Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH KIMIA LINGKUNGAN

“PENCEMARAN AIR”

DOSEN PENGAMPU :

ABDULLAH S.Si., M.Si.

DISUSUN OLEH :

ANANDA MAHARANI 1805113344

NOVI HANDANI WAHYU 1805125342

RIKAWARTI 1805111408

WIREN ARTA MELANI 1805124397

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS RIAU

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah ini
yang berjudul “Pencemaran Air”. Harapan kami semoga makalah ini dapat menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca.

Kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan,
oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami
harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan
serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Tuhan Yang Maha
Kuasa senantiasa meridhoi segala usaha kita.

Pekanbaru, 7 Maret 2020

Penyusun
Daftar Isi

KATA PENGANTAR...............................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................ii
BAB I.........................................................................................................................
RUMUSAN MASALAH...........................................................................................
BAB II........................................................................................................................
BAB III.......................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Air merupakan sumber kehidupan, tidak hanya bagi manusia, makhluk hidup yang
lain juga sangat membutuhkan air. kekurangan air pada tubuh manusia bisa mneyebabkan
dehidrasi karena ketahanan tubuh manusia sangat bergantung pada berbagai fungsi air
sedangkan tubuh manusia belum mengembangkan suatu sistem penyimpanan air sebagai
sistem penyimpanan lemak. Air merupakan salah satu komponen yang dibutuhkan kehidupan
manusia.
Ketersediaan air dari segi kualitas maupun kuantitas mutlak diperlukan. Air di
Indonesia sangat melimpah, hal ini karena Indonesia merupakan negara kepulauan. Akan
tetapi, hal ini tidak dimanfaatkan dengan baik oleh masyarakat Indonesia. Sebaliknya,
masyarakat kebanyakan menyalah gunakan kelebihan ini dengan mencemarinya. Pencemaran
air adalah suatu perubahan keadaan ditempat penampungan air antara lain seperti danau,
sungai, lautan, dan air tanah akibat aktivitas manusia. Dalam kehidupan sehari-hari
masyarakat memerlukan air bersih untuk minum, memasak, mencuci, dan keperluan lainnya.
Air tersebut juga mempunyai standar 3B (tidak berwarna, berbau, dan beracun).
dalam kehidupan sekarang, adakalanya masyarakat melihat air yang berwarna keruh dan
berbau serta bercampur dengan benda-benda sampah antara lain seperti  kaleng, plastik, dan
sampah organik. Sumber-sumber yang mengakibatkan air tersebut tercemar berasal dari
mana-mana. Contohnya limbah-limbah industri yang dibuang dan dialirkan ke sungai. Semua
akhirnya bermura di sungai dan pencemaran air ini dapat merugikan manusia apabila
mengkonsumsi air ini.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian defenisi pencemaran air ?
2. Bagaimana parameter terhadap pencemaran air ?
3. Apa dampak dari pencemaran air ?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui defenisi dari pencemaran air
2. Untuk mengetahui parameter dari pencemaran air
3. Untuk mengetahui dampak dari pencemaran air
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Pencemaran Air
            Istilah pencemaran air atau polusi air dapat dipersepsikan berbeda oleh satu orang
dengan orang lainnya mengingat banyak pustaka acuan yang merumuskan definisi istilah
tersebut, baik dalam kamus atau buku teks ilmiah. Pengertian pencemaran air juga
didefinisikan dalam Peraturan Pemerintah, sebagai turunan dari pengertian pencemaran
lingkungan hidup yang didefinisikan dalam undang-undang. Dalam praktek operasionalnya,
pencemaran lingkungan hidup tidak pernah ditunjukkan secara utuh, melainkan sebagai
pencemaraan dari komponen-komponen lingkungan hidup, seperti pencemaran air,
pencemaran air laut, pencemaran air tanah dan  pencemaran udara. Dengan demikian, definisi
pencemaran air mengacu pada definisi lingkungan hidup yang ditetapkan dalam UU tentang
lingkungan hidup yaitu UU No. 23/1997.
            Dalam PP No. 20/1990 tentang Pengendalian Pencemaran Air, pencemaran air
didefinisikan sebagai : “pencemaran air adalah masuknya atau dimasukkannya mahluk hidup,
zat, energi dan atau komponen lain ke dalam air oleh kegiaan manusia sehingga kualitas air
turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan air tidak berfungsi lagi sesuai dengan
peruntukannya” (Pasal 1, angka 2). Definisi pencemaran air tersebut dapat diuraikan sesuai
makna pokoknya menjadi 3 (tga) aspek, yaitu aspek kejadian, aspek penyebab atau pelaku
dan aspek akibat (Setiawan, 2001).
            Berdasarkan definisi pencemaran air, penyebab terjadinya pencemaran dapat berupa
masuknya makhluk hidup, zat, energi atau komponen lain ke dalam air sehingga
menyebabkan kualitas air tercemar. Masukan tersebut sering disebut dengan istilah unsur
pencemar, yang pada prakteknya masukan tersebut berupa buangan yang bersifat rutin,
misalnya buangan limbah cair. Aspek pelaku/penyebab dapat yang disebabkan oleh alam,
atau oleh manusia. Pencemaran yang disebabkan oleh alam tidak dapat berimplikasi hukum,
tetapi Pemerintah tetap harus menanggulangi pencemaran tersebut. Sedangkan aspek akibat
dapat dilihat berdasarkan penurunan kualitas air sampai ke tingkat tertentu.
            Pengertian tingkat tertentu dalam definisi tersebut adalah tingkat kualitas air yang
menjadi batas antara tingkat tak-cemar (tingkat kualitas air belum sampai batas) dan tingkat
cemar (kualitas air yang telah sampai ke batas atau melewati batas). Ada standar baku mutu
tertentu untuk peruntukan air.
            Sebagai contoh adalah pada UU Kesehatan No. 23 tahun 1992 ayat 3 terkandung
makna bahwa air minum yang dikonsumsi masyarakat, harus memenuhi persyaratan kualitas
maupun kuantitas, yang persyaratan kualitas tettuang dalam Peraturan Mentri Kesehatan No.
146 tahun 1990 tentang syarat-syarat dan pengawasan kualitas air. Sedangkan parameter
kualitas air minum/air bersih yang terdiri dari parameter kimiawi, fisik, radioaktif dan
mikrobiologi, ditetapkan dalam  PERMENKES 416/1990 (Achmadi, 2001).

2.2 Penyebab dan Akibat Pencemaran Air


            Air merupakan kebutuhan vital bagi seluruh makhluk hidup, termasuk manusia.
Untuk dapat dikonsumsi air harus memenuhi syarat fisik, kimia maupun biologis. Secara fisik
air layak dikonsumsi jika tidak berbau, berasa, maupun tidak berwarna. Di samping itu air
tidak boleh mengandung racun maupun zatzat kimia berbahaya (syarat kimia), dan tidak
mengandung bakteri, protozoa ataupun kuman-kuman penyakit. Oleh karena itu kebersihan
dan terbebasnya air dari polutan menjadi hal yang sangat penting.
            Pencemaran air berdampak luas, misalnya dapat meracuni sumber air minum,
meracuni makanan hewan, ketidakseimbangan ekosistem sungai dan danau, dan sebagainya.
Di badan air, sungai dan danau, nitrogen dan fosfat (dari kegiatan pertanian) telah
menyebabkan pertumbuhan tanaman air yang di luar kendali (eutrofikasi berlebihan).
Ledakan pertumbuhan ini menyebabkan oksigen, yang seharusnya digunakan bersama oleh
seluruh hewan/tumbuhan air, menjadi berkurang. Ketika tanaman air tersebut mati,
dekomposisi mereka menyedot lebih banyak oksigen. Sebagai akibatnya, ikan akan mati, dan
aktivitas bakteri menurun.

 Pencemaran air dapat disebabkan oleh hal-hal berikut:


 Pembuangan limbah industri ke perairan (sungai, danau, laut).
 Pembuangan limbah rumah tangga (domestik) ke sungai, seperti air cucian, air kamar
mandi
 Penggunaan pupuk dan pestisida yang berlebihan.
 Terjadinya erosi yang membawa partikel-partikel tanah ke perairan.
 Penggunaan racun dan bahan peledak dalam menangkap ikan.
 Pembuangan limbah rumah sakit, limbah peternakan ke sungai.
 Tumpahan minyak karena kebocoran tanker atau ledakan sumur minyak lepas pantai.

