Anda di halaman 1dari 29

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

UNIVERSITAS HALU OLEO


FAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KEBUMIAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
LAPORAN KUNJUNGAN LAPANGAN
K3 DAN KEBIJAKAN PERTAMBANGAN DIRUMAH SAKIT JANTUING
DI EKS GEDUNG RSUD, JALAN DR. SAM RATULANGI, KELURAHAN
KEMARAYA, KECAMATAN KENDARI BARAT
PROVINSI SULAWESI TENGGARA

OLEH :
KELOMPOK IV:
1. MUHAMAD IVAN (F1B2 14 079)
2. NUR ILAHI SAFAR (R1D1 16 030)
3. SADAM (R1D1 16 036)
4. MAGHFIRA SUCIATI (R1D1 17 060)
5. LA ODE ISMAIL (R1D1 17 013)
6. IDIN TABARA (R1D1 18 066)
7. DERIL SISWANTO (R1D1 18 082)
8. HILMAN TOSANKEA (R1D1 18 099)
9. MUHAMMAD IHSAN (R1D1 18 110)

KENDARI
2019

1|K3 dan kebijakan pertambangan


KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT., yang telah

memberikan limpahan rahmat serta karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis

dapat menyelesaikan laporan “K3 dan kebijkan pertambagan” ini tepat pada

waktunya.

Dalam proses penyusunan laporan ini, penulis banyak mengalami kesulitan.

Namun berkat bantuan dan bimbingan beberapa pihak, terutama kepada yang

terhormat Bapak Irfan Ido, SP, M.Si selaku dosen pembimbing saat kunjungan

lapangan ke pembagunan rumah sakit jantung. yang telah memberikan bimbingan dan

koreksi sehingga laporan ini dapat terselsaikan.

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh

karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangan

demi kesempurnaan laporan-laporan selanjutnya.

Akhir kata, penulis menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak

yang telah berperan serta dalam penyusunan laporan ini dari awal sampai akhir.

Kendari, Desember 2019

Penulis,

Kelompok 4

2|K3 dan kebijakan pertambangan


DAFTAR ISI

Halaman Judul........................................................................................................i

Kata Pengantar......................................................................................................ii

Daftar Isi................................................................................................................iii

Bab I Pendahuluan.................................................................................................1

1.1 Latar Belakang...................................................................................................1

1.2 Rumusan masalah...............................................................................................2

1.3 Tujuan................................................................................................................2

1.4 Manfaat..............................................................................................................2

1.5 Letak, Waktu dan Kesampaian Daerah..............................................................3

Bab II Landasan Teori...........................................................................................4

2.1 Pengertian Keselamatan dan Kesehatan Kerja..............................................4-5

2.2 Dasar Pemberlakuan.......................................................................................5-8

2.3 Tujuan Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja......................................8-9

2.4 Penyebab Kecelakaan Kerja.........................................................................9-10

2.5 Usaha Mencapai Keselamatan Kerja..........................................................10-12

2.6 Masalah kesehatan karyawan......................................................................12-13

Bab III Pembahasan............................................................................................14

3|K3 dan kebijakan pertambangan


3.1 Penerapan K3 Pada Pembangunan Rumah Sakit Jantung..........................14-15

3.2 peralatan safety...........................................................................................15-20

3.3 keselamatan kerja........................................................................................20-21

3.4 kesehatan kerja............................................................................................21-22

3.5 prosedur tanggab darurat..................................................................................22

Bab IV Penutup....................................................................................................23

4.1 Kesimpulan......................................................................................................23

4.2 Saran.................................................................................................................23

Daftar Pustaka.......................................................................................................iv

Lampiran................................................................................................................v

4|K3 dan kebijakan pertambangan


BAB I
PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang

Keselamatan dan kesehatan kerja adalah suatu pemikiran dan upaya untuk

menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah maupun rohaniah tenaga kerja

pada khususnya, dan manusia pada umumnya, hasil karya dan budaya untuk menuju

masyarakat adil dan makmur.

Keselamatan dan keamanan kerja mempunyai banyak pengeruh terhadap

faktor kecelakaan, karyawan harus mematuhi standart (K3) agar tidak menjadikan

hal-hal yang negative bagi diri karyawan. Terjadinya kecelakaan banyak dikarenakan

oleh penyakit yang diderita karyawan tanpa sepengetahuan pengawas (K3),

seharusnya pengawasan terhadap kondisi fisik di terapkan saat memasuki ruang kerja

agar mendeteksi sacera dini kesehatan pekerja saat akan memulai pekerjaanya.

Keselamatan dan kesehatan kerja perlu diperhatikan dalam lingkungan kerja, karena

kesehatan merupakan keadaan atau situasi sehat seseorang baik jasmani maupun

rohani sedangkan keselamatan kerja suatu keadaan dimana para pekerja terjamin

keselamatan pada saat bekerja baik itu dalam menggunakan mesin, pesawat, alat

kerja.

