Anda di halaman 1dari 8

BAB II.

PROSES PENGOLAHAN AIR LIMBAH


SECARA BIOLOGIS/MIKROBIOLOGIS

I. Pendahuluan
Semua air buangan yang biodegradable dapat diolah secara biologi. Sebagai pengolahan
sekunder, pengolahan secara biologi dipandang sebagai pengolahan yang paling murah dan efisien.
Dalam beberapa dasawarsa telah berkembang berbagai metode pengolahan biologi dengan segala
modifikasinya.
Di dalam proses pengolahan air limbah khususnya yang mengandung polutan senyawa
organik, teknologi yang digunakan sebagian besar menggunakan aktifitas mikro-organisme untuk
menguraikan senyawa polutan organik tersebut. Proses pengolahan air limbah dengan aktifitas
mikroorganisme biasa disebut dengan “Proses Biologis”.

2. Pengolahan secara biologi


Pada dasarnya, reaktor pengolahan secara biologi dapat dibedakan atas dua jenis,
yaitu:
1. Reaktor pertumbuhan tersuspensi (suspended growth reaktor);
2. Reaktor pertumbuhan lekat (attached growth reaktor).

2.1. Proses Pertumbuhan Tersuspensi (suspended growth proccesses)


Di dalam reaktor pertumbuhan tersuspensi, mikroorganisme tumbuh dan
berkembang dalam keadaan tersuspensi. Proses lumpur aktif yang banyak dikenal
berlangsung dalam reaktor jenis ini. Proses lumpur aktif terus berkembang dengan
berbagai modifikasinya, antara lain: oxidation ditch dan kontak-stabilisasi. Dibandingkan
dengan proses lumpur aktif konvensional, oxidation ditch mempunyai beberapa kelebihan,
yaitu efisiensi penurunan BOD dapat mencapai 85%-90% (dibandingkan 80%-85%) dan
lumpur yang dihasilkan lebih sedikit. Selain efisiensi yang lebih tinggi (90%-95%), kontak
stabilisasi mempunyai kelebihan yang lain, yaitu waktu detensi hidrolis total lebih pendek
(4-6 jam). Proses kontak-stabilisasi dapat pula menyisihkan BOD tersuspensi melalui
proses absorbsi di dalam tangki kontak sehingga tidak diperlukan penyisihan BOD
tersuspensi dengan pengolahan pendahuluan.
Kolam oksidasi dan lagoon, baik yang diaerasi maupun yang tidak, juga termasuk
dalam jenis reaktor pertumbuhan tersuspensi. Untuk iklim tropis seperti Indonesia, waktu
detensi hidrolis selama 12-18 hari di dalam kolam oksidasi maupun dalam lagoon yang
tidak diaerasi, cukup untuk mencapai kualitas efluen yang dapat memenuhi standar yang
ditetapkan. Di dalam lagoon yang diaerasi cukup dengan waktu detensi 3-5 hari saja.

