Makalah Kimia Lingkungan
Makalah Kimia Lingkungan
“PENCEMARAN AIR”
DOSEN PENGAMPU :
DISUSUN OLEH :
RIKAWARTI 1805111408
UNIVERSITAS RIAU
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah ini
yang berjudul “Pencemaran Air”. Harapan kami semoga makalah ini dapat menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca.
Kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan,
oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami
harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan
serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Tuhan Yang Maha
Kuasa senantiasa meridhoi segala usaha kita.
Penyusun
Daftar Isi
KATA PENGANTAR...............................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................ii
BAB I.........................................................................................................................
RUMUSAN MASALAH...........................................................................................
BAB II........................................................................................................................
BAB III.......................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui defenisi dari pencemaran air
2. Untuk mengetahui parameter dari pencemaran air
3. Untuk mengetahui dampak dari pencemaran air
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Pencemaran Air
Istilah pencemaran air atau polusi air dapat dipersepsikan berbeda oleh satu orang
dengan orang lainnya mengingat banyak pustaka acuan yang merumuskan definisi istilah
tersebut, baik dalam kamus atau buku teks ilmiah. Pengertian pencemaran air juga
didefinisikan dalam Peraturan Pemerintah, sebagai turunan dari pengertian pencemaran
lingkungan hidup yang didefinisikan dalam undang-undang. Dalam praktek operasionalnya,
pencemaran lingkungan hidup tidak pernah ditunjukkan secara utuh, melainkan sebagai
pencemaraan dari komponen-komponen lingkungan hidup, seperti pencemaran air,
pencemaran air laut, pencemaran air tanah dan pencemaran udara. Dengan demikian, definisi
pencemaran air mengacu pada definisi lingkungan hidup yang ditetapkan dalam UU tentang
lingkungan hidup yaitu UU No. 23/1997.
Dalam PP No. 20/1990 tentang Pengendalian Pencemaran Air, pencemaran air
didefinisikan sebagai : “pencemaran air adalah masuknya atau dimasukkannya mahluk hidup,
zat, energi dan atau komponen lain ke dalam air oleh kegiaan manusia sehingga kualitas air
turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan air tidak berfungsi lagi sesuai dengan
peruntukannya” (Pasal 1, angka 2). Definisi pencemaran air tersebut dapat diuraikan sesuai
makna pokoknya menjadi 3 (tga) aspek, yaitu aspek kejadian, aspek penyebab atau pelaku
dan aspek akibat (Setiawan, 2001).
Berdasarkan definisi pencemaran air, penyebab terjadinya pencemaran dapat berupa
masuknya makhluk hidup, zat, energi atau komponen lain ke dalam air sehingga
menyebabkan kualitas air tercemar. Masukan tersebut sering disebut dengan istilah unsur
pencemar, yang pada prakteknya masukan tersebut berupa buangan yang bersifat rutin,
misalnya buangan limbah cair. Aspek pelaku/penyebab dapat yang disebabkan oleh alam,
atau oleh manusia. Pencemaran yang disebabkan oleh alam tidak dapat berimplikasi hukum,
tetapi Pemerintah tetap harus menanggulangi pencemaran tersebut. Sedangkan aspek akibat
dapat dilihat berdasarkan penurunan kualitas air sampai ke tingkat tertentu.
Pengertian tingkat tertentu dalam definisi tersebut adalah tingkat kualitas air yang
menjadi batas antara tingkat tak-cemar (tingkat kualitas air belum sampai batas) dan tingkat
cemar (kualitas air yang telah sampai ke batas atau melewati batas). Ada standar baku mutu
tertentu untuk peruntukan air.
Sebagai contoh adalah pada UU Kesehatan No. 23 tahun 1992 ayat 3 terkandung
makna bahwa air minum yang dikonsumsi masyarakat, harus memenuhi persyaratan kualitas
maupun kuantitas, yang persyaratan kualitas tettuang dalam Peraturan Mentri Kesehatan No.
146 tahun 1990 tentang syarat-syarat dan pengawasan kualitas air. Sedangkan parameter
kualitas air minum/air bersih yang terdiri dari parameter kimiawi, fisik, radioaktif dan
mikrobiologi, ditetapkan dalam PERMENKES 416/1990 (Achmadi, 2001).
1. Parameter Kimia
1) DO (Dissolved Oxygen)
Yang dimaksud dengan DO adalah oksigen terlarut yang terkandung di dalam air,
berasal dari udara dan hasil proses fotosintesis tumbuhan air. Oksigen diperlukan oleh semua
mahluk yang hidup di air seperti ikan, udang, kerang dan hewan lainnya termasuk
mikroorganisme seperti bakteri.
