2
Setelah mempelajari kegiatan belajar 2, anda diharapkan dapat memahami tentang aspek
produksi
1. Aspek produksi
I.
sumber-sumber (tenaga kerja, mesin, bahan dan dana) yang ada diubah untuk memperoleh
suatu hasil. Produksi adalah kegiatan untuk menciptakan atau menambah kegunaan barang
Proses juga diartikan sebagai cara, metode ataupun teknik bagaimana produksi itu
(Utility) suatu barang dan jasa. Menurut Ahyari (2002) proses produksi adalah suatu cara,
metode ataupun teknik menambah keguanaan suatu barang dan jasa dengan menggunakan
Melihat kedua definisi di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa proses produksi
merupakan kegiatan untuk menciptakan atau menambah kegunaan suatu barang atau jasa
dengan menggunakan faktor-faktor yang ada seperti tenaga kerja, mesin, bahan baku dan
Jenis-jenis proses produksi ada berbagai macam bila ditinjau dari berbagai segi. Proses
produksi dilihat dari wujudnya terbagi menjadi proses kimiawi, proses perubahan bentuk,
proses assembling, proses transportasi dan proses penciptaan jasa-jasa adminstrasi (Ahyari,
2002). Proses produksi dilihat dari arus atau flow bahan mentah sampai menjadi produk akhir,
terbagi menjadi dua yaitu proses produksi terus-menerus (Continous processes) dan proses
terdapat urutan-urutan yang pasti sejak dari bahan mentah sampai proses produksi akhir.
Proses produksi terputus-putus apabila tidak terdapat urutan atau pola yang pasti dari bahan
baku sampai dengan menjadi produk akhir atau urutan selalu berubah (Ahyari, 2002).
Penentuan tipe produksi didasarkan pada faktor-faktor seperti: (1) volume atau jumlah
produk yang akan dihasilkan, (2) kualitas produk yang diisyaratkan, (3) peralatan yang
faktor tersebut ditetapkan tipe proses produksi yang paling cocok untuk setiap situasi
produksi. Macam tipe proses produksi dari berbagai industri dapat dibedakan sebagai berikut
(Yamit, 2002):
Proses produksi terus-menerus adalah proses produksi barang atas dasar aliran produk
dari satu operasi ke operasi berikutnya tanpa penumpukan disuatu titik dalam proses. Pada
umumnya industri yang cocok dengan tipe ini adalah yang memiliki karakteristik yaitu output
direncanakan dalam jumlah besar, variasi atau jenis produk yang dihasilkan rendah dan
Produk diproses dalam kumpulan produk bukan atas dasar aliran terus-menerus dalam
proses produk ini. Perusahaan yang menggunakan tipe ini biasanya terdapat sekumpulan atau
lebih komponen yang akan diproses atau menunggu untuk diproses, sehingga lebih banyak
Proses produksi ini merupakan penggabungan dari proses produksi terus-menerus dan
persediaan fisik banyak melibatkan investasi rupiah terbesar. Menurut Handoko (2000), bila
penyimpanan yang berlebihan, dan mungkin mempunyai “Opportunity Cost” (dana dapat
ditanamkan dalam investasi yang lebih menguntungkan”. Sebaliknya, bila perusahaan tidak
bahan.
Istilah persediaan (Inventory) adalah suatu istilah umum yang menunjukkan segala
permintaan. Permintaan akan sumberdaya internal ataupun eksternal ini meliputi persediaan
bahan mentah, barang dalam proses, barang jadi atau produk akhir, bahan-bahan pembantu
atau pelengkap dan komponen-komponen lain yang menjadi bagian keluaran produk
perusahaan.
b) Fungsi Decoupling
Fungsi persediaan ini operasi-operasi perusahaan secara internal dan ekstrenal sehingga
perusahaan dapat memenuhi permintaan langanan tanpa tergantung pada supplier. Persediaan
barang jadi diperlukan untuk memenuhi permintaan produk yang tidak pasti dari langganan.
Persediaan yang diadakan untuk menghadapi fluktuasi permintaan yang tidak dapat
Persediaan berfungsi untuk mengurangi biaya-biaya per unit saat produksi dan membeli
penghematan (potongan pembelian, biaya pengangkutan lebih murah dan sebagainya) karena
perusahaan melakukan pembelian dalam kuantitas yang lebih besar, dibandingkan dengan
biaya-biaya yang timbul karena besarnya persediaan (biaya sewa gudang, investasi, resiko
kerusakan).
d) Fungsi Antisipasi
ketidakpastian jangka waktu pengiriman dan permintaan akan barang-barang. Persediaan ini
cara pengelolaannya juga berbeda. Menurut jenisnya, persediaan dapat dibedakan atas
(Handoko, 2002):
atau dibeli dari para Supplier atau dibuat sendiri oleh perusahaan untuk
barang yang merupakan keluaran dari tiap-tiap bagian dalam proses produksi
atau yang telah diolah menjadi suatu bentuk, tetapi masih perlu diproses lebih
barang yang diperlukan dalam proses produksi, tetapi tidak merupakan bagian
telah selesai diproses atau diolah dalam bentuk produk dan siap untuk dijual
1) Peranan Persediaan
untuk:
dibutuhkan perusahaan.
menggabungkan antara operasi yang berurutan dalam pembuatan suatu barang dan
perusahaan untuk melaksanakan operasi produksi, karena faktor waktu antara operasi itu
tingkat persediaan produk jadi. Tujuan adanya persediaan produk jadi adalah untuk meredam
produk jadi di pasaran sebagai akibat permintaan yang disimpan perusahaan. Oleh karena itu
tingkat persediaan produk jadi yang ditetapkan manajemen perusahaan memegang peran yang
sangat penting dalam menjaga kestabilan pemasokan produk ke pelanggan (Kusuma, 1999).
Fluktuasi permintaan dapat dipenuhi dengan persediaan barang yang diproduksi pada
saat sepi, dan persediaan tersebut digunakan pada saat permintaan ramai. Biaya persediaan
mencakup asuransi, beban bunga, kerusakan, serta pajak. Akumulai persediaan dan produksi
yang tidak memenuhi permintaan, akan menyebabkan biaya sebagai akibat pembatalan
Tingkat produksi optimal atau Economic Production Quantity (EPQ) adalah sejumlah
produksi tertentu yang dihasilkan dengan meminimumkan total biaya persediaan (Yamit,
2002). Metode EPQ dapat dicapai apabila besarnya biaya persiapan (set up cost) dan biaya
penyimpanan (carrying cost) yang dikeluarkan jumlahnya minimun. Artinya, tingkat produksi
optimal akan memberikan total biaya persediaan atau total inventori cost (TIC) minimum.
produk jadi. Metode ini juga mempertimbangkan jumlah persiapan produksi yang
berikut:
permintaan.
Persediaan produk dalam suatu perusahaan berkaitan dengan volume produksi dan
volume produksi dengan disesuaikan besarnya permintaan pasar agar jumlah persediaan pada
tingkat biaya minimal. Menurut Yamit (2002), permasalahan itu dapat diselesaikan dengan
untuk menentukan besarnya volume produksi yang optimal, dalam artian cukup untuk
biaya variabel saja. Biaya variabel dalam persediaan pada prinsipnya dapat digolongkan
sebagai berikut:
jumlah persiapan proses produksi yang disebut biaya persiapan produksi (set-up
cost).
Menurut Handoko (2002), biaya persiapan produksi merupakan biaya yang harus
dikeluarkan sebelum produksi berlangsung. Biaya ini timbul karena perusahaan memproduksi
sendiri bahan baku yang akan digunakan. Biaya ini terdiri dari : (1) biaya mesin-mesin
menganggur, (2) biaya persiapan tenaga kerja langsung, (3) biaya scheduling, (4) biaya
Biaya penyimpanan terdiri atas biaya yang-biaya yang bervariasi secara langsung
dengan kuantitas persediaan. Biaya penyimpanan per periode akan semakin besar apabila
rata-rata persediaan semakin tinggi. Biaya yang termasuk sebagai biaya penyimpanan
diantaranya :
3. Biaya keusangan
Kedua jenis biaya tersebut mempunyai hubungan dengan tingkat persediaan. Biaya
berbanding lurus dengan tingkat persediaan (Siagian, 1997). Semakin banyak biaya yang
dikeluarkan untuk persiapan produksi, tingkat persediaan semakin kecil dan sebaliknya. Bila
biaya penyimpanan semakin besar, tingkat persediaan semakin besar atau sebaliknya.
1. Proses produksi langsung yaitu proses produksi yang meliputi produksi primer yaitu
produksi alam langsung, misalkan perikanan, pertambangan, dan sebagainya.
Produksi sekunder yaitu proses produksi yang memberikan nilai lebih dari barang
yang memberikan nilai lebih dari barang yang sudah ada, misalkan kayu untuk
membangun rumah, jembatan, dan sebagainya.
2. Produksi tidak langsung, yaitu proses produksi yang hanya memberikan hasil dari
keahlian atau produk dalam bentuk jasa, misalkan kesehatan oleh dokter, perbaikan
mesin kendaraan oleh montir dan sebagainya.
Sifat proses produksi
1. Proses ekstraktif yaitu proses produksi dengan mengambil langsung dari alam.
2. Proses analitik yaitu proses produksi yang berupa kegiatan memisahkan suatu barang
menjadi bermacam-macam barang yang hampir menyerupai bentuk aslinya.
3. Proses fabrikasi, yaitu proses mengubah suatu bahan menjadi beberapa bentuk produk
baru.
4. Proses sintetik, yaitu proses mengkombinasikan beberapa bahan ke dalam suatu
bentuk produk, proses ini sering disebut dengan proses perakitan.
Alfatiyah, R., Sunardi, 2011, Perbaikan Di Lantai Produksi Dengan Sistem Lean
Tersedia: http://www.unpam.ac.id/jurnal-akademik/doc_download/31-
jurnal-rini-alfatiyah-a-sunardi.html.
Indonesia.
Management, Analysis, Design, (2nd ed.) John Wiley & Sons: Singapore.
Biegel, J. E. 1980, Production Control, Prentice Hall of India, New Delhi.
Delhi.
Hasibuan, M., S.P., 2003, Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi
Aksara.
Graha Ilmu.
Putri, D., 2014, Analisis Line Balancing Dan Perencanaan Ulang Tata Letak
Kendaraan Roda Empat (Studi Kasus: Spion Jenis D01N Di PT. Astra
Universitas Hasanuddin.
Teknologi Bandung.
Wignjosoebroto, S., 2009, Tata Letak Pabrik dan Pemindahan Bahan. Surabaya: