Zat warna reaktif panas merupakan zat warna reakrif yang mempunyai
kereaktifan rendah, dicelup pada suhu tingi. Misalnya Procion H, Cibacron
dengan sistem reaktif monokloro triazin, remazol dengan sistem reaktif vinil
sulfon.
Beberapa contoh zat warna reaktif panas antara lain Procion H, Drimarene
X, Sumifik, Remazol, Sumifik Supra dan Drimarene Cl. Zat warna Procion H
dan Drimarene X yang masing-masing mempunyai sistem reaktif triazin dan
pirimidin termasuk zat warna reaktif yang bereaksi dengan serat melalui
mekanisme substitusi nukleofilik (SN)2.
Gambar reaksi fiksasi dan hidrolisis zat warna reaktif vinil sulfon
Zat warna tersebut umumnya dijual dalam bentuk sulfato etil sulfon yang
tidak reaktif dan bari berubah menjadi vinil sulfon yang reaktif setelah
penambahan alkali. Berbeda dengan jenis triazin atau pirimidin, reaksi fiksasi
dan hidrolisi zat warna jenis vinil sulfon dapat balik.
Bila dilihat dari reaksinya, zat warna ini relatif tahan terhadap alkali
namun tidak tahan asam. Sedangkan zat warna reaktif dengan sistem reaktif
pirimidin dan triazin kurang tahan alkali namun lebih tahan asam.
2.4 Pencapan Rintang
Pencapan rintang adalah proses pencapan dengan menggunakan suatu zat
perintang, baik yang bersifat rintang mekanik maupun rintang kimia, sehingga
apabila kemudian dicelup atau dicap tumpang maka bagian yang dicap rintang
tidak akan memberikan warna tumpang.
Pencapan rintang (resist/reserve printing) analog dengan pencapan etsa,
yaitu meniadakan zat warna tertentu. Dalam pencapan rintang zat warna yang
akan masuk dihalangi oleh zat perintang sehingga tidak terjadi fiksasi zat
warna. Jadi dalam pencapan rintang kain dicap dulu dengan pasta yang
mengandung zat perintang, kemudian dicelup dengan zat warna yang tidak
tahan zat perintang. Apabila kedalam pasta cap ditambahkan zat warna disebut
rintang warna, apabila tidak ditambahkan zat warna disebut rintang putih.
Setelah dicap dengan pasta yang diberi zat perintang, kain keseluruhan
kemudian diwarnai (dicelup pad atau dicap blok) menggunakan zat warana
yang tidak tahan terhadap zat perintang tadi, sehingga tidak terjadi fiksasi.
Jenis zat perintang dapat bekerja secara kimia dan fisika :
• Zat perintang yang ditambahkan dapat bekerja secara fisika, secara kimia
atau keduanya. Zat perintang yang bekerja secara fisika misalnya lilin
( wax ), lemak, resin, pengental dan pigmen seperti kaolin, ZnO, TiO 2,
atau BaSO4.
• Zat perintang yang bekerja secara kimia termasuk bermacam-macam zat
kimia seperti asam, alkali, garam, zat pengoksidasi, dan zat pereduksi.
Pemberian warna dasar pada kain yang sudah dicap dengan pasta rintang
harus secepat mungkin, supaya zat perintang tidak larut. Untuk pencelupan
dipergunakan padder ( nip padding ) yang dapat mengurangi waktu kontak dan
menghindarkan bleeding dari zat perintang.
Pencapan rintang secara kimia ialah menggunakan suatu zat kimia yang
dicampurkan kedalam pasta cap, berfungsi untuk merusak zat warna yang
dicelup atau dicap kemudian. Sehingga zat warna tersebut tidak mempunyai
afinitas lagi atau tidak bereaksi dengan serat, menghasilkan efek rintang putih
yang diinginkan.
Secara garis besar mekanisme pencapan rintang kimia dimuali dari kain
dicap menggunakan pasta cap yang mengandung zat perintang dan zat warna
yang tahan zat perintang. Pembangkitan untuk warna dasar dan warna motif
dapat dilakukan dengan pengukusan atau udara panas. Pada pembangkitan ini
warna dasar akan terjad fiksasi, pada motif warna dasar ini akan terhalangi
fiksasinya oleh zat perintang, sehingga pada motif hanya terjadi fiksasi yang
dicapkan semula. Proses ini terjadi pada pencapan rintang kimia. Ada dua
jenis pencapan rintang secara kimia :
1) Pencapan rintang putih
Maksud pencapan rintang putih adalah menghalangi terjadinya
warna pada bagian motif dengan jalan mecap bahan putih dengan pasta
perintang. Setelah pencelupan atau pencapan tumpang maka bagian
yang dicap rintang akan tetap berwarna putih.
2) Pencapan rintang berwarna
Maksud pencapan rintang berwarna adalah menghalangi terjadinya
warna dasar pada bagian motif dengan jalan mencap dengan pasta cap
yang mengandung zat warna dan zat perintang, sehingga warna tidak
dapat timbul pada bagian motif.
3.2 Bahan
- Kain Kapas
- Zat warna Dispersi Antraquinon......
- Zat warna Disppersi azo.....
- Pengental Alginat
- Urea
- SnCl2
- Na2CO3
- Air
Drying
Drying
Steaming
Washing
V. RESEP
4.1 Resep pengental induk
- Pengental Alginat : 8% dari kebutuhan pengental induk
4.2 Resep pasta rintang putih
- Pengental : 600 g
- SnCl2 : 25-60 g
- Balance :xg
4.3 Resep pasta cap blok zat warna reaktif vinil sulfon
- ZW Reaktif : 30 g
- Urea : 100 g
- Pengental : 600 g
- Air Hangat : 200 g
- Na2CO3 : 30 g
- Balance :xg
4.4 Resep pasta cap zat warna reaktif MCT + zat perintang
- ZW Reaktif : 30 g
- Urea : 100 g
- Pengental : 600 g
- SnCl2 : 25-60 g
- Na2CO3 : 30 g
- Balance :xg
4.5 Resep Pencucian
- Teepol : 2 g/L
- Na2CO3 : 1 g/L
- Vlot : 1:20
- Suhu : 90°C
- Waktu : 15 menit
Variasi Konsentrasi
Metode Zat Perintang
(SnCl2)
Rintang 25 g
Putih 60 g
Rintang 25 g
Warna 60 g
IX. DISKUSI
X. SIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Suprapto, Agus., dkk. 2006. Bahan Ajar Teknologi Pencapan 1. Bandung : Sekolah
Tinggi Teknologi Tekstil.
Lubis, Arifin., dkk. 1998. Teknologi Pencapan Tekstil. Bandung : Sekolah Tinggi
Teknologi Tekstil.
Djufri, Rasjid., dkk. 1973. Teknologi Pengelantangan, Pencelupan Dan
Pencapan. Bandung : Institute Teknologi Tekstil.
Seoprijono, P., Poerwanti, Widayat, & Jumaeri. 1974. Serat-serat Tekstil.
Bandung: Institut Teknologi Tekstil.
Karyana, Dede. 2014. Pengantar Kimia Zat Warna untuk Pewarnaan Bahan
Tekstil. Bandung : Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil.