Disusun Oleh :
II A
Dika Kumalasari P17420208008
Febry Afik Kurniawan P17420208011
Hesti Satriyani P17420208015
Lucky Erlandi Pranianto P17420208025
M. Aulia Iqbal Firdaus P17420208026
Oki Widia Nurjayanti P17420208029
Vita Amelia P17420208037
LAPORAN PENDAHULUAN
PIL KONTRASEPSI
A. PENGERTIAN
Pil kontrasepsi adalah suatu alat yang memiliki cara kerja pematangan
telur agar tidak dapat dibuahi (www.yayasan harapan pertama kita.com).
Tablet yang mengandung hormon estrogen dan progesteron dengan
kombinasi yang beragam (Helen Farrer,2001).
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pil
kontrasepsi adalah suatu alat memiliki cara kerja pematangan telur agar tidak
dapat dibuahi yang mengandung hormon estrogen dan progesteron dengan
kombinasi yang beragam.
2 Kekurangan
Beberapa hari pertama pemakaian pil, dikeluhkan beberapa penggunanya
karena dirasakan mual, pusing-pusing, kelebihan dan sedikit pendarahan.
2 Mual, pusing, atau muntah Tes kehamilan, atau pemeriksaan ginekologik. Bila
(akibat reaksi anafilatik) tidak hamil minum pil saat makan malam, atau sebelum
tidur.
3 Perdarahan Tes kehamilan atau pemeriksaan ginekologik. Sarankan
pervaginam/spotting minum pil pada waktu yang sama. Jelaskan bahwa
perdarahan/spotting hal yang biasa terjadi pada 3 bulan
pertama dan lambat laun akan berhenti. Bila perdarahan
tetap saja terjadi, ganti pil dengan dosis estrogen lebih
tingggi (50 µg) sampai perdarahann teratasi, lalu
kembali ke dosis awal. Bila perdarahan timbul lagi,
lanjutkan lagi dengan dosis 50 µg atau ganti dengan
metode kontrasepsi yang lain.
4 Penurunan Libido Penyebabnya adalah hormon estrogen atau progesteron
yang terkandung dalam pil dapat mengikat testosteron,
hormon yang bertanggung jawab atas sebagian besar
libido. Jika mengalami ini, alat kontrasepsi diganti
dengan yang tidak mengandung hormon, misalnya
kondom, IUD, dll.
5 1-2% wanita mengalami Hormon progresteron dalam pil KB dapat menurunkan
depresi dan kesulitan tidur kadar seratonin di otak. Tingkat seratonin yang rendah
dapat memicu munculnya depresi. Untuk mengurangi
efek tersebut, dapat menggunakan pil KB dengan dosis
rendah.
6 Jika pemakaian pil KB Jika secara tiba-tiba timbul nyeri dada atau nyeri
dengan dosis tinggi, terjadi tungkai, pemakaian pil KB harus segera dihentikan dan
bekuan darah segera memeriksakan diri karena gejala tersebut
mungkin menunjukan adanya bekuan darah di dalam
vena tungkai dan kemungkinan menuju paru-paru. Pil
KB dan pembedahan menyebabakan meningkatnya
resiko pembentukan bekuan darah, sehingga 1 bulan
sebelum menjalanipembedahan, pemakaian pil harus
dihentikan dan baru mulai dipakai lagi 1 bulan setelah
pembedahan.
8 Jika pemakaian lebih dari wanita yang menggnakan pil KB harus rutin menjalani
5 tahun, resiko terjadinya pemeriksaan Pap smear (minimal 1 kali/tahun).
kakner leher rahim
meningkat.
9 Penambahan Berat badan Memilih pil dengan dosis progesteron rendah.
pada pemakaian dengan dosis
progesteron tinggi (terjadi
karena meningkatnya nafsu
makan dan penahanan cairan)
, jerawat dan kecemasan.
Manuaba, Ida Bagus Gede. 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB
untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC
Moditar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri: Obstetri Operatif, Obstetri Sosial, Edisi
2. Jakarta: EGC
ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
Pedoman mengenalinya secara sederhana dapat dilakukan di klinik KB hanya
dengan melihat, menanyakan dan memeriksa.
a. Tanyakan pola haidnya
Wanita tipe estrogenik mempunyai siklus haid yang pendek, biasanya
kurang dari 26 hari, lamanya haid lebih dari 6 hari, dan perdrahannya lebih
banyak. Sebaliknya wanita progestrogenik mempunyai siklus haid 30 hari
atau lebih, lamanya haid 4 hari atau kurang dengan jumlah darah sedikit.
Diantara terletak, tipe wanita balanced (seimbang), dengan siklus haid
sekitar 28 hari danlamanya haid 506 hari, dan jumlah lah darah sedang.
b. Perhatikan bentuk fisik dan statistik tubuhnya.
Pada wanita tipe estrogenik, penyebaran rambut dan penyebaran lemak
tubuh yang feminin (bersilfat wanita sejati), payudara besar, secret vagina
banyak, dan pinggul yang besar. Sebaliknya pada wanita tipe
progestrogenik, pertumbuhan rambut, dan penyebaran lemak yang
maskulin, kurus, payudara keeil dan mempunyai riwayat sering tumbuh
jerawat, pinggul keeil. Wanita tipe seimbang mempunyai bentuk fisik
diantaranya.
c. Reaksi terhadap terapi hormonal yang lalu
Perhatikan dan tanyakan reaksi tubuh wanita ini terhadap hormon yang
diberikan. Hal ini dapat menjadi pedoman untuk merubah jenis pil KB,
misalnya dari yang lebih estrogenik untuk tipe wanita yang
progestrogenik, atau sebaliknya yang lebih progestrogenik bagi wanita tipe
estrogenik. Hal ini dapat dibaca pada isi pil KB mengenai beberapa dosis
derifat estrogen dan progestagennya.
d. Gejala-Gejala Sampingan
Gejala-gejala sampingan yang mungkin timbul selama penggunaan pil
berupa gejala-gejala subjektif dan objektif.
1) Gejala-gejala subjektif
- Mual, muntah
- Pusing, sakit kepala/ migraine
- Rasa sakit/ tegang pada buah dada.
- Nafsu makan bertambah
- Cepat lelah
- Mudah tersinggung, depresi
- Libido bertambah/ berkurang
2) Gejala-gejala objektif
- Tekanan darah meninggi
- Berat badan bertambah
- Gangguan pota perdarahan : monorhagia, metrorrhagia
spotting.
- Perubahan pada kulit : acne, kulit berminyak, pigmentasi /
kloasma.
- Keputihan (Fluor albus)
e. Pemeriksaan Badan
1) Warna kulit dan biji mata, kuning
2) Benjolan pada buah dada
3) Getah abnormal dari pu ting susu
4) Pelebaran urat darah pada, betis
5) TD diatas 140/100
6) Denyut nadi di atas 120 kali/menit
7) Urin reduksi positif
8) Urin protein positif
B. DIAGNOSA
Diagnosa yang mungkin muncul pada pengguna pil kontrasepsi adalah
sebagai berikut
1. Pertambahan berat badan pada pemakai pil oral berhubungan dengan efek
dari pregestin dan esterogen dalam pil oral.
2. Nausea (mual) berhubungan dengan komponen esterogen dalam pil oral.
3. Perdarahan yang menyerupai haid/perdarah bercak berhubungan dengan
perangsangari esterogenic yang tidak adekuat dari aktivitas endometrium.
4. Potensial terjadinya acne atau kulit berminyak selama minum pil oral
berhubungan dengan pemakaian kontrasepsi oral dengan potensial
androgenic tinggi.
5. Amenore berhubungan dengan perkembangan endometrium yang tidak
adekuat.
6. Hipertensi berhubungan dengan komponen esterogen dan progesteron
dalam pil oral
7. Nyeri kepala berhubungan dengan retensi cairan yang siklis yang
disebabkan oleh komponen esterogen dan progesteron dalam pil oral.
8. Payudara yang terasa penuh sehingga nyeri berhubungan dengan oedeme
yang siklis, yang disebabkan oleh esterogen dan progesteron.
C. INTERVENSI
Dx I
Bila akseptor mengalami pertambahan BB yang siklis oleh karena
retensi cairan, kurangi estrogen dan progestin atau kedua-duanya atau
hentikan pil oral
Pindah ke pil oral dengan .potensi androgen yang lebih rendah bila
diketahui akseptor mengalami efek anabolic dan berat badan yang terus
bertambah
Pindah ke pil oral dengan potensi estrogen lebih rendah bila diketahui
akseptor mengalanu pertambahan BB yang disebabkan bertambahnya
jaringan payudara dan lemak subkutan terutama dipanggul atau paha.
Pertambahan BB umumnya bereaksi terhadap intake kalori yang
dikurangi dan menanibah latihan jasmani misal dengan berolahraga.
Memberitahukan akseptor yang mengalami pertambahan BB bahwa pil
oral dapat nierupakan penyebabnya.
Orang gemak juga dapat tetap menggunakan pil oral.
Dx 2
Anjurkan untuk minum pil oral secara efektif dengan meminum secara
tetap pada saat makan malam
Bila akseptor muntah dalam 1 jam setelah minum pil oral, ia harus
minum lagi pil oral ekstra dari bungkus lain.
Pertimbangkan penggantian ke pil oral dengan dosis estrogen lebih
rendah atau dengan progestin saja.
Beritahu akseptor bahwa mual sering berkurang setelah pemakaian pil
oral selama beberapa siklus.
Dx 3
Bila perdarahan terjadi tepat sebelum waktu seharusnya, akseptor
disarankan untuk meneruskan pilihannya..
Perdarahan bercak pada setengah masa kedua dari siklus dapat
dikontrol denagn potensi progestin yang lebih tinggi.
Tambah potensi androgenic pil oral sedangkan progestinnya tetap
lama, yaitu dengan memberikan estrogen eksogenous untuk 1-3 siklus
(misalnya 20 mcg perhari atau tablet premarin 0,625 mg perhari)
Beritahu akseptor bahwa perdarahan menyerupai haid akan-berkurang
setelah 4 bulan pertama setelah pemakaian pil oral.
Dx 4
Memberikan pil oral dengan dosis androgen rendah
Menambah jumlah estrogen dalam pil oral
Menghentikan pil oral
Mempertimbangkan pendekatan alternatif untuk mengobati acne
termasuk pemberian antibiotic broadspektrum seperti tetrasiklin, lakuk.an
perubahan diet, higiene yang yan baik, pemakaian sabun khusus
Merujuk keahli penyakit kulit atau ahli endokrin untuk penilaian
selanjutnya.
Dx 5
Aksptor harus melakukan tes suhu badan selama 3 hari berturut-turut
pada hari bebas pil oral aktif. Suhu di bawah 98° F (36° C) pada 3 pagi
hari berturut-turut pada hari bebas pil oral aktif.
Menyingkirkan kemungkinan kehamilan dengan tes B-HCG yang
sensitif Menyingkirkan kamungkinan bila ada suatu siklus tanpa haid dan
akseptor lupa minum pil oral.
Memberikan pil, oral dengan potensi progestin lebih tinggi atau
pemberian estrogen eksogen tambahan.untuk waktu tertentu.
Memberitahukan terlabih dahulu kemungkinan perdarahan yang
sedikit sekali atau sama sekali tidak ada perdarahan pada pemakaian pil
oral dosis rendah.
Bila amenore menetap untuk 3-6 bulan dan tidak menunjukan respon
pada penggantian pil oral, pertimbangkan untuk melakukan evaluasi
terhadap hiperprolaktinemia, depresi, amenore pada akseptor dengan
latihan berat.
Dx 6
Bila diastolik lebih dari 90 mmHg pada beberapa kunjungan.hentikan
pemakaian pil oral
Beritahu bahwa hipertensi. yang disebabkan pil oral umumnya
reversible dalam 13 bulan setelah pil oral dihentikan.
Bila pil oral dilienlikan, beri metode kontrasepsi lain.
Bila akseptor tetap ingin menggunakan pil oral, pertimbangkan
pemakaian mini pil atau pil oral dengan dosis estrogen dar. progestin yang
rendah.
Beritahu akseptor yang mendapat hipertensi bahwa hipertensi dapat
terjadi bila akseptor hamil dan perlu dilakukan pemeriksaan tekanan darah
dengan teratur. Anjurkan untuk mengurangi atau menghentikan merokok,
berolahraga secara teratur, kurangi BB bila gemuk, kurangi garam dan
kafein, rekreasi secara teratur
Dx 7
Bila sakit kepala disebabkan oleh pil hentikan pemakaian atau ganti
dengan preparat lain yang aktifitas estrogen atau progestin lebih rendah.
Sakit kepala pada akseptor harus ditanggapi serius karena dapat
merupakan tanda utama yang mendahului CVA.
Dx 8
Pergunakan BH yang baik atau yang menunjang payudara
Ganti pil oral dengan estrogen, atau progestin dosis rendah atau kedua-
duanya atau hentikan pil oral dan pakai metode lain. Ini dapat merupakan
indikasi untuk pil oral dosis 20 mcg.
Berikan vitamin E 400 IU 2 kali sebari, untuk mengurangi nyeri pada
payudara vibrokistik.
Bromocripine dan dnocrine kadang-kadang bermanfaat pada wanita
yang merasakan nyeri.
Gejala-gejala dapat membaik bila akseptor menghindari gerakan badan
yang berlebihan (yang mengguncang-guncang payudara) pada saat dimana
terasa paling tidak menyenangkan.
Meskipun secara fisik tidak ditemukan massa, lakukan pemeriksaan
mammografi bila berumur 35-40 tahun dan mempunyai riwayat keluarga
dengan karsinoma payudara.
