NOEL 1: WOWW, aku mendapat nilai 100 pada ulangan sejarah,
nilai tertinggi satu angkatan, aku pintar sekali. 10 Jam
persiapan ku untuk ulangan ini, malam-malam aku menahan kantuk menghafalkan kebijakan-kebijakan Jepang, selain pintar aku juga pekerja keras, terimakasih Tuhan atas berkat-berkatmu, masa depanku pasti cerah, aku akan kaya, pekerjaanku akan menyenangkan dan mempunyai istri yang cantik.
Noel 2: Hei diriku, jangan sombong dulu kamu, aku ada
4 alasan mengapa kamu tidak akan mempunyai masa depan cerah. Pertama, nilai 100 yang kamu dapat itu tidak ada artinya, apa kamu lupa soal-soal di sekolah mu itu sangat gampang; dibandingkan dengan sekolah lainya, pasti kalah kualitasnya, kamu bisa saja remidi jika kamu murid sekolah lain. Kedua, tentang nilai tertinggi satu angkatan, teman-teman mu tidak perlu mengetahui siapa Jenderal Yamamoto itu, mereka adalah pemusik, atlit, artis, bahkan ada yang sudah bekerja, Nippon Cahaya Asia tidak penting bagi mereka. Ketiga, 10 jam persiapan, itupun karena kamu menunda-nunda tugas sampai-sampai SKS, seharusnya bisa kamu cicil, tapi kamu gabung menjadi satu sesi yang berantakan, saat kuliah, kamu pasti akan gagal. Keempat, kemampuan mu menghafal kejadian perang puputan tidak akan menjadikanmu kaya, tidak akan memberikanmu pekerjaan, apalagi menarik wanita. Kamu manusia buruk Noel, kebahagiaanmu tidak sebanding dengan usahamu, kamu masih bermain-main, membuang waktu menonton Youtube. Ingat teman-teman SMP mu, seberapa keras mereka berusaha? Usaha mu ½ pun tidak sampai dan kebahagiaan mu berkali-kali lipat dari mereka. Karena kamu tidak sanggup, kamu dipindah ke kolam yang lebih kecil. Kamu bagaikan ikan mungil, yang dipindah ke kolam mini, kamu bahagia sekarang, saat kamu harus pergi ke kolam besar, apa yang akan terjadi? Noel 1 : Apa maksudmu Noel? Aku baru saja mengalami hal yang baik dan kamu langsung menjatuhkanku, tidak bisakah kamu menjadi teman yang baik, tidak mencemooh dan membully ku?
Noel 2: Hei , aku kan cuma mengatakan yang
sebenarnya, kamu juga tahu, yang kukatakan itu benar, kamu begini malah buruk lho, selain sombong dan malas kamu lari dari kenyataan. Noel 1 : Kamu menegurku seperti ini, membuatku sedih bukankah tujuan kita untuk memperbaiki diri, kamu malah merusak ku.
Noel 2: Jangan alay lah, lebih tegar dikit napa? Apa lebih baik aku memberikan pujian-pujian palsu, supaya kamu tetap bahagia? Noel 1 : Bukan begitu maksudku….
Noel 2: Kamu layak untuk direndahkan, dicemooh dan
dibully Noel, kekuranganmu terlihat jelas di mataku. Aku akan selalu mengkritik mu selama, kekurangan masih ada, dan kau tidak berusaha berubah. Noel 1: Berikan solusi, jangan hanya paparkan masalah.
Noel 2: Hahaha, kupikir kamu cukup pintar untuk
mencari solusi sendiri, ternyata kamu bodoh. Noel 1: Jangan bully aku terus, aku ngga suka.
Noel 2: Ok, jadi ini adalah solusi supaya aku tidak
membully mu, lakukan ini maka aku akan diam, malah memujimu. Kamu mau menurutinya kan? Noel 1: Apapun akan kulakukan agar kamu diam, segitu besarnya kebencianku pada komentar-komentarmu.
Noel 2: Berusahalah sampai kamu tidak bisa bermain,
gunakan setiap waktu dengan produktif, jangan nonton youtube, buka IG, apalagi main game. Noel 1: Heh, itu adalah hal-hal yang aku sukai, dan aku harus meninggalkan semua itu?
Noel 2: Kamu mau aku cemooh terus kah?
Noel 1: Hahhh yaudah deh.
Secara perlahan Noel berubah, menjadi lebih disiplin dan bijak
dalam menggunakan waktu, alhasil Noel mendapatkan masa depan cerah yang Ia inginkan.