PENDAHULUAN
1. Cairan Newtonian
2. Cairan Non-Newtonian
Cairan non-newtonian yaitu cairan yang viskositasnya berubah
dengan adanya perubahan gaya irisan dan dipengarusi kecepatan tidak
linear.
η = π P r4 t
8VL
2. Cara Hopper
Berdasarkan hukum stokes pada kecepatan bola maksimum, terjadi
keseimbangan segingga gaya gesek = gaya berat – gaya Archimedes.
Prinsip kerjanya adalah menggelindingkan bola ( yang terbuat dari kaca )
melalui tabung gelas yang berisi zat cair yang diselidiki. Kecepatan
jatuhnya bola merupakan fungsi dari harga resiprok sampel. Berdasarkan
hukum stoke yaitu pada saat kecepatan bola maksimum, terjadi
kesetimbangan sehingga gaya gesek sama dengan gaya berat archimedes.
( Young, 2009 )
FS = − 6 π η r V
Keterangan : FS : Gaya gesekan zat cair ( Kg.m.s2 )
η : Koefisien kekentalan zat cair ( N.m2.s )
r : Jari-jari bola pejal ( m )
V : Kecepatan gerak benda dalam zat cair ( m.s-1 )
Hukum Archimedes menyatakan sebagai berikut, Sebuah benda
yang tercelup sebagian atau seluruhnya ke dalam zat cair akan mengalami
gaya ke atas yang besarnya sama dengan berat zat cair yang
dipindahkannya.
Sebuah benda yang tenggelam seluruhnya atau sebagian
dalam suatu fluida akan mendapatkan gaya angkat ke atas yang sama besar
dengan berat fluida fluida yang dipindahkan. Besarnya gaya ke atas
menurut Hukum Archimedes ditulis dalam persamaan : ( Kanginan,2007 )
Fa = ρ v g
Keterangan :
Fa = gaya ke atas (N)
v = volume benda yang tercelup (m3)
ρ = massa jenis zat cair (kg/m3)
g = percepatan gravitasi (N/kg)
W = 4 π r2 g
3
Keterangan : W : Gaya berat zat cair ( F )
r : jari-jari bola ( cm )
g : gaya gravitasi bumi ( m.s-2 )
BAB II
METODE KERJA
2.1 Alat dan Bahan
2.1.1 Alat
o Aeorometer
o Dua karet gelang yang melingkari
o Jangka sorong
o Mikrometer skrup
o Mistar
o Sendok saring untuk mengambil bola – bola dari dasar tabung
o Stopwatch
o Tabung berisi zat cair
o Thermometer
o Timbangan horsi dan batu timbangannya
2.1.2 Bahan
o Bola – bola kecil dari zat padat
o Larutan oli
2.2 Cara kerja
1 Diukur diameter tiap – tiap bola memakai mikrometer skrup. Lakukan
beberapa kali pengukuran untuk tiap bola.
2 Ditimbang tiap – tiap bola dengan neraca torsi.
3 Dicatat suhu zat cair sebelum dan sesudah tiap percobaan.
4 Diukur rapat massa zat cair sebelum / sesudah percobaan dengan
aerometer
5 Ditempatkan karet gelang sehingga yang satu kira – kira 5 cm di bawah
permukaan zat cair da yang lain kira – kira 5 cm di atas dasar tabung.
6 Diukurlah jarak jatuh d ( jarak kedua karet gelang )
7 Dimasukkan sendok saringan sampai dasar tabung dan tunggu beberapa
saat sampai zat cair diam.
8 Diukurlah waktu jatuh T untuk tiap – tiap bola beberapa kali.
9 Diubahlah letak karet gelang sehingga didapatkan d yang lain. Dan
diulangi langkah 6, 7 dan 8.
BAB IV
Tabel Pengamatan
3. Bola besar
Massa Bola besar : 0,7 gr
3.2 Perhitungan
BOLA KECIL I
Diketahui : r = 0,408 cm
4 3
Vb = πr
3
4
Vb = . 3,14 (0,408)3
3
Vb = 0,285 cm3
ρ = m = 0,4 = 1,4 g/cm3
v 0,285
BOLA KECIL II
Diketahui : r = 0,425 cm
4 3
Vb = πr
3
4
Vb = . 3,14 (0,425)3
3
Vb = 0,321 cm3
ρ = m = 0,4 = 1,2 g/cm3
v 0,321
BOLA BESAR I
Diketahui : r = 0,53 cm
4 3
Vb = πr
3
4
Vb = . 3,14 (0,53)3
3
Vb = 0,641 cm3
ρ = m = 0,7 = 1,1 g/cm3
v 0,641
BOLA BESAR II
Diketahui : r = 0,545 cm
4 3
Vb = πr
3
4
Vb = . 3,14 (0,545)3
3
Vb = 0,672 cm3
ρ = m = 0,7 = 1,0 g/cm3
v 0,672
Bola Kecil 15 cm
V = s = 15 = 2,923 cm/s
t 5,3
η = 2 . r² . g ( ρ benda – ρ fluida )
9ⱴ
= 2 (0,416)² . 980 (1,3 – 0,876)
9 (2,923)
= 2 (0,173) . 980 (0,4) = 135,6 = 5,2 cp
26,307 26,307
V = s = 15 = 2,851 cm/s
t 5,26
η = 2 . r² . g ( ρ benda – ρ fluida )
9ⱴ
= 2 (0,416)² . 980 (1,3 – 0,876)
9 (2,851)
= 2 (0,173) . 980 (0,4) = 135,6 = 5,28 cp
25,659 25,659
V = s = 15 = 2,857 cm/s
t 5,25
η = 2 . r² . g ( ρ benda – ρ fluida )
9ⱴ
= 2 (0,416)² . 980 (1,3 – 0,876)
9 (2,857)
= 2 (0,173) . 980 (0,4) = 135,6 = 5,27 cp
25,713 25,713
Bola Kecil 20 cm
V = s = 20 = 3,067 cm/s
t 6,52
η = 2 . r² . g ( ρ benda – ρ fluida )
9ⱴ
= 2 (0,416)² . 980 (1,3 – 0,876)
9 (3,067)
= 2 (0,173) . 980 (0,4) = 135,6 = 4,91 cp
27,603 27,603
V = s = 20 = 3,012 cm/s
t 6,64
η = 2 . r² . g ( ρ benda – ρ fluida )
9ⱴ
= 2 (0,416)² . 980 (1,3 – 0,876)
9 (3,012)
= 2 (0,173) . 980 (0,4) = 135,6 = 5,002 cp
27,108 27,108
V = s = 20 = 3,007 cm/s
t 6,65
η = 2 . r² . g ( ρ benda – ρ fluida )
9ⱴ
= 2 (0,416)² . 980 (1,3 – 0,876)
9 (3,007)
= 2 (0,173) . 980 (0,4) = 135,6 = 5,01 cp
27,063 27,063
Bola Kecil 25 cm
V = s = 25 = 3,140 cm/s
t 7,96
η = 2 . r² . g ( ρ benda – ρ fluida )
9ⱴ
= 2 (0,416)² . 980 (1,3 – 0,876)
9 (3,140)
= 2 (0,173) . 980 (0,4) = 135,6 = 4,78 cp
28,26 28,26
V = s = 25 = 3,152 cm/s
t 7,93
η = 2 . r² . g ( ρ benda – ρ fluida )
9ⱴ
= 2 (0,416)² . 980 (1,3 – 0,876)
9 (3,152)
= 2 (0,173) . 980 (0,4) = 135,6 = 4,780 cp
28,368 28,368
V = s = 25 = 3,316 cm/s
t 7,97
η = 2 . r² . g ( ρ benda – ρ fluida )
9ⱴ
= 2 (0,416)² . 980 (1,3 – 0,876)
9 (3,136)
= 2 (0,173) . 980 (0,4) = 135,6 = 4,8 cp
28,224 28,224
Bola Besar 15 cm
V = s = 15 = 6,173 cm/s
t 2,43
η = 2 . r² . g ( ρ benda – ρ fluida )
9ⱴ
= 2 (0,4308)² . 980 (1,05 – 0,876)
9 (6,173)
= 97,090 = 1,798 cp
55,532
V = s = 15 = 6 cm/s
t 2,5
η = 2 . r² . g ( ρ benda – ρ fluida )
9ⱴ
= 2 (0,4308)² . 980 (1,05 – 0,876)
9 (6)
= 97,090 = 1,798 cp
54
V = s = 15 = 6,147 cm/s
t 2,44
η = 2 . r² . g ( ρ benda – ρ fluida )
9ⱴ
= 2 (0,4308)² . 980 (1,05 – 0,876)
9 (6,147)
= 97,090 = 1,756 cp
9 (6,147)
Bola Besar 20 cm
V = s = 20 = 6,515 cm/s
t 3,07
η = 2 . r² . g ( ρ benda – ρ fluida )
9ⱴ
= 2 (0,4308)² . 980 (1,05 – 0,876)
9 (6,515)
= 97,090 = 1,656 cp
9 (6,515)
V = s = 20 = 6,526 cm/s
t 3,06
η = 2 . r² . g ( ρ benda – ρ fluida )
9ⱴ
= 2 (0,4308)² . 980 (1,05 – 0,876)
9 (6,526)
= 97,090 = 1,650 cp
9 (6,526)
V = s = 20 = 6,269 cm/s
t 3,19
η = 2 . r² . g ( ρ benda – ρ fluida )
9ⱴ
= 2 (0,4308)² . 980 (1,05 – 0,876)
9 (6,269)
= 97,090 = 1,721 cp
9 (6,269)
Bola Besar 25 cm
V = s = 25 = 6,562 cm/s
t 3,81
η = 2 . r² . g ( ρ benda – ρ fluida )
9ⱴ
= 2 (0,4308)² . 980 (1,05 – 0,876)
9 (6,562)
= 97,090 = 1,644 cp
9 (6,562)
V = s = 25 = 7,353 cm/s
t 3,40
η = 2 . r² . g ( ρ benda – ρ fluida )
9ⱴ
= 2 (0,4308)² . 980 (1,05 – 0,876)
9 (7,353)
= 97,090 = 1,467 cp
9 (7,353)
V = s = 25 = 6,562 cm/s
t 3,81
η = 2 . r² . g ( ρ benda – ρ fluida )
9ⱴ
= 2 (0,4308)² . 980 (1,05 – 0,876)
9 (6,562)
= 97,090 = 1,644 cp
9 (6,562)
BAB V
PEMBAHASAN
KESIMPULAN
Tugas Akhir
Jawab :
1. Memilih letak karet-karet gelang pada tabung dengan cara menyesuaikan
jarak antara gelang dengan permukaan sama dengan jarak gelang dengan
dasar tabung, jika jarak terlalu dekat dengan permukaan dan dasar tabung
akan menyebabkan waktu yang ditempuh benda semakin lama daripada
jarak yang lebih jauh dari permukaan dan dasar, hal ini juga berdampak
pada koefisien kekentalan zat cair yang semakin besar.
20 cm : 6,603 s
9
Bola Kecil
25
8
cm :
7
6
7,95
5 s
4
3
2
1
0
14 16 18 20 22 24 26
T rata – rata 15 cm : 2,456 s
20 cm : 3,106 s
Bola Besar
4
3.5
3
2.5
2
1.5
1
0.5
0
14 16 18 20 22 24 26
25 cm : 3,673 s
3.
4. suhu sangat berpengaruh terhadap kekentalan zat cair, semakin tinggi suhu
maka semakin rendah nilai viskositasnya. Hal ini disebabkan gaya-gaya
kohesi pada zat cair bila dipanaskan akan mengalami penurunan dengan
semakinn bertambahnya tempratur pada zat cair yang menyebabkan
berturunnya viskositas dari zat cair tersebut. Oleh karena itu semakin
tinggi suhu maka cairan semakin encer, karena kerapatan komponen
penyusun zat cair semakin renggang. Suatu viskositas akan menjadi lebih
tinggi jika suhu mengalami penurunan karena pada saat suhu dinaikkan
maka partikel-partikel penyusun zat tersebut bergerak secara acak
sehingga kekentalan akan mengalami penurunan dan jika suhu mengalami
penurunan akan terjadi kenaikkan viskositas karena partikel-partikel
penyusun senyawa tersebut tidak mengalami gerakkan sehingga gaya
gesek yang bekerja juga semakin besar.