Anda di halaman 1dari 9

PROFESI KEGURUAN

A. PENGERTIAN DAN SYARAT-SYARAT PROFESI


1. Pengertian Profesi
Profesi adalah suatu jabatan atau pekerjaan yang menurut keahlian (expertise)
dari para anggotanya (Djam Satori, 2003:1.2). hal tersebut mengandung arti bahwa jabatan
atau pekerjaan yang disebut dengan profesi itu hanya dapat dilakukan oleh orang yang
mempunyai keahlian ataupun mahir dibidangnya yang tentunya menutut teknik-teknik ilmiah
dan dedikasi yang tinggi.
Bersumber dari istilah profesi tersebut maka muncul istilah-istilah lain seperti
professional, profesionalisme,profesionalitas dan profesionalisasi.
a) Istilah professional ini mempunyai dua makna, yaitu mengacu kepada orang yang
menyandang suatu profesi atau orang yang memegang profesi tersebut, kedua mengacu
pada sebutan tentang sikap atau cara sesorang dalam menwujudkan unjuk kerja sesuai
dengan profesinya. Hal ini telah mendapatkan pengakuan baik formal maupun informal
seperti pemerintah, organisasi profesi, masyaraakat dan para pengguna jasa suatu profesi.
b) Profesionalisme adalah sebutan yang lebih mengarah pada sikap mental dalam bentuk
komitmen dari para anggota suatu profesi untuk selalu mewujudkan meningkatkan
kualitas atau kemampuan kerjanya. Hal ini merupakan bentuk motivasi intristik pada diri
guru sebagai pendorong untuk mengembangkan dirinya kearah perwujudan professional.
Ciri-ciri guru yang memiliki profesionalisme tinggi yaitu, pertama keinginan untuk selalu
memperlihatkan perilaku yang standar edial. Kedua meningkatkan dan menjaga citra
profesi, ia berkeinginan untuk selalu meningkatkan dan memelihara citra profesi melalui
perwujudan prilaku profesional. Ketiga keinginan untuk senantiasa mengejar dan
memanfaatkan kesempatan pengembangan profesional. Keempat mengejar kualitas dan
cita-cita profesi, ia akan berusaha untuk selalu mencapai kualitas dan cita-cita sesuai
dengan program yang telah ditentukan. Dan kelima yaitu memilki rasa bangga  terhadap
profesinya sebagai seorang guru.
c) Profesionalitas adalah sebutan terhadap kualitas sikap para anggota suatu profesi terhadap
profesinya serta derajat pengetahuan dan keahlian yang mereka miliki untuk dapat
menjalankan tugasnya.
d) Profesionalisasi adalah suatu proses menuju kearah untuk mewujudkan dan peningkatan
profesi dalam mencapai suatu kreteria yang sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.

1
Menurut Ornstein dan Levine (1984) menyatakan profesi itu adalah jabatan yang
sesuai dengan pengertian profesi dibawah ini:
1) Melayani masyarakat merupakan karier yang akan dilaksanakan sepanjang hayat ( tidak
berganti-ganti pekerjaan).
2) Memerlukan bidang ilmu dan keterampilan tertentu di luar jangkauan khalayak ramai
(tidak setiap orang dapat melakukannya).
3) Menggunakan hsil penelitian dan aplikasi dari teori ke praktek.
4) Memerlukan pelatihan khusus.
5) Mempunyai persyaratan masuk.
6) Otonomi dalam membuat keputusan tentang ruang lingkup kerja tertentu.
7) Menerima tanggung jawab terhadap keputusan yang diambil, tidak dipindahkan ke atasan
atau instansi yang lebih tinggi dan mempunyai sekumpulan unjuk kerja yang baku.
8) Mempunyai komitmen terhadap jabatan dank klien.
9) Menggunakan administrator untuk memudahkan profesinya.
10) Mempunyai organisasi yang diatur oleh anggota profesi sendiri.
11) Mempunyai asosiasi profesi.
12) Mempunyai kode etik.
13) Mempuyai kadar kepercayaan yang tinggi dari publik dan anggotanya.
14) Mempunyai status sosial dan ekonomi yang tinggi. (Ornstein dan Levine,1984).

