Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA An.Rd


DENGAN OSREOSARKOMA

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Praktik Profesi


Keperawatan Dasar Profesi oleh Ns. Florentina Dian Maharina, M. Kep

LODIA MARLIN KILIKILY


30190120007

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SANTO BORROMEUS
PADALARANG
2020

i
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat TUHAN YANG


MAHA ESA, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya jualah sehingga penulis
dapat menyeesaikan makalah ini yang berjudul “Asuhan Keperawatan
Osteosarkoma” dan tak lupa pula lantunkan salam dan TUHAN YANG MAHA
ESA yang telah memberikan kita alam gelap kealam yang terang benderang
seperti sekarang ini.  
Penulis menyadari bahwa masih terdapat banyak kesalahan pada makalah
ini. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang bersifat
membangun demi kesempurnaan di masa yang akan datang. Semoga makalah ini
bermanfaat bagi penulis dan teman-teman khususnya pada pembaca.

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...............................................................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................................................1
C. Tujuan............................................................................................................1
D. Manfaat..........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi Osteosarkoma...................................................................................3
B. Etiologi...........................................................................................................3
C. Klasifikasi......................................................................................................3
D. Manifestasi Klinis..........................................................................................6
E. Patofisiologi...................................................................................................6
BAB III LAPORAN KASUS
A. PENGKAJIAN.............................................................................................7
1. Data Demografi..................................................................................7
2. Riwayat Kesehatan.............................................................................8
3. Hasil Pemeriksaan Fisik.....................................................................12
4. Data Psiko Spiritual...........................................................................16
5. Data Penunjang..................................................................................17
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN ................................................................19
C. RENCANA KEPERAWATAN...................................................................20
BAB IV PENUTUP..................................................................................................21
DAFTARPUSTAKA................................................................................................24

iii
iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Osteosarkoma (sarkoma osteogenik) adalah tumor tulang ganas,
yang biasanya berhubungan dengan periode kecepatan pertumbhan pada
masa remaja.Osteosarkoma merupakan tumor ganas yang paling sering
ditemukan pada anak-anak. Kanker tulang (osteosarkoma) lebih sering
menyerang kelompok usia 15-25 tahun ( pada usia pertumbuhan). Rata-
rata penyakit ini terdiagnosis pada umur 15 tahun.  Angka kejadian pada
anak laki-laki dan anak perempuan adalah sama, tetepi pada akhir masa
remaja penyakit ini lebih banyak ditemukan pada anak laki-laki.
Osteosarkoma cendrung tumbuh pada bagian ujung tulang panjang,
terutama lutut, seperti pada tulang paha ( ujung bawah), tulang lengan atas
(ujung atas) dan tulang kering (ujung atas). 
Ujung tulang- tulang tersebut merupakan daerah dimana terjadi
perubahan dan kesepatan pertumbuhan terbesar.meskipun demikian,
osteosarkoma juga bisa tumbuh dibagian tulang lainya. Sampai sekarang
penyebab pasti belum  diketahui
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa definisiOsteosarkoma ?
2. Bagaimana etiologi Osteosarkoma ?
3. Apa klasifikasi Osteosarkoma ?
4. Bagaimana Patofisiologi Osteosarkoma ?
5. Bagaimana Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan
Osteosarkoma ?
C. TUJUAN
1. Mengetahui dan memahami defenisi osteosarkoma
2. Mengetahui dan memahami etiologi osteosarkoma

1
3. Mengetahui dan memahami klasifikasi osteosarkoma
4. Mengetahui dan memahami manifestasi klinis osteosarkoma
5. Mengetahui dan memahami patofisiologis osteosarkoma
6. Mengetahui dan memahami asuhan Keperawatan pada Pasien
dengan Osteosarkoma
D. MANFAAT
1. Mengetahui defenisi osteosarkoma
2. Mengetahui etiologi osteosarkoma
3. Mengetahui manifestasi klinis osteosarkoma
4. Mengetahui patofisiologis osteosarkoma
5. Mengetahui Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan
Osteosarkoma

