Anda di halaman 1dari 14

JURNAL RISET PENDIDIKAN MATEMATIKA

Volume 3 - Number 2, November 2016, (245 - 258)


Available online at http://journal.uny.ac.id/index.php/jrpm

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERCIRIKAN


ACTIVE KNOWLEDGE SHARING DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK KELAS VIII

R. Rusnilawati
STKIP Muhammadiyah Kuningan, Jalan R.A. Moertasiah Soepomo No. 28 B, Kabupaten Kuningan,
Jawa Barat, 45511, Indonesia
Korespondensi Penulis. Email: neila_priz@yahoo.com
Received: 25th August 2016; Revised: 3th October 2016; Accepted: 13th October 2016

Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah untuk menghasilkan perangkat pembelajaran bercirikan Active
Knowledge Sharing dengan pendekatan saintifik dalam upaya meningkatkan pengetahuan,
kemampuanpemecahan masalah, dan sikap terhadap matematika siswa SMP Kelas VIII Semester 2
yang valid, praktis, dan efektif. Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan (Development
Research). Penelitian ini mengembangkan perangkat pembelajaran yang meliputi: silabus; Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP); dan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) dengan menggunakan model
pengembangan 4-D yang dikembangkan oleh Thiagarajan, Semmel, dan Semmel. Hasil validasi
menunjukkan perangkat yang dikembangkan layak digunakan dengan kategori sangat baik. Hasil uji
coba menunjukkan bahwa perangkat yang dikembangkan praktis dan efektif. Ketuntasan belajar secara
klasikal sudah mencapai kriteria minimal 80% yaitu untuk tes pengetahuan mencapai 97,2%,
sedangkan tes pemecahan masalah mencapai 95,4%. Berdasarkan angket sikap terhadap matematika,
98,1% siswa menunjukkan peningkatan skor sikap terhadap matematika, dan 94,4% siswa
menunjukkan sikap terhadap matematika dengan kategori minimal baik.
Kata Kunci: pengembangan, active knowledge sharing, saintifik

DEVELOPING THE LEARNING KIT CHARACTERIZED BY ACTIVE KNOWLEDGE


SHARING WITH SCIENTIFIC APPROACH FOR GRADE VIII

Abstract
This research aimed to produce valid, practical, and effective learning kit characterized by
Active Knowledge Sharing with Scientific Approach, as an effort to improve knowledge, problem-
solving skills, and attitudes toward mathematics among Junior High School students in Class VIII
Semester 2. This was a research and developmental study. The learning kit developed consist of:
syllabus; lesson plans; and students worksheets. This developmental study refers to the model 4-D
suggested by Thiangarajan, Semmel & Semmel. The results of the validation shows that the kit
developed was valid with “very good” category. The experimental results show that the kit developed
was practical and effective. Classical learning completeness reached at least 80% criterion for the test
of knowledge 97.2%, while the troubleshooting tests reached 95.4%. Based on the questionnaire
attitudes towards mathematics, 98.1% of students show increased scores for attitudes toward
mathematics and 94.4% of students show attitudes towards mathematics with minimum category of
good.
Keywords: developmental study, active knowledge sharing, scientific

How to Cite: Rusnilawati, R. (2016). Pengembangan perangkat pembelajaran matematika bercirikan active
knowledge sharing dengan pendekatan saintifik kelas VIII. Jurnal Riset Pendidikan Matematika, 3(2), 245–258.
doi:http://dx.doi.org/10.21831/jrpm.v3i2.10633

Permalink/DOI: http://dx.doi.org/10.21831/jrpm.v3i2.10633

Copyright © 2016, Jurnal Riset Pendidikan Matematika


Print ISSN: 2356-2684, Online ISSN: 2477-1503
Jurnal Riset Pendidikan Matematika, 3 (2), November 2016 - 246
R. Rusnilawati

improve academic achievement in the subject.”


PENDAHULUAN
Maksudnya, sebaiknya sikap siswa ditingkatkan
Pendidikan berperan penting dalam dalam pembelajaran matematika karena hal ini
peningkatan kualitas sumber daya manusia, dapat meningkatkan prestasi akademik
sehingga perlu dilakukan upaya perbaikan dan (Manoah, Indoshi, & Othuon, 2011).
peningkatan kualitas layanan pendidikan terse- Pentingnya sikap positif siswa dalam
but. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 pembelajaran matematika ternyata kontradiksi
Pasal 3 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan dengan fakta dilapangan. Setiawan & Harta
Nasional dapat diketahui bahwa potensi peserta (2014, p.242) menyebutkan bahwa sebagian
didik yang perlu ditingkatkan dalam pembelajar- besar siswa di Indonesia masih bersikap negatif
an matematika meliputi aspek kognitif, afektif, terhadap matematika. Hal ini diduga menjadi
dan psikomotorik. Ketiga aspek tersebut memi- salah satu penyebab masih rendahnya prestasi
liki peran yang sangat penting dalam mencipta- belajar matematika siswa, sehingga sikap siswa
kan generasi bangsa yang cerdas dan berkarak- terhadap matematika perlu mendapat perhatian
ter. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 khusus, baik melalui pengambilan kebijakan
Pasal 19 ayat 1 tentang Standar Nasional Pen- pendidikan maupun upaya perbaikan proses
didikan menjelaskan bahwa pembelajaran dilak- pembelajaran di kelas yang lebih mengarahkan
sanakan secara interaktif, inspiratif, menyenang- siswa agar aktif membangun pengetahuannya.
kan, menantang, dan memotivasi peserta didik Pendekatan saintifik merupakan salah satu
(Presiden, 2005, p.17). Pembelajaran matema- pendekatan pembelajaran yang berupaya untuk
tika sebaiknya memberikan kesempatan kepada mengarahkan siswa agar aktif membangun
siswa untuk berperan aktif membangun penge- pengetahuannya. Menurut Atkin (2003, pp.81-
tahuannya. 82) “… problem solving as the core of scientific
Selain itu, guru perlu menanamkan dan method and also for his emphasis on studies of
mengembangkan keterampilan siswa dalam the student’s own community”. Proses peme-
memecahkan masalah. Seperti yang dijelaskan cahan masalah merupakan inti dari metode
oleh Schroeder & Lester (NCTM, 2000, p.182) saintifik. Selain itu metode saintifik juga mene-
yang menyatakan bahwa “problem solving is kankan pada terciptanya masyarakat belajar agar
also important because it can serve as a vehicle siswa aktif dalam pembelajaran.
for learning new mathematical ideas and skills”. Penerapan pembelajaran aktif di kelas
Pernyatan tersebut menjelaskan bahwa peme- sangat sesuai dengan tujuan kurikulum saat ini.
cahan masalah adalah hal yang sangat penting Silberman (2013, p.72) mengatakan bahwa
karena pemecahan masalah merupakan sarana strategi Active Knowledge Sharing merupakan
mempelajari ide matematika dan keterampilan cara yang bagus untuk mengenalkan siswa ke-
matematika. Agar siswa aktif dalam pembelajar- pada materi pelajaran. Guru juga dapat menilai
an matematika maka diperlukan sikap positif tingkat pengetahuan siswa sembari melakukan
terhadap matematika. Leder (1992, p.1) menge- kegiatan pembentukan tim. Sedangkan Majid &
mukakan bahwa “an important aim of mathe- Chitra (2013, p.1201) menjelaskan bahwa
matics education is to develop in students posi- “…active knowledge sharing, brings many
tive attitudes towards mathematics…”. Artinya benefits to students such as better academic
tujuan penting dari pendidikan matematika achievements, improved communication and
adalah untuk mengembangkan sikap positif interpersonal skills, appreciation for diverse
siswa terhadap matematika. ideas and viewpoints, positive inter-dependence,
Sedangkan Hart (Rosetta & Pietro, 2007, and a sense of satisfaction for contributing
p.158) menjelaskan bahwa “... three component towards learning of others”. Pernyataan tersebut
in the attitude: emotional response, beliefs menjelaskan bahwa Active Knowledge Sharing
regarding the subject, behaviour related to the membawa banyak manfaat bagi siswa seperti
subject”. Penyataan tersebut menjelaskan bahwa prestasi akademik yang lebih baik, peningkatan
tiga komponen dalam sikap meliputi respon komunikasi dan keterampilan interpersonal,
emosional, keyakinan, dan lingkungan yang penghargaan untuk ide-ide dan sudut pandang
terkait terhadap subjek. Hal tersebut sesuai yang beragam, saling ketergantungan yang
dengan pendapat Manoah, Indoshi, & Othuon positif, dan rasa kepuasan untuk memberikan
yang menyatakan bahwa dalam pembelajaran kontribusi terhadap belajar dari orang lain.
matematika, “… it is advisable that students’ Selain itu, Bechina & Bommen (2006,
attitude be enhanced as this will translate into p.110) menerangkan “knowledge sharing has

