Anda di halaman 1dari 10

DIPONEGORO LAW JOURNAL

Volume 6, Nomor 2, Tahun 2017


Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

ANALISIS YURIDIS TERHADAP UNDANG – UNDANG REPUBLIK


INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2009 TENTANG BENDERA,
BAHASA, DAN LAMBANG NEGARA, SERTA LAGU KEBANGSAAN
(Studi Penggunaan Bahasa Indonesia di Bangunan
Gedung Fungsi Usaha Yang Ada di Kota Semarang)

Rienny Sihombing*, Fifiana Wisnaeni, Retno Saraswati


Program Studi S1 Ilmu Hukum, Fakultas Hukum, Universitas Diponegoro
E-mail: riennysihombing@gmail.com

ABSTRAK

Menurut Undang – Undang Nomor 24 Tahun 2009 Tentang Bendera, Bahasa, Dan
Lambang Negara, Serta Lagu Kebangsaan dalam Pasal 36 ayat (3) dan (4) disebutkan bahwa
bahasa Indonesia wajib digunakan untuk nama bangunan atau gedung kecuali apabila memiliki
nilai sejarah, budaya, adat istiadat, dan/atau keagamaan. Selanjutnya dalam Undang – Undang
Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung Pasal 5 huruf (c) dinyatakan
bangunan gedung fungsi usaha meliputi diantaranya bangunan gedung untuk perdagangan,
perhotelan, wisata dan rekreasi. Namun kenyataannya, Bangunan gedung fungsi usaha yang ada di
kota Semarang banyak yang tidak menggunakan Bahasa Indonesia, padahal Bangunan tersebut
tidak memiliki syarat pengecualian sebagaimana tercantum dalam Pasal 36 ayat (4) Undang –
Undang Nomor 24 Tahun 2009 Tentang Bendera, Bahasa, Dan Lambang Negara, Serta Lagu
Kebangsaan. Pada Peraturan daerah Kota Semarang Nomor 5 Tahun 2009 Tentang Bangunan
Gedung juga tidak diatur mengenai penggunaan bahasa Indonesia di bangunan gedung fungsi
usaha di Kota Semarang. Untuk itu, tujuan penelitian ini adalah mengetahui penggunaan bahasa
Indonesia di bangunan gedung fungsi usaha yang ada di kota Semarang.
Dengan menggunakan metode pendekatan yuridis normatif, ditemukan alasan banyaknya
pelanggaran nama bangunan di kota Semarang yang tidak menggunakan bahasa Indonesia,
diantaranya adalah kurangnya kesadaran akan pentingnya bahasa Indonesia sebagai bahasa
persatuan, peraturan terkait penggunaan bahasa di gedung fungsi usaha yang ada di kota Semarang
kurang tegas dan kurang jelas, serta belum adanya kerjasama yang baik antara masyarakat dan
pemerintah kota Semarang.
Untuk kedepannya diharapkan kesadaran akan pentingnya bahasa Indonesia dapat
ditingkatkan, peraturan terkait pelaksanaan penamaan bangunan gedung fungsi usaha di kota
Semarang lebih dipertegas dan tentunya antar peraturan tersebut saling terpaut satu sama lain, serta
masyarakat dan pemerintah kota Semarang mempunyai tujuan yang sama dalam penegakan dan
pelaksanaan peraturan mengenai penamaan bangunan gedung fungsi usaha yang ada di kota
Semarang.

Kata kunci: Undang – Undang Penggunaan Bahasa Indonesia, Peraturan Daerah Kota
Semarang, Bangunan Gedung Fungsi Usaha di kota Semarang.

