PEMBAHASAN
CONTOH 1
Pembahasan
Pada bab ini penulis akan membahas mengenai perbandingan antara teori dan kasus
pada 2 klien yaitu pada Ny K dan Tn. J dengan hipertensi. Penulis membandingkan mulai
ini untuk mengetahui kesenjangan antara teori dan kasus, faktor-faktor penghambat dan
dengan Nyeri Akut di RT 003 RW 009 dan RT 002 RW 009 Kelurahan Lubang Buaya
ini mencakup semua proses tahap keperawatan yaitu pengkajian, diagnosa keperawatan,
4.2.1 Pengkajian
pengumpulan data yaitu melakukan kontrak secara langsung untuk mendapatkan informasi
teknik wawancara, observasi, pemeriksaan fisik dan studi dokumentasi. Dari hasil wawancara
terbuka didapatkan masalah kesehatan yaitu hipertensi. Penulis melakukan pengkajian pada
keluarga sesuai dengan yang dikemukakan oleh Friedman, yaitu melakukan 2 tahap. Tahap
pertama didapatkan data demografi, riwayat dan perkembangan keluarga, serta pemeriksaan
fisik dan harapan keluarga terhadap perawatan kesehatan keluarga. Pada tahap pengkajian ini
didapatkan kesenjangan antara hasil pengkajian Ny. K dan Tn. J yaitu perbedaan status
pendidikan yaitu Ny. K hanya berpendidikan SMP dan Tn. J berpendidikan SMA, memiliki
umur yang berbeda yaitu Ny. K 28 tahun sedangkan Tn. J 68 tahun, mempunyai riwayat
penyakit yang sama yaitu hipertensi, Tipe keluarga I dan 2 yaitu keluarga inti, struktur
keluarga 1 yaitu Ny. K sebagai ibu rumah tangga yang mendidik anak-anaknya sementara
keluarga Tn. J sebagai kepala keluarga yang memimpin dan mendidik anak-anaknya serta
mencari nafkah, didapatkan hasil tekanan darah pada Ny. K yaitu 160/90 mmHg dan Tn. J
yaitu 160/90 mmHg, harapan keluarga/klien Ny. K dan Tn. J sembuh dengan masalah
penyakitnya yaitu hipertensi. upaya yang diberikan yaitu penyuluhan kesehatan tentang
Tahap pengkajian kedua lebih terarah kepada masalah kesehatan. pengkajian yang
didapatkan oleh penulis pada Ny. K dan Tn. J yaitu sama-sama tidak mengenal masalah
hipertensi karena kurang terpapar informasi,tidak bisa memutuskan perawatan dan merawat
anggota keluarga yang sakit. Memodifikasi lingkungan yang aman dan nyaman bagi anggota
keluarga yang sakit dan tidak bisa memanfaatkan fasilitas kesehatan dikarenakan fasilitas
kesehatan jauh dari rumah upaya yang harus di lakukan baik perawat maupun puskesmas
agar lebih giat lagi untuk menggerakan petugas kesehatan agar dapat mengefektifkan
pelayanan kesehatan dan melaksanakan kolaborasi pelayanan KPLDH serta melibatkan kader
untuk membantu keluarga agar dapat menggunakan pelayanan kesehatan dan memberikan
tinjauan teori menurut Abdul Majid 2017 dikatakan bahwa penyebab hipertensi yaitu faktor
keturunan, konsumsi makanan yang mengandung tinggi garam, dan penggunaan obat-obatan
dalam jangka waktu yang lama. Sedangkan pada kasus didapatkan data dari pengkajian
penyebab utama hipertensi adalah mengkonsumsi makanan yang mengandung tinggi garam
seperti ikan asin, dan makanan seperti seafood, jeroan daging kambing, Dengan demikian
pada konsep penyakit tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan kasus.
Di dalam teori menurut Smeltzer 2010 tanda dan gejala hipertensi meliputi nyeri
pada kepala, pusing, lemas, mual dan muntah Pada pengkajian Ny K dan Tn J didapatkan
data tanda dan gejala hipertensi yaitu seperti nyeri pada kepala, pusing Tanda dan gejala
Pada Ny. K dan Tn. J mengatakan tidak pernah melakukan pemeriksaan Tekanan
darah karena tidak pernah terpapar tentang pentingnya memeriksakan kesehatan ke pelayanan
kesehatan, sehingga terdapat kesenjangan antara teori dan kasus. Upaya yang diberikan yaitu
menghindari makanan yang mengandung kadar garam tinggi seperti ikan asin, keripik, dan
Pada kasus didapatkan data dari pengkajian Ny K dan Tn. J mengatakan jarang
Upaya yang diberikan yaitu petugas kesehatan lebih efektif lagi menjalankan program
KPLDH..
Dengan demikian terdapat kesenjangan antara teori dan kasus. Peneliti menyarankan
agar kedua klien dapat memeriksakan kesehatannaya ke pusat fasilitas kesehatan dan
terapi nonfarmakologi yaitu disarankan untuk membuat jus mentimun. Pada kasus didapatkan
puskesmas dan sering mengkonsumsi makanan yang tinggi kadar garam. Dengan demikian
terdapat kesenjangan antara teori dan kasus . peneliti menyarankan agar keluarga dapat
melakukan terapi farmakologi atau non farmakologi seperti membuat jus mentimun.
Selama proses pengambilan data penulis merasakan faktor pendukung yang ada
dalam pengkajian adalah keluarga merespon postif dan kooperatif serta hubungan saling
percaya yang terjalin dengan baik namun ada faktor penghambat dalam proses pengkajian
yaitu tidak hadirnya beberapa anggota keluarga dikarenakan sedang bekerja dan beraktivitas
solusi untuk mahasiswa kedepannya adalah memanfaatkan waktu yang ada agar pengkajian
terselesaikan tepat waktu, solusi untuk perawat adalah berusaha lebih keras untuk memotivasi
kepada anggota keluarga agar ingin ke fasilitas kesehatan guna mengontrol kesehatannya
secara rutin.
Dari data yang diperoleh saat pengkajian pada Ny. K dan Tn. J terdapat diagnosa
keperawatan aktual, dikarenakan Ny. K dan Tn. J Sedang mengalami nyeri, dengan tekanan
darah pada kedua keluarga yaitu 160/90 mmHg, diagnosa keperawatan yang muncul pada
kedua keluarga adalah nyeri akut dengan skor 3 2/4. Saran atau upaya yang diberikan untuk
4.2.3 Perencanaan
keperawatan keluarga. Dalam perencanaan ditentukan sasaran dan tujuan rencana tindakan
fungsi keluarga yaitu kognitif, afektif dan perilaku. Dalam menetapkan tujuan intervensi
sudah sesuai teori dan kasus, yaitu terdapat tujuan umum dan tujuan khusus.
Pada tahap penyusunan rencana tindakan keperawatan keluarga secara teori adalah
terdiri dari menentukan tujuan jangka panjang, tujuan jangka pendek, kriteria, standar dan
rencana tindakan. Pada tujuan jangka pendek mengacu pada lima tugas keperawatan
kesehatan keluarga yaitu mengenal masalah, mengambil keputusan yang tepat, melakukan
Ny. K dan Tn. J dikarenakan kedua keluarga/klien sama-sama tidak mengetahui masalah
kepada anggota keluarga yang mengalami masalah kesehatannya yaitu hipertensi dengan
nyeri akut dengan cara melakukan pendidikan kesehatan, motivasi keluarga untuk mengambil
keputusan dalam merawat anggota keluarga yang sakit, demonstrasikan teknik relasasi nafas
dalam, memodifikasi lingkungan agar lebih aman dan nyaman, serta memotivasi keluarga
keluarga, penulis tidak menemukan hambatan. Sedangkan faktor pendukung yaitu adanya
kerjasama yang baik antara penulis dengan keluarga Ny. K dan Tn. J.
4.2.4 Pelaksanaan
sudah menyusun dan melaksanakan dengan baik, pendidikan kesehatan pada diagnosa
keperawatan prioritas yang penulis lakukan yaitu dengan upaya promotif yaitu dengan
penyebab, tanda dan gejala, akibat lanjut, memodifikasi lingkungan seperti menjaga lantai
agar tetap kering dan bersih, serta memnafaatkan fasilitas kesehatan seperti puskesmas
maupun yang lainnya, upaya preventif yaitu perawat dapat memberikan penyuluhan
kesehatan tentang pencegahan penyakit hipertensi yaitu dengan cara mengurangi minum yang
banyak mengandung kafein, alkohol, dan mengurangi makanan yang banyak mengandung
gaeram serta olahraga yang teratur, upaya kuratif perawat memberikan informasi untuk
minum obat secara teratur sesuai resep dokter, upaya rehabilitative yaitu menasihati dan
memberikan motivasi kepada keluarga/klien untuk selalu kontrol dan memanfaatkan fasilitas
kesehatan seperti puskesmas, klinik maupun yang lainnya saran untuk puskesmas yaitu lebih
giat untuk melakukan kesehatan keliling agar masyarakat atau keluarga khususnya yang
menderita hipertensi lebih terkontrol lagi kesehatannya dan memberikan obat rutin anti
hipertensi.
4.2.5 Evaluasi
kriteria dan standar yang telah ditetapkan untuk melihat keberhasilan. Dalam teori evaluasi
terbagi menjadi dua yaitu formatif dan sumatif. Evaluasi sumatif berupa evaluasi akhir untuk
menilai apakah tujuan dapat tercapai atau tidak secara keseluruhan. Pada tahap evaluasi
penulis membedakan evaluasi yang ada pada teori setelah dilakukan tindakan dengan
menggunakan kriteria dan standar evaluasi. Penulis melakukan evaluasi secara langsung
kepada Ny K dan Tn J yaitu pada TUK 1 keluarga sudah mampu mengenal pengertian,
penyebab, tanda dan gejala hipertensi dengan dilakukan pendidikan kesehatan, TUK II
keluarga sudah mampu mengambil keputusan untuk merawat Ny K dan Tn J, TUK III
keluarga sudah mampu merawat anggota keluarga yang sakit yaitu dengan melakukan teknik
relaksasi nafas dalam dan mengatur diit makanan untuk penderita hipertensi, TUK IV
keluarga sudah mampu memodifikasi lingkungan dengan cara tidak membiarkan lantai licin
untuk menghindari resiko jatuh, dan TUK V Ny. K dan Tn, J sudah memanfaatkan fasilitas
5.1 Kesimpulan
Pada bab ini dapat disimpulkan mengenai asuhan keperawatan keluarga yang telah
diberikan pada keluarga Ny. K dan Tn. J mulai dari pengkajian, diagnosa, perencanaan,
Pada tahap pengkajian yang dilakukan dilapangan bahwa kedua pasien sama-sama
mempunyai masalah kesehatan yaitu hipertensi dan mengalami nyeri pada kepala serta
pusing dikarenakan tekanan darah yang meningkat yang diakibatkan pola makan yang tidak
penelitian ini adalah waktu keluarga yang sangat terbatas dikarenakan anggota keluarga ada
yang berkerja dan bersekolah, solusi yang dapat penulis berikan yaitu mengatur waktu
kembali jadwal agar semua anggota keluarga dapat menerima informasi tentang masalah
kesehatan yang ada di keluarga, namun ada faktor pendukung yaitu keterbukaan antara
penulis dan keluarga serta dukungan saling percaya yang terjalin baik dengan penulis dan
keluarga
Diagnosa keperawatan yang ditegakkan oleh penulis kepada Ny. K dan Tn. J adalah
hipertensi dengan nyeri akut dengan proses skoring yang ada pada diagnosa di kedua
keluarga adalah 3 2/3 yang menunjukan bahwa kedua keluarga sering merasakan nyeri pada
Penulis membuat perencaan berdasarkan teori dan keadaan keluarga Ny. K Dan Tn. J
yaitu selama 6x kunjungan dalam menyusun rencana keperawatan keluarga dari TUK 1
sampai TUK V
Pada tahap pelaksaan penulis melihat antusias dari Ny. K dan Tn. J setiap mengikuti
perencanaan yang dibuat oleh penulis lakukan. Dalam pelakasaan TUK 1 sampai TUK V,
keluarga/klien tidak ditemani anggota keluarga dikarenakan sedang beraktivitas baik itu
Evaluasi adalah tahap akhir dari proses keperawatan untuk memulai keberhasilan
suatu rencana keperawatan yang telah ditetapkan. Pada tahap evaluasi penulis melakukan
evaluasi secara langsung kepada 2 klien yaitu Ny. K dan Tn. J, evaluasi dapat tercapai sesuai
tujuan dan kriteria hasil yang dibuat oleh penulis karena adanya faktor pendukung yaitu
keterbukaan antara penulis dan keluarga dan terdapat hubungan saling percaya dan kerjasama
yang baik antara penulis dan keluarga sehingga TUK I sampai TUK V tercapai dengan baik
5.2 Saran
Penulis telah menarik kesimpulan dari asuhan keperawatan keluarga yang sudah
dilakukan kepada Ny. K dan Tn. J dengan hipertensi, penulis memberikan beberapa saran
A. Puskemas
1. Menganjurkan keluarga untuk tidak makan-makanan yang tinggi garam seperti ikan asin,
C. Perawat
1. Menyarankan agar keluarga dapat melakukan pengobatan farmakologi dan nonfarmakologi
2. Memotivasi keluarga dan pasien untuk segera kepelayanan kesehatan bila ada anggota
Pada bab ini penulis akan membahas mengenai perbandingan antara teori dan kasus
pada 2 keluarga yaitu Ny.N dan Ny.N dengan stroke non hemoragik. Penulis
evaluasi. Pembahasan ini untuk mengetahui kesenjangan antara teori dan kasus, faktor-faktor
....................... Dalam pembahasan ini mencakup semua proses tahap keperawatan yaitu
4.2.1 Pengkajian
Penulis melakukan pengkajian pada keluarga Ny.N dan Ny.N dengan melakukan
pengumpulan data yaitu melakukan kontrak secara langsung untuk mendapatkan informasi
dengan teknik wawancara, observasi, pemeriksaan fisik dan studi dokumentasi. Dari hasil
wawancara terbuka didapatkan masalah kesehatan yaitu stroke non hemoragik dan masalah
keperawatan gangguan mobilitas fisik. Penulis melakukan pengkajian pada keluarga sesuai
dengan yang dikemukakan oleh Salvari (2013), yaitu melakukan 2 tahap. Tahap pertama
yaitu didapatkan data demografi, riwayat dan perkembangan keluarga, lingkungan, struktur
keluarga, fungsi keluarga, stressor dan koping keluarga serta pemeriksaan fisik dan harapan
keluarga terhadap perawatan kesehatan keluarga. Pada tahap ini pengkajian pertama tidak
ditemukan adanya kesenjangan antara keluarga 1 dan keluarga 2.
Tahap pengkajian kedua lebih terarah kepada masalah kesehatan. Pengkajian tahap
yang ada.
Pada kasus didapatkan dari data pengkajian Ny.N menderita stroke non hemoragik
sejak 10 tahun yang lalu, awalnya mengeluh pusing, pandangan mata kabur dan merasa lemas
seluruh tubuh, dari hasil CT Scan kepala pada tahun 2009 juga terlihat ada lesi hipodens,
Ny.N juga mengatakan saat itu Ny.N dan keluarga tidak mengetahui bahwa memiliki
penyakit darah tinggi sedangkan Ny.N menderita stroke non hemoragik sejak 2 ½ tahun yang
lalu dan memiliki riwayat hipertensi kurang lebih 4 tahun dengan hasil pemeriksaan tekanan
darah 170/90 mmHg dan diabetes melitus kurang lebih 2 tahun dengan hasil pemeriksaan
gula darah 310 mg/dL dan dari hasil CT Scan kepala juga terlihat ada lesi hipodens,, keluarga
Ny.N mengatakan saat itu Ny.N mengalami penurunan kesadaran, pusing, pandangan mata
kabur dan merasa lemas pada seluruh tubuhnya. Keluarga 1 dan keluarga 2 juga mengatakan
jarang memeriksakan penyakitnya ke puskesmas atau klinik terdekat dan kurang menjaga
Dengan demikian terdapat kesenjangan antara teori Salvari (2013) dan kasus. Peneliti
menyarankan agar kedua klien dapat memeriksakan kesehatannya ke pusat fasilitas kesehatan
dan menganjurkan keluarga untuk memberikan makanan diit sesuai dengan penyakit yang
Selama proses pengambilan data penulis merasakan faktor pendukung yang ada dalam
pengkajian adalah keluarga yang merespon positif dan kooperatif serta hubungan saling
percaya yang terjalin dengan baik namun ada faktor penghambat dalam proses pengkajian
yaitu tidak hadirnya beberapa anggota keluarga dikarenakan sedang bekerja, sekolah dan
Diagnosa keperawatan di buat dari data-data pengkajian yang didapati lalu penulis
melakukan analisa data dan menentukan diagnosa keperawatan. Diagnosa keperawatan yang
terdapat didalam teori Salvari (2013) yaitu aktual, resiko dan potensial. Dalam membuat
prioritas diagnosa keperawatan keluarga penulis mengaitkan empat kinerja yaitu sifat
masalah, kemungkinan masalah dapat diubahm potensi untuk dicegah dan menonjolnya
masalah. Menurut penulis pada masalah Ny.N dan Ny.N muncul diagnosa keperawatan yaitu
gangguan mobilitas fisik dengan score yang didapat dari perhitungan skoring diagnosa
keperawatan yaitu dengan total skor 4. Masalah ini timbul ditandai dengan klien mengeluh
merasa lemah seluruh tubuh dan pergerakan tubuh klien terbatas dan hanya bisa bedrest
dirumah atau menggunakan kursi roda. Kemampuan keluarga untuk mengenal masalah stroke
dinilai masih kurang. Kemampuan keluarga untuk merawat anggota keluarga yang menderita
penyakit stroke dinilai kurang mampu, dengan data keluarga mengatakan tidak mengetahui
tanda dan gejala, pola makan yang baik dan teratur. Keluarga belum mampu memanfaatkan
fasilitas kesehatan dengan baik karena keluarga mengatakan kalau penyakitnya parah dan
kambuh baru ke rumah sakit atau ke puskesmas terdekat. Faktor penghambat dalam diagnosa
keperawatan adalah penulis sulit menemukan sumber buku diagnosa keperawatan. Faktor
pendukung yang penulis temukan adalah Ny.N dan Ny.N merespon sangat baik serta
hubungan saling percaya yang terjalin dengan sangat baik dan mau bekerja sama dengan
4.2.3 Perencanaan
Dalam perencanaan terdiri dari beberapa rencana tindakan keperawatan, dibuat
keluarga teknik latihan rentang gerak pasif dan aktif pada ekstremitas, memodifikasi
antara kasus dengan teori Salvari (2013) tidak ada kesenjangan. Maka dalam menyusun
pendukung yaitu adanya kerjasama yang baik antara penulis dengan keluarga.
4.2.4 Pelaksanaan
Dalam melakukan tindakan asuhan keperawatan keluarga secara umum penulis sudah
menyusun dan melaksanakan dengan baik. Pendidikan kesehatan pada diagnosa keperawatan
prioritas yang penulis lakukan bersifat promotif dan preventif karena tindakan yang
memutuskan merawat anggota keluarga yang sakit, memberikan perawatan keluarga yang
sesuai dengan anggota keluarga yang sakit, membantu keluarga untuk memodifikasi
lingkungan menjadi nyaman dan sehat, memotivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas
memberikan reinforcement positif dan data ini sudah sesuai dengan teori Salvari (2013).
Tujuan khusus yang pertama dilakukan ..tanggal.......... WIB adalah keluarga diharapkan
mampu mengenal masalah yang terdiri dari pengertian stroke non hemoragik, penyebab
stroke non hemoragik, tanda dan gejala stroke non hemoragik. Tujuan khusu kedua yaitu
dilakukan pada tanggal ..... jam 10.00-10.30 WIB adalah keluarga diharapkan mampu
menyebutkan komplikasi dan akibat dari stroke non hemoragik serta dapat mengambil
keluarga diharapkan mengerti tentang cara perawatan stroke non hemoragik dan mengikuti
gerak teknik latihan rentang gerak pasif dan aktif pada ekstremitas. Tujuan khusus keempat
menciptakan lingkungan yang mengatasi masalah stroke non hemoragik. Tujuan khusus
kelima tanggal ................. jam 15.00-15.30 WIB yaitu keluarga dapat memanfaatkan fasilitas
kesehatan.
Pada proses implementasi penulis telah melakukan kelima tujuan yang telah
dijabarkan diatas, namun terdapat hambatan saat melakukan TUK 1 yaitu tidak semua
anggota keluarga dapat mengikuti penyuluhan dikarenakan ada yang bekerja. Dalam
memberikan penyuluhan penulis mengulang kembali apa yang sudah dijelaskan agar keluarga
lebih paham tentang materi yang didiskusikan. Penulis juga memberikan leaflet sebagai
4.2.5 Evaluasi
Evaluasi merupakan tahap akhir dari proses keperawatan untuk memulai keberhasilan
suatu rencana keperawatan yang telah ditetapkan. Pada teori Salvari (2013) evaluasi terbagi
menjadi dua yaitu evaluasi formatif dan evaluasi sumatif (akhir). Evaluasi sumatif berupa
evaluasi akhir untuk menilai apakah tujuan dapat tercapai atau tidak. Pada tahap evaluasi
penulis membedakan evaluasi yang ada pada teori setelah dilakukan tindakan dengan
menggunakan kriteria dan standar evaluasi. Penulis melakukan evaluasi secara langsung
kepada Ny.N dan Ny.N yaitu pada TUK 1 keluarga sudah mampu mengenal pengertian,
penyebab, tanda gejala stroke non hemoragik dengan pendidikan kesehatan, TUK II keluarga
sudah mampu mengambil keputusan untuk merawat Ny.N dan Ny.N, TUK III keluarga sudah
mampu merawat anggota keluarga yang sakit yaitu dengan melakukan latihan rentang gerak
pasif dan aktif pada ekstremitas, TUK IV keluarga sudah mampu memodifikasi lingkungan
dengan cara tidak membiarkan lantai licin untuk menghindari resiko jatuh dan TUK V Ny.N
BAB 5
5.1 Kesimpulan
Pada bab ini dapat disimpulkan mengenai asuhan keperawatan keluarga yang telah
diberikan pada keluarga Ny.N dan Ny.Na mulai dari pengkajian, diagnosa, perencanaan,
Pada tahap pengkajian penulis mendapatkan masalah keperawatan yang sama pada
keluarga Ny.N dan Ny.Na yaitu stroke non hemoragik. Pada pengkajian Ny.N dan Ny.Na
ditemukan adanya masalah stroke non hemoragik. Penyebab utama stroke non hemoragik
yang sama pada Ny.N dan Ny.Na adalah adanya riwayat hipertensi yaitu kurang menjaga
pola makan dan pola istirahat yang baik dan tidak pernah memeriksaan penyakitnya ke
klinik/puskesmas terdekat. Pada pengkajian Ny.N dan Ny.Na ditemukan adanya tanda dan
gejala yang sama yaitu seperti kepala pusing, pandangan mata buram dan badan terasa lemas.
Hambatan dari penelitian ini adalah waktu keluarga yang sangat terbatas dikarenakan anggota
keluarga ada yang bekerja dan sekolah. Solusi yang dapat penulis berikan yaitu mengatur
waktu kembali jadwal agar semua anggota keluarga dapat menerima informasi tentang
masalah kesehatan yang ada di keluarga. Namun, ada faktor pendukung yaitu keterbukaan
antara penulis dan keluarga serta hubungan saling percaya yang terjalin dengan baik dengan 2
keluarga tersebut.
Diagnosa keperawatan keluarga yang ditegakkan oleh penulis kepada Ny.N dan
Ny.Na sama menurut hasil perhitungan skoring yaitu gangguan mobilitas fisik dengan hasil
skor 3 2/3 yang menunjukan bahwa anggota badan sebelah kiri Ny.N dan Ny.Na kaku sulit
Penulis membuat perencanaan berdasarkan teori dan keadaan keluarga Ny.N dan
Ny.Na yaitu selama 6x kunjungan dalam menyusun rencana keperawatan keluarga dari TUK
I sampai TUK V.
Pada tahap pelaksanaan penulis melihat antusias dari Ny.N dan Ny.Na setiap
mengikuti perencanaan yang penulis lakukan. Dalam pelaksanaan TUK I sampai V kedua
klien tidak selalu ditemani oleh anggota keluarga dikarenakan anggota keluarga ada yang
Evaluasi adalah tahap akhir dari proses keperawatan untuk memulai keberhasilan
suatu rencana keperawatan yang telah ditetapkan. Pada tahap evaluasi penulis melakukan
evaluasi secara langsung kepada 2 klien yaitu Ny.N dan Ny.Na. Evaluasi dapat tercapai
sesuai tujuan dan kriteria hasil yang telah ditetapkan karena adanya faktor pendukung yaitu
keterbukaan antara penulis dan keluarga serta terdapat hubungan saling percaya dan
5.2 Saran
Penulis telah menarik kesimpulan dari asuhan keperawatan keluarga yang sudah
dilakukan kepada Ny.N dan Ny.Na dengan stroke non hemoragik, penulis memberikan
1. Puskesmas
Diharapkan puskesmas dapat menindaklanjuti masalah kesehatan pada keluarga Ny.N dan
Ny.Na yang sudah dilakukan mahasiswa. Agar kesehatan 2 keluarga tersebut terkontrol
dengan baik.
2. Institusi pendidikan
akademik.
Pada saat melakukan asuhan keperawatan keluarga pada 2 keluarga tersebut penulis
mendapatkan hambatan yaitu waktu yang sangat terbatas dikarenakan anggota keluarga
yang jarang dirumah diharapkan keluarga dapat mengatur waktunya untuk mendampingi
tentang masalah kesehatan yang ada dikeluarga. Penulis mendapatkan hambatan dalam
menentukan diagnosa maka penulis harus selalu berkonsultasi dengan pembimbing dalam
4. Keluarga
Kepada keluarga Ny.N dan Ny.Na diharapkan dapat menjaga pola makan dengan baik dan
teratur, menjaga kebersihan lingkungan rumah agar tidak menjadi sumber penyakit dan
dapat melakukan teknik latihan rentang gerak pasif dan aktif pada ekstremitas dan
diharapkan pada keluarga Ny.N dan Ny.Na dapat mengatur kembali waktunya agar semua
anggota keluarga dapat menerima informasi tentang masalah kesehatan yang ada di
keluarga.