Anda di halaman 1dari 17

BAB IV

PEMBAHASAN

CONTOH 1

Pembahasan

Pada bab ini penulis akan membahas mengenai perbandingan antara teori dan kasus

pada 2 klien yaitu pada Ny K dan Tn. J dengan hipertensi. Penulis membandingkan mulai

dari pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Pembahasan

ini untuk mengetahui kesenjangan antara teori dan kasus, faktor-faktor penghambat dan

pendukung dalam memberikan Asuhan Keperawatan Keluarga yang mengalami Hipertensi

dengan Nyeri Akut di RT 003 RW 009 dan RT 002 RW 009 Kelurahan Lubang Buaya

Kecamatan Cipayung Jakarta Timur pada tanggal .................................... Dalam pembahasan

ini mencakup semua proses tahap keperawatan yaitu pengkajian, diagnosa keperawatan,

perencanaan, implementasi dan evaluasi.

4.2.1 Pengkajian

Penulis melakukan pengkajian pada keluarga Ny K dan Tn. J dengan melakukan

pengumpulan data yaitu melakukan kontrak secara langsung untuk mendapatkan informasi

tentang kesehatan keluarga. Pengkajian dilakukan pada tanggal ............................. dengan

teknik wawancara, observasi, pemeriksaan fisik dan studi dokumentasi. Dari hasil wawancara

terbuka didapatkan masalah kesehatan yaitu hipertensi. Penulis melakukan pengkajian pada

keluarga sesuai dengan yang dikemukakan oleh Friedman, yaitu melakukan 2 tahap. Tahap

pertama didapatkan data demografi, riwayat dan perkembangan keluarga, serta pemeriksaan

fisik dan harapan keluarga terhadap perawatan kesehatan keluarga. Pada tahap pengkajian ini

didapatkan kesenjangan antara hasil pengkajian Ny. K dan Tn. J yaitu perbedaan status

pendidikan yaitu Ny. K hanya berpendidikan SMP dan Tn. J berpendidikan SMA, memiliki
umur yang berbeda yaitu Ny. K 28 tahun sedangkan Tn. J 68 tahun, mempunyai riwayat

penyakit yang sama yaitu hipertensi, Tipe keluarga I dan 2 yaitu keluarga inti, struktur

keluarga 1 yaitu Ny. K sebagai ibu rumah tangga yang mendidik anak-anaknya sementara

keluarga Tn. J sebagai kepala keluarga yang memimpin dan mendidik anak-anaknya serta

mencari nafkah, didapatkan hasil tekanan darah pada Ny. K yaitu 160/90 mmHg dan Tn. J

yaitu 160/90 mmHg, harapan keluarga/klien Ny. K dan Tn. J sembuh dengan masalah

penyakitnya yaitu hipertensi. upaya yang diberikan yaitu penyuluhan kesehatan tentang

hipertensi pada kedua keluarga.

Tahap pengkajian kedua lebih terarah kepada masalah kesehatan. pengkajian yang

didapatkan oleh penulis pada Ny. K dan Tn. J yaitu sama-sama tidak mengenal masalah

hipertensi karena kurang terpapar informasi,tidak bisa memutuskan perawatan dan merawat

anggota keluarga yang sakit. Memodifikasi lingkungan yang aman dan nyaman bagi anggota

keluarga yang sakit dan tidak bisa memanfaatkan fasilitas kesehatan dikarenakan fasilitas

kesehatan jauh dari rumah upaya yang harus di lakukan baik perawat maupun puskesmas

agar lebih giat lagi untuk menggerakan petugas kesehatan agar dapat mengefektifkan

pelayanan kesehatan dan melaksanakan kolaborasi pelayanan KPLDH serta melibatkan kader

untuk membantu keluarga agar dapat menggunakan pelayanan kesehatan dan memberikan

informasi pada petugas kesehatan.

