GEOMORFOLOGI
GEOMORFOLOGI
BAB 1. PENDAHULUAN
Sebagian besar komposisi permukaan bumi adalah air, sebesar 71% adalah air dan 29%
adalah dataran. Banyak bentuk permukaan laut dan komponen-komponennya yang belum
diketahui oleh manusia. Tidak hanya itu manusia juga belum banyak mengetahui peran penting
dari laut atau marine yang sangat mempengaruhi kehidupan makhluk hidup. Di era modern ini
banyak sekali permasalahan lingkungan yang muncul baik akibat dari ulah manusia maupun
terjadi alami oleh alam. Sebagai contoh permsalahan lingkungan yang terjadi akibat ulah
manusia adalah pembuangan limbah pabrik ke laut, sampah yang dibuang sembarangan di
pantai, menangkap ikan dengan pukat harimau. Sedangkan permasalahan yang timbul secara
alami dari laut seperti tsunami di Aceh dan Jepang, gunung laut yang meletus seperti gunung
Krakatau yang pernah meletus dahsyat sehingga menimbulkan banyak permasalahan
lingkungan. Banyak permasalahan lingkungan yang tidak dibenahi langsung sehingga
menimbulkan permasalahan yang semakin parah.
Selain permasalahan lingkugan banyak bentukan marine yang tidak diketahui oleh
masyarakat umum sehingga tidak bisa dimanfaatkan secara optimal. Sebagai contoh wilayah
pantai dapat dimanfaatkan sebagai wisata bahari namun karena pengelolaan yang tidak optimal
dan tidak profesional maka wisata bahari tersebut tidak berkembang dengan baik dan kurang
menguntungkan. Dengan pengelolaan yang baik wisata bahari dapat menjadi sektor utama mata
pencaharian penduduk setempat. Sehingga makalah ini dibuat untuk mengetahui bentukan lahan
marine dan mencari permasalahan lingkungan serta pemecahan masalah tersebut. Dan untuk
memenuhi tugas yang diberikan.
1.2 RUMUSAN MASALAH
BAB 2. PEMBAHASAN
Bentuk lahan marine atau laut adalah bentuk lahan yang berhubungan marine atau laut.
Bentuk lahan ini merupakan bentuk lahan yang terbentuk oleh kerja air laut (gelombang dan
arus) baik proses yang bersifat konstruktif atau pegendapan maupun destruktif atau abrasi dan
terdapat pada wilayah kepesisiran. Bentuk lahan ini kadang bergabung dengan flufial yang
bertemu dengan lautan. Contoh : rataan pasang surut dan beting gisik.
Wilayah kepesisiran merupakan daerah pertemuan antara daratan dan laut, kearah daratan
meliputi bagian daratan, baik kering maupun terendam air yang masih terpengaruh sifat-sifat
laut, seperti pasang surut, angin laut, dan perembesan air asin. Sedangkan kea rah laut
mencangkup bagian laut yang masih dipengaruhi oleh proses-proses alami yang terjadi di
daratan, seperti sedimentasi dan aliran air tawar, maupun yang disebabkan oleh kegiatan
manusia seperti penggundulan hutan dan pencemaran (Soegiarto, 1976).
Arus laut adalah pergerakan massa air secara vertikal dan horizontal sehingga menuju
keseimbangannya, atau gerakan air yang sangat luas yang terjadi di seluruh lautan di dunia.
Arus juga merupakan gerakan mengalir suatu massa air yang dikarenakan tipuan angin atau
perbedaan densitas atau pergerakan gelombang panjang.
3. Spit: endapan material pasir yang memanjang pada bagian tepi daratan dan terus mengalami
perkembangan dan menyebabkan perubahan arah pesisir.
4. Cuspate Foreland: akumulasi sedimen dengan bentuk segitiga/melengkung dan menjorok ke
arah laut.
5.Tombolo: Merupakan beting gisik yang menghubungkan suatu pulau dengan pulau utama.
Tombolo terbentuk karena Gelombang besar dari arah samudera tertahan oleh Pulau kecil
sehingga terjadi gelombang difraksi yaitu gelombang yang lemah dan melambat setelah pecah
bertabrakan dengan penghalangnya. Gelombang tersebut terus bergerak menuju darat sambil
membawa material seperti halnya material pembentuk gisik. Karena gerakannya yang lambat
maka gelombang tersebut mampu mengendapkan material yang dibawanya ke selat yang
terletak antara Pulau kecil dan Pulau utama. Endapan tersebut makin lama terus bertambah
panjang dan lebar sehingga membentuk daratan yang menghubungkan Pulau utama dengan
Pulau di seberangnya.
6. Rataan pasang surut : Bentukan deposisional yang luas, terdiri dari material lumpur,
terbentuk oleh tenaga pasang surut air laut. Rataan pasang surut banyak dijumpai pada laguna
atau wilayah estuaria pasang surut.
a. Insore, maluas dari garis pasang surut sampai gosong pasir (bar) atau daerah hempasan
(breakers).
b. Off Shore, meluas disebelah luar arah kelaut
2. Dataran Banjir, yaitu sungai yang terdapat dikanan dan dikiri sungai yang terjadi setelah sungi
mengalami banjir.
3. Kipas Aluvial, yaitu bentuk endapan sungai sepertisegi tiga, biasanya terdapat didaerah
pedalaman, dan ukurannya lebih kecil bila dibandingkan dengan delta, serta sungainya tidak
bercabang-cabang.
d. Bentuk Pengendapan Glasial
Bentuk pengendapan ini disebabkan oleh proses pencairan es.
d. Terdapatnya laut terbuka, laut terbuka ini terjadi karena adanya dasar laut yang terangkat.
e. Garis pantai yang lurus atau straight shoreline, erosi gelombang dan pengendapannya pada laut
dangkal cenderung menurunkan bentang lahan dan menyebabkan dasar laut- dasar laut yang
dangkal menjadi datar. Apabila dasar laut yang dangkal tersebut sekarang mengalami
pengangkatan, maka garis pantai yang terbentuk akan kelihatan lurus.
3. Pantai yang netral atau neutral shoreline jenis pantai ini terjadi diluar proses penenggelaman
dan pengangkatan, misalnya pantai yang terjadi pada delta, plaint hanyutan, terumbu karang,
gunung api, gumuk-gumuk pasir, dan jenis pantai yang merupakan hasil dari sesar atau patahan.
4. Pantai majemuk atau compound shorelines jenis pantai ini terjadi sebagai gabungan atau dua
lebih proses diatas. Berarti dalam suatu daerah bisa terjadi proses pengggelaman, pengangkatan,
pengendapan, dan sebagainya.
c. Teras – teras (wave cut teraraces), terjadi karena dasar laut dangkal tererosi, permukaan
menjadi rata kemudian terangkat.
d. Arc
Arc yaitu batuan berlobang tembus akibat kikisan gelombang, tersusun dari batuan yang
lunak (tidak resistant).
1. Off shore bar (barrier bar) terdapat di laut lepas, hasil pengendapan backswash.
2. Laguna (lagoon), laut dangkal antara daratan dan off shore bar.
3. Tombolo, endapan yang menghubungkan daratan dengan pulau, sebagai akibat reflaksi
gelombang karena rintangan pulau tersebut.
4. Gumuk pasir pantai (coast dunes), adalah timbuna pasir dipantai sebagai akibat hasil aktivitas
angin dan vegetasi.
a. Free dunes, timbunan pasir dipantai oleh pengendapan angin tanpa dibantu vegetasi.
b. Impended dunes, timbunan pasir dipantai oleh penegendapan angin dan vegetasi atau topografi
kasar.
4. Arus litoral
Bahan – bahan endapan hasil pengikisan oleh arus laut kemudian diendapkan lagi di tempat
lain. Jika endapan ini telah sampai di permukaan air maka akan terbentuk : spits, connecting
bar, hooks, dan loops.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Geomorfologi asal marine merupakan bentuk lahan yang terdapat disepanjang
pantai. Proses perkembangan daerah pantai itu sendiri sangat di pengaruhi oleh kedalam laut.
Semakin dangkal laut maka akan semakin mempermudah terjadinya bentang alam daerah
pantai, dan semakin dalam laut maka akan memperlambat proses terjadinya bentang alam
didaerah pantai. Proses marine berlangsung intensif pada daerah pantai pesisir, khususnya pada
garis pantai diwilayah pesisir tersebut, bahkan ada diantaranya yang sampai puluhan kilometer
masuk ke pedalaman. Selain itu, berbagai proses lain seperti proses tektonik pada masa lalu,
erupsi gunung api, perubahan muka air laut, dan lain – lain sangat besar pengaruhnya terhadap
kondisi medan pantai dan pesisir beserta karakteristik lainnya.
Adakalanya proses marine dikawasan ini berkombinasi dengan proses angin
(aeolin). Medan yang terbentuk dari kombinasi proses ini bersifat spesifik.
Berbagai proses berlangsung didaerah pantai dan pesisir, yang tenaganya berasal
dari ombak, arus, pasang surut, tenaga tektonik, menurunya permukaan air laut maupun lainnya.
Proses ini berpengaruh terhadap medan dan karakteristiknya, serta mempengaruhi
perkembangan wilayah pantai maupun pesisir tersebut.
3.2 Saran