Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN

PASIEN DENGAN PIL KONTRASEPSI


Dosen Pengampu : Ratifah, SST, M. Kes

Disusun Oleh :
II A
Dika Kumalasari P17420208008
Febry Afik Kurniawan P17420208011
Hesti Satriyani P17420208015
Lucky Erlandi Pranianto P17420208025
M. Aulia Iqbal Firdaus P17420208026
Oki Widia Nurjayanti P17420208029
Vita Amelia P17420208037

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN
PURWOKERTO
2010

LAPORAN PENDAHULUAN
PIL KONTRASEPSI

A. PENGERTIAN
Pil kontrasepsi adalah suatu alat yang memiliki cara kerja pematangan
telur agar tidak dapat dibuahi (www.yayasan harapan pertama kita.com).
Tablet yang mengandung hormon estrogen dan progesteron dengan
kombinasi yang beragam (Helen Farrer,2001).
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pil
kontrasepsi adalah suatu alat memiliki cara kerja pematangan telur agar tidak
dapat dibuahi yang mengandung hormon estrogen dan progesteron dengan
kombinasi yang beragam.

B. MACAM PIL KONTRASEPSI


Tausk (1975) membagi macam – macam pil kontrasepsi menjadi Pil
Kombinasi, Pil Sekuensial, Pil Normofasik, Mini Pil, After Morning Pills dan
Pil Tiga Fase.
1. Pil kombinasi
Adalah pil kontrasepsi berisi estrogen maupun progesteron
(progestagen, gestalten). Dosis estrogen ada yang 0,05 ; 0,08 dan 0,1 mg
pertablet. Sedangkan dosis dan jenis progesteronnya bervariasi dari
masing-masing pabrik pembuatnya.
a. Cara kerja
Pil kombinasi akan (a) menghalangi produksi gonadotropin dari
hipofise secara terns menerus, sehingga tidak terjadi ovulasi (b)
mengubah konsistensi lendir serviks menjadi tebal dan kental,
sehingga penetrasi dan transportasi sperma akan terhalang, sulit, atau
tidak mungkin sama sekali (c) merubah peristallik tuba dan rahim,
sehingga mengganggu transportasi sperma maupun set telur (d)
menimbulkan perubahan pada endometrium, sehingga tidak
memungkinkan terjadinya nidasi dan (e) merubah kepekaan indung
telur terhadap rangsangan – rangsangan gonadotropin.
b. Efektifitas
Secara teoritis hampir 100 %, dengan angka kegagalan 0,1 %– 0,7%.
c. Kelebihan
1) Efektifitasnya tinggi, dapat dipercaya jika dimanakan sesuai
aturan pakainya.
2) Pemakai pil dapat hamil lagi, bilamana dikehendaki kesuburan
dapat dikembalikan dengan cepat.
3) Tidak mengganggu kigiatan seksual suami istri.
4) Siklus haid menjadi teratur.
5) Dapat menghilangkan keluhan nyeri haid (dismenora).
6) Untuk pengobatan kemandulan, kadang-kadang dapat dipakai
untuk memancing kesuburan.
7) Untuk mengobati wanita dengan pendarahan yang tidak teratur.
8) Untuk mengobati pendarahan haid pada wanita usia muda
(juvenile bleeding).
9) Dapat memperbaiki pendarahan tidak teratur yang disebabkan
pemberian kontrasepsi hormonal lainnya.
10) Dikatakan dapat mengurangi angka kejadian kanker ovarium.
d. Kekurangan
1) Pil harus dimakan setiap hari, kurang cocok bagi wanita yang
pelupa
2) Motifasi harus diberikan secara lebih intensif
3) Bagaimanapun juga tetap ada efek sampingnya.
e. Efek Samping
1) Ringan
Berupa mual, muntah, pertambahan berat badan, pendarahan ridak
teratur, retensi cairan, edema, mastalgia, sakit kepala, tirnbulnya
jerawat, aig ringan dan keluhan ringan lainnya. Keluhan ini
berlangsung pada bulan-bulan pertama pemakaian pil.
2) Berat
Dapat terjadi tromboembolisme, mungkin karena terjadi
peningkatan faktor-faktor pembekuan, atau karena pengaruh
fasikuler secara langsung. Angka kejadian tromboembolisme ini
dilaporkan 4-9 kali lebih tinggi dari wanita bukan pemakai pil dari
golongan umur yang yang sama. Namun angka kematian yang
terjadi amat rendah, yaitu 3 per 100 000 wanita pemakai pil, hal ini
diamati pada wanita-wanita di dunia barat. Mengenai kemungkinan
timbulnya karsinoma serviks uteri menurut penelitian-penelitian
yang bisa di percaya di luar negeri, dikatakan bahwa tidak di
peroleh hubungan yang bermakna antara pemakai pil dengan
kanker servikis ataupun dengan displasia serviks.
f. Kontra Indikasi
1) Absolute
Adanya gangguan fungsi hati, trombolflebitis atau riwayat
trombofeblitis, kelainan serebro vaskuler, keganasa pada kelenjar
mamma, dan alart reproduksi, serta adanya varises yang berat.
2) Relatif.
Hipertensi, diabtes melitus, penykalt tiroid, perdarahan abnormal
pervaginaan, yang tidak jelas penyebabnya, penyakit jantung dan
penyakit ginjal_serangan asma bronkial, eksema luas, migraine
yang hebat, sering serangan epilepsi, serta mioma uteri.
2. Pil Sikuensial
Cara ini banyak dipakai pada tahun enam puluhan, sedangkan dewasa ini
nampaknya menjadi kurang populer.
a. Cara pemakaian
Mula-mula makanlah pil yang berisi estrogen selama 2 minggu,
diteruskan dengan memakan pil kombinasi selama 1 minggu, lalu
selama satu minggu tidak makan pil apapun. Pada akhir minggu ke
empat akan terjadi perdarahan haid (Withdrawal bleeding).
b. Cara kerja
Khasiat utama pil sekuensial adalah menghambat ovulasi. Doses
estrogen yang ada lebih tinggi daripada dosis estrogen dalam pil
kombinasi. Berhubung tidakadanya progesteron pada 2 minggu
pertama, maka kelupaan makan pil 1 hari daja akan menyebabkan
ovulasi, sehingga masih mungkin terjadinya kehamilan.
c. Indikasi
Pada wanita hipoestrogenik, haid yang tidak teratur, hipofertil, haid
yang sering terlambat, dan wanita dengan jerawat.
d. Efek samping
Sama dengan pil kombinasi
e. Efektifitas
Pil sikuensial saat ini kurang popouler dibandingkan pil kombinasi.
Angka kegagalan lebih tinggi daripada pil kombinasi, yaitu 0,5 -1,41.
Ini disebabkan bila makan pil sikuensial ini tidak boleh lupa, dapat
terjadi kehamilan.
3. Pil Normofasik
Pil ini kerjanya beda diantara cara kerja pil kombinasi dan cara, kerja pil
sekuensial, namun lebih mendekati cara sekuensial. Selama 7 hari pernah
hanya diberi pil yang mengandung estrogen saja, kemudian disusun
dengan kombinasi estrogen dan progesteron selama 15 hari.
Cara kerjanya adalah dengan menyebabkan serviks jadi tidak dapat
ditembus oleh sperma dalam waktu yang lama, ditambah khasiat
menghambat ovulasi.
4. Pil Trifasik
Adalah pil kontrasepsi yang lebih alamiah dan diminum dalam 3 fase
siklus haid dengan dosis yang berbeda-beda. Untuk setiap fase beda
warnanya.
• 6 tablet warna coklat berisi levonorgestrel 50 µg dan etinil
estradiol 50 µg
• 5 tablet warna putih berisi levonorgestrel 75 µg, dan etinil
estradiol 40 µg
• 10 tablet warna kuning berisi, levonorgestrel 125 µg dan etinil
estradiol 30 µg,
Pil kontrasepsi ini mulai diminum pada hari ke 5 haid setiap hari,
sebaiknya setelah makan malam atau sebelum tidur malam, yang sudah
beredar di Indonesia adalah Trinordiol (Wyeth) dan Triduilar (Scuring).
5. Pil mini (Low Dose continuoous progesteron)
Adalah pil kontrasepsi yang hanya tersiri dari progesteron saja, dalam
dosis rendah (0,5 mg atau kurang) dan diberikan terus menerus setiap hari
tanpa berhenti.
a. Cara kerja
Mekanisme kerja pil miji belum diketahui benar, namun menurut
penyelidik, akan menyebabkan perubahan pada lendir serviks
menjadi kental dan mengurangi jumlahnya, sehingga sukar ditembus
oleh sperma. Dilaporkan pula bahwa 75% pemakai cara ini ovulasi
masih terjadi, sedangkan 50% diantaranya mukosa rahim tetap dalam
keadaan normal.
b. Efektifitas
Angka kegagalan agak tinggi, yaitu 0,2 - 1,2.
c. Efek Samping
Sering terjadi pendarahan yang tidak teratur, efek samping lainnya
lebih kurang dibanding pil kombinasi.
6. Pil Pagi (after morning pills)
Disebut juga kontrasepsi pasca coitus (past-coital contraception). Adalah
pil berisi estrogen dosis tinggi yang dimakan pada pagi hari setelah
melakukan koitus pada malam harinya. Biasanya diberikan untuk
mencegah kehamilan pada koitus yang tidak terlindungi, misalnya pada
perkosaan kondom, kondom yang bocor atau koyak, dan sebagainya. Pil
yang dipakai adalah Lynoral dengan dosis 1 mg pertablet dan stilbesterol
dengan 25 mg dan 50 mg. Menurut Haspel, dalam 24-48 jam setelah atau
koitus yang tidak terlindungi takut terjadi kehamilan, dapat di berikan 3-5
mg Lynoral tiap hari selama 5 hari.
a.Efek Samping
Karena, diberikan estrogen dosis tinggi, maka efek samping yang
sering terjadi adalah mual-mual (50%) dan muntah (20%).
C. CARA KERJA
1 Cara Kerja Estrogen dalam Pil Kontrasepsi
Estrogen mempunyai khasiat kontrasepsi dengan jalan
menghambat ovulasi, perjalanan sel telur atau implantasi. Dengan estrogen
ini bertujuan untuk menjamin berlangsungnya siklus haid dan mengurangi
insiden break through bleeding. Ovulasi di hambat melalui pengaruh
estrogen dosis tinggi seperti pada after morning pills, yang diberikan pada
pertengahan siklud haid. Karena akan menimbulkan efek anti progesteron,
sehingga terjadi pertumbuhan endometrium yang menghambat implantasi.
Perjalanan sel telur dipercepat dengan pemberian estrogen. Estrogen
(estradiol) yang terkandung dalam pil yaitu etinil estradiol atau mestranol
(etinil estradiol –3- metil eter).
2 Cara Kerja Progesteron dalam Pil Kontrasepsi
Dalam dosis tertentu yang diatur baik, progesteron mempunyai
khasiat kontrasepsi dengan menghalangi penetrasi dan transportasi sperma
karena lendir serviks menjadi lebih pekat (cervical prop) dan menghambat
kapasitas sperma untuk membuahi dan menembus sel telur. Jika diberikan
sebelum konsepsi, maka perjalanan ovum dalam saluran telur akan
terhambat, bila sebelum ovulasi, maka implantasi akan terhalangi. Selain
itu penghambatan ovulasi dapat terjadi melalui jalur hipotalamus hipofisis.
Adapaun progeteron yang dipakai pil kontrasepsi seperti di bawah ini
a. Deriva+ dari nor testosteron yaitu noretinordel; norestisteron
noretindron), inorestisteron - asetat; etindiol diasetat;
dimetisteron; linestrenol; dan norgestrel.
b. Derivat duri hidroksi – progesteron, yaitu 17 alfa hidroksi
progsteron kapronat; medrokipogesteron - asetat; dihidroksi-
prigesteron; asetofenida; magesterol asetat; dan klornadinan
asetat.
D. INDIKASI PENGGUNAAN PIL KONTRASEPSI
Secara umum kebanyakan wanita dapat memakai pil KB dengan aman dan
efektif pada :
1 Wanita belum mempunyai anak
2 Remaja
3 Wanita gemuk atau kurus
4 Wanita usia lebih 35 tahun dan tidak merokok
5 Wanita merokok dengan umur kurang dari 35 tahun
6 Wanita setelah keguguran
7 Haidnya banyak dan nyeri
8 Anemi kekurangan zat besi
9 Siklus haid tidak teratur
10 Tumor jinak payudara
11 Diabetes tanpa kelainan pembuluh darah
12 Endometritis
13 Penyakit radang panggul
14 Penyakit tiroid (kelenjar gondok)
15 Mioma uteri
16 TBC (kecuali pengobatan dengan rifampicin)