Copyright © 2016, Jurnal Riset Pendidikan Matematika


Print ISSN: 2356-2684, Online ISSN: 2477-1503
Jurnal Riset Pendidikan Matematika, 3 (2), November 2016 - 247
R. Rusnilawati

been defined as providing one’s knowledge to siswa belum terbiasa dalam menghadapi soal-
others as well as receiving knowledge from soal berbentuk pemecahan masalah. Berdasar-
others”. Dapat diketahui bahwa prinsip know- kan hasil angket pra-penelitian, diketahui bahwa
ledge sharing adalah mentransfer pengetahuan terdapat siswa-siswa yang memberikan respon
kepada orang lain. Antara seseorang yang satu berupa sikap negatif terhadap matematika
dengan yang lain dapat saling bertukar penge- Sesuai dengan data tersebut, laporan
tahuan yang berasal dari pengalaman mereka Ujian Nasional selama tiga tahun terakhir oleh
masing-masing. Sesuai dengan pendapat terse- BSNP (2011, 2012, 2013) pada siswa SMP
but Freeman, et al (2013, pp.8413-8414) menje- Negeri 1 Mijen Demak menunjukkan bahwa
laskan “active learning engages students in the persentase siswa yang belum mencapai standar
process of learning through activities and/or kelulusan mengalami peningkatan secara ber-
discussion in class, as opposed to passively turut-turut pada tahun 2011, 2012, dan 2013
listening to an expert. It emphasizes higher- yaitu: 2,857%; 3,929%; dan 45,161%. Nilai
order thinking and often involves group work”. rata-rata ujian matematika juga mengalami
Artinya belajar aktif melibatkan siswa dalam penurunan. Berdasarkan data tersebut, maka
proses pembelajaran melalui kegiatan dan/atau pembelajaran matematika perlu diupayakan
diskusi di kelas. Kegiatan pembelajaran mene- adanya perbaikan melalui pengembangan pe-
kankan berpikir tingkat tinggi dan sering rangkat pembelajaran yang dapat meningkatkan
melibatkan kerja kelompok. hasil belajar matematika siswa. Oleh karena itu,
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun penting untuk mengembangkan perangkat pem-
2005 Pasal 19 ayat 3 menjelaskan bahwa setiap belajaran bercirikan Active Knowledge Sharing
satuan pendidikan melakukan proses perencana- dengan pendekatan saintifik dalam upaya me-
an pembelajaran, pelaksanaan proses pembel- ningkatkan pengetahuan, kemampuan pemecah-
ajaran, penilaian hasil pembelajaran, dan an masalah, dan sikap terhadap matematika
pengawasan proses pembelajaran untuk terlaksa- siswa SMP Kelas VIII.
nanya proses pembelajaran yang efektif dan Berdasarkan permasalahan yang sudah
efisien (Depdiknas, 2005, p.17). Namun hasil dijelaskan sebelumnya dan didukung oleh pen-
pra-penelitian menunjukkan bahwa masih dite- dapat para pakar maka rumusan masalah yang
mui permasalahan dalam pembelajaran matema- dikaji dalam penelitian ini yaitu bagaimana
tika. Selain itu, perangkat pembelajaran yang kevalidan, kepraktisan, dan keefektifan perang-
dikembangkan di sekolah belum sesuai dengan kat pembelajaran bercirikan Active Knowledge
prinsip-prinsip peraturan pemerintah. Sharing dengan pendekatan saintifik dalam
Berdasarkan hasil wawancara dengan upaya meningkatkan pengetahuan, kemampuan
guru matematika saat pra-penelitian di SMP pemecahan masalah, dan sikap terhadap mate-
Negeri 1 Mijen Demak mengenai pendekatan matika siswa SMP Kelas VIII Semester 2.
saintifik, semua guru setuju dengan pendekatan Sedangkan tujuan penelitian ini yaitu untuk
saintifik yang diterapkan dalam Kurikulum menghasilkan perangkat pembelajaran berciri-
2013. Guru menyatakan bahwa pendekatan kan Active Knowledge Sharing dengan pende-
saintifik mengajarkan peserta didik agar dapat katan saintifik dalam upaya meningkatkan
berpikir logis sesuai dengan yang diamati dan pengetahuan, kemampuan pemecahan masalah,
berpikir ilmiah. Namun, selama ini RPP mate- dan sikap terhadap matematika siswa SMP
matika yang disusun oleh guru belum memfa- Kelas VIII Semester 2 yang valid, praktis, dan
silitasi siswa untuk mengembangkan keterampil- efektif.
an pemecahan masalah. Guru masih jarang
METODE
mengembangkan LKS dan tes hasil belajar
untuk menilai hasil pembelajaran matematika. Penelitian ini menggunakan model
Rendahnya kemampuan pemecahan masalah pengembangan yang dikemukakan oleh
terjadi pada siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Thiagarajan, Dorothy S. Semmel, dan Melvyn I.
Mijen Demak. Berdasarkan pra-penelitian yang Semmel yang dikenal dengan model pengem-
diberikan kepada 30 orang siswa, diperoleh data bangan 4D. Model pengembangan tersebut
bahwa sebagian besar siswa tidak dapat menye- terdiri atas empat tahap yaitu tahap men-
lesaikan soal yang diberikan. Sebanyak 76,7% definisikan (define), tahap merancang (design),
siswa masih kesulitan dalam mengerjakan soal tahap mengembangkan (develop), dan tahap
pada tahap melaksanakan rencana serta meng- mendesiminasikan (disseminate) (Thiagarajan,
evaluasi jawaban yang diperoleh. Selain itu, Semmel, & Semmel, 1974). Perangkat

Copyright © 2016, Jurnal Riset Pendidikan Matematika


Print ISSN: 2356-2684, Online ISSN: 2477-1503
Jurnal Riset Pendidikan Matematika, 3 (2), November 2016 - 248
R. Rusnilawati

pembelajaran yang dikembangkan meliputi: (1) belum memenuhi kriteria kepraktisan dan
silabus, (2) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran keefektifan, maka dilakukan revisi produk
(RPP), dan (3) Lembar Kegiatan Siswa (LKS). kembali.
Pengembangan produk dilakukan mulai
Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data
bulan Agustus 2014. Validasi Perangkat Pem-
belajaran dilaksanakan pada tanggal 19 Januari Kelayakan perangkat pembelajaran mate-
sampai dengan 17 Februari 2015. Uji coba matika yang dikembangkan dinilai dengan
terbatas dilaksanakan pada tanggal 19, 20, dan mengukur kevalidan perangkat, kepraktisan, dan
21 Februari 2015. Uji coba lapangan dilaksana- keefektifan penggunaannya di lapangan. Intsru-
kan pada tanggal 23 Februari sampai dengan 31 men yang digunakan meliputi: lembar validasi,
Maret 2015. Uji coba perangkat pembelajaran lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran,
yang dikembangkan dilaksanakan di Kelas VIII angket respon siswa, angket penilaian guru, tes
SMP Negeri 1 Mijen Demak. pengetahuan, tes kemampuan pemecahan masa-
lah, dan angket sikap terhadap matematika.
Subjek Penelitian
Kategori untuk menyatakan bahwa
Subjek uji coba pada uji coba terbatas perangkat yang dikembangkan valid terdiri atas
adalah kelas VIII yang terdiri atas 18 siswa. Ke- 5 derajat skala penilaian, yaitu sangat baik (5);
las VIII terdiri atas 8 (delapan) kelas yang terdiri baik (4); cukup (3); kurang baik (2); dan tidak
atas 2 kelas unggulan dan 6 kelas yang hetero- baik (1). Selanjutnya disimpulkan bahwa pe-
gen. Selanjutnya dipilih secara acak 2 (dua) rangkat yang dikembangkan layak digunakan,
kelas sebagai kelas uji coba lapangan yaitu layak digunakan dengan revisi, atau tidak layak
Kelas VIII-F (26 siswa) dari kelas unggulan dan digunakan. Teknik yang digunakan untuk mem-
VIII-G (28 siswa) dari kelas heterogen. Guru peroleh data penilaian siswa dan guru dilakukan
yang melaksanakan pembelajaran menggunakan dengan membagikan lembar penilaian. Lembar
perangkat yang dikembangkan sebanyak 2 penilaian siswa digunakan untuk menilai proses
orang. pembelajaran di kelas dan perangkat pembel-
ajaran yang terdiri atas LKS. Lembar penilaian
Prosedur
guru digunakan untuk mendapatkan data menge-
Pengembangan perangkat dimulai dari nai pendapat guru tentang komponen pembel-
tahap analisis awal-akhir, analisis siswa, analisis ajaran yang meliputi silabus, RPP, dan LKS.
materi, analisis tugas, spesifikasi tujuan pembel- Keefektifan dari perangkat pembelajaran yang
ajaran, pemilihan media, pemilihan format, dikembangkan ditinjau dari tes pengetahuan, tes
desain produk, uji ahli dan praktisi, uji coba kemampuan pemecahan masalah, dan angket
terbatas, serta uji coba lapangan. Sejumlah ahli sikap terhadap matematika.
diminta untuk mengevaluasi perangkat pembel-
Teknik Analisis Data
ajaran bercirikan Active Knowledge Sharing
dengan pendekatan saintifik. Data validasi yang Data yang berupa komentar, saran, revisi,
diperoleh kemudian dianalisis dan dilakukan dan hasil observasi selama proses uji coba di-
revisi. analisis secara deskriptif kualitatif, yang selan-
Perangkat pembelajaran yang telah dire- jutnya digunakan sebagai masukan untuk
visi dinamakan draf 2. Sedangkan uji coba merevisi produk yang dikembangkan. Data yang
terbatas dimaksudkan untuk mengujicobakan diperoleh melalui lembar validasi perangkat,
produk pada skala kecil guna memperoleh data lembar penilaian siswa, lembar penilaian guru,
tentang keterbacaan perangkat dan pelaksanaan lembar keterlaksanaan proses pembelajaran,
pembelajaran. Jika hasil analisis menunjukkan lembar tes pengetahuan, lembar tes kemampuan
bahwa produk perlu direvisi, maka dilakukan pemecahan masalah, dan angket sikap siswa
revisi terhadap produk draf 2 sehingga diperoleh terhadap matematika, dianalisis secara statistika
produk draf 3. Kegiatan uji coba lapangan dila- deskriptif.
kukan dengan cara melaksanakan pembelajaran Data yang berupa rating dengan skala 5
dengan menggunakan produk draf 3 oleh guru dikonversikan menjadi data kualitatif yang juga
mitra. Setelah semua data diperoleh maka berskala 5. Kriteria konversi data tersebut dila-
dilanjutkan dengan analisis data. Apabila hasil kukan berdasarkan kriteria yang disajikan dalam
analisis data telah memenuhi kriteria kepraktisan Tabel 1 (Widoyoko, 2009, p.238). Untuk meni-
dan keefektifan, maka produk tersebut adalah lai kelayakan dari perangkat pembelajaran yang
produk akhir. Jika hasil analisis menunjukkan

Copyright © 2016, Jurnal Riset Pendidikan Matematika


Print ISSN: 2356-2684, Online ISSN: 2477-1503
Jurnal Riset Pendidikan Matematika, 3 (2), November 2016 - 249
R. Rusnilawati

dikembangkan ditinjau dari kevalidan, keefektif- LKS


Proses
an, dan kepraktisannya. Pembelajaran
Sangat
Tabel 1. Kriteria Konversi Data Kuantitatif ke 1
Baik
Data Kualitatif 2 Baik
3 Cukup
Nilai Interval Skor Kategori Kurang
Sangat 4
A ̅ Baik
Baik Tidak
B ̅ ̅ Baik 5
Baik
C ̅ ̅ Cukup Keterangan: skor aktual
D ̅ ̅ Kurang
̅ Sangat
E
Kurang Tabel 4. Kriteria Kepraktisan Penilaian Guru
Keterangan: Interval
̅ rerata skor ideal No Kategori
Silabus RPP LKS
= (skor maksimum + skor minimum) Sangat
1
simpangan baku ideal Baik
Baik
= (skor maksimum – skor minimum) 2
skor aktual Cukup
3
Adapun tabel penilaian skala Likert untuk Kurang
analisis kevalidan perangkat pembelajaran seca- 4
Baik
ra keseluruhan disajikan pada Tabel 2. Tidak
5
Baik
Tabel 2. Kriteria Validitas Perangkat
Pembelajaran Keterangan: skor aktual

Interval Data kuantitatif angket sikap terhadap


No Kategori matematika berupa skor tanggapan siswa diper-
Silabus RPP LKS
Sangat oleh dalam bentuk kategori yang terdiri atas 5
1 pilihan tanggapan, yaitu sangat setuju, setuju,
Baik
ragu-ragu, tidak setuju, dan sangat tidak setuju.
2 Baik
Adapun tabel penilaian skala Likert disajikan
3 Cukup pada Tabel 5.

Kurang Tabel 5. Kriteria Penilaian Sikap Siswa terhadap


4 Matematika
Baik
Tidak No Nilai Interval Skor Kategori
5
Baik 1 A Sangat Baik
Keterangan: skor aktual 2 B Baik
Data penilaian siswa dan guru dianalisis 3 C Cukup
secara kualitatif dan kuantitatif. Data kuantitatif 4 D Kurang
berupa skor tanggapan yang diperoleh dalam 5 E Sangat Kurang
bentuk kategori terdiri atas 5 pilihan tanggapan, Perangkat pembelajaran yang dikembang-
yaitu sangat setuju (nilai 5), setuju (nilai 4), kan dikatakan valid, jika minimal tingkat
ragu-ragu (nilai 3), tidak setuju (nilai 2), dan validitas yang dicapai adalah kategori baik. Pe-
sangat tidak setuju (nilai 1). Skor yang diperoleh rangkat pembelajaran dikatakan praktis berda-
dalam bentuk kuantitatif kemudian dikonversi- sarkan penilaian siswa dan guru jika minimal
kan menjadi data kualitatif berdasarkan Tabel 1. kategori kepraktisan yang dicapai adalah baik.
Adapun tabel penilaian skala Likert disajikan Perangkat pembelajaran dikatakan praktis ditin-
pada Tabel 3 dan Tabel 4. jau dari keterlaksanaan proses pembelajaran jika
minimal kategori yang dicapai memenuhi kate-
gori baik. Sedangkan keefektifan dari perangkat
Tabel 3. Kriteria Kepraktisan Angket Respon pembelajaran yang dikembangkan ditinjau dari
Siswa tiga aspek yaitu: pengetahuan, kemampuan
No Interval Kategori

