran udara yang
bergerak melalui pipa (duct). Prinsip umum semua jenis pemindahan
pneumatik adalah gerak dipindahkan ke bahan oleh aliran udara yang
bergerak sangat cepat. Pneumatic conveyor banyak digunakan di industri,
seperti industri makanan dan minuman, industri obat-obatan dan
sebagainya. Berbagai macam material yang dapat dipindahkan terdiri dari
material kering (dry free-flowing) dan material bubuk (powdered material)
seperti semen, debu batubara, butiran, alumina, apatite concentrate, ashes,
kapas batubara bubuk, serbuk kayu gergajian, bahan katalis dan
sebagainya.
5. Overhead Conveyor
Overhead Conveyor terdiri dari bagian penarik (pulling member)
dengan troli, pembawa dan pemegang muatan, lintasan (track) overhead,
penggerak, pulli pembelok (turning pulley) dan lintasan pengarah (guided
rail). Bagian penarik biasanya terbuat dari rantai atau steel rope fleksibel
yang dapat naik turun dengan adanya lintasan pembelok (bent track) untuk
memindahkan muatan baik secara manual ataupun secara otomatis dari
motor penggerak.
6. Apron Conveyor
Apron conveyor disebut juga (scraper flight conveyor) terdiri dari
frame, pengggerak, take-up sprocket, apron/slat, travelling roller, feed
hopers, dan discharge spout. Apron conveyor digunakan untuk
memindahkan berbagai macam muatan curah dan satuan baik secara
8
horizontal maupun membentuk sudut inklinasi. Conveyor ini secara luas
digunakan di industri kimia, metalurgi, pertambangan batubara, industri
permesinan dan banyak industri lainnya. (Raharjo Rudianto,2012)
9
Pada umumnya banyak industri penggunaan konveyor
rantai elah berkurang selama 30 tahun yang lalu karena
dipertimbangkan pada pemeliharaan tinggi yang tidak sesuai.
Banyak masalah yang dihadapi meskipun demikian disebabkan
oleh ketidak cukupan engineering dan atraksi ekonomi besar
“penawaran rendah”. Hal ini terlihat begitu sederhana pembuat baja
kecil untuk erakit sistem konveyor rantai yang menggunakan
komponen standar murah.
Sistem konveyor yang dibuat dengan baik dengan komponen
kualitas tinggi terbuat dari baja logam campuran yang diperlakukan
panas atau ruangan yang tidak pasti murah. Peralatan harus di
diperhatikan secara hati-hati di tekankan pada material terhadap
material untuk ditangani terutama pada penggetaman pada mereka.
Program pemeliharaan preventive biasanya dapat menghindari
kerusakan tidak pada waktunya dan interupsi/gangguan pada proses
produksi.(Dicky Alamsyah,2018)
2.1.3.2 Poros
Poros adalah suatu bagian stasioner yang beputar, biasanya
berpenampang bulat dimana terpasang elemen-elemen seperti roda
gigi (gear), pulley, flywheel, engkol, sprocket dan elemen
pemindah lainnya. Poros bisa menerima beban lenturan, beban
tarikan, beban tekan atau beban puntiran yang bekerja sendiri-
sendiri atau berupa gabungan satu dengan lainnya.
10
Poros dalam sebuah mesin berfungsi untuk meneruskan tenaga
bersama-sama dengan putaran. Setiap elemen mesin yang berputar,
seperti cakara tali, puli sabuk mesin, piringan kabel, tromol kabel,
roda jalan dan roda gigi, dipasang berputar terhadap poros dukung
yang tetap atau dipasang tetap pada poros dukung yang berputar.
Contohnya sebuah poros dukung yang berputar, yaitu poros roda
keran pemutar gerobak. (Yogi Setiawan, 2017)
2.1.3.3Rantai
Rantai dengan sederhana didefinisikan rantai adalah untai
material yang fleksibel, biasanya metal di buat dari jenis jenis
elemen yang keras, biasanya disebut lingkaran, saling dikuncu atau
dihubungkan satu sama lain tetapi bebas untuk bergerak pada satu
atau banyak bidang.
Pada sejarah kuno yang lalu menggambarkan penggunaan
mereka seperti baterai entrace pelabuhan untuk memblok traffic
kapal.. Salah satu pekerjaan engineering pertama dilakukan di
Amerika Serikat adalah kontruksi dan pemasangan dari setiap
rantai menyilang.
Berikut jenis jenis rantai yang umum digunakan :
a. Rantai lingkaran yang dapat dilepaskan
Rantai ini adalah rantai lunak pertama yang
kembangkan adalah yang paling sederhana dari seluruh
rantai konveyor. Hal ini adanya rectagular dan memiliki
11
kaitan terbuka pada ujung yang di tutup pada yang
lain,kaitan pada suatu lingkaran menghubungkan atau
memasangkan dengan bar atau barrel pada lingkaran
berikutnya untuk membentuk untai rantai.
b. Rantai pintle kelas 400
Rantai ini dikembangkan untuk perbaikan rantai
pada rantai yang dapat dilepas tidak memiliki kontruksi
sambungan tertutup. Rantai pintle adalah juga lingkaran
balutan dengan berrel penuh pada satu ujung dan
terbukan pada yang lain, lingkaran kemudian
dipasangkan bersama-sama dengan paku keling baja
atau pemasangan pena,memberikan sambungan
tertutup. Rantai ini dipolakan pada dasarnya sama
dengan kisar seperti pada rantai yang dapat dilepaskan,
didalam rencana untuk bergerak atas sproket/roda rantai
yang sama.
c. Rantai penggilingan “H”
Adalah perbaikan lebih lanjut dari rantai pintle yang
pada dasarnya memiliki lingkaran offset yang sama
hubungan pena, tetapi memiliki peralatan pengunci
yang lebih baik untuk memegang pena ditempat untuk
mencegah pergerakan dan lebih lanjut memperata
seluruh pemakaian keperluan panjang melalui barrel.
Ditambahkan dibawah sisi adalah untuk memberikan
permukaan pemakaian luas untuk penarikan atas
pergerakan atau lembaga diantara gelombang-
gelombang.
d. Rantai tarikan “H”
Rantai ini dimodifikasi jenis penggilingan “H”tetapi
adalah lebih luas dan memiliki permukaan pemakaian
yang lebihpanjangb melalui barrel rantai. Pengarahan
muka laras adalah rata untuk menekan atau material
12
penarik pada saat punggung laras dibulatkan untuk
kontak lebih pantas dengan roda rantai. Rantai ini
memiliki permulaan penyorongan flat/datar luas dan
ditambahkan, memiliki pembawa pada untuk di
lindungi kepaala dari pena. Rantai ini cocok untuk
pelayanan konveyor tarikan.
e. Rantai tarikan “C”
Jenis kombinasi rantai tarikan ‘C” adalah sama
terhadap jenis ‘H” kecuali hal ini paada kekuatan yang
lenih tinggi, yang memiliki pena diameter yang lebi
besar dan terdiri dari lingkaran blok besi lunak yang
menghubungkan dengan sidebar baja. Rantai ini
tersedia pada kisar 5”, 6” dan 8” dengan kekuatan
pekerjaan 7000 lbs hingga 9300 lbs. (Dicky
Alamsyah,2018)
13
sprocket sepeda motor. Dari hasil penelitian diketahui penyebab
terjadinya variasi kualitas pada gear sprocket.Pada pengujian
kekerasan data hasil nilai kekerasan dengan metode vickers yang
sudah dirata – ratakan pada tiap – tiap benda uji. Untuk material
gear sprocket original nilai kekerasan rata – rata 118,95 HVN,
sedangkan gear sprocketLapisan polyurethane nilai kekerasan rata
– rata 426,7 HVN.
Pada foto struktur mikro gear sproket original seperti terlihat
pada struktur yang terbentuk adalah struktur ferrit (berwarna agak
terang atau putih) dengan butiran-butiran yang besar dan paling
dominan. Struktur perlite (berwarna agak gelap) juga terlihat dalam
struktur ini, dengan butiran-butiran yang agak besar dan sedikit.
Pada foto struktur mikro gear sproket Lapisan polyurethane seperti
terlihat struktur yang terbentuk adalah struktur ferrit (berwarna
agak terang atau putih) dengan butiran-butiran yang besar dan
paling dominan. Struktur perlite (berwarna agak gelap) juga
terlihat dalam sturktur ini, dengan butiran-butiran agak besar dan
sedikit. Kemudian struktur.Pada sturktur mikro diatas, struktur
ferrit terbentuk, karena kandungan unsur logam Fe yang sangat
banyak dan struktur ini bersifat lunak serta ulet. Berikutnya pada
fasa struktur perlite terbentuk oleh perpaduan struktur antara
struktur ferrit dan sementit, serta fasa struktur ini memiliki yang
ulet dan kekerasan yang cukup kuat. (Koos Sardjono, dkk,2007)
14
2.1.3.5 Bantalan bearing
Bantalan adalah elemen mesin yang menumpu poros berbeban ,
sehingga putaran atau gerak bolak balik dapat berlangsung secara
halus, aman, dan masa pemakaian dapat lebih lama. Bantalan harus
cukup kokoh untuk memungkinkan poros serta elemen lainnya
dapat bekerja dengan baik.
berdasarkan gerakan bantalan terhadap poros maka bantalan dapat
diklasifikasikan sebagai berikut :
1. Atas dasar gerakan bntalan terhadap poros
15
Gambar 2.5 Bantalan Poros
16
2.3 PERSAMAAN DASAR
Berikut ini merupakan rumus-rumus dasar yang di gunakan pada
perencanaan sistem konveyor pada mesin produksi air kemasan:
2.3.1 Berat beban konveyor
Penting untuk dilakukan perhitungan berat beban produk sebelum
melakukan perancangan, karena hal ini menentukan kemampuan dan
performa sebuah konveyor, sehingga untuk menentukan berat beban per
satuan panjang konveyor dapat menggunakan persamaan berikut :
k .q
q=
l
17
2.3.3 Berat papan dukung
Jenis papan dukung yang akan di gunakan adalah Guide Rail 65248M
dapat dilihat pada katalog produk, yang memiliki berat p = 0,7 kg/m.
Tetapi jika konveyor rantai menggunakan dua sisi papan dukung, seperti
konveyor yang digunkan pada tempat studi banding, dapat menggunakan
persamaan berikut :
qp’ = p . ( n.2 )
dimana : qp’= berat papan dukung per satuan panjang konveyor ( kg/m )
p = berat papan dukung ( kg/m )
n = jumlah baris rantai
18
Apabila rantai dibengkokkan saat melewati sebuah sproket, tegangan
rantai setelah melewati sproket tersebut adalah :
Ssi’ = K . Si
dimana : Ssi’ = tegangan rantai setelah melewati sproket ( kg )
K = 1,03 – 1,05 untuk α = 90o
1,05 – 1,07 untuk α = 180°
Si = tegangan rantai pada titik i ( kg )
S’ = Si. ew’.α
dimana : S’ = tegangan rantai setelah melewati papan dukung ( kg )
Si = tegangan rantai setelah kembali ke titik terakhir ( kg )
w’ = koefisien gesek
α = busur kontak ( radian ) (Agrian Rante dkk, 2013)
19
P=VxI
Dimana :
P = daya motor (watt)
V = tegangan (volt)
I = arus (ampere)
20
2.4 HIPOTESIS PENELITIAN
Berdasarkan hipotesis penelitian yang dilakukan, sistem konveyor
pada mesin air minum kemasan berbasis PLC akan menggunakan motor
listrik sebesar ½ hp dengan menyaluran putaran menggunakan rantai
dengan proses pengisian air sampai proses berakhir 1 line dengan 1 kali
pemberian 3x proses yaitu menempatan gelas plastik pada dies ,filling
cup,dan Cup Sealler yang diatur pada Programmble Logic Control (plc)
dengan dibantu sistem pneumatik disetiap proses pekerjaan yang lebih
efesien.
21
Gambar 2.3 Bagian dasar PLC
1. Input
Input yang akan masuk ke dalam CPU berupa signal dari
sensor atau tranducer. Signal sensor ini terdapat dua jenis,
yaitu: discrete signal dan analog signal. Discrete signal berupa
saklar biner dimana hanya sebuah ON atau OFF signal ( 1 atau
0, Benar atau salah), Contohnya: push button, limit switch dan
level sensor. Sedangkan analog signal menggunakan prinsip
rentang suatu nilai antara nol hingga skala penuh. Contohnya
dalam kehidupan sehari-hari adalah ketika Anda sedang
memutar volume speaker atau radio Anda. Rentang nilai dari
sensor ini akan diinterpretasikan sebagai nilai-nilai integer oleh
CPU PLC. CPU PLC pada saat ini sering menggunakan 16 bit
processor sehingga nilai integer nya memiliki rentang “-32768
hingga 32767”. Contoh dari analog signal ini adalah sensor
tekanan, sensor temperature dan sensor aliran. Analog signal
dapat berupa tegangan atau arus listrik dan nilai ini akan
diproposionalkan dengan nilai integer CPU, contohnya: sebuah
analog 0-5 V atau 4–20 mA akan di-konversikan menjadi nilai
integer 0 – 32767.
2. CPU
Semua aktivitas atau pemprosesan data yang diambil dari
sensor (data input) terjadi pada Central Processing Unit (CPU).
22
CPU ini memiliki tiga bagian utama, yaitu: Processor, Memory
System dan System Power Supply.
3. Output
Hasil pemrosesan data yang diolah pada CPU akan berupa
signal keluaran digital yang dikirim ke modul output untuk
menjalankan actuator. Actuator ini dapat berupa motor listrik,
solenoid, heater, led display, injector, heater, pompa dan lain-
lain. Actuator ini akan berfungsi sesuai instruksi dari CPU, jika
pada CPU telah di-program timer ON dari lampu selama dua
detik maka lampu pada aktuator akan menyala selama dua detik
dan kemudian setelah dua detik lampu akan OFF.
23
Gambar 2.5 sistem kerja PLC
24
Memori didalam PLC digunakan
untuk menyimpan data dan program. Secara fisik, memori
ini berupa chip dan untuk pengaman dipasang baterai back-
up pada PLC. Unit memori ini sendiri dapat dibedakan atas
2 jenis, yaitu:
a.Volatile Memory
adalah suatu memori yang apabila sumber
tegangannya dilepas maka data yang tersimpan akan
hilang .Karena itu memori jenis ini bukanlah media
penyimpanan permanen. Untuk penyimpanan data
dan program dalam jangka waktu yang lebih lama
maka memori ini harus mendapat daya terus-
menerus.hal ini biasanya dilakukan dengan
menggunakan baterai.Ada beberapa jenis memori
volatil yaitu RAM (Random Access Memory), SRAM
(Static RAM) dan DRAM(Dynamics RAM).
b. Non-Volatile Memory
merupakan kebalikan Volatile Memory yaitu suatu
memori yang meski sumber tegangan dilepas data
yang tersimpan tidak akan hilang.Salah satu jenis
memori ini adalah ROM (Read Only Memory).
Memori jenis ini hanya dapat dibaca saja dan tidak
dapat di tambah ataupun dirubah. Isi dari ROM
berasal dari pabrik pembuatnya yang berupa sistem
operasi dan terdiri dari program-program pokok yang
diperlukan oleh sistem PLC.
Untuk mengubah isi dari Rom maka diperlukan
memori jenis : EPROM (Erasable Programmable
ROM) yang dapat dihapus dengan mengekspos chip
pada cahaya ultra violet pekat.
25
Unit power supply atau unit catu daya diperlukan untuk
mengkonversi tegangan masukan AC (220Volt ~
50Hz)atau DC (24Volt) sumber menjadi tegangan
rendah DC 5 Volt yang dibutuhkan oleh prosesor dan
rangkaian-rangkaian dalam input/output interface.Kegagalan
dalam pemenuhan tegangan oleh power suply dapat
menyebabkan kegagalan operasi PLC. Untuk itu diperlukan
adanya baterai cadangan dengan tujuan agar pada saat
voltage=dropping, data yang ada pada memori tidak hilang.
4. Unit Programmer
Komponen programmer merupakan alat yang
digunakan untuk berkomunikasi dengan PLC. Programmer
mempunyai beberapa fungsi yaitu :
a. RUN, untuk mengendalikan suatu proses saat
program dalam keadaan aktif.
b. OFF, untuk mematikan PLC sehingga program
dibuat tidak dapat dijalankan.
c. MONITOR, untuk mengetahui keadaan suatu
proses yang terjadi dalam PLC.
d. PROGRAM, menyatakan suatu keadaan dimana
programmer/ monitor digunakan untuk membuat
suatu program.
26
masing point input/output memiliki sebuah alamat spesifik
yang dapat digunakan oleh CPU untuk mengaksesnya
a. Perangkat Input
Pada PLC, perangkat input biasanya digunakan
untuk perangkat-perangkat digital dan analog, seperti
saklar mekanis, potensiometer, termistor, strain gauge,
dan thermocoupler.Beberapa perangkat tambahan tadi
bertindak sebagai sensor, yang nantinya akan
menghasilkan output digital(discrete), yaitu kondisi
‘ON(1)’/’OFF(2)’, dan dapat dihubungkan dengan
mudah ke port-port input PLC.Sensor-sensor yang
menghasilkan sinyal-sinyal analog harus terlebih dahulu
diubah(diconvert) menjadi sinyal-sinyal digital sebelum
dihubungkan ke port-port PLC.Contoh beberapa sensor
yang umum digunakan yaitu:
a) Saklar-saklar mekanik
b) Saklar-saklar jarak(proximity switch)
c) Sensor-sensor suhu
d) Straingauge
b. Perangkat Output
Port-port pada output sebuah PLC dapat berupa tipe
relay atau tipe isolator-optik dengan transistor atau tipe
triac, bergantung pada perangkat yang dihubungkan
kepadanya, yang akan dikendalikan. Umumnya, sinyal
digital dari salah satu kanal output sebuah PLC
digunakan untuk mengendalikan sebuah aktuator yang
pada saatnya mengendalikan suatu proses. Istilah
aktuator sendiri digunakan untuk perangkat yang dapat
mengubah sinyal listrik menjadi gerakan-gerakan
mekanis untuk mengendalikan proses. Berikut ini
beberapa contohnya:
27
a) Kontaktor
b) Motor
c) Motor Stepper
d) Katup-katup kontrol direksional
28
Dalam industri-industti yang ada sekarang ini, kehadiran PLC
sangat dibutuhkan terutama untuk mengendalikan suatu sistem
Dengan menggunakan PLC akan diperoleh banyak keuntungan
diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Fleksibel
Pada masa lalu, tiap perangkat elektronik yang berbeda
dikendalikan dengan pengendalannya masing-masing. Misal
sepuluh mesin membutuhkan sepuluh pengendali tetapi kini
hanya dengan satu PLC, kesepuluh mesin tersebut dapat
dijalankan dengan programmya masing- masing.
2. Perubahan dan Pengkoreksian Kesalahan sistem lebih mudah
Bila salah satu sistem akan diubah atau dikoreksi, maka
pengubahnya hanya dilakukan pada program yang terdapat di
komputer, dalam waktu yang relatif singkat, setelah itu di
download ke PLC-nya. Apabila tidak menggunakan
PLC,misalnya relay, maka perubahannya dilakukan dengan
cara mengubah pengkabelannya, Cara ini mebutuhkan waktu
yang cukup lama.
3. Jumah Kontak yang Banyak
Jumlah kontak yang dimiliki oleh PLC pada masing-masing
coil lebih banyak darpada kontak yang dimiliki oleh sebuah
relay.
4. Harganya Lebih Murah
PLC mampu menyederhanakan banyak pengkabelan
dibandingkan dengan sebuah relay. Maka harga dari sebuah
PLC lebih murah dibandingkan dengan harga beberapa buah
relay yang mampu melakukan pengkabelan dengan jmnlah
yang sama dengan sebuah PLC. PLC mencakup relay,
timers,counter, squence, dan berbagai fingsi lainnya.
5. Kecepatan Operasi
29
Kecepatan operasi PLC lebih cepat dibandingkan dengan
relay. Kecepatan PLC diteruskan dengan waktu scannya dalam
satuan milisecond.
6. Sifatnya Tahan Uji
Solid state device lebih tahan uji dbandingkan dengan relay
dan timer rnekanik atau elektrik, PLC rnerupakan solid state
device sehingga bersifat lebh tahan uji.
7. Menyederhanakan Komponen-Komponen Sistem Kontrol
Dalam PLC juga terdapat counter, relay dan kornponen-
komponen lainnya, sehingga tidak mernbutuhkan counter,timer
ataupun kornponen-kornponen lainnya sebagai peralatan
tambahan.
3. Pertimbangan Lingkungan
Dalam suatu pemrosesan, lingkungan mungkin
mengalami pemanasan yang tinggi, vibrasi yang kontak
30
langsung dengan alat-alat elektronik di dalam PLC
sehingga tidak berfungsi optimal.
4. Operasi Dengan Rangkaian yang Tetap
Jika rangkaian pada sebuah operasi tdak diubah
maka penggunaan PLC lebih mahal dibanding dengan
peralatan kontrol lainya. PLC akan rnenjadi lebih efektif
bila program pada proses tersebut di upgrade secara
periodik.
31
ladder line (garis tangga). Peraturan secara umum di dalam
menggambarkan program ladder dagram adalah :
1. Daya mengalir dari rel kiri ke rel kanan
2. Output koil tidak boleh dihubungkan secara langsung di rel
sebelah kiri
3. Tidak ada kontak yang diletakkan disebelah kanan output
coil
4. Hanya diperbolehkan satu output koil pada ladder line.
Dengan diagram ledder, peraturan diatas dipresentasikan
menjadi.
