Dosen Pengampu :
Disusun oleh :
UNIVERSITAS RIAU
MANAJEMEN
2020
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, saya panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada saya, sehingga saya bisa
selesaikan makalah Saham dan Indeks Harga Saham.
Makalah ini sudah selesai saya susun dengan maksimal dengan bantuan
pertolongan dari berbagai pihak sehingga bisa memperlancar pembuatan makalah ini.
Untuk itu saya menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang sudah
ikut berkontribusi didalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, saya menyadari seutuhnya bahwa masih jauh dari
kata sempurna baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu,
saya terbuka untuk menerima segala masukan dan kritik yang bersifat membangun
dari pembaca sehingga saya bisa melakukan perbaikan makalah sehingga menjadi
makalah yang baik dan benar.
Akhir kata saya meminta semoga makalah Saham dan Indeks Harga Saham ini
bisa memberi manfaat ataupun inpirasi pada pembaca.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan..........................................................................................................2
1.4 Manfaat Penulisan........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................3
2.1 Saham...........................................................................................................................3
2.1.1 Pengertian Saham....................................................................................................3
2.1.2 Jenis-Jenis Saham....................................................................................................5
2.2 Harga Saham................................................................................................................6
2.2.1 Pengertian Harga Saham.........................................................................................6
2.2.2 Jenis-Jenis Harga Saham.........................................................................................7
2.2.3 Faktor Yang Memengaruhi Harga Saham...............................................................8
2.3 Pendekatan Teoritis Atas Struktur Modal.....................................................................9
2.3.1 Pengertian Modal dan Struktur Modal....................................................................9
2.3.2 Teori Struktur Modal.............................................................................................10
2.3.3 Teori Kapitalisasi..................................................................................................11
2.3.4 Faktor Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal..............................................12
2.4 Pendekatan-Pendekatan Konsep Penilaian Struktur Modal........................................13
2.5 Keputusan Struktur Modal Dalam Praktik..................................................................13
2.6 Faktor-Faktor yang Memengaruhi Struktur Modal.....................................................16
2.6.1 Analisis terhadap variabel-variabel yang berpengaruh terhadap struktur..............16
2.6.2 Pendekatan dalam Teori Struktur Modal...............................................................19
2.7 Indeks Harga Saham...................................................................................................20
BAB III PENUTUP........................................................................................................26
3.1 Kesimpulan................................................................................................................26
3.2 Saran………………………………………………………………………………….26
BAB IV STUDI KASUS PT ADHI KARYA (PERSERO) Tbk..................................27
4.1 PROFIL......................................................................................................................27
4.2 PEMBAHASAN........................................................................................................28
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................30
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan lainnya,(Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2013), hlm
182
2
Prathama Rahardja, Mandala Manurung, Teori Ekonomi Makro Suatu Pengantar, (Jakarta:
Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2018), hlm 64
1
2
PEMBAHASAN
2.1 Saham
2.1.1 Pengertian Saham
Jadi, ketika seseorang membeli saham perusahaan, orang itu memiliki hak untuk
ASET dan pendapatan perusahaan dengan sebagian dari saham yang dibeli.
Secara sederhana, saham adalah bukti kepemilikan perusahaan atau badan usaha.
Bentuk saham umumnya dalam bentuk selembar kertas di mana ia menyatakan bahwa
pemilik sekuritas adalah pemilik perusahaan yang mengeluarkan surat itu. 6
Untuk lebih memahami apa arti stok, kita dapat merujuk pada pendapat para pakar
berikut:
Saham adalah sekuritas yang merupakan instrumen bukti kepemilikan atau partisipasi
individu atau lembaga dalam suatu perusahaan.
3
Darmadji, Tjiptono; Hendy, M, Fakhruddin. Pasar Modal di Indonesia. 2001. Indonesia. Salemba Empat. hal
8.
4
Dalton, M John. How The Stock Market Works. 3rd edition. 2001. United States of America. NYIF. Hal 1.