 Akibat yang akan ditimbulkan dari  pencemaran air adalah sebagai berikut:


 Dapat menyebabkan banjir
            Banjir adalah peristiwa terbenamnya daratan oleh air.Peristiwa banjir timbul jika air
menggenangi daratan yang biasanya kering. Banjir pada umumnya disebabkan oleh air sungai
yang meluap ke lingkungan sekitarnya sebagai akibat curah hujan yang tinggi.
            Kekuatan banjir mampu merusak rumah dan menyapu fondasinya. Air banjir juga
membawa lumpur berbau yang dapat menutup segalanya setelah air surut. Banjir adalah hal
yang rutin.Setiap tahun pasti datang. Banjir, sebenarnya merupakan fenomenakejadian alam
“biasa” yang sering terjadi dan dihadapi hampir di seluruh negara-negara di dunia, termasuk
Indonesia.Banjir sudah temasuk dalam urutan bencana besar, karena meminta korban besar.
 Erosi
            Erosi adalah peristiwa pengikisan padatan (sedimen, tanah, batuan, dan partikel
lainnya) akibat transportasi angin,air atau es, karakteristik hujan, creep pada tanah dan
material lain di bawah pengaruh gravitasi, atau oleh makhluk hidup semisal hewan yang
membuat liang, dalam hal ini disebut bio-erosi. Erosi tidak sama dengan pelapukan akibat
cuaca, yang mana merupakan proses penghancuran mineral batuan dengan proses kimiawi
maupun fisik, atau gabungan keduanya. Dampak dari erosi adalah menipisnya lapisan
permukaan tanah bagian atas, yang akan menyebabkan menurunnnya kemampuan lahan
(degradasi lahan). Akibat lain dari erosi adalah menurunnya kemampuan tanah untuk
meresapkan air (infiltrasi).
            Penurunan kemampuan lahan meresapkan air ke dalam lapisan tanah akan
meningkatkan limpasan air permukaan yang akan mengakibatkan banjir di sungai. Selain itu
butiran tanah yang terangkut oleh aliran permukaan pada akhirnya akan mengendap di sungai
(sedimentasi) yang selanjutnya akibat tingginya sedimentasi akan mengakibatkan
pendangkalan sungai sehingga akan mempengaruhi kelancaran jalur pelayaran.
            Erosi dalam jumlah tertentu sebenarnya merupakan kejadian yang alami, dan baik
untuk ekosistem. Misalnya, kerikil secara berkala turun ke elevasi yang lebih rendah melalui
angkutan air. erosi yang berlebih, tentunya dapat menyebabkan masalah, semisal dalam hal
sedimentasi, kerusakan ekosistem dan kehilangan air secara serentak.

 Menimbulkan Bebagai Penyakit


            Limbah dari sisa detergen dan pestisida (misalnya DDT) dapat merangsang
pertumbuhan kanker (bersifat karsinogen), menyebabkan gangguan ginjal, dan gangguan
kelahiran. DDT (Dikloro Difenil Trikloretana) bersifat nonbiodegradabel (tidak dapat terurai
secara alamiah), karena itu jika dipergunakan dalam pemberantasan hama DDT akan
mengalami perpindahan melalui rantai makanan, akhirnya tertimbun dalam tubuh konsumen
terakhir.
            Senyawa nitrat dan pospat yang terkandung dalam pupuk apabila terbawa air dan
terkumpul di suatu perairan (misalnya danau, waduk) dapat menimbulkan eutrofikasi, yaitu
terkonsentrasinya mineral di suatu perairan. Hal ini akan merangsang pertumbuhan dengan
cepat alga dan tumbuhan air seperti enceng gondok dan sejenisnya sehingga menimbulkan
blooming. Jika permukaan air tertutup oleh tumbuhan air, maka difusi oksigen dan penetrasi
cahaya matahari ke dalam air menjadi terhalang. Sementara tumbuhan air terus-menerus
mengambil air dan menguapkannya ke udara, sehingga mempercepat habisnya cadangan air
di tempat tersebut. Alga menjadi kekurangan cahaya, sehingga laju fotosintesis terganggu.
            Makin sedikit kadar oksigen terlarut menyebabkan kematian organisme air.
Pembusukan oleh organisme pengurai juga makin menipiskan kadar oksigen terlarut.
Pengaruh negatif dari eutrofikasi adalah terjadinya perubahan keseimbangan kehidupan
antara tanaman air dengan hewan air, sehingga beberapa spesies ikan mati. Menurut laporan
hasil penelitian, kandungan nitrat yang tinggi dalam air minum dapat menyebabkan gangguan
sistem peredaran darah pada bayi berumur di bawah 3 bulan. Penyakit ini disebut blue baby
syndrome (gejala bayi biru), ditandai dengan warna kebiruan pada daerah sekitar bibir dan
pada beberapa bagiantubuh.