Copyright © 2016, Jurnal Riset Pendidikan Matematika


Print ISSN: 2356-2684, Online ISSN: 2477-1503
Jurnal Riset Pendidikan Matematika, 3 (2), November 2016 - 250
R. Rusnilawati

pemecahan masalah, dan sikap terhadap mate- data yang berupa rata-rata skor hasil penilaian
matika. dari keempat validator. Adapun skor total, rata-
Keefektifan perangkat pembelajaran ditin- rata skor, dan kategori dari setiap produk yang
jau dari hasil tes kompetensi pengetahuan yang diperoleh tersebut terlihat pada Tabel 6 berikut.
berdasar pada ketercapaian tujuan pembelajaran.
Tabel 6. Skor Aktual Produk Hasil Validasi
Perangkat pembelajaran yang dikembangkan
dikatakan efektif jika: (a) terdapat peningkatan Skor Rata-rata
No Produk Kategori
nilai rata-rata kelas berdasarkan hasil pretest dan Total Skor
posttest; (b) persentase banyaknya siswa dengan 1 Silabus 481 120,3 Sangat Baik
nilai tes pengetahuan secara klasikal dan pada 2 RPP 614 153,5 Sangat Baik
3 LKS 320 80 Sangat Baik
masing-masing kelas uji coba yang memenuhi
KKM adalah ≥ 80%. Berdasarkan Tabel 6 diketahui bahwa
Keefektifan perangkat pembelajaran ditin- skor rata-rata tiap perangkat pembelajaran ber-
jau dari kompetensi keterampilan yaitu kemam- ada pada kategori minimal baik. Hal ini berarti
puan siswa dalam memecahkan masalah mate- bahwa produk awal atau draf 1 valid dan sudah
matika. Perangkat pembelajaran dikatakan layak digunakan untuk uji coba setelah dilaku-
efektif jika: (a) terdapat peningkatan nilai rata- kan beberapa revisi berdasarkan saran dan
rata kelas berdasarkan hasil pretest dan posttest; masukan validator.
(b) persentase banyaknya siswa dengan nilai tes
kemampuan pemecahan masalah secara klasikal Analisis Hasil Uji Coba Terbatas
dan pada masing-masing kelas uji coba yang Hasil uji coba terbatas meliputi analisis
memenuhi KKM adalah ≥ 80%. data kepraktisan yang mencakup dua hal, yaitu
Keefektifan perangkat pembelajaran ditin- analisis data hasil penilaian guru dan siswa ter-
jau dari sikap siswa terhadap matematika. hadap kelayakan penggunaan perangkat pembel-
Perangkat pembelajaran dikatakan efektif jika: ajaran, serta analisis data hasil observasi keter-
(a) persentase banyaknya siswa secara klasikal laksanaan pembelajaran menggunakan perang-
dan pada masing-masing kelas uji coba memiliki kat yang dikembangkan.
sikap matematika dengan kategori minimal baik
Analisis Data Penilaian Kepraktisan Siswa
adalah ≥ 80%; (b) persentase banyaknya siswa
yang mengalami peningkatan sikap positif dari Pengambilan data ini dilakukan dengan
hasil sebelumnya secara klasikal dan pada meminta penilaian siswa yang melaksanakan uji
masing-masing kelas uji coba adalah ≥ 80%. coba terbatas. Pengambilan data dilakukan sete-
lah proses pembelajaran berakhir, meliputi
HASIL DAN PEMBAHASAN
penilaian LKS dan proses pembelajaran. Reka-
Perangkat pembelajaran yang dikembang- pitulasi data penilaian siswa disajikan pada
kan dalam penelitian ini adalah perangkat Tabel 7.
pembelajaran matematika siswa SMP Kelas VIII
Tabel 7. Kategori Hasil Angket Respon Siswa
Semester 2 bercirikan Active Knowledge Shar-
pada Uji Coba Terbatas
ing dengan pendekatan saintifik. Aspek kualitas
produk pengembangan berdasarkan kualitas Aspek Skor
Rata-
produk Nieveen (1999, p.127) yang terdiri atas 3 No rata Kategori
Penilaian Total
aspek, yaitu valid, praktis, dan efektif. Materi Skor
yang diujicobakan dibatasi pada materi lingkar- Sangat
1 LKS 688 38,2
an dengan dua kompetensi dasar yaitu (3.6) Baik
Proses
mengidentifikasi unsur, keliling, dan luas dari 2 437 24,3 Baik
Pembelajaran
lingkaran serta (3.7) menentukan hubungan
sudut pusat, panjang busur, dan luas juring. Hasil angket respon siswa terhadap LKS
Hasil penelitian dijelaskan dalam bentuk data dan proses pembelajaran bernilai minimal baik.
hasil validasi, hasil uji coba terbatas, dan hasil Hasil tersebut menunjukkan bahwa produk
uji coba lapangan. pengembangan berupa perangkat pembelajaran
beserta komponen pendukungnya memenuhi
Analisis Hasil Validasi
kategori praktis menurut penilaian siswa.
Berdasarkan hasil validasi ahli dan prak-
tisi diketahui kelayakan produk yang dikem-
bangkan. Kelayakan produk ini berdasar atas

Copyright © 2016, Jurnal Riset Pendidikan Matematika


Print ISSN: 2356-2684, Online ISSN: 2477-1503
Jurnal Riset Pendidikan Matematika, 3 (2), November 2016 - 251
R. Rusnilawati

Analisis Data Penilaian Kepraktisan Guru cenderung berkompetitif di dalam kelas. Ketika
melakukan kegiatan menanya, siswa masih
Pengambilan data ini dilakukan dengan
mengalami kebingungan pada saat pertemuan
meminta penilaian guru yang melaksanakan uji
pertama dan kedua. Tahapan guru memberikan
coba terbatas. Pengambilan data dilakukan sete-
tugas mandiri yang keterlaksanaannya masih
lah proses pembelajaran berakhir, meliputi
rendah disebabkan oleh pemanfaatan waktu
penialaian silabus, RPP, dan LKS. Rekapitulasi
yang belum efektif. Berdasarkan hal tersebut
data penilaian guru disajikan pada Tabel 8.
maka perlu dilakukan beberapa perbaikan
Tabel 8. Kategori Penilaian Kepraktisan berdasarkan saran baik dari siswa maupun guru.
Perangkat Pembelajaran oleh Guru pada Uji
Analisis Hasil Uji Coba Lapangan
Coba Terbatas
Hasil revisi produk uji coba terbatas
Skor Rata-rata
No Produk Kategori kemudian digunakan pada uji coba lebih luas
Total Skor
1 Silabus 51 25,5 Baik yaitu uji coba lapangan. Analisis data hasil uji
2 RPP 78 39 Baik coba lapangan meliputi analisis kepraktisan dan
3 LKS 54 27 Baik analisis keefektifan. Analisis data kepraktisan
mencakup dua hal, yaitu analisis data hasil pe-
Hasil penilaian guru terhadap silabus, nilaian guru dan siswa terhadap kelayakan peng-
RPP, dan LKS bernilai minimal baik. Hasil gunaan perangkat pembelajaran, serta analisis
tersebut menunjukkan bahwa produk pengem- data hasil observasi keterlaksanaan pembelajar-
bangan berupa perangkat pembelajaran beserta an menggunakan perangkat yang dikembangkan
komponen pendukungnya memenuhi kategori pada uji coba lapangan. Analisis keefektifan
praktis menurut penilaian guru. Berdasarkan diperoleh dari analisis tes hasil belajar yang
hasil uji coba terbatas, peneliti juga melakukan terdiri atas: tes pengetahuan, tes kemampuan
beberapa perbaikan terhadap perangkat pembel- pemecahan masalah, dan sikap terhadap mate-
ajaran berdasarkan saran baik dari siswa matika. Data yang diperoleh pada uji coba
maupun guru. lapangan selanjutnya dilakukan analisis sebagai
Analisis Data Hasil Observasi Keterlaksanaan berikut.
Pembelajaran Analisis data penilaian kepraktisan siswa
Pengambilan data hasil observasi keter- Pengambilan data ini dilakukan dengan
laksanaan pembelajaran pada uji coba terbatas meminta penilaian siswa yang melaksanakan uji
dilakukan sebanyak 2 (dua) kali. Data hasil coba lapangan. Pengambilan data dilakukan
kegiatan ini digunakan untuk mengetahui keter- setelah proses pembelajaran berakhir, meliputi
laksanaan langkah-langkah pembelajaran ber- penialaian LKS dan proses pembelajaran. Reka-
cirikan Active Knowledge Sharing dengan pen- pitulasi data penilaian siswa disajikan pada
dekatan saintifik yang tertulis pada RPP. Data Tabel 10.
hasil observasi dalam 2 (dua) kali pertemuan
disajikan pada Tabel 9. Tabel 10. Kategori Hasil Angket Respon Siswa
pada Uji Coba Lapangan
Tabel 9. Analisis Keterlaksanaan Pembelajaran
pada Uji Coba Terbatas Rata-rata
Skor Rata-
No Aspek Kategori
Pertemuan VIII- VIII- rata
Aspek Rata-Rata F G
I II
Keterlaksanaan Sangat
77,3% 81,8% 79,5% 1 LKS 38 38,5 38,2
Pembelajaran Baik
Proses Sangat
2 25,5 25,9 25,7
Berdasarkan data tersebut, secara umum Pembelajaran Baik
dapat dikatakan bahwa keterlaksanaan pada ke- Hasil angket respon siswa terhadap LKS
las uji coba terbatas berlangsung sesuai langkah- dan proses pembelajaran bernilai minimal baik.
langkah pembelajaran menggunakan strategi Hasil tersebut menunjukkan bahwa produk
Active Knowledge Sharing dengan pendekatan pengembangan berupa perangkat pembelajaran
saintifik namun belum maksimal. Catatan beserta komponen pendukungnya memenuhi
penting dalam pelaksanaan pembelajaran adalah kriteria praktis dengan kategori sangat baik
masih rendahnya kesadaran siswa dalam berbagi menurut penilaian siswa.
pengetahuan dengan teman. Siswa masih