D. EVALUASI
Dx 1
Subyektif : Anamnesa mengenai perubahan nafsu atau selera makan,
hubungan antara pertambahan BB dengan pil oral,
pekerjaan, tidur, olahraga, dan tanda-tanda depresi.
Obyektif : Perhatikan adanya, oedema, jumlah dan lokasi lemak,
pembesaran uterus dan tanda-tanda lain dari kahamilan,
pemeriksaan tes urine untuk kehamilan, glukosa darah.
Dx 2
Subyektif : Anamnesa mengenai : lamanya rasa mual, waktu minum pil
oral (pagi, siang, sore, malam), hubungannya dengan
pemakaian pil oral, jumlah hari rasa mual dalam satu siklus,
stress, sakit lambung / perut, pemakaian alkohol, muntah
atau tidak, pemakaian obat-obatan lain.
Obyektif : Adakah infeksi, cari tanda-tanda kehamilan, test kehamilan
(urine / sperma), tes diagnostik lainnya untuk hepatitis,
penyakit kandung empedu.
Dx 3
Subyeklif : Anamnesa mengenai : lama pemakaian pil oral, dosis,
teratur tidaknya minute pil oral, riwayat masa lalu problem
ginekologis, sakit pelvis,, dispareunia, flour albus, demam,
menggigil, diare, gangguan intestinal atau hepar lainnya,
pemakaian obat-obat lain yang dapat mernpengaruhi
kontrasepsi pil oral
Obyektif : Periksa hematokrit, cari tanda-tanda kehamilan intra-uterine
atau ektopik, myoma uteri, infeksi serviks/polip atau
endometriosis, infeksi pelvis.
Dx 4
Subyektif : Anamnesa mengenai : tanyakan tentang siklus kambuh
sebelum dan sesudah minum pil oral, tanyakan riwayat
keluarga, mulai umur berapa, lamanya gejala, hubungan
dengan pemakaian pil oral, oligomenore dan acne sebelum
pemakaian pil oral.
Obyektif : Perhatikan lokasi, ukuran, jumlah dan warna dari lesi
Dx 5
Subyektif : Anamnesa mengenai apakah pernah lupa minum pil oral,
tanyakan tentang pengotoran pakaian dalam, tentukan
adakah perdarahan, perdarahan bercak, atau sama sekali
tidak ada perdarahan, tanyakan tentang gejala-gejala
kehamilan, pola senggama dan hari terakhir melakukan
senggama, adakah kerja atau latihan otot yang berat, stres
yang bertambah, pemakaian obat yang dapat dengan cepat
membersihkan estrogen dari darah seperti rifamicin atau
phenobarbital.
Obyeklif : Tentukan apakah akseptor hamil atau tidak (pemeriksaan
ginekologis dan tes kehamilan urine)
Dx 6
Subyektif : Anamnesa mengenai : tekanan darah sebelum dan sesudah
pemakaian pil oral, tekanan darah selarna kehamilan,
riwayat keluarga dengan hipertensi, sakit kepala, stress,
latihan fisik, gangguan mata, pemakaian kafein, nicotin,
diuretika, obat-obatan influenza, amphetamine.
Obyeklif : Pemeriksaan tekanan darah, duduk dan tidur harus
dilakukan pada lebih dari 1 kunjungan, hipertensi akan
terjadi -bila ; sistolik > 160 mmHg dan diastolik > 95
mmHg.
Dx 7
Subyektif : Anamnesa mengenai berat ringannya sakit kepala, lamanya,
stress, lokasi sakitnya, siklus, sakit rahang, umur pada saat
timbulnya sakit kepala, apakah sakitnya unilateral,
berdenyut-denyut, atau disertai dengan mual, muntah,
pengelihatan kabur, mata berair., adakah riwayat keluarga
dengan migraine, adakah hilangnya kemampuan bicara,
lemah, kesemutan, atau hal lain yang berhubungan dengan
sakit kepala, tanyakan mengenai pemakaian obat-obatan,
alkohol, kafein.
Dx 8
Subyektif : Anamnesa mengenai ketahui mengenai lamanya, parahnya,
kapan waktunya selama siklus, perubahan. ukuran BH,
riwayat pernah menderita penyakit payudara jinak dan
karsinoma payudara
Obyektif : Bandingkan ukuran kedua payudara, tentukan nyeri local
atau umum, perbedaan dalam. "perasaan penuh", nodule
atau massa dan cairan dari putting susu, tes-tes selanjutnya
yang dapat ditakukan meliputi maihmografi, pemeriksaan
mikroskopis dari cairan puting susu, biopsy, tes kehamilan
urine atau serum darah dan penentuan kadar prolaktin.