ABSTRACT

According to the Law Number 24 Year 2009 about the Flag, Language, State Coat, and
National Anthem on section 36 paragraph (3) and (4) it is mention that the Indonesian language
shall be used for the name of the buildings unless it have historical value, cultural, customs, and /
or religious. Furthermore, the Law of the Republic of Indonesia Number 28 of 2002 about
Buildings on section 5 (c) it is mention that buildings used for business functions include building
for trade, hospitality, tourism and recreation. In fact, many business building in Semarang, do not
use Indonesian, whereas The building does not have a condition exclusions as mention on section
36 paragraph (4) of Law Number 24 Year 2009 about the Flag, Language, State Coat, and
National Anthem. In Regional Regulation of Semarang Number 5 of 2009 about Building also not

1
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 6, Nomor 2, Tahun 2017
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

regulated regarding the use of Indonesian on business buildings in Semarang. So, the purpose of
this study was to determine the use of Indonesian languange on business bulidings in Semarang.
By using normative juridical approach, found the caused of violation name of building in
Semarang, which does not use the language of Indonesia, including the lack of awareness of the
importance of the Indonesian language as the national language, regulations related to the use of
language on business buildings in Semarang is equivocal and less clear, and there is no good
cooperation between society and government.
Furthermore, We hope awareness of importance of using Indonesian languange can be
improved, Law about using Indonesian languange for business building in Semarang must be
affirmation and related each other, as well people and the government in Semarang have the same
goal.

Keywords: Law - Legal use of Indonesian, Regional Regulation of Semarang, Business


buildings in Semarang.

I. PENDAHULUAN Menurut Pasal 1 angka (1)


Sejak kemerdekaan Republik Undang – Undang Republik
Indonesia, bahasa Indonesia telah Indonesia Nomor 28 Tahun 2002
tumbuh dan berkembang demikian tentang Bangunan Gedung dan
cepat sebagai bahasa modern yang ditegaskan pula pada Pasal 1 angka
meliputi berbagai bidang kehidupan (13) dan angka (14) Peraturan
masyarakat.1 Daerah Kota Semarang Nomor 5
Di dalam Pasal 36 Undang – Undang Tahun 2009 Tentang Bangunan
Dasar Negara Republik Indonesia Gedung, disebutkan bahwa:
Tahun 1945 dinyatakan bahwa: “Bangunan gedung adalah wujud
“Bahasa Negara ialah Bahasa fisik hasil pekerjaan konstruksi yang
Indonesia.” selanjutnya Dalam Pasal menyatu dengan tempat
36 ayat (3) dan (4) Undang – Undang kedudukannya, sebagian atau
Nomor 24 Tahun 2009 Tentang seluruhnya berada di atas dan/atau di
Bendera, Bahasa, Dan Lambang dalam tanah dan/atau air yang
Negara, Serta Lagu Kebangsaan berfungsi sebagai tempat manusia
disebutkan pula bahwa: “Bahasa melakukan kegiatannya, baik untuk
Indonesia wajib digunakan untuk hunian atau tempat tinggal, kegiatan
nama bangunan atau gedung, jalan, keagamaan, kegiatan usaha, kegiatan
apartemen atau permukiman, sosial, budaya, maupun kegiatan
perkantoran, kompleks perdagangan, khusus.”
merek dagang, lembaga usaha, Selanjutnya dalam Pasal 5
lembaga pendidikan, organisasi huruf (c) Undang – Undang Republik
yang didirikan atau dimiliki oleh Indonesia Nomor 28 Tahun 2002
warga negara Indonesia atau badan tentang Bangunan Gedung dan
hukum Indonesia, kecuali apabila ditegaskan pula pada Pasal 9 ayat (1)
memiliki nilai sejarah, budaya, adat dan Pasal 10 ayat (3) Peraturan
istiadat, dan/atau keagamaan dapat Daerah Kota Semarang Nomor 5
menggunakan bahasa daerah atau Tahun 2009 Tentang Bangunan
bahasa asing”. Gedung, dinyatakan bahwa:
“Bangunan gedung fungsi usaha
1
H.Hilman Hadikusuma, Bahasa Hukum meliputi bangunan gedung untuk
Indonesia, (Bandung: PT Alumni,2005), perkantoran, perdagangan,
hlm.2.

2
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 6, Nomor 2, Tahun 2017
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

perindustrian, perhotelan, wisata dan Tentang Bendera, Bahasa, Dan


rekreasi, terminal, dan Lambang Negara, Serta Lagu
penyimpanan.” Kebangsaan tersebut.
Kota Semarang merupakan Berdasarkan hal tersebut, maka
ibukota dari provinsi Jawa Tengah penulis tertarik untuk melakukan
sebagai salah satu kota terbesar di penelitian dengan judul : ANALISIS
Indonesia. Identitas kota Semarang YURIDIS TERHADAP UNDANG
sebagai kota besar di Indonesia – UNDANG REPUBLIK
membuat kota ini menjadi tempat INDONESIA NOMOR 24 TAHUN
strategis dan memiliki daya tarik 2009 TENTANG BENDERA,
bagi masyarakat dari berbagai suku BAHASA, DAN LAMBANG
daerah dengan bahasa yang berbeda NEGARA, SERTA LAGU
– beda datang demi memenuhi KEBANGSAAN (STUDI
kebutuhan masyarakat tersebut, PENGGUNAAN BAHASA
diantaranya adalah karena tuntutan INDONESIA DI BANGUNAN
ekonomi, tuntutan pendidikan, GEDUNG FUNGSI USAHA
maupun untuk rekreasi. Kota YANG ADA DI KOTA
Semarang dalam pembangunannya SEMARANG).
sudah tergolong maju. Hal ini
dibuktikan dengan telah RUMUSAN MASALAH
berkembangnya sektor ekonomi di Berdasarkan uraian yang
kota ini yang diikuti pula banyaknya telah dikemukakan penulis di atas,
bangunan – bangunan gedung penulis akan merumuskan
dengan jenis fungsi usaha yang permasalahan dengan batas-batas
beraneka ragam. sebagai berikut:
Namun sayangnya, banyak bangunan 1. Bagaimana pelaksanaan
gedung fungsi usaha yang ada di penggunaan Bahasa Indonesia dalam
kota Semarang tidak menggunakan bangunan gedung fungsi usaha di
Bahasa Indonesia, padahal Bangunan kota Semarang?
tersebut tidak memiliki syarat 2. Apakah yang menjadi
pengecualian sebagaimana tercantum hambatan dalam pelaksanaan
dalam Pasal 36 ayat (4) Undang – penggunaan Bahasa Indonesia dalam
Undang Nomor 24 Tahun 2009 bangunan gedung fungsi usaha di
Tentang Bendera, Bahasa, Dan kota Semarang?
Lambang Negara, Serta Lagu 3. Bagaimana upaya pemerintah
Kebangsaan. pusat dan pemerintah daerah kota
Peraturan daerah mengenai Semarang dalam penegakan
penggunaan bahasa Indonesia di pelaksanaan terhadap bangunan
bangunan gedung khususnya gedung fungsi usaha yang tidak
bangunan gedung fungsi usaha juga menggunakan Bahasa Indonesia di
tidak ada dan pengaturan mengenai kota Semarang?
sanksi dan lembaga mana yang
berwenang dalam pelaksanaan serta II. METODE PENELITIAN
pengawasannya pun tidak disebutkan Metode pendekatan yang
secara tegas dalam Undang – digunakan dalam penelitian ini
Undang Nomor 24 Tahun 2009 adalah yuridis normatif. Dalam

3
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 6, Nomor 2, Tahun 2017
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

pendekatan yuridis, hukum dilihat yang tidak menggunakan Bahasa


sebagai norma atau das sollen, Indonesia, khususnya pada bangunan
karena pendekatan yuridis gedung fungsi usaha, padahal
merupakan suatu pendekatan yang Bangunan tersebut tidak memiliki
mengacu pada hukum dan peraturan syarat pengecualian sebagaimana
perundang-undangan yang berlaku.2 tercantum dalam Pasal 36 ayat (4)
Spesifikasi penelitian yang Undang – Undang Nomor 24 Tahun
digunakan bersifat deskriptif analitis 2009 Tentang Bendera, Bahasa, Dan
yaitu pemecahan masalah yang Lambang Negara, Serta Lagu
diselidiki dengan menggambarkan Kebangsaan.
keadaan obyek penelitian pada saat Adapun beberapa
sekarang, berdasarkan fakta-fakta pelanggaran yang terjadi
yang tampak atau sebagaimana diantaranya: Blackbone Resto dan
adanya. Bersifat deskriptif karena Goodfellas, kedua pelaku usaha ini
penelitian ini mempunyai maksud adalah contoh usaha yang tidak
untuk memberikan gambaran secara menggunakan bahasa Indonesia pada
rinci, sistematis dan menyeluruh.3 bangunan gedung fungsi usahanya
Metode Pengolahan dan analisis data yang ada di kota Semarang. Nama
dalam penelitian ini dilakukan yang mereka gunakan dengan bahasa
dengan metode analisis normatif Inggris adalah demi kepentingan
kualitatif yaitu proses analisa ekonomi, dimana mereka ingin
terhadap data yang terdiri dari kata- menjadikan tempat usahanya
kata yang dapat ditafsirkan, yaitu terdengar menarik dan mengundang
data yang diperoleh di lapangan banyak pelanggan untuk datang
dalam bentuk tulisan dan segera kesana terutama untuk kalangan usia
dianalisa.4 muda, mereka sama sekali tidak
mengetahui adanya aturan mengenai
III. HASIL PENELITIAN DAN penggunaan nama bangunan tersebut
PEMBAHASAN harus menggunakan bahasa
1. Pelaksanaan Penggunaan Indonesia karena pada saat
Bahasa Indonesia dalam pengurusan izin usaha pun,
Bangunan Gedung Fungsi Usaha pemerintah tidak menekankan
di Kota Semarang penggunaan nama tempat usaha
Pada kenyataannya, mereka harus menggunakan /
penggunaan bahasa Indonesia di mengutamakan bahasa
kalangan masyarakat kota Semarang Indonesia,selanjutnya pemilik tempat
sudah mulai memudar. Banyak usaha tersebut pun menyatakan
bangunan gedung di kota Semarang bahwa itu adalah hak mereka dalam
membuat nama apapun pada tempat
2
Ronny Hanitijo Soemitro, Metodologi usaha mereka, tidak peduli apakah
Penelitian Hukum dan Jurimetri, itu menggunakan bahasa Indonesia
(Jakarta:Ghalia Indonesia, 1990), hlm. 20. atau bukan. Jika nantinya mereka
3
Hadari Nawawi & Mimi Martini,
Penelitian Terapan, (Yogyakarta: diwajibkan untuk mengganti nama
Universitas Gajah Mada, 1994), hlm. 73. usaha mereka dengan bahasa
4
Lexy J Moleong, Metodelogi Penelitian Indonesia mereka menyatakan
Kualitatif. (Bandung : PT Remaja keberatan karena nama usaha yang
Rosdakarya, 2002), hlm. 38.

4
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 6, Nomor 2, Tahun 2017
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

