Anda di halaman 1dari 18

KEMENTERIANRISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKIAN TIN

UNIVERSITAS HALU OLEO


FAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KEBUMIAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
LAPORAN REMOTE SENSING DAN GIS PERTAMBANAGAN
PETA PENYEBARAN NIKEL

OLEH:

LA ODE ISMAIL
R1D117013

BAB I

1
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Mineral dan bauan (bahan galian) merupakan salah satu sumber

daya alam non hayati yang keterjadiannya disebabkan oleh proses–

proses geologi. Berdasarkan keterjadian dan sifatnya bahan galian

dapat dibagi menjadi 3 kelompok; mineral logam, mineral industri

serta batubara dan gambut. Karakteristik ketiga bahan galian tersebut berbeda,

sehingga metode eksplorasi yang dilakukan juga berbeda.

Eksplorasi (exploration) merupakan suatu aktivitas untuk encari

tahu keadaan suatu daerah atau wilayah yang sebelumnya di ketahui

keberadaannya bahan galian umumnya melalui beberapa tahap

eksplorasi, dimulai dari survey tinjau, prospeksi, eksplorasi umum

sampai eksplorasi rinci. Mengenai eksplorasi dari mineral logam yaitu

nikel laterit yang dimana merupakan endapan yang terbentuk akibat

konsentrasi mineral berharga yang berasal dari perombakan batuan asal

dari beberapa mekanis pembentukannya dari pelapukan (perombakan),

perpindahan (traspor), pemisahan (shorting) dan pengkayaan

(konsentarsi).

Yang melatar belakangi pembuatan makalah ini yaitu untuk

mengetahui mengenai metode eksplorasi nikel laterit dan system

penambangannya.

1.2 Rumusan Masalah

2
dari latar belakang di atas dapat diambil rumusan masalah sebagai berikut:

1. Pengertian nikel laterit

2. Bagimana proses atau tahapan eksplorasi nikel laterit yang ada di Sulawesi

tenggara.

3. Bagaiman jenis jenis metode Penambangan nikel laterit

1.1 Tujuan dan Manfaat

Tjuan pembuatan makalah ini yaitu:

1. Untuk mengetahui metode eksplorasi dalam proses penambangan nikel laterit.

2. Mengetahui system penambangan nikel laterit.

BAB II
PEMBAHSAN

3
2.1 Pengertian Nikel laterit

Nikel laterit merupakan endapam yang terbentuk yang awalnya magma

yang bersal dari mantel dalam pengkayaan magma dimana magma mulai muncul

di permukaan yang akan di pengaruhi oleh temperature dan tekanan. Setelah

magma sampai ke permukaan akan menghasilakan mineral berharga dan beragam.

Nikel merupakan salah satu endapan yang terbentuk akibat konsentrasi mineral

mineral berharga (mineral biji) yang berasal dari perombakan batuan asal melalui

beberapa mekanisme antara lain pelapukan, perpindahan tempat, pemisahan dan

pengkayaan.

Pada proses pembentukannya dimulai yang termaksut curah hujan yang

dimana, dari udara meresap ke bawah sampai ke permukaan air tanah sambil

melindih mineral primer yang tidak stabil seperti serpentin dan piroksin. Air tanah

meresap secara perlahan dari atas ke bawah sampai ke batas antara -ona limonit

dan -ona saprolit, kemudian mengalir secara lateral dan selanjutnya lebih banyak

didominasi oleh transportasi larutan secara horisontal . Magnesium dan silikon

termasuk nikel terlindih dan terbawa bersama larutan, demikian hingga

4
memungkinkan terbentuknya mineral baru melalui pengendapan kembali dari

unsur-unsur yang larutnya tadi. Batuan asal ultramafik pada -ona saprolit di

impregnasi oleh nikel melalui larutanyang mengandung nikel, sehingga kadar

nikel dapat naik. Dalam hal ininikel dapat mensubtitusi magnesium dalam

serpentin atau juga mengendap padarekahan bersama dengan larutan yang

mengandung magnesium silikon sebagai garnierit. Akibat disintegrasi pada

batuan, air tanah akan masuk pada rekahan yang terbentuk dan memungkinkan

intensitas pelindian, karena pengaruh morfologi yang semakin besar. Disamping

hidrolisa magnesium dan silikon, maka air tanah kontak yang dengan batuan pada

-ona saprolit tersebut juga akan dijenuhkan oleh unsur nikel. Rekahan batuan asal