Agar ikan dapat hidup, air harus mengandung oksigen paling sedikit 5 mg/ liter atau 5
ppm (part per million). Apabila kadar oksigen kurang dari 5 ppm, ikan akan mati, tetapi
bakteri yang kebutuhan oksigen terlarutnya lebih rendah dari 5 ppm akan berkembang.
BOD adalah suatu analisa empiris yang mencoba mendekati secara global proses
mikrobiologis yang benar -benar terjadi dalam air. Pemeriksaan BOD diperlukan untuk
menentukan beban pencemaran akibat air buangan dan untuk mendesain sistem pengolahan
secara biologis. Dengan tes BOD kita akan mengetahui kebutuhan oksigen biokima yang
menunjukkan jumlah oksigen yang digunakan dalam reaksi oksidasi oleh bakteri. Sehingga
makin banyak bahan organik dalam air, makin besar B.O.D nya sedangkan D.O akan makin
rendah. Air yang bersih adalah yang B.O.D nya kurang dari 1 mg/l atau 1ppm, jika B.O.D
nya di atas 4 ppm, air dikatakan tercemar.
COD adalah jumlah oksigen (mg O2) yang dibutuhkan untuk mengoksidasi zat-zat
organis yang ada dalam 1 liter sampel air, dimana pengoksidasi K2,Cr2,O7 digunakan
sebagai sumber oksigen. Pengujian COD pada air limbah memiliki beberapa keunggulan
dibandingkan pengujian BOD yaitu : Sanggup menguji air limbah industri yang beracun yang
tidak dapat diuji dengan BOD karena bakteri akan mati dan waktu pengujian yang lebih
singkat, kurang lebih hanya 3 jam.
TSS adalah jumlah berat dalam mg/liter kering lumpur yang ada dalam limbah setelah
mengalami penyaringan dengan membran berukuran 0,45 mikron. Air alam mengandung zat
padat terlarut yang berasal dari mineral dan garam-garam yang terlarut ketika air mengalir di
bawah atau di permukaan tanah. Apabila air dicemari oleh limbah yang berasal dari industri,
pertambangan dan pertanian, kandungan zat padat tersebut akan meningkat. Jumlah zat padat
terlarut ini dapat digunakan sebagai indikator terjadinya pencemaran air. Selain jumlah, jenis
zat pencemar juga menentukan tingkat pencemaran dan juga berguna untuk penentuan
efisiensi unit pengolahan air.
2. Parameter Fisika
Perubahan yang ditimbulkan parameter fisika dalam air limbah yaitu: padatan,
kekeruhan, bau, temperatur, daya hantar listrik dan warna. Padatan terdiri dari bahan padat
organik maupun anorganik yang larut, mengendap maupun suspensi. Akibat lain dari padatan
ini menimbulkan tumbuhnya tanaman air tertentu dan dapat menjadi racun bagi makhluk
lain.Pengukuran daya hantar listrik ini untuk melihat keseimbangan kimiawi dalam air dan
pengaruhnya terhadap kehidupan biota.Warna timbul akibat suatu bahan terlarut atau
tersuspensi dalam air, di samping adanya bahan pewarna tertentu yang kemungkinan
mengandung logam berat. Bau disebabkan karena adanya campuran dari nitrogen, fospor,
protein, sulfur, amoniak, hidrogen sulfida, carbon disulfida dan zat organik lain.Temperatur
air limbah akan mempengaruhi kecepatan reaksi kimia serta tata kehidupan dalam air.
Perubahan suhu memperlihatkan aktivitas kimiawi biologis pada benda padat dan gas dalam
air.
3. Parameter Biologi
Parameter biologi meliputi ada atau tidaknya pencemaran secara biologi berupa
mikroorganisme, misalnya, bakteri coli, virus, bentos, dan plankton. jenis- jenis
mikroorganisme di air yang tercemar seperti : Escherichia coli, Entamoeba
coli, dan Salmonella thyposa.
BAB III
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Air sebagai komponen sumber daya alam yang sangat penting
maka harus dipergunakan untuk sebesar-besarnya bagi kemakmuran
rakyat. Hal ini berarti bahwa penggunaan air untuk berbagai manfaat dan
kepentingan harus dilakukan secara bijaksana dengan memperhitungkan
kepentingan generasi masa kini dan masa depan. Untuk itu air perlu
dikelola agar tersedia dalam jumlah yang aman, baik kuantitas maupun
kualitasnya, dan bermanfaat bagi kehidupan dan perikehidupan manusia
serta makhluk hidup lainnya agar tetap berfungsi secara ekologis, guna
menunjang pembangunan yang berkelanjutan.
SARAN
DAFTAR PUSTAKA
Setiawan, Otto. 2001. Pencemaran Air Dan Pemanfaatan Limbah Industri. Jakarta : C.V
Rajawali.
Sosrodarsono, Suyono dkk. 1976. HIdrologi untuk Pengairan. Jakarta : Pradnya Paramita.