Bumi Putera
Sekolah untuk Bumi Putera terdiri dari sekolah rakyat yang dibagi lagi
menjadi dua jenis yaitu sekolah rakyat kelas satu untuk anak-anak Sekolah untuk Bumi Putera terdiri dari sekolah
rakyat yang dibagi lagi menjadi dua jenis yaitu
pemuka-pemuka, para tokoh, dan orang-orang terhormat; dan sekolah
sekolah rakyat kelas satu untuk anak-anak
rakyat kelas dua untuk anak-anak rakyat biasa. Selain itu ada sekolah raja pemuka-pemuka, para tokoh, dan orang-orang
dan sekolah lanjutan. terhormat; dan sekolah rakyat kelas dua untuk
anak-anak rakyat biasa. Selain itu ada sekolah raja
dan sekolah lanjutan.
Pemerintah mendasarkan kebjaksanaannya dalam pendidikan sebagai
berikut: Empat Karakter Utama Pendidikan Jaman Kolonial
Pendidikan dan pengetahuan Barat diterapkan sebanyak mungkin bagi Belanda
segolongan Bumi Putera.
1. Dualistis-diskriminatif
Sekolah dibedakan untuk anak pribumi, anak
Pemberian pendidikan rendah bagi golongan Bumi Putera disesuaikan belanda dan tionghoa, juga berdasarkan bahasa
dengan kebutuhan mereka. pengantarnya:
2. Gradualis
Sedangkan tujuan pendidikan Belanda hanyalah sekedar untuk Sistem sekolah dikembangkan sangat lamban,
memperoleh tenaga-tenaga kerja yang murah. sehingga perlu seratus tahun lebih Indonesia
memiliki sistem pendidikan yang lengkap dari
tingkat dasar hingga perguruan tinggi.
3. Konkordansi
Kurikulum dan sistem ujian disamakan dengan
sekolah di negri Belanda, dan
4. Pengawasan yang sangat ketat
Pendidikan telah memberi peluang kepada bangsa
Indonesia untuk mengisi jabatan yang dahulunya
khusus dicadangkan bagi "kasta" Eropa, dan
secara perlahan mejadikan memiliki etos budaya
yang ingin semakin dekat dengan budayanya
orang-orang Belanda
Saalah satu buku yang pernah digunakan di
sekilah sekolah jaman kolonial Belanda di
Indonesia
1. Taman Siswa adalah nama sekolah yang
Taman Siswa didirikan pada tanggal 3 Juli 1922 oleh Ki Hajar Dewnatara didirikan oleh Ki Hadjar Dewantara pada
beserta kawan-kawan yang lainnya dan perkumpulan kebatinan Jawa tanggal 3 Juli tahun 1922 di Yogyakarta.
Selasa Kliwon. Alasan berdirinya Taman Siswa antara lain adalah Prinsip dasar dalam sekolah/pendidikan
pendidikan dan pengajaran untuk tiap bangsa berupa pemeliharaan buat Taman Siswa yang menjadi pedoman bagi
mengembangkan benih turunan dari bangsa itu, agar dapat tumbuh seorang guru dikenal sebagai Patrap
dengan sehat lahir dan batinnya, golongan bangsawan masih senang Triloka. Konsep ini dikembangkan oleh
Suwardi setelah ia mempelajari sistem
menyekolahkan anaknya padahal anaknya dididik demi kepentingan
pendidikan progresif yang diperkenalkan
kolonial, sistem pendidikan kolonial tidak menumbuhkan kehidupan
oleh Maria Montessori (Italia)
bersama yang mandiri, pendidikan pada saat itu ditujukan untuk
dan Rabindranath
kepentingan kolonial.
Tagore (India/Benggala).
Tujuan pendidikan pada masa ini adalah membentuk manusia susila yang
cakap dan warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab
terhadap kesejahteraan masyarakat dan tanah air. Dasar pendidikannya
adalah Pancasila dan kebudayaan kebangsaan Indonesia.
TUJUAN:
Untuk menghargai kaum perempuan serta bagaimana keadilan diterapkan, isu yang diangakat kali ini adalah ketidakadilan yang dialami
perempuan di era sekarang.
TAHAP-TAHAP:
1. Mengundang anak-anak kecil, laki-laki dan perempuan.
2. Mereka diberikan tugas yang sama yaitu misalnya memasukkan bola berwarna hitam dan putih ke tempat yang sudah disediakan sesuai
dengan warna bola masing-masing.
3. Setelah kedua anak laki-laki dan perempuan tersebut menyelesaikan tugasnya, mereka diberi perintah untuk menutup matanya karena akan
diberi sebuah hadiah karena telah seselai mengerjakan tugasnya dengan baik.
4. Mereka diberi hadiah, dan setelah membuka mata mereka tampak terkejut sekaligus kebingungan karena hadiah yang diberikan kepada
anak laki laki lebih banyak daripada anak perempuan.
5. Anak perempuan diberi tahu alasan mengapa dia mendapatkan hadiah lebih sedikit dari anak laki laki dan jawabannya “Karena kamu
seorang permpuan”.
KESIMPULAN:
Dari sosial eksperimen diatas kita dapat belajar untuk memperlakukan semua orang sama tanpa harus membeda bedakan gender. Perempuan
selalu dianggap kaum yang lebih lemah dibandingkan laki laki, padahal tidak semestinya antara perempuan dan laki laki diperlakukan beda.
Tidak peduli jika kamu perempuan atau laki laki karena keadilan harus dilakukan terhadap semua orang.