Yang melatarbelakangi pembuatan laporan tinjauan lapangan pada

pembangunan rumah sakit jantung untuk mengetahui penerapan ksehatan dan

keselamatan kerja (K3) para pekerja.

5|K3 dan kebijakan pertambangan


1.2 Rumusan Masalah

Penulisan laporan mengenai keselamatan dan kesehatan kerja, dimaksudkan

untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang keselamatan dan kesehatan kerja

(K3). Berdasarkan hal tersebut, dirumuskan beberapa masalah sebagai berikut:

1.      Apa pengertian keselamatan dan kesehatan kerja (K3)?

2.      Apa yang menjadi dasar pemberlakuan kesehatan dan keselamatan Kerja (K3)?

3.      Apa fokus dan tujuan dari program kesehatan dan keselamatan kerja?

4.      Apa saja yang menjadi penyebab kecelakaan?

5.      Apa saja usaha untuk mencapai keselamatan kerja?

6.      Apa saja yang menjadi masalah kesehatan karyawan?

1.3 Tujuan

Tujuan diadakannya praktikum atau tinjauan lapangan K3 dan kebijakan

pertambangan yaitu sebagai berikut:

1. Mahasiswa dapat mengetahui penerapan K3 khususnya di pembangunan rumah

sakit jantung

2. mengetahui bagaimana meminimalisir kecelakaan kerja

1.4 manfaat

Manfaat yang didapatkan setelah melakukan tinjauan lapangan pada rumah

sakit jantung mengenai penerapan K3 yaitu dapat memahami penerapan K3 dan

juga dapat menerapkan kesehatan dan kesalamatan kerja dalam kehidupan sehari

6|K3 dan kebijakan pertambangan


untuk meminimalisir resiko kecelakaan kerja serta mengaplikasikan dalam

bermasyarakat.

1.5 Letak, Waktu dan Kesampaian Daerah

Kegiatan Praktikum Lapangan atau kunjungan lapangan K3 dan kebijakan

pertambangan dilaksakan pada hari Sabtu, 2 november 2019. Di eks gedung RSUD

Provinsi Sultra Jalan Dr. Sam Ratulangi, Kelurahan Kemaraya, Kecamatan Kendari

Barat, Kota Kendari. Perjalanan menuju tempat praktikum di mulai dari halaman

Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian pada pukul 01.30 WITA menggunakan

kendaraan pribadi (Motor). Untuk sampai pada posisi start di lapangan yaitu di desa

pamandati, membutuhkan waktu sekitar 30 menit perjalanan. Di lapangan terdapat

beberapa hal yang tidak bisa dilakukan antara lain dokumentasi tanpa terkecuali jika

diizinkan oleh pembimbing lapangan pada kegiatan kami, dijelaskan mengenai

struktur bangunanannya.

7|K3 dan kebijakan pertambangan


BAB II
LANDASAN TEORI

2.1    Pengertian Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Menurut Mondy (2008) keselamatan kerja adalah perlindungan karyawan dari

luka-luka yang disebabkan oleh kecelakaan yang terkait dengan pekerjaan. Resiko

keselamatan merupakan aspek-aspek dari lingkungan kerja yang dapat menyebabkan

kebakaran, ketakutan aliran listrik, terpotong, luka memar, keseleo, patah tulang,

kerugian alat tubuh, penglihatan dan pendengaran.

Sedangkan kesehatan kerja menurut Mondy (2008) adalah kebebasan dari

kekerasan fisik. Resiko kesehatan merupakan faktor-faktor dalam lingkungan kerja

yang bekerja melebihi periode waktu yang ditentukan, lingkungan yang dapat

membuat stres emosi atau gangguan fisik.

Beberapa pendapat mengenai pengertian keselamatan dan kesehatan kerja

antara lain:

a) Menurut Mangkunegara (2002)

Keselamatan dan kesehatan kerja adalah suatu pemikiran dan upaya untuk

menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah maupun rohaniah tenaga kerja

pada khususnya, dan manusia pada umumnya, hasil karya dan budaya untuk menuju

masyarakat adil dan makmur.

b) Mathis dan Jackson (2002)

Menyatakan bahwa Keselamatan adalah merujuk pada perlindungan terhadap

kesejahteraan fisik seseorang terhadap cedera yang terkait dengan pekerjaan.

8|K3 dan kebijakan pertambangan


Kesehatan adalah merujuk pada kondisi umum fisik, mental dan stabilitas emosi

secara umum.

c) Menurut Ridley, John (1983)

Boby Shiantosia (2000), mengartikan Kesehatan dan Keselamatan Kerja

adalah suatu kondisi dalam pekerjaan yang sehat dan aman baik itu bagi

pekerjaannya, perusahaan maupun bagi masyarakat dan lingkungan sekitar pabrik

atau tempat kerja tersebut.

d) Jackson (1999),

Menjelaskan bahwa Kesehatan dan Keselamatan Kerja menunjukkan kepada

kondisi-kondisi fisiologis-fisikal dan psikologis tenaga kerja yang diakibatkan oleh

lingkungan kerja yang disediakan oleh perusahaan. Kesehatan pekerja bisa terganggu

karena penyakit, stres, maupun karena kecelakaan. Program kesehatan yang baik akan

menguntungkan para pekerja secara material, selain itu mereka dapat bekerja dalam

lingkungan yang lebih nyaman, sehingga secara keseluruhan para pekerja akan dapat

bekerja secara lebih produktif.

2.2     Dasar Pemberlakuan

Pemerintah memberikan jaminan kepada karyawan dengan menyusun

Undang-undang Tentang Kecelakaan Tahun 1947 Nomor 33, yang dinyatakan

berlaku pada tanggal 6 januari 1951, kemudian disusul dengan Peraturan Pemerintah

Tentang Pernyataan berlakunya peraturan kecelakaan tahun 1947 (PP No. 2 Tahun

1948), yang merupakan bukti tentang disadarinya arti penting keselamatan kerja di

9|K3 dan kebijakan pertambangan


dalam perusahaan. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 1992,

menyatakan bahwa sudah sewajarnya apabila tenaga kerja juga berperan aktif dan

ikut bertanggung jawab atas pelaksanaan program pemeliharaan dan peningkatan

kesejahteraan demi terwujudnya perlindungan tenaga kerja dan keluarganya dengan

baik. Jadi, bukan hanya perusahaan saja yang bertanggung jawab dalam masalah ini,

tetapi para karyawan juga harus ikut berperan aktif dalam hal ini agar dapat tercapai

kesejahteraan bersama.

Penerapan program K3 dalam perusahaan akan selalu terkait dengan landasan

hukum penerapan program K3 itu sendiri. Landasan hukum tersebut memberikan

pijakan yang jelas mengenai aturan yang menentukan bagaimana K3 harus

diterapkan.

Berdasarkan Undang-Undang no.1 tahun 1970 pasal 3 ayat 1, syarat

keselamatan kerja yang juga menjadi tujuan pemerintah membuat aturan K3 adalah :

a.       Mencegah dan mengurangi kecelakaan.

b.      Mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran.

c.       Mencegah dan mengurangi bahaya peledakan.

d.      Memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu kebakaran atau

kejadian-kejadian lain yang berbahaya.

e.       Memberi pertolongan pada kecelakaan.

f.       Memberi alat-alat perlindungan diri pada para pekerja.

10 | K 3 d a n k e b i j a k a n p e r t a m b a n g a n
g.  Mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebar luasnya suhu,

kelembaban,debu, kotoran, asap, uap, gas, hembusan angin, cuaca, sinar radiasi,

suara dan getaran.

h.      Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja baik physik

maupun psychis, peracunan, infeksi dan penularan.

i.        Memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai.

j.        Menyelenggarakan suhu dan lembab udara yang baik.

k.      Menyelenggarakan penyegaran udara yang cukup.

l.        Memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban.

m.    Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan, cara dan

proses kerjanya.

n.      Mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang, binatang, tanaman atau

barang.

o.      Mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan.

p.      Mengamankan dan memperlancar pekerjaan bongkar muat, perlakuan dan

penyimpanan barang.

q.      Mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya.

r.       Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan yang

bahayakecelakaannya menjadi bertambah tinggi.

11 | K 3 d a n k e b i j a k a n p e r t a m b a n g a n
Undang-Undang tersebut selanjutnya diperbaharui menjadi Pasal 86 ayat 1

Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 yang menyebutkan bahwa setiap pekerja/ buruh

berhak untuk memperoleh perlindungan atas:

a)      Keselamatan dan kesehatan kerja

b)      Moral dan kesusilaan

c)      Perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia serta nilai-nilai

agama.

Sedangkan ayat 2 dan 3 menyebutkan bahwa “untuk melindungi keselamatan

pekerja/buruh guna mewujudkan produktivitas kerja yang optimal   diselenggarakan

upaya keselamatan dan kesehatan kerja.” (ayat 2), “Perlindungan sebagaimana

dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2) dilaksanakan sesuai dengan peraturan

perundang- undangan yang berlaku.” (ayat 3). Dalam Pasal 87 juga dijelaskan bahwa

Setiap perusahaan wajib menerapkan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan

kerja yang terintegrasi dengan sistem manajemen.

2.3    Tujuan Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Program keselamatan dan kesehatan kerja bertujuan untuk memberikan iklim

yang kondusif bagi para pekerja untuk berprestasi, setiap kejadian baik kecelakaan

dan penyakit kerja yang ringan maupun fatal harus dipertanggungjawabkan oleh

pihak-pihak yang bersangkutan (Rika Ampuh Hadiguna, 2009). Sedangkan menurut

Rizky Argama (2006), tujuan dari dibuatnya program keselamatan dan kesehatan

kerja adalah untuk mengurangi biaya perusahaan apabila timbul kecelakaan kerja dan

12 | K 3 d a n k e b i j a k a n p e r t a m b a n g a n
penyakit akibat hubungan kerja. Beberapa tujuan program Keselamatan dan

Kesehatan Kerja (K3) adalah:

1.      Mencegah kerugian fisik dan finansial baik dari pihak karyawan dan perusahaan

2.      Mencegah terjadinya gangguan terhadap produktivitas perusahaan

3.      Menghemat biaya premi asuransi

4.      Menghindari tuntutan hukum dan sebagai tanggung jawab sosial perusahaan

kepada karyawannya

2.4    Penyebab Kecelakaan Kerja

Menurut Mangkunegara (2008) faktor-faktor penyebab terjadinya kecelakaan

kerja, yaitu:

1.      Keadaan Tempat Lingkungan Kerja

a)     Penyusunan dan penyimpanan barang-barang yang berbahaya kurang

diperhitungkan keamanannya.

b)      Ruang kerja yang terlalu padat dan sesak.

c)      Pembuangan kotoran dan limbah yang tidak pada tempatnya.

2.      Pengaturan Udara

a)      Pergantian udara di ruang kerja yang tidak baik (ruang kerja yang kotor,

berdebu, dan berbau tidak enak).

b)      Suhu udara yang tidak dikondisikan pengaturannya.

3.      Pengaturan Penerangan

a)      Pengaturan dan penggunaan sumber cahaya yang tidak tepat.

13 | K 3 d a n k e b i j a k a n p e r t a m b a n g a n
b)      Ruang kerja yang kurang cahaya, remang-remang.

4.      Pemakaian Peralatan Kerja

a)      Pengamanan peralatan kerja yang sudah usang atau rusak.

b)      Penggunaan mesin, alat elektronik tanpa pengamanan yang baik.

5.      Kondisi Fisik dan Mental Pegawai

a)      Stamina pegawai yang tidak stabil.

b)      Emosi pegawai yang tidak stabil, kepribadian pegawai yang rapuh, cara

berpikir dan kemampuan persepsi yang lemah, motivasi kerja rendah, sikap

pegawai yang ceroboh, kurang cermat, dan kurang pengetahuan dalam

penggunaan fasilitas kerja terutama fasilitas kerja yang membawa risiko

bahaya.

2.5     Usaha Mencapai Keselamatan Kerja

Usaha – usaha yang dapat dilakukan untuk mencapai keselamatan kerja dan

menghindari kecelakaan kerja antara lain:

a. Analisis Bahaya Pekerjaan (Job Hazard Analysis)

Job Hazard Analysis adalah suatu proses untuk mempelajari dan menganalisa

suatu jenis pekerjaan kemudian membagi pekerjaan tersebut ke dalam langkah

langkah menghilangkan bahaya yang mungkin terjadi. Dalam melakukan Job Hazard

Analysis, ada beberapa langkah langkah yang harus perlu dilakukan adalah sebagai

berikut:

14 | K 3 d a n k e b i j a k a n p e r t a m b a n g a n
1)   Melibatkan Karyawan.

Hal ini sangat penting untuk melibatkan karyawan dalam proses job hazard

analysis. Mereka memiliki pemahaman yang unik atas pekerjaannya, dan hal tersebut

merupakan informasi yang tak ternilai untuk menemukan suatu bahaya.

2)   Mengulas Sejarah Kecelakaan Sebelumnya.

Mengulas dengan karyawan mengenai sejarah kecelakaan dan cedera yang

pernah terjadi, serta kerugian yang ditimbulkan, bersifat penting. Hal ini merupakan

indikator utama dalam menganalisis bahaya yang mungkin akan terjadi di lingkungan

kerja.

3)   Melakukan Tinjauan Ulang Persiapan Pekerjaan.

Berdiskusi dengan karyawan mengenai bahaya yang ada dan mereka ketahui

di lingkungan kerja. Lakukan brainstorm dengan pekerja untuk menemukan ide atau

gagasan yang bertujuan untuk mengeliminasi atau mengontrol bahaya yang ada.

4)   Membuat Daftar,Peringkat, dan Menetapkan Prioritas untuk Pekerjaan Berbahaya.

Membuat daftar pekerjaan yang berbahaya dengan risiko yang tidak dapat

diterima atau tinggi, berdasarkan yang paling mungkin terjadi dan yang paling tinggi

tingkat risikonya. Hal ini merupakan prioritas utama dalam melakukan job hazard

analysis.

5)   Membuat Outline Langkah-langkah Suatu Pekerjaan.

15 | K 3 d a n k e b i j a k a n p e r t a m b a n g a n
Tujuan dari hal ini adalah agar karyawan mengetahui langkah-langkah yang

harus dilakukan dalam mengerjakan suatu pekerjaan, sehingga kecelakaan kerja dapat

diminimalisir.

b.      Risk Management

Risk Management dimaksudkan untuk mengantisipasi kemungkinan

kerugian/kehilangan (waktu, produktivitas, dan lain-lain) yang berkaitan dengan

program keselamatan dan penanganan hukum

c.       Safety Engineer

Memberikan pelatihan, memberdayakan supervisor/manager agar mampu

mengantisipasi/melihat adanya situasi kurang ‘aman’ dan menghilangkannya

d.      Ergonomika

Ergonomika adalah suatu studi mengenai hubungan antara manusia dengan

pekerjaannya, yang meliputi tugas-tugas yang harus dikerjakan, alat-alat dan perkakas

yang digunakan, serta lingkungan kerjanya.

Selain ke-empat hal diatas, cara lain yang dapat dilakukan adalah sebagai

berikut:

1.      Job Rotation

2.      Personal protective equipment

3.      Penggunaan poster/propaganda

4.      Perilaku yang berhati-hati

16 | K 3 d a n k e b i j a k a n p e r t a m b a n g a n
2.6     Masalah kesehatan karyawan

Beberapa kasus yang menjadi masalaha kesehantan bagi para karyawan

adalah:

a) Kecanduan alkohol & penyalahgunaan obat-obatan

Akibat dari beban kerja yang terlalu berat, para karyawan terkadang

menggunakan bantuan dari obata-obatan dan meminum alcohol untuk menghilangkan

stress yang mereka rasakan. Untuk mencegah hal ini, perusahaan dapat melkaukan

pemeriksaan rutin kepada karyawan tanpa pemberitahuan sebelumnya dan

perusahaan tidak memberikan kompromi dengan hal-hal yang merusak dan

penurunan kinerja (missal: absen, tidak rapi, kurang koordinasi, psikomotor

berkurang).

b) Stress

Stres adalah suatu reaksi ganjil dari tubuh terhadap tekanan yang diberikan

kepada tubuh tersebut. Banyak sekali yang menjadi penyebab stress, namun beberapa

diantaranya adalah:

1. Faktor Organisasional, seperti budaya perusahaan, pekerjaan itu sendiri, dan

kondisi kerja.

2.  Faktor Organisasional seperti, masalah keluarga dan masalah finansial

c) Burnout

"Burnout” adalah kondisi terperas habis dan kehilangan energi psikis maupun

fisik. Biasanya hal itu disebabkan oleh situasi kerja yang tidak mendukung atau tidak

sesuai dengan kebutuhan dan harapan.

17 | K 3 d a n k e b i j a k a n p e r t a m b a n g a n
BAB III
PEMBAHSAN

3.1 Penerapan K3 Pada Pembangunan Rumah Sakit Jantung

Rumah sakit khusus Jantung dan pembuluh darah di Kota Kendari, Sulawesi

Tenggara sekaligus pertama di Kawasan Timur Indonesia (KTI) dimulai

pembangunannya, yang ditandai dengan pemasangan tiang konstruksi beton dengan

tahapan pengerjaan gedung yang direncanakan setinggi 17 lantai ini bertujuan untuk

mempermudah msyarakat berobat mengenai penyakit jantung karena sekaligus

pertama di Kawasan Timur Indonesia (KTI) dimulai pembangunannya rumah sakit

jantung. Bangunan yang fungsinya sangat rumit dengan begitu banyak kegiatan dan

jumlah pelaku didalamnya. Sistem pengoprasian yang fungsional dan efisien

sangatlah penting sehingga sering tidak menyisakan perhitungan untuk kebutuhan

pasien. Banyak fenomena nyata bahwa rumah sakit jantung dirancang untuk dokter

18 | K 3 d a n k e b i j a k a n p e r t a m b a n g a n
dan medis lain dan bukan untuk pasien dan keluarganya. Rumah Sakit jantung adalah

rumah atau tempat merawat orang sakit, tempet yangmenyediakan dan memberikan

pelayanan kesehatan yang meliputi berbagaimasalah kesehatan jantung.

3.2 peralatan safety

Pembangunan rumah sakit jantung dijelaskan bahwa penarapan K3 dalam

keselamatan bekerja adalah hal yang wajib diprioritaskan bagi seluruh pekerja

ataupun perusahaan untuk menjamin pelaksanaannya, seperti yang telah diatur di

dalam Undang Undang Ketenagakerjaan. Tujuannya guna membuat standard yang

jelas mengenai keselamatan kerja yang di dalamnya terdapat aspek APD.

Dalam APD atau alat perlindungan diri pekerja diwajibkan untuk

menggunakanny. APD adalah komponen alat yang mampu memberi perlindungan

ekstra pada seseorang dari risiko menjadi korban kecelakaan kerja. Dengan kata lain,

19 | K 3 d a n k e b i j a k a n p e r t a m b a n g a n
APD merupakan perlengkapan wajib yang harus digunakan saat bekerja. Umumnya,

penggunaannya disesuaikan dengan tingkat bahaya serta risiko yang harus dihadapi,

baik oleh para pekerja maupun orang-orang di sekelilingnya. Sehingga, diharapkan

proses kerja dapat berlangsung aman untuk semua pihak.

Alat APD serta fungsinya yang digunakan seperti pada pembangunan rumah

sakit jantung yaitu:

1. Helm Pengaman (Safety Helmet), Tujuan menggunakan helm adalah untuk

menghindari benturan benda tajam dan berat yang dapat melukai kepala. Selain

itu, kepala juga terlindung dari api, percikan bahan kimia, suhu ekstrem, dan

radiasi panas.

2. Penutup Telinga (Ear Muffs), Penggunaan ear muffs sangat tepat apabila Anda

terpapar suara 40 hingga 50 dB dan 100–8000Hz. Ukurannya pun dapat

mengakomodasi segala ukuran telinga karena umumnya dibuat dengan bantalan

cukup besar untuk menutup seluruh daun telinga.Meski begitu, sebaiknya hindari

penggunaan ear muffs dalam jangka waktu yang terlalu lama karena

dikhawatirkan akan membuat bantalan mengerut dan mengeras.

3. Penyumbat Telinga (Ear Plug), Menggunakan ear plug dapat menghalau suara

bising yang dapat merusak organ dalam telinga hingga kurang lebih 30 dB.

20 | K 3 d a n k e b i j a k a n p e r t a m b a n g a n
4. Kacamata Pengaman (Safety Glasses), Mata adalah organ vital yang sangat

rentan karena teksturnya yang lunak dan hanya dilapisi oleh kulit tipis, yaitu

kelopak mata. Sehingga, penggunaan APD untuk melindungi fungsi mata adalah

hal yang wajib dilakukan. Kacamata dapat menjaga mata, baik dari paparan debu

maupun asap yang dapat membuat mata iritasi, percikan cairan kimia yang

umumnya terjadi di dalam laboratorium, atau cahaya yang sangat terang dan

panas seperti di area pengelasan. Ada beberapa jenis kacamata yang

penggunaannya disesuaikan dengan kebutuhan Anda:

 Safety spectacles, digunakan untuk melindungi mata dari partikel yang

beterbangan. Dapat juga digunakan untuk menghalau panas berlebihan yang

tak dapat ditoleransi oleh mata;

 Safety goggles, dipakai ketika lokasi kerja yang harus Anda hadapi terpapar

uap, asap, atau kabut yang mengganggu penglihatan.Bentuknya yang

dilengkapi dengan segel pelindung di area mata membuat mata Anda

terhindar dari percikan cairan yang mungkin datang dari segala arah; serta

 Face shield dan welding helmet, APD yang mampu melindungi wajah Anda

secara utuh. Terkadang, bahaya kilatan api tak hanya berdampak pada mata,

namun juga wajah Anda.

5. Respirator, Masker pernafasan memiliki fungsi untuk menyaring cemaran bahan

kimia, partikel debu, mikroorganisme, asap, uap, aerosol, atau kotoran lain yang

21 | K 3 d a n k e b i j a k a n p e r t a m b a n g a n
mengotori udara yang Anda hirup. Sehingga, kesehatan organ pernapasan dapat

lebih terjaga dan sehat. Respirator memiliki fungsi mirip seperti masker. Hanya

saja alat safety  ini biasa digunakan di lingkungan kerja berbahaya, seperti

misalnya lingkungan kimia, nuklir, gua dll.

6. Pelindung Wajah (Face Shield), Face shield atau alat pelindung wajah adalah

komponen APD yang penting untuk mengurangi kemungkinan wajah terpapar

cemaran air atau udara, zat kimia berbahaya, percikan larutan panas, ataupun

goresan benda tajam lainnya. Biasanya alat ini digunakan pada aktivitas

pengelasan.

7. Tali Pengaman (Safety Harness), Safety harness pada dasarnya adalah bagian dari

sabuk keselamatan yang wajib digunakan orang yang harus berhadapan dengan

ketinggian. Ada dua macam safety harness: full body harness dan non-full. Sesuai

SK Dirjen Pembinaan dan Pengawasan Tenaga Kerja, penggunaan full body

harness wajib untuk di tempat tinggi yang rawan terjatuh. Supaya fungsinya dapat

dirasakan secara maksimal, umumnya penggunaan harness juga dilengkapi

dengan berbagai peralatan lain, seperti decender, rope clamp, dan karabiner.

8. Sabuk Pengaman (Safety Belt), Sama seperti poin sebelumnya, alat ini juga

digunakan ketika pekerja bekerja di ketingian. Perbedaan antara safety harness

dan safety belt bisa dilihat dari bentuk ikatan dan fungsinya. bentuk ikatan full

safety harness adalah menyelimuti seluruh tubuh. Sedangkan safety belt hanya

mengikat pada bagian pinggang saja. Alat pelindung diri ini digunakan ketika

resiko jatuh dari ketinggian minim, berkebalikan dengan safety harness.