sebagian magnesium mengendap sebagai gelmagnesit yang dilapangan dikenal

sebagai akar pelapukan. Unsur–unsur yang tertinggal seperti besi, almunium,

mangan, kobal dan juga nikel di ona limonit akan dikayakan sebagai mineral

oksida, hidroksida seperti limonit, goethit, hematit, manganit. Selain itu terdapat

juga mineral sisa (relict minerals) spinelkhrom, sebagai hasil konsentrasi residu

akibat terlindinya magnesium dan silikon. Karena sifatnya resisten terhadap

pelapukan khromit akan dikayakan secara relatif (relatif enrichment).

Gambar Skema produksi Profil Nikel Laterit

5
PEMBERSIHAN

PENGUPASAN TANAH PEMBUAGAN


PENUTUP

PENAMBANGAN MENAMBANG SAPROLIT


LIMONIT

SIMPAN SEMENTARA

PISA UKURAN

PEMBUNGAN SARINGAN TETAP

PENYIMPANAN ORE PENYIMPANAN ORE

LIMONIT SIAP KAPAL SAPROLIT SIAP KAPAL

TONGKANG

KAPAL EKSPOR

6
Faktor-faktor yang mempengaruhi dalam pembentukan endapan nikel

laterit adalah sebagai berikut :

1. Batuan asal

Dalam hal ini yang bertindak sebagai batuan asal adalah batuan ultrabasa

karena mempunyai elemen yang paling banyak diantara batuan-batuan lainnya,

mineral-mineralnya mudah lapuk (tidak stabil), Komponen-komponennya mudah

larut yang memungkinkan terbentuknya endapan nikel.

2. Iklim

Adanya pergantian musim hujan dan kemarau dimana terjadi kenaikan

dan penurunan permukaan air tanah juga dapat menyebabkan terjadinya proses

pernisahandan akumulasi unsur-unsur. Perbedaan temperatur yang cukup besar

akan membantu terjadinya pelapukan mekanis, dimana akan timbul rekahan-

rekahan dalam batuan yang akan mempermudah proses atau reaksi.

3. Reaksi kimia

Reaksi kimia adalah unsur-unsur dan senyawa yang menbantu mempercepat

proses pelapukan, yang terlarut bersama dengan air memegang peranan penting

dalam proses pelapukan kimia.  

4. Struktur geologi

truktur menyebabkan deformasi dari batuan, yang sangat dominan

dalam pembentukan endapan nikel adalah sturktur rekahan (joints) dibandingkan

terhadap struktur patahan. Batuan ultrabasa mempunyai porositas dan

permeabilitas yang kecil sekali sehingga penetrasi air menjadi sulit , maka dengan

7
adanya rekahan-rekahan tersebut akan lebih memudahkan masuknya air dan

berarti proses pelapukanakan lebih intensif .

5. Topografi

Keadaan topografi setempat sangat mempengaruhi sirkulasi air beserta

reagen2reagen lain. 8ntuk daerah yang landai maka air akan begerak  perlahan-

lahan sehingga mempunyai kesempatan untuk mengadakan penetrasi lebih dalam

melalui rekahan-rekahan atau pori-pori batuan.

6. waktu

waktu yang cukup lama akan menghasilkan pelapukan yang cukup

intensif karena akumulasi unsur nikel cukup tinggi. 

