Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
TINJAUAN TEORI
Bayi baru lahir adalah individu yang sedang bertumbuh dan baru saja
mengalami trauma kelahiran serta harus dapat melakukan penyesuaian diri dari
kehidupan intrauterin ke kehidupan ekstrauterin. Bayi baru lahir normal adalah bayi
yang lahir pada usia kehamilan 37-42 minggu dan berat badannya 2500 – 4000
gram (Dewi, 2010). Bayi baru lahir (neonatus) adalah bayi usia 0-28 hari (Kemenkes
RI, 2010)
1. Sistem respirasi
Paru berasal dari titik tumbuh yang muncul dari faring yang bercabang
dan kemudian bercabang kembali membentuk struktur percabangan
bronkus. Paru yang tidak matang akan mengurangi kelangsungan hidup
BBL sebelum usia 24 minggu. Hal ini disebabkan keterbatasan
permukaan alveolus, ketidakmatangan sistem kapiler paru, dan tidak
tercukupinya jumlah surfaktan.
b. Awal adanya nafas
1
3) Penimbunan karbondioksida
Setelah bayi lahir, kadar karbondioksida meningkat dalam darah dan
akan merangsang pernafasan. Berkurangnya oksigen akan
mengurangi gerakan pernafasan janin, tetapi sebaliknya peningkatan
karbondioksida akan menambah frekuensi dan tingkat gerakan
pernafasan janin.
2
4) Perubahan suhu Keadaan dingin akan merangsang pernafasan.
c. Surfaktan dan upaya pernapasan
3
2. Sistem Sirkulasi
4
Perubahan yang terjadi pada sistem peredaran darah (sistem
sirkulasi) antara lain:
Struktur Sebelum Lahir Setelah Lahir
Vena umbilikus Membawa darah Menutup, menjadi
dari arteri ke hati ligamentum teres
dan hepatis
Jantung
Arteri umbilikalis Membawa darah arteri Menutup, menjadi
venosa ke placenta ligamentum vesikale
pada dinding abdominal
Anterior
5
3. Termoregulasi
1) Konveksi
2) Radiasi
6
Mekanisme tubuh bayi saat mengalami kedinginan yaitu :
Cold Stress
Glikolisis anaerob
Asidosis
metabolik Memisahkan
Membuka right to RDS
bilirubin dari
left sunt
ikatan dengan albumin
pH darah
menurun
Hyperbilirubinemia Asidosis
4. Sistem Hemat
ologi respiratori
k
7
Saat bayi lahir, nilai rata-rata hemoglobin, SDM, dan hematokrit lebih
tinggi dari dewasa. Hemoglobin BBL berkisar antara 14,5 sampai 22,5
gram/dl. Hematokrit bervariasi dari 44% sampai 72% dan hitung SDM
berkisar antara 5 sampai 7,5 juta/mm3. WBC 18.000/mm. Hb turun 11-17
gr/dl dan RBC turun menjadi 4,2-5,3 pada akhir bulan pertama.
5. Sistem Renal
Bayi baru lahir cukup bulan (aterm) sudah mampu menelan, mencerna,
memetabolisme, dan mengabsorbsi protein dan karbohidarat sederhana
serta mengemulsi lemak. Mukosa mulut basah, berwarna merah muda, pipi
penuh karena perkembangan bantalan menghisap yang baik. Bayi tidak
dapat memindahkan makanan dari bibir ke farink, oleh karena itu puting susu
harus diletakkan tepat diatas lidah dekat dengan farink. Aktivitas peristaltic
esofhagus belum terorganisasi, kemudian polanya akan menjadi teratur
sehingga bisa mulai menelan dengan baik. Tidak ada bakteri pada GIT
pada saat lahir, bakteri akan masuk setelah lahir melalui orifisium ovale
anal dan udara. Kapasitas lambung bayi 30-90 cc tergantung besarnya bayi.
Keasaman lambung lebih rendah dalam beberapa minggu sampai usia 2-3
bulan.
8
Saat lahir perut bawah dipenuhi oleh mekonium yang dibentuk setelah
janin di dalam uterus. Mekonium dibentuk dari cairan amnion, zat-zat yang
didalamnya (sel-sel epidermis, lanugo yang ditelan bayi), sekresi saluran
cerna dan pecahan sel dari mukosa. Warna hijau kehitaman dan lengket,
warna tersebut adalah akibat pigmen empedu. Keluaran mekonium yang
pertama adalah steril. Mekonium akan berganti dengan feses dalam 12-24
jam. Distensi otot abdomen mempengaruhi relaksasi dan kontraksi otot kolon
sehingga sering bayi segera BAB setelah makan.
