Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Karena atas berkat
limpahan Rahmat dan Karunia-Nyalah jualah sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
kami tepat pada waktunya. Yang mengangkat tema “Jenis dan Sumber Modal dalam
Keputusan Pendanaan”. Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah
Manajemen Keuangan yang diampu oleh Dr. Made Reina Candradewi,S.E.,M.Sc.
Somoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca. Tiada gading yang tak retak,
demikian pula dengan penyusunan makalah ini yang masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak maupun bagi
pembaca makalah ini.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB 1.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................1
1.3. TUJUAN......................................................................................................................1
BAB 2.........................................................................................................................................2
PEMBAHASAN........................................................................................................................2
BAB 3.......................................................................................................................................17
PENUTUP................................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................18
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Diera modern sekarang ini persaingan dibidang ekonomi sangat pesat hal ini terbukti
banyaknya usaha-usaha yang muncul dan semakin besarnya volume kagiatan ekonomi
disemua sector formal maupun informal.
Semakin pesatnya persaingan ini menuntut semua badan usaha untuk bekerja keras
agar dapat mempertahankan usahanya dan terus memperbesar usahanya, hal ini merupakan
tantangan yang sangat besar bagi semua perusahaan khususnya pihak manajemen puncak.
Salah satu masalah yang harus dihadapi adalah bagaimana perusahaan dapat memperluas dan
memperbesar volume usahanya. Untuk itu pihak manajemen dituntuk untuk dapat
memanpaatkan modal seefisen dan seefektif mungkin dana atau modal yang ada pada
perusahaan.
Bila perusahaan menghendaki untuk memperbesar volume usahanya dan profitnya
maka perusahaan tersebut tentunya memerlukan dana atau modalyang cukup besar sehingga
manajemen harus memahami fungsi pembelanjaan dengan baik.
Untuk dapat menjalankan usaha setiap perusahaan membutuhkan dana. Besarnya Dana
tersebut sesuai dengan besarnya volume usahayang dijalankan. Untuk itu masalah
manajemen perusahaan adalah bagai mana memperoleh modala dan bagai mana
penggunaanya.
1.3. TUJUAN
1.3.1. Untuk mengetahui pengertian dari keputusan pendanaan.
1
BAB 2
PEMBAHASAN
2
Biaya penggunaan hutang setelah pajak dapat dihitung dengan cara:
Biaya hutang setelah pajak = biaya hutang sebelum pajak × (1 - tingkat pajak)
Misalkan: tingkat pajak penghasilan 40%, maka biaya hutang setelah pajak
adalah:
biaya hutang setelah pajak = 10% × ( 1-0,4 )
= 0,1 × 0,6 = 0,06 (6%)
2) Hutang wesel
Hutang wesel mempunyai bunga yang tetap yang dihitung dari harga
nominalnya. Bunga yang dibayar harus dihubungkan dengan jumlah uang yang
diterima atau tersedia secara efektif untuk digunakan.
3) Kredit jangka pendek
Biasanya bank langsung memotong bunga hutang di muka dari jumlah uang
yang diberikan sehingga penerima kredit menerima jumlah uang yang lebih kecil dari
hutang nominal.
Contoh:
Misalnya hutang wesel sebesar Rp 1.000.000,00 dengan bunga 15%
per tahun dengan umur satu tahun. Kita hanya menerima uang sebesar Rp 850.000
(Rp 1.000.000 – 150.000), sehingga tingkat bunga yang sebenarnya sebelum pajak
adalah:
150.000
=17,65%
850.000
Bila tingkat pajak sebesar 40% maka biaya setelah pajak adalah:
17,65% × ( 1-0,4 ) =10,59%
Prinsip ini juga diterapkan dalam menghitung biaya penggunaan hutang dari
kredit jangka pendek yang diberikan oleh bank.
3
investasi dalam obligasi dengan rumus “shortcut” atau dengan menggunakan pendekatan
present value.
1) Dengan menggunakan rumus shortcut atau atas dasar kira-kira (approximate method),
ada 4 langkah dalam metode ini yaitu:
Mengadakan estimasi jumlah rata-rata dari dana yang tersedia bagi kita selama
10 tahun.
Menghitung biaya rata-rata tahunan dari penggunaan dana tersebut.
Menghitung persentase biaya rata-rata tahunan dari jumlah dana rata-rata yang
tersedia.
Menyesuaikan biaya obligasi itu berdasarakan setelah pajak.
2) Menggunakan pendekatan Present Value (PV) atau metode accurate
Metode ini mencari tingkat bunga yang menjadikan nilai sekarang dari pembayaran
bunga tahunan ditambah pembayaran akhir sama dengan nilai sekarang dari
penerimaan.
4
Biaya saham preferen sudah berdasarkan atas dasar setelah pajak sehingga tidak perlu
disesuaikan dengan pajak
Seperti biaya saham preferen, maka biaya saham biasa baru sudah berdasarkan atas
dasar setelah pajak sehingga tidak perlu disesuaikan dengan pajak.
5
2.2.2. Biaya Modal Secara Keseluruhan
Tingkat biaya modal yang harus dihitung oleh perusahaan adalah tingkat biaya modal
perusahaan secara keseluruhan, karena masing-masing biaya modal berbeda maka untuk
menetapkan biaya modal secara keseluruhan perlu menghitung “Weighted Average” dari
berbagai sumber. Penetapan “weight” atau bobot dapat berdasarkan:
1) Jumlah rupiah dari masing-masing komponen struktur modal.
2) Proporsi modal dalam struktur modal dinyatakan dalam persentase.
Dengan mengalikan masing-masing komponen modal dengan biaya masing-masing
komponen modal dapat dihitung besarnya biaya modal rata-rata tertimbang (Weighted
Average Cost of Capital).
Penghitungan Weighted Average Cost of Capital dapat dihitung sebagai berikut:
1) Dengan menggunakan jumlah modal rupiah untuk menetapkan “weight”
2) Dengan menggunakan proporsi modal untuk menetapkan “weight”
Biaya modal rata-rata tertimbang akan berubah bila struktur modal berubah. Biaya
modal rata-rata tertimbang akan tidak berubah meskipun ada tambahan modal yang
digunakan bila perimbangan modal sama dan biaya modal juga tetap. Tetapi bila tambahan
modal cukup besar dan harus mengadakan emisi saham baru maka akan mengakibatkan
kenaikan “Marginal Cost of Capital” karena biaya saham lebih besar daripada biaya laba
ditahan (Raisa Banun: 2015).
Dalam perhitungan biaya modal keseluruhan hutang jangka pendek tidak dimasukan
karena perhitungan biaya modal rata-rata tertimbang digunakan terutama untuk pengambilan
keputusan mengenai investasi jangka panjang.
6
yang diperoleh selama periode tertentu, dividen policy, dan plowing back policy
yang dijalankan oleh perusahaan. Meskipun perusahaan memperoleh jumlah laba
yang besar selama periode tertentu, karena perusahaan mengambil kebijakan
bahwa sebagian besar dari laba dibagikan sebagai dividen, maka bagian laba yang
ditahan akan kecil jumlahnya. Sebaliknya, laba ditahan akan cenderung besar jika
perusahaan mengambil kebijakan penanaman kembali dalam perusahaan yang
besar.
Besarnya depresiasi setiap tahunnya tergantung dari metode depresiasi yang
digunakan oleh perusahaan. Sebelum depresiasi digunakan untuk menggantikan
aktiva tetap yang akan diganti, dapat digunakan untuk membelanjai perusahaan
meski waktunya terbatas sampai saat penggantian tersebut. Selama waktu itu,
depresiasi merupakan sumber dana atau modal di dalam perusahaannya sendiri.
7
menegah (lebih dari 1 tahun dan kurang dari 10 tahun) dan jangka panjang
(lebih dari 10 tahun).
