PENDAHULUAN
Berdasarkan data yang ada diruang mawar RSUD Banyudono, pada 2014
di bulan november dan desember terdapat 7 kasus kejang demam dan ditahun
2015 selama 5 bulan terakhir terdapat 18 kasus kejang demam. Dari kejadian itu
dapat dilihat adanya peningkatan kejang demam dalam 1 tahun terakhir. [ CITATION
Abd16 \l 1033 ]
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep medis dari kejang pada anak ?
2. Bagaimana konsep keperawatan kejang pada anak ?
3. Bagaimana dampak terhadap pemenuhan kebutuhan manusia ?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui konsep medis dari kejang pada anak
2. Untuk mengethaui konsep keperawatan kejang pada anak
3. Unruk mengetahui dampak terhadap pemenuhan kebutuhan manusia
BAB II
PEMBAHSAN
Metabolisme basal
Kebutuhan O2
KEJANG
Otak kekurangan O2
Mengaktifkan
RESIKO CEDERA Medula oblongata termoregulasi
kekurangan O2
Risiko kerusakan sel
neuron otak Suhu tubuh
Penggunaan otot bantu
pernafasan
RESIKO PERFUSI
HIPERTERMIA
SEREBRAL TIDAK
POLA NAPAS EFEKTIF
TIDAK EFEKTIF
H. Komplikasi
komplikasi kejnag demam menurut Waskitho (2013) adalah
1. Kerusakan neurotransmiter
Lepasnya muatan listrik ini demikian besarnya sehingga dapat meluas
keseluruh sel ataupun membrane sel yang menyebabkan kerusakn pada
neuron
2. Epilepsi
Kerusakn pada daerah medial lobus temporalis setelah mendapat serangan
kejang yang berlangsung lama dapat menjadi matang dikemudian hari
sehingga terjadi serangan epilepsi yang sepontan
3. Kelainan antomi diotak
Serangan kejang yang berlangsung lama yang dapat meyebabkan kelainan di
otak yang lebih banyak terjadi pada anak berumur 4 sampai 5 tahun
4. Kecacatan atau kelainan neurologis karena disertai demam.
I. Pencegahan
Pencegahan kejang demam ialah tindakan menghilangkan penyebab
ketidaksesuaian yang potensial atau situasi yang tidak dikehendaki. Pencegahan
yang harus dilakukan pada anak yang mengalami kejang demam adalah sebagai
berikut :
1. Imunisasi adalah sengaja memasukkan vakisn yang berisi mikroba hidup yang
sudah dilemahkan pada balita yang bertujuan untuk mencegah dari berbagi
macam penyakit. Imunisasi akan memberikan perlindungan hidup pada balita
terhadap serangan penyakit tertentu. Apabila kondisi balita kurang sehat bisa
diberikan imunisasi karena suhu badannya akan meningkat sangat tinggi dan
beresiko mengalamikejang demam. Berbagai jenis vaksinasi atau imunisasi
yang saat ini dikenal dan diberikan kepada balita dan anak adalah vaksin
poliomyelitis, vaksin DPT (difteria, pertusis dan tetanus), vaksin BCG
(bacillius calmette guedrin), vaksin campak
2. Orang tua harus mengupayakan diri setenang mungkin dalam mengamati anak
dengan cara jangan meletakkan benda apapun dalam mulut si anak karena
benda tersebut justru dapat menyumbat jalan napas, anak harus dibaringkan
ditempat yang datar dengan posisi menyamping bukan terlentang untuk
menghindari bahaya tersedak, jangan memegangi anak untuk melawan, jika
kejang terus berlanjut selam 10 menit anak harus segera dibawa ke fasilitas
kesehatan terdekat dan setelah kejang berakhir jika <10 menit anak perlu
dibawa ke dokter untuk meniliti sumber demam terutama jika ada kekakuan
leher, muntah-muntah yang berat dana anak terus tampak lemas (Lissauer,
2013).
J. Penatalaksanaan
(Ngastiyah, 2014) menjelaskan bahwa terdapat 4 faktor untuk menangani
kejang demam diantaranya adalah pemberantasan kejang secepat mungkin,
pengobatan penunjang, memberikan pengobatan rumat serta mencari dan
mengobati penyebab.
1. Memberantas kejang secepat mungkin Pada saat pasien datang dalam keadaan
kejang lebih dari 30 menit maka diberikan obat diazepam secara intravena
karena obat ini memiliki keampuhan sekitar 80-90% untuk mengatasi kejang
demam. Efek terapeutinya sangat cepat yaitu kira-kira 30 detik dampai 5
menit. Jika kejang tidak berhenti makan diberikan dengan dosis fenobarbital.
Efek samping obat diazepam ini adalah mengantuk, hipotensi, penekanan
pusat pernapasan, laringospasme dan henti jantung
2. Pengobatan penunjang yaitu dengan melepas pakaian ketat yang digunakan
pasien, kepala pasien sebaiknya dimiringkan untuk mencegah aspirasi isi
lambung, usahakan agar jalan napas bebas untuk menjamin kebutuhan oksigen
dan bila perlu dilakukan inkubasi atau trakeostomi serta penghisapan lendir
harus dilakukan secara teratur dan diberikan oksigen. Fungsi vital seperti
kesadaran, suhu, tekanan darah, pernapasan dan fungsi jantung diawasi secara
ketat. Berikut tindakan pada saat kejang : (1) baringkan pasien ditempat yang
rata, kepala dimiringkan dan pasangkan sudip lidih yang telah dibungkus kasa
atau bila ada guedel lebih baik; (2) singkirkan benda-benda yang ada di sekitar
pasien dan lepaskan pakaian yang mengganggu pernapasan seperti ikat
pinggang dan gurita
3. Bila suhu tinggi berikan kompres secara intensif. Setelah pasien bangun dan
sadar berikan minum hangat, isap lendir sampai bersih, berikan oksigen boleh
sampai 4L/menit dan jika pasien upnea lakukan tindakan pertolongan.