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Osteosarkoma
Osteosarkoma (sarkoma osteogenik) adalah tumor tulang
ganas, yang biasanya berhubungan dengan periode kecepatan
pertumbhan pada masa remaja.Osteosarkoma merupakan tumor ganas
yang paling sering ditemukan pada anak-anak.Rata-rata penyakit ini
terdiagnosis pada umur 15 tahun.  Angka kejadian pada anak laki-laki
dan anak perempuan adalah sama, tetepi pada akhir masa remaja
penyakit ini lebih banyak ditemukan pada anak laki-laki. ( Saferi
Wijaya, Meriza Putri 2013).
B. Etiologi
Etiologi dari osteosarkoma adalah :
1. Radiasi sinar radio aktif dosis tinggi
2. Keturunan ( genetik )
3. Beberapa kondisi tulang yang ada sebelumnya yang disebabkan
oleh penyakit.
4. Pertumbuhan tulang yang terlalu cepat.
5. Sering mengkonsumsi zat-zat toksik seperti : makanan dengan
zat pengawet, merokok dan lain-lain.
C. Klasifikasi
Klasifikasi menurut kemampuan infiltrasinya Osteosarkoma dapat
diklasifikasikan sebagi berikut :
1.    Local osteosarcoma
Kanker sel belum tersebar di luar tulang atau dekat jaringan di
mana kanker berasal.
2.    Metastatic osteosarcoma
Kanker sel telah menyebar dari tulang yang kanker berasal, ke
bagian tubuh yang lain. Kanker yang paling sering menyebar ke paru-
paru. Mungkin juga menyebar ke tulang lain. Tentang satu dari lima

3
pasien dengan osteosarkoma dengan kanker yang telah metastasized
pada saat itu dapat terdiagnosa. Dalam multifocal osteosarkoma, tumor
muncul dalam 2 atau lebih tulang, tetapi belum menyebar ke paru-
paru.
3.    Berulang
Penyakit berulang berarti kanker telah datang kembali (recurred)
setelah itu telah dirawat. Hal itu dapat datang kembali dalam jaringan
dimana pertama kali atau mungkin datang kembali di bagian lain dari
tubuh. Osteosarkoma paling sering terjadi dalam paru-paru. Ketika
osteosarkoma ditemukan, biasanya dalam waktu 2 sampai 3 tahun
setelah perawatan selesai. Nanti kambuh lagi adalah mungkin terjadi,
tetapi langka.
Sedangkan klasifikasi menurut sifatnya Osteosarkoma dapat
diklasifikasikan sebagi berikut :
1.    Osteokondroma 
Osteokondroma (eksostosis Osteokartilagionous) merupakan
tumor tulang jinak yang paling sering ditemukan. Biasanya menyerang
usia 10 – 20 tahun. Tumor ini tumbuh pada permukaan tulang sebgai
benjolan yang keras. Penderita dapat memiliki satu atau beberapa
benjolan. 10% dari penderita yang memiliki beberapa osteokondroma,
tetapi penderita yang hanya memiliki satu osteokondroma, tidak akan
menderita kondrosarkoma. 
2.    Kondroma Jinak 
Kondroma jinak biasanya terjadi pada usia 10 – 30 tahun, timbul di
bagian tengah tulang. Beberapa jenis kondroma menyebabkan nyeri.
Jika tdak menimbulkan nyeri, tidak perlu diangkat atau diobati. Untuk
memantau perkembangannya, dilakukan foto rontgen. Jika tumor tidak
dapat di diagnosis melalui foto rontren atau jika menyebabkan nyeri,
mungkin perlu dilakukan biopsy untuk menentukan apakah tumor
tersebut bias berkembang menjadi kanker atau tidak.

4
3.    Kondroblastoma 
Kondroblastoma merupakan tumor yang jarang terjadi, yang
tumbuh pada ujung tulang.biasanya timbul pada usia 10 -20 tahun.
Tumor ini dapat menimbulkan nyeri, yang merupakan petunjuk adanya
penyakit ini. Pengobatan terdiri dari pengangkatan melalui
pembedahan ; kadang setelah dilakukan pembedahan, tumor bisa
tumbuh kembali.
4.    Fibroma Kondromiksoid
Fibroma kondromiksoid merupakan tumor yang sangat jarang,
yang terjadi pada usia kurang dari 30 tahun. Nyeri merupakan gejala
yang biasa dikeluhkan. Tumor ini akan memberikan gambaran yang
khas pada foto rontgen. Pengobatannya adalah pengangkatan melalui
pembedahan. 
5.    Osteoid Osteoma
Osteoid Osteoma adalah tumor yang sangat kecil, yang biasanya
tumbuh di lengan atau tungkai, tetapi dapat terjadi pada semua tulang.
Biasanya akan menimbulkan nyeri yang memburuk pada malam hari
dan berkurang dengan pemberian aspirin dosis rendah. Kadang otot
disekitar tumor akan mengecil ( atrofi) dan keadaan ini akan membaik
setelah tumor diangkat. Scaning tulang menggunakan pelacak
radioaktif bias membantu menentukan lokasi yang tepatdari tumor
tersebut. Kadang-kadang tumor sulit ditentukan lokasinya dan perlu
dilakukan pemeriksaan tambahan seperti CT-scan dan foto rontgen
dengan tehnik yang khusus. Pengangkatan tumor melalui pembedahan
merupakan satu-satunya cara untuk mengurangi nyeri secara
permanen. Bila penderita enggan menjalani pembedahan, untuk
mengurangi nyri bias diberikan aspirin.
6.   Tumor sel raksasa
Tumor sel raksasa biasanya terjadi pada usia 20 dan 30 tahun. Tumor
ini umumnya tumbuh di ujung tulang dan dapat meluas ke jaringan
disekitarnya. Biasanya menimbulkan nyeri. Pengobatan tergantung