Copyright © 2016, Jurnal Riset Pendidikan Matematika


Print ISSN: 2356-2684, Online ISSN: 2477-1503
Jurnal Riset Pendidikan Matematika, 3 (2), November 2016 - 252
R. Rusnilawati

Analisis Data Penilaian Kepraktisan Guru dikembangkan termasuk dalam kategori sangat
baik. Hasil tersebut sesuai dengan penelitian
Pengambilan data ini dilakukan dengan
Gooding (2009, p.86) yang menjelaskan bahwa
meminta penilaian guru yang melaksanakan uji
“... scientific inquiry is a student-centered
coba lapangan. Pengambilan data dilakukan
activity that involves questions that could be
setelah proses pembelajaran berakhir, meliputi
posed by either the teacher or the student”.
penialaian silabus, RPP, dan LKS. Rekapitulasi
Pernyataan tersebut menyatakan bahwa saintifik
data penilaian guru disajikan pada Tabel 11.
inquiri adalah kegiatan yang berpusat pada
Tabel 11. Kategori Penilaian Kepraktisan siswa dan melibatkan pertanyaan yang dapat
Perangkat Pembelajaran oleh Guru Uji Coba diajukan baik oleh guru atau siswa. Sedangkan
Lapangan Zain (2012, p.319) menjelaskan bahwa “...the
Skor Rata-rata
learning skills were demonstrated in Student-
No Produk
Total Skor
Kategori Centred Learning through students’ heightened
1 Silabus 61 30,5 Sangat Baik interaction and cooperation, in and outside of
2 RPP 89 44,5 Sangat Baik the classroom, better planning of the lesson and
3 LKS 60 30 Sangat Baik their learning”. Artinya, keterampilan belajar
dalam Student-Centred Learning disertai dengan
Hasil penilaian guru terhadap silabus,
interaksi dan kerjasama siswa yang meningkat,
RPP, dan LKS bernilai minimal baik. Hasil ter- baik di dalam maupun di luar kelas, serta
sebut menunjukkan bahwa produk pengembang-
perencanaan yang lebih baik dalam
an berupa perangkat pembelajaran beserta kom- pembelajaran.
ponen pendukungnya memenuhi kriteria praktis
dengan kategori sangat baik menurut penilaian Analisis Tes Hasil Belajar (THB)
guru. Analisis tes hasil belajar digunakan untuk
Analisis Data Hasil Observasi Keterlaksanaan mengetahui apakah perangkat pembelajaran
Pembelajaran memenuhi kriteria keefektifan. Analisis tes hasil
belajar ditinjau dari tiga aspek yaitu: penge-
Pengambilan data hasil observasi keter-
tahuan, kemampuan pemecahan masalah, dan
laksanaan pembelajaran pada uji coba lapangan
sikap terhadap matematika.
dilakukan sebanyak delapan kali. Data hasil
kegiatan ini digunakan untuk mengetahui keter- Analisis keefektifan Perangkat Pembelajaran
laksanaan langkah-langkah pembelajaran ber- Ditinjau dari Tes Pengetahuan
cirikan Active Knowledge Sharing dengan pen- Skor diperoleh dengan menggunakan
dekatan saintifik yang tertulis pada RPP. Rata- instrumen tes pengetahuan yang telah dirancang
rata keterlaksanaan pembelajaran dalam 8 dan divalidasi. Tes pengetahuan dilaksanakan
(delapan) kali pertemuan disajikan pada Tabel dua kali yakni dengan materi lingkaran pada
12. kompetensi dasar (3.6) mengidentifikasi unsur,
Tabel 12. Analisis Keterlaksanaan Pembelajaran keliling, dan luas dari lingkaran (tes pertama)
Uji Coba Lapangan serta (3.7) menentukan hubungan sudut pusat,
panjang busur, dan luas juring (tes kedua).
Rata-rata Keterlaksanaan
No Kelas
Pembelajaran Tabel 13. Persentase Ketuntasan Tes
1 VIII-F 90,9% Pengetahuan Matematika Siswa
2 VIII-G 89,8%
Ketuntasan Posttest
Berdasarkan data tersebut, secara umum No Kelas Rata-
Pertama Kedua
dapat dikatakan bahwa keterlaksanaan pada rata
kelas uji coba lapangan berlangsung sesuai lang- 1 VIII-F 100% 100% 100%
kah-langkah pembelajaran menggunakan stra- 2 VIII-G 89,3% 100% 94,6%
tegi Active Knowledge Sharing dengan pende- VIII-F dan
3 94,4% 100% 97,2%
katan saintifik. Rata-rata keterlaksanaan VIII-G
pembelajaran di Kelas VIII-F mencapai 90,9%
sedangkan di Kelas VIII-G mencapai 89,8%.
Rata-rata keterlaksanaan pembelajaran secara
klasikal mencapai 90,4%. Keterlaksanaan pem-
belajaran menggunakan perangkat yang

Copyright © 2016, Jurnal Riset Pendidikan Matematika


Print ISSN: 2356-2684, Online ISSN: 2477-1503
Jurnal Riset Pendidikan Matematika, 3 (2), November 2016 - 253
R. Rusnilawati

Tabel 14. Nilai Rata-rata Tes Pengetahuan prosedural sering berkaitan dengan menerapkan,
Matematika Siswa serta pengetahuan metakognitif sering berkaitan
dengan analisis, evaluasi, dan kreasi (Anderson
Tes Pertama Tes Kedua
No Kelas & Krathwohl, 2001, p.239). Ketercapaian tes
Pretest Posttest Pretest Posttest
1 VIII-F 33,2 88,7 30,2 86,1 pengetahuan tersebut juga diikuti oleh pening-
2 VIII-G 32 82,4 28,9 88,7 katan sikap siswa terhadap matematika. Hasil
VIII-F dan tersebut sesuai dengan pendapat Mohamed &
3 32,6 85,4 29,5 87,5
VIII-G Waheed (2011, p.277), “Students’ attitude
towards mathematics has been a factor that
Pada posttest pertama, ketuntasan belajar
is known to influence students’ achievement
Kelas VIII-F mencapai 100%, sedangkan Kelas
in mathematics”. Pernyataan tersebut menjelas-
VIII-G mencapai 89,2%. Pada posttest kedua,
kan bahwa sikap terhadap matematika merupa-
ketuntasan belajar Kelas VIII-F mencapai 100%,
kan faktor yang mempengaruhi prestasi belajar
sedangkan Kelas VIII-G mencapai 100%.
matematika.
Ketuntasan belajar klasikal posttest pertama
mencapai 94,4% dan posttest kedua mencapai Analisis Keefektifan Perangkat Pembelajaran
100%, sehingga bisa diperoleh rata-rata ketun- Ditinjau dari Tes Kemampuan Pemecahan
tasan belajar klasikal posttest pertama dan Masalah
posttest kedua yaitu 97,2%. Kriteria keefektifan
Skor diperoleh dengan menggunakan
terhadap pengetahuan matematika siswa
instrumen tes kemampuan pemecahan masalah
terpenuhi berdasarkan hasil analisis data pada
yang telah dirancang dan divalidasi. Tes ke-
tes pengetahuan yang menunjukkan persentase
mampuan pemecahan masalah dilaksanakan dua
siswa tuntas secara klasikal dan pada masing-
kali yakni dengan materi lingkaran KD 3.6 (tes
masing kelas uji coba . Nilai rata-rata
pertama) dan KD 3.7 (tes kedua). Kemampuan
siswa Kelas VIII-F dan VIII-G pada posttest
siswa dalam melaksanakan langkah pemecahan
pertama mencapai 85,5 sedangkan pada posttest
masalah mulai dari memahami masalah, menyu-
kedua mencapai 87,5. Nilai rata-rata tes
sun rencana, melaksanakan rencana, dan melihat
pengetahuan klasikal pada posttest pertama dan
kembali menunjukkan adanya peningkatan.
posttest kedua mencapai 86,5. Selain itu juga
Secara ringkas hasil tes kemampuan pemecahan
terdapat peningkatan persentase ketuntasan
masalah siswa dapat dilihat pada Tabel 15,
belajar dan rata-rata nilai kelas berdasarkan hasil
Tabel 16, dan Tabel 17.
nilai pretest dan posttest. Pencapaian tersebut
sejalan dengan hasil penelitian pengembangan Tabel 15. Persentase Ketuntasan Tes
sebelumnya yang dilaksanakan Kawiyah (2015), Kemampuan Pemecahan Masalah
bahwa perangkat pembelajaran saintifik yang Ketuntasan Posttest
dikembangkan efektif ditinjau dari prestasi bel- No Kelas Rata-
ajar dan kemampuan pemecahan masalah siswa. Pertama Kedua
rata
Hasil temuan tersebut sesuai dengan 1 VIII-F 96,2% 100% 98,1%
pendapat Booker, et al (2004, p.10) bahwa 2 VIII-G 92,9% 92,9% 92,9%
“Knowledge is actively created or invented, not VIII-F dan VIII-
3 94,4% 96,3% 95,4%
passively received. New ways of knowing are G
built through reflection on physical and mental Tabel 16. Nilai Rata-rata Tes Kemampuan
actions”. Artinya, Pengetahuan secara aktif Pemecahan Masalah
dibuat atau diciptakan, bukan menerima secara
pasif. Terdapat empat dimensi pengetahuan Tes Pertama Tes Kedua
No Kelas
yang dijelaskan oleh Anderson & Karthwohl Pretest Posttest Pretest Posttest
(2001, p.41) yaitu: pengetahuan faktual, penge- 1 VIII-F 28,3 92,4 29,3 97,1
tahuan konseptual, pengetahuan prosedural, dan 2 VIII-G 27,9 82,7 27,2 90,6
VIII-F dan
pengetahuan metakognitif. 3 28,1 87,4 28,2 93,7
VIII-G
Pengetahuan faktual sering berkaitan
dengan ingatan, pengetahuan konseptual sering
berkaitan dengan memahami, pengetahuan

Copyright © 2016, Jurnal Riset Pendidikan Matematika


Print ISSN: 2356-2684, Online ISSN: 2477-1503
Jurnal Riset Pendidikan Matematika, 3 (2), November 2016 - 254
R. Rusnilawati

Tabel 17. Analisis Tes Berdasarkan Aspek Kemampuan Pemecahan Masalah


Skor Total VIII-F dan VIII-G
No Aspek Tes Pertama Tes Kedua
Pretest Posttest Pretest Posttest
1 Memahami Masalah 208 216 209 216
2 Menyusun Rencana 202 428 203 429
3 Melaksanakan Rencana 15 377 14 399
4 Melihat Kembali 0 300 0 373
Jumlah Skor 425 1321 426 1471

Berdasarkan Tabel 17 diketahui bahwa


Analisis Keefektifan Perangkat Pembelajaran
skor kemampuan siswa dalam memahami masa-
Ditinjau dari Angket Sikap terhadap Matematika
lah pada tes pertama meningkat 8 poin, menyu-
sun rencana meningkat 226 poin, melaksanakan Skor diperoleh dengan menggunakan
rencana meningkat 362 poin, dan melihat kem- instrumen angket sikap terhadap matematika
bali meningkat 300. Kemampuan siswa dalam yang telah dirancang dan divalidasi. Grafik pada
memahami masalah pada tes kedua meningkat 7 Diagram 1 menunjukkan indikasi adanya pe-
poin, menyusun rencana meningkat 226 poin, ningkatan sikap siswa terhadap matematika yang
melaksanakan rencana meningkat 385 poin, dan ditunjukkan dengan total skor yang cenderung
melihat kembali meningkat 373. meningkat pada setiap aspek sikap terhadap
Hasil temuan tersebut sesuai dengan pen- matematika ditinjau dari kognitif (keyakinan),
dapat Pimta (2009, p.381) bahwa “Mathematical afektif (perasaan), dan konatif (perilaku).
problem is tool used as not only to help students
develop their thinking ability but it also helps to
develop their basic skills of solving the problems
especially a problem in the daily life”. Artinya
bahwa masalah matematika adalah alat yang
digunakan untuk membantu siswa mengem-
bangkan kemampuan berpikir serta mengem-
bangkan keterampilan dasar untuk memecahkan
masalah terutama masalah dalam kehidupan
sehari-hari.
Pada posttest pertama, ketuntasan belajar
Kelas VIII-F mencapai 96,2%, sedangkan Kelas
VIII-G mencapai 92,9%. Pada posttest kedua,
ketuntasan belajar Kelas VIII-F mencapai 100%,
sedangkan Kelas VIII-G mencapai 92,9%. Ke-
tuntasan belajar klasikal posttest pertama
mencapai 94,4% dan posttest kedua mencapai Diagram 1. Grafik Skor Sikap terhadap
96,3%, sehingga bisa diperoleh rata-rata ketun- Matematika Kelas VIII-F
tasan belajar klasikal posttest pertama dan Skor sikap terhadap matematika siswa
posttest kedua yaitu 95,4%. Kriteria keefektifan Kelas VIII-F secara keseluruhan meningkat dari
terhadap kemampuan pemecahan masalah siswa 3032 menjadi 3197. Skor sikap terhadap mate-
terpenuhi berdasarkan hasil analisis data yang matika siswa Kelas VIII-F meningkat 165 poin
menunjukkan persentase siswa tuntas secara (5,4%). Data pada Lampiran 3l, menunjukkan
klasikal dan pada masing-masing kelas uji coba bahwa dari 26 orang siswa, 100% siswa menun-
. Kriteria efektif juga terpenuhi berdasar- jukkan peningkatan skor sikap terhadap mate-
kan analisis data yang mengindikasikan adanya matika. Indikasi adanya peningkatan sikap
peningkatan persentase ketuntasan belajar dan terhadap matematika juga ditunjukkan melalui
rata-rata nilai kelas berdasarkan hasil nilai analisis terhadap kategori sikap siswa.
pretest dan posttest. Analisis terhadap banyaknya siswa pada
setiap kategori sikap menunjukkan bahwa sebe-
lum uji coba; sebanyak 26,9% siswa tergolong
kategori cukup; 69,2% baik; dan 3,8% sangat
baik. Sesudah uji coba terdapat 3,8 % siswa

Copyright © 2016, Jurnal Riset Pendidikan Matematika


Print ISSN: 2356-2684, Online ISSN: 2477-1503
Jurnal Riset Pendidikan Matematika, 3 (2), November 2016 - 255
R. Rusnilawati

dengan kategori cukup; 84,6% baik; dan 11,5% afektif (perasaan), dan konatif (perilaku). Pe-
sangat baik. Persentase banyaknya siswa Kelas ningkatan sikap terhadap matematika ditunjuk-
VIII-F sesudah uji coba yang menunjukkan kan pada Diagram 3.
sikap terhadap matematika dengan kategori
minimal baik mencapai 96,2%. Persentase
peningkatan sikap terhadap matematika siswa
pada setiap kategori ditunjukkan pada Diagram
2.

Diagram 3. Grafik Skor Sikap terhadap


Matematika Siswa Kelas VIII-G
Analisis terhadap banyaknya siswa pada
setiap kategori sikap menunjukkan bahwa sebe-
Diagram 2. Grafik Kategori Sikap terhadap lum uji coba, sebanyak 32% siswa tergolong
Matematika Siswa Kelas VIII-F kategori cukup, 46% baik, dan 21% sangat baik.
Sesudah uji coba terdapat 7,1% siswa dengan
Keterangan:
SB : Sangat Baik
kategori cukup, 64,3% baik, dan 28,6% sangat
B : Baik baik. Persentase banyaknya siswa Kelas VIII-G
C : Cukup sesudah uji coba yang menunjukkan sikap
K : Kurang terhadap matematika dengan kategori minimal
SK : Sangat Kurang baik mencapai 92,9%. Persentase peningkatan
Grafik pada Diagram 2 menunjukkan sikap siswa ditunjukkan pada Diagram 4.
bahwa kategori sikap siswa Kelas VIII-F sesu-
dah uji coba cenderung bergerak menuju ke arah
kategori sikap yang lebih baik. Analisis secara
keseluruhan menunjukkan bahwa total skor
sikap terhadap matematika siswa Kelas VIII-F
meningkat pada setiap siswa.
Skor sikap terhadap matematika siswa
Kelas VIII-G secara keseluruhan meningkat dari
3368 menjadi 3545. Skor sikap terhadap mate-
matika siswa Kelas VIII-G meningkat 177 poin
(5,3%). Data menunjukkan bahwa dari 28 orang
siswa, 27 siswa (96,4%) menunjukkan pening-
katan skor sikap matematika secara positif.
Indikasi peningkatan sikap terhadap matematika
siswa Kelas VIII-G secara lebih jelas ditunjuk-
kan oleh persentase banyaknya siswa pada Diagram 4. Grafik Kategori Sikap terhadap
setiap kategori sikap sebelum dan sesudah uji Matematika Siswa Kelas VIII-G
coba.
Analisis data sikap terhadap matematika Keterangan:
siswa Kelas VIII-G menunjukkan bahwa skor SB : Sangat Baik
sikap terhadap matematika siswa cenderung B : Baik
C : Cukup
meningkat ditinjau dari kognitif (keyakinan),
K : Kurang

Copyright © 2016, Jurnal Riset Pendidikan Matematika


Print ISSN: 2356-2684, Online ISSN: 2477-1503
Jurnal Riset Pendidikan Matematika, 3 (2), November 2016 - 256
R. Rusnilawati

SK : Sangat Kurang Selanjutnya berdasarkan ketercapaian


Hasil analisis terhadap keseluruhan sikap ketuntasan belajar dan peningkatan persentase
terhadap matematika siswa Kelas VIII-F dan ketuntasan yang diperoleh dalam penelitian ini
VIII-G menunjukkan adanya peningkatan positif menunjukkan bahwa penggunaan strategi Active
sikap terhadap matematika. Peningkatan skor Knowledge Sharing dengan pendekatan saintifik
sikap pada aspek kognitif sebesar 5,2%; afektif efektif digunakan dalam pembelajaran matema-
10,1%; dan konatif 3,2%. Rata-rata peningkatan tika. Hal ini dikarenakan dengan strategi Active
skor sikap terhadap matematika siswa keselu- Knowledge Sharing siswa diarahkan saling ber-
ruhan adalah 5,3%. Banyaknya siswa yang bagi pengetahuan dengan teman untuk mening-
sikapnya meningkat adalah 53 siswa (98,1%). katkan kemampuan berpikir dan memecahkan
Hal ini menunjukkan adanya siswa masalah. Hal ini sesuai dengan yang dikemu-
dengan peningkatan sikap terhadap matematika kakan oleh Majid & Chitra (2013, p.1201)
yang positif secara klasikal dan pada masing- bahwa Active Knowledge Sharing membawa
masing kelas uji coba. banyak manfaat bagi siswa seperti prestasi aka-
Hasil analisis menunjukkan bahwa 25 demik yang lebih baik, peningkatan komunikasi
siswa (96,2%) Kelas VIII-F mencapai kategori dan keterampilan interpersonal.
minimal baik; 26 siswa (92,9%) Kelas VIII-G Pengalaman belajar yang dilaksanakan
mencapai kategori minimal baik. Secara klasikal siswa melalui pendekatan saintifik mengarahkan
51 siswa (94,4%) mencapai kategori minimal siswa supaya tidak hanya menghafal konsep-
baik. Hal ini menunjukkan bahwa persentase konsep matematika yang dipelajari, melainkan
banyaknya siswa secara klasikal dan pada terlibat secara aktif dalam proses penemuan
masing-masing kelas uji coba memiliki sikap konsep-konsep tersebut. Hal tersebut sesuai
matematika degan kategori minimal baik dengan penelitian yang dilaksanakan oleh Capay
mencapai . Berdasar hal tersebut, pem- & Magdin (2013, p.1) bahwa pendekatan
belajaran bisa dikatakan telah memenuhi kriteria saintifik baik untuk membangun kemampuan
“efektif” untuk meningkatkan sikap terhadap berpikir logis dan mengaktifkan siswa dalam
matematika. membangun pengetahuan secara mandiri. Kon-
Menurut Nitko & Brokhart (2007, p.451) tribusi dari pendekatan saintifik terletak pada
“Attitudes are characteristic of person that des- pembangunan keingintahuan siswa, pendekatan
cribe their positive and negative feelings toward sistematis, dan kemampuan berpikir kritis.
particular objects, situations, institutions, per- SIMPULAN
sons, or ideas”. Artinya sikap adalah karakter-
Perangkat pembelajaran bercirikan Active
istik dari seseorang yang menggambarkan
Knowledge Sharing dengan pendekatan saintifik
perasaan positif dan negatif mereka terhadap
yang dilaksanakan di SMP Negeri 1 Mijen
objek, situasi, institusi, seseorang, atau ide ter-
Demak (silabus, RPP, dan LKS) dikategorikan
tentu. Sesuai dengan pendapat tersebut Aiken
valid. Silabus masuk kategori valid dengan rata-
(Gable, 1986, p.5), menjelaskan bahwa sikap
rata skor aktual 120,3; RPP masuk kategori va-
dapat dikonseptualisasikan sebagai kecende-
lid dengan rata-rata 153,5; LKS masuk kategori
rungan-kecenderungan untuk memberikan res-
valid dengan rata-rata skor aktual 80. Berdasar-
pon positif atau negatif terhadap objek, konsep-
kan hasil tersebut maka perangkat pembelajaran
konsep, atau individu yang meliputi komponen
bercirikan Active Knowledge Sharing dengan
kognitif, afektif, dan performansi.
pendekatan saintifik layak digunakan sebagai
Hasil analisis menunjukkan adanya pe-
sumber belajar.
ningkatan sikap terhadap matematika. Temuan
Perangkat pembelajaran bercirikan Active
tersebut sesuai dengan pendapat Alport
Knowledge Sharing dengan pendekatan saintifik
(Shumway, 1980, p.356) yang menyatakan bah-
yang dilaksanakan di SMP Negeri 1 Mijen
wa sikap adalah mental atau penyesuaian sistem
Demak, setelah melalui tahap uji coba lapangan
syaraf yang diatur berdasarkan pengalaman atau
sudah mencapai kriteria praktis. Berdasarkan
sesuatu yang berpengaruh terhadap respon
penilaian guru, silabus masuk kategori praktis
individual seseorang terhadap objek atau situasi
dengan rata-rata skor aktual 30,5 dengan kriteria
yang dihadapi. Mental atau penyesuaian diri se-
sangat baik, RPP masuk kategori praktis dengan
seorang terhadap objek atau situasi yang diha-
rata-rata skor aktual 44,5 dengan kategori sangat
dapi secara nyata dapat dilihat melalui pilihan
baik, dan LKS masuk kategori praktis dengan
terhadap objek atau situasi tersebut.
rata-rata skor aktual 30 dengan kategori sangat

