Anda di halaman 1dari 38

BAB II

STUDI LITERATUR

2.1 TINJAUAN PUSTAKA

Pada umumnya alat industri yang biasa kita sebut Conveyor merupakan
suatu mesin pemindah bahan yang umumnya dipakai dalam industri
perakitan maupun industri proses untuk mengangkut bahan produksi
setengah jadi maupun hasil produksi dari satu bagian ke bagian yang lain.
Ada dua jenis material yang dapat dipindahkan, yaitu muatan curah (bulk
load) dan muatan satuan (unit load). Contoh muatan curah, misalnya
batubara, biji besi, tanah liat, batu kapur dan sebagainya. Muatan satuan,
misalnya: plat baja bentangan, unit mesin, block bangunan kapal dan
sebagainya.
Conveyor dapat ditemukan dalam berbagai jenis keadaan di suatu
industri. Conveyor digunakan untuk memindahkan material atau hasil
produksi dalam jumlah besar dari suatu tempat ke tempat lain. Conveyor
mungkin memiliki panjang beberapa kilometer atau mungkin beberapa
meter tergantung jenis aplikasi yang diinginkan. (Rudianto Raharjo,2012)
Konveyor rantai terutama cocok untuk sistem konveyor yang
membutuhkan penutupan sempurna untuk menahan debu, seksi penyilangan
kecil, kemampuan penahanan atau pengisian berlipat atau sedang,
kombinasi horizontal dan garisedar vertikal, penanganan material pada
temperatur tinggi tetapi membutuhkan keamanan yang diperbaiki oleh
pabrik.
Pada banyak industri, pengunaan konveyor rantai telah berkurang
selama 30 tahun yang lalu karena dipertimbangkan pada pemiliharaan tinggi
yang tidak pantas. Banyak masalah yang dihadapi meskipun demikian di
sebabkan oleh ketidak cukupan engineering dan atraksi ekonomi besar
“penawaran rendah“. Hal ini terlihat begitu sederhana untuk pembuat baja

5
kecil untuk merakit sistem konveyor rantai yang menggunakan komponen
standar murah.
Sistem konveyor yang dibuat dengan baik dengan komponen kwalitas
tinggi terbuat dari baja logam campuran yang diperlakukan panas atau
tuangan yang tidak pasti murah. Peralatan haruslah dengan hati-hati
ditekankan pada material terhadap marerial untuk ditangani terutama pada
penggetaman pada mereka. Program pemeliharaan preventive biasanya
dapat menghindari kerusakan tidak pada waktunya dan interupsi/ ganguan
pada proses produksi.
Walaupun pembahasan adalah pada konveyor dari pada feeder/
pengisian, hal ini penting dimana jelas berbeda antara feeder/pengisian
dengan konveyor /transport, karena hal ini akan memiliki pengaruh yang
diumumkan pada pembebanan rantai dan kalkulisasi perencanaan.
Feeder adalah digunakan untuk mengatur atau untuk mengukur aliran
material penting dari bawah unit penyimpanan seperti gerobak, bin (tempat
penyimpanan barang), silo atau stocpile. Sebuah konveyor adalah digunakan
untuk membawa, menarik, garufan atau mengerakan material yang
dikirimkan ke konveyor melalu feeder. (Ahmad Dony Mutiara Bahtiar,
2017)

2.2 LANDASAN TEORI

Dalam merencanakan atau menganalisa sebuah mesin, diperlukan


pemahaman dari topik atau pembahasan yang akan dibahas. Beberapa
pemahaman dari topik yang akan dibahas bisa berupa penjelasan. Berikut
ini dijelaskan beberapa pengertian dari Analisa yang akan dibuat pada
penelitian ini.
Konveyor berasal dari kata “convoy” yang artinya berjalan bersama
dalam suatu grup besar. konveyor berfungsi mengangkut suatu barang
dalam jumlah besar dan dapat melintasi jarak yang diberikan. Konveyor
telah banyak dipakai industri di seluruh dunia untuk menghemat waktu
dalam mencapai jarak pengangkutan serta menghemat tenaga manusia.
Table top chain conveyor adalah merupakan salah satu jenis chain

6
conveyor yang banyak dipakai dalam industri minuman botol untuk
pengisian botol minuman. Pressless combiner conveyor adalah konveyor
yang dapat melakukan transfer produk dari multi lines conveyor menuju
single line conveyor. Konveyor ini berfungsi untuk mengatur pengurangan
tekanan yang disebabkan oleh rentetan produk (botol minuman) diatas
konveyor akibat tumbukan antar produk yang terjadi akibat adanya
penyempitan jalur produksi konveyor.( Agrian Rante dkk, 2013 ).

2.1.1 Jenis-jenis konveyor


Berdasarkan beberapa konveyor yang di gunakan di kalangan
industri berikut jenis-jenis dibawah ini :
1. Bucket Conveyor
Bucket conveyor berfungsi untuk menaikkan muatan curah (bulk
loads) secara vertikal atau dengan kemiringan (incline) lebih dari 70º dari
bidang datar. Bucket conveyor terdiri dari puli atau sprocket penggerak,
bucket yang berputar mengelilingi sprocket atas dan bawah, bagian
penggerak, pengencang (take-up), casing dan transmisi penggerak. Bucket
conveyor khusus untuk mengangkat berbagai macam material yang
berbentu serbuk, butiran-butiran kecil dan bongkahan.

2. Roller Conveyor
Roller conveyor adalah mesin pemindah bahan jenis pemindah muatan
satuan menggunakan roller (gelondongan) yang berputar secara terus-
menerus. Roller conveyor merupakan sistem mesin pemindah bahan yang
menangani material satu per satu. Berdasarkan jenis penggeraknya, roller
conveyor dibedakan atas gravity rollers (unpowered roller conveyor) dan
powered roller conveyor.

3. Screw Conveyor
Screw conveyor biasanya terdiri dari poros yang terpasang screw yang
berputar dalam trough dan unit penggerak. Pada saat screw berputar,
material dimasukkan melalui feeding hopper ke screw yang bergerak maju

7
akibat daya dorong (thrust) screw. Poros dan screw berputar sepanjang
rumah (casing) lintasan berbentuk U (U-shaped). Material yang
dipindahkan diisikan ke dalam trough oleh satu atau lebih cawan pengisi
(feed hopper). Bahan dikeluarkan pada ujung trough atau bukaan bawah
trough.

4. Pneumatic Conveyor
Pneumatic conveyor atau disebut juga konveyor udara berfungsi untuk
memindahkan muatan curah (bulk load) di dalam suatu aliran udara yang
bergerak melalui pipa (duct). Prinsip umum semua jenis pemindahan
pneumatik adalah gerak dipindahkan ke bahan oleh aliran udara yang
bergerak sangat cepat. Pneumatic conveyor banyak digunakan di industri,
seperti industri makanan dan minuman, industri obat-obatan dan
sebagainya. Berbagai macam material yang dapat dipindahkan terdiri dari
material kering (dry free-flowing) dan material bubuk (powdered material)
seperti semen, debu batubara, butiran, alumina, apatite concentrate, ashes,
kapas batubara bubuk, serbuk kayu gergajian, bahan katalis dan
sebagainya.

5. Overhead Conveyor
Overhead Conveyor terdiri dari bagian penarik (pulling member)
dengan troli, pembawa dan pemegang muatan, lintasan (track) overhead,
penggerak, pulli pembelok (turning pulley) dan lintasan pengarah (guided
rail). Bagian penarik biasanya terbuat dari rantai atau steel rope fleksibel
yang dapat naik turun dengan adanya lintasan pembelok (bent track) untuk
memindahkan muatan baik secara manual ataupun secara otomatis dari
motor penggerak.
6. Apron Conveyor
Apron conveyor disebut juga (scraper flight conveyor) terdiri dari
frame, pengggerak, take-up sprocket, apron/slat, travelling roller, feed
hopers, dan discharge spout. Apron conveyor digunakan untuk
memindahkan berbagai macam muatan curah dan satuan baik secara

8
horizontal maupun membentuk sudut inklinasi. Conveyor ini secara luas
digunakan di industri kimia, metalurgi, pertambangan batubara, industri
permesinan dan banyak industri lainnya. (Raharjo Rudianto,2012)

2.1.2 Prinsip Kerja konveyor


Konveyor merupakan salah satu alat bantu atau jenis transportasi
dalam pabrik yang digunakan untuk memindahkan bahan di antara unit
proses yang langsung terlibat dalam produksi, memindahkan produk dari
unit produksi menuju gudang serta membawa produk ke tempat dimana
produk tersebut akan dikirim ke tempat lain/keluar dari pabrik ataupun
sebaliknya sesuai dengan kebutuhan di pabrik tersebut. Konveyor juga
menentukan kelancaran hubungan antara suatu departemen dengan
departemen yang lain dan menentukan kelancaran kerja pada umumnya.
Jadi konveyor memastikan adanya suatu aliran produksi yang tetap dan
bersifat kontinu.

2.1.3 Komponen-komponen Konveyor


Konveyor memiliki beberapa komponen yang penting untuk
membatu kinerja konveyor tersebut unit yaitu :
2.1.3.1Konveyor rantai
Konveyor rantai adalah konveyor dimana rantainya tidak
terputus dari jenis seluruh konveyor yang melakukan tarikan dari
unit penggerak dari pada beberapa penelitian hasil pembawa beban
untuk transport. Material/bahan besar dapat di bawa secara
langsung pada rantai, pada pencantelan khusus yang dikatkan pada
rantai baik untuk pengangkatan yang dtekan atau digandeng oleh
rantai atau dapat di tekan/ditarik oleh rantai dengan pencantelan
khusus pada rantai
Konveyor rantai terutama cocok untuk sistem konveyor yang
membutuhkan penutupan sempurna untuk menahan debu,
penanganan material pada temperatur tinggi tetapi membutuhkan
keamanan yang diperbaiki oleh pabrik.

9
Pada umumnya banyak industri penggunaan konveyor
rantai elah berkurang selama 30 tahun yang lalu karena
dipertimbangkan pada pemeliharaan tinggi yang tidak sesuai.
Banyak masalah yang dihadapi meskipun demikian disebabkan
oleh ketidak cukupan engineering dan atraksi ekonomi besar
“penawaran rendah”. Hal ini terlihat begitu sederhana pembuat baja
kecil untuk erakit sistem konveyor rantai yang menggunakan
komponen standar murah.
Sistem konveyor yang dibuat dengan baik dengan komponen
kualitas tinggi terbuat dari baja logam campuran yang diperlakukan
panas atau ruangan yang tidak pasti murah. Peralatan harus di
diperhatikan secara hati-hati di tekankan pada material terhadap
material untuk ditangani terutama pada penggetaman pada mereka.
Program pemeliharaan preventive biasanya dapat menghindari
kerusakan tidak pada waktunya dan interupsi/gangguan pada proses
produksi.(Dicky Alamsyah,2018)

Gambar 2.1 Konveyor rantai

2.1.3.2 Poros
Poros adalah suatu bagian stasioner yang beputar, biasanya
berpenampang bulat dimana terpasang elemen-elemen seperti roda
gigi (gear), pulley, flywheel, engkol, sprocket dan elemen
pemindah lainnya. Poros bisa menerima beban lenturan, beban
tarikan, beban tekan atau beban puntiran yang bekerja sendiri-
sendiri atau berupa gabungan satu dengan lainnya.

10
Poros dalam sebuah mesin berfungsi untuk meneruskan tenaga
bersama-sama dengan putaran. Setiap elemen mesin yang berputar,
seperti cakara tali, puli sabuk mesin, piringan kabel, tromol kabel,
roda jalan dan roda gigi, dipasang berputar terhadap poros dukung
yang tetap atau dipasang tetap pada poros dukung yang berputar.
Contohnya sebuah poros dukung yang berputar, yaitu poros roda
keran pemutar gerobak. (Yogi Setiawan, 2017)

Gambar 2.2 Poros bantalan

2.1.3.3Rantai
Rantai dengan sederhana didefinisikan rantai adalah untai
material yang fleksibel, biasanya metal di buat dari jenis jenis
elemen yang keras, biasanya disebut lingkaran, saling dikuncu atau
dihubungkan satu sama lain tetapi bebas untuk bergerak pada satu
atau banyak bidang.
Pada sejarah kuno yang lalu menggambarkan penggunaan
mereka seperti baterai entrace pelabuhan untuk memblok traffic
kapal.. Salah satu pekerjaan engineering pertama dilakukan di
Amerika Serikat adalah kontruksi dan pemasangan dari setiap
rantai menyilang.
Berikut jenis jenis rantai yang umum digunakan :
a. Rantai lingkaran yang dapat dilepaskan
Rantai ini adalah rantai lunak pertama yang
kembangkan adalah yang paling sederhana dari seluruh
rantai konveyor. Hal ini adanya rectagular dan memiliki

11
kaitan terbuka pada ujung yang di tutup pada yang
lain,kaitan pada suatu lingkaran menghubungkan atau
memasangkan dengan bar atau barrel pada lingkaran
berikutnya untuk membentuk untai rantai.
b. Rantai pintle kelas 400
Rantai ini dikembangkan untuk perbaikan rantai
pada rantai yang dapat dilepas tidak memiliki kontruksi
sambungan tertutup. Rantai pintle adalah juga lingkaran
balutan dengan berrel penuh pada satu ujung dan
terbukan pada yang lain, lingkaran kemudian
dipasangkan bersama-sama dengan paku keling baja
atau pemasangan pena,memberikan sambungan
tertutup. Rantai ini dipolakan pada dasarnya sama
dengan kisar seperti pada rantai yang dapat dilepaskan,
didalam rencana untuk bergerak atas sproket/roda rantai
yang sama.
c. Rantai penggilingan “H”
Adalah perbaikan lebih lanjut dari rantai pintle yang
pada dasarnya memiliki lingkaran offset yang sama
hubungan pena, tetapi memiliki peralatan pengunci
yang lebih baik untuk memegang pena ditempat untuk
mencegah pergerakan dan lebih lanjut memperata
seluruh pemakaian keperluan panjang melalui barrel.
Ditambahkan dibawah sisi adalah untuk memberikan
permukaan pemakaian luas untuk penarikan atas
pergerakan atau lembaga diantara gelombang-
gelombang.
d. Rantai tarikan “H”
Rantai ini dimodifikasi jenis penggilingan “H”tetapi
adalah lebih luas dan memiliki permukaan pemakaian
yang lebihpanjangb melalui barrel rantai. Pengarahan
muka laras adalah rata untuk menekan atau material

12
penarik pada saat punggung laras dibulatkan untuk
kontak lebih pantas dengan roda rantai. Rantai ini
memiliki permulaan penyorongan flat/datar luas dan
ditambahkan, memiliki pembawa pada untuk di
lindungi kepaala dari pena. Rantai ini cocok untuk
pelayanan konveyor tarikan.
e. Rantai tarikan “C”
Jenis kombinasi rantai tarikan ‘C” adalah sama
terhadap jenis ‘H” kecuali hal ini paada kekuatan yang
lenih tinggi, yang memiliki pena diameter yang lebi
besar dan terdiri dari lingkaran blok besi lunak yang
menghubungkan dengan sidebar baja. Rantai ini
tersedia pada kisar 5”, 6” dan 8” dengan kekuatan
pekerjaan 7000 lbs hingga 9300 lbs. (Dicky
Alamsyah,2018)

Gambar 2.3 Rantai Konveyor


2.1.3.4 Sproket
Roda bergerigi yang berpasangan dengan rantai, track, atau
benda panjang yang bergerigi lainnya.Faktor penyebab aus nya
gear pada motor di sebab kan dia menarik beban besar secara terus
menerus namun pelicin sporcket dan gear tidak ada atau
kurang.Shingga dengan solusi untuk melapisi polyurethane pada
gear maka di dalam kelemahan-kelemahan gear sprocket akan di
dapat solusi nya.namun di sini belum tahu seberapa jauh kekuatan
bahan yang di gunakan pada lapisan polyurethane pada gear

13
sprocket sepeda motor. Dari hasil penelitian diketahui penyebab
terjadinya variasi kualitas pada gear sprocket.Pada pengujian
kekerasan data hasil nilai kekerasan dengan metode vickers yang
sudah dirata – ratakan pada tiap – tiap benda uji. Untuk material
gear sprocket original nilai kekerasan rata – rata 118,95 HVN,
sedangkan gear sprocketLapisan polyurethane nilai kekerasan rata
– rata 426,7 HVN.
Pada foto struktur mikro gear sproket original seperti terlihat
pada struktur yang terbentuk adalah struktur ferrit (berwarna agak
terang atau putih) dengan butiran-butiran yang besar dan paling
dominan. Struktur perlite (berwarna agak gelap) juga terlihat dalam
struktur ini, dengan butiran-butiran yang agak besar dan sedikit.
Pada foto struktur mikro gear sproket Lapisan polyurethane seperti
terlihat struktur yang terbentuk adalah struktur ferrit (berwarna
agak terang atau putih) dengan butiran-butiran yang besar dan
paling dominan. Struktur perlite (berwarna agak gelap) juga
terlihat dalam sturktur ini, dengan butiran-butiran agak besar dan
sedikit. Kemudian struktur.Pada  sturktur mikro diatas, struktur
ferrit terbentuk, karena kandungan unsur logam Fe yang sangat
banyak dan struktur ini bersifat lunak serta ulet. Berikutnya pada
fasa struktur perlite terbentuk oleh perpaduan struktur antara
struktur ferrit dan sementit, serta fasa struktur ini memiliki yang
ulet dan kekerasan yang cukup kuat. (Koos Sardjono, dkk,2007)

Gambar 2.4 Sproket Konveyor

14
2.1.3.5 Bantalan bearing
Bantalan adalah elemen mesin yang menumpu poros berbeban ,
sehingga putaran atau gerak bolak balik dapat berlangsung secara
halus, aman, dan masa pemakaian dapat lebih lama. Bantalan harus
cukup kokoh untuk memungkinkan poros serta elemen lainnya
dapat bekerja dengan baik.
berdasarkan gerakan bantalan terhadap poros maka bantalan dapat
diklasifikasikan sebagai berikut :
1. Atas dasar gerakan bntalan terhadap poros

a. Bantalan gelinding. Pada bantalan ini terjadi gesekan


bergelinding antara bagian yang berputar dengan bagian
yang diam melalui elemen gelinding seperti bola
(peluru),roll jarum dan roll bulat
b. Bantalan peluncur. Pada bantalan ini terjadi gesekan
luncur antara poros dan bantalan permukaan poros di
tempu oleh permukaan bantalan dengan perantara
lapisan pelumas.
2. Atas dasar arahbeban terhadap poros
a. Bantalan radial . Arah beban yang di tumpu bantalan ini
adalah tegak lurus sumbu poros
b. Bantalan axial. Arah beban bantalan ini sejajar dengan
sumbu poros
c. Bantalan Gelinding khusus. Bantalan ini dapat
menumpu beban yang arahnya sejajar dan tegak lueus
sumbu poros. Adapun perbandingan antara bantalan
luncur dengan bantalan gelinding yaitu bantalan luncur
mampu menumpu poros berputaran tinggi dengan beban
besar,sedang bantalan gelinding lebih cocok untuk
beban kecil daripada bantalan luncur, tergantung pada
bentuk elemen gelindingnya. (Ahmad Fahrurrozi,2018)

15
Gambar 2.5 Bantalan Poros

2.1.3.6 Motor listrik


Motor listrik adalah alat untuk mengubah energi listrik menjadi
energi mekanik. Alat yang berfungsi sebaliknya, mengubah energi
mekanik menjadi energi listrik disebut generator atau dinamo. Pada
motor listrk tenaga listrik diubah menjadi tenaga mekanik .
Perubahan ini dilakukan dengan mengubah tenaga listrik menjadi
magnet yang disebut sebagai elektro magnit. Sebagaimana kita
ketahui bahwa kutub-kutub dari magnet yang senama akan tolak-
menolak dan kutub-kutub tidak senama.tarik-menarik. Maka kita
dapat memperoleh gerakan jika menempatkan sebuah magnet pada
sebuah poros yang berputar, dan magnet yang lain pada suatu
kedudukan yang tetap.(Dicky Alamsyah,2018)

Gambar 2.6 Motor Listrik

16
2.3 PERSAMAAN DASAR
Berikut ini merupakan rumus-rumus dasar yang di gunakan pada
perencanaan sistem konveyor pada mesin produksi air kemasan:
2.3.1 Berat beban konveyor
Penting untuk dilakukan perhitungan berat beban produk sebelum
melakukan perancangan, karena hal ini menentukan kemampuan dan
performa sebuah konveyor, sehingga untuk menentukan berat beban per
satuan panjang konveyor dapat menggunakan persamaan berikut :

Berat beban per panjang satuan konveyor, q :

k .q
q=
l

dimana : q = berat beban per panjang satuan konveyor ( kg/m )


k = jumlah produk
q’ = berat produk ( kg )
L = panjang konveyor ( m )

2.3.2 Berat rantai konveyor


Berat rantai memiliki ukuran yang berbeda-beda tergantung dari
jenis dan fungsinya. Seperti pada jenis konveyor lurus dan konveyor
berbelok. Berikut ini kedua macam jenis rantai dan berat masing-masing :
Jenis rantai seri KSU tipe LF 880-K325, untuk konveyor lurus = 0,89 kg/m
Jenis rantai seri KSU tipe LF 882 TAB-K325, untuk konveyor lurus = 1,86
kg/m
Jenis rantai seri KSU tipe HFP 880 TAB BOT-K325, untuk konveyor
berbelok = 0,96 kg/m

Untuk menentukan berat rantai per satuan panjang konveyor ( q p )


dapat menggukan persamaan sebagai berikut :
qb = b . n
dimana : qb = berat rantai per satuan panjang konveyor ( kg/m )
b = berat rantai ( kg/m )
n = jumlah baris rantai

17
2.3.3 Berat papan dukung
Jenis papan dukung yang akan di gunakan adalah Guide Rail 65248M
dapat dilihat pada katalog produk, yang memiliki berat p = 0,7 kg/m.
Tetapi jika konveyor rantai menggunakan dua sisi papan dukung, seperti
konveyor yang digunkan pada tempat studi banding, dapat menggunakan
persamaan berikut :

qp’ = p . ( n.2 )
dimana : qp’= berat papan dukung per satuan panjang konveyor ( kg/m )
p = berat papan dukung ( kg/m )
n = jumlah baris rantai

2.3.4 Berat roda antar


Roda antar yang digunakan pada perancangan adalah roda tipe K 325
Berat roda antar per panjang satuan konveyor, qp” :
Qq ' . n
qp” =
l
dimana :qp” = berat roda antar per panjang satuan konveyor ( kg/m )
Qq = berat roda antar ( kg )
n = jumlah baris rantai
= jarak antar roda ( m ) = 0,4 m ( jarak desain )

2.3.5 Tegangan rantai


Tegangan rantai pada suatu titik tertentu ( mengikuti arah gerak
rantai ), dapat diketahui dengan menggunakan persamaan berikut :

Si = ( qb + qp" ) L(1-i) . w'


dimana : Si = tegangan pada titik i (kg)
qb = berat rantai per panjang satuan konveyor ( kg/m )
qp" = berat roda antar per satuan panjang konveyor ( kg/m )
L(1-i) = panjang konveyor dari titik 1 - i ( m )
w' = koefisien gesek

18
Apabila rantai dibengkokkan saat melewati sebuah sproket, tegangan
rantai setelah melewati sproket tersebut adalah :
Ssi’ = K . Si
dimana : Ssi’ = tegangan rantai setelah melewati sproket ( kg )
K = 1,03 – 1,05 untuk α = 90o
1,05 – 1,07 untuk α = 180°
Si = tegangan rantai pada titik i ( kg )

Apabila rantai telah kembali ke titik terakhir pada spoket atas,


tegangan rantai setelah kembali ke titik terakhir adalah :

Si = Ssi’ + ( q + qb + qp' ) Lsi-i w'


dimana : Si = tegangan rantai setelah kembali ke titik akhir ( kg )
Ssi’ = tegangan rantai setelah melewati sproket penggerak ( kg )
q = berat beban per satuan panjang konveyor ( kg/m )
qb = berat rantai per satuan panjang konveyor ( kg/m )
qp = berat papan dukung persatuan panjang konveyor ( kg/m )
Lsi-i = panjang konveyor dari titik si - i ( m )
w’ = koefisien gesek

Apabila rantai dibengkokkan saat melewati papan dukung,


tegangan rantai setelah melewati sekumpulan papan dukung tersebut
adalah :

S’ = Si. ew’.α
dimana : S’ = tegangan rantai setelah melewati papan dukung ( kg )
Si = tegangan rantai setelah kembali ke titik terakhir ( kg )
w’ = koefisien gesek
α = busur kontak ( radian ) (Agrian Rante dkk, 2013)

2.3.6 Daya Motor , Tegangan Dan Arus


Daya yang dibutuhkan untuk menggerakkan konveyor dapat diperoleh
melalui persamaan berikut ini :

19
P=VxI
Dimana :
P = daya motor (watt)
V = tegangan (volt)
I = arus (ampere)

2.3.7 Menghitung Beban


W=FxS
Dimana:
W = Usaha (Joule)
F = Gaya (Newton)
S =Jarak (Meter)

2.3.8 Menghitung Daya Listrik


w
P=
t
Dimana:
P = Daya Listrik (watt)
W= Energi (Joule)
t=Waktu (Detik)

2.3.9 Menghitung Daya motor yang dibutuhkan


p= pm x 1,35
Dimana:
P = Daya Motor Yang dibutuhkan(watt)
Pm = Daya Motor (watt)
1,35 = Faktor koreks
(Dicky Alamsyah, 2018)

20
2.4 HIPOTESIS PENELITIAN
Berdasarkan hipotesis penelitian yang dilakukan, sistem konveyor
pada mesin air minum kemasan berbasis PLC akan menggunakan motor
listrik sebesar ½ hp dengan menyaluran putaran menggunakan rantai
dengan proses pengisian air sampai proses berakhir 1 line dengan 1 kali
pemberian 3x proses yaitu menempatan gelas plastik pada dies ,filling
cup,dan Cup Sealler yang diatur pada Programmble Logic Control (plc)
dengan dibantu sistem pneumatik disetiap proses pekerjaan yang lebih
efesien.