5
dari ukuran tumor. Tumor dapat diangkat melalui pembedahan dan
lubang yang terbentuk bisa diisi dengan cangkokan tulang atau semen
tulang buatan agar struktur tulang tetap terjaga. Pada tumor yang
sangat luas kadang perlu dilakukan pengangkatan satu segmentulang
yang terkena. Sekitar 10% tumor akan muncul kembali setelah
pembedahan. Walaupun jarang, tumor ini biasa tumbuh menjadi
kanker.

D. Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis dari osteosarkoma adalah :
1. Nyeri dan pembengkakan ekstremitas yang terkena (biasanya
menjadi semakin parah pada malam hari dan meningkat sesuai
dengan progresivitas penyakit)
2. Pembengkakan pada atau di atas tulang atau persendian serta
pergerakan yang terbatas
3. Teraba massa tulang dan peningkatan suhu kulit di atas massa
serta adanya pelebaran vena
4.  Gejala-gejala penyakit metastatik meliputi nyeri dada, batuk,
demam, berat badan menurun dan malaise.
E. Patofisiologi
Keganasan sel pada mulanya berawal pada sumsum tulang (myeloma)
dari jaringan sel tulang (sarcoma) sel-sel tulang akan berada pada
nodul-nodul limfe, hati dan ginjal sehingga dapat mengakibatkan
adanya pengaruh aktifitas hematopeotik sum-sum tulang yang cepat
pada tulang sehingga sel-sel plasma yang belum matang/tidak matang
akan terus membelah terjadi penambahan jumlah sel yang tidak
terkontrol lagi

6
BAB III

LAPORAN KASUS
Asuhan Keperawatan Pada Anak Rd

Anak Rd laki-laki, usia 13 tahun, telah didiagnosis Osteosarkoma stadium


III sejak September 2019, dan sebelumnya telah menjalani kemoterapi siklus I.
Kemudian pasien masuk IGD RS X dengan keluhan perdarahan dari lubang
hidung atau mimisan, disertai demam naik turun muntah dan diare. Saat masuk
ruang non infeksi hasil pemeriksaan fisik kesadaran kompos mentis, tekanan
darah 100/70 mmHg, Nadi 110 x/menit, suhu 39,6C, respirasi 26x/menit, berat
badan 31 kg, tinggi badan 138cm (kesan status gizi baik), lingkar lengan atas 18
cm, terdapat nyeri tekan epigastrik, dan nyeri pada benjolan pada siku tangan kiri
skala 4, nyeri seperti ditusuk-tusuk, nyeri hilang timbul, benjolan dengan
konsistensi keras berdiameter 12 cm, permukaan eritema dan terdapat krusta
diatasnya, pasien merasa sedih dengan tangannya yang mengalami kanker, serta
sakit ketika digerakkan.
Hasil pemeriksaan laboratorium Hb 11,1 gr/dl, Ht 31,4%, leukosit
3.220/ul, trombosit 152.000/ul, eritrosit 2,86, hitung jenis leukosit basofil 0,3%,
eosinofil 1,2%, neutrofil 76,3%,4 limfosit 13,1%, monosit 9,1%, PT 16,8 (11,0)
detik, APTT 42,1 (32,2) detik. SGOT 97u/l, SGPT 65 u/L, albumin 2,47 mg/dl,
bilirubin total 4,03mg/dl bilirubin direct 2,26mg/dl, bilirubin indirect 1,77mg/dl,
ureum 26 mg/dl, creatinin 0,50 mg/dl, natrium 123 mEq/L, Kalium 3,2 mEq/L,
clorida 90,3mEq, hasil kultur urin isolate candida tropicalis colony count lebih
dari 100.000 sel ragi, dan infeksi jamur. Terapi transfusi Packed Red Cell (PRC)
dan Trombocyte Concentrate (TC), (farmadol 3x300 mg drip intravena

I. PENGKAJIAN
A. Pengumpulan Data
1. Data Demografi
a. Identitas Pasien :
1) Nama : An Rd
2) Tempat / Tanggal Lahir : Bandung,
3) Umur : 13 Tahun

7
4) Alamat : Jl Karawitan
5) Agama : Islam
6) Status Anak : Kandung, anak ke-1
7) Tanggal Masuk : 14 Mei 2020
8) Tanggal Pengkajian : 15 Mei 2020
9) Diagnosa Medik : Osteosarkoma stadium III
10) Dokter : dr Y
b. Identitas Orangtua :
 Nama Ayah : Tn M
 Umur : 33 th
 Pekerjaan : Kary Swasta
 Alamat : Jl Karawitan
 Nama Ibu : Ny M
 Umur : 30 th
 Pendidikan : SMA
 Pekerjaan : IRT
 Alamat : Jl Karawitan
2. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat kesehatan sekarang/saat ini
1) Alasan masuk ke RS (kronologis kejadian sakit)
 Ibu anak mengatakan sejak September 2019 anak sudah
mengalami sakit, dan sebelumnya telah menjalani kemoterapi
siklus I. Kemudian pasien masuk IGD RS X dengan keluhan
perdarahan dari lubang hidung atau mimisan, disertai demam
naik turun, muntah dan diare.
2) Keluhan utama
 Ibu anak mengatakan anak mengeluh perdarahan dari
lubang hidung atau mimisan, disertai demam naik turun,
muntah dan diare.

8
3) Riwayat kesehatan saat ini PQRST
 Ibu anak mengatakan anak mengeluh nyeri pas tekan
epigastrik, dan ada nyeri pada benjolan disiku tangan kiri skala
4, nyeri seperti ditusuk-tusuk, nyeri hilang timbul, benjolan
dengan konsistensi keras berdiameter 12cm, permukaan
eritema dan terdapat krusta diatasnya, pasien merasa sedih
dengan tangannya yang mengalami kanker, serta sakit ketika
digerakkan.
4) Keluhan tambahan
 Tidak ada
b. Riwayat Kesehatan Masa Lalu :
 Anak pernah dirawat di RS karena menjalani kemoterapi siklus I.
1) Penyakit yang pernah dialami : Osteosarkoma stadium III
2) Bila anak sakit dibawa ke : Rumah sakit
3) Adakah dokter anak keluarga :Tidak ada
4) Pernah dirawat di RS? : Pernah
5) Pernah mengalami cedera : tidak pernah
6) Riwayat transfusi : tidak pernah

c. Riwayat Kesehatan Prenatal, Intranatal, Postnatal


1) Prenatal
a) Status kehamilan : tidak ada
b) Umur kehamilan saat anak dilahirkan : tidak ada
c) Pemeriksaan kehamilan di RS secara teratur
 Imunisasi TT : Ya
d) Masalah selama ibu hamil : tidak ada
e) Obat-obatan yang diminum selama ibu hamil : tidak ada
2) Riwayat kelahiran : Intranatal & Posnatal
a) Jenis persalinan : tidak ada
b) Tempat : tidak ada
c) Obat/ infus yang diberi selama intrana: tidak ada

9
d) Kesulitan/ komplikasi persalinan : tidak ada
e) Keadaan bayi sesudah lahir : BBL : tidak ada
f) Apgar score : tidak ada
 Kesulitan sesudah kelahiran : tidak ada
 Tindakan yang pernah didapatkan : tidak ada
 Kelainan bawaan : tidak ada
d. Riwayat Imunisasi
1) Imunisasi yang sdah didapatkan : BCG, MMR, POLIO I, II,
Hep B I, II, DPT I, II Campak.
2) Imunisasi lanjutan : tidak ada
3) Imunisasi anjuran : tidak ada
e. Riwayat nutrisi/ Gizi atau diet : tidak ada
f. Riwayat tumbuh kembang
 Deteksi perkembangan saat ini ( DDST)
1) Perkembangan motorik kasar : Anak sudah mampu berjalan
dan berlari.
2) Perkembangan motorik halus : anak sudah mampu
menggambar dan mewarnai.
3) Perkembangan bahasa : Anak sudah mampu berkomunikasi
seperti menjawab pertanyaan sederhana.
4) Perkembangan personal sosial : Anak dekat dengan orangtua
dan mau berkenalan dengan orang lain
g. Pola akitivitas sehari-hari
1) Istirahat dan tidur : siang 3 jam malam 7-8 jam
2) Gangguan tidur : Nyeri
3) Bermain : gadget game mobile legend lama 1-2 jam/hari
4) Teman bermain : keluarga/sepupu
5) Sarana bermain : gadget
6) Rekreasi yang sering dilakukan : jalan-jalan bersama keluarga

10
h. Pola elimiasi
 Eliminasi urine : tidak ada
 Eliminasi feses : tidak ada
i. Riwayat kesehatan keluarga
1) Gangguan kesehatan yang berhubungan dengan sakitnya anak:
tidak ada
2) Gangguan kesehatan lain yang resiko untuk anak : tidak ada
3) Genogram (-)

j. Penilaian nyeri menggunakan “FLACC SCALE”

 Kategori  Flacc Scoring


 0  1  2  S
core
 Face  Tida  Mering  Dahi  1
k ada is berkerut dagu
ekspresi sesekali/keruta gementar dan
tertentu atau n dahi, rahang
senyuman muram, tidak dikatupkan
tertarik berulang-ulang
 Legs  Posis  Gelisa  Menend  1
(kaki) i normal/ h, tegang, ang-nendang/
relaksasi resah kaki ke atas


 Activity  Berb  Mengg  Meneku  0
(Aktivitas) aring dengan eliat, maju, k, kaku/
tenang, mundur, menghentak-
posisi tegang hentak
normal,
bergerak
dengan
 Mud
ah
 Cry  Tida  Meren  Menang  1
(Tangisan) k ada gek/ is terus
tangisan mengerang, menerus,

11
sesekali menjerit atau
mengeluh/ menangis
menggerutu tersedu-sedu,
mengeluh terus
menerus
 Consola  Puas,  Diyaki  Sulit  1
bility santai nkan dengan merasa nyaman
(Kemampuan sentuhan dan puas
dihibur) sesekali,
perlukan atau
diajak
berbicara
 Total  .0-3√  4-7  8-10  4
score

3. Hasil pemeriksaan Fisik


a. Keadaan umum
 Keadaan umum tampak sakit berat, anak tampak meringis
kesakitan, nyeri seperti ditusuk-tusuk, nyeri hilang timbul.
b. Tanda-tanda vital
 Tekanan darah : 100/70 mmHg,
 Suhu : 39,6C,
 Nadi : 110 x/menit
 Pernafasan : 26x/menit, teratur, jenis pernafasan
hidung.
c. Berat badan anak sebelum dirawat : 31kg
d. Pemeriksaan fisik
1) Kepala
 Rambut bersih, bentuk kepala bulat, gambaran abnormal
tidak ada, kelainan tidak ada.
2) Mata
 Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, palpabre
tidak oedem, pupil isokor, refleks cahaya kiri & kanan
positif, tidak ada strabismus Nistagmus dan fotofobia.

12
3) Hidung
 Bersih, gerakan cuping hidung, deviasi septum tidak ada,
mukosa hidung kering, tidak ada lesi, secret/lendir tidak ada,
polip tidak ada

4) Mulut
 lidah bersih warnanya merah muda dan tidak ada lesi pada
nodul-nodul, ginggivitis tidak ada, gusi berdarah tidak ada,
tonsil di tengah tidak membengkak, tidak terdapat
labioschizis atau palatoschizis.
5) Leher
 Tidak bengkak, tidak ada kelainan, tidak ada pembesaran
kelenjar limphe.
6) Telinga
 Tidak ada deformitas, bersih,tidak ada keluar eksudat,
membran timpani utuh.
7) Thorax dan pernafasan
 Bentuk dada simetris.
8) Abdomen
 Supel, bentuk abdomen datar.
9) Genitalia
 Lengkap
10) Punggung
 Tidak ada kelainan punggung seperti scoliosis, kiposis,
lordosis dan spina bifida.
11) Ekstremitas
 Tidak ada edema, tidak ada polidaktili syndaktili, clubing
of finger tidak ada.
12) Kulit / kuku

13
 Kulit anak lembab, akral hangat, turgor kulit baik. Tidak
ada tanda dehidrasi. Tidak ada kelainan.
13) Sistem saraf
 Gerakan abnormal : tidak ada
 Koordinasi gerakan dan gaya berjalan bertumpu pada
tumit / ibu jari kaki : mampu
 Pemeriksaan saraf kranial : fungsi-fungsi

Nervus I (Olfactorius)
Anak dapat mencium dan menebak dengan benar bau kayu
putih yang diberikan oleh pemeriksa
Nervus II (Opticus)
fungsi penglihatan baik . Anak dapat membaca papan nama
dengan benar dari jarak kurang lebih 30 cm.
Nervus III (Occulomotor)
Reaksi Pupil isokor 3 mm
Nervus IV (Trochlear)
Bola mata anak dapat bergerak ke atas dan kebawah sesuai
dengan perintah pemeriksa
Nervus V (Trigeminus)
Anak dapat menyebutkan dan merasakan daerah yang
diberikan rangsang oleh kapas
Nervus VI (Abducens)
Bola mata anak dapat bergerak sesuai rotasi sesuai dengan
perintah pemeriksa
Nervus VII (Facial)
Saat diminta tersenyum dan mengenyritkan dahi, semuanya
terlihat simetris
Nervus VIII (Vestibulocochlearis)
Anak dapat mendengarkan dengan baik dan jelas gesekan
kedua jari pemeriksa dan detik jarum jam pemeriksa

14
Nervus IX (Glossofaringeus)
Anak dapat merasakan rasa manis dari teh manis yang
diberikan oleh pemeriksa
Nervus X (Vagus)
Terdapat reflek muntah saat diberikan spatel pada pangkal
lidah dan terdapat reflek menelan yang baik
Nervus XI (Accesorius)
Anak dapat mengangkat bahu secara simetris dan dapat
menahan sedikit tahanan yang diberikan oleh pemeriksa dan
dapat memalingkan wajah ke kiri dan ke kanan
Nervus XII (Hipoglosus)
Anak dapat menjulurkan lidah secara simetris ke samping
kiri, kanan dan atas dan bawah dengan baik
Perkusi
Reflek fisiologis: Tendon biceps ada
Tendon triceps ada
Tendon Achilles ada
Tendon Patella ada
Reflek Patologis: Reflek Babinski (-) Ibu jari
dorsofleksi dan 4 jari kaki lainnya abduksi

14) Pemeriksaan resiko jatuh “humpty dumpty”

PARAMETER KRITERIA NILAI SKOR


< 3 tahun 4
3-7 tahun 3
USIA
7-13 tahun 2
≥ 13 tahun 1 2
Lak-laki 2
Jenis kelamin
Perempuan 1 1
Diagnosis Diagnosis Neurologi 4
Perubahan oksigenasi (diagnosis
respiratorik, dehidrasi, anemia, anoreksia, 3 1
sinkop, pusing, dsb)
Gangguan perilaku/psikiatri 2

15
Diagnosis lainnya 1
Tidak menyadari keterbatasan dirinya 3
Gangguan Kognitif Lupa akan adanya keterbatasan 2
Orientasi baik terhadap diri sendiri 1 1
Riwayat jatuh/bayi diletakan di tempat
Faktor lingkungan 4
tidur dewasa
Pasien menggunakan alat bantu/ bayi
diletakan dalam tempat tidur bayi/ 3
perabotan rumah
Pasien diletakan di tempat tidur 2 2
Area diluar rumah sakit 1
Dalam 24 jam 3
Dalam 48 jam 2
48 jam atau tidak menjalani
Respon terhadap : 1 1
pembedahan/sedasi/anastesi
1. Pembedahan/sed
Penggunaan multiple; sedatif, obat
asi / anastesi
hypnosis, barbiturat, fenotiazin, anti 3
2. Menggunakan
depresan, pencahar, diuretik, narkose
medikamentosa Penggunaan salah satu obat diatas 2
Penggunaan medikasi lainnnya/ tidak ada
1 1
medikasi
Resiko rendah jatuh 7-11
Total 9
Resiko tinggi ≥12

4. Data psikososial spiritual


a. Pola asuh/pengasuhan
1) Pengasuh utama : ayah dan ibu
2) Pengasuh lainnya keluarga
3) Bahasa yang digunakan bahasa Indonesia
b. Data Kognitif
 Anak sudah mampu berfikir dan berhitung
c. Data emosional
 Anak sering menangis dan marah ketika merasa nyeri
perutnya
d. Prestasi di sekolah : baik
e. Respon anak bila sakit/mengalami stres : Anak Gelisah
f. Kebiasaan anak dalam agama : sholat dan berdoa

16
g. Respon keluarga terhadap sakit
 Keluarga, terutama orang tua merasakan cemas namun
tetap percaya dengan perawatan yang akan diberikan.

5. Data penunjang
a. Laboratorium : Tanggal 07-10-2017
 PEMERIKSAAN  HASIL
 Hb  11,1 gr/dl
 Ht  31,4%
 Leukosit  3,220/ul
 Trombosit  152,000/
 Eritrosit ul
 Jenis Leukosit basofil  2,86
Eosinofil  0,3%
Neutrofil  1,2%
Limfosit
Monosit  76,3%,4
PT  13,1%
APTT  9,1%
SGOT  42,1
SGPT
Albumin (32,2) deti 16,8
Bilirubin total (11,0) detik
Bilirubin direct  97u/l,
Bilirubin indirect  65 u/L
Ureum
Ureatinin  2,47
Natrium mg/dl
 Kalium  4,03mg/d
 Clorida l
 2,26mg/d
l,
 1,77mg/d
l
 26 mg/dl
 0,50
mg/dl
 123
mEq/L
 3,2 mEq/
 90,3mEq

17
 Radiologi : Tidak ada
 Terapi (Infus, oral dan parenteral/injeksi)
1) Terapi Infus : Tidak ada
2) Terapi tranfusi : Packed Red Cell (PRC) dan Trombocyte
Concentrate (TC), (farmadol 3x300mg drip intravena
3) Terapi oral : Tidak ada
4) Terapi parenteral/injeksi : Tidak ada
 Nutrisi : lunak
 Mobilisasi : Bedrest.