Menurut Sanusi et al (1991) mengutarakan ciri-ciri utama suatu profesi itu


sebagai berikut :
(a) Suatu jabatan yang memiliki fungdi dan signifikansi sosial yang menentukan (crusial).
(b) Jabatan yang menuntut keahlian dan keterampilan tertentu.
(c) Keterampilan/keahlian yang di tuntut jabatan itu, didapat melalui pemecahan masalah
dengan menggunakan teori dan metode ilmiah.
(d) Jabatan itu berdasarkan pada disiplin ilmu yang jelas, sistematik, ekspilisit, yang bukan
sekedar pendapat umum.
(e) Jabatan itu memerlukan pendidikan perguruan tinggi yang waktunya cukup lama.
(f) Proses pendidikan untuk jabatan juga merupakan aplikasi dan sosialisasi nilai-nilai
profesional.
(g) Dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat, anggota profesi berpegang teguh pada
kode etik yang di control oleh organisasi profesi.

2
(h) Mempunyai kebebasan dalam memberikan judgement terhadap permasalahn profesi yang
dihadapinya.
(i) Dalam praktek melayani masyarakat anggota profesi otonom dan bebas dari campur
tangan orang luar.
(j) Jabatan ini mempunyai pretise yang tinggi dalam masyarakat. ( Sanusi et al, 1991)

Ada pun yang menjadi ciri-ciri dari profesi itu Menurut Rachman Nata Widjaja
dalam Djaman Sutari (2003:1.4) pekerjaan yang disebut profesi memilki ciri-ciri sebagai
berikut:
a) Ada standar kerja yang baku dan jelas.
b) Ada lembaga pendidikan khusus yang menghasilkan pelakunya dengan program dan
jenjang pendidikan yang baku serta bertanggung jawab tentang pengembangan ilmu
pengetahuan yang melandasi profesi itu.
c) Ada organisasi profesi yang mewadahi para pelakunya untuk mempertahankan dan
memperjuangkan eksistensi dan kesejahteraannya.
d) Ada etika atau kode etik yang mengatur prilaku etik para pelakunya dalam
memperlakukan kliennya.
e) Ada sistem imbalan terhadap jasa layanannya yang adil dan baku.
f) Ada pengakuan dari masyarakat (profesional, penguasa dan aman) terhadap pekerjaan itu
sebagai profesi.
Dari hal di atas maka dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri dari profesi tersebut ialah
memlki standar unjuk kerja, memilki etka dan kode etik profesi, memilki organisasi profesi,
memilki system imbalan, mendapatkan pengakuan dari khalayak, serta pemangku jabatan
profesi tersebut dipersiapkan yang terlebih dahulu harus melalui pendidikan dan pelatihan
khusus dalam waktu yang lama.

2. Syarat-Syarat Profesi
Suatu pekerjaan dapat diakukan sebagai suatu profesi jika memenuhi beberapa
kreteria atau  syarat di bawah ini:
1) Mampu melayani masyarakat, dan merupakan karir yang dilaksanakan sepanjang hidup
2) Memiliki kemampuan dalam bidang ilmu dan keterampilan khusus sesuai dengan
bidangnya yang diluar dari jangkauan masyarakat pada umunya
3) Adanya teori dan praktek yang mendasari dari penggunaan hasil penelitian serta
pengaplikasianya.

3
4) Telah mengikuti pelatihan khusus dalam waktu yang tidak singkat
5) Telah melewati persyaratan khusus yang telah ditentukan untuk menduduki profesi
tersebut.
6) Dalam membuat keputusan tidak diatur oleh pihak lain.
7) Dapat mempertanggung jawabkan terhadap segala keputusan yang telah diambil.
8) Memiliki komitmen yang kuat terhadap profesinya dengan penekanan terhadap pelayanan
yang diberikan.
9) Adanya pembantu yang biasa disebut administrator untuk memudahkan pekerjaannya
atau profesinya, relatif bebas  dari supervise dalam jabatan
10) Adanya suautu organisasi yang mewadahi yang dibentuk dan diatur oleh anggota profesi
sendiri
11) Untuk mengetahui dan mengakui keberhasilan anggotanya diperlukan adanya assosiasi
profesi atau kelompok “elit”
12) Memiliki kode etik untuk menjelaskan hal-hal yang meragukan atau yang menyangsikan
yang berhubungan dengan layanan yang diberikan.
13) Dapat dipercaya oleh publik dan dari setiap anggotanya
14) Bila dibandingkan dengan jabatan lainnya, ia memiliki status sosial dan ekonomi yang
tinggi.