2.2 Tahapan Eksplorasi

tahapan eksplorasi khususnya eksplorasi nikel yang diterapkan terdiri :

perencanaan eksplorasi, eksplorasi regional, eksplorasi semi detail, eksplorasi

detail

1. Perencanaan Eksplorasi

pada tahapan ini kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan adalah sebagai

berikut :

a. Studi Literatur, studi literatur bertujuan untuk mempelajari hasil penelitian

yang pernahdilakukan oleh para ahli geologi terdahulu di daerah sulawesi

tenggara, dan mengetahui di mana keterdapatan suatu batuan induk dari suatu

bijih mineral serta mempelajari karakteristik suatu endapan bijih mineral di

daerah yang akan di teliti.

8
b. CInterprestasi Lansat, ini biasanya dilakukan pada tahap awal dari kegiatan

eksplorasi yangsangat bermanfaat untuk orientasi daerah. Penyelidikan,

disamping sabagai peta dasar juga sebagai peta untuk mendesain eksplorasi.

c. Cnterperstasi peta topografi, bertujuan untuk mengetahui kemungkinan

dimanater dapat menentukann sebaran batuan ultramafik sebagai batuan

induk baik terdapat ditopografi terjal atau topografi landai. <al ini penting

untuk efisiensi waktu sehingga daerah yang dianggap kemungkinan

terdapatnya ultramafik saja yang dikunjungi.

2. eksplorasi semi detail

seetelah kegiatan eksplorasi regional maka dilanjutkan dengan kegiatan1

eksplorasi semi detail, dimana pada tahap ini kegiatan lebih dirapat atau

difokuskan pada wilayah atau daerah yang mempunyai anomali yang

cukupmenarik pada waktu kegiatan eksplorasi regional. Kegiatan ini bertujuan

untuk mengetahui karakteristik bijih baik sifat kimianya (kadar unsur yang

dikandungnya) maupun sifat fisik. Adapun kegiatan pada tahap ini adalah sebagai

berikut :

a. Pemetaan geologi semi detail, Kegiatan ini dilakukan dengan melakukan

pengambilan conto lebih rapat lagi serta melokalisir sebaran laterit daerah

prospek. Untuk kegiatan ini biasanya digunakan skala.

b. Pengukuran Lintasan, pengukuran lintasan dilakukan untuk menentukan

titik 2titik bor pada lokasiyang sudah dipetakan sebaran lateritnya.

9
c. pemboran inti, Kegiatan ini dilakukan dengan pemboran inti kemudian

contoh laterit bawah permukaan dan untuk mengetahui dimensi lertikal dari

latent.

3. Eksplorasi Detail

Aahapan ini merupakan kelanjutan dari tahapan eksplorasi semi detail

dimana pada tahapan ini bertujuan untuk mengetahui sumber daya ore secara pasti

sehingga dapat didesain sistem penambangan yang nantinya akan digunakan.

Adapun kegiatan yang dilaksanakan pada tahap ini adalah :

a. Pemetaan Geologi Detail, pada kegiatan ini areal kegiatan semakin

dipersempit dengan membuat beberapa lokasi prospek berdasarkan atas skala

prioritas, biasanya skala yang digunakan juga semakin besar.

b. Pemboran inti, pemboran inti dilakukan dengan pemboran bersistem

kemudian diperapat lagi. kegiatan ini bertujuan untuk mengambil laterit

bawah permukaan.

3. Evaluasi

Hasil akhir dari kegiatan eksplorasi sumber daya bahan galian dalam

penentuan ekonomis atau tidak suatu bahan galian dapat ditambang adalah

menentukan besarnya sumbe rdaya sampai dengan cadangan bahan galian. Dalam

suatu penaksiran data lapangan dari hasil eksplorasi harus merupakan cerminan

kondisi geologi dan karakter sifat dari batuannya lebih jauhnya sesuai dengan

tujuan evaluasinya. Suatu penaksiran harus didasarkan kepada data faktual yang

diolah, diperlakukan secara objektif.

