Oleh :
TAHUN 2020
LATAR BELAKANG
Kanker adalah penyakit tidak menular yang ditandai dengan pertumbuhan sel
tidak normal/terus-menerus dan tidak terkendali yang dapat merusak jaringan
sekitarnya serta dapat menjalar ke tempat yang jauh dari asalnya yang disebut
metastasis. Sel kanker bersifat ganas dapat berasal atau tumbuh dari setiap jenis
sel di tubuh manusia (Depkes RI, 2009).
Kanker hingga saat ini menjadi masalah kesehatan di dunia termasuk Indonesia.
Menurut data WHO tahun 2013, insiden kanker meningkat dari 12,7 juta kasus
tahun 2008 menjadi 14,1 juta kasus tahun 2012, dengan jumlah kematian
meningkat dari 7,6 juta orang tahun 2008 menjadi 8,2 juta pada tahun 2012.
Kanker menjadi penyebab kematian nomor 2 di dunia sebesar 13% setelah
penyakit kardiovaskular (Kemenkes RI, 2014a). Prevalensi kanker di Indonesia
sebesar 1,4 per 1000 penduduk, Provinsi Bali merupakan provinsi dengan
prevalensi kanker tertinggi ketiga setelah DI Yogyakarta dan Jawa Tengah sebesar
2 per 1000 penduduk. Bila dilihat dari karakteristik jenis kelamin penderita kanker
di Indonesia, perempuan sebesar 2,2 per 1000 penduduk dan laki-laki sebesar 0,6
per 1000 penduduk (Riskesdas, 2013).
Jenis kanker yang banyak diderita dan ditakuti oleh perempuan adalah kanker
payudara. Pada umumnya kanker payudara menyerang kaum wanita,
kemungkinan menyerang kaum laki-laki sangat kecil yaitu 1 : 1000 (Mulyani,
2013). Insiden kanker di Indonesia masih belum diketahui secara pasti karena
belum ada registrasi kanker berbasis populasi yang dilaksanakan. Berdasarkan
estimasi Globocan, International Agency for Research on Cancer (IARC) tahun
2012, kanker payudara adalah kanker 2 dengan presentase kasus baru tertinggi
(43,3%) dan presentase kematian tertinggi (12,9%) pada perempuan di dunia.
Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar tahun 2013, prevalensi kanker payudara
di Indonesia mencapai 0,5 per 1000 perempuan. (Kemenkes RI, 2015).
Berdasarkan data dari Sistem Informasi Rumah Sakit tahun 2010, kanker
payudara adalah jenis kanker tertinggi pada pasien rawat jalan maupun rawat inap
mencapai 12.014 orang (28,7%) (Kemenkes RI, 2014b). Berdasarkan data Subdit
Kanker Direktorat Pengendalian Penyakit Tidak Menular (PPTM) Kemenkes RI,
jumlah perempuan seluruh Indonesia umur 30-50 tahun adalah 36.761.000. Sejak
tahun 2007-2013 deteksi dini yang telah dilakukan oleh perempuan sebanyak
644.951 orang (1,75%) dengan penemuan suspek benjolan (tumor) payudara
1.682 orang (2,6 per 1000 penduduk) (Kemenkes RI, 2014a). Terjadinya
metastatis karsinoma belum dapat ditentukan secara pasti, namun para ahli
membuktikan bahwa ukuran tumor berkaitan dengan kejadian metastatis yaitu
semakin kecil tumor maka semakin kecil juga kejadian metastatisnya. Apabila
penyakit kanker payudara dapat dideteksi secara dini, maka proses pengobatan
lebih mudah dan murah serta peluang sembuh lebih besar dibandingkan kanker
payudara yang ditemukan pada stadium lanjut.
Angka ketahanan hidup lima tahun akan semakin tinggi pada pasien kanker
payudara yang telah mendapatkan serangkaian pengobatan tepat pada stadium
awal (Mulyani, 2013). Berdasarkan Perhimpunan Onkologi Indonesia (2010)
dalam Megawati (2012), menyatakan bahwa menurut asosiasi ahli bedah onkologi
di indonesia prognosis kanker payudara berdasarkan diagnosa stadiumnya antara
lain: stadium 1 (85%); stadium II (60-70%); stadium III (30-50%); dan stadium
IV (15%). Namun di negara berkembang penderita biasanya memeriksakan diri ke
pelayanan kesehatan sudah dalam keadaan stadium lanjut (stadium III-IV),
dibandingkan negara 3 maju penderita datang pada stadium awal (stadium I-II).
Kejadian keterlambatan pemeriksaan diri kanker payudara ke pelayanan kesehatan
di Indonesia mencapai lebih dari 80% sehingga ditemukan pada stadium lanjut,
yang dapat memperburuk prognosis penderita. Bila dilihat Case Fatality
Rate kasus kanker payudara yang ditemukan pada satdium awal hanya 7,2%.
TUJUAN
Tujuan Umum
Tujuan Khusus
PESERTA
MEDIA
1. Laptop
2. Leaflet
KEPANITIAAN
Moderator
Tugas :
1. Membuka acara
2. Memperkenalkan kelompok
3. Menjelaskan tujuan setiap bagian kegiatan
4. Menjelaskan masalah yang didapat pada saat pengkajian berdasarkan
pengolahan data.
5. Menutup kegiatan
Penyajian data
Tugas :
Moderator :
Tugas :
SETTING WAKTU
Tanya Jawab
10 menit Penyaji Demonstrasi kegiatan Penyaji
SETTING TEMPAT
Keterangan :
: Penyaji, Moderator
: Mahasiswa/fasilitator
SUSUNAN ACARA
EVALUASI
Evaluasi Struktur
1. PENGERTIAN
Kanker payudara adalah kondisi ketika sel kanker terbentuk di jaringan
payudara. Kanker bisa terbentuk di kelenjar yang menghasilkan susu (lobulus),
atau di saluran (duktus) yang membawa air susu dari kelenjar ke puting payudara.
Kanker juga bisa terbentuk di jaringan lemak atau jaringan ikat di dalam
payudara.
2. GEJALA
Gejala kanker payudara bisa bervariasi, bisa sama bisa juga tidak, di antaranya:
3. PENYEBAB
Kanker payudara terjadi karena sel-sel di payudara tumbuh tidak normal dan
tidak terkendali. Sel-sel ini membelah dengan cepat dan berkumpul membentuk
benjolan, lalu bisa menyebar ke kelenjar getah bening atau ke organ lain.
Belum diketahui apa penyebab sel-sel tersebut berubah menjadi sel kanker,
namun para ahli menduga adanya interaksi antara faktor genetik dengan gaya
hidup, lingkungan, dan hormon, sehingga sel menjadi abnormal dan tumbuh tidak
terkendali.
Faktor lain yang bisa meningkatkan risiko kanker payudara antara lain:
4. DIAGNOSIS
Dokter akan menjalankan pemeriksaan fisik pada kedua payudara dan kelenjar
getah bening di ketiak untuk mengetahui adanya benjolan atau kelainan lain.
Sejumlah tes penunjang juga bisa menjadi pilihan untuk mendiagnosis kanker
payudara.
Stadium 0
Kanker tidak berkembang lebih jauh dari tempat tumbuhnya di duktus atau
lobulus, dan belum menyebar ke jaringan di sekitarnya. Kondisi ini disebut in situ.
Stadium 1
- Stadium 1a – Tumor berukuran hingga 20 mm dan belum menyebar ke
kelenjar getah bening di ketiak.
- Stadium 1b – Kanker sudah menyebar ke kelenjar getah bening di ketiak,
dengan ukuran lebih besar dari 0,2 mm namun kurang dari 2 mm.
Sedangkan pada payudara terdapat tumor dengan ukuran tidak lebih dari
20 mm atau bisa tidak nampak tumor.
Stadium 2
Stadium 2a – Kanker payudara sudah masuk pada stadium ini jika:
Ukuran tumor lebih besar dari 20 mm, namun tidak lebih besar dari 50
mm, tetapi belum menyebar ke kelenjar getah bening di ketiak.
Ukuran tumor lebih besar dari 20 mm, namun tidak lebih besar dari 50
mm, dan sudah menyebar ke 1 hingga 3 kelenjar getah bening di ketiak.
Ukuran tumor lebih besar dari 50 mm, namun tidak menyebar ke kelenjar
getah bening.
Stadium 3
Stadium 3a – Kanker payudara sudah masuk pada stadium ini jika:
Stadium 3c – Ukuran tumor bisa bervariasi, dan telah menyebar hingga ke 10
kelenjar getah bening atau lebih di ketiak, atau sudah menyebar ke kelenjar getah
bening di dalam payudara dan leher.
Stadium 4
Pada stadium ini, ukuran tumor bisa bervariasi, dan telah menyebar jauh ke
organ lain, seperti tulang, paru-paru, hati, atau otak.
5. PENGOBATAN
Bedah Lumpektomi
Bedah Mastektomi
Komplikasi yang timbul dari bedah untuk kanker payudara tergantung dari
prosedur yang dilakukan. Secara umum, prosedur bedah bisa menyebabkan
pendarahan, nyeri, dan pembengkakan lengan (limfedema).
Radioterapi
Terapi Hormon
Kemoterapi
Efek samping yang timbul dari kemoterapi tergantung dari obat yang
digunakan, namun umumnya pasien mengalami kerontokan rambut, infeksi, mual,
dan muntah. Dalam beberapa kasus, kemoterapi bisa menyebabkan menopause
yang terlalu dini, kerusakan saraf, kemandulan, serta kerusakan jantung dan hati.
Meski sangat jarang terjadi, kemoterapi juga bisa menyebabkan kanker darah.
Terapi Target
Terapi lain untuk pasien kanker payudara adalah terapi target. Terapi ini
menghambat pertumbuhan dan penyebaran sel kanker, tanpa merusak sel-sel yang
sehat.
Terapi target umumnya diterapkan pada kanker HER2 positif. Obat yang
digunakan pada terapi target ditujukan untuk menghambat perkembangan protein
HER2, yang membantu sel kanker tumbuh lebih agresif. Beberapa obat yang
digunakan dalam terapi target adalah trastuzumab, pertuzumab, dan lapatinib.
Obat-obat tersebut ada yang diberikan secara oral atau melalui suntikan, dan bisa
digunakan untuk mengobati kanker stadium awal maupun stadium lanjut.
Efek samping yang mungkin muncul dari terapi target pada kanker HER2
positif bisa ringan atau berat, di antaranya kerusakan jantung yang bisa
berkembang ke gagal jantung. Risiko gangguan jantung bisa meningkat jika obat
terapi target dikombinasikan dengan kemoterapi. Efek samping lain yang
mungkin timbul adalah pembengkakan pada tungkai, sesak napas, dan diare.
Penting untuk diingat, obat ini tidak disarankan untuk mengobati kanker payudara
pada wanita hamil, karena bisa menyebabkan keguguran.
6. PENCEGAHAN
Pada wanita yang berisiko tinggi terkena kanker payudara, pencegahan bisa
dilakukan dengan obat-obatan atau dengan prosedur bedah.
7. PEMERIKSAAN
12 APRIL 2020