2.3 Usaha Mengatasi Pencemaran Air bagi Kehidupan Manusia


            Pada dasarnya ada lima cara yang dapat dilakukan dalam rangka pencegahan
pencemaran air, yaitu:
1. Sadar akan kelangsungan ketersediaan air dengan tidak merusak atau mengeksploitasi
sumber mata air agar tidak tercemar.
2. Tidak membuang sampah ke sungai.
3. Mengurangi intensitas limbah rumah tangga.
4. Melakukan penyaringan limbah pabrik sehingga limbah yang nantinya bersatu dengan
air sungai bukanlah limbah jahat perusak ekosistem.
5. Pembuatan sanitasi yang benar dan bersih agar sumber-sumber air bersih lainnya tidak
tercemar.
2.4 Parameter Pencemaran Air
Ada beberapa parameter untuk mengetahui kualitas air, diantaranya :

1. Parameter Kimia
1) DO (Dissolved Oxygen)

Yang dimaksud dengan DO adalah oksigen terlarut yang terkandung di dalam air,
berasal dari udara dan hasil proses fotosintesis tumbuhan air. Oksigen diperlukan oleh semua
mahluk yang hidup di air seperti ikan, udang, kerang dan hewan lainnya termasuk
mikroorganisme seperti bakteri.

Agar ikan dapat hidup, air harus mengandung oksigen paling sedikit 5 mg/ liter atau 5
ppm (part per million). Apabila kadar oksigen kurang dari 5 ppm, ikan akan mati, tetapi
bakteri yang kebutuhan oksigen terlarutnya lebih rendah dari 5 ppm akan berkembang.

2) BOD (Biochemical Oxygent Demand)

BOD adalah suatu analisa empiris yang mencoba mendekati secara global proses
mikrobiologis yang benar -benar terjadi dalam air. Pemeriksaan BOD diperlukan untuk
menentukan beban pencemaran akibat air buangan dan untuk mendesain sistem pengolahan
secara biologis. Dengan tes BOD  kita akan mengetahui kebutuhan oksigen biokima yang
menunjukkan jumlah oksigen yang digunakan dalam reaksi oksidasi oleh bakteri. Sehingga
makin banyak bahan organik dalam air, makin besar B.O.D nya sedangkan D.O akan makin
rendah. Air yang bersih adalah yang B.O.D nya kurang dari 1 mg/l atau 1ppm, jika B.O.D
nya di atas 4 ppm, air dikatakan tercemar.

3) COD (Chemical Oxygent Demand)

COD adalah jumlah oksigen (mg O2) yang dibutuhkan untuk mengoksidasi zat-zat
organis yang ada dalam 1 liter sampel air, dimana pengoksidasi K2,Cr2,O7 digunakan
sebagai sumber oksigen. Pengujian COD pada air limbah memiliki beberapa keunggulan
dibandingkan pengujian BOD yaitu : Sanggup menguji air limbah industri yang beracun yang
tidak dapat diuji dengan BOD karena bakteri akan mati dan waktu pengujian yang lebih
singkat, kurang lebih hanya 3 jam.

4) TSS (Total suspended Solid)

TSS adalah jumlah berat dalam mg/liter kering lumpur yang ada dalam limbah setelah
mengalami penyaringan dengan membran berukuran 0,45 mikron. Air alam mengandung zat
padat terlarut yang berasal dari mineral dan garam-garam yang terlarut ketika air mengalir di
bawah atau di permukaan tanah. Apabila air dicemari oleh limbah yang berasal dari industri,
pertambangan dan pertanian, kandungan zat padat tersebut akan meningkat. Jumlah zat padat
terlarut ini dapat digunakan sebagai indikator terjadinya pencemaran air. Selain jumlah, jenis
zat pencemar juga menentukan tingkat pencemaran dan juga berguna untuk penentuan
efisiensi unit pengolahan air.