3. Pasar Modal (capital market): suatu pasar yang disiapkan guna
memperdagangkan saham-saham, obligasi-obligasi serta jenis surat berharga
lainnya dengan memakai jasa para perantara pedagang efek.
8
5. Factoring (Anjak Piutang): badan usaha yang melakukan usaha pembiayaan
dalam bentuk pembelian dana tau pengalihan serta pengurusan piutang atau
tagihan jangka pendek suatu perusahaan dari transaksi perdagangan dalam
atau luar negeri, disamping penatausahaan penjualan kredit serta penagihan
piutang perusahaan nasabah. Kegiatan ini biasanya dilakukan oleh perusahaan
anjak piutang yang telah mendapat persetujuan dari Menteri Keuangan dan
berbentuk perseroan atau koperasi serta bank yang jika ingin melakukan
pembelian anjak piutang harus melaporkan aktivitasnya pada Menteri
Keuangan.
1. Term Loan
Term Loan merupakan salah satu jenis pembiayaan jangka menengah
yang biasanya disediakan oleh bank-bank komersial, perusahaan asuransi,
dana pensiun, lembaga pembiayaan pemerintah dan supplier perlengkapan.
Term loan memiliki biaya modal yang lebih rendah dibandingkan modal
saham atau obligasi karena jika perusahaan harus mengeluarkan saham atau
obligasi, maka harus membayar biaya emisi, pendaftaran, dan biaya lain yang
berkaitan dengan pengeluaran saham atau obligasi. Sehingga untuk keperluan
dana yang tidak terlalu besar, penjualan saham dan obligasi ini biayanya
terlalu besar.
Dibandingkan dengan hutang jangka pendek, term loan lebih baik
karena tidak segera jatuh tempo dan peminjam memberikan jaminan
pembayaran secara periodik yang mencakup bunga dan pokok pinjaman.
Dalam term loan biasanya perjanjian mensyaratkan bahwa pokok pinjaman
dan bungannya dibayar dengan jumlah yang sama secara periodik.
2. Equipment Loan
Equipment loan merupakan pembiayaan yang dipergunakan untuk
pengadaan perlengkapan baru, biasanya diberikan untuk perlengkapan yang
dengan mudah diperjual-belikan, bukan perlengkapan yang terspesialisasi.
9
Equipment loan biasanya diberikan oleh bank komersial, penjual
perlengkapan, perusahaan asuransi, dana pensiun dan lembaga pembiayaan
lainnya. Ada dua instrument yang dapat digunakan untuk membiayaai
equipment ini yaitu melalui kontrak penjualan kondisional dan hipotek barang
bergerak.
Jika menggunakan kontrak penjualan kondisional untuk membiayai
pembelian perlengkapan, penjual akan menahan sebagian sampai pembeli
melunasi keseluruhan pembayaran sesuai dengan kontrak.
Hipotek barang bergerak biasanya digunakan oleh bank komersial
dimana sama halnya dengan pemberian gadai, pemberian pinjaman memiliki
atau menguasai hak gadai atas suatu perlengkapan dan peminjam akan
melunasinya untuk jangka waktu tertentu. Apabila dikemudian hari peminjam
gagal untuk membayar kembali pinjamannya maka, pihak pemberi pinjaman
akan menjual perlengkapan yang ditahan tersebut.
3. Leasing
Leasing merupakan suatu kontrak antara pemilik aktiva (lessor) dan
pihak lain yang memanfaatkan aktiva tersebut (lessee) untuk jangka waktu
tertentu. Manfaat dari leasing adalah lessee tidak perlu menanggung biaya
perawatan, pajak dan asuransi serta lessee dapat memanfaatkan aktiva tersebut
tanpa harus memiliki aktiva tersebut dengan kompensasi, lessee mempunyai
kewajiban membayar secara periodic sebagai sewa aktiva yang digunakan.
Bentuk-bentuk dari leasing adalah:
a. Sales and leaseback: dimana perusahaan yang memiliki aktiva seperti
tanah, bangunan dan peralatan pabrik menjual aktiva tersebut kepada
perusahaan lain sekaligus menyewa kembali aktiva tersebut untuk periode
tertentu. Pembeli aktiva biasanya adalah sebuah bank, perusahaan
asuransi, perusahaan leasing, pegadaian atau investor individu dan
biasanya aktiva dijual dengan harga pasar. Manfaat dari sales and
leaseback adalah lessee menerima pembayaran segera sebagai tambahan
dana yang dapat diinvestasikan ke investasi lain dan bersamaan dengan itu,
lessee masih menggunakan aktiva yang dijualnya selama jangka waktu
perjanjian leasing.
b. Operating leases (service leases atau direct leases): pihak lessor
menyediakan pendanaan sekaligus biaya perawatan yang keseluruhannya
10
tercakup dalam pembayaran leasing. Ciri utamanya adalah bahwa harga
perolehan aktiva tersebut sebagai objek leasing tidak diamortisasikan
sepenuhnya. Jangka waktu operating leases biasanya lebih pendek dari
pada umur ekonomis yang diharapkan sehingga lessor berharap dapat
menyewakan kembali kepada pihak lain atau menjual aktiva untuk
menutup harga perolehan, biaya perwatan dan tingkat keuntungan yang
diisyaratkan.
c. Financial leasing (capital leasing): lessor tidak menanggung biaya
perawatan, tidak dapat dibatalkan dan diamortisasikan secara penuh.
Sehingga lessor menerima pembayaran sebesar harga perolehan aktiva dan
ditambah tingkat keuntungan yang disyaratkan. Pada umumnya, lessee
juga harus membayar pajak dan asuransi aktiva objek tersebut.
4. Modal Ventura
Modal Ventura merupakan bentuk pembiayaan penyertaan modal yang
bersifat sementara ke dalam Perusahaan Pasangan Usaha (PPU). Karakteristik
dari Modal Ventura adalah:
a. Pembiayaan modal ventura merupakan modal yang disertakan sebagai risk
capital kepada seorang pengusaha induvidu atau suatu perusahaan yang
mempunyai gagasan, akan tetapi tanpa disertai dengan jaminan seperti
halnya pinjaman pada lembaga perbankan.
b. Pembiayaan oleh Perusahaan Modal Ventura bersifat aktif.
c. Pembiayaan yang dilakukan Perusahaan Modal Ventura pada semua sector
serta pada semua tingkatan pertumbuhan usaha tersebut.
d. Penyertaan modal ini hanya bersifat sementara namun berjangka panjang,
berkisar antara 3-6 tahun.
e. Keuntungan yang diperoleh perusahaan modal ventura adalah atas dasar
bagi hasil berdasarkan presentase tertentu dari laba berseh perusahaan
bukan bunga atas modal yang ditanamkan pada perusahaan tersebut.
11
pembiayaan ini adalah PPU sudah berbentuk PT dan hasil yang diterima
oleh PPU adalah dividen.
2. Penyertaan saham melalui obligasi konversi: jenis penyertaan dalam
bentuk surat hutang (obligasi) yang dapat dikonversikan ke dalam saham
yang dikeluarkan oleh PPU, bila PPU tidak dapat memenuhi kewajiban
penyelesaian hutang.
3. Penyertaan partisipasi terbatas (pola bagi hasil): jenis penyertaan yang
biasa dikenal dengan menentukan suatu prosentase tertentu dari
keuntungan setiap periode tertentu yang akan diberikan oleh PPU kepada
perusahaan modal ventura.
3.1. KESIMPULAN
3.2 SARAN
Apabila dalam pembuatan makalah ini masih banyak terdapat kesalahan maka
maafkan atas kesalahan yang tidak disengaja tersebut. Adapun kritik dan saran yang bersifat
membangun sangat diperlukan dalam pembimbingan pembuatan makalah kedepannya.
13
DAFTAR PUSTAKA
14