21
Gambar 2.3 Bagian dasar PLC
1. Input
Input yang akan masuk ke dalam CPU berupa signal dari
sensor atau tranducer. Signal sensor ini terdapat dua jenis,
yaitu: discrete signal dan analog signal. Discrete signal berupa
saklar biner dimana hanya sebuah ON atau OFF signal ( 1 atau
0, Benar atau salah), Contohnya: push button, limit switch dan
level sensor. Sedangkan analog signal menggunakan prinsip
rentang suatu nilai antara nol hingga skala penuh. Contohnya
dalam kehidupan sehari-hari adalah ketika Anda sedang
memutar volume speaker atau radio Anda. Rentang nilai dari
sensor ini akan diinterpretasikan sebagai nilai-nilai integer oleh
CPU PLC. CPU PLC pada saat ini sering menggunakan 16 bit
processor sehingga nilai integer nya memiliki rentang “-32768
hingga 32767”. Contoh dari analog signal ini adalah sensor
tekanan, sensor temperature dan sensor aliran. Analog signal
dapat berupa tegangan atau arus listrik dan nilai ini akan
diproposionalkan dengan nilai integer CPU,  contohnya: sebuah
analog 0-5 V atau 4–20 mA akan di-konversikan menjadi nilai
integer 0 – 32767.

2. CPU
Semua aktivitas atau pemprosesan data yang diambil dari
sensor (data input) terjadi pada Central Processing Unit (CPU).

22
CPU ini memiliki tiga bagian utama, yaitu: Processor, Memory
System dan System Power Supply.

Gambar 2.4 sistem kerja CPU PLC


Processor akan memproses signal input secara aritmatik
dan logic, yaitu: melakukan operasi logika, sequential, timer,
counter dan mengolah fungsi-fungsi yang diinginkan
berdasarkan program yang telah ditentukan. Selain itu,
processor juga mengolah program yang ada di dalam memori,
serta mengatur komunikasi antara input-output, memori
dengan processor itu sendiri.

3. Output
Hasil pemrosesan data yang diolah pada CPU akan berupa
signal keluaran digital yang dikirim ke modul output untuk
menjalankan actuator. Actuator ini dapat berupa motor listrik,
solenoid, heater, led display, injector, heater, pompa dan lain-
lain. Actuator ini akan berfungsi sesuai instruksi dari CPU, jika
pada CPU telah di-program timer ON dari lampu selama dua
detik maka lampu pada aktuator akan menyala selama dua detik
dan kemudian setelah dua detik lampu akan OFF.

23
Gambar 2.5 sistem kerja PLC

2.2.1.1 Komponen PLC


Pada umumnya, terdapat 5 (lima) komponen utama yang
menyusun suatu PLC. Semua komponen tersebut harus ada untuk
dapat menjalankan suatu PLC secara normal.Komponen-komponen
utama dari suatu  PLC adalah sebagai berikut:
1. Unit CPU ( Central Processing Unit)
Merupakan bagian yang berfungsi sebagai otak bagi
sistem. CPU berisi mikroprosesor yang
menginterpretasikan sinyal-sinyal input dan melaksanakan
tindakan-tindakan pengontrolan sesuai dengan program
yang telah tersimpan, lalu mengkomunikasikan keputusan-
keputusan yang diambilnya sebagai sinyal kontrol ke
output interface. Bagian CPU ini antara lain adalah :

Gambar 2.6 Bagian CPU


2. Unit Memori

24
Memori didalam PLC digunakan
untuk menyimpan data dan program. Secara fisik, memori
ini berupa chip dan untuk pengaman dipasang baterai back-
up pada PLC. Unit memori ini sendiri dapat dibedakan atas
2 jenis, yaitu:
a.Volatile Memory
adalah suatu memori yang apabila sumber
tegangannya dilepas maka data yang tersimpan akan
hilang .Karena itu memori jenis ini bukanlah media
penyimpanan permanen. Untuk penyimpanan data
dan program dalam jangka waktu yang lebih lama
maka memori ini harus mendapat daya terus-
menerus.hal ini biasanya dilakukan dengan
menggunakan baterai.Ada beberapa jenis memori
volatil yaitu RAM (Random Access Memory), SRAM
(Static RAM) dan DRAM(Dynamics RAM).
b. Non-Volatile Memory
merupakan kebalikan Volatile Memory yaitu suatu
memori yang meski sumber tegangan dilepas data
yang tersimpan tidak akan hilang.Salah satu jenis
memori ini adalah ROM (Read Only Memory).
Memori jenis ini hanya dapat dibaca saja dan tidak
dapat di tambah ataupun dirubah. Isi dari ROM
berasal dari pabrik pembuatnya yang berupa sistem
operasi dan terdiri dari program-program pokok yang
diperlukan oleh sistem PLC.
Untuk mengubah isi dari Rom maka diperlukan
memori jenis : EPROM (Erasable Programmable
ROM) yang dapat dihapus dengan mengekspos chip
pada cahaya ultra violet pekat.

3. Unit Power Supply

25
Unit power supply atau unit catu daya diperlukan untuk
mengkonversi tegangan masukan AC (220Volt ~
50Hz)atau DC (24Volt) sumber menjadi tegangan
rendah DC 5 Volt yang dibutuhkan oleh prosesor dan
rangkaian-rangkaian dalam input/output interface.Kegagalan
dalam pemenuhan tegangan oleh power suply dapat
menyebabkan kegagalan operasi PLC. Untuk itu  diperlukan
adanya baterai cadangan dengan tujuan agar pada saat
voltage=dropping, data yang ada pada memori tidak hilang.
4. Unit Programmer
Komponen programmer merupakan alat yang
digunakan untuk berkomunikasi dengan PLC. Programmer
mempunyai beberapa fungsi yaitu :
a. RUN, untuk mengendalikan suatu proses saat
program dalam keadaan aktif.
b. OFF, untuk mematikan PLC sehingga program
dibuat tidak dapat dijalankan.
c. MONITOR, untuk mengetahui keadaan suatu
proses yang terjadi dalam PLC.
d. PROGRAM, menyatakan suatu keadaan dimana
programmer/ monitor digunakan untuk membuat
suatu program.

5. Unit Input /Output 


Unit input/output atau sering disingkat dengan Unit
I/O adalah komponen PLC yang paling penting. Komponen
ini berfungsi untuk menyediakan antarmuka yang
menghubungkan sistem dengan dunia luar.Keadaan tersebut
memungkinkan untuk dibuat sambungan-sambungan antara
perangkat-perangkat input, seperti sensor, dengan perangkat
output, seperti motor dan selenoida, melalui panel-panel
yang tersedia.Demikian pula, melalui unit input/output,
program-program dimasukkan dari panel program.Masing-

26
masing point input/output memiliki sebuah alamat spesifik
yang dapat digunakan oleh CPU untuk mengaksesnya
a. Perangkat Input
Pada PLC, perangkat input biasanya digunakan
untuk perangkat-perangkat digital dan analog, seperti
saklar mekanis, potensiometer, termistor, strain gauge,
dan thermocoupler.Beberapa perangkat tambahan tadi
bertindak sebagai sensor, yang nantinya akan
menghasilkan output digital(discrete), yaitu kondisi
‘ON(1)’/’OFF(2)’, dan dapat dihubungkan dengan
mudah ke port-port input PLC.Sensor-sensor yang
menghasilkan sinyal-sinyal analog harus terlebih dahulu
diubah(diconvert) menjadi sinyal-sinyal digital sebelum
dihubungkan ke port-port PLC.Contoh beberapa sensor
yang umum digunakan yaitu:
a) Saklar-saklar mekanik
b) Saklar-saklar jarak(proximity switch)
c) Sensor-sensor suhu
d) Straingauge

b. Perangkat Output
Port-port pada output sebuah PLC dapat berupa tipe
relay atau tipe isolator-optik dengan transistor atau tipe
triac, bergantung pada perangkat yang dihubungkan
kepadanya, yang akan dikendalikan. Umumnya, sinyal
digital dari salah satu kanal output sebuah PLC
digunakan untuk mengendalikan sebuah aktuator yang
pada saatnya mengendalikan suatu proses. Istilah
aktuator sendiri digunakan untuk perangkat yang dapat
mengubah sinyal listrik menjadi gerakan-gerakan
mekanis untuk mengendalikan proses. Berikut ini
beberapa contohnya:

27
a) Kontaktor
b) Motor
c) Motor Stepper
d) Katup-katup kontrol direksional

2.2.1.2 Fungsi Dan Kegunaan PLC


Fungsi dan kegunaan PLC sangat luas. Dalam prakteknya
PLC dapat dibagi secara umum dan secara khusus. Secara urmm
fungsi PLC adalah sebagai berikut:
a. Sekuensial Control.
PLC memproses input sinyal biner menjadi output
yang digunakan untuk keperluan pemrosesan teknik
secara berurutan (sekuensial), disini PLC menjaga agar
semua step atau angkah daarn proses sekuensial
berangsung dalam urutan yang tepat.
b. Monitoring Plant.
PLC secara terus menerus mernonitor status suatu
sistem (msalnya temperatur,tekanan, tingkat ketinggian)
dan mengambil tindakan yang diperlukan sehubungan
dengan proses yang dikontrol (misalnya nilai sudah
melebihi batas) atau menampilkan pesan tersebut pada
operator.
c. Shitdown System
Prinsip kerja sebuah PLC adalah menerima sinyal
masukan proses yang dikendalikan lalu melakukan
serangkaian instruksi logika terhadap sinyal masukan
tersebut sesuai dengan program yang tersimpan dalam
memori lalu menghasilkan sinyal keluaran untuk
mengendalikan aktuator atau peralatan lainnya.

2.2.1.3 Kelebihan Dan Kekurangan PLC

28
Dalam industri-industti yang ada sekarang ini, kehadiran PLC
sangat dibutuhkan terutama untuk mengendalikan suatu sistem
Dengan menggunakan PLC akan diperoleh banyak keuntungan
diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Fleksibel
Pada masa lalu, tiap perangkat elektronik yang berbeda
dikendalikan dengan pengendalannya masing-masing. Misal
sepuluh mesin membutuhkan sepuluh pengendali tetapi kini
hanya dengan satu PLC, kesepuluh mesin tersebut dapat
dijalankan dengan programmya masing- masing.
2. Perubahan dan Pengkoreksian Kesalahan sistem lebih mudah
Bila salah satu sistem akan diubah atau dikoreksi, maka
pengubahnya hanya dilakukan pada program yang terdapat di
komputer, dalam waktu yang relatif singkat, setelah itu di
download ke PLC-nya. Apabila tidak menggunakan
PLC,misalnya relay, maka perubahannya dilakukan dengan
cara mengubah pengkabelannya, Cara ini mebutuhkan waktu
yang cukup lama.
3. Jumah Kontak yang Banyak
Jumlah kontak yang dimiliki oleh PLC pada masing-masing
coil lebih banyak darpada kontak yang dimiliki oleh sebuah
relay.
4. Harganya Lebih Murah
PLC mampu menyederhanakan banyak pengkabelan
dibandingkan dengan sebuah relay. Maka harga dari sebuah
PLC lebih murah dibandingkan dengan harga beberapa buah
relay yang mampu melakukan pengkabelan dengan jmnlah
yang sama dengan sebuah PLC. PLC mencakup relay,
timers,counter, squence, dan berbagai fingsi lainnya.
5. Kecepatan Operasi

29
Kecepatan operasi PLC lebih cepat dibandingkan dengan
relay. Kecepatan PLC diteruskan dengan waktu scannya dalam
satuan milisecond.
6. Sifatnya Tahan Uji
Solid state device lebih tahan uji dbandingkan dengan relay
dan timer rnekanik atau elektrik, PLC rnerupakan solid state
device sehingga bersifat lebh tahan uji.
7. Menyederhanakan Komponen-Komponen Sistem Kontrol
Dalam PLC juga terdapat counter, relay dan kornponen-
komponen lainnya, sehingga tidak mernbutuhkan counter,timer
ataupun kornponen-kornponen lainnya sebagai peralatan
tambahan.

Selain kelebihan yang telah disebutkan di atas, maka ada


kerugian yang dimiliki oleh PLC, yaitu :
1. Teknologi yang masih baru
Pengubahan sistem kontrol lama yang
menggunakan ladder atau relay ke konsep komputer PLC
rnerupakan hal yang sulit bagi sebagian orang.
2. Buruk Untuk Aplikasi Program yang Tetap
Beberapa aplikasi merupakan aplikasi dengan satu
fungsi.Sedangkan PLC dapat rnencakup beberapa Fungsi
sekaligus. Pada aplikasi dengan satu fungsi jarang sekafi
dilakukan perubahan bahkan tidak sama sekali, sehingga
penggunaan PLC pada aplikasi dengan satu fungsi akan
mernboroskan biaya.

3. Pertimbangan Lingkungan
Dalam suatu pemrosesan, lingkungan mungkin
mengalami pemanasan yang tinggi, vibrasi yang kontak

30
langsung dengan alat-alat elektronik di dalam PLC
sehingga tidak berfungsi optimal.
4. Operasi Dengan Rangkaian yang Tetap
Jika rangkaian pada sebuah operasi tdak diubah
maka penggunaan PLC lebih mahal dibanding dengan
peralatan kontrol lainya. PLC akan rnenjadi lebih efektif
bila program pada proses tersebut di upgrade secara
periodik.

2.3 Bahasa Pemprograman


Terdapat banyak pililan bahasa untuk membuat program dalam PLC.
Masing-masing bahasa mempunyai keuntungan dan kerugian tergantung
dari sudut pandang kita sebagai user atau pemprogram. Pada umumnya
terdapat 2 bahasa pemograman sederhana dari PLC, yaitu pemprograman
diagram ladder dan bahasa instructon list (mnemonic code). Diagram
Ladder adalah bahasa yang dimiliki oleh setiap PLC.

2.3.1 Ladder Diagram


Diagram Ladder menggambarkan program dalam bentuk
grafik. Diagram ini dikembangkan dari kontak-kontak relay yang
terstruktur yang menggambarkan aliran arus listtik. Dalam dagram
ladder terdapat dua buah garis vertical dimana garis vertical
sebelah kiri dihubungkan dengan sumber tegangan positip satu
daya dan garis sebeah kanan dihibungkan dengan sumber tegangan
negatip satu daya.
Program ladder ditulis menggunakan bentuk pictorial atau
simbol yang secara umum mirip dengan rangkaian kontrol relay,
Program ditampilkan pada layar dengan elemen-elemen seperti
normally open contact, normally closed contact, timer, counter, dll
ditampilkan seperti dalam bentuk pictorial.
Dibawah kondisi yang benar, listrik dapat mengalir dari rel
sebelah kiri ke rel sebelah kanan, jaur rel seperti ini disebut sebagai

31
ladder line (garis tangga). Peraturan secara umum di dalam
menggambarkan program ladder dagram adalah :
1. Daya mengalir dari rel kiri ke rel kanan
2. Output koil tidak boleh dihubungkan secara langsung di rel
sebelah kiri
3. Tidak ada kontak yang diletakkan disebelah kanan output
coil
4. Hanya diperbolehkan satu output koil pada ladder line.
Dengan diagram ledder, peraturan diatas dipresentasikan
menjadi.

Gambar 2.7 Diagram Ledder


Diantara dua garis ini dipasang kontak-kontak yang
menggambarkan kontrol dari switch, sensor atau output. Satu baris
dari diagram disebut dengan satu ruang. Input menggunakan
simbol [] (kontak normally open) dan [/] (kontak normally close).
Output mempunyai simbol ( ) yang terletak paling kanan.

2.3.2 Memori Circuit (Latching)

32
Rangkaian yang bersifat mengingat kondisi sebeumnya
seringkali dibutuhkan dalarn kontrol logic. Pada rangkaan ini hasil

keluaran dikunci (latching) dengan menggunakan kontak hasil


keluaran itu sendiri, sehingga walaupun input sudah berubah,
kondisi output tetap.
Gambar 2.8 Rangkaian Latching

2.3.3 Logika Dasar Pemprograman PLC


Ada banyak kondisi pengendaian yang menyaratkan
beberapa keadaan yang harus dipenuhi, sehingga output-output
tertentu dapat aktif sesuai dengan yang diharapkan oleh
pemprogram. Berikut merupakan logika- logika yang dipakai
dalam pemprograman PLC:
1. Logika ATAU (OR)
Tabel dibawah ini menunjukan bahwa output dapat
diaktifkan hanya dengan salah satu kontak saja, baik A maupun
B.
Tabel 2.1 Tabel Kebenaran Logika OR

2. Logika DAN (AND)


Tabel dibawah ini menunjukan bahwa output tidak dapat
diaktifkan kecuali kedua kontak aktif.

33
Tabel 2.2 Tabel Kebenaran Logika AND

3. Logika TIDAK (NOT)


Perhatikan Tabel dibawah ini. Sebelum kontak ditekan
atau diaktifkan output sudah menyala. Namun sebaliknya saat
kontak A ditekan output akan mati.
Tabel 2.3 Tabel
Kebenaran Logika
NOT

2.4 Pneumatik
Pneumatik merupakan teori atau pengetahuan tentang udara yang
bergerak, keadaan-keadaan keseimbangan udara dan syarat-syarat
keseimbangan. Perkataan pneurnatik berasal bahasa Yunarti " pneuma "
yang berarti "napas" atau "udara". Jadi pneumatik berarti terisi udara atau
digerakkan oleh udara mampat. Pneumatik merupakan cabang teori aliran
atau mekanika fluida dan tidak hanya meliputi peneliian aliran-aliran udara
mealui suatu sistem saluran,yang terdiri atas pipa-pipa, selang-selang, gawai
dan sebagainya, tetapi juga aksi dan penggunaan udara mampat.
Pneumatik menggunakan hukum-hukurn aeromekanika, yang
menentukan keadaan keseimbangan gas dan uap (khususnya udara atmosfir)
dengan adanya gaya-gaya liar (aerostatika) dan teori aliran (aerodinamika).
Pneumatik dalam peaksaraan teknik udara mampat dalam industri
merupakan ilmu pengetaluan dari semua proses mekanik dimana udara
memindahkan suatu gaya atau gerakan, Jadi pneumatik meliputi semua
komponen mesin atau peralatan, dalam mana terjadi proses-proses

34
pneumatik. Dalam bidang kejuruan teknik pneumatik dalam pengertian yang
lebih sempit lagi adalah teknik udara mampat ( udara bertekaran),

Gambar 2.9 Sistem Kerja Pneumatik


2.4.1 Komponen-Komponen Pneumatik
Berikut ini merupakan komponen penyusun utama dalam
sistem kerja ada pada pneumatik.
1. Kompresor
Kompresor angin (air compressor) adalah sebuah mesin
atau alat mekanik yang berfungsi untuk meningkatkan tekanan
atau memapatkan fluida gas atau udara. Mesin kompresor angin
umumnya menggunakan motor listrik, mesin bensin, atau mesin
diesel sebagai tenaga penggeraknya.

Gambar 2.10
Kompresor.

35
2. Regulator & Gauge
Kedua alat tersebut menjadi komponen wajib di setiap
sistem pneumatik. Regulator adalah komponen yang berfungsi
untuk mengatur supply udara terkompresi masuk ke sisptem
pneumatik. Sedangkan gauge berfungsi sebagai penunjuk besar
tekanan udara di dalam sistem. Keduanya dapat berupa sistem
mekanis maupun elektrik.

Gambar 2.11. Regulator & Gauge.