Pada pengkajian Ny K dan Tn. J ditemukan adanya masalah hipertensi. Didalam

tinjauan teori menurut Abdul Majid 2017 dikatakan bahwa penyebab hipertensi yaitu faktor

keturunan, konsumsi makanan yang mengandung tinggi garam, dan penggunaan obat-obatan

dalam jangka waktu yang lama. Sedangkan pada kasus didapatkan data dari pengkajian

penyebab utama hipertensi adalah mengkonsumsi makanan yang mengandung tinggi garam

seperti ikan asin, dan makanan seperti seafood, jeroan daging kambing, Dengan demikian

pada konsep penyakit tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan kasus.
Di dalam teori menurut Smeltzer 2010 tanda dan gejala hipertensi meliputi nyeri

pada kepala, pusing, lemas, mual dan muntah Pada pengkajian Ny K dan Tn J didapatkan

data tanda dan gejala hipertensi yaitu seperti nyeri pada kepala, pusing Tanda dan gejala

tersebut tidak ada kesenjangan antara teori dan kasus.

Pada Ny. K dan Tn. J mengatakan tidak pernah melakukan pemeriksaan Tekanan

darah karena tidak pernah terpapar tentang pentingnya memeriksakan kesehatan ke pelayanan

kesehatan, sehingga terdapat kesenjangan antara teori dan kasus. Upaya yang diberikan yaitu

menghindari makanan yang mengandung kadar garam tinggi seperti ikan asin, keripik, dan

makanan yang merangsang tekanan darah meninggi

Pada kasus didapatkan data dari pengkajian Ny K dan Tn. J mengatakan jarang

memeriksakan penyakitnya ke puskesmas dikarenakan fasilitas kesehatan jauh dari rumah.

Upaya yang diberikan yaitu petugas kesehatan lebih efektif lagi menjalankan program

KPLDH..

Dengan demikian terdapat kesenjangan antara teori dan kasus. Peneliti menyarankan

agar kedua klien dapat memeriksakan kesehatannaya ke pusat fasilitas kesehatan dan

menganjurkan untuk makan- makanan rendah garam.

Didalam teori Pusdatin Kemenkes RI 2014 terdapat penatalaksanaan terapi

farmakologi seperti mengkonsumsi obat-obatan Captopril maupun Amplodipin dan terdapat

terapi nonfarmakologi yaitu disarankan untuk membuat jus mentimun. Pada kasus didapatkan

data dari pengkajian Ny K dan Tn J mengatakan tidak pernah memeriksakan penyakitnya ke

puskesmas dan sering mengkonsumsi makanan yang tinggi kadar garam. Dengan demikian

terdapat kesenjangan antara teori dan kasus . peneliti menyarankan agar keluarga dapat

melakukan terapi farmakologi atau non farmakologi seperti membuat jus mentimun.

Selama proses pengambilan data penulis merasakan faktor pendukung yang ada

dalam pengkajian adalah keluarga merespon postif dan kooperatif serta hubungan saling
percaya yang terjalin dengan baik namun ada faktor penghambat dalam proses pengkajian

yaitu tidak hadirnya beberapa anggota keluarga dikarenakan sedang bekerja dan beraktivitas

solusi untuk mahasiswa kedepannya adalah memanfaatkan waktu yang ada agar pengkajian

terselesaikan tepat waktu, solusi untuk perawat adalah berusaha lebih keras untuk memotivasi

kepada anggota keluarga agar ingin ke fasilitas kesehatan guna mengontrol kesehatannya

secara rutin.

4.2.2 Diagnosa keperawatan

Dari data yang diperoleh saat pengkajian pada Ny. K dan Tn. J terdapat diagnosa

keperawatan aktual, dikarenakan Ny. K dan Tn. J Sedang mengalami nyeri, dengan tekanan

darah pada kedua keluarga yaitu 160/90 mmHg, diagnosa keperawatan yang muncul pada

kedua keluarga adalah nyeri akut dengan skor 3 2/4. Saran atau upaya yang diberikan untuk

keluarga/klien yaitu mengurangi makanan yang banyak mengandung garam, seafood,

minuman yang berkafein maupun rokok, serta berolahraga rutin

4.2.3 Perencanaan

Penyusunan rencana tindakan keperawatan dibuat berdasarkan rencana asuhan

keperawatan keluarga. Dalam perencanaan ditentukan sasaran dan tujuan rencana tindakan

serta evaluasi yang terdiri dari kriteria dan standar evaluasi.