5
Brealey, A Richard; Stewart, C Myers; dan Alan, J Marcus. Fundamentals of Corporate Finance. 5th ed.
2007. McGraw-Hill. Hal 144.
6
https://guruakuntansi.co.id/saham-adalah/
4
Saham adalah surat berharga yang diterbitkan oleh perusahaan dalam bentuk
perseroan terbatas atau penerbit.
Saham adalah sekuritas yang memberikan peluang keuntungan tinggi tetapi juga
berpotensi berisiko tinggi.
Saham merupakan kertas tanda bukti penyertaan kepemilikan modal/ dana pada suatu
perusahaan yang tercantum dengan jelas nilai nominal, nama perusahaan dan diikuti
dengan hak dan kewajiban yang jelas kepada setiap pemegangnya.
Saham merupakan salah satu surat berharga yang diperdagangkan dipasar modal yang
bersifat kepemilikan. Saham juga adalah merupakan tanda penyertaan modal seseorang
atau badan usaha dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas.
Saham merupakan salah satu instrumen pasar keuangan yang paling popular.
Menerbitkan saham merupakan salah satu pilihan perusahaan ketika memutuskan untuk
pendanaan perusahaan. Pada sisi lain saham merupakan instrumen investasi yang banyak
dipilih para investor karena saham mampu memberikan tingkat keuntungan yang
menarik.
Saham adalah tanda penyertaan, andil atau kepemilikan seseorang atau lembaga dalam
suatu perusahaan. Pemilik saham disebut pemegang saham, kepemilikan saham akan
berakhir ketika investor menjual sahamnya kepada investor lain.
Saham adalah surat berharga yang merupakan tanda kepemilikan seseorang atau badan
terhadap perusahaan. Jadi investor yang membeli saham berarti memiliki perusahaan
tersebut.
Saham adalah tanda penyertaan modal pada suatu perusahaan perseroan terbatas
dengan manfaat yang dapat diperoleh berupa deviden yaitu bagian dari keuntungan
perusahaan yang dibagikan kepada pemilik saham, capital gain adalah keuntungan yang
diiperoleh dari selisih jual dengan harga belinya, manfaat non financial antara lain berupa
konsekuensinya atas kepemilikan saham berupa kekuasaan, kebanggaan dan khususnya
hak suara dalam menentukan jalannya perusahaan. 7
Berdasarkan pengertian para ahli diatas maka dapat disimpulkan saham merupakan
surat bukti tanda kepemilikan suartu perusahaan yang didalamnya tercantum nilai
nominal, nama perusahaan, dan di ikuti dengan hak dan kewajiban yang dijelaskan
kepada setiap pemegangnya.8
7
http://ioaddakhil.blogspot.com/2014/02/pengertian-saham.html
8
Keown, J Arthur; et all. Financial Management. 10th edition. 2005. United States of America.
Pearson Internation Education. hal 256-267
6
a. Saham unggulan (blue-chip stock), yaitu saham biasa dari suatu perusahaan yang
memiliki reputasi tinggi, sebagai leader di industri sejenis, memiliki pendapatan yang
stabil dan konsisten dalam membayar dividen.
b. Saham pendapatan (income stock), yaitu saham biasa dari suatu emiten yang memiliki
kemampuan membayar dividen lebih tinggi dari rata-rata dividen yang dibayarkan pada
tahun sebelumnya.
c. Saham pertumbuhan (growth stock-well known), yaitu saham-saham dari emiten yang
memiliki pertumbuhan pendapatan yang tinggi, sebagai leader di industri sejenis yang
mempunyai reputasi tinggi. Selain itu terdapat juga growth stock lesser known, yaitu
saham dari emiten yang tidak sebagai leader dalam industri namun memiliki ciri growth
stock.
d. Saham spekulatif (spekulative stock), yaitu saham suatu perusahaan yang tidak bisa secra
konsisten memperoleh penghasilan yang tinggi di masa mendatang, meskipun belum
pasti.