B. KODE ETIK PROFESI KEGURUAN


1. Pengertian Kode Etik
Kode Etik sangat diperlukan oleh guru sebagai landasan perilaku dalam menjalankan
tugasnya. Kode etik adalah pola aturan atau tata cara etis yang berarti sesuai dengan nilai-niai
dan norma yang dianut oleh sekolompok orang atau masyarakat terentu dalam berperilaku.
Makna kode etik dalam konteks profesi keguruan adalah ketentuan-ketentuan moralyang
digunakan sebagai pedoman dalam menalankan tugas profesi.

2. Tujuan Dan Fungsi Kode Etik


Tujuan kode etik adalah
a. Untuk menjunjung tinggi martabat profesi
b. Untuk menjaga dan memelihara kesejahtaraan para anggotanya
c. Untuk meningkatkan pengabdian para anggota profesi
d. Untuk meningkatkan mutu profesi
e. Untuk meningkatkan mutu profesi

4
Fungsi dari kode etik guru Indonesia adalah sebagai landasan moral atau
pedoman  tingkah laku setiap guru warga PGRI dalam menunaikan tugas pengabdiannya
sebagai guru, baik didalam maupun diluar sekolah serta dalam kehidupan sehari-hari dalam
masyarakat.. kode etik guru merupakan alat yang amat penting untuk pembentukan sikap
profesional para anggota profesi keguruan.

3. Mekanisme Penetapan Kode Etik Profesi Tingkah Laku


Kode etik hanya dapat ditetapkan oleh suatu organisasi profesi yang berlaku dan
mengikat para anggotanya. Penetapan kode etik tidak dapat dilakukan oleh orang
perseorangan melainkan harus dilakukan oleh orang –orang yang diutus atas nama anggota-
anggota profesi dari organisasi yang besangkutan. Untuk itu orang-orang yang bukan anggota
profesi tersebut tidak terikat oleh kode etik tersebut. Kode etik hanya mempunyai pengaruh
yang kuat, atau mengikat orang-orang yang berada pada kalangan satu profesi dan tergabung
dalam organisasi profesi yang bersangkutan.
Sanksi pelanggaran Kode Etik adalah sanksi moral, barang siapa melanggar Kode
Etik akan mendapatkan celaan dari rekan-rekannya, sedangkan sanksi yang diangap terberat
adalah sipelanggar dikeluarkan dari organisasi profesi. Adanya kode etik dalam suatu
organisasi profesi tertentu, menandakan bahwa organisasi profesi itu telah mantap.

4. Kode Etik Guru Republik Indonesia


Kode Etik Guru Indonesia dapat dirumuskan sebagai himpunan nilai-nilai dan
norma-norma profesi guru yang tersusun dengan baik dan sistematik dalam suatu sisitem
yang utuh dan bulat. Sebagaimana halnya denga profei lainnya. Kode Etik Guru Indonesia
ditetapkan dalam suatu Kongres yang dihadiri oleh seluruh utusan cabang dan pengurus
daerah PGRI dari seluruh penjuru tanah air, pertama dalam Kongres XIII d Jakarta tahun
1973, dan kemudian disempurnakan dalam Kongres PGRI XVI tahun 1989 juga di Jakarta,
adapun teks Kode Etik Guru Indonesia yang telah disempurnakan tersebut adalah sebagai
berikut:
a) Guru berbakti membimbing peserta didik untuk membetuk manusia Indonesia seutuhnya
yang berjiwa Pancasila.
b) Guru memilki dan melaksanakan kejujuran profesional
c) Guru berusaha memperoleh informasi tentang peserta didik sebagai bahan melakukan
bimbingan dan pembinaan

5
d) Guru menciptakan suasana sekolah sebaik-baiknya yang menunjang berhasilnya proses
belajar mengajar
e) Guru memelihara hubungan baik dengan orang tua murid dan masyarakat sekitarnya
untuk membina peran serta dan rasa tanggung jawab bersama terhadap pendidikan.
f) Guru secara pribadi dan bersama-sama mengembangkan dan meningkatkan mutu dan
martabat profesinya
g) Guru secara bersama-sama memelihara dan meningkatkan mutu organisasi PGRI sebagai
sarana perjuangan dan pengabdian
h) Guru melaksanakan segala kebijksanaan pemerintah dalam bidang pendidikan.

C. SIKAP DAN PERILAKU PROFESIONAL GURU DAN PENGEMBANGANNYA


1. Pengertian Sikap Dan Prilaku Professional
Sikap dan prilaku profesional guru adalah guru yang mampu menjalankan tugas
dan ranggung jawabnya dengan sebaik-baiknya, sesuai dengan prosedur yang telah
ditentukan, yakni seorang guru yang mempunyai citra yang baik dimasyarakat yang mampu
menunjukkan kepada masyarakat bahwa ia layak menjadi panutan atau teladan anak didiknya
dan  masyarakat sekelilingnya

2. Sasaran Sikap dan Perilaku Profesional Guru


Pola tingkah laku yang ang menjadi sasaran sikap dan perilaku rofesional guru
adalah sebagai berikut:
1) Sikap terhadap peraturan perundang-undangan
Guru adalah aparatur dan abdi Negara mutlak perlu tau kebijaksanaan-kebijaksanaan
pemerintah dalam bidang pendidikan, sehingga dapat melaksanakan ketentuan-ketentuan
yang merupakan kebijaksanaan tersebut.
2) Sikap terhadap organisasi profesi
Guru secara bersama-sama memelihara dan meningkatkan mutu organisasi PGRI sebagai
sarana perjuangan dan pengabdian.
3) Sikap terhadap teman sejawat
Dalam ayat 7 kode etik guru disebutkan bahwa guru memelihara hubungan seprofesi,
semangat kekeluargaan, dan kesetiakawanan sosial.
4) Sikap terhadap anak didik
Guru harus berbakti membimbing peserta didik untuk membentuk manusia indonesiia
seutuhnya yag berjiwa pancasila. Untuk itu guru harus memahami tentang: tujuan

6
pendidikan nasional, prinsip membimbing, dan prinsip pembentukan manusia Indonesia
seutuhnya.
5) Sikap terhadap tempat kerja
Dalam hal ini guru harus menciptakan suasana sekolah sebaik-baiknya yang menunjang
berhasilnya proses belajar mengajar. Seprti penggunaan metode yang sesuai, pengadaan
alat belajar yang cukup, pengaturan organisasi yang mantap, dan pendekatan lainnya yang
diperlukan.
6) Sikap terhadap pemimpin
Sikap seorang guru terhadap pemimpin harus positif, dalam pengertian harus bekerjasama
dalam menyukseskan program yang sudah disepakati, baik disekolalah maupun diluar
sekolah.
7) Sikap terhadap pekerjaan
Guru harus selalu dapat menesuaikan kemampuan dan pengetahuannya dengan keingian
dan permintaan masyarakt, dala hal ini peserta didik dan para orang tuanya.

3. Pengembangan Sikap dan Perilaku Profesional Guru


Pengembangan sikap professional guru dapat melalui:
a) Pengembangan sikap selama masa pendidikan prajabatan
Pembentukan sikap yang baik tidak mungkin mucul begitu saja, tetapi harus dibina sejak
calon guru memulai pendidikannya, dilembaga pendididkan guru.
b) Pengembangan sikap selama dalam jabatan
Banyak usaha yang dapat dilakukan dalam rangka meningkatkan sikap professional
keguruan dalam masa pengabdiannya sebagai guru, seperti dilakukan dengan cara formal
mengikuti kegiatan penataran, lokakarya, seminar, atau kegiatan ilmiah lainnya. Dalam
bentuk informal itu dapat dilakkukan melalui media massa televise, radio, Koran,dan
majalah maupun publikasi lainnya.

Pengembangan Sikap Keprofesionalan Guru


Untuk berprofesi sebagai seorang guru tentunya harus melewati suatu pendidikan
profesi keguruan. Profesi keguruan adalah suatu bidang pengabdian atau penuh dedikasi
kepada kepantingan anak didik dalam perkembangannya menuju kesempurnaan manusiawi.
Dan guru merupakan pendidik yang profesional dengan  tugas utamanya adalah mendidik,
mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi, anak didiknya,
baik pada alur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.

7
Adapun yang menjadi prinsip-prinsip profesionalisme guru adalah sebagai berikut:
a. Berbakat, memilki minat, panggilan jiwa dan idealisme
b. Berkomitmen untuk selalu meningkatkan mutu pendidikan, keimanan, ketakwaan dan
ahlak mulia.
c. Mempunyai klasifikasi akademik dan latar belakang pendidikan sesuai dengan bidangnya.
d. Mempunyai kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugasnya
e. Bertanggung jawab atas pelaksanaan keprofesionalannya
f. Penghasilan yang didapatkan ditentukan sesuai dengan profesinya
g. Selalu berkesempatan untuk mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan
dengan belajar sepanjang hayat
h. Adannya perlindungan hukum dalam pelaksanaan tugas keprofesionalan guru
i. Untuk mengatur hal-hal yang berkaitan dengan tugas keprofesionalan guru tentunya
diperlukan organisasi yang mempunyai kewenangan untuk hal tersebut.
Pengembangan terhadap guru merupakan hal mendasar dalam proses pendidikan.
Saat ini guru dianggap sebuah profesi yang sejajar dengan profesi yang lain, sehingga
seorang guru dituntut bersikap profesional dalam melaksanakan tugasnya. Guru yang
profesional adalah “guru yang mempunyai sejumlah kompetensi yang dapat menunjang
tugasnya yang meliputi :
1) Kompetensi pedagogik
Kompetensi ini terdiri dari lima subkompetensi, yaitu
 Memahami peserta didik secara mendalam,
 Merancang pembelajaran, termasuk memahami landasan pendidikan untuk kepentingan
pembelajaran,
 Melaksanakan pembelajaran,
 Merancang dan melaksanakan evaluasi pembelajaran dan,
 Mengembangkan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensinya.

2) Kompetensi kepribadian.
Kompetensi ini terdiri dari lima subkompetensi, yaitu
 Kepribadian yang mantap dan stabil,
 Dewasa,
 Arif,
 Berwibawa,
 Dan berakhlak mulia.

8
3) Kompetensi sosial.
Kompetensi ini memiliki tiga subranah.
 Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik.
 Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan sesama pendidik dan tenaga
kependidikan.
 Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan orang tua /wali peserta didik
dan masyarakat sekitar.
4) Kompetensi profesional
Kompetensi ini terdiri dari dua ranah subkompetensi.
 Subkompetensi menguasai substansi keilmuan yang terkait dengan bidang studi memiliki
indikator esensial : memahami materi ajar yang ada dalam kurikulum, memahami
struktur, konsep dan metode keilmuan yang menaungi atau koheren dengan materi ajar,
memahami hubungan konsep antarmata pelajaran terkait, dan menerapkan konsep –
konsep keilmuan dalam kehidupan sehari – hari.
 Subkompetensi menguasai struktur dan metode keilmuan memiliki indikator esensial
menguasai langkah – langkah penelitian dan kajian kritis untuk memperdalam
pengetahuan/materi bidang studi.
Dengan adanya persyaratan profesionalisme guru, perlu adanya paradigma baru
untuk melahirkan profil guru Indonesia yang profesional di abad 21 yaitu;
(1) memiliki kepribadian yang matang dan berkembang;
(2) penguasaan ilmu yang kuat;
(3) keterampilan untuk membangkitkan peserta didik kepada sains dan teknologi; dan
(4) pengembangan profesi secara berkesinambungan.
Keempat aspek tersebut merupakan satu kesatuan utuh yang tidak dapat
dipisahkan dan ditambah dengan usaha lain yang ikut mempengaruhi perkembangan profesi
guru yang profesional.
Upaya meningkatkan profesionalisme guru, pemerintah telah berupaya untuk
meningkatkan profesionalisme guru diantaranya meningkatkan kualifikasi dan persyaratan
jenjang pendidikan yang lebih tinggi bagi tenaga pengajar mulai tingkat persekolahan sampai
perguruan tinggi, program sertifikasi. Dari beberapa upaya yang telah dilakukan pemerintah
di atas, faktor yang paling penting agar guru-guru dapat meningkatkan kualifikasi dirinya
yaitu dengan menyetarakan banyaknya jam kerja dengan gaji guru. Program apapun yang
akan diterapkan pemerintah tetapi jika gaji guru rendah, jelaslah untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya guru akan mencari pekerjaan tambahan untuk mencukupi kebutuhannya.

Anda mungkin juga menyukai