2. Parameter Fisika

Perubahan yang ditimbulkan parameter fisika dalam air limbah yaitu: padatan,
kekeruhan, bau, temperatur, daya hantar listrik dan warna. Padatan terdiri dari bahan padat
organik maupun anorganik yang larut, mengendap maupun suspensi. Akibat lain dari padatan
ini menimbulkan tumbuhnya tanaman air tertentu dan dapat menjadi racun bagi makhluk
lain.Pengukuran daya hantar listrik ini untuk melihat keseimbangan kimiawi dalam air dan
pengaruhnya terhadap kehidupan biota.Warna timbul akibat suatu bahan terlarut atau
tersuspensi dalam air, di samping adanya bahan pewarna tertentu yang kemungkinan
mengandung logam berat. Bau disebabkan karena adanya campuran dari nitrogen, fospor,
protein, sulfur, amoniak, hidrogen sulfida, carbon disulfida dan zat organik lain.Temperatur
air limbah akan mempengaruhi kecepatan reaksi kimia serta tata kehidupan dalam air.
Perubahan suhu memperlihatkan aktivitas kimiawi biologis pada benda padat dan gas dalam
air.

3. Parameter Biologi

Parameter biologi meliputi ada atau tidaknya pencemaran secara biologi berupa
mikroorganisme, misalnya, bakteri coli, virus, bentos, dan plankton. jenis- jenis
mikroorganisme di air yang tercemar seperti : Escherichia coli, Entamoeba
coli, dan Salmonella thyposa.

BAB III
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Air sebagai komponen lingkungan hidup akan mempengaruhi dan


dipengaruhi oleh komponen lainnya. Air yang kualitasnya buruk akan
mengakibatkan kondisi lingkungan hidup menjadi buruk sehingga akan
mempengaruhi kondisi kesehatan dan keselamatan manusia serta
kehidupan makhluk hidup lainnya. Penurunan kualitas air akan
menurunkan dayaguna, hasil guna, produktivitas, daya dukung dan daya
tampung dari sumber daya air yang pada akhirnya akan menurunkan
kekayaan sumber daya alam (natural resources depletion).

            Air sebagai komponen sumber daya alam yang sangat penting
maka harus dipergunakan untuk sebesar-besarnya bagi kemakmuran
rakyat. Hal ini berarti bahwa penggunaan air untuk berbagai manfaat dan
kepentingan harus dilakukan secara bijaksana dengan memperhitungkan
kepentingan generasi masa kini dan masa depan. Untuk itu air perlu
dikelola agar tersedia dalam jumlah yang aman, baik kuantitas maupun
kualitasnya, dan bermanfaat bagi kehidupan dan perikehidupan manusia
serta makhluk hidup lainnya agar tetap berfungsi secara ekologis, guna
menunjang pembangunan yang berkelanjutan.

SARAN

Air yang dapat digunakan dalam kehidupan manusia adalah air


yang kualitasnya baik, bersih dan sehat. Oleh karena itu kita harus
berhati-hati dan sungguh-sungguh dalam melestarikan dan mengelola
sumber daya alam yaitu salah satunya dalam mengelola air.
            Sikap yang harus kita tanamkan dalam diri kita adalah sikap cinta
lingkungan. Sikap tersebut harus di tanamkan dalam diri sejak dini.
Sehingga kita sebagai calon seorang guru wajib memberikan
pengetahuan tentang lingkungan hidup pada anak didik kita agar mereka
mengerti tentang pentingnya menjaga kelestarian alam yang kita tempati
ini.

DAFTAR PUSTAKA

Achmad, Setiaty dkk. 2001.Kimia Lingkungan. Jakarta : ITB.

Sastrawijaya, Trena.1991.Pencemaran Lingkungan. Surabaya: Rineka Cipta.

Setiawan, Otto. 2001. Pencemaran Air Dan Pemanfaatan Limbah Industri. Jakarta : C.V
Rajawali.

Sosrodarsono, Suyono dkk. 1976. HIdrologi untuk Pengairan. Jakarta : Pradnya Paramita.

Anda mungkin juga menyukai