e. Saham sklikal (counter cyclical stock), yaitu saham yang tidak terpengaruh oleh kondisi
ekonomi makro maupun situasi bisnis secara umum.9
9
http://www.seasite.niu.edu/indonesian/Reformasi/Krisis_ekonomi.htm
7
Menurut Jogiyanto (2008:167) pengertian dari harga saham adalah “Harga suatu
saham yang terjadi di pasar bursa pada saat tertentu yang ditentukan oleh pelaku pasar
dan ditentukan oleh permintaan dan penawaran saham yang bersangutan di pasar modal”.
Menurut Brigham dan Houston (2010:7) harga saham adalah “Harga saham
menentukan kekayaan pemegang saham. Maksimalisasi kekayaan pemegang saham
diterjemahkan menjadi maksimalkan harga saham perusahaan. Harga saham pada satu
waktu tertentu akan bergantung pada arus kas yang diharapkan diterima di masa depan
oleh investor “ratarata” jika investor membeli saham”.
Berdasarkan pengertian para ahli diatas maka dapat disimpulkan bahwa harga saham
adalah harga yang terbentuk sesuai permitaan dan penawaran dipasar jual beli saham dan
biasanya merupakan harga penutupan.
penjual dan pembeli. Dalam keadaan demikian, harga pembukuan bisa menjadi harga
pasar, begitu juga sebaliknya harga pasar mungkin juga akan menjadi harga pembukaan.
Namun tidak selalu terjadi.
5. Harga Penutupan Harga penutupan adalah harga yang diminta oleh penjual atau pembeli
pada saat akhir hari bursa. Pada keadaan demikian, bisa saja terjadi pada saat akhir hari
bursa tiba-tiba terjadi transaksi atas suatu saham, karena ada kesepakatan antar penjual
dan pembeli. Kalau ini yang terjadi maka harga penutupan itu telah menjadi harga pasar.
Namun demikian, harga ini tetap menjadi harga penutupan pada hari bursa tersebut.
6. Harga Tertinggi Harga tertinggi suatu saham adalah harga yang paling tinggi yang terjadi
pada hari bursa. Harga ini dapat terjadi transaksi atas suatu saham lebih dari satu kali
tidak pada harga yang sama.
7. Harga Terendah Harga terendah suatu saham adalah harga yang paling rendah yang
terjadi pada hari bursa. Harga ini dapat terjadi apabila terjadi transaksi atas suatu saham
lebih dari satu kali tidak pada harga yang sama. Dengan kata lain, harga terendah
merupakan lawan dari harga tertiggi.
8. Harga Rata-Rata Harga rata-rata merupakan perataan dari harga tertinggi dan terendah.
1. Faktor internal
a. Pengumuman tentang pemasaran produksi penjualan seperti pengiklanan, rincian kontrak,
perubahan harga, penarikan produk baru, laporan produksi, laporan keamanan, dan
laporan penjualan.
b. Pengumuman pendanaan, seperti pengumuman yang berhubungan dengan ekuitas dan
hutang.
c. Pengumuman badan direksi manajemen (management board of director ann
nouncements) seperti perubahan dan pergantian direktur, manajemen dan struktur
organisasi.
d. Pengumuman pengambilalihan diverifikasi seperti laporan merger investasi, investasi
ekuitas, laporan take over oleh pengakuisisian dan diakuisisi, laporan investasi dan
lainnya.
9
Modal adalah hak atau bagian yang dimiliki oleh pemilik perusahaan dalam pos modal
(modal saham), keuntungan atau laba yang ditahan atau kelebihan aktiva yang dimiliki
perusahaan terhadap seluruh utangnya (Munawir,2001).
Modal pada dasarnya terbagi atas dua bagian yaitu modal Aktif (Debet) dan modal
Pasif (Kredit).