mereka gunakan saat ini sudah bangunan fungsi usaha yang sudah
dikenal masyarakat luas dan mereka ada (yang telah berdiri) maupun yang
pun khawatir mempengaruhi tingkat akan dibangun. Bagi semua
ketertarikan masyarakat terhadap bangunan fungsi usaha yang telah
usaha tersebut sehingga berdiri dibuat peraturan oleh
menyebabkan penurunan penjualan. Pemerintah kota Semarang untuk
Anggapan dari mereka adalah bahwa mengganti nama fungsi usahanya
Undang – Undang yang disusun oleh dengan berkonsultasi pada balai
pemerintah seharusnya memihak dan bahasa provinsi Jawa Tengah
mendukung mereka sebagai terlebih dahulu dengan
masyarakat, bukan malah menyampaikan alasan secara jelas
mempersulit dengan berbagai aturan dan tegas mengapa tidak
yang tidak jelas dan tidak memiliki menggunakan nama dengan bahasa
manfaat bagi perkembangan usaha Indonesia. Konsultasi yang
mereka. Jika memang aturan akan dilakukan adalah terkait apakah
dibuat, perlu untuk disosialisasikan nama yang digunakan tersebut
terlebih dahulu dan dikaji bersama – memiliki unsur kebudayaan daerah
sama dengan masyarakat dan di kota Semarang dan/atau unsur
peraturan lainnya, agar peraturan kebudayaan Indonesia sehingga
yang ada dapat berlaku secara efektif nantinya balai bahasa dapat
dan efisien serta tidak memberikan saran nama apa yang
mengakibatkan Indonesia “gemuk” tepat digunakan, tentunya sesuai
akan peraturan. Kepastian hukum kesepakatan dengan pemilik
memang perlu, namun kemanfaatan bangunan usaha tersebut. Para
hukum dan keadilan hukum pun pemilik bangunan gedung fungsi
perlu diperhatikan. usaha yang nama bangunannya
Langkah praktis untuk dirasa oleh balai bahasa provinsi
menangani hal ini adalah perlu Jawa Tengah tidak mempunyai unsur
adanya kajian ulang oleh Pemerintah kebudayaan daerah kota Semarang
kota Semarang terhadap Peraturan dan/atau unsur kebudayaan
Daerah Kota Semarang Nomor 5 Indonesia, dapat memilih apakah
Tahun 2009 Tentang Bangunan mengganti nama secara keseluruhan
Gedung dengan memasukkan secara atau hanya menambahkan nama
tegas di dalam dasar hukum dengan menggunakan bahasa
Peraturan Daerah Kota Semarang Indonesia diawal nama yang telah
Nomor 5 Tahun 2009 Tentang mereka pakai selama ini. Pemerintah
Bangunan Gedung tersebut yaitu daerah kota Semarang bekerjasama
Undang – Undang Republik dengan balai bahasa provinsi Jawa
Indonesia Nomor 24 Tahun 2009 Tengah dapat menyediakan aplikasi
tentang Bendera, Bahasa, Dan konsultasi online untuk
Lambang Negara, serta Lagu mempermudah proses konsultasi
Kebangsaan dan selanjutnya pula dengan para pemilik bangunan
perlu adanya kerjasama dengan Balai usaha. Selanjutnya pemerintah kota
Bahasa Provinsi Jawa Tengah terkait Semarang perlu melakukan
penamaan bangunan gedung fungsi dokumentasi terhadap bangunan
usaha di kota Semarang, baik itu bagi fungsi usaha yang telah

5
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 6, Nomor 2, Tahun 2017
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

menggunakan bahasa Indonesia Bahasa Indonesia di Bangunan


untuk laporan evaluasi terhadap Gedung Fungsi Usaha di wilayah
aturan ini. Dari sini akan terlihat pula Kota Semarang
bagaimana tingkat kesadaran b. Melakukan Pembaharuan
masyarakat kota Semarang sebagai secara terus – menerus dalam rangka
wujud dalam melestarikan dan penyempurnaan bahasa Indonesia
melindungi bahasa Indonesia sebagai c. Pemerintah dan Masyarakat
bahasa nasional. Tentunya dalam Saling Bekerjasama
aturan yang dibuat ini ada ketentuan
sanksi jika tidak dilaksanakan, maka IV. KESIMPULAN
dari itu Undang – Undang Republik Berdasarkan hasil penelitian
Indonesia Nomor 24 Tahun 2009 yang telah dilakukan, maka dapat
tentang Bendera, Bahasa, Dan diambil kesimpulan dari hasil
Lambang Negara, serta Lagu penelitian tersebut sebagai berikut :
Kebangsaan juga perlu dilakukan 1. Pelaksanaan penggunaan
kajian ulang mengenai sanksi yang Bahasa Indonesia dalam bangunan
diterapkan dan instansi/lembaga gedung fungsi usaha di kota
yang berwenang dalam Semarang belum terlaksana dengan
pengawasannya sehingga masyarakat baik, masih banyak bangunan
makin didorong untuk ikut gedung di kota Semarang yang tidak
berpartisipasi dalam melaksanakan menggunakan Bahasa Indonesia,
penamaan gedung fungsi usaha khususnya pada bangunan gedung
dengan nama bahasa Indonesia. fungsi usaha, contohnya Blacbone
Resto dan Goodfellas, padahal
2. Hambatan Pemberlakuan Bangunan tersebut tidak memiliki
Penggunaan Bahasa Indonesia syarat pengecualian sebagaimana
dalam Bangunan Gedung Fungsi tercantum dalam Pasal 36 ayat (4)
Usaha di Kota Semarang Undang – Undang Nomor 24 Tahun
a. Kurangnya Kesadaran 2009 Tentang Bendera, Bahasa, Dan
Masyarakat dan Pemerintah di Kota Lambang Negara, Serta Lagu
Semarang akan Pentingnya Bahasa Kebangsaan.
Indonesia 2. Hambatan dalam pelaksanaan
b. Peraturan yang ada Kurang penggunaan Bahasa Indonesia dalam
Tegas dan Kurang Jelas bangunan gedung fungsi usaha di
c. Pemerintah dan Masyarakat kota Semarang, yaitu:
belum bekerjasama dengan baik a. Kurangnya kesadaran
masyarakat dan pemerintah di kota
3. Upaya Pemerintah dalam Semarang akan pentingnya bahasa
Penegakan Pelaksanaan terhadap Indonesia dalam kehidupan sehari –
Bangunan Gedung Fungsi Usaha hari termasuk dalam penggunaannya
yang Tidak Menggunakan Bahasa pada bangunan gedung fungsi usaha
Indonesia di Wilayah Kota yang ada di wilayah kota Semarang.
Semarang b. Undang – Undang Republik
a. Melakukan Kajian Ulang Indonesia Nomor 24 Tahun 2009
Terhadap Peraturan – Peraturan tentang Bendera, Bahasa, Dan
Terkait Mengenai Penggunaan Lambang Negara, serta Lagu

6
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 6, Nomor 2, Tahun 2017
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

Kebangsaan dan Peraturan Daerah penggunaan nama bahasa Indonesia


Kota Semarang Nomor 5 Tahun pada bangunan fungsi usaha yang
2009 Tentang Bangunan Gedung ada di kota Semarang.
kurang tegas dan kurang jelas dalam
formulasi mengenai sanksi, aturan V. DAFTAR PUSTAKA
mengenai konsultasi nama bangunan Buku
fungsi usaha antar masyarakat Ahmad, H. Sukardja, Hukum Tata
dengan pemerintah,dan lembaga Negara dan Hukum Administrasi
yang berwenang dalam pengawasan Negara dalam Perspektif Fikih
pelaksanaannya. Kemudian tidak ada Siyasah, ( Jakarta:Sinar Grafika,
pula keterkaitan antar peraturan 2012).
tersebut dalam mengatur mengenai Ali, H. Zainuddin, Metode Penelitian
penggunaan nama bahasa Indonesia Hukum, (Jakarta: Sinar Grafika,
pada bangunan gedung fungsi usaha 2009).
di kota Semarang. Alisjahbana, S. Takdir, Dari
c. Pemerintah dan Masyarakat Perjuangan dan Pertumbuhan
kota Semarang belum bekerjasama Bahasa Indonesia,
dengan baik dalam penegakan (Jakarta: Dian Rakyat,1950).
pelaksanaan penggunaan nama Alwi, Hasan, Bahasa Indonesia
bahasa Indonesia dalam bangunan Pemakai dan Pemakaiannya.
gedung fungsi usaha di kota (Jakarta: Badan Pengembangan
Semarang, sehingga koordinasi dan Pembinaan Bahasa
pelaksanaan peraturan ini pun Kementerian Pendidikan
terhambat. Nasional dan
3. Upaya pemerintah dalam Kebudayaan,2000).
penegakan pelaksanaan terhadap Anshori, Imam Saleh dan Jazim
bangunan gedung fungsi usaha yang Hamidi, Memerdekakan
tidak menggunakan Bahasa Indonesia Kembali, Perjalanan
Indonesia di kota Semarang, yaitu: Bangsa dari Soekarno ke
a. Melakukan kajian ulang Megawati, (Jogjakarta:
terhadap peraturan – peraturan IRCiSoD, 2004).
terkait mengenai penggunaan nama Ashhiddiqie, Jimmly, Agenda
bahasa Indonesia di bangunan Pembangunan Hukum di Abad
gedung fungsi usaha di kota Globalisasi, (Jakarta: Balai
Semarang. Pustaka, 1997).
b. Melakukan Pembaharuan _______________ , Struktur
secara terus – menerus dalam rangka Ketatanegaraan Indonesia
penyempurnaan bahasa Indonesia Setelah Perubahan Keempat
oleh Badan Pengembangan dan UUD 1945, Makalah dalam
Pembinaan Bahasa yang kemudian Seminar Pembangunan Hukum
diterapkan oleh balai bahasa Provinsi Nasional VIII, tema “Penegakan
Jawa Tengah. Hukum Dalam Era
c. Pemerintah dan masyarakat Pembangunan
di kota Semarang saling bekerjasama Berkelanjutan”(diselenggarakan
dan saling mendukung langkah – oleh BPHN Departemen
langkah positif dalam rangka

7
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 6, Nomor 2, Tahun 2017
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

Kehakiman dan HAM RI, Koesnoe, Moh, Catatan – catatan


Denpasar, 14 – 18 Juli 2003). terhadap hukum adat dewasa
_______________, Konstitusi dan ini, (Surabaya: Airlangga
Konstitualisme Indonesia University Press, 1979).
(Jakarta: Sekretariat Jendral dan Kohn, Hans, Nasionalisme: Arti dan
Kepaniteraan Mahkamah Sejarahnya, (Jakarta: Penerbit
Konstitusi RI, 2006). Erlangga,1984).
Asikin, Zainal H, Pengantar Ilmu Kusnardi, Moh dan Bintan R.
Hukum, (Jakarta: Rajawali Pers, Saragih, Ilmu Negara,(Jakarta:
2012),hlm. 126. Gaya Media Pratama, 2000).
Badan Pengembangan dan Lan, Thung Ju dan M. Azzam
Pembinaan Bahasa, Kumpulan Manan(Ed.), Nasionalisme dan
Putusan Konggres Bahasa Ketahanan Budaya di Indonesia:
Indonesia I – IX Tahun 1938 – Sebuah Tantangan, (Jakarta:
2008. (Jakarta: Kementerian LIPI Press, 2011).
Pendidikan dan Longemann, H.A, Over De Theori
Kebudayaan,2011). van Eeen Stelling Staatsrecht,
Bakry, Noor Ms, Pancasila Yuridis (Jakarta: Penerbit Saksama,
Kenegaraan, (Yogyakarta: 1954).
Liberty,1991). Lubis, M. Solly, Pergeseran Garis
Budiarjo, Miriam, Dasar – Dasar Politik dan Perundang –
Ilmu Politik, (Jakarta: PT undangan Mengenai Pemerintah
Gramedia Pustaka Utama, Daerah (Bandung: Alumni,
2008). 1983).
Chaidar Al, Zulfikar Salahuddun Manan, Bagir, Perjalanan Historis
dan Herdi Sahrasad, Federasi Pasal 18 UUD 1945 (Jakarta:
atas Disintegrasi, Telaah Awal UNISKA, 1993).
Wawancara Unitaria Versus ___________, Kekuasaan
Federalis Dalam Pespektif Kehakiman Republik Indonesia,
Islam, Nasionalisme dan Sosial (Bandung: Pusat Penerbitan
demokrasi (Jakarta: Madani Universitas LPPM Universitas
Press, 2000). Islam Bandung,1995).
Hadikusuma, H.Hilman, Bahasa Mas, Marwan, Pengantar Ilmu
Hukum Indonesia, (Bandung: PT Hukum, (Bogor: Ghalia
Alumni,2005). Indonesia.2015).
Ilmar, Aminuddin, Hukum Tata MPR RI, Panduan Dalam
Pemerintahan, (Jakarta: Memasyarakatkan UUD Negara
PRENADAMEDIA Republik Indonesia Tahun 1945
GROUP,2014). (Jakarta: Sekretariat Jenderal
Isjwara, F, Pengantar ilmu Politik, MPR RI, 2003).
(Bandung: Binatjipta, 1999). Moleong, Lexy J, Metodelogi
Kartono, Kartini, 1976, Pengantar Penelitian Kualitatif. (Bandung :
Metodologi Research, PT Remaja Rosdakarya,
(Bandung: Alumni 2002).
Bandung).

8
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 6, Nomor 2, Tahun 2017
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

Morrison, Robert Mac Iver, The Wignjosoebroto, Soetandyo,


Modern State (London: Oxford Pergeseran Paradigma dalam
University Press, 1952). kajian – kajian sosial dan
Nawawi, Hadari dan Mimi Martini, hukum, (Malang: SETARA
1994, Penelitian Terapan, Press,2013).
(Yogyakarta: Universitas Gajah
Mada). Jurnal
Projodikoro, Wirjono, Asas – Asas Sukmawati, “Penggunaan Bahasa
Hukum Tata Negara di Indonesia Pada Informasi
Indonesia (Jakarta: Dian Rakyat, Layanan Umum dan Layanan
1974). Niaga di Kota Kendari”, Jurnal
Sinaga, Budiman N.P.D, Hukum Bahasa dan sastra Vol. 8, No.
Tata Negara Perubahan Undang 2,November Tahun 2012,hal.5 –
– Undang Dasar,( Jakarta: PT 6.
Tatanusa, 2009).
Smith, Anthony D, Nasionalisme: Peraturan Perundang-Undangan
Teori, Ideologi, Sejarah, Undang – Undang Dasar Negara
(Jakarta:Penerbit Republik Indonesia Tahun 1945.
Erlangga,2003). Undang – Undang Nomor 16 Tahun
Soematri, Sri, Bunga Rampai Hukum 1950 Tentang Pembentukan
Tata Negara Indonesia, Kota – Kota Besar dalam
(Bandung:Alumni, 1992). Lingkungan Propinsi Djawa
Soemitro, Ronny Hanitijo,1990, Timur, Djawa Tengah, Djawa
Metodologi Penelitian Hukum Barat dan Daerah Istimewa
dan Jurimetri, (Jakarta:Ghalia Jogjakarta.
Indonesia). Undang – Undang Republik
Soekanto, Soerjono. 2001. Indonesia Nomor 28 Tahun
Pengantar Penelitian Hukum. 2002 tentang Bangunan Gedung.
(Jakarta : Universitas Indonesia Undang – Undang Republik
Press). Indonesia Nomor 24 Tahun
_______________ dan Sri Mamudji, 2009 tentang Bendera, Bahasa,
Penelitian Hukum NormatifI, Dan Lambang Negara, Serta
(Jakarta:Rajawali Press, 2011). Lagu Kebangsaan.
Susanti, Dyah Ochtorina dan A’an Peraturan Pemerintah Republik
Efendi, Penelitian Hukum (legal Indonesia Nomor 57 Tahun
Research), (Jakarta:Sinar 2014 tentang Pengembangan,
Grafika, 2015). Pembinaan, dan Perlindungan
Sutopo, HB, Pengantar Penelitian Bahasa dan Sastra, serta
Kualitatif (Dasar-Dasar Teoritis Peningkatan Fungsi Bahasa
dan Praktis). (Surakarta:Pusat Indonesia.
Penelitian Surakarta, 2002). Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun
Tim ICCE, Demokrasi, Hak 2010 tentang Kedudukan, Tugas,
AsasiManusia dan Masyarakat dan Fungsi Kementerian Negara
Madani, (Jakarta: ICCE UIN serta Susunan Organisasi, Tugas,
Syarif Hidayatullah, 2003). dan Fungsi Eselon I
Kementerian Negara.

9
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 6, Nomor 2, Tahun 2017
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

Keputusan Presiden Nomor 57


Tahun 1972 Tentang Peresmian
Ejaan Bahasa Indonesia Yang
Disempurnakan.
Keputusan Menteri Pendidikan
Nasional Nomor 036 /O/2001
Tentang Perincian Tugas Balai
Bahasa Dan Kantor Bahasa.
Peraturan Daerah Kota Semarang
Nomor 5 Tahun 2009 Tentang
Bangunan Gedung.
Peraturan Daerah Kota Semarang
Nomor 14 Tahun 2011 Tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah
Kota Semarang Tahun 2011 –
2031.

10

Anda mungkin juga menyukai