32
Rangkaian yang bersifat mengingat kondisi sebeumnya
seringkali dibutuhkan dalarn kontrol logic. Pada rangkaan ini hasil
33
Tabel 2.2 Tabel Kebenaran Logika AND
2.4 Pneumatik
Pneumatik merupakan teori atau pengetahuan tentang udara yang
bergerak, keadaan-keadaan keseimbangan udara dan syarat-syarat
keseimbangan. Perkataan pneurnatik berasal bahasa Yunarti " pneuma "
yang berarti "napas" atau "udara". Jadi pneumatik berarti terisi udara atau
digerakkan oleh udara mampat. Pneumatik merupakan cabang teori aliran
atau mekanika fluida dan tidak hanya meliputi peneliian aliran-aliran udara
mealui suatu sistem saluran,yang terdiri atas pipa-pipa, selang-selang, gawai
dan sebagainya, tetapi juga aksi dan penggunaan udara mampat.
Pneumatik menggunakan hukum-hukurn aeromekanika, yang
menentukan keadaan keseimbangan gas dan uap (khususnya udara atmosfir)
dengan adanya gaya-gaya liar (aerostatika) dan teori aliran (aerodinamika).
Pneumatik dalam peaksaraan teknik udara mampat dalam industri
merupakan ilmu pengetaluan dari semua proses mekanik dimana udara
memindahkan suatu gaya atau gerakan, Jadi pneumatik meliputi semua
komponen mesin atau peralatan, dalam mana terjadi proses-proses
34
pneumatik. Dalam bidang kejuruan teknik pneumatik dalam pengertian yang
lebih sempit lagi adalah teknik udara mampat ( udara bertekaran),
Gambar 2.10
Kompresor.
35
2. Regulator & Gauge
Kedua alat tersebut menjadi komponen wajib di setiap
sistem pneumatik. Regulator adalah komponen yang berfungsi
untuk mengatur supply udara terkompresi masuk ke sisptem
pneumatik. Sedangkan gauge berfungsi sebagai penunjuk besar
tekanan udara di dalam sistem. Keduanya dapat berupa sistem
mekanis maupun elektrik.
36
fungsi konektor adalah untuk menyambungkan atau
menjepit konduktor (selang atau pipa) agar tersambung
erat dengan konduktor yang digunakan. Berikut jensi
-jenis konektor yang digunakan.
37
yaitu mengaktifkan aktuator maju atau mengembalikan
aktuator pada posisi semula.
c. Katup kontrol tekanan,
Katup ini digunakan untuk mengatur tekanan udara yang
masuk kedalam sistem peneumatik, katup ini bekerja pada
batas tekanan tertentu.Katup penengatur tekanan ini berfungsi
untuk mengatur tekanan agar penggerak pneumatik dapat
bekerja sesuai dengan tekanan yang diharapkan. bila tekanan
melewati batas yang diperlukan, katup tersebut akan
terbuka secara otomatis untuk mengeluarkan udara agar
tekanan yang diperlukan tidak berlebihan.
Tabel 2.4 Simbol dan gambar katup penggerak
5. Solenoid Valve
Solenoid Valve adalah aktuator yang memanfaatkan udara
bertekanan menjadi gerakan mekanik. Dengan memberikan
udara bertekanan pada sisi permukaan piston sesuai dengan
gerak pistonnya.
38
Gambar 2.14 Solenoid Valve
ruangan.
Gambar 2.15 ilustrasi Hukum pascal
39
dengan;
P = Tekanan (Kpa)
F = Gaya (N)
A = Luas (cm²)
dengan;
P = Tekanan (Kpa)
F = Gaya (N)
A = Luas (cm²)
2. Hukum Boyle
Hukum Boyle Mariotte menyatakan “pada
temperatur konstan, volume (V) gas berbanding terbalik
40
dengan; P = Tekanan (Kpa) V = Volueme (m³)
41
π
( F+ R )❑=( × d)× p
4
d. Debit Kompresor
(Hartono, 1998)
Perhitungan debit kompresor diperlukan untuk
menghitung berapa jumlah udara yang diperlukan.
Perhitungan tersebut akan digunakan untuk
mendapatkan nilai daya kompressor yang sesuai untuk
system.
e. Konsumsi udara
Pada sistem pneumatic harus diperhitungkan
konsumsi udara yang akan digunakan pada saat maju dan
turun. Perhitungan konsumsi udara berguna untuk
memperhitungkan kapasitas udara yang harus
42