Anda di halaman 1dari 2

5 APRIL 2020 PENGORBANAN KRISTUS

Minggu Sengsara VII Filipi 2 : 1 - 11


Warna Liturgi Ungu SYR

Nats Khotbah : “ dengan tidak mencari kepentingan sendiri atau puji pujian yang sia sia.
Sebaliknya hendaklah dengan rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih utama
dari pada dirinya sendiri “ (ayat 3).

PENDAHULUAN.
Saudara saudara yang kekasih didalam Tuhan, usia keretakan dan perpecahan di dalam
Gereja, sebenarnya sudah sangat tua. Rupanya di jemaat Filipi pun tidak terkecuali,
terancam dilanda keretakan dan perpecahan. Banyak sekali keretakan dan pertentangan
terjadi di dalam Gerea yang bermula dari kepentingan orang orang tertentu. Ada tokoh
tokoh “ kuat “ yang merasa paling berjasa dan paling berkuasa didalam Gereja. Oleh
sebab itu adalah tabuh baginya untuk tunduk dan takluk kepada kepentingan orang lain.
Tunduk dan takluk sudah menyangkut harga diri dan nama baik. Akibatnya yang bertahta
dan berkuasa dalam Gereja bukan Kristus, tetapi harga diri dan nama baik seseorang.
Tidak dapat disangkal, perbedaan pemahaman didalam Gereja sampai pada batas batas
tertentu malah sangat diperlukan, asal saja perbedaan itu adalah perbedaan yang sehat.
Dalam meneropong masalah masalah yang rumit, sangat dibutuhkan perbedaan perbedaan
pemahaman atau perbedaan perbedaan sudut pandang, sehingga masalah itu dapat
ditempatkan pada tempat yang sebenarnya, karena ia dikaji dari macam macam
kepentingan dan sudut pandang. Akibatnya bisa memuaskan dan menolong semua orang.
Tetapi sayangnya seringkali ada orang orang tertentu atau kelompok kelompok tertentu
yang karena kekayaan atau jabatan yang dimiliki, mau mendikte dan menguasai Gereja.
Banyak sekali perjuangan perjuangan yang luhur untuk memuliakan Tuhan dan
meningkatkan pelayanan, dihadang ditengah jalan oleh mereka yang memiliki kuasa.
Banyak sekali upaya upaya reformasi yang harus gagal, karena berurusan dengan mereka
yang sudah cinta status quo. Banyak sekali hal hal yang berharga yang dibiarkan
terbengkalai dan tidak tersentu, karena mengusik kepentingan penguasa.
Dalam terang itulah Paulus berbicara tentang pentingnya kerendahan hati untuk
mewujudkan satu kasih, satu jiwa, dan satu tujuan. Inilah sebuah tema yang sangat mahal
dan sangat sulit. Sesuatu yang hanya bisa didapatkan di dalam Kristus. Inilah pikiran dan
perasaan yang hanya ada di dalam Kristus ( ayat 5 ). Sebab yang ada pada manusia
adalah pikiran dan perasaan yang cenderung retak.

PENDALAMAN TEKS.
Saudara saudara karena umat manusia yang telah jatuh dalam dosa berpembawaan
egosentris, maka dunia kurang menghormati sifat rendah hati. Akan tetapi, Alkitab yang
berisi pandangan yang berpusat kepada Allah dalam hal umat manusia dan keselamatan,
sangat mementingkan sifat rendah hati. Bersifat rendah hati berarti bahwa kita
menyadari kelemahan kelemahan kita dan dengan segera akan menghormati Allah dan
orang lain atas hal hal yang kita kerjakan.
Kita harus rendah hati karena kita adalah mahluk hina dan berdosa, terlepas dari Kristus,,
dan tak dapat membanggakan apa pun, kecuali bermegah didalam Tuhan. Manusia harus
mengandalkan Tuhan untuk menjadi orang yang berguna dan dapat menghasilkan buah.
Kita tidak dapat melakukan apa apa yang baik tanpa pertolongan Allah dan bantuan
orang lain.
Dan Allah tinggal bersama dengan orang yang hidup dengan rendah hati, tetapi
menentang orang sombong ( Yak 4 : 6 ) Sebagai orang percaya kita harus hidup dengan
rendah hati terhadap orang lain, seraya menganggap mereka lebih penting dari pada diri
kita sendiri. Sedang lawannya kerendahan hati adalah kesombongan, suatu perasaan
yang berlebih lebihan tentang kepentingan diri dan harga diri di dalam seseorang yang
percaya akan kebaikan, keunggulan, dan prestasinya sendiri. Kecenderungan yang tak
terelakan dari sifat manusia dan dunia adalah ke arah kesombongan bukan kerendahan
hati.
Sementara perintah dalam ayat 5 berbunyi “ hendaklah kamu dalam hidupmu bersama,
menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus “Disini paulus
menitikberatkan bagaimana Yesus meninggalkan kemuliaan yang tiada taranya di sorga
dan mengambil kedudukan yang hina sebagai hamba, serta taat sampai mati untuk
kepentingan orang lain ( ay 5 - 8 ) Kerendahan hati dan pikiran Kristus harus terdapat
dalam para pengikut-Nya, yang terpanggil untuk hidup berkorban dan tanpa mementingkan
diri, memperdulikan orang lain dan berbuat baik kepada mereka.
Dan dalam ayat 6 mengatakan : “ Walaupun dalam rupa Allah “. Pada hakekatnya Yesus
Kristus selalu adalah Allah, setara dengan Bapa sebelum, selama, dan sesudah masa
hidup-Nya di bumi. Bahwa Kristus “ tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu
sebagai milik yang harus dipertahankan” berarti bahwa Ia melepaskan segala hak
istimewa dan kemuliaan-Nya di sorga agar kita di bumi ini dapat diselamatkan.
Yesus telah mengosongkan diri-Nya sendiri. Hal inilah yang benar benar dikatakan dalam
naskah Yunani, yaitu mengesampingkan kemuliaan, kedudukan, kekayaan, serta segala hak
sorgawi, dan penggunaan sifat sifat ilahi-Nya. Pengosongan diri-Nya ini tidak sekedar
berarti secara sukarela menahan diri untuk menggunakan kemampuan dan hak istimewa
Ilahi-Nya, tetapi juga menerima penderitaan, kesalahpahaman, perlakuan buruk, kebencian,
dan kematian yang terkutuk di salib.