7. Sistem Hepatika
b. Pada bayi aterm, jaundice muncul setelah 24 jam lalu hilang hari ke7
c. Pada bayi preterm, jaundice muncul setelah 48 jam lalu hilang pada
hari ke-9/10
d. Jumlah bilirubin indirect < 12mg/100ml
8. Sistem Integument
Vernix caseosa, suatu lapisan putih seperti keju, menutupi kulit bayi
saat lahir, fungsinya masih belum jelas. Dalam 24 jam vernix caseosa akan
diabsorbsi kulit dan hilang seluruhnya, jadi tidak perlu dibersihkan. Kulit bayi
sangat sensitive dan mudah rusak, warnanya agak merah beberapa jam
setelah lahir. Pada wajah, bahu dan punggung ditumbuhi rambut lanugo.
Bayi baru lahir tampak montok, lemak subkutan terakumulasi sejak trimester
III.
9
9. Sistem Imunologi
Sistem Reproduksi
a. Wanita
10
b. Pria
1. Reflek Moro
Dalam memberikan reaksi terhadap belaian di pipi atau sisi mulut, bayi akan
menoleh ke arah sumber rangsangan dan membuka mulutnya siap untuk
menghisap.
11
6. Refleks Walking / Berjalan dan Melangkah
Jika disangga secara tegak dengan kaki menyentuh permukaan yang rata,
bayi akan terangsang untuk berjalan.
Pada posisi terlentang lengan disamping tubuh tempat kepala menoleh kearah
itu terulur sedangkan lengan sebelah terkulai.
Menurut Varney (2007), periode transisi adalah waktu ketika bayi menjadi
stabil dan menyesuaikan diri dengan kemandirian ekstrauterin. Keberhasilan
transisi ke kehidupan ekstra uterin dievaluasi dengan skor apgar.
Tanda 0 1 2
Frekuensi Tidak ada Lambat di Di atas 100
ekstermitas
Reflex Tidak ada Menyeringai Menangis
mudah Kuat
terjadi
Warna Biru pucat Tubuh merah Merah muda
muda, seluruhnya
ekstermitas
biru
Periode ini di mulai pada saat bayi baru lahir dan berlangsung selama
30 menit. Periode reaktifitas pertama setelah lahir, mata bayi baru lahir
terbuka, bayi mungkin menangis, terkejut, atau mencari putting susu
12
ibu. Selama periode terjaga setiap usaha harus dilakukan untuk
memfasilitasi kontak antara ibu dan bayi baru lahir. Banyak bayi akan
menyusu selama periode reaktifitas pertama ini. Menyusu harus
dianjurkan ketika bayi baru lahir berbeda pada tahap terjaga penuh
sebagai perlindungan terhadap hipoglikemia fisiologis yang terjadi
setelah bayi lahir. Bayi sering sekali mengeluarkan feses segera
setelah lahir dan bising usus biasanya muncul 30 menit setelah bayi
lahir. Bising usus menunjukkan sistem perencanaan mampu berfungsi.
2) Periode tidur yang tidak berespon
Tahap kedua transisi berlangsung sekitar 30 menit setelah kelahiran bayi
sampai 2 jam. Frekuensi jantung bayi baru lahir menurun selama periode ini
hingga kurang dari 140 kali permenit. Frekuensi pernapasan bayi menjadi
lebih lambat dan tenang. Bayi berada dalam tahap tidur nyenyak. Bising usus
ada, tetapi kemudian berkurang.
Nilai apgar merupakan metode yang obyektif dan cepat untuk menilai
kondisi bayi baru lahir, berguna untuk memberikan informasi mengenai
13
keadaan bayi secara menyeluruh dan untuk mengevaluasi keberhasilan
tindakan resusitasi.
c) Pemotongan dan perawatan tali pusat
14
bila terjadi perubahan pada suhu lingkungan eksternal maka tubuh
akan melakukan pengaturan untuk mempertahankan keseimbangan
suhu. Kontak kulit ke kulit pada bayi baru lahir sama efektifnya
dengan pemanas bayi yang dapat mencegah kehilangan panas pada
bayi baru lahir aterm.
e) Pencegahan kehilangan panas melalui tunda mandi selama 6 jam,
kontak kulit bayi dan ibu serta menyelimuti kepala dan tubuh bayi.
Tindakan seperti membuka baju bayi, kontak kulit dengan udara dan
menyabuni bayi saat mandi berhubungan dengan kehilangan panas
secara radiasi, konveksi dan evaporasi.
f) Pencegahan perdarahan melalui penyuntikan vitamin K1 dosis
tunggal di paha kiri.
Menurut petunjuk teknis pemberian vitamin K1 pada BBL yang diterbitkan oleh Depkes
(2011), tujuan umum diberikan injeksi Vitamin K1 adalah menurunkan angka kesakitan,
kecatatan dan kematian bayi akibat perdarahan akibat defisiensi Vitamin K. Cara
pemberiananya adalah masukkan vitamin K1 ke dalam semprit sekali pakai steril 1ml,
kemudian disuntikkan secara intramuskular di paha kiri bayi bagian anterolateral sebanyak 1mg
dosis tunggal, diberikan paling lambat 2 jam setelah lahir.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Izzah dan Syarif (2008), didapatkan hasil bahwa
defisiensi vitamin K menyebabkan rendahnya kadar faktor pembekuan darah yang tergantung
pada vitamin K, dimana hal tersebut dapat menyebabkan terjadinya pedarahan intra kranial
pada bayi yang biasanya dihubungkan dengan Hemorhagic disease of the newborn (HDN).
a) Pemberian imunisasi Hepatitis B (HB O)
15
c) Pemeriksaan bayi baru lahir dan pemberian ASI Esklusif
16
pemberian ASI. Disamping itu anjurkan kepada ibu untuk memberikan
ASI eksklusif kepada bayinya, mengajari ibu cara menyusui yang benar,
cara meningkatkan produksi ASI, mengatasi masalah pemberian ASI,
perawatan payudara, cara memerah ASI, dan cara menyimpan ASI serta
mengajari ibu cara merawat tali pusat.
Menurut Kemenkes (2010), bayi yang lahir di fasilitas kesehatan
seharusnya dipulangkan minimal 24 jam setelah lahir apabila selama
pengawasan tidak dijumpai kelainan.
17
BAB II
Manajemen kebidanan adalah pendekatan yang digunakan oleh bidan dalam menerapkan
metode pemecahan masalah secara sistematis mulai dari pengkajian, analisis data, diagnosis
kebidanan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi (Muslihatun, dkk, 2010: 112).
Menurut Varney dalam Muslihatun, dkk (2010: 114), proses manajemen kebidanan terdiri
dari tujuh langkah yang berurutan dan setiap langkah disempurnakna secara periodik. Langkah-
langkah tersebut adalah:
1. Langkah I : Pengumpulan data dasar
Pada langkah ini dilakukan pengkajian dengan mengumpulkan semua data yang
diperlukan untuk mengevaluasi keadaan klien secara lengkap, yaitu riwayat kesehatan,
pemeriksaan fisik sesuai dengan kebutuhannya, meninjau catatan terbaru atau catatan
sebelumnya, dan meninjau data laboratorium dan membandingkannya dengan hasil studi.
Dalam melakukan pengkajian data dasar pasien kita sebagai bidan harus tahu alasan
tau rasionalisasi pengkajian data tersebut. Berikut ini rasionalisasi/alasan pengkajian pada
asuhan kebidanan :
a) Nama
18
d) Pekerjaan
g) Identitas suami
a) HPHT
a) Jumlah kehamilan
Pada langkah ini dilakukan identifikasi yang benar terhadap diagnosis atau
masalah dan kebutuhan klien berdasarkan interpretasi yang benar atas
dasar data-data yang telah dikumpulkan. Data dasar yang telah
dikumpulkan diinterpretasikan sehingga ditemukan masalah atau diagnosis
yang spesifik. Standar nomenklatur diagnosis kebidanan tersebut adalah
diakui dan telah disyahkan oleh profesi, berhubungan langsung dengan
praktis kebidanan, memiliki ciri khas kebidanan, didukung oleh clinical
8) Pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari
21
potensial lain berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosis yang telah
diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan
dilakukan pencegahan, sambil mengamati klien bidan diharapkan dapat
bersiap-siap bila diagnosis/ masalah potensial ini benar-benar terjadi.
iv. Langkah IV : Mengidentifikasi dan menetapkan kebutuhan yang memerlukan
penanganan segera
Dalam langkah ini diperlukan tindakan segera oleh bidan atau dokter
dan/ atau untuk dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota tim
kesehatan yang lain sesuai dengan kebutuhan klien. Data baru mungkin saja
dikumpulkan dan dievaluasi. Beberapa data mungkin mengindikasikan situasi
yang gawat dimana bidan harus bertindak segera untuk kepentingan
keselamatan ibu dan anak.
v. Langkah V : Merencanakan asuhan yang menyeluruh
22
b. Pendokumentasian SOAP
23
DAFTAR PUSTAKA
Dewi V. 2010. Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Jakarta: Salemba Medika Izzah &
Syarif. 2015. Perdarahan Intrakranial pada Bayi di Rumah Sakit M.Djamil .
Kemenkes RI. 2010. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Neonatal Esensial. Jakarta: Kementrian
Kesehatan
Lowdermilk et al. 2012. Maternity and Women’s Health care. USA : Mosby Muslihatun W,
Mufdlilah & Nanik S. Dokumentasi Kebidanan. Yogyakarta: Fitramaya; 2010.
Roesli, Utami.2008. Inisiasi Menyusu Dini Plus ASI Eksklusif. Jakarta: Pustaka Bunda
Saifuddin, Abdul Bari. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.
Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo; 2009.
Varney H, Jan M. K & Carolyn L. G. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Ed. 4 Volume 1.
Zupan. 2004. Topical Umbilical Cord Care at Birth. Diakses dari www.ncbi.nlm.nih.gov tanggal
23 Juli 2017 jam 20.00 WIB
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34