2.2. Proses Pertumbuhan lekat (attached growth proccesses).


Di dalam reaktor pertumbuhan lekat, mikroorganisme tumbuh di atas media
pendukung dengan membentuk lapisan film untuk melekatkan dirinya. Berbagai
modifikasi telah banyak dikembangkan selama ini, antara lain:
1. trickling filter
2. Cakram biologi
3. Filter terendam
4. Reaktor fludisasi
Seluruh modifikasi ini dapat menghasilkan efisiensi penurunan BOD sekitar 80%- 90%.
Ditinjau dari segi lingkungan dimana berlangsung proses penguraian secara biologi, proses ini
dapat dibedakan menjadi dua jenis:
 Proses aerob, yang berlangsung dengan hadirnya oksigen;
 Proses anaerob, yang berlangsung tanpa adanya oksigen.
Apabila BOD air buangan tidak melebihi 400 mg/l, proses aerob masih dapat
dianggap lebih ekonomis dari anaerob. Pada BOD lebih tinggi dari 4000 mg/l, proses
anaerob menjadi lebih ekonomis.
Pengolahan air limbah secara biologis secara garis besar dapat dibagi menjadi tiga yakni
proses biologis dengan biakan tersuspensi (suspended culture), proses biologis dengan biakan
melekat (attached culture) dan proses pengolahan dengan sistem lagoon atau kolam.
Proses biologis dengan biakan tersuspensi adalah sistem pengolahan dengan menggunakan
aktifitas mikro-organisme untuk menguraikan senyawa polutan yang ada dalam air dan mikro-
organime yang digunakan dibiakkan secara tersuspesi di dalam suatu reaktor. Beberapa contoh
proses pengolahan dengan sistem ini antara lain : proses lumpur aktif standar/konvesional
(standard activated sludge), step aeration, contact stabilization, extended aeration, oxidation
ditch (kolam oksidasi sistem parit) dan lainya.
Proses pengolahan air limbah secara biologis dengan lagoon atau kolam adalah dengan
menampung air limbah pada suatu kolam yang luas dengan waktu tinggal yang cukup lama
sehingga dengan aktifitas mikro-organisme yang tumbuh secara alami, senyawa polutan yang
ada dalam air akan terurai. Untuk mempercepat proses penguraian senyawa polutan atau
memperpendek waktu tinggal dapat juga dilakukan proses aerasi. Salah satu contoh proses
pengolahan air limbah dengan cara ini adalah kolam aerasi atau kolam stabilisasi (stabilization
pond). Proses dengan sistem lagoon tersebut kadang-kadang dikategorikan sebagai proses
biologis dengan biakan tersuspensi. Secara garis besar klasifikasi proses pengolahan air limbah
secara biologis dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Diagram Pengolahan Air Limbah Secara Biologis


Air limbah mungkin terdiri dari satu atau lebih parameter pencemar melampaui nilai
yang ditetapkan. Kemungkinan di dalamnya terdapat minyak dan lemak, bahan anorganik
seperti besi, aluminium, nikel,plumbum, barium, fenol dan lain-lain sehingga perlu
kombinasi dari beberapa alat. Untuk menurunkan BOD dan COD dapat dilakukan dengan
metode aerasi dan ternyata metode ini juga cukup baik untuk melakukan pengeridapan
suspensi solid.
Perlakuan terhadap limbah dengan metode tertiary treatment adalah menggunakan
organisme perombak limbah. Karena metode ini sering juga disebut metode biologi yaitu
memanfaatkan kehidupan bakteri dalam merombok limbah .
Pengolahan limbah dengan cara biologis dapat dilakukan dengan dua cara , yaitu ,
(1) Aerobic treatment dan (2) Anaerobic treatment . Kedua metode ini mempunyai proses
yang berbeda, karena proses aerobic membutuhkan oksigen dalam prosesnya, sedangkan
proses anerobic harus memimumkan oksigen,agar proses perombokan limbah dapat
berlangsung secara sempurna

3. Peranan Mikroorganisme Di Dalam Proses Pengolahan Air Limbah Secara Biologis


Mikroorganisme tersebut tidak berada dalam satu spesies secara bebas, melainkan dalam
bentuk konsorsium atau campuran dari bermacam-macam spesies tertentu tergantung dari kondisi
lingkungannya, dimana masing-masing mikro-organisme tersebut bersaing untuk mendapatkan
makanan yang sesuai dengan sifat-sifat organisme tersebut.
Kemampuan untuk mendapatkan makanan atau kemampunan metabolisme di lingkungan
bervariasi, maka mikro-organisme yang mempunyai kemampuan adaptasi dan kemampuan
mendapatkan makanan dalam jumlah besar dengan kecepatan yang maksimum akan berkembang-
biak dengan cepat dan akan menjadi dominan di lingkungannya. Di antara mikro-organisme di
alam, organisme yang mempunyai kemampuan metabolisme yang paling tinggi adalah bakteria,
dikuti oleh eumycetes dan protozoa. Mikro-organisme tersebut mempunyai ukuran yang sangat
kecil tetapi kemampuan metabolismenya sangat tinggi.
Proses pengolahan air limbah secara biologis, pada hakekatnya adalah memanfaatkan
mikro-organisme (bakteria) yang mempunyai kemampuan untuk menguraikan senyawa-senyawa
polutan tertentu di dalam suatu reaktor biologis yang kondisinya di buat agar sesuai untuk
pertumbuhan mikro-organisme (bakteria) yang digunakan.
Di dalam proses pertumbuhan atau perkembang-biakan serta metabolisme mikroorganisme
harus mempunyai sumber energi, karbon untuk pertumbuhan sel baru serta elemen anorganik
atau nutrien misalnya nitrogen, phospor, sulfur, natrium, kalsium dan magnesium. Karbon dan
sumber energi biasanya disebut substrat, sedangkan nutrien dan faktor pertumbuhan juga
diperlukan untuk pembentukan sel.
Berdasarkan cara pernafasan dan bentuk metabolismenya, mikroorganisme (bakteria)
yang digunakan untuk proses pengolahan air limbah secara garis besar dapat diklasifikasikan
menjadi dua grup yakni mikroorganisme yang melakukan foto sintesis dan mikroorganisme yang
melakukan sintesis bahan kimia. Untuk mikroorganisme yang melakunan sintesis bahan kimia di
golongkan menjadi dua yakni bakteria autotropik dan bakteria heterotropik, meskipun ada
sebagian bakteria yang melakukan fotosintesis yang mana hal ini merupakan suatu perkecualian.
Mikroorganisme yang melakukan fotosintesis umumnya adalah jenis alga yang
berkhlorofil yang mensintesis karbon dioksida dan air untuk keperluan pertumbuhannnya dengan
mengeluarkan oksigen. Ada juga sebagian alga yang dapat menguraikan senyawa organik di
tempat yang gelap meskipun mempunyai khlorofil misalnya chlorella.
Mikroorganisme autotropik adalah organisme yang menggunakan karbon yang berasal dari
karbon dioksida sebagai sumber energi untuk metabolisme dan pertumbuhan sel baru, Sedangkan
mikroorganisme heterotropik adalah mikro organisme yang menggunakan karbon yang berasal
dari senyawa organik untuk pertumbuhan serta pembentukan sel-sel baru.

Bakteria heterotropik adalah merupakan organisme utama yang digunakan untuk proses
pengolahan air limbah secara biologis. kelompok bakteria jenis ini sangat mudah berkembang–
biak dengan cara oksidasi dan menguraikan senyawa organik (senyawa karbon).
Berdasarkan adanya oksigen di lingkungannya, bakteria heterotropik dibagi menjadi tiga grup
yakni :

1. Bakteri Aerob Mutlak : yakni bakteria yang tidak dapat hidup jika tanpa oksigen di
lingkungannya.
2. Bakteri Fakultatif Aerob : yakni bakteria yang dapat tumbuh tanpa oksigen, tetapi menujukkan
pertumbuhan yang lebih cepat bila terdapat oksigen di lingkungannya.
3. Bakteria Anaerob Mutlak : yakni bakteria yang tidak dapat hidup atau tumbuh jika terdapat
oksigen di lingkungannya.
Untuk bakteri jenis 1) dan 2 ) umumnya digunakan sebagi organisme utama untuk
pengolahan air limbah secara biologis dengan proses lumpur aktif atau proses biofilm, sedangkan
bakteria jenis 3) digunakan untuk proses penguraian secara anaerob mutlak. Di dalam proses
pengolahan air limbah secara biologis yang perlu diperhatikan adalah menjaga kondisi reaktor agar
mikro-organisme atau bakteria bekerja pada kondisi yang maksimal.
Proses pengolahan air limbah secara biologis dapat diklasifikasikan seperti pada Tabel
2. meskipun kadang-kadang ada beberapa peneliti yang mengklasifikasikan secara agak berbeda.
Secara garis besar ada lima grup proses pengolahan yakni proses aerobik, proses anoxic, proses
anaerobik, proses kombinasi aerobik, anoxic dan anaerobik , dan proses dengan lagoon atau kolam.

Tabel 2. Proses Pengolahan Air Limbah Secara Biologis Yang Umum Digunakan
untuk Air Limbah
No Jenis Proses Nama yang Umum Penggunaan
1 Proses secara
aerobik
Biakan Proses Lumpur Aktif : Penghilangan senyawa
tersuspensi BOD organik, (nitrifikasi)
(Suspended Konvensional/standar
Growth) Pencampuran Sempurna
(Complete mix process)
Step Aeration (Aerasi
bertahap) Porses Oksigen
Murni
Kontak Stabilisasi
Proses Oksidasi Parit
(Oxydation Ditch)
Proses deep shaft aeration
Suspended growth nitrification Nitrifikasi
Areated Lagoon Penghilangan BOD
(nitrifikasi)
Aerobic digestion : Stabilisasi, penghilangan
BOD
Proses konvensional dg.
udara
Proses dengan oksigen
murni
Biakan melekat Trickilng Filter Penghilangan BOD,
(Atttached nitrifikasi
Growth) Proses dg. Kecepatan rendah
Proses dg. Kecepatan tinggi
Filter Kasar (Roughing Filters) Penghilangan BOD
Reaktor Putar Biologis (RBC) Penghilangan BOD,
nitrifikasi
Biofilter dengan unggun tetap Penghilangan BOD,
nitrifikasi
Kombinasi proses Proses lumpur aktif biofilter, Penghilangan BOD,
biakan proses trickilng filter –solid nitrifikasi
tersuspensi dan contact, proses biofilter-
biakan melekat lumpur aktif, proses trickling
filter seri –lumpur aktif dll.
2 Proses anoxic :
Proses biakan Denitrifikasi dengan Denitrifikasi
tersuspensi Biakan tersuspensi
Proses biakan Suspended Growth denitrifikasi
melekat denitrification)
Denitrifikasi unggun tetap
(Fixed film denitrification)
3 Proses Anaerobik :
Biakan Anaerobic digestion
tersuspensi
Proses satu tahap, kecepatan Stabilisasi, penghilangan
standar BOD
Proses satu tahap, kecepatan Stabilisasi, penghilangan
tinggi BOD
Proses dua tahap Stabilisasi, penghilangan
BOD
Proses kontak anaerobik Penghilangan BOD
Proses anaerobik Sludge Penghilangan BOD
blanket Up Flow
Biakan Melekat Proses Biofilter Anaerobik Penghilangan BOD,
Stabilisasi air limbah,
denitrifikasi
Proses “Expanded Bed “ Penghilangan BOD,
stabilisasi air limbah
4 Kombinasi proses aerobik, anoxix dan anaerobik
Biakan Proses satu tahap atau Penghilangan BOD,
Tersuspensi tahap banyak, variasi nitrifikasi, denitrifikasi,
proses yang sesuai penghilangan phospor
Kombinasi Proses satu tahap atau tahap Penghilangan BOD,
biakan banyak (multi stage) nitrifikasi, denitrifikasi,
tersuspensi dan penghilangan phospor
biakan melekat
5 Proses dengan Kolam aerobik Penghilanhgan BOD
lagoon atau kolam
Kolam Maturasi (stabilisasi) Penghilangan BOD ,
nitrifikasi
Kolam Fakultatif Penghilangan BOD
Kolam Anaerobik Penghilangan BOD,
stabilisasi limbah

Di dalam aplikasinya, umumnya digunakan untuk berbagai tujuan antara lain yakni:
1. Untuk menghilangkan senyawa organik yang ada di dalam air limbah yang biasanya diukur
sebagi Biological Oxygen Demand (BOD), Total karbon organik (TOD), Chemical Oxygen
Demand (COD),
2. Untuk proses nitrifikasi,
3. Dentrifikasi,
4. Penghilangan senyawa phopor, dan
5. Untuk stabilisasi air limbah.

Anda mungkin juga menyukai