Anda di halaman 1dari 28

TUGAS INDIVIDU

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA


Disusun Untuk Memenuhi Mata Ajar Keperawatan Keluarga
Dosen Pengampu : Ns.Diana Dayaningsih,M.Kep.

DISUSUN OLEH :

MASKUR
20101440118045

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


AKADEMI KEPERAWATAN KESDAM IV/DIPONEGORO
SEMARANG
2020

1
DAFTAR ISI

2
BAB I
KONSEP KELUARGA

A. Tinjauan Teori
1. Konsep Dasar Teori Keluarga
a. Pengertian Keluarga
1) Keluarga sebagai kelompok yang terdiri atas dua / lebih
individu yang dicirikan oleh istilah khusus, yang mungkin
saja memiliki /tidak memiliki hubungan darah / hukum
yang mencirikan orang tersebut kedalam satu keluarga
(Whall, 1986).
2) Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri
atas kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul
serta tinggal disuatu tempat di bawah suatu atap dalam
keadaan saling ketergantungan (Depkes RI, 1998).
3) Keluarga merupakan kesatuan dari orang-orang yang
terikat dalam perkawinan, ada hubungan darah /adopsi dan
tinggal dalam satu rumah (Friedman, 1998).

b. Bentuk-bentuk Keluarga
1) Menurut Susman (1974) &Maclin (1988)
a) Keluarga Tradisional
 Keluarga inti adalah keluarga yang terdiri dari
suami, istri, dan anak-anak yang hidup dalam rumah
tangga yang sama
 Keluarga dengan orang tua tunggal yaitu keluarga
yang hanya dengan satu orang yang mengepalai
akibat dari penceraian, pisah atau ditinggalkan

3
 Pasangan inti,hanya terdiri dari suami dan istri saja,
tanpa anak atau tidak ada anak yang tinggal bersama
mereka
 Bujang dewasa yang tinggal sendirian
 Pasangan usia pertengahan atau lansia, suami
sebagai pencari nafkah dan istri tinggal dirumah
dengan anak sudah kawin atau bekerja
 Jaringan keluarga besar,terdiri dari dua keluarga inti
atau lebih atau anggota keluarga yang tidak
menikah, hidup berdekatan dalam daerah geografis
b) Keluarga Non tradisional
 keluarga dengan orang tua yg memiliki anak tanpa
menikah
 Pasangan yang memiliki anak tanpa menikah
 Pasangan yang hidup bersama tanpa menikah
(kumpul kebo)
 keluarga gay dan lesbi adalah pasangan yang
berjenis kelamin sama hidup bersama sebagai
pasangan yang menikah
 keluarga komuni adalah rumah tangga yang terdiri
dari lebih satu pasangan monogamy dengan anak-
anak,secara bersama menggunakan fasilitas,
sumber, dan memiliki pengalaman yang sama

2) Menurut Anderson Carter


 Keluarga Inti (nuclearfamily) yaitu keluarga yang
terdiri dari suami, istri, dan anak kandung atau anak
angkat

4
 Keluarga besar (ekstendedfamily) yaitu keluarga
inti ditambah dengan keluarga lain yang mempunyai
hubungan darah
 Keluarga berantai (sereal family)yaitu keluarga
yang terdiri dari wanita dan pria yang menikah lebih
dari satu kali dan merupakan satu keluarga inti
 Keluarga duda/janda (singlefamily) yaitu rumah
tangga yang terdiri dari satu orang tua dengan anak
kandung atau anak angkat yang disebabkan karena
perceraian atau kematian
 Keluarga berkomposisi yaitu keluarga yang
perkawinannya berpoligami dan hidup secara
bersama-sama
 Keluarga kabitas yaitu keluarga yang terbentuk
tanpa pernikahan
c. Fungsi keluarga
Fungsi keluarga merupakan hasil atau konsekuensi dan struktur
keluarga atau sesuatu tentang apa yang dilakukan oleh keluarga.
Terdapat beberapa fungsi keluarga menurut Friedman (1998);
Setiawati & Dermawan (2005) yaitu
1. Fungsi afektif
Merupakan fungsi keluarga dalam memenihi kebutuhan
pemeliharaan kepribadian dari anggota keluarga. Merupakan
respon dari keluarga terhadap kondisi dan situasi yang dialami
tiap anggota keluarga mengekspresikan kasih sayang.
2. Fungsi sosialisasi
Tercermin dalam melakukan pembinaan sosialisasi pada anak,
membentuk nilai dan norma yang diyakini anak, memberikan
batasan-batasan perilaku yang boleh dan tidak boleh pada anak,
meneruskan nilai2 budaya keluarga.
3. Fungsi perawatan kesehatan

5
Merupakan fungsi keluarga dalam melindungi keamanan dan
kesehatan seluruh anggota keluarga serta menjamin pemenuhan
kebutuhan perkembangan fisk, mental, spiritual dengan cara
memelihara dan merawat anggota keluarga serta mengenali
kondisi sakit tiap anggota keluarga.
4. Fungsi ekonomi
Fungsi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan keluarga seperti
sandang, pangan, papan dn kebutuhan lainnya melalui
keefektifan sumber dana keluarga.Mencari sumber2
penghasilan guna memenuhi kebutuhan keluarga, pengaturan
penghasilan keluarga, menabung untuk memenuhi kebutuhan-
kebutuhan yang akan datang (pendidikan anak dan jaminan hari
tua).
5. Fungsi biologis
Fungsi biologis bukan hanya ditunjukan untuk meneruskan
keturunan tetapi untuk memelihara dan membebaskan anak
untuk kelanjutan generasi.
6. Fungsi psikologis
Fungsi psikologis terlihat bagaimana keluarga memberikan
kasih sayang dan rasa aman, memberikan perhatian diantara
anggota keluarga, membina pendewasaan kepribadian anggota
keluarga, memberikan identitas keluarga.
7. Fungsi Pendidikan
Diberikan keluarga dalam rangka memberikan pengetahuan,
keterampilan, membentuk perilaku anak, mempersiapkan anak
untuk kehidupan dewasa, mendidik anak sesuai dengan tingkat
perkembangannya

d. Tugas keluarga

6
Tugas keluarga merupakan pengumpulan data yang berkaitan
dengan ketidakmampuan keluarga dalam menghadapi masalah
kesehatan.Lima tugas keluarga yang dimaksud :
1) Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan
2) Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan
3) Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang
sakit
4) Ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan
5) Ketidakmampuan keluarga memanfaatkan fasilitas pelayanan
kesehatan

e. Tingkat kemandirian keluarga


Keberhasilan asuhan keperawatan keluarga yang dilakukan
perawat keluarga dapat dimulai dari seberapa tingkat kemandirian
keluarga dengan mengetahui kriteria atau ciri-ciri yang menjadi
ketentuan tingkatan mulai dari tingkat kemandirian I sampai
tingkat kemandirian IV, menurut Dep-Kes (2006) sebagai berikut :
1. Tingkat kemandirian I (keluarga mandiri tingkat I /KM I)
a) Menerima petugas perawatan kesehatan masyarakat
b) Menerima pelayanan keperawatan yang diberikan sesuai
dengan rencana keperawatan
2. Tingkat kemandirian II (keluarga mandiri tingkat II /KM II)
a) Menerima petugas perawatan kesehatan masyarakat
b) Menerima pelayanan keperawatan yang diberikan sesuai
dengan rencana keperawatan
c) Tahu dan dapat mengungkapkan masalah kesehatan secara
benar
d) Melakukan tindakan keperawatan sederhana sesuai yang
dianjurkan
e) Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan secara aktif
3. Tingkat kemandirian III (keluarga mandiri tingkat III /KM III)

7
a) Menerima petugas perawatan kesehatan masyarakat
b) Menerima pelayanan keperawatan yang diberikan sesuai
dengan rencana keperawatan
c) Tahu dan dapat mengungkapkan masalah kesehatan secara
benar
d) Melakukan tindakan keperawatan sederhana sesuai yang
dianjurkan
e) Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan secara aktif
f) Melaksanakan tindakan pencegahan sesuai anjuran
4. Tingkat kemandirian IV (keluarga mandiri tingkat IV /KM IV)
a) Menerima petugas perawatan kesehatan masyarakat
b) Menerima pelayanan keperawatan yang diberikan sesuai
dengan rencana keperawatan
c) Tahu dan dapat mengungkapkan masalah kesehatan secara
benar
d) Melakukan tindakan keperawatan sederhana sesuai yang
dianjurkan
e) Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan secara aktif
f) Melaksanakan tindakan pencegahan sesuai anjuran
g) Melakukan tindakan promotif secara aktif

f. Tahapan dan Tugas Perkembangan Keluarga


1) Tahap I, Pasangan pemula/baru menikah
Tugas :
 Saling memuaskan antar pasangan
 Beradaptasi dengan keluarga besar dari masing-
masing pihak
 Merencanakan dengan matang jumlah anak
 Memperjelas peran masing-masing pasangan
2) Tahap II, Keluarga dengan menunggu kelahiran anak
Tugas:

