A. PENDAHULUAN
Gangguan jiwa dalam pandangan masyarakat masih identik dengan “gila”
(psikotik) sementara kelompok gangguan jiwa lain seperti ansietas ,depresi dan
gangguan jiwa yang tampil dalam bentuk berbagai keluhan fisik kurang
dikenal.kelompok, gangguan jiwa inilah yang banyak ditemukan
dimasyarakat.mereka ini akan datang ke pelayanan kesehatan umum dengan
keluhan fisiknya,sehingga petugas kesehatan sering kali terfokus pada keluhan
fisiknya.sehingga berbagai pemeriksaan dan memberikan berbagai jenis obat
untuk mengatasinnya.masalah kesehatan jiwa yang melatar belakangi keluhan
fisik tersebut sering kali terabaikan.sehingga pengobatan menjadi tidak
efektif.Pada tahun 2018 jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Tanah
Kalikedinding 58.250 jiwa dari jumlah tersebut di perkirakan jumlah target
pencapaian penderita gangguan jiwa yang dirujuk kerumah sakit sebanyak 76%
dari jumlah seluruh kunjungan penderita gangguan jiwa di puskesmas tanah
kalikedinding dan jumlah target penderita gangguan jiwa yang dideteksi dini dan
mendapat penanganan dipuskesmas sebanyak 24% dari jumlah seluruh
kunjungan penderita gangguan jiwa di puskesmas tanah kalikedinding.Untuk
memajukan dan peningkatan mutu dan pelayanan kesehatan jiwa pada
masyarakat, maka perlu adanya kerjasama antara petugas kesehatan dan
anggota keluarga pasien yang sedang menjalani pengobatan, untuk itu perlu
diikut sertakan dalam program perawatan pasien baik dirumah maupun dirumah
sakit. Hal ini sangat penting, bahwa pasien mengalami gangguan mental tidak
selamanya dirawat di rumah sakit jiwa. Dalam hal ini peran aktif keluarga
dituntut guna mengoptimalkan pasien untuk mandiri, meningkatkan pemenuhan
kehidupan sehari-hari.
B. LATAR BELAKANG
Fenomena gangguan jiwa pada saat ini mengalami peningkatan yang sangat
signifikan, dan setiap tahun di berbagai belahan dunia jumlah penderita
gangguan jiwa bertambah. Berdasarkan data dari World Health Organisasi
(WHO) dalam Yosep (2013) , ada sekitar 450 juta orang di dunia yang
1
mengalami gangguan jiwa. WHO menyatakan setidaknya ada satu dari empat
orang didunia mengalami masalah mental, dan masalah gangguan kesehatan
jiwa yang ada di seluruh dunia sudah menjadi masalah yang sangat serius.
Berdasarkan hasil penelitian dari Rudi Maslim dalam Mubarta (2011 ) prevalensi
masalah kesehatan jiwa di Indonesia sebesar 6,55%. Angka tersebut tergolong
sedang dibandingkan dengan negara lainnya. Data dari 33 Rumah Sakit Jiwa
( RSJ ) yang ada di seluruh Indonesia menyebutkan hingga kini jumlah
penderita gangguan jiwa berat mencapai 2,5 juta orang. Penderita gangguan
jiwa berat dengan usia di atas 15 tahun di Indonesia mencapai 0,46%. Hal ini
berarti terdapat lebih dari 1 juta jiwa di 2 Indonesia yang menderita gangguan
jiwa berat. Berdasarkan data tersebut diketahui bahwa 11,6% penduduk
Indonesia mengalami masalah gangguan mental emosional ( Riset kesehatan
dasar, 2007 ). Sedangkan pada tahun 2013 jumlah penderita gangguan jiwa
mencapai 1,7 juta (Riskesdas, 2013 ).