E. KONTRA INDIKASI PENGGUNAAN PIL KONTRASEPSI


Dalam penggunaan pil kontrasepsi ini juga ada kontra indikasi sebagai
berikut:
1. Kehamilan
2. Kecurigaan atau adanya carcinoma mame
3. Adanya neoplasma yang dipengaruhi oleh esterogen
4. Menderita penyakit tromboemboli, atau varises yang luas
5. Faal hepar yang terganggu
6. Perdarahan pervaginam yang tidak diketahui penyebabnya
7. Wanita yang memiliki kadar trigliserida tinggi
8. Menderita diabetes disertai penyumbatan arteri
9. Menderita penyakit jantung dan hipertensi yang tidak diobati
F. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN PIL KONTRASEPSI
Setiap alat kontrasepsi mempunyai baik kelebihan atau kekurangannya
antara lain sebagai berikut
1 Kelebihan
- Pil relatif mudah di pakai.
- Tidak mengganggu siklus / jadwal menstruasi.
- Mengurangi resiko kanker jenis tertentu
- Mengurangi angka kekambuhan kram saat menstruasi
- Mengurangi ketegangan premenstruasi
- Mengurangi perdarahan tidak teratur
- Mengurangi anemia
- Mengurangi terjadinya kista payudara dan ovarium
- Mengurangi kehamilan ektopik (kehamilan di luar kandungan)
- Mengurangi terjadinya infeksi tuba falopi

2 Kekurangan
Beberapa hari pertama pemakaian pil, dikeluhkan beberapa penggunanya
karena dirasakan mual, pusing-pusing, kelebihan dan sedikit pendarahan.

G. EFEK SAMPING DAN PENATALAKSANAAN PADA


PENGGUNAAN
PIL KB
Efek samping dari penggunaan pil KB yang sering terjadi dan
penatalaksanaan adalah sebagai berikut:
EFEK SAMPING PENANGANAN
1 Amenore (tidak ada Periksa dalam atau tes kehamilan, bila tidak hamil dan
perdarahan atau spotting) klien minum pil dengan benar, tenangkan pasien. Tidak
datang haid kemungkinan besar karena kurang
adekuatnya efek estrogen terhadap endometrium. Tidak
perlu pengobatan khusus. Coba berikan pil dengan dosis
estrogen 50 µg, atau dosis progestin dikurangi. Bila
klien hamil intrauterin, hentikan pil dan yakinkan pasien
bahwa pil yang telah diminumnya tidak punya efek pada
janin.

2 Mual, pusing, atau muntah Tes kehamilan, atau pemeriksaan ginekologik. Bila
(akibat reaksi anafilatik) tidak hamil minum pil saat makan malam, atau sebelum
tidur.
3 Perdarahan Tes kehamilan atau pemeriksaan ginekologik. Sarankan
pervaginam/spotting minum pil pada waktu yang sama. Jelaskan bahwa
perdarahan/spotting hal yang biasa terjadi pada 3 bulan
pertama dan lambat laun akan berhenti. Bila perdarahan
tetap saja terjadi, ganti pil dengan dosis estrogen lebih
tingggi (50 µg) sampai perdarahann teratasi, lalu
kembali ke dosis awal. Bila perdarahan timbul lagi,
lanjutkan lagi dengan dosis 50 µg atau ganti dengan
metode kontrasepsi yang lain.
4 Penurunan Libido Penyebabnya adalah hormon estrogen atau progesteron
yang terkandung dalam pil dapat mengikat testosteron,
hormon yang bertanggung jawab atas sebagian besar
libido. Jika mengalami ini, alat kontrasepsi diganti
dengan yang tidak mengandung hormon, misalnya
kondom, IUD, dll.
5 1-2% wanita mengalami Hormon progresteron dalam pil KB dapat menurunkan
depresi dan kesulitan tidur kadar seratonin di otak. Tingkat seratonin yang rendah
dapat memicu munculnya depresi. Untuk mengurangi
efek tersebut, dapat menggunakan pil KB dengan dosis
rendah.

6 Jika pemakaian pil KB Jika secara tiba-tiba timbul nyeri dada atau nyeri
dengan dosis tinggi, terjadi tungkai, pemakaian pil KB harus segera dihentikan dan
bekuan darah segera memeriksakan diri karena gejala tersebut
mungkin menunjukan adanya bekuan darah di dalam
vena tungkai dan kemungkinan menuju paru-paru. Pil
KB dan pembedahan menyebabakan meningkatnya
resiko pembentukan bekuan darah, sehingga 1 bulan
sebelum menjalanipembedahan, pemakaian pil harus
dihentikan dan baru mulai dipakai lagi 1 bulan setelah
pembedahan.

7 Melasma (bercak-bercak Melasma akan menghilang secara perlahan setelah


berwarna gelap di wajah). pemakaian pil KB dihentikan.
Jika terkena sinar matahari,
bercak semakin gelap

8 Jika pemakaian lebih dari wanita yang menggnakan pil KB harus rutin menjalani
5 tahun, resiko terjadinya pemeriksaan Pap smear (minimal 1 kali/tahun).
kakner leher rahim
meningkat.
9 Penambahan Berat badan Memilih pil dengan dosis progesteron rendah.
pada pemakaian dengan dosis
progesteron tinggi (terjadi
karena meningkatnya nafsu
makan dan penahanan cairan)
, jerawat dan kecemasan.

H. HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN


1. Catatan-Catatan Untuk Pemakai Pemakai Pil KB
a. Makanlah pil pada waktu yang sama (setiap sore hari atau malam
hari)
b. Setiap pagi dilakukan kontrol apakah pil kemarin sudah di makan.
Jika anda lupa, makanlah 2 pil pada sore hari.
c. Jika ada lupa, maka makanlah 2 pil hari ini, dan 2 pil lagi keesokan
harinya.
d. Jika lupa memakan 3 pil, tunggulah selama 7 hari memakan pil
terakhir, kemudian mulailah makan pil KB dari bungkus baru. Dalam
jangka waktu 1 minggu tidak makan pil tadi, carilah data kontrasepsi
lain untuk melindungi diri anda dari kehamilan.
e. Jika anda lupa lebih dari 3 pil, maka kemungkinan kegagalan
(hamil) menjadi lebih besar.
f. Anggaplah selalu bahwa bungkus pertama kurang aman.
g. Jika terdapat bercak pendarahan (spotting) makanlah dua pil dosis
(digandakan) setiap hari selama 5 hari. Pil untuk penggandaan ini
hendaknya diambil dari bungkus lain, supaya tidak mengganggu
keteraturan jadwal memakan pil.
h. Jika dengan cara ini perdarahan tidak terhenti, segeralah
berkonsultasi dengan dokter anda.
i. Withdrawal bleeding (haid), terjadi hari ke 3-4 sesudah pil
kombinasi habis. Jika tidak terjadi haid, pil pertama dari bungkus baru
dapat di mulai memakannya seminggu setelah pil habis.
j. Jika selama memakan pil kontrasepsi timbul keluhan seperti
kejangkejang pada tungkai bawah, sakit kepala berat, gangguan
penglihatan (visus), atau rasa nyeri atau sakit di dada, maka segeralah
konsultasi dengan dokter anda.
k. Para pemakai pil KB dangat dianjurkan untuk m elakukan
pemeriksaan sitologi vagina (Papanicolau Smear) dan pemeriksaan
payudara setahun sekali.
2. Pengawasan harus dilakukan jika pil KB digunakan oleh:
a. Wanita yang mengalami depresi
b. Wanita yang sering mengalami sakit kepala migren
c. Wanita yang merokok tetapi berusia dibawah 35 tahun
d. Wanita yang pernah menderita hepatitis atau penyakit hari lainnya
tetapi telah sembuh total.

I. CARA PEMAKAIAN PIL KB


1 Bilamana mulai makan pil KB?
a. Pasca persalinan (post partum)
1) Mulai makan pil KB 30-40 hari pasca persalinan
2) Pakai era lain dulu, (kondom) baru setelah haid datang mulai
makan pil KB.
3) Diberikan induksi haid, setelah terjadi withdrawal bleeding
barulah mulai makan pil KB.
b. Pasca keguguran (post abortum)
1) Langsung makan pil KB
2) 1-2 minggu postabortum.
3) Setelah haid pertama postabortum.
c. Pada tukar (ganti) jenis pil KB
d. Pada waktu interval
2 Bagaimana cara memulai makan pil KB ?
a. Untuk pil KB yang berisi 21 dan 22 tablet, mulailah makna pil
pada hari ke 5 siklus haid, lalu setiap hari makan 1 tablet, dikuti
dengan tidak makan pil selama 6-7 hari.
b. Untuk yang berisi 28 tablet, mulai pada hari 1 siklus haid, kalau 1
tablet setiap hari terus menerus.
3 Bagaimana memilih Pil KB yang sesuai ?
a. Cara memilih pil KB yang cocok untuk wanita yang sesuai adalah
dengan mengenali 3 tipe utama wanita dan mengetahui isi pil. yang
diberikan.
Mumford (1974) menggolongkan 3 tipa utama wanita:
1) Estrogenik
Adalah wanita-wanita yang sangat buruk reaksinya
terhadap pemberian estrogen, mereka peka terhadap
estrogen.
2) Balance (seimbang)
Adalah wanita-wanita bersifat seimbang antara estrogenik
dan progestrogenik.
3) Progestrogenik
Adalah wanita-wanita yang bereaksi terhadap progesteron,
mereka peka terhadap progesteron.
DAFTAR PUSTAKA

Affandi, Biran. 2006. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Edisi 2.


Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo

Anonim. 2007. Pil KB (Oral Pil, Pil Kombinasi). Terdapat pada


http://doktersehat.com/2007/02/08/pil-kb-oral-pil-pil-kombinasi/. Diakses
pada tanggal 4 Juni 2010.

Farrer, Hellen. 1999. Perawatan Maternitas. Jakarta: EGC

Hartanto, Hanafi. 2004. KB dan Kontrasepsi. Jakarta : Pustaka Sinar Harapan

Hellen, Varney, dkk. 2001. Buku Saku Bidan. Jakarta: EGC

Manuaba, Ida Bagus Gede. 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB
untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC

Moditar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri: Obstetri Operatif, Obstetri Sosial, Edisi
2. Jakarta: EGC
ASUHAN KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN
Pedoman mengenalinya secara sederhana dapat dilakukan di klinik KB hanya
dengan melihat, menanyakan dan memeriksa.
a. Tanyakan pola haidnya
Wanita tipe estrogenik mempunyai siklus haid yang pendek, biasanya
kurang dari 26 hari, lamanya haid lebih dari 6 hari, dan perdrahannya lebih
banyak. Sebaliknya wanita progestrogenik mempunyai siklus haid 30 hari
atau lebih, lamanya haid 4 hari atau kurang dengan jumlah darah sedikit.
Diantara terletak, tipe wanita balanced (seimbang), dengan siklus haid
sekitar 28 hari danlamanya haid 506 hari, dan jumlah lah darah sedang.
b. Perhatikan bentuk fisik dan statistik tubuhnya.
Pada wanita tipe estrogenik, penyebaran rambut dan penyebaran lemak
tubuh yang feminin (bersilfat wanita sejati), payudara besar, secret vagina
banyak, dan pinggul yang besar. Sebaliknya pada wanita tipe
progestrogenik, pertumbuhan rambut, dan penyebaran lemak yang
maskulin, kurus, payudara keeil dan mempunyai riwayat sering tumbuh
jerawat, pinggul keeil. Wanita tipe seimbang mempunyai bentuk fisik
diantaranya.
c. Reaksi terhadap terapi hormonal yang lalu
Perhatikan dan tanyakan reaksi tubuh wanita ini terhadap hormon yang
diberikan. Hal ini dapat menjadi pedoman untuk merubah jenis pil KB,
misalnya dari yang lebih estrogenik untuk tipe wanita yang
progestrogenik, atau sebaliknya yang lebih progestrogenik bagi wanita tipe
estrogenik. Hal ini dapat dibaca pada isi pil KB mengenai beberapa dosis
derifat estrogen dan progestagennya.
d. Gejala-Gejala Sampingan
Gejala-gejala sampingan yang mungkin timbul selama penggunaan pil
berupa gejala-gejala subjektif dan objektif.
1) Gejala-gejala subjektif
- Mual, muntah
- Pusing, sakit kepala/ migraine
- Rasa sakit/ tegang pada buah dada.
- Nafsu makan bertambah
- Cepat lelah
- Mudah tersinggung, depresi
- Libido bertambah/ berkurang
2) Gejala-gejala objektif
- Tekanan darah meninggi
- Berat badan bertambah
- Gangguan pota perdarahan : monorhagia, metrorrhagia
spotting.
- Perubahan pada kulit : acne, kulit berminyak, pigmentasi /
kloasma.
- Keputihan (Fluor albus)

e. Pemeriksaan Badan
1) Warna kulit dan biji mata, kuning
2) Benjolan pada buah dada
3) Getah abnormal dari pu ting susu
4) Pelebaran urat darah pada, betis
5) TD diatas 140/100
6) Denyut nadi di atas 120 kali/menit
7) Urin reduksi positif
8) Urin protein positif

f. Ada Beberapa Hal Utama yang Perlu Diperhatikan


1) Tetapkan nilai pengetahuan ibu tentang kontrasepsi dan komitmen
pasangan seksualnya terhadap metode tertentu.
2) Kumpulkan data tentang frekuensi koitus.
3) Apakah ibu memiliki satu atau lebih pasangan seksual.
4) Sejauh mana ibu berkeinginan melakukan hubungan seksual.
5) Apakah ia memiliki. metode tertentu yang tidak diinginkan.
6) Tentukan mitos, keyakinan dan faktor budaya yang ada.
7) Respon verbal dan non verbal ibu ketika mendengar penjelasan
tentang berbagai metode yang tersedia juga diperhatikan dengan teliti.
8) Rencana kehidupan reproduksi setiap individu perlu
dipertimbangkan.

B. DIAGNOSA
Diagnosa yang mungkin muncul pada pengguna pil kontrasepsi adalah
sebagai berikut
1. Pertambahan berat badan pada pemakai pil oral berhubungan dengan efek
dari pregestin dan esterogen dalam pil oral.
2. Nausea (mual) berhubungan dengan komponen esterogen dalam pil oral.
3. Perdarahan yang menyerupai haid/perdarah bercak berhubungan dengan
perangsangari esterogenic yang tidak adekuat dari aktivitas endometrium.
4. Potensial terjadinya acne atau kulit berminyak selama minum pil oral
berhubungan dengan pemakaian kontrasepsi oral dengan potensial
androgenic tinggi.
5. Amenore berhubungan dengan perkembangan endometrium yang tidak
adekuat.
6. Hipertensi berhubungan dengan komponen esterogen dan progesteron
dalam pil oral
7. Nyeri kepala berhubungan dengan retensi cairan yang siklis yang
disebabkan oleh komponen esterogen dan progesteron dalam pil oral.
8. Payudara yang terasa penuh sehingga nyeri berhubungan dengan oedeme
yang siklis, yang disebabkan oleh esterogen dan progesteron.
C. INTERVENSI
Dx I
 Bila akseptor mengalami pertambahan BB yang siklis oleh karena
retensi cairan, kurangi estrogen dan progestin atau kedua-duanya atau
hentikan pil oral
 Pindah ke pil oral dengan .potensi androgen yang lebih rendah bila
diketahui akseptor mengalami efek anabolic dan berat badan yang terus
bertambah
 Pindah ke pil oral dengan potensi estrogen lebih rendah bila diketahui
akseptor mengalanu pertambahan BB yang disebabkan bertambahnya
jaringan payudara dan lemak subkutan terutama dipanggul atau paha.
 Pertambahan BB umumnya bereaksi terhadap intake kalori yang
dikurangi dan menanibah latihan jasmani misal dengan berolahraga.
 Memberitahukan akseptor yang mengalami pertambahan BB bahwa pil
oral dapat nierupakan penyebabnya.
 Orang gemak juga dapat tetap menggunakan pil oral.
Dx 2
 Anjurkan untuk minum pil oral secara efektif dengan meminum secara
tetap pada saat makan malam
 Bila akseptor muntah dalam 1 jam setelah minum pil oral, ia harus
minum lagi pil oral ekstra dari bungkus lain.
 Pertimbangkan penggantian ke pil oral dengan dosis estrogen lebih
rendah atau dengan progestin saja.
 Beritahu akseptor bahwa mual sering berkurang setelah pemakaian pil
oral selama beberapa siklus.
Dx 3
 Bila perdarahan terjadi tepat sebelum waktu seharusnya, akseptor
disarankan untuk meneruskan pilihannya..
 Perdarahan bercak pada setengah masa kedua dari siklus dapat
dikontrol denagn potensi progestin yang lebih tinggi.
 Tambah potensi androgenic pil oral sedangkan progestinnya tetap
lama, yaitu dengan memberikan estrogen eksogenous untuk 1-3 siklus
(misalnya 20 mcg perhari atau tablet premarin 0,625 mg perhari)
 Beritahu akseptor bahwa perdarahan menyerupai haid akan-berkurang
setelah 4 bulan pertama setelah pemakaian pil oral.
Dx 4
 Memberikan pil oral dengan dosis androgen rendah
 Menambah jumlah estrogen dalam pil oral
 Menghentikan pil oral
 Mempertimbangkan pendekatan alternatif untuk mengobati acne
termasuk pemberian antibiotic broadspektrum seperti tetrasiklin, lakuk.an
perubahan diet, higiene yang yan baik, pemakaian sabun khusus
 Merujuk keahli penyakit kulit atau ahli endokrin untuk penilaian
selanjutnya.
Dx 5
 Aksptor harus melakukan tes suhu badan selama 3 hari berturut-turut
pada hari bebas pil oral aktif. Suhu di bawah 98° F (36° C) pada 3 pagi
hari berturut-turut pada hari bebas pil oral aktif.
 Menyingkirkan kemungkinan kehamilan dengan tes B-HCG yang
sensitif Menyingkirkan kamungkinan bila ada suatu siklus tanpa haid dan
akseptor lupa minum pil oral.
 Memberikan pil, oral dengan potensi progestin lebih tinggi atau
pemberian estrogen eksogen tambahan.untuk waktu tertentu.
 Memberitahukan terlabih dahulu kemungkinan perdarahan yang
sedikit sekali atau sama sekali tidak ada perdarahan pada pemakaian pil
oral dosis rendah.
 Bila amenore menetap untuk 3-6 bulan dan tidak menunjukan respon
pada penggantian pil oral, pertimbangkan untuk melakukan evaluasi
terhadap hiperprolaktinemia, depresi, amenore pada akseptor dengan
latihan berat.
Dx 6
 Bila diastolik lebih dari 90 mmHg pada beberapa kunjungan.hentikan
pemakaian pil oral
 Beritahu bahwa hipertensi. yang disebabkan pil oral umumnya
reversible dalam 13 bulan setelah pil oral dihentikan.
 Bila pil oral dilienlikan, beri metode kontrasepsi lain.
 Bila akseptor tetap ingin menggunakan pil oral, pertimbangkan
pemakaian mini pil atau pil oral dengan dosis estrogen dar. progestin yang
rendah.
 Beritahu akseptor yang mendapat hipertensi bahwa hipertensi dapat
terjadi bila akseptor hamil dan perlu dilakukan pemeriksaan tekanan darah
dengan teratur. Anjurkan untuk mengurangi atau menghentikan merokok,
berolahraga secara teratur, kurangi BB bila gemuk, kurangi garam dan
kafein, rekreasi secara teratur

Dx 7
 Bila sakit kepala disebabkan oleh pil hentikan pemakaian atau ganti
dengan preparat lain yang aktifitas estrogen atau progestin lebih rendah.
 Sakit kepala pada akseptor harus ditanggapi serius karena dapat
merupakan tanda utama yang mendahului CVA.

Dx 8
 Pergunakan BH yang baik atau yang menunjang payudara
 Ganti pil oral dengan estrogen, atau progestin dosis rendah atau kedua-
duanya atau hentikan pil oral dan pakai metode lain. Ini dapat merupakan
indikasi untuk pil oral dosis 20 mcg.
 Berikan vitamin E 400 IU 2 kali sebari, untuk mengurangi nyeri pada
payudara vibrokistik.
 Bromocripine dan dnocrine kadang-kadang bermanfaat pada wanita
yang merasakan nyeri.
 Gejala-gejala dapat membaik bila akseptor menghindari gerakan badan
yang berlebihan (yang mengguncang-guncang payudara) pada saat dimana
terasa paling tidak menyenangkan.
 Meskipun secara fisik tidak ditemukan massa, lakukan pemeriksaan
mammografi bila berumur 35-40 tahun dan mempunyai riwayat keluarga
dengan karsinoma payudara.