10
2.3 Metode Eksplorasi Nikel Laterit

Metode eksplorasi yang digunakan pada bahan galian nikel laterit yaitu :

1. Metode Eksplorasi Langsung

Metode eksplorasi langsung mempunyai pengertian bahwa pengamatan

dapat dilakukan dengan kontak visual dan fisik dengan kondisi permukaan/bawah

permukaan, terhadap endapan yang dicari serta dapat dilakukan deskripsi

megaskopis/mikroskopis, pengukuran dan sumpling terhadap objek yang

dianalisis. Begitu juga dengan interpretasi yang dilakukan, dapat berhubungan

langsung dengan fakta-fakta dari hasil pengamatan lapangan. Metode eksplorasi

langsung ini dapat dilakukan (diterapkan) pada sepanjang kegiatan kegiatan

eksplorasi. Beberapa aspek dalam metode eksplorasi langsung adalah:

a) Pemetaan geologi

Pemetaan geologi merupakan suatu kegiatan pendataan informasi-informasi

geologi permukaan dan menghasilkan suatu bentuk berupa peta geoologi yang

dapat memberikan gambaran mengenai penyebaran dan susunan batuan serta

memuat informasi gejala-gejala struktur geologi yang dapat mempengaruhi pola

penyebaran nikel laterit.

b) Parit uji

Puritan uji dibangun dengan tujuan untuk mengetahui tebal lapisan

permukaan, kemiringan perlapisan, struktur tanah dan lain-lain. Pada pembuatan

parit memiliki keterbatasan yaitu hanya bias melakukan overburden yang tipis,

karena pada Pembuatan paritan merupakan salah satu cari dalam observasi

singkapan atau dalam pencarian sumber (badan) bijih atau endapan.

11
c) Sumur uji

Pembuatan sumur uji atau test pit dimaksudkan untuk mendapatkan hasil

lebih akurat dari pembuatan parit uji. Sumur uji dibuat dengan menggali lubang

sedalam 10 smpai 20 meter. Dalam sumur uji diperhatikan beberapa faktor, seperti

adanya bongkahan-bongkahan yang akan mempersulit dalam proses penggalian

yang paling penting faktor lainnya adalah terdapatnya air.

d) Pemboran eksplorasi

Adalah suatu kegiatan pembuatan lubang berdiameter kecil pada suatu

target eksplorasi dengan kedalaman mencangkup ratusan meter untuk

memperoleh data yang representative. Yang perlu di perhatikan adalah kondisi

geologi, topografi, tipe pemboran yang akan digunakan, pemboran, waktu

pemboran, dan pelaksanaan pemboran.

2. Metode Eksplorasi Tidak Langsung

Metode eksplorasi tidak langsung adalah kegiatan eksplorasi yang dilakukan

dengan tidak berinteraksi langsung dengan bahan galian yang dicari. Untuk

eksplorasi tidak langsung diantaranya adalah:

a. Metode geofisika

Metode ini dilakukan berdasarkan perbedaan dari sifat fisik pada batuan,

mineral dan bijih endapan yang diukur. Secara umum eksplorasi geofisika

dilakukan dengan beberapa metode antara lain yaitu:

1) Metode magnetic, adalah memetakan gangguan lojal pada medan magnetic

bumi yang disebabkanoleh farisasi kemagnetan batuan, alat untuk

menggunakan metode magnetic adalah magnetometer. Metode eksplorasi

12
dengan magnetic sangat berguna dalam pencarian sasaran eksplorasi mencari

endapan placer, defosit bijih besi, bijih silfida, dan batuan bassa.

2) Metode geolistrik, metode ini mengukur dan menyelidiki sifat kelistrikan

yang dimiliki oleh batuan atau mineral. Mineral-mineral sulfide pada

umumnya bias dikenal dengan metode ini dikarenakan sifat fisiknya yang

mudah menghantarkan listrik diinjeksikan ke dalam bumi.

3) Metode seismic, yaitu mengukur cepat rambat dari jenis perlapisan dari

batuan dengan cepat rambat, yang berbeda tiap batuannya dimana akan

diterima oleh alat penerima getaran disebut geofon. Metode ini jarang

dipergunakan dalam penyelidikan pertambangaan bijih tetapi banyak

dipergunakan dalam penyelidikan minyak bumi

b. Metode geokimia

Metode goekimia merupakan metode yang khusus mengkonsentrasikan

pada pengukuran kelimpahan, distribusi, dan migrasi unsur-unsur atau unsur-

unsur ysng berhubungan erat dengan bijih, dengan tujuan mendeteksi endapan

bijih. Secara sistematis satu atau lebih unsur jejak pada batuan, tanah, sedimen

sungai aktif, vegetasi, air, atau gas untuk mendapatkan anomaly geokimian yaitu

konsentrasi abnormal dari unsur tertentu yang kontras terhadap lingkungannya.

13
2.4 Sistem Penambangan Nikel Laterit

1. metode penambangan

metode penambangan yang digunakan khususnya daerah Sulawesi tenggara

adalah metode tambang terbuka atau open pit mining. Dengan system berjenjang

dengan banyak muka kerja (multi bnech system) setiap jenjang dihubungkan jalan

masuk tambang denagn jalan utama tambang. Proses penambangan dimulai dari

pengupasan overburden, limonit, saprolit dan berhenti pada batuan dasar bed rock.

Pada setiap jenjang lapisan ore akan dilakukan fase sampling dan selanjutnya akan

dipasang patok dan diberi keterangan hasil dari fase sampling, selanjutnya data ini

akan dijadikan acuan bencana penambangan.

2. Tahapan Kegiatan Penambangan

a. Clearing

Pekerjaan Clear membersihkan lahan dari semak-semak dan pohonan kecil

dipergunakan Bulldozer D85 dan chainshaw jika diperlukan untuk menebang

pohon besar Diameter >200 mm, target pekerjaan ini didasarkan atas rencana

Land Clearing Plan dari Perusahaan. Pemindahan batang kayu komersial meliputi

semua jenis kayu yang berdiameter > 200mm dimana masih layak dipakai

merupakan milik Perusahaan.

b. Top Soil

Pekerjaan pengalian lapisan Top Soil diperkirakan ketebalannya 1 meter,

Top Soil ini merupakan lapisan tanah penutup bagian atas yang mengandung

unsur hara yang berguna sebagai media tumbuh dari tanaman. Top soil ini harus

diperlakukan secara baik dan akan ditempatkan pada Top Soil stock area, dimana

14
nantinya akan dipergunakan dan disebar untuk Reklamasi Tambang. Penimbunan

Top Soil peletakkannya harus diatur dengan ketinggian maksimum 2 meter

berjajar, dan tiimbunan diusahakan harus tetep stabil. Peralatan yang

dipergunakan untuk operasi pekerjaan pemindahan Top Soil adalah Excavator

320D untuk alat gali/muat dan Dump Truck sebagai alat angkutnya.

c. Overburden & Waste Removal

overburden dan waste karakteristik adalah Overburden merupakan lapisan

diantara lapisan atas/Top Soil dan lapisan bijih/Ore , lapisan overburden ini

mayoritas terdiri dari tanah laterit dan batuan lempungan yang mudah untuk

digali.

Untuk operasi pekerjaan pemindahan Overburden akan dipergunakan Buldozer

85, Excavator 320 D sebagai alat gali/muat dan peralatan angkut Dump Truck

atau dump truk 6 x 4, dan batasan maksimum jarak angkut adalah 0.3 Km

terukur dari front tambang ke waste dump area.

Jarak angkut adalah jarak titik tengah lokasi penambangan menuju titik

tengah lokasi pembuangan material diukur mengikuti jalan sebenarnya yang sudah

dibuat berdasarkan desain tambang dan akan ditentukan dan disetujui di lapangan

bersama-sama. Volume Overburden dan waste serta penempatan material dan

konfigurasi alat yang digunakan harus sesuai dengan Rencana Tambang yang

dibuat Perusahaan dengan acuan batasan Ratio berdasarkan surveyor.

d. Nickel Ore Mining (Penambangan Bijih Nikel)

15
Penambangan diklasifikasikan atas 2 jenis kualitas ore utama, yaitu limonit

dan saprolit. Sedangkan 1 jenis kualitas ore lagi yaitu low grade saprolit (LGSO)

dimana kualitas ore merupakan transisi antara saprolit dan limonit. Ke tiga jenis

ore tersebut ditentukan oleh Tim Eksplorasi dan Perencanaan Tambang.

Pelaksanaan dilapangan akan diawasi oleh grade controller.

Limonit ditambang dan diangkut langsung ke tempat pemisahan ukuran

berdasarkan gravitasi atau Grizzly portable. Saprolit ditambang sebagian akan

diangkut langsung ke tempat penyaringan tetap atau disebut Grizzly portable .

Pengambilan sample dilakukan diatas truk dengan ketentuan yang ditetapkan oleh

perusahaan. Dan sebagian akan dipindahkan ke tempat penyimpanan sementara

atau disebut Stockyard dan pengambilan sample diatas truk atau pada tumpahan

truk dengan ketentuan yang ditetapkan sebelumnya.

Penentuan ore akan diangkut langsung ke grizzly atau diangkut ke stockyard oleh

grade control. Hal ini didasari oleh fackor kualitas. Penambangan harus mengikuti

prosedur tersebut dan penentuan lokasi stock akan ditentukan oleh pihak

perusahaan.

Operator Tambang harus menjaga tidak terjadinya pengotoran ore baik limonit

atau saprolit pada saat penggalian di lokasi penambangan (front). Pembatuan jalan

di front ataupun tempat penggalian harus menggunakan batuan yang tidak

mengandung silica tinggi diutamakan menggunakan batuan/boulder sekitar area

penggalian yang masih mengandung nikel.

16
2.5 Perusahaan Tambang

Gambar 1:Salah satu contoh perusahaan yng menggunakan metode tambang


terbuka khususnya daerah Sulawesi tenggara adalah PT. IFISDECO

PT. IFISDECO adalah salah satu perusahaan milik Negara yang bergerak

di bidang pertambangan nikel. Mendapat kesempatan dari pemerintah kabupaten

konsel dengan memberikan izin usaha pertambangan (IUP) operasi produksi yang

terletak di kecamatan tinanggea, kabupaten konsel Sulawesi tenggara dengan

dangan beroperasinya PT. IFISDECO di kabupaten konsel telah memberiksn

kontribusi terhadap pembangunan daerah di provinsi Sulawesi tenggar.

PT. IFISDECO salah satu tambang terbuka dalam melakukan pengusahaan

pertambangan nikel yang meliputi tahapan kegiatan studi kelayakan, eksploitasi,

pengolahan dan permunian sampai dengan pengangkutan dan penjualan. Beberapa

jenis alat yang digunakan antaranya adalah wheal loader, doser, dump truck,

excavator buscket yang digunakan pada tambang nikel yang materialnya lunak.

17
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kesimpilan pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Metode teknik eksplorasi yaitu:

o Metode eksplorasi langsung mempunyai pengertian bahwa pengamatan

dapat dilakukan dengan kontak visual dan fisik dengan kondisi

permukaan/bawah permukaan, terhadap endapan yang dicari serta dapat

dilakukan deskripsi megaskopis/mikroskopis, Metode Eksplorasi Tidak

Langsung.

o Metode eksplorasi tidak langsung adalah kegiatan eksplorasi yang dilakukan

dengan tidak berinteraksi langsung dengan bahan galian yang dicari.

1. metode penambangan yang digunakan khususnya daerah Sulawesi tenggara

adalah metode tambang terbuka atau open pit mining. Proses penambangan

dimulai dari pengupasan overburden, limonit, saprolit dan berhenti pada

batuan dasar bed rock. Pada setiap jenjang lapisan ore akan dilakukan fase

sampling dan selanjutnya akan dipasang patok dan diberi keterangan hasil

dari fase sampling, selanjutnya data ini akan dijadikan acuan bencana

penambangan.

3.2 saran

saran yang dapat saya sampaikan mengenai penulisan makalah ini agar

dapat digunakan sebagai bahan pembelajaran dalam pertamabnagan nikel laterit.

18

Anda mungkin juga menyukai