3. Konduktor dan Konektor
a. Konduktor
Pemasangan sirkuit pneumatik hingga menjadi satu
sistem yang dapat dioperasikan. dapat di artikan fungsi
dari konduktor adalah untuk menyalurkan udara kempa
yang akan memberikan tenaga ke aktuator. Jenis-jenis
konduktor :
 selang fleksibel yang biasanya terbuat dari
polimer dan biasa digunakan untuk instalasi pada
frekuensi bongkar-pasangnya lebih tinggi.
 tabung (tube) yang terbuat dari tembaga,
kuningan atau aluminium, ini termasuk konduktor
yang fleksibel

Gambar 2.12 Selang dan kabel


b. Konektor

36
fungsi konektor adalah untuk menyambungkan atau
menjepit konduktor (selang atau pipa) agar tersambung
erat dengan konduktor yang digunakan. Berikut jensi
-jenis konektor yang digunakan.

Gambar 2.13 Konektor


4. Katup (Valve)
Katup berfungsi untuk mengatur atau mengendalikan
arah udara kempa yang akan bekerja menggerakan aktuator.
Berdasarkan komponen katup pneumatik dibedakan menjadi 3
(tiga) kelompok katup kontrol aliran, yaitu:
a. Katup kontrol aliran
katup ini digunakan untuk mengatur volume aliran
udara, fungsi dari pemasangan katup ini pada rangkaian
pneumatik adalah untuk membatasai kecepatan maksimum
gerakan piston pneumatik, membatasi daya yang bekrja,
serta untuk menyeimbangkan aliran yang mengalir pada
cabang rangkaian pneumatik.
b. Katup pengendali sinyal,
Sinyal yang telah diproses selanjutnya akan dikirim ke
katup pengendali, letak katup pengendali biasanya sebelum
aktuator. katup ini akan secara langsung mengendalikan
aktuator baik berupa silinder pneumatik maupun motor
pneumatik. katup ini biasanya memiliki dua kemungkinan,

37
yaitu mengaktifkan aktuator maju atau mengembalikan
aktuator pada posisi semula.
c. Katup kontrol tekanan,
Katup ini digunakan untuk mengatur tekanan udara yang
masuk kedalam sistem peneumatik, katup ini bekerja pada
batas tekanan tertentu.Katup penengatur tekanan ini berfungsi
untuk mengatur tekanan agar penggerak pneumatik dapat
bekerja sesuai dengan tekanan yang diharapkan. bila tekanan
melewati batas yang diperlukan, katup tersebut akan
terbuka secara otomatis untuk mengeluarkan udara agar
tekanan yang diperlukan tidak berlebihan.
Tabel 2.4 Simbol dan gambar katup penggerak

5. Solenoid Valve
Solenoid Valve adalah aktuator yang memanfaatkan udara
bertekanan menjadi gerakan mekanik. Dengan memberikan
udara bertekanan pada sisi permukaan piston sesuai dengan
gerak pistonnya.

38
Gambar 2.14 Solenoid Valve

2.4.2 Persamaan Dasar


Sebagai hukum-hukum dasar udara bertekanan, terdapat
hukum Pascal dan hukum Boyle yang dijabarkan, sebagai
berikut :
1. Hukum Pascal
Tentang perpindahan tekanan statis, terdapat hukum
pascal yang secara eksperimen dibuktikan oleh B.Pascal.
Hukum ini menyatakan bahwa tekanan yang diberikan
ke suatu bagian dari suatu fluida dalam sebuah ruangan
akan bekerja tegak lurus pada semua bagian dalam

ruangan.
Gambar 2.15 ilustrasi Hukum pascal

Apabila permukaan A 1 ditekan dengan gaya


sebesar F1 makan tekanan yang terjadi dapat dijelaskan
pada persamaan 2.1.

39
dengan;
P = Tekanan (Kpa)
F = Gaya (N)
A = Luas (cm²)

Sehingga tekanan sebesar P diteruskan ke segala


arah atau kesemua bagian pada sistem, sehingga
permukaan A2 terangkat maka tekanan yang terjadi
dapat dijelaskan pada persamaan 2.2

dengan;
P = Tekanan (Kpa)
F = Gaya (N)
A = Luas (cm²)

2. Hukum Boyle
Hukum Boyle Mariotte menyatakan “pada
temperatur konstan, volume (V) gas berbanding terbalik

dengan tekannya (P), pada saat sebuah piston silinder


didorong volume gas berkurang karena tekanan gas
naik” maka tekanan yang terjadi dapat dijelaskan pada
persamaan 2.4 dibawah ini.Perhitungan dasar untuk
melakukan pemilihan pneumatik yang sesuai dengan
kebutuhan sistem yang diperlukan. Berikut adalah
perumusan perhitungan dasar yang diperlukan untuk
memilih atau menyeleksi sistem pneumatik yang
akan digunakan:

40
dengan; P = Tekanan (Kpa) V = Volueme (m³)

Gambar 2.16 ilustrasi Hukum Boyle

Perhitungan dasar untuk melakukan pemilihan pneumatik


yang sesuai dengan kebutuhan system yang diperlukan.
Berikut adalah perumusan perhitungan dasar y ang diperlukan
untuk memilih atau menyeleksi sistem pneumatik yang akan
digunakan:

a. Gaya tekan yang diperlukan oleh pneumatic


F=m . g………( Hukum Newton I)
Untuk mendapatkan gaya tekan yang diperlukan
berdasarkan Bobot maksimal yang diaplikasikan

b. Gaya tekan total yang diperlukan untuk safety factor dari


pneumatic
Ftot F + R................................. Festo didactis,
pneumatic
R (gesekan) = 5% . F
Gaya tekan yang diperlukanharus ditambah 5%
karena pada saat sistem bekerjaakan terdapat losses
berupa gesekan yang harus diantisipasi sehingga
pneumatic dapat bekerja dengan baik.
c. Perhitungan luas silinder yang sesuai dengan gaya tekan
dantekanan yang dimiliki.
F= A . P

41
π
( F+ R )❑=( × d)× p
4

Rumus diatas akan digunakan untuk mencari diameter


silinder yang sesuai untuk sistem pneumatic yang akan
mengangkat beban yang diinginkan.

d. Debit Kompresor

(Hartono, 1998)
Perhitungan debit kompresor diperlukan untuk
menghitung berapa jumlah udara yang diperlukan.
Perhitungan tersebut akan digunakan untuk
mendapatkan nilai daya kompressor yang sesuai untuk
system.

e. Konsumsi udara
Pada sistem pneumatic harus diperhitungkan
konsumsi udara yang akan digunakan pada saat maju dan
turun. Perhitungan konsumsi udara berguna untuk
memperhitungkan kapasitas udara yang harus

disediakan.perhitungan konsumsi udara saat piston


maju dapat dihitung degan rumus;
sedangkan untuk menghitung komsumsi udara saat
piston mundur dapat dihitung dengan rumus;

42

Anda mungkin juga menyukai