D. EVALUASI
Dx 1
 Subyektif : Anamnesa mengenai perubahan nafsu atau selera makan,
hubungan antara pertambahan BB dengan pil oral,
pekerjaan, tidur, olahraga, dan tanda-tanda depresi.
 Obyektif : Perhatikan adanya, oedema, jumlah dan lokasi lemak,
pembesaran uterus dan tanda-tanda lain dari kahamilan,
pemeriksaan tes urine untuk kehamilan, glukosa darah.

Dx 2
 Subyektif : Anamnesa mengenai : lamanya rasa mual, waktu minum pil
oral (pagi, siang, sore, malam), hubungannya dengan
pemakaian pil oral, jumlah hari rasa mual dalam satu siklus,
stress, sakit lambung / perut, pemakaian alkohol, muntah
atau tidak, pemakaian obat-obatan lain.
 Obyektif : Adakah infeksi, cari tanda-tanda kehamilan, test kehamilan
(urine / sperma), tes diagnostik lainnya untuk hepatitis,
penyakit kandung empedu.
Dx 3
 Subyeklif : Anamnesa mengenai : lama pemakaian pil oral, dosis,
teratur tidaknya minute pil oral, riwayat masa lalu problem
ginekologis, sakit pelvis,, dispareunia, flour albus, demam,
menggigil, diare, gangguan intestinal atau hepar lainnya,
pemakaian obat-obat lain yang dapat mernpengaruhi
kontrasepsi pil oral
 Obyektif : Periksa hematokrit, cari tanda-tanda kehamilan intra-uterine
atau ektopik, myoma uteri, infeksi serviks/polip atau
endometriosis, infeksi pelvis.
Dx 4
 Subyektif : Anamnesa mengenai : tanyakan tentang siklus kambuh
sebelum dan sesudah minum pil oral, tanyakan riwayat
keluarga, mulai umur berapa, lamanya gejala, hubungan
dengan pemakaian pil oral, oligomenore dan acne sebelum
pemakaian pil oral.
 Obyektif : Perhatikan lokasi, ukuran, jumlah dan warna dari lesi

Dx 5
 Subyektif : Anamnesa mengenai apakah pernah lupa minum pil oral,
tanyakan tentang pengotoran pakaian dalam, tentukan
adakah perdarahan, perdarahan bercak, atau sama sekali
tidak ada perdarahan, tanyakan tentang gejala-gejala
kehamilan, pola senggama dan hari terakhir melakukan
senggama, adakah kerja atau latihan otot yang berat, stres
yang bertambah, pemakaian obat yang dapat dengan cepat
membersihkan estrogen dari darah seperti rifamicin atau
phenobarbital.
 Obyeklif : Tentukan apakah akseptor hamil atau tidak (pemeriksaan
ginekologis dan tes kehamilan urine)

Dx 6
 Subyektif : Anamnesa mengenai : tekanan darah sebelum dan sesudah
pemakaian pil oral, tekanan darah selarna kehamilan,
riwayat keluarga dengan hipertensi, sakit kepala, stress,
latihan fisik, gangguan mata, pemakaian kafein, nicotin,
diuretika, obat-obatan influenza, amphetamine.
 Obyeklif : Pemeriksaan tekanan darah, duduk dan tidur harus
dilakukan pada lebih dari 1 kunjungan, hipertensi akan
terjadi -bila ; sistolik > 160 mmHg dan diastolik > 95
mmHg.

Dx 7
 Subyektif : Anamnesa mengenai berat ringannya sakit kepala, lamanya,
stress, lokasi sakitnya, siklus, sakit rahang, umur pada saat
timbulnya sakit kepala, apakah sakitnya unilateral,
berdenyut-denyut, atau disertai dengan mual, muntah,
pengelihatan kabur, mata berair., adakah riwayat keluarga
dengan migraine, adakah hilangnya kemampuan bicara,
lemah, kesemutan, atau hal lain yang berhubungan dengan
sakit kepala, tanyakan mengenai pemakaian obat-obatan,
alkohol, kafein.

 Obyektif : Periksa tekanan darah, bila perlu lakukan pemeriksaan


neurologic yang lengkap..

Dx 8
 Subyektif : Anamnesa mengenai ketahui mengenai lamanya, parahnya,
kapan waktunya selama siklus, perubahan. ukuran BH,
riwayat pernah menderita penyakit payudara jinak dan
karsinoma payudara
 Obyektif : Bandingkan ukuran kedua payudara, tentukan nyeri local
atau umum, perbedaan dalam. "perasaan penuh", nodule
atau massa dan cairan dari putting susu, tes-tes selanjutnya
yang dapat ditakukan meliputi maihmografi, pemeriksaan
mikroskopis dari cairan puting susu, biopsy, tes kehamilan
urine atau serum darah dan penentuan kadar prolaktin.

Anda mungkin juga menyukai