C. TUJUAN
a. TUJUAN UMUM
Tertanganinnya kasus kesehatan jiwa pada pasien yang datang berobat
ke pelayanan kesehatan dasar dan dimasyarakat
b. TUJUAN KHUSUS
1. Mendeteksi dini kasus kesehatan jiwa di pelayanan kesehatan dasar
2. Menangani kesus kesehatan jiwa yang datang ke pelayanan kesehatan
dasar sesuai dengan kompetensi tenaga kesehatan
3. Melakukan rujukan pada saat yang tepat bila diperlukan
4. Memberi konseling tentang kesehatan jiwa pada pasien dan keluarga
pasien
2
D. TATA NILAI
Tata Nila : T. K . L
T anggap
K reatif
L oyal
KETERANGAN :
3
LINTAS SEKTOR
1 Mendeteteksi Dini dan Setiap pasien yang Perda Daerah Konsultasi ke dokter
penanganan kasus gangguan berkunjung di layanan dan Rujukan kasus ke
Kota Surabaya
jiwa di Puskesmas dasar dengan poli Psikologi
keluhan gangguan
kejiwaan di
konsultasikan ke
dokter dan poli
Psikologi
2 Memberikan Pelayanan Setiap kasus dengan Perda Daerah Pemberian surat
rujukan ke Rumah Sakit Gangguan Diangnosa Kota Surabaya Rujukan ke RS
kejiwaan diberikan
rujukan untuk
mendapatkan
pelayanan di RS
sesuai standart
3 Kunjungan Rumah penderita Pelaksana program APBD Kunjungan Rumah
gangguan jiwa jiwa dan kader jiwa Transport 2 (Home Care)
serta di bantu lintas Orang x 2
program perkesmas penderita x Rp.
kunjungan ke rumah 30.000 =
4
pasien Rp.60.000,
4 Penyuluhan Kesehatan Memberikan Dana JKN Ceramah, diskusi,
tentang jiwa dan Napzah penyuluhan ke tanya jawab
posyandu dan
sekolah
5
LINTAS LINTAS SEKTOR
KEGIATAN POKOK PELAKSANA PROGRAM PROGRAM TERKAIT
TERKAIT
15. Kelurahan
16. Kecamatan
17. Pokja 4
18. Koramil
19. Polsek
20. LPMK
H. SASARAN
Penderita gangguan jiwa dan keluarga pasien jiwa di wilayah puskesmas tanah
kalikedinding
I. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN
KEGIATAN PELAKSANA LOKASI BIAYA SASARAN BULAN KE, 2018
1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 1 1
0 1 2
Mendeteteksi - Poli Umum Poli- Poli Perda Kota Pasien
Dini dan - Poli Puskesm
Surabaya dengan
penanganan KIA/KB as
kasus - Gawat keluhahan
gangguan jiwa Darurat
gangguan
di Puskesmas - Poli
Psikologi kejiwaan
Memberikan - Poli Poli- Poli Perda Kota Pasien
Pelayanan pemeriksa Puskesm Surabaya dengan
rujukan ke an Umum as Gangguan
Rumah Sakit - Poli Jiwa
KIA/KB
Kunjungan - Program Rumah APBD 2 pasien
Rumah Perkesmas pasien Transport 2 ODGJ
penderita Orang x 2
gangguan jiwa penderita x
Rp. 30.000 =
Rp.60.000,
Penyuluhan - Dokter Posyandu Dana JKN Masyarakat
Kesehatan - Perawat Sekolah dan Anak
tentang jiwa - Bidan Sekolah
dan Napzah - Program
Promkes
- Program
GIZi
- Program
- Kesling
6
3. Pelaporan kasus rujukan di ambil dari register Rujukan kasus yang di Rujuk ke
RS
4. Evaluasi pelaksanaan Kunjunggan Rumah / CHN pasien setelah kegiatan
selesai. Evaluasi di catat di lembar kegiatan CHN. Dan SPJ kegiatan
5. Evaluasi pelaksanaan kegiatan sosialisasi penyuluhan jiwa dan NAPZA di
dokumentasikan saat selesai kegiatan penyuluhan
Kepala UPTD
PLT.Puskesmas Tanah Kalikedinding