Saudara saudara disini Rasul Paulus menekankan kepada segenap umat kepunyaan Kristus
tentang betapa pentingnya kerendahan hati dengan mengajarkan sikap Kristus yang
merendahkan diri dan berkorban melalui proses inkarnasi. Kristus telah memberikan
teladan hidup dalam ketaatan dan kesetiaan. Kristus tidak mempertahankan hak
kemuliaan-Nya dan ketinggian-Nya, tetapi Kristus justru menunjukkan peran seorang
pelayan yang bertanggung jawab dan yang mewujudkan fungsi teladan bagi murid murid-
Nya. Pola teladan Kristus dijabarkan Paulus dengan keyakinan dan harapan agar setiap
warga jemaat dapat menjalani hidup yang tentram tanpa perselisihan dan perpecahan.
Implikasi yang nyata bagi orang percaya ialah penghargaan, penghormatan dan ketinggian
adalah anugerah yang akan diberikan Allah hanyalah jika dengan jalan merendahkan diri.

PENERAPAN / IMPLIKASI FIRMAN.


Saudara saudara bertolak dari uraian perikob tersebut diatas kita dapat mengambil magna
yang terdalam bagi kehidupan kta sebagai orang yang percaya dan yang telah
diselamatkan melalui pengorbanan Yesus Kristus. Bahwa dalam hidup persekutuan
berjemaat dan bergereja, orang tidak boleh memaksakan pendapat dan keinginannya
sendiri, tanpa menghiraukan orang lain. Sebab, jika keinginan dan pendapat itu tidak
diterima, maka akan timbul perbedaan pendapat yang dapat memicu pertengkaran dan
menimbulkan terancamnya hidup persekutuan jemaat.

Tuhan Yesus ingin, agar dalam hidup persekutuan jemaat orang memberikan diri dituntun
oleh Roh Kudus, dan merendahkan diri serta menjauhi perselisihan dalam berjemaat.
Dalam Filipi 2 : 1 - 11, Paulus menyampaikan empat hal agar dijadikan dasar hidup/
pedoman untuk bertindak sebagai umat dan saksi Tuhan, yaitu :
1. Agar jemaat hidup dalam persekutuan dengan Roh Kudus, maka kerendahan hati, cinta
kasih akan muncul sebagai ikatan persekutuan dalam jemaat. (ayat 1).
2. Satu terhadap yang lain menjadi mitra yang saling melengkapi untuk menghayati
hidup baik dan benar menurut kehendak Tuhan (ayat 2 - 4)
3. Masing-masing tidak menuntut hak untuk dilayani, tetapi melayani, seperti Yesus yang
merendahkan diri, menjadi hamba bagi keselamatan kita ( ayat 5 - 7 ).
4. Setiap anggota jemaat hendaknya setia pada panggilannya, bukan saja untuk percaya
dan selamat, tetapi juga memikul salib penderitaannya, karena imannya kepada Yesus
Kristus ( ay 8)

Dari ke empat hal diatas itu rasul paulus menekankan, bahwa untuk persekutuan dalam
jemaat, maka setiap anggota jemaat , harus saling merendahkan diri dan saling menerima
satu sama lain dalam segala kelebihan dan kekurangannya, tidak mengembangkan
perasaan superioritas ( lebih dari yang lain ); menjadi alat pelayanan Kristus; rela
berkorban bagi misi Gereja dan masyarakat. Amin.

Anda mungkin juga menyukai