Copyright © 2016, Jurnal Riset Pendidikan Matematika


Print ISSN: 2356-2684, Online ISSN: 2477-1503
Jurnal Riset Pendidikan Matematika, 3 (2), November 2016 - 257
R. Rusnilawati

baik. Berdasarkan penilaian siswa, LKS masuk BSNP. (2012). laporan hasil ujian nasional
kategori praktis dengan rata-rata skor aktual SMP/MTS tahun pelajaran 2011-2012.
38,2 dengan kriteria sangat baik dan proses SMPN 1 Mijen Demak.
pembelajaran masuk kategori praktis dengan
BSNP. (2013). Laporan hasil ujian nasional
rata-rata skor aktual 25,7 dengan kriteria sangat
SMP/MTS tahun pelajaran 2012/2013.
baik. Ditinjau dari keterlaksanaan pembelajaran
SMPN 1 Mijen Demak.
secara klasikal memperoleh rata-rata persentase
keterlaksanaan 90,4% dengan kategori sangat Cápay, M., & Magdin, M. (2013). Tasks for
baik. teaching scientific approach using the
Perangkat pembelajaran Active Know- black box method. Paper presented at the
ledge Sharing dengan pendekatan saintifik yang 64-XII. Retrieved from
dilaksanakan di SMP N 1 Mijen, setelah melalui http://search.proquest.com/docview/1467
tahap uji coba lapangan sudah mencapai kriteria 836041?accountid=31324
efektif ditinjau dari pengetahuan, kemampuan Presiden. (2005). Peraturan Pemerintah
pemecahan masalah, dan sikap terhadap mate- Republik Indonesia Nomor 19, Tahun
matika. Persentase ketuntasan posttest pada tes 2005, tentang Standar Nasional
pengetahuan siswa Kelas VIII-F mencapai Pendidikan.
100%, Kelas VIII-G 94,6%, dan secara klasikal
97,2%. Persentase ketuntasan posttest pada tes Freeman, et al. (2013). Active learning increases
kemampuan pemecahan masalah siswa Kelas student performance in science,
VIII-F mencapai 98,1%, Kelas VIII-G 92,9%, engineering, and mathematics.
dan secara klasikal 95,4%. Terdapat peningkatan Proceedings of the Nation Academy of
nilai rata-rata secara klasikal dan pada masing- Sciences, 111 (23)
masing kelas berdasarkan hasil pretest dan Gable, R. K. (1986). Instrument development in
posttes. Persentase banyaknya siswa yang me- the affeective domain. Boston, MA:
miliki sikap dengan kategori minimal baik pada Kluwer-Nijhoff Publishing.
siswa Kelas VIII-F 96,2%, siswa Kelas VIII-G
92,9%, dan secara klasikal 94,4%. Selain itu, Gooding, J. T. C. (2009). Comparing the
persentase siswa yang mengalami peningkatan perceptions of scientific inquiry between
sikap terhadap matematika pada siswa Kelas experts and practitioners (Disertasi
VIII-F 100%, siswa Kelas VIII-G 96,4%, dan Doktor, Robert Morris University, 2009).
secara klasikal 98,1%. Diambil pada tanggal 10 September 2014,
dari http:// Journal of ProQuest.html.
DAFTAR PUSTAKA
Kawiyah, S. (2015). Pengembangan perangkat
Anderson, L. W. & Krathwohl, D. R. (2001). A pembelajaran matematika berbasis
taxonomy for learning, teaching, and saintifik untuk meningkatkan kemampuan
assessing, a revision of Bloom’s taxonomy pemecahan masalah dan prestasi belajar
of educational objectives. New York, NY: siswa. PYTHAGORAS: Jurnal Pendidikan
Longman. Matematika, 10(2), 201-210.
Atkin, M. J. & Paul, B. (2003). Ways of knowing doi:http://dx.doi.org/10.21831/pg.v10i2.9
in science and mathematics series. New 163
York, NY: Teachers College Press. Leder, G. (1992). Attitude to mathematics.
Bechina, A. A. & Bommen, T. (2006). Mathematics Education Research
Knowledge sharing practices: Analysis of Journal, 4(3).
a global scandinavian consulting Majid, S. & Chitra P. K. (2013). Role of
company. The Electronic Journal of knowledge sharing in the learning
Knowledge Management, 4(2),109 – 116. process. Literacy Information and
Booker, G., Bond, D., Sparrow, L., & Swan, P. Computer Education Journal (LICEJ),
(2004). Teaching primary mathematics 2(1), 1201-1207.
(3rd Ed.). Sidney: Pearson Prentice Hall. Manoah, S. A., Indoshi, F. C., & Othuon, L. O.
BSNP. (2011). Laporan hasil ujian nasional A. (2011) Influence of attitude on
SMP/MTS tahun pelajaran 2010-2011. performance of students in mathematics
SMPN 1 Mijen Demak.

Copyright © 2016, Jurnal Riset Pendidikan Matematika


Print ISSN: 2356-2684, Online ISSN: 2477-1503
Jurnal Riset Pendidikan Matematika, 3 (2), November 2016 - 258
R. Rusnilawati

curriculum. Educational Research, 2(3), Montana Mathematics Enthusiast,


965-981. Monograph 3, pp.157-168.
Manoah, S. A., Indoshi, F. C., & Othuon, L. O. Setiawan, R., & Harta, I. (2014). Pengaruh
A. (2011). Influence of attitude on pendekatan open-ended dan pendekatan
performance of students in mathematics kontekstual terhadap kemampuan
curriculum. Educational Research, 2(3), pemecahan masalah dan sikap siswa
965–981. Retrieved from terhadap matematika. Jurnal Riset
https://www.researchgate.net/publication/ Pendidikan Matematika, 1(2), 241-257.
267236551_Influence_of_attitude_on_per doi:http://dx.doi.org/10.21831/jrpm.v1i2.
formance_of_students_in_mathematics_c 2679
urriculum
Silberman, M. (2013). Pembelajaran aktif 101
Mohamed, L. & Waheed, H. (2011). Secondary strategi untuk mengajar secara aktif.
students’ attitude towards mathematics in (Terjemahan Sarjuli dkk) Boston, MA:
a selected school of Maldives. Allyn and Bacon. Buku asli terbit tahun
International Journal of Humanities and 2001.
Social Science, 1(15), 277-281.
Shumway, R. J. (1980). Research in
NCTM. (2000). Principles and standars for mathematics education. Reston, VA:
school mathematics. Reston, VA: The National Council Teachers of
National Council of Teacher of Mathematics.
Mathemaics, Inc.
Thiagarajan, S., Semmel, D. S., & Semmel, M.
Nieveen, N. (1999). Prototyping to reach I. (1974). Instructional development for
product quality. Dalam J. Van Den Akker, training teachers of exceptional children:
et al (Eds.), Design approaches and tools A sourcebook. Blomington: may be
in education and training. London, UK: ordered from the Council for Exceptional
Kluwer Academic Publisaher. Children.
Nitko, A. J., & Brookhart, S. M. (2007). Widoyoko, E, P. (2009). Evaluasi program
Educational assesment of students. pembelajaran panduan praktis bagi
Boston, MA: Pearson Education. pendidik dan calon pendidik. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Pimta, S, Tayruakham, S., & Nuangchalerm, P.
(2009). Factors influencing mathematics Zain, S. F. H. S., Farah E. M. R., & Ismin I. Z.
problem-solving ability of sixth grade A. (2012). Student-centred learning in
students. Journal of social sciences, 5(4), mathematics–constructivism in the
381-385. classroom. Journal of International
Education Research – Fourth Quarter
Rosetta, Z. & Pietro, D. M. (2007). Attitude
2012, 8(4), 319-328.
toward mathematics: overcoming the
positive/negative dichotomy. The

Copyright © 2016, Jurnal Riset Pendidikan Matematika


Print ISSN: 2356-2684, Online ISSN: 2477-1503

Anda mungkin juga menyukai