8
 Mempersiapkan biaya persalinan
 Mempersiapkan mental calon orang tua
 Mempersiapkan berbagai kebutuhan anak
3) Tahap III, Keluarga dengan mempunyai bayi
Tugas:
 Memberikan ASI sebagai kebutuhan dasar bayi
(ASI ekslusif 6 bln)
 Memberikan kasih sayang
 Mulai mensosialisasikan dengan lingkungan
keluarga besar masing-masing pasangan
 Pasangan kembali melakukan adaptasi karena
kehadiran anggota keluarga baru termasuk siklus
hubungan sex
 Mempertahankan hubungan dalam rangka
memuaskan pasangan
4) Tahap IV, Keluarga dengan anak prasekolah
Tugas:
 Menanamkan nilai-nilai dan norma kehidupan
 Mulai menanamkan keyakinan beragama
 Mengenalkan kultur keluarga
 Memenuhi kebutuhan bermain anak
 Membantu anak dalam sosialisasi dengan
lingkungan sekitar
 Menanamkan tanggung jawab dalam lingkup kecil
 Memberikan stimulus bagi pertumbuhan dan
perkembangan anak
5) Tahap V, Keluarga dengan anak usia sekolah
Tugas:
 Memenuhi kebutuhan sekolah anak baik alat-alat
sekolah maupun biaya sekolah

9
 Membiasakan belajar teratur
 Memperhatikan anak saat menyelesaikan tugas
sekolahnya
 Memberikan pengertian pada anak bahwa
pendidikan sangat penting untuk masa depan anak
 Membantu anak dalam bersosialisasi lebih luas
dengan lingkungan sekitarnya

6) Tahap VI, Keluarga dengan anak remaja


Tugas:
 Memberikan perhatian lebih pada anak remaja
 Bersama-sama mendiskusikan tentang rencana
sekolah/kegiatan di luar sekolah
 Memberikan kebebasan dalam batasan yang
bertanggung jawab
 Mempertahankan komunikasi dua arah
7) Tahap VII, Keluarga dengan melepas anak ke masyarakat
Tugas:
 Mempertahankan keintiman pasangan
 Membantu anak untuk mandiri
 Mempertahankan komunikasi
 Memperluas hubungan keluargaantara orang tua
dengan menantu
 Menata kembali peran dan fungsi keluarga setelah
ditinggal anak
8) Tahap VIII, Keluarga dengan tahap berdua kembali
Tugas:
 Menjaga keintiman pasangan
 Merencanakan kegiatan yang akan datang
 Tetap menjaga komunikasi dengan anak dan cucu

10
 Memperhatikan kesehatan masing-masing pasangan
9) Tahap IX, Keluarga dengan tahap masa tua
Tugas:
 Saling memberikan perhatian yang menyenangkan
antar pasangan
 Memperhatikan kesehatan masing-masing pasangan
 Merencanakan kegiatan untuk mengisi waktu tua
sepertidengan berolahraga,berkebun,mengasuh cucu
 Pada masa tua pasangan saling mengingatkan akan
adanya kehidupan yang kekal setelah kehidupan ini

g. Level Pencegahan Perawatan keluarga


Pencegahan keperawatan keluarga,berfokus pada tiga level
prevensi yaitu
1) Pencegahan primer (primaryprevention)
2) Pencegahan sekunder (secondaryprevention)
3) Pencegahan tersier (tertiaryprevention)

11
BAB II
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN
HIPERTENSI

Pengertian
Asuhan keperawatan keluarga menurut Salvicion G. Bail.on dan AracelisMaglaya
1978.
Perawatan kesehatan keluarga adalah tingkat perawatan kesehatan masyarakat
yang ditujukan atau dipusatkan pada keluarga sebagai unit atau kesatuan yang di
rawat dengan sehat sebagai tujuan melalui perawatan sebagai sarana atau
penyalur.
A. Pengertian
Hipertensi adalah tekanan darah tinggi yang bersifat abnormal. Seseoarang
dianggap mengalami hipertensi apabila tekanan darahnya lebih tinggi dari
140/90 mmHg sistolik atau 90 mmHgdiastol. (Elisabet Corwin, hal 356).
Hipertensi adalah peningkatan abnormal pada tekanan sistolik 140 mm Hg
atau lebih dan tekanan diastolic 120 mmHg (Sharon, L.Rogen, 1996).
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140
mmHG dan tekanan darah diastolic lebih dari 90 mmHG (Luckman
Sorensen,1996).

12
Hipertensi adalah suatu keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan darah
sistolik 140 mmHg atau lebih dan tekanan darah diastolic 90 mmHg atau
lebih. (Barbara Hearrison 1997)
Dari ketiga definisi diatas dapat disimpulkan bahwa hipertensi adalah
peningkatan tekanan darah yang abnormal dengan tekanan sistolik lebih tinggi
dari 140 mmHg menetap atau telkanandiastolik lebih tinggi dari 90 mmHg.
Diagnosa dipastikan dengan mengukur rata-rata dua atau lebih pengukuran
tekanan darah pada dua waktu yang terpisah. Patologi utama pada hipertensi
adalah peningkatan tahanan vaskuler perifer pada tingkat arteriol.
B. Etiologi
Hipertensi adalah asimtomatik. Gejala-gejala menandakan kerusakan pada
organ targeet seperti otak, ginjal, mata, dan jantung. Bila tak teratasi,
hipertensi dapat menimbulkan stroke, gagal ginjal, dan kebutaan, dan gagal
jantung kongestif. Berdasarkan penyebabnya hipertensi dibagi menjadi 2
bagian yaitu :
(Mansjoer Arif,dkk,1999 hal 518)
1. Esensial (primer/idiopatik) etiologi tak diketahui, dapat dipercepat atau
maligna, namun banyak factor yang mempengaruhi seperti genetika,
lingkungan, hiperaktivitas, susunan saraf simpatik,
systemrenninangiotensin, efek dari eksresi Na, obesitas, merokok dan
stressSekunder atau hipertensi renal disebabkan oleh proses penyakit
dasar. Dapat diakibatkan karena penyakit parenkim renal/vakuler renal.
2. Penggunaan kontrasepsi oral yaitu pil. Gangguan endokrin dll. Pada
umunya hipertensi tidak mempunyai penyebab yang spesifik. Hipertensi
terjadi sebagai respon peningkatan cardiacoutput atau peningkatan tekanan
perifer.
Namun ada beberapa factor yang mempengaruhi terjadinya hipertensi:
a. Genetik: Respon nerologi terhadap stress atau kelainan eksresi atau
transport Na.
b. Obesitas: terkait dengan level insulin yang tinggi yang mengakibatkan
tekanan darah meningkat.

13
c. Stress Lingkungan
d. Hilangnya Elastisitas jaringan andarterisklerosis pada orang tua serta
pelabaran pembuluh darah.
Faktor-faktor yang mempertinggi resiko terjadinya hipertensi antara lain:
a. Keturunan
b. Usia
c. Berat badan
d. Perokok Pola makan
e. dan gaya hidup Aktivitaas olah raga

C. Patofisiologi
Mekanisme yang mengontrol kontriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak
di pusat vasomotor, pada medulla di otak. Dari pusat vasomotor ini  bermula
jaras saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah kordaspinalis dan keluar dari
kolumnamedullaspinalisganliasimpatis di toraks dan abdomen. Rangsangan
pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak ke bawah
melalui sistem saraf simpatis ke gangliasimpatis. Pada titik ini, neuron
preganglion melepaskan asetilkolin, yang akan merangsang serabut saraf
pasca ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan dilepaskannya
norepinephrin mengakibatkankontriksi pembuluh darah. Berbagai factor
seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi respon pembuluh darah
terhadap rangsang vasokontriksi.
Individu dengan hipertensi sangat meskipun tidak diketahui dengan jelas
mengapa hal tersebut bisa terjadi. Pada saat  bersamaan dimanasystem saraf
simpatis merangsang pembuluh darah sebagai respon rangsang emosi, kelenjar
adrenal juga terangsang, mengakibatkan tambahan aktivitas vasokontriksi.
Medulla adrenal mensekresiepinephrine, yang menyebabkan vasokontriksi.
Korteks adrenal mensekresikortisol dan steroid lainnya, yang dapat
memperkuat responvasokontriktor pembuluh darah. Vasokontriksi yang
mengakibatkan penurunan aliran ke ginjal, menyebabkan pelepasan rennin.
Rennin merangsang pembentukan angiotensin I yang kemudian di ubah

14
menjadi angiotensin II, suatu vasokontriktor kuat, yang pada gilirannya
merangsang sekresi aldosteron oleh korteks adrenal. Hormon ini
menyebabkan rtensi Natrium dan air oleh tubulus ginjal, menyebabkan
peningkatan volume intra vascular. Semua factor ini cenderung mencetuskan
keadaan hipertensi.
Untuk pertimbangan gerontology, perubahan sruktural dan fungsional pada
sistem pembuluh perifer bertanggungjawab pada perubahan tekanan darah
yang terjadi pada usia lanjut. Perubahan tersebut meliputi aterosklerosis,
hilangnya elastisitas jaringan ikat dan penurunan dalam relaksasi otot polos
pembuluh darah, yang pada gilirannya menurunkan kemampuan distensi dan
daya regang pembuluh darah. Konsekuensinya, aorta dan arteri besar
berkurang kemampuannya dalam mengakomodasi volume darah yang
dipompa oleh jantung (Volume sekuncup), mengakibatkan penurunan curah
jantung dan peningkatan tahanan perifer (Brunner&Suddarth, 2002).

D. Klasifikasi Hipertensi
Klasifikasi Hipertensi (JNL, 1997) : The sixtReportofJoin National
CommitteeonPrevention 1997 dikutip oleh Mansjoer Arif, dkk, 1999 hal 519,
dapat dilihat dalam tabel berikut :
Tabel 1. Klasifikasi Hipertensi
Klasifikasi Sistolik mmHgDiastolikmmHg
a. Normal 130 – 139 85 – 89
b. Perbatasan 140 – 159 90 – 99
c. Hipertensi tingkat I 160 – 179 100 – 109
d. Hipertensi tingkat 2 > 180 < 85
e. Hipertensi tingkat 3 < 130 > 110

D. Manifestasi Klinik

15
Peninggian tekanan darah kadang-kadang merupakan satu-satunya gejala
bila demikian, gejala baru ada setelah terjadi komplikasi pada ginjal, mata,
otak atau jantung. Gejala lain yang sering ditemukan adalah sakit kepala,
epistaksis, marah, telinga berdenging, mata berkunang-kunang dan pusing .
(Mansjoer Arif, dkk, 1999).
Pada sebagian besar penderita hipertensi tidak menimbulkan gejala
meskipun secara tidak sengaja beberapa gejala terjadi bersamaan dan
dipercaya berhubungan dengan tekanan darah tinggi (padahal sesungguhnya
tidak).Pada tingkat awal sesungguhnya, Hipertensi asimtomatis, mempunyai
gejala :
1. Sakit kepala : pada occipital,, seringkali timbul pada pagi hari.
2. Vertigo dan muka merah.
3. Epistaksis sppontan.
4. Kelelahan
5. Mual dan muntah
6. Sesak nafas
7. Gelisah
8. Penglihatan kabur atau scotomas dengan perubahan retina.
9. Kekerapan nocturnal akibat peningkatan tekanan dan bukan oleh
gangguan ginjal.
F. Penatalaksanaan
Deteksi dan tujuan penatalaksanaan hipertensi adalah menurunkan risiko
penyakit kardiovaskular dan mortalitas serta morbiditas yang berkaitan.
Tujuan terapi adalah mencapai dan mempertahankan tekanan sistolik di bawah
140 mmHg dan tekanan diastolic di bawah 90 mmHg dan mengntrolfactor
risiko. Hal ini dapat di capai melalui modifikasi gaya hidup saja atau dengan
obat antihipertensi.
1. Terapi tanpa Obat Diet yang dianjurkan untuk penderita hipertensi adalah :
a. Penurunan konsumsi garam dari 10 gr/hari menjadi 5 gr/hari
b. Diet rendah kolesterol dan rendah asam lemak jenuh
c. Penurunan berat badan

16
d. Penurunan asupan etanol

2. Latihan fisik atau olahraga yang teratur dan terarah.

a. Olahraga yang dianjurkan seperti lari, jogging, bersepeda, berenang,


dan lain-lain.
b. Lamanya latihan berkisar antara 20-25 menit berada dalam zona
latihan.
c. Intensitas olahraga yang baik antara 60-80% dari kapasitas aerobic
atau 72-80% dari denyut nadi maksimal yang disebut zona latihan.
d. Frekuensi latihan sebaiknya 3 kali/minggu dan lebih baik lagi 5
kali/minggu.

3. Pendidikan kesehatan (penyuluhan)

Tujuan pendidikan yaitu untuk meningkatkan pengetahuan pasien


tentang penyakit hipertensi dan pengelolaannya sehingga pasien dapat
mempertahankan hidupnya dan mencegah komplkasi lebih lanjut.

4. Terapi dengan Obat

Tujuan pengobatan hipertensi tidak hanya menurunkan tekanan


darah saja tetapi juga mengurangi dan mencegah komplikasi akibat
hipertensi agar penderita dapat bertambah kuat. Pilihan obat untuk
penderita hipertensi adalah sebagai berikut :

a. Hipertensi tanpa komplikasi : diuretic, beta blocker.

b. Hipertensi dengan indikasi penyakit tertentu : inhibitor ACE,


penghambat reseptor angiotensin II, alfa  blocker, alfa-beta-blocker,
beta blocker, antagonis Ca dan diuretic

c. Indikasi yang sesuai Diabetes Mellitus tipe I dengan proteinuria


diberikan inhibitor ACE.

17
d. Pada penderita dengan gagal jantung diberikan inhibitor ACE dan
diuretic.

e. Hipertensi sistolik terisolasi : diuretic, antagonis Ca dihidropiridin


kerja sama.

f. Penderita dengan infarkmiokard : beta blocker (non ISA), inhibitor


ACE (dengan disfungsi sistolik).

BAB III

A. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
Merupakan langkah awal pelaksanaan asuhan keperawatan, agar
diperoleh data pengkajian yang akurat dan sesuai dengan keadaan
keluarga.
Hal-hal yang perlu di kaji dalam keluarga meliputi :
a. Data umum
Pengkajian terhadap data umum keluaraga meliputi :
1) Nama kepala keluarga
2) Alamat dan telepon
3) Pekerjaan kepala keluarga
4) Pendidikan kepala keluarga
5) Komposisi keluarga dan genogram
6) Tipe keluarga
7) Suku bangsa
8) Agama
9) Status sosial ekonomi keluarga
10) Aktivitas rekreasi keluarga
b. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga, meliputi :
1) Tahap perkembangan keluarga saat ini ditentukan dengan anak
tertua dari keluaraga inti.

18
2) Tahap keluarga yang belum terpenuhi yaitu menjelaskan
mengenai tugas perkembangan yang belum terpenuhi oleh
keluarga serta kendala mengapa tugas perkembangan tersebut
belum terpenuhi.
3) Riwayat keluarga inti yaitu menjelaskan mengenai riwayat
kesehatan pada keluarga inti yang meliputi riwayat penyakit
keturunan, riwayat kesehatan masing-masing anggota
keluarga,perhatian terhadap pencegahan penyakit,sumber
pelayanan kesehatan yang biasanya digunakan keluarga serta
pengalaman terhadap pelayanan kesehatan.
4) Riwayat keluarga sebelumnya yaitu dijelaskan mengenai
riwayat kesehatan pada keluarga dari pihak suami dan istri.
c. Pengkajian lingkungan
1) Karakteristik rumah
2) Karakteristik tetangga dan komunitas RW
3) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat.
4) Sistem pendukung keluarga.
d. Struktur keluarga
1) Pola komunikasi keluarga yaitu menjelaskan mengenai cara
berkomunikasi antar anggota keluarga.
2) Struktur kekuatan keluarga yaitu kemampuan anggota keluarga
mengendalikan dan mempengaruhi orang lain untuk merubah
perilaku.
3) Struktur peran yaitu menjelaskan peran dari masing-masing
anggota keluarga baik secara formal maupun non formal.
4) Nilai atau norma keluarga yaitu menjelaskan mengenai nilai
dan norma yang dianut oleh keluarga yang berhubungan
dengan kesehatan.
5) Fungsi keluarga
a) Fungsi afektif, yaitu yang perlu dikaji gambaran diri
anggota keluarga, perasaan memiliki dan dimiliki dalam

19
keluarga, dukungankeluarga terhadap anggota keluarga
lain,bagaimana kehangatan tercipta pada anggota keluarga
dan bagaimana keluarga mengembangkan sikap saling
menghargai.
b) Funsi sosialisasi, yaitu perlu mengkaji bagaimana interaksi
atau hubungan dalam keluarga, sejauh mana anggota
keluarga belajar disiplin,norma,budaya dan perilaku.
c) Fungsi perawatan kesehatan, yaitu menjelaskan sejauh
mana keluarga menyediakan makanan,pakaian,perlu
dukungan serta merawat anggota keluaraga yang sakit.
d) Pemenuhan tugas keluarga, yaitu sejauh mana kemampuan
keluarga dalam mengenal,mengambil keputusan dalam
tndakan, merawat anggota keluarga yang sakit,menciptakan
lingkungan yang mendukung kesehatan dan memanfaatkan
fasilitas pelayanan kesehatan yang ada.
6) Stres dan koping keluarga
a) Stresor jangka pendek dan panjang
b) Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi/stressor.
c) Strategi koping yang digunakan keluarga bila menghadapi
permasalahan.
d) Strategi adaptasi fungsional yang digunakan bila
menghadapi permasalahan.
e) Pemeriksaan fisik
2. Diagnosa keperawatan
a. Manajemen keluarga tidak efektif
Yaitu pola penenangan masalah kesehatan dalam keluarag tidak
memuaskan untuk memulihkan kondisi kesehatan anggota
keluarga.
b. Manajemen kesehatan tidak efektif

20
Yaitu pola pengaturan dan pengintegrasian penanganan masalah
kesehatan kedalam kebiasaan hidup sehari-hari tidak memuaskan
untuk mencapai status kesehatan yang diharapkan.
c. Pemeliharaan kesehatan tidak efektif
Yaitu ketidakmampuan mengidentifikasi, mengelola dan atau
menemukan bantuan untuk mempertahankan kesehatan.
d. Kesiapan peningkatan koping keluarga
Yaitu pola adaptasi anggota keluarga dalam mengatasi situasi yang
dialami klien secara efektif dan menunjukkan keinginan serta
kesiapan untuk meningkatkan kesehatan keluarga dan klien.
3. Intervensi
a. Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah hipertensi yang
terjadi pada keluarga.
Sasaran : setelah tindakan keperawatan keluarga dapat mengenal
dan mengerti tentang penyakit hipertesi.
Tujuan : keluarga mengenal masalah penyakit hipertensi setelah
beberapa kali kunjungan.
Kriteria : keluarga dapat menjelaskan secara lisan tentang penyakit
hipertensi
Standar : keluarga dapat menjelaskan
pengertian,penyebab,tandadangejala penyakit hipertensi serta
pencegahan dan pengobatan penyakit hipertensi secara lisan.
Intervensi :
1) Jelaskan arti penyakit hipertensi
2) Diskusikan tanda-tanda dan penyebab penyakit hipertensi
3) Tanyakan kembali apa yang telah didiskusikan.
b. Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan yang tepat untuk
mengatasi penyakit hipertensi
Sasaran : setelah tindakan keperawatan keluarga dapat mengetahui
akibat lebih lanjut dari penyakit hipertensi.

21
Tujuan : keluarga dapat mengambil keputusan untuk merawat
anggota keluarga dengan hipertensi setelah beberapa kali
kunjungan rumah.
Kriteria : keluaraga dapat menjelaskan secara lisan dan dapat
mengambil tindakan yang tepat dalam merawat anggota keluarga
yang sakit.
Standar : keluarga dapat menjelaskan dengan benar bagaimana
akibat hipertensi dan dapat mengambil keputusan yang tepat.
Intervensi :
1) Diskusikan tentang akibat penyakit hipertensi
2) Tanyakan bagaimana keputusan keluarga untuk merawat
anggota keluarga yang menderita hipertensi.
c. Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan
hipertensi
Sasaran : setelah tindakan keperawatan keluarga mampu merawat
anggota keluarga yang menderita penyakit hipertensi.
Tujuan : keluarga dapat melakukan perawatan yang tepat terhadap
anggoata keluarga yang menderita hipertensi setelah beberapa kali
kunjungan
Kriteria : keluaraga dapat menjelaskan secara lisan cara
pencegahan dan perawatan penyakit hipertensi.
Standar : keluarga dapat melakukan perawatan anggota keluarga
yang menderita penyakit hipertensi
Intervensi :
1) Jelaskan pada keluarga cara-cara pencegahan penyakit
hipertensi
2) Jelaskan pada keluarga tentang manfaat istirahat,diet yang tepat
dan olahraga khususnya untuk anggota keluarga yang
menderita hipertensi.

22
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PDA Tn.S DENGAN
HIPERTENSI DIDESA BUMIREJO KECAMATAN MUNGKID
KABUPATEN MAGELANG

1. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
A. IDENTITAS DATA
1. Nama kepela keluarga (KK) : Tn. S
2. Alamat dan telpon : DesaBumirejo,
Rt.02/02 , Kec.mungkid,
Kab. Magelang
3. Pekerjaan kepala keluarga :Wiraswata
4. Penddikan kepala keluarga : SMA
5. Komposisi keluarga :

Hubunga
N Jenis Pendidika Imunisas
Nama n dengan Umur Ket
o kelamin n i
kk
1. Tn.S L Kepala 60 SMA
keluarga tahun

2 Ny.S P Mengurus 55 SMA


rumah tahun
tangga

3. Ny.A P Anak 31 Sarjana


kandung tahun

23
4 Tn.M L Menantu 35 Tni AD
tahun
5.. An Z L Cucu 7 SD
tahun

6.Genogram

Keterangan :

: tinggal satu rumah

: perempuan

24
: penderita hipertensi

: laki-laki

6. Tipe keluarga
Tipe keluarga Tn.S adalah keluarga inti (Nuclear Family), Tn.
Smengatakan “saya tinggal bersama istri dan anak perempuanya
beserta suaminya.
7. Suku bangsa
Tn. S adalah suku jawa dan istrinya adalah suku jawa. . Kebiasaan
keluarga apabila ada anggota keluarga yang sakit akan
beroabtkefasilitas kesehatan seperti puskesmas atau membeli obat
ke apotek.
8. Agama
Semua anggota keluarga Tn.S menganut agama islam. Semua
aktivitas agama yang dilakukan sesuai dengan ajaran dalam
agamanya.
9. Status sosial ekonomi keluarga

N
Nama Pekerjaan Pendapatan/bulan Peneluaran Ket
o
1 Tn.S Wiraswata ±3.800.000 ±3.800.000 Kurang
(pendapatan Tn.A – pengeluaran Tn.A) = 0
Sisa pendapatan keluarga = 0
10. Aktivitas rekreasi keluarga
Tn. S mengatakan tidak memiliki aktivitas rutin untuk rekreasi
ataupun jalan-jalan keluarga keluar kota. Biasanya Tn.S dan
keluarga hanya menghabisnya waktu libur untuk menonton televisi

25
dan bercerita dengan keluarganya. Saat berpergian bila saat
mengunjungi keluarga istri dan itu hanya sesekali saja.

B. RIWAYAT TAHAP PERKEMABNGAN KELUARGA


1. Tahap perkembangan keluarga saat ini
Keluarga Tn.S berapa pada tahap perkembangandengan anak
dewasa (12-20 tahun).

2. Tahap perkembangan yang belum terpenuhi


Tidak ditemukan tahap perkembangan yang belum terpenuhi
karena Tn.A dan Ny.U sudah melakukan tugasnya sebagai oaring
tua dengan baik untuk memberikan perhatian lebih dan bersama-
sama mendiskusiakan mengenai sekolah kedua anaknya tersebut.
3. Riwayat keluarga inti
Hanya Tn.A yang memiliki riwayat hipertensi
4. Riwayat keluarga sebelumnya
Riwayat prang tua baik dari pihak kelaurga istri ataupun pihak
suami tidak memiliki riwayat hipertensi atau kebiasaan pemabuk
atau penjudi.

C. DATA LINGKUNGAN
1. Karakteristik Rumah
a. Luas pekarangan :
b. Type rumah : Permanen
c. Atap rumah : Genteng
d. Kepemilikan : Milik Tn.A

26
e. Kamar mandi/WC : Dua kamar mandi gabung
dengan WC
f. Kebersihan lingkungan : Bersih
g. Ventilasi/jendela : Ada jendela, tidak tertutup
h. Sirkulasi : Semua jendela terbuka
i. Sumber air minum : Sumur
j. Pencahayaan : Memakai lampu
k. Lantai : Kramik
l. Pembuangan rumah : Dibakar
m. Septic tank kamar mandi : Ada dilahan belakang

2. Denah rumah

C D E

F G H

Keterangan :

A. Ruang tamu

27
B. Kamar (2)
C. Musholah
D. Kamar (3)
E. Kamar mandi
F. Kamar (1)
G. Ruang keluarga
H. Dapur

28

Anda mungkin juga menyukai