Pengobatan rumat, pada saat kejang demam telah diobati kemudian diberikan
pengobatan rumat. Mekanisme kerja diazepam sangat singkat, yaitu berkisar
antara 45-60 menit sesudah di suntik. Oleh karena itu harus diberikan obat
antiepileptik dengan daya kerja lebih lama misalnya fenobarbital atau
defenilhidantoin. Fenobarbital diberikan langsung setalh kejang berhenti
dengan diazepam. Lanjutan pengobatan rumat tergantung dari pada keadaan
pasien. Pengobatan ini dibagi menjadi dua bagiam yaitu profilaksis intermiten
dan profilaksis jangka panjang
4. Mencari dan mengobati penyebab. Etiologi dari kejang demam sederhana
maupun epilepsi biasanya disebabkan oleh infeksi pernapasan bagian atas
serta otitis media akut. Cara untuk penanganan penyakit ini adalah dengan 20
pemberian obat antibiotik dan pada pasien kejang demam yang baru datang
untuk pertama kalinya dilakukan pengambilan pungsi lumbal yang bertujuan
untuk menyingkirkan kemung kinan terdapat infeksi didalam otak seperti
penyakit miningitis.
K. Prognosis
Dengan penanggulangan yang tepat dan cepat prognosisnya baik dan tidak
perlu menyebabkan kematian, resiko seoranga anak sesudah menderita kejang
demam targantung faktor :
1. Riwayat penyakit kejang tanpa demam dalam keluarga
2. Kelainan dalam perkembangan atau kelainan saraf sebelum anak menderita
kejang
3. Kejang yang berlangsung lama atau kejang fokal
Bila terdapat palingsedikit 2 dari 3faktor tersebut diatas, dikemudian hari akan
mengalami serangan kejang tanpa demam sekitar 13% dibanding bila hanya
terdapat satua atau tidak sama sekali faktor tersebut, serangan kejang tanpa
demikian 2%-3% saja.
2.2 DAMPAK KEJANG TERHADAPA PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR
MANUSIA
Dampak Kejang Demam Terhadap Kebutuhan Dasar Manusia
a. Kebutuhan Oksigen
Dengan adanya peradangan pada bronchus, maka pertukaran oksigen
antara udara bebas dan udara paru-paru kurang efektif yang disebabkan
oleh adanya akumulasi sekret.
b. Pemenuhan Nutrisi
Kejang demam dapat mengakibatkan keadaan malnutrisi yang berlangsung
lama jika peningkatan kebutuhan kalori tidak dipenuhi karena terjadi
gangguan pada proses ingesti.
c. Hipertermi
Meningkatkan aktivitas seluler merangsang sel-sel seperti monosit, netrolit
dan makrofage melepaskan zat pirogen dan endogen.Impuls disampaikan
ke hipothalamus bagian thermoregulator, sehingga menimbulkan suhu
tubuh meningkat.
d. Cairan dan Elektrolit
Dengan adanya peradangan, maka metabolisme tubuh akan meningkat.
Dengan meningkatnya metabolisme tubuh, bagi anak merupakan salah
satu faktor untuk mendukung terjadinya kekurangan cairan dan elektrolit
tubuh.Hal ini dapat diperberat oleh adanya demam sehingga dapat
menimbulkan dehidrasi.
e. Aktivitas
Tidak terbentuknya Aglutinase Protein (ATP) didalam mitokondria akibat
penurunan perfusi oksigen ke sel akan menimbulkan kelemahan
(weakness) dan kelelahan (fatique). Hal ini karena ATP merupakan bahan
dasar untuk melakukan aktivitas.
f. Psikologis
Apabila keluarga tidak mengetahui tentang penyakit dan prognosis
penyakit, maka akan meningkatkan kecemasan pada keluarga
2.3 KONSEP KEPERAWATAN KEJANG PADA ANAK
A. Pengkajian
I. Identitas klien
Nama : An. A
Usia : tahun
Jenis kelamin : Tidak Terkaji
Agama : Tidak Terkaji
Alamat : Tidak Terkaji
Pendidikan : Tidak Terkaji
Pekerjaan : Tidak Terkaji
Suku Bangsa : Tidak Terkaji
Tanggal masuk : Tidak Terkaji
Tanggal Keluar : Tidak Terkaji
No. Registrasi : Tidak Terkaji
Diagnosa Medis : Gagal Ginjal Kronik
II. Identitas Penganggung Jawab
Nama : (tidak ditemukan)
Umur : (tidak ditemukan)
Hubungan dengan Pasien : (tidak ditemukan)
Pekerjaan : (tidak ditemukan)
Alamat : (tidak ditemukan)
III. Keluhan Utama
Biasanya klien sering mengeluhankan apa yang klien rasakan saat itu.