Dalam Salvari (2013), menggolongkan perencanaan keperawatan kedalam tingkatan

fungsi keluarga yaitu kognitif, afektif dan perilaku. Dalam menetapkan tujuan intervensi

sudah sesuai teori dan kasus, yaitu terdapat tujuan umum dan tujuan khusus.

Pada tahap penyusunan rencana tindakan keperawatan keluarga secara teori adalah

terdiri dari menentukan tujuan jangka panjang, tujuan jangka pendek, kriteria, standar dan

rencana tindakan. Pada tujuan jangka pendek mengacu pada lima tugas keperawatan

kesehatan keluarga yaitu mengenal masalah, mengambil keputusan yang tepat, melakukan

perawatan, memodifikasi lingkungan dan memanfaatkan fasilitas kesehatan. Pada kasus Ny K


dan Tn J perencanaan tidak berbeda dengan teori dan perencaan dibuat tidak berbeda antara

Ny. K dan Tn. J dikarenakan kedua keluarga/klien sama-sama tidak mengetahui masalah

kesehatannya. Perencanaan melibatkan peran serta keluarga dalam memberikan perawatan

kepada anggota keluarga yang mengalami masalah kesehatannya yaitu hipertensi dengan

nyeri akut dengan cara melakukan pendidikan kesehatan, motivasi keluarga untuk mengambil

keputusan dalam merawat anggota keluarga yang sakit, demonstrasikan teknik relasasi nafas

dalam, memodifikasi lingkungan agar lebih aman dan nyaman, serta memotivasi keluarga

untuk memanfatkan fasilitas pelayanan kesehatan. Dalam menyusun rencana keperawatan

keluarga, penulis tidak menemukan hambatan. Sedangkan faktor pendukung yaitu adanya

kerjasama yang baik antara penulis dengan keluarga Ny. K dan Tn. J.

4.2.4 Pelaksanaan

Dalam melaksanakan tindakan asuhan keperawatan keluarga secara umum penulis

sudah menyusun dan melaksanakan dengan baik, pendidikan kesehatan pada diagnosa

keperawatan prioritas yang penulis lakukan yaitu dengan upaya promotif yaitu dengan

melakukan penyuluhan kesehatan tentang penyuluhan kesehatan tentang pengertian,

penyebab, tanda dan gejala, akibat lanjut, memodifikasi lingkungan seperti menjaga lantai

agar tetap kering dan bersih, serta memnafaatkan fasilitas kesehatan seperti puskesmas

maupun yang lainnya, upaya preventif yaitu perawat dapat memberikan penyuluhan

kesehatan tentang pencegahan penyakit hipertensi yaitu dengan cara mengurangi minum yang

banyak mengandung kafein, alkohol, dan mengurangi makanan yang banyak mengandung

gaeram serta olahraga yang teratur, upaya kuratif perawat memberikan informasi untuk

minum obat secara teratur sesuai resep dokter, upaya rehabilitative yaitu menasihati dan

memberikan motivasi kepada keluarga/klien untuk selalu kontrol dan memanfaatkan fasilitas

kesehatan seperti puskesmas, klinik maupun yang lainnya saran untuk puskesmas yaitu lebih

giat untuk melakukan kesehatan keliling agar masyarakat atau keluarga khususnya yang
menderita hipertensi lebih terkontrol lagi kesehatannya dan memberikan obat rutin anti

hipertensi.

4.2.5 Evaluasi

Evaluasi merupakan kegiatan yang membandingkan antara hasil implementasi dengan

kriteria dan standar yang telah ditetapkan untuk melihat keberhasilan. Dalam teori evaluasi

terbagi menjadi dua yaitu formatif dan sumatif. Evaluasi sumatif berupa evaluasi akhir untuk

menilai apakah tujuan dapat tercapai atau tidak secara keseluruhan. Pada tahap evaluasi

penulis membedakan evaluasi yang ada pada teori setelah dilakukan tindakan dengan

menggunakan kriteria dan standar evaluasi. Penulis melakukan evaluasi secara langsung

kepada Ny K dan Tn J yaitu pada TUK 1 keluarga sudah mampu mengenal pengertian,

penyebab, tanda dan gejala hipertensi dengan dilakukan pendidikan kesehatan, TUK II

keluarga sudah mampu mengambil keputusan untuk merawat Ny K dan Tn J, TUK III

keluarga sudah mampu merawat anggota keluarga yang sakit yaitu dengan melakukan teknik

relaksasi nafas dalam dan mengatur diit makanan untuk penderita hipertensi, TUK IV

keluarga sudah mampu memodifikasi lingkungan dengan cara tidak membiarkan lantai licin

untuk menghindari resiko jatuh, dan TUK V Ny. K dan Tn, J sudah memanfaatkan fasilitas

kesehatan dengan berobat ke puskesmas.


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Pada bab ini dapat disimpulkan mengenai asuhan keperawatan keluarga yang telah

diberikan pada keluarga Ny. K dan Tn. J mulai dari pengkajian, diagnosa, perencanaan,

tindakan, dan evaluasi,

Pada tahap pengkajian yang dilakukan dilapangan bahwa kedua pasien sama-sama

mempunyai masalah kesehatan yaitu hipertensi dan mengalami nyeri pada kepala serta

pusing dikarenakan tekanan darah yang meningkat yang diakibatkan pola makan yang tidak

baik tidak pernah memeriksakan penyakitnya ke klinik/puskesmas terdekat,hambatan pada

penelitian ini adalah waktu keluarga yang sangat terbatas dikarenakan anggota keluarga ada

yang berkerja dan bersekolah, solusi yang dapat penulis berikan yaitu mengatur waktu

kembali jadwal agar semua anggota keluarga dapat menerima informasi tentang masalah

kesehatan yang ada di keluarga, namun ada faktor pendukung yaitu keterbukaan antara

penulis dan keluarga serta dukungan saling percaya yang terjalin baik dengan penulis dan

keluarga

Diagnosa keperawatan yang ditegakkan oleh penulis kepada Ny. K dan Tn. J adalah

hipertensi dengan nyeri akut dengan proses skoring yang ada pada diagnosa di kedua

keluarga adalah 3 2/3 yang menunjukan bahwa kedua keluarga sering merasakan nyeri pada

kepala dan pusing yang timbul dengan mendadak

Penulis membuat perencaan berdasarkan teori dan keadaan keluarga Ny. K Dan Tn. J

yaitu selama 6x kunjungan dalam menyusun rencana keperawatan keluarga dari TUK 1

sampai TUK V
Pada tahap pelaksaan penulis melihat antusias dari Ny. K dan Tn. J setiap mengikuti

perencanaan yang dibuat oleh penulis lakukan. Dalam pelakasaan TUK 1 sampai TUK V,

keluarga/klien tidak ditemani anggota keluarga dikarenakan sedang beraktivitas baik itu

sekolah maupun berkerja

Evaluasi adalah tahap akhir dari proses keperawatan untuk memulai keberhasilan

suatu rencana keperawatan yang telah ditetapkan. Pada tahap evaluasi penulis melakukan

evaluasi secara langsung kepada 2 klien yaitu Ny. K dan Tn. J, evaluasi dapat tercapai sesuai

tujuan dan kriteria hasil yang dibuat oleh penulis karena adanya faktor pendukung yaitu

keterbukaan antara penulis dan keluarga dan terdapat hubungan saling percaya dan kerjasama

yang baik antara penulis dan keluarga sehingga TUK I sampai TUK V tercapai dengan baik

5.2 Saran

Penulis telah menarik kesimpulan dari asuhan keperawatan keluarga yang sudah

dilakukan kepada Ny. K dan Tn. J dengan hipertensi, penulis memberikan beberapa saran

yang ditujukan kepada :

A. Puskemas

1. Mengaktifkan/mengefektifkan kegiatan KPLDH bagi masyarakat yang belum dapat

menjangkau pelayanan kesehatan

2. Melibatkan dan menggerakan kader untuk dapat memberikan informasi kesehatan

B. Keluarga dan Pasien

1. Menganjurkan keluarga untuk tidak makan-makanan yang tinggi garam seperti ikan asin,

jeroan untuk anggota keluarga yang hipertensi

2. Menganjurkan keluarga untuk melakukan kegiatan olahraga rutin

3. Menjurkan keluarga untuk tidak merokok

C. Perawat
1. Menyarankan agar keluarga dapat melakukan pengobatan farmakologi dan nonfarmakologi

2. Memotivasi keluarga dan pasien untuk segera kepelayanan kesehatan bila ada anggota

keluarga yang sakit.


CONTOH 2
.2 Pembahasan

Pada bab ini penulis akan membahas mengenai perbandingan antara teori dan kasus

pada 2 keluarga yaitu Ny.N dan Ny.N dengan stroke non hemoragik. Penulis

membandingkan mulai dari pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan

evaluasi. Pembahasan ini untuk mengetahui kesenjangan antara teori dan kasus, faktor-faktor

penghambat dan pendukung dalam memberikan Asuhan Keperawatan Keluarga yang

mengalami Stroke Non Hemoragik dengan Gangguan Mobilitas Fisik di RT 09 RW 03 dan di

RT 01 RW 09 Kelurahan Lubang Buaya Kecamatan Cipayung Jakarta Timur pada tanggal

....................... Dalam pembahasan ini mencakup semua proses tahap keperawatan yaitu

pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.

4.2.1 Pengkajian

Penulis melakukan pengkajian pada keluarga Ny.N dan Ny.N dengan melakukan

pengumpulan data yaitu melakukan kontrak secara langsung untuk mendapatkan informasi

tentang kesehatan keluarga. Pengkajian dilakukan pada tanggal ...................sampai.......

dengan teknik wawancara, observasi, pemeriksaan fisik dan studi dokumentasi. Dari hasil

wawancara terbuka didapatkan masalah kesehatan yaitu stroke non hemoragik dan masalah

keperawatan gangguan mobilitas fisik. Penulis melakukan pengkajian pada keluarga sesuai

dengan yang dikemukakan oleh Salvari (2013), yaitu melakukan 2 tahap. Tahap pertama

yaitu didapatkan data demografi, riwayat dan perkembangan keluarga, lingkungan, struktur

keluarga, fungsi keluarga, stressor dan koping keluarga serta pemeriksaan fisik dan harapan

keluarga terhadap perawatan kesehatan keluarga. Pada tahap ini pengkajian pertama tidak
ditemukan adanya kesenjangan antara keluarga 1 dan keluarga 2.

Tahap pengkajian kedua lebih terarah kepada masalah kesehatan. Pengkajian tahap

kedua yaitu kemampuan keluarga mengenal masalah, memutuskan untuk merawat,

kemampuan untuk merawat, memodifikasi lingkungan dan memanfaatkan fasilitas kesehatan

yang ada.

Pada kasus didapatkan dari data pengkajian Ny.N menderita stroke non hemoragik

sejak 10 tahun yang lalu, awalnya mengeluh pusing, pandangan mata kabur dan merasa lemas

seluruh tubuh, dari hasil CT Scan kepala pada tahun 2009 juga terlihat ada lesi hipodens,

Ny.N juga mengatakan saat itu Ny.N dan keluarga tidak mengetahui bahwa memiliki

penyakit darah tinggi sedangkan Ny.N menderita stroke non hemoragik sejak 2 ½ tahun yang

lalu dan memiliki riwayat hipertensi kurang lebih 4 tahun dengan hasil pemeriksaan tekanan

darah 170/90 mmHg dan diabetes melitus kurang lebih 2 tahun dengan hasil pemeriksaan

gula darah 310 mg/dL dan dari hasil CT Scan kepala juga terlihat ada lesi hipodens,, keluarga

Ny.N mengatakan saat itu Ny.N mengalami penurunan kesadaran, pusing, pandangan mata

kabur dan merasa lemas pada seluruh tubuhnya. Keluarga 1 dan keluarga 2 juga mengatakan

jarang memeriksakan penyakitnya ke puskesmas atau klinik terdekat dan kurang menjaga

pola makan dan pola istirahat yang baik.

Dengan demikian terdapat kesenjangan antara teori Salvari (2013) dan kasus. Peneliti

menyarankan agar kedua klien dapat memeriksakan kesehatannya ke pusat fasilitas kesehatan

dan menganjurkan keluarga untuk memberikan makanan diit sesuai dengan penyakit yang

diderita anggota keluarga seperti stroke non hemoragik.

Selama proses pengambilan data penulis merasakan faktor pendukung yang ada dalam

pengkajian adalah keluarga yang merespon positif dan kooperatif serta hubungan saling

percaya yang terjalin dengan baik namun ada faktor penghambat dalam proses pengkajian
yaitu tidak hadirnya beberapa anggota keluarga dikarenakan sedang bekerja, sekolah dan

rumah yang jauh.

4.2.2 Diagnosa keperawatan

Diagnosa keperawatan di buat dari data-data pengkajian yang didapati lalu penulis

melakukan analisa data dan menentukan diagnosa keperawatan. Diagnosa keperawatan yang

terdapat didalam teori Salvari (2013) yaitu aktual, resiko dan potensial. Dalam membuat

prioritas diagnosa keperawatan keluarga penulis mengaitkan empat kinerja yaitu sifat

masalah, kemungkinan masalah dapat diubahm potensi untuk dicegah dan menonjolnya

masalah. Menurut penulis pada masalah Ny.N dan Ny.N muncul diagnosa keperawatan yaitu

gangguan mobilitas fisik dengan score yang didapat dari perhitungan skoring diagnosa

keperawatan yaitu dengan total skor 4. Masalah ini timbul ditandai dengan klien mengeluh

merasa lemah seluruh tubuh dan pergerakan tubuh klien terbatas dan hanya bisa bedrest

dirumah atau menggunakan kursi roda. Kemampuan keluarga untuk mengenal masalah stroke

dinilai masih kurang. Kemampuan keluarga untuk merawat anggota keluarga yang menderita

penyakit stroke dinilai kurang mampu, dengan data keluarga mengatakan tidak mengetahui

tanda dan gejala, pola makan yang baik dan teratur. Keluarga belum mampu memanfaatkan

fasilitas kesehatan dengan baik karena keluarga mengatakan kalau penyakitnya parah dan

kambuh baru ke rumah sakit atau ke puskesmas terdekat. Faktor penghambat dalam diagnosa

keperawatan adalah penulis sulit menemukan sumber buku diagnosa keperawatan. Faktor

pendukung yang penulis temukan adalah Ny.N dan Ny.N merespon sangat baik serta

hubungan saling percaya yang terjalin dengan sangat baik dan mau bekerja sama dengan

penulis selama menegakan diagnosa keperawatan.

4.2.3 Perencanaan
Dalam perencanaan terdiri dari beberapa rencana tindakan keperawatan, dibuat

berdasarkan rencana asuhan keperawatan keluarga (Salvari, 2013). Di dalam perencanaan

ditentukan yaitu melakukan pendidikan kesehatan, memberikan demonstrasi, mengajarkan

keluarga teknik latihan rentang gerak pasif dan aktif pada ekstremitas, memodifikasi

lingkungan dan memotivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan. Perencanaan

antara kasus dengan teori Salvari (2013) tidak ada kesenjangan. Maka dalam menyusun

rencana keperawatan keluarga, penulis tidak menemukan hambatan. Sedangkan faktor

pendukung yaitu adanya kerjasama yang baik antara penulis dengan keluarga.

4.2.4 Pelaksanaan

Dalam melakukan tindakan asuhan keperawatan keluarga secara umum penulis sudah

menyusun dan melaksanakan dengan baik. Pendidikan kesehatan pada diagnosa keperawatan

prioritas yang penulis lakukan bersifat promotif dan preventif karena tindakan yang

dilakukan terdiri dari mengkaji pengetahuan keluarga, memotivasi keluarga untuk

memutuskan merawat anggota keluarga yang sakit, memberikan perawatan keluarga yang

sesuai dengan anggota keluarga yang sakit, membantu keluarga untuk memodifikasi

lingkungan menjadi nyaman dan sehat, memotivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas

kesehatan yang sudah digunakan, mengevaluasi, mendiskusikan bersama keluarga dan

memberikan reinforcement positif dan data ini sudah sesuai dengan teori Salvari (2013).

Tujuan khusus yang pertama dilakukan ..tanggal.......... WIB adalah keluarga diharapkan

mampu mengenal masalah yang terdiri dari pengertian stroke non hemoragik, penyebab

stroke non hemoragik, tanda dan gejala stroke non hemoragik. Tujuan khusu kedua yaitu

dilakukan pada tanggal ..... jam 10.00-10.30 WIB adalah keluarga diharapkan mampu

menyebutkan komplikasi dan akibat dari stroke non hemoragik serta dapat mengambil

keputusan untuk merawat anggota keluarga.


Tujuan khusus ketiga dilakukan pada tanggal ................... jam 11.00-11.30 WIB yaitu

keluarga diharapkan mengerti tentang cara perawatan stroke non hemoragik dan mengikuti

gerak teknik latihan rentang gerak pasif dan aktif pada ekstremitas. Tujuan khusus keempat

tanggal ..............jam 11.00-11.30 yaitu keluarga diharapkan mampu memodifikasi atau

menciptakan lingkungan yang mengatasi masalah stroke non hemoragik. Tujuan khusus

kelima tanggal ................. jam 15.00-15.30 WIB yaitu keluarga dapat memanfaatkan fasilitas

kesehatan.

Pada proses implementasi penulis telah melakukan kelima tujuan yang telah

dijabarkan diatas, namun terdapat hambatan saat melakukan TUK 1 yaitu tidak semua

anggota keluarga dapat mengikuti penyuluhan dikarenakan ada yang bekerja. Dalam

memberikan penyuluhan penulis mengulang kembali apa yang sudah dijelaskan agar keluarga

lebih paham tentang materi yang didiskusikan. Penulis juga memberikan leaflet sebagai

informasi yang dapat dibaca kembali.

4.2.5 Evaluasi

Evaluasi merupakan tahap akhir dari proses keperawatan untuk memulai keberhasilan

suatu rencana keperawatan yang telah ditetapkan. Pada teori Salvari (2013) evaluasi terbagi

menjadi dua yaitu evaluasi formatif dan evaluasi sumatif (akhir). Evaluasi sumatif berupa

evaluasi akhir untuk menilai apakah tujuan dapat tercapai atau tidak. Pada tahap evaluasi

penulis membedakan evaluasi yang ada pada teori setelah dilakukan tindakan dengan

menggunakan kriteria dan standar evaluasi. Penulis melakukan evaluasi secara langsung

kepada Ny.N dan Ny.N yaitu pada TUK 1 keluarga sudah mampu mengenal pengertian,

penyebab, tanda gejala stroke non hemoragik dengan pendidikan kesehatan, TUK II keluarga

sudah mampu mengambil keputusan untuk merawat Ny.N dan Ny.N, TUK III keluarga sudah

mampu merawat anggota keluarga yang sakit yaitu dengan melakukan latihan rentang gerak
pasif dan aktif pada ekstremitas, TUK IV keluarga sudah mampu memodifikasi lingkungan

dengan cara tidak membiarkan lantai licin untuk menghindari resiko jatuh dan TUK V Ny.N

dan Ny.N sudah memanfaatkan fasilitas kesehatan dengan berobat ke puskesmas.

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Pada bab ini dapat disimpulkan mengenai asuhan keperawatan keluarga yang telah

diberikan pada keluarga Ny.N dan Ny.Na mulai dari pengkajian, diagnosa, perencanaan,

tindakan dan evaluasi.

Pada tahap pengkajian penulis mendapatkan masalah keperawatan yang sama pada

keluarga Ny.N dan Ny.Na yaitu stroke non hemoragik. Pada pengkajian Ny.N dan Ny.Na

ditemukan adanya masalah stroke non hemoragik. Penyebab utama stroke non hemoragik

yang sama pada Ny.N dan Ny.Na adalah adanya riwayat hipertensi yaitu kurang menjaga

pola makan dan pola istirahat yang baik dan tidak pernah memeriksaan penyakitnya ke

klinik/puskesmas terdekat. Pada pengkajian Ny.N dan Ny.Na ditemukan adanya tanda dan

gejala yang sama yaitu seperti kepala pusing, pandangan mata buram dan badan terasa lemas.

Hambatan dari penelitian ini adalah waktu keluarga yang sangat terbatas dikarenakan anggota

keluarga ada yang bekerja dan sekolah. Solusi yang dapat penulis berikan yaitu mengatur

waktu kembali jadwal agar semua anggota keluarga dapat menerima informasi tentang

masalah kesehatan yang ada di keluarga. Namun, ada faktor pendukung yaitu keterbukaan

antara penulis dan keluarga serta hubungan saling percaya yang terjalin dengan baik dengan 2

keluarga tersebut.
Diagnosa keperawatan keluarga yang ditegakkan oleh penulis kepada Ny.N dan

Ny.Na sama menurut hasil perhitungan skoring yaitu gangguan mobilitas fisik dengan hasil

skor 3 2/3 yang menunjukan bahwa anggota badan sebelah kiri Ny.N dan Ny.Na kaku sulit

digerakan dan sangat mengganggu aktivitasnya sehari-hari.

Penulis membuat perencanaan berdasarkan teori dan keadaan keluarga Ny.N dan

Ny.Na yaitu selama 6x kunjungan dalam menyusun rencana keperawatan keluarga dari TUK

I sampai TUK V.

Pada tahap pelaksanaan penulis melihat antusias dari Ny.N dan Ny.Na setiap

mengikuti perencanaan yang penulis lakukan. Dalam pelaksanaan TUK I sampai V kedua

klien tidak selalu ditemani oleh anggota keluarga dikarenakan anggota keluarga ada yang

bekerja dan sekolah.

Evaluasi adalah tahap akhir dari proses keperawatan untuk memulai keberhasilan

suatu rencana keperawatan yang telah ditetapkan. Pada tahap evaluasi penulis melakukan

evaluasi secara langsung kepada 2 klien yaitu Ny.N dan Ny.Na. Evaluasi dapat tercapai

sesuai tujuan dan kriteria hasil yang telah ditetapkan karena adanya faktor pendukung yaitu

keterbukaan antara penulis dan keluarga serta terdapat hubungan saling percaya dan

kerjasama yang baik dengan 2 keluarga tersebut.

5.2 Saran

Penulis telah menarik kesimpulan dari asuhan keperawatan keluarga yang sudah

dilakukan kepada Ny.N dan Ny.Na dengan stroke non hemoragik, penulis memberikan

beberapa saran yang ditujukan kepada :

1. Puskesmas

Diharapkan puskesmas dapat menindaklanjuti masalah kesehatan pada keluarga Ny.N dan

Ny.Na yang sudah dilakukan mahasiswa. Agar kesehatan 2 keluarga tersebut terkontrol

dengan baik.
2. Institusi pendidikan

Diharapkan dapat menambah sumber-sumber buku terbaru untuk penelitian dibidang

akademik.

3. Mahasiswa atau perawat

Pada saat melakukan asuhan keperawatan keluarga pada 2 keluarga tersebut penulis

mendapatkan hambatan yaitu waktu yang sangat terbatas dikarenakan anggota keluarga

yang jarang dirumah diharapkan keluarga dapat mengatur waktunya untuk mendampingi

penulis dalam melakukan asuhan keperawatan keluarga dan memberikan informasi

tentang masalah kesehatan yang ada dikeluarga. Penulis mendapatkan hambatan dalam

menentukan diagnosa maka penulis harus selalu berkonsultasi dengan pembimbing dalam

mencari referensi diagnosa keperawatan keluarga .

4. Keluarga

Kepada keluarga Ny.N dan Ny.Na diharapkan dapat menjaga pola makan dengan baik dan

teratur, menjaga kebersihan lingkungan rumah agar tidak menjadi sumber penyakit dan

dapat melakukan teknik latihan rentang gerak pasif dan aktif pada ekstremitas dan

diharapkan pada keluarga Ny.N dan Ny.Na dapat mengatur kembali waktunya agar semua

anggota keluarga dapat menerima informasi tentang masalah kesehatan yang ada di

keluarga.

Anda mungkin juga menyukai