B. Pengelompokan data

DATA SUBJEKTIF DATA OBJEKTIF


 Anak mengatakan nyeri pada
 Anak tampak merigis kesakitan
benjolan pada siku tangan kiri
 Suhu : 39,6 celcius
 Skala 4/10
Nadi : 110 x/menit
Pernafasan :26 x/menit
 Keadaan umum tampak sakit
berat, anak tampak meringis
kesakitan, nyeri seperti ditusuk-
tusuk, nyeri hilang timbul.
C. Analisa data

DATA ETIOLOGI MASALAH


DS :
 Anak mengatakan kompresi/dekstrusi Nyeri
nyeri pada benjolan jaringan saraf
pada siku tangan kiri ↓
 Skala 4/10 obstruksi atau saraf atau
DO : inflamasi

 Anak tampak merigis

18
serta efek samping
kesakitan
berbagai agen terapi saraf
 Suhu : 39,6 celcius

Nadi : 110 x/menit


Pernafasan :26 x/menit
 Keadaan umum tampak
sakit berat, anak
tampak meringis
kesakitan, nyeri seperti
ditusuk-tusuk, nyeri
hilang timbul.
DS : Klien mengeluh penurunan rentanggerak Hambatan mobilitas
kesulitan dalam melakukan ↓ fisik
aktivitas Anak kurang beraktifitas

DO : Klien merasa sedih
kelemahan otot nyeri
dengan tangannya yang
pada gerakan akibat
mengalami kanker
ekspansi tumor yang
cepat dan penekanan ke
jaringan sekitarnya

II. DIAGNOSA KEPERAWATAN BERDASARKAN PRIORITAS


1. Nyeri berhubungan kompresi/dekstrusi jaringan saraf,obstruksi atau saraf
atau inflamasi, serta efek samping berbagai agen terapi saraf
2. Hambatan mobilitas fisik yang berhubungan dengan penurunan
rentanggerak,kelemahan otot nyeri pada gerakan akibat ekspansi tumor
yang cepatdan penekanan ke jaringan sekitarnya

19
3.

20
III. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

No Tgl Diagnosa Keperawatan Perencanaan

Tujuan Intervensi Rasional


1 15/5/20 Nyeri berhubungan  Klien a. Kajikeluhan a. Informasi
kompresi/dekstrusi mengatakan nyeri,perhatikan memberikan data
jaringan saraf,obstruksi nyeri berkurang lokasi,frekuensi,durasi,inten dasaruntuk
atau saraf atau inflamasi, 1.Klien sitas mengevaluasi
serta efek samping mengatakan nyeri (skala 1-10) dan faktor kebutuhan
berbagai agen terapi saraf berkurang pemberat atau keefektifan
DS : 2.Klien tampak b. Kaji vital sign intervensi
 Anak mengatakan tenang c. Ciptakan lingkungan b. Untuk mengetahui
nyeri pada benjolan 3.Skala nyeri aman dan perubahan padatekanan
pada siku tangan kiri berkurang nyaman darah, nadidan
 Skala 4/10 4.Tanda-tanda vital d. Ajarkan tehnik distraksi pernafasan
DO : normal dan yang berhubunga
relaksasi dengan
 Anak tampak merigis kontrol dan kemampuan penghilang rasa nyeri
kesakitan koping memerlukan
 Suhu : 39,6 celcius e. Berikan analgetic sesuai c. Atur posisi senyaman
indikasi mungkin,
Nadi : 110 x/menit dan kolaborasi dan posisi semi fowler
Pernafasan:26 d. Memberikan
x/menit dukungan relaksasi
dan juga memfokuskan
Keadaan umum tampak ulang
sakit berat, anak tampak perhatian meningkatkan
meringis kesakitan, nyeri rasa
seperti ditusuk-tusuk, kontrol dan kemampuan
nyeri hilang timbul. koping
e. Mengontrol atau
mengurangi nyeri
untuk meningkatkan
istirahat dan
meningkatkan
kerjasama dengan
cara teurapeutik
2 15/5/20 Hambatan mobilitas fisik Ada peningkatan a.kaji kemampuan dalam a. untuk mengetahui
yang berhubungan dengan mobilitas pada mobilisasi kemampuan aktivitas
penurunan rentang klien b. latih pasien dalam b. klien dapat
gerak,kelemahan otot 1).Klien meningkat pemenuhan melakukan ADL secara
nyeri pada gerakan akibat dalam aktivitas kebutuhan ADL secara mandiri sesuai
ekspansi tumor yang fisik mandiri sesuai kemampuan kemampuan
cepat dan penekanan ke 2).Mengerti tujuan c. dampingi dan bantu c. agar tidak terjadi
jaringan sekitarnya dari peningkatan pasien saat mobilisasi dan cidera
DS : Klien mengeluh mobilitas bantu pemenuhi kebutuhan d. untuk mempermudah
kesulitan dalam ADL klien mobilisasi
melakukan aktivitas d. berikan alat bantu jika e. untuk mencegah agar
DO : Klien merasa sedih klien meminta bantuan tidak terjadi lesi
dengan tangannya yang e. ajarkan pasien bagaimana
mengalami kanker merubah
posisi dan berikan bantuan
jika diperlukan

20
21
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Osteosarkoma (sarkoma osteogenik) adalah tumor tulang ganas,
yang biasanya berhubungan dengan periode kecepatan pertumbuhan
pada masa remaja.Osteosarkoma merupakan tumor ganas yang paling
sering ditemukan pada anak-anak.Rata-rata penyakit ini terdiagnosis
pada umur 15 tahun.  Angka kejadian pada anak laki-laki dan anak
perempuan adalah sama, tetepi pada akhir masa remaja penyakit ini
lebih banyak ditemukan pada anak laki-laki.
Penyebab yang pasti tidak diketahui .bukti- bukti mendukung
bahwa osteosarkoma merupakan penyakit yang diturunkan. Untuk
kanker tulang sekunder merupakan metastase dari kanker primer
diorgan lain, misalnya pada payudara paru, prostat, ginjal dll.
Pasien dengan tumor tulang datang dengan masalah yang
berhubungan dengan tumor tulang yang sangat bervariasi. Dapat tanpa
gejala atau dapat juga nyeri ( ringan dan kadang-kadang sampai
konstan dan berat). Kecacatan yang berfariasi, dan pada suatu saat
adanya pertumbuhan tulang yang jelas. Kehilangan berat badan,
malise, demam dapat terjadi. Tumor kadang baru terdiagnosis saat
terjadinya patah tulang patologik.
Bila terjadi kompresi korda spinalis, dapat berkembang lambat atau
cepat. Deficit neurologik ( misalnya : nyeri progresif,
kelemahanerjadinya patah tulang patologik.
Bila terjadi kompresi korda spinalis, dapat berkembang lambat atau
cepat. Deficit neurologik ( misalnya : nyeri progresif, kelemahan,
parestesia, paraplegia, retensia urine)., parestesia, paraplegia, retensia
urine).  Harus diidentifikasi awal dan ditangani dengan laminektomi
dekompresi untuk mencegah cedera korda spinalis permanent.

22
B. Saran
Dengan dibuatnya makalah Asuhan Keperawatan Osteosarkoma
ini, diharapkan nantinya akan memberikan manfaat bagi para pembaca
terutama pemahaman yang berhubungan dengan bagaimana
melakukan sebuah proses asuhan keperawatan pada pasien yang
mengalami kanker tulang.
Namun penulis juga menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu saran maupun kritik yang bersifat
membangun sangat kami harapkan demi kesempurnaan penulisan
makalah ini, dengan demikian penulisan makalah ini bisa bermanfaat
bagi penulis atau pihak lainyang membutuhkannya.

23
DAFTAR PUSTAKA

Wijaya Andra Saferi, Putri Yessie Mariza, 2013. Keperawatan Medikal Bedah 2

(Keperawatan Dewasa). Yokyakarta: Nuha Medika

Wilkinson Judith M, 2007. Buku saku Diagnosa Keperawatan. Jakarta: EGC

Nurarif Amin Huda,  Kusuma Hardhi,2013. Panduan penyusunan asuhan

keperawatan profesional. Jakarta: EGC

Pearce.C Evelyn, 2009. Anatomi dan fisiologi untuk paramedis. Jakarta:

Gramedia

Muttaqin, Arif. 2008. Buku Ajar Asuhan keperawatan Klien Gangguan Sistem

Muskuloskeletal. Jakarta : Penerbit buku kedokteran EGC

http://www.scribd.com/doc/128144121/Patofis-Osteosarcoma

http://www.scribd.com/doc/49448400/PATOFISIOLOGI-OSTEOSARCOMA

wordpress.com/2010/02/27/asuhan-keperawatan

osteosarkoma/http://alam414m.blogspot.com/2011/06/asuhan-

keperawatan-askep-osteosarcoma.html

http://agusnadianus.blogspot.com/2012/05/askep-osteosarkoma-agus-nadianus-s-

kep.html

24

Anda mungkin juga menyukai