Struktur Modal adalah perimbangan atau perbandingan antara modal asing dan modal
sendiri. Modal asing diartikan dalam hal ini adalah hutang baik jangka panjang maupun
10
dalam jangka pendek. Sedangkan modal sendiri bisa terbagi atas laba ditahan dan bisa
juga dengan penyertaan kepemilikan perusahaan.
Dana yang diperoleh dari sumber eksternal adalah dana yang berasal dari para kreditur
dan pemilik perusahaan. Pemenuhan kebutuhan dana yang berasal dari kreditur
merupakan utang bagi perusahaan. Dana yang diperoleh dari para pemilik merupakan
modal sendiri. Kebijakan mengenai struktur modal melibatkan trade off antara risiko dan
tingkat pengembalian.
Teori ini dikemukakan oleh Michael C. Jensen dan William H. Meckling pada tahun
1976 (Horne dan Wachowicz, 1998 dalam Saidi, 2004) ,yang menyebutkan bahwa
manajemen merupakan agen dari pemegang saham, sebagai pemilik perusahaan. Para
pemegang saham berharap agen akan bertindak atas kepentingan mereka sehingga
mendelegasikan wewenang kepada agen. Biaya yang ditimbulkan dari pengawasan yang
dilakukan oleh manajemen disebut biaya agensi. Biaya agensi menurut Horne dan
Wachowicz dalam Saidi (2004) adalah biaya-biaya yang berhubungan dengan
pengawasan manajemen untuk menyakinkan bahwa manajemen bertindak konsisten
11
sesuai dengan perjanjian kontraktual perusahaan dengan kreditur dan pemegang saham.
2) Signaling Theory
Isyarat atau signal menurut Brigham dan Houston (2001) adalah suatu tindakan yang
diambil manajemen perusahaan yang memberi petunjuk bagi investor tentang bagaimana
manajemen memandang prospek perusahaan. Perusahaan dengan prospek yang
menguntungkan akan mencoba menghindari penjualan saham dan mengusahakan setiap
modal baru yang diperlukan dengan cara-cara lain, termasuk penggunaan utang yang
melebihi target struktur modal yang normal. Pengumuman emisi saham oleh suatu
perusahaan merupakan suatu isyarat (signal) bahwa manajemen memandang prospek
perusahaan suram. Apabila suatu perusahaan menawarkan penjualan saham baru lebih
sering dari biasanya, maka harga sahamnya akan menurun, karena menerbitkan saham
baru berarti memberikan isyarat negatif yang kemudian dapat menekan harga saham
sekalipun prospek perusahaan cerah.
Model pecking order theory memfokuskan pada motivasi manejer korporat, bukan
pada prinsip-prinsip penilaian pasar modal. Pecking order theory mencerminkan
persoalan yang diciptakan oleh asimetrik informasi. Dasar pemikirannya didasarkan pada
penjelasan berikut ini, (Meyers, 1984 dalam Perminas Pangeran, 2004) :
1. Para manejer mengetahui lebih banyak tentang perusahaan daripada investor luar,
namun mereka enggan untuk menerbitkan saham ketika percaya saham mereka adalah
undervalued.
2. Investor memahami bahwa para manajer mengetahui lebih banyak dan mereka
mencoba menerbitkan sesuai waktu yang tepat.
12
Under capitalization
Under capitalization terjadi apabila :
1. Average rate of return dari perusahaan tersebut jauh lebih tinggi dibandingkan dengan
rate of return dari modal yang diinvestasikan dalam perusahaan yang sejenis lainya.
2. Jumlah nilai security yang tercantum dalam nereca jauh lebih kecil daripada nilai riil
daripada assetnya.
Perusahaan dengan penjualan stabil, cashflow relatif stabil, shg dpt menggunakan
hutang relatif besar.
2. Struktur Aktiva
13
Perusahaan dg aktiva tetap besar (sbg kolateral) dpt menggunakan hutang relatif besar
4. Profitabilitas
Jika variabilitas laba kecil, besar kemampuan menanggung beban tetap dari hutang.
Penggunaan hutang memberi manfaat perlindungan pajak.
6. Skala perusahaan
Perusahaan besar memiliki akses besar masuk pasar modal, shg ada korelasi positif
antara skala perusahaan dg debt to book value of equity ratio.
Saat yg tepat menjual saham/obligasi; tingkat bunga pasar rendah & pasar bursa
sdgbullish (lawan dari bearish).
2. Teori pendekatan laba operasi bersih ( operating net income approach ) NOI
14
Teori ini diasumsikan biaya modal rata-rata tertimbang (Ke) konstan, berapapun
jumlah utang perusahaan tetap. Dalam teori ini para investor mempunyai sudut pandang
yang berbeda-beda
a. Biaya utang konstan sama seperti pendekatan laba bersih
b. Utang perusahaan meningkat, resiko perusahaan ikut meningkat. Oleh karena itu
manajemen menuntut agar keuntungan perusahaan jg harus meningkat, konsekuensinya
biaya modal rata-rata tertimbang konstan dan keputusan struktur modal menjadi tidak
penting
Pada analisis ini, hubungan antara EBIT dan EPS dapat dicari dengan cara
1. Menghitung EPS pada berbagai alternatif pendanaan untuk EBIT tertentu , dan
2. Mengulang lankah pertama untuk EBIT yang berbeda – beda. Hasilnya kemudian
digambarkan dalam grafik EBIT-EPS.
Dimana:
EBIT * = Indifferent point
C1 = Biaya bunga pada alternatif pembelanjaan 1
C2 = Biaya bunga pada alternatif pembelanjaan 2
S1 = Jumlah saham pada alternatif pembelanjaan 1
S2 = Jumlah saham pada alternatif pembelanjaan 2
T = Tingkat pajak
• Rasio Jaminan:
a. Time interest earned = EBIT/Biaya bunga
16
Setiap perusahaan pada tahap awal berdiri pasti memerlukan modal untuk penetapan
struktur modalnya, dan pada saat akan memperluas usaha atau menggabungkan usahanya
besar kemungkinannya akan_melakukan perubahan struktur modal yang disebabkan
adanya perubahan modal atau tambahan modal. Dua hal yang harus dilakukan
perusahaan; Pertama, menentukan besarnya Kebutuhan modal kuantitatif. Kedua,
menentukan sumber modal kualitatif/jenis modal yang akan ditarik. Proses pertama
dikatakan sebagal proses Kapitalisasi, sedangkan yang kedua dikatakan sebagai proses
penentuan Struktur Modal. Untuk menentukan Struktur Modal perusahaan dihadapkan
pada berbagai variabei yang mempengaruhinya. Terdapat 10 variabel yang mungkin akan
berpengaruh yaitu ; Tingkat bunga, Stabilitas penjualan, Tingkat pertumbuhan penjualan,
Susunan Aktiva, Kadar risiko dari aktiva, Kebutuhan modal, Struktur saingan, Keadaan
17
pasar modal, Sikap manajemen, dan Sikap pemberi pinjaman. Bagi perusahaan susunan
struktur modal terbaik dikatakan sebagal Struktur Modal Optimum.
Struktur modal optimum menurut pendekatan konservatif adalah struktur modal yang
menggunakan modal pinjaman maksimum 50% dari total modal. Sedangkan menurut
pendekatan biaya modal struktur modal optimum adalah struktur modal yang dapat
meminimumkan rata-rata biaya modal perusahaan. Metoda biaya modal ini dapat
dianalisis dengan berbagai pendekatan, dan pendekatan yang dipilih pada persoalan ini
adalah Pendekatan Tradisional yang menyatakan bahwa struktur modal optimum akan
terjadi pada kondisi rata-rata biaya modal minimum dan nilai perusahaan maksimum.
1. Stabilitas Penjualan
Perusahaan dengan penjualan yang relatif stabil dapat lebih aman memