Anda di halaman 1dari 11

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 TUJUAN PERCOBAAN


- Mengamati dan memahami proses perubahan energi listrik menjadi
kalor
- Menghitung faktor konversi energi listrik menjadi kalor

1.2 DASAR TEORI


Prinsip kerja kalorimeter ialah kalorimeter terdiri atas bejana logam yang
jenisnya telah diketahui, dinding penyekat dari isolator yang berfungsi untuk
mencegah terjadinya perambatan kalorke lingkungan sekitar, termometer, dan
pengaduk. dan bejana logam yang berisi air yang suhu awalnya dapat
diketahui dari termometer.dan akan terjadi perubahan suhu dalam waktu
tertentu secara periodik. kalorimeter bekerja berdasarkan hukum kekekalan
energi dan hukum kekekalan kalor. ( Giancoli, 2001 )
Aplikasi prinsip kerja kalorimeter pada kehidupan sehari-hari adalah pada
kompor listrik, setrika, teko listrik, dan pemanas nasi dan pada bidang teknik
sipil digunakan untuk mengetahui pengaruh suhu terhadap bantuk dan
kekuatan dari bahan yang digunakan dalam kontruksi bangunan.
Hukum kekalan energi menyatakan bahwa energi tidak dapat dimusnahkan
dan diciptakan melainkan hanya dapat diubah dari suatu bentuk energi
kebentuk energi yang lain. Misalnya pada peristiwa gesekan energi mekanik
berubah menjadi panas. Pada mesin uap panas diubah menjadi energi
mekanik. Demikian pula energi listrik dapat diubah menjadi panas atau
sebaliknya. Sehingga dikenal adanya kesetaraan antara panas dengan energi
mekanik/listrik, secara kuantitatif hal ini dinyatakan dengan angka kesetaraan
panas-energi listrik/mekanik. Kesetaraan panas-energi mekanik pertama kali
diukur oleh Joule dengan mengambil energi mekanik benda jatuh untuk
mengaduk air dalam kalorimeter sehingga air menjadi panas. Energi listrik
dapat diubah menjadi panas dengan cara mengalirkan arus listrik pada suatu
2

kawat tahanan yang tercelup dalam air yang berada dalam kalorimeter.
(Alonso, 1980 )
Energi listrik yang hilang dalam kawat tahanan besarnya adalah:
W = v.i.t                    
Keterangan:
W = energi listrik (joule)
v = tegangan listrik (volt)
i = arus listrik (ampere)
t = lama aliran listrik (sekon)
Kalor adalah suatu bentuk energi yang berpindah dari benda yang bersuhu
tinggi ke benda yang bersuhu lebih rendah ketika benda itu saling
berhubungan. Benda yang menerima kalor, suhunya akan naik sedangkan
benda yang melepas kalor, suhunya akan turun. Besarnya kalor yang diserap
atau dilepas oleh suatu benda berbanding lurus dengan:
1. Massa benda
2. Kalor jenis benda
3. Perubahan suhu
Jadi besarnya kalor dapat dirumuskan: Q = m.c.Δt
Dalam satuan SI, kalor adalah joule. Satuan kalor yang lain adalah kalori.
Kesetaraan joule dan kalori adalah sebagai berikut:
1 joule = 0,24 kalori
1 kalori = 4,184 joule
Satu kalori adalah banyaknya kalor yang diperlukan untuk menaikan suhu
1oC
murni yang massanya 1 gram. Kalor jenis (c) adalah banyaknya kalor yang
diperlukan untuk menaikan 1 kg zat sebesar 1K atau 1oC. ( Tiper, 1991 )
Hukum kekalan energi kalor (azas black) menyatakan bahwa “Pada
pencampuran dua zat, banyaknya kalor yang dilepas zat bersuhu tinggi sama
dengan banyaknya kalor yang diterima zat bersuhu rendah.” Atau dapat
dirumuskan:
Qlepas = Qterima .
3

Maka energi listrik yang dilepaskan akan diterima oleh air dalam
kalorimeter dan kalorimeter itu sendiri, sehingga akan terjadi perubahan
panas pada air dan kalorimeter. Kapasitas Kalor (C) adalah banyaknya kalor
yang dibutuhkan untuk menaikan suhu suatu benda sebesar 1K atau 1 oC.
(Hilday,1985 )

Dirumuskan dengan:

C = m.c atau C = Q/Δt

Keterangan :

Q = jumlah kalor (kalori)

m = massa zat (gram)

c = kalor jenis zat (kal/gr oC)

Δt = perubahan suhu suhu (oC)

C = kapasitas kalor (kal/oC)


4

BAB II

METODE KERJA

2.1 ALAT DAN BAHAN


2.1.1 ALAT
- Amperemeter dan volt meter
- Beberapa buah thermometer
- Hambatan depan
- Kabel – kabel penghubung
- Kalorimeter joule
- Sumber tegangan searah
2.1.2 BAHAN
- Air
2.2 CARA KERJA
1. Dicatat suhu, tekanan dan kelembapan ruangan sebelum dan sesudah
percobaan
2. Ditimbanglah kalorimeter kosong dan pengaduknya
3. Ditimbanglah kalorimeter berisi air untuk mengetahui massa air dalam
kalorimeter
4. Dibuatlah rangkaian seperti gambar 1
5. Diatur Rd dan E sehingga didapatkan harga arus dan tegangan yang pantas
6. Diamatilah suhu awal kalorimeter (t1)
7. Jalankan arus selama kira-kira 15 menit
8. Diamati suhu air kalorimeter
9. Diamatikan arus dan amati penurunan suhu selama waktu yang digunakan
pada langkah no.7
10. Diganti air yang ada dalam kalorimeter, timbang kalorimeter yang berisi air
ini (isilah kalorimeter dengan massa air yang berbeda dengan percobaan
terdahulu)
11. Diulangi langkah no. 6 s/d 9
12. Diulangi percobaan ini dengan merubah arus dan waktu yang digunakan.
5

BAB III

DATA PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN

4.1 Data Pengamatan

Keadaan Ruangan P (cm) Hg T (OC) C (%)

Sebelum percobaan 75,5 cmHg 26oC 80%

Sesudah percobaan 75,2 cmHg 26oC 81%


Tabel Pengamatan:

W
Mk Ma C
No V t I T1 T2ˈ T3 ∆ Tˈ T2 (Joule Q (Joule)
(gr) (gr) (Joule)
)
2, 48 0,
1 36,6 32,2 26 30,9 30 0,9 31,8 960 1032,6582 0,9296
5 0 8
2, 48 1110,5614
2 32,6 30,7 1 28 33,5 32 1,5 35 1.200 1,08053
5 0 8
2, 48 0, 1071,6098
X́ 32,6 36,4 28 32,75 31,5 1,25 34 1.080 1,005065
5 0 9 4
Percobaan I

T (Detik) T (Suhu Naik) T (Suhu Turun)


0 26 ˚C 30,9 ˚C
60 27 ˚C 30,5 ˚C
120 27,5 ˚C 30 ˚C
180 28 ˚C 30 ˚C
240 28,9 ˚C 30 ˚C
300 29 ˚C 30 ˚C
360 29,9 ˚C 30 ˚C
420 30 ˚C 30 ˚C
480 30,9 ˚C 30 ˚C

Percobaan II

T (Detik) T (Suhu Naik) T (Suhu Turun)


0 27 ˚C 32 ˚C
6

60 27 ˚C 32 ˚C
120 28 ˚C 32 ˚C
180 28,9 ˚C 31 ˚C
240 29 ˚C 31 ˚C
300 30 ˚C 31 ˚C
360 30,9 ˚C 31 ˚C
420 31,5 ˚C 30,5 ˚C
480 32 ˚C 30,5 ˚C

4.2 Perhitungan
 Percobaan I
Mk = 36,6 gr
Mk + air = 68,8 gr
Ma = 68,8 – 36,6 = 32,2 gr
V = 2,5 volt
I = 0,8 A

 ∆ Tˈ=T ₂ ˈ−T ₃
= 30,9 ˚C – 30 ˚C
= 0,9 ˚C
 T₂ = T₂ˈ + ∆ Tˈ
= 30,9 ˚C + 0,9 ˚C
= 31,8 ˚C
 W=VxIxt
= 2,5 x 0,8 x 480
= 960 Joule
= 230,4 kal

 Q = ( Ma. Ca+ Mk .Ck ) . ΔT


= ( 32,2 x 1+36,6 x 0,217 ) x (31,8 x 2,6)
= 40,142 x 5,8
= 232,824 kal
W
 C=
Q
230,4 kal
=
232,824 kal
7

= 0,989 kal

 Percobaan II
Mk = 36,6 gr
Mk + air = 69 gr
Ma = 69 – 36,6 = 32,4 gr
V = 3 volt
I =1A

 ∆ Tˈ=T ₂ ˈ−T ₃
= 32 ˚C – 30 ˚C
= 2 ˚C
 T₂ = T₂ˈ + ∆ Tˈ
= 32 ˚C + 2 ˚C
= 30
 W=VxIxt
= 3 x 1 x 480
= 1.440 Joule
= 345,6 kal

 Q = ( Ma. Ca+ Mk .Ck ) . ΔT


= ( 32,4 x 1+69 x 0,217 ) x( 34 x 27)
= 47,373 x 7
= 331,611 kal

W
 C=
Q
345,6 kal
=
331,611 kal
= 1,042 kal

BAB IV

PEMBAHASAN

Pada percobaan kali ini kami tentang kalorimeter joule dan Hukum
kekekalan energi menyatakan bahwa energi tidak dapat di musnahkan dan di
8

ciptakan melainkan hanya dapat di ubah dari satu bentuk enegi kebentuk energi
yang lain. Pertukaran energi kalor merupakan dasar teknik yang dikenal dengan
nama kalorimetri, yang merupakan pengukuran kuantitatif dari pertukaran kalor.
Kalorimetri adalah pengukuran kalor yang menggunakan alat kalorimeter.
Kalorimetri adalah pengukuran kuantitas perubahan panas. Sebagai contoh, jika
energi dari reaksi kimia eksotermal diserap air, perubahan suhu dalam air akan
mengukur jumlah panas yang ditambahkan. Di alam ini banyak terdapat jenis
energi, antara lain : energi kimia, energi listrik, energi kalor, energi potensial
gravitasi, energi kinetik dan lain-lain. Pada percobaan kali ini akan dilakukan
pengkonversian energi dari energi listrik menjadi energi panas dengan
menggunakan kalorimeter. Dalam peristiwa tersebut dapat ditentukan nilai
kesetaraan antara energi listrik dengan energi kalor. Kalorimeter adalah untuk
mengukur kalor. Percobaan kali ini berhubungan dengan dua bentuk energi yakni
energi kalor dan listrik. Dalam percobaan ini energi listrik yang dihasilkan oleh
kalorimeter pada percobaan pertama adalah 960 joule sedangkan pada percohaan
kedua adalah 1200 joule. Kalor adalah suatu bentuk energi yang berpindah dari
benda yang bersuhu tinggi ke benda yang bersuhu lebih rendah ketika benda itu
saling berhubungan Benda yang menerima kalor, suhunya akan naik sedangkan
benda yang melepas kalor, suhunya akan turun Dalam percobaan ini energi listrik
yang dilepaskan akan diterima oleh air dan kalorimeter. Prinsip kerja dari
kalorimeter adalah mengalirkan arus listrik pada kumparan kawat penghantar
yang dimasukan ke dalam air. Pada waktu bergerak dalam kawat penghantar
(akibat perbedaan potesial) pembawa muatan bertumbukan dengan atom logam
dan kehilangan energi. Akibatnya pembawa muatan bertumbukan dengan
kecepatan konstan yang sebanding dengan kuat medan listriknya. Tumbukan oleh
pembawa muatan akan menyebabkan logam yang dialiri arus listrik memperoleh
energi yaitu energi kalor panas. Berdasarkan azas Black bahwa kalor yang dilepas
sama dengan kalor yang diterima, maka energi listik yang dilepaskan akan
diterima oleh ai dalam kalorimeter dan kalorimeter itu sendiri, sehingga akan
terjadi perubahan panas pada air dan kalorimeter. Energi listrik dapat diubah
menjadi panas dengan cara mengalirkan arus listrik pada suatu kawat tahanan
9

yang tercelup dalam air yang berada dalam kalormeter Langkah pertama dalam
percobaan ni melakukan penimbangan kalorimeter kosong dan kalorimeter yang
berisi air untuk mendapatkan massa air sehingga massa air di dapat berturut-turut
32,2 dan 32,4 gram. Dan kemudian mencari energi listrik (W) berturut-turut 960
Joule dan 1200 Joule , dan kalori (Q) yang telah dikonversi ke satuan Joule
berturut-turut 1032,6582 Joule dan 1110,56148 Joule kemudian faktor konversi
(C) di dapat berturut- turut 0,9296 dan 0,08053 dengan rata-rata 1,005065. Dari
data-data yang didapatkan praktikan pada praktikum kali ini dapat dilihat apabila
nilai kuat arus dan tegangan listrik dari sumber arus listrik dinaikkan,terjadi
perbedaan pada nilai kenaikkan suhu air dalam kalorimeter,semakin besar nila
kuat arus dan tegangan listrik semakin besar pula kenaikkan suhu air dalam
kalorimeter, ha ini dikarenakan semakin banyak peristiwa tumbukan antara
pembawa muatan listrik sehingga kalor yang diterima oleh air semakin banyak,
kemudian dikarenakan kalorimeter merupakan suatu sistem yang tertutup, maka
masih dimungkinkan adanya pengaruh luar, yaitu pertukaran kalor dengan
lingkungan sekitar sehingga suhu pada saat 480 sekon bukan merupakan suhu
yang sebenarya dapat dicapai oleh air dari kalor yang dihasilkan oleh sumber
energi listrik. Suhu sebenarnya yang dapat dicapai oleh air adalah berturut-turut
31,8°C dan 34°C dan rata-ratanya adalah 32,9°C.

BAB V
KESIMPULAN
10

Dari percobaan, pengamatan, dan perhitungan yang telah di lakukan, maka


dapat kita simpulkan bahwa benda yang menerima kalor, suhunya akan naik
sedangkan benda yang melepas kalor, suhunya akan turun. Besarnya kalor
yang diserap atau dilepas oleh suatu benda berbanding lurus dengan:
1. Massa benda
2. Kalor jenis benda
3. Perubahan suhu
Jadi besarnya kalor dapat dirumuskan: Q = m.c.Δt
Dalam satuan SI, kalor adalah joule. Satuan kalor yang lain adalah kalori.
Kesetaraan joule dan kalori adalah sebagai berikut:
1 joule = 0,24 kalori
1 kalori = 4,184 joule
Satu kalori adalah banyaknya kalor yang diperlukan untuk menaikan suhu
1oC
murni yang massanya 1 gram. Kalor jenis (c) adalah banyaknya kalor yang
diperlukan untuk menaikan 1 kg zat sebesar 1K atau 1oC.
- Penurunan suhu lebih lambat dibandingkan dengan kenaikan suhu.
- Perbandingan antara banyaknya kalor yang diberikan terhadap
kenaikan suhu benda dinamakan kapasitas kalor.

DAFTAR PUSTAKA
11

Alonso, Marcello & Edward J. Finn. 1980. Dasar – Dasar Fisika Universitas.
Jakarta : Erlangga

Giancoli, Douglas C. 2001. Fisika. Jakarta : Erlangga.

Hillday, David & Robert Resnick. 1985. Fisika. Jakarta : Erlangga.

Tiper, Paul A. 1991. Fisika Untuk Sains dan Teknik. Jakarta : Erlangga

Anda mungkin juga menyukai