22 | K 3 d a n k e b i j a k a n p e r t a m b a n g a n
9. Sarung Tangan (Gloves), Beberapa pekerjaan yang berhubungan dengan larutan

kimia, proses pemanasan, ataupun komponen benda tajam, umumnya

mengharuskan pemakaian sarung tangan secara intensif mengingat tingginya

risiko cedera.Beberapa jenis sarung tangan yang paling banyak digunakan adalah:

 Cotton gloves (sarung tangan berbahan dasar katun), berguna untuk memberi

proteksi dari goresan, sayatan, atau luka lainnya;

 Leather gloves (sarung tangan kulit), memiliki fungsi sama seperti sarung

tangan katun. Namun, material kulit umumnya lebih nyaman untuk digunakan

dan lebih kuat menahan benda yang berpotensi melukai tangan;

 Rubber gloves (sarung tangan karet), berfungsi untuk melindungi kulit dari

kontak langsung dengan minyak dan bahan perekat.Pekerjaan di laboratorium

juga kerap menggunakan sarung tangan karet; serta

 Sarung tangan yang didesain khusus agar mampu melindungi tangan ketika

harus bekerja di lokasi yang memiliki aliran listrik, baik tegangan rendah

maupun tinggi.

10. Sepatu Karet (Sepatu boots), Tanpa sepatu yang sesuai, kaki akan rentan

terluka oleh benda tajam di tanah ataupun kejatuhan benda berbahaya dari atas.

Karena itu, menggunakan sepatu boot berfungsi untuk melindungi kakidari

tusukan benda tajam, bahan kimia berbahaya, cairan yang terlalu dingin atau

panas, dan lain-lain

23 | K 3 d a n k e b i j a k a n p e r t a m b a n g a n
11. Sepatu Pengaman (Safety Shoes), Serupa dengan boot, sepatu pengaman ini

membantu kaki Anda terlindung dari bahaya cairan kimia, tusukan benda tajam,

benturan benda berat, dan lain-lain. Sepatu jenis ini umumnya lebih tahan lama

dibandingkan dengan macam sepatu yang lain, sehingga dapat tetap berfungsi

optimal dalam periode waktu yang panjang.

12. Jas Hujan (Raincoat), Meski terkesan tak terlalu penting, jas hujan berfungsi

untuk melindungi tubuh dari percikan air, baik ketika harus bekerja di bawah air

hujan maupun ketika mencuci peralatan dengan air dalam jumlah besar.

13. Pelampung, mengenai pelampung, umumnya yang orang ingat adalah life jacket

yang digunakan para tim penyelamat di pesisir pantai atau kolam renang. Padahal

life jacket ini hanyalah salah satu dari bermacam-macam jenis pelampung.

14. Rompi Safety, Rompi sebagai komponen APD yang baik adalah yang berbahan

poliester dan mampu memantulkan cahaya karena telah didesain secara khusus

dengan tambahan reflektor. Salah satu fungsi utama menggunakan alat ini adalah

supaya pekerja dapat terlihat dengan jelas pada waktu malam hari atau ketika

penerangan tak terlalu memadai.

15. Coverall atau Wearpack, Wearpack adalah pakaian khusus yang dipakai oleh

orang-orang yang memiliki risiko pekerjaan tinggi. Model pakaian ini umumnya

menutupi leher hingga mata kaki sehingga dapat mengamankan seluruh tubuh.

24 | K 3 d a n k e b i j a k a n p e r t a m b a n g a n
3.3 keselamatan kerja

Penerapan Keselamatan Kerja pada pembangunan rumah sakit jantung suatu

kegiatan merupakan suatu kewajiban yang harus dilaksanakan oleh seluruh pelaku

Kegiatan Guna melindungi keamanan Para Pekerja. Keselamatan kerja adalah sarana

utama untuk pencegahan kecelakaan, cacat dan kematian sebagai akibat kecelakaan

kerja. Keselamatan kerja yang baik adalah pintu gerbang bagi keamanan tenaga kerja

Keselamatan kerja menyangkut segenap proses produksi dan distribusi, baik barang

maupun jasa. Keselamatan kerja adalah keselamatan yang bertalian dengan mesin,

pesawat, alat kerja, bahan dan proses pengolahannya, landasan tempat kerja dan

lingkungannya serta cara-cara melakukan pekerjaannya. Keselamatan Kerja Adalah

Segala upaya untuk mengurangi Kemungkinan Terjadinya kecelakaan saat

melakukan pekerjaan. Keselamatan Kerja adalah Tindakan aktif setiap orang untuk

menjaga keselamatan dirinya dari hal-hal yang tidak diiginkan. Keselamatan kerja

adalah system perlindungan diri terhadap segala kemungkinan yang dapat

menyebabkan kecelakaan. Keselamatan Kerja adalah tindakan preventif terhadap

kecelakaan yang dilakukan sebagai bentuk tanggungjawab diri saat bekerja.

3.4 kesehatan kerja

Pemahaman atas segala bebtuk sumber bahaya yang timbul dari pekerjaan yang

dilakukan terasa amsi cukup awam sebagian besar pekerja di pembanguna rumah

sakit jantung. Pemanhaman terhadap potensi bahaya akan membantu mencegah

25 | K 3 d a n k e b i j a k a n p e r t a m b a n g a n
terjadinya kecelakaan kerja maupun penyakit yang timbul akibat pekerjaan yang

dilakukakan.

Berdasarkan pengamatan atau tinjauan lapangan di pembangunan rumah sakit

jantung mengenai penerapan K3 dibidang kesehatan, dalam mencegah terjadinya

resiko kecelakaan kerja penanggung jawab pembangunan rumah sakit jantung atau

pemerintah bekerja sama dengan BPJS untuk menjaga kesehatan para pekerja, BPJS

Kesehatan merupakan penyelenggara program jaminan sosial di bidang kesehatan

yang merupakan salah satu dari lima program dalam Sistem Jaminan Sosial Nasional

(SJSN), yaitu Jaminan Kesehatan, Jaminan Kecelakaan Kerja, Jaminan Hari Tua,

Jaminan Pensiun, dan Jaminan Kematian sebagaimana tercantum dalam Undang-

Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional. Jika terjadi

kecelakaan kerja maka langkah pertama yang dilakukan adalah pertolongan pertama

buat korban. Pertolongan pertama adalah pemberian pertolongan segera kepada

penderita sakit, cedera, kecelakaan yang membutuhkan pananganan medis dasar.

Pertolongan pertama "PP" merupakan pengembangan dari P3K "Pertolongan Pertama

Pada Kecelakaan pihak penanggung jawab menyediakan P3K untuk meminimalisir

atau mencegah terjadi resiko kecelakaan.

3.5 Prosedur Tanggab Darurat

Prosedur tanggab darurat merupakan tatacara mengantisipasi keadaan darurat

yang rencana/rancangan dalam menghadapi keadaan darurat, pendidikan dan

latihan.penanggulangan keadaan tanggab darurat, pemindahan dan penutupan.

Prosedur nasional standar (POS) adalah tata laksana minimal yang harus diikuti

26 | K 3 d a n k e b i j a k a n p e r t a m b a n g a n
dalam rangkah pencegahan dan penanggulangan bencana kebakaran ditempat kerja.

Setiap bangunan gedung harus memiliki kelengkapan POS, antara lain mengenai

pemberitahuan awal, pemandam kebkaran manual

Dalam pembanguna rumah sakit jantung penerapan K3 dilakukan berdasarkan

aturan yang berlaku di Indonesia sebagai mana mestinya dan mencegah terjadinya

kecelakaan kerja serta keselamatan dari masing masing pekrja lebih terfokuskan pada

alat pelindung diri atau APD.

BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan

Kesimpulan pembuatan laporan kunjungan ke pembangunan rumah sakit

jantung ini adalah sebagai berikut:

1. Penerapan K3 di pembangunan rumah sakit jantung yang paling penting adalah

alat pelindung diri karena keselamatan pekerja adalah perioritas utama dimana

penggunaan alat APD harus digunakan saat mulai bekerja. APD sangat penting

untuk meminimalisir kecelakaan kerja sehingga gunakanlah APD dengan baik

dan benar. Contohnya sarung tangan untuk menghindari panas, penggunaan ear

muffear plug untuk melindungi dari kerusakan pendengaran, dan lain sebagainya

2. Cara meminimalisir kecelakaan kerja yaitu:

 Melakukan pekerjaan dengan tenag

 Berhati-hati saat menggunakan alat atau kendaraan berat

27 | K 3 d a n k e b i j a k a n p e r t a m b a n g a n
 Perhatikan suhu di tempat kerja

 Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD)

 Menjaga kebersihan lokasi kerja

4.2 Saran

saran yang dapat saya sampaikan mengenai penulisan laporan kunjungan

lapangan K3 dan kebijakan pertambangan ini agar dapat digunakan sebagai bahan

pembelajaran dalam penerapan K3.

28 | K 3 d a n k e b i j a k a n p e r t a m b a n g a n
DAFTAR PUSTAKA

Anwar Prabu Mangkunegara, 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia. PT.

Azmin, R. 2008. Penerapan system Manajemen Keselamtan dan Kesehatan Kerja.

Oleh P2K3 untuk menimalkan kecelakaan kerja di PT. Wjaya Karya

Beton. Skripsi FKM USU: Medan.

Centre, 2011. Peratuan Mentri Tenaga Kerja dsn Transmigrasi No. Per,

08/Men/VII/2010 Tentang Pelindung Diri.

Fatmawati, R. 2009. Audit Keselamtan Kebakaran digedung PT. X Jakarta. Skripsi

Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia.

Hsni, lalu. 2003. Pngantar Hukum Ketenaga Kerjaan Indonesia. Edisi Revisi Jakarta:

Rajawali Pers.

29 | K 3 d a n k e b i j a k a n p e r t a m b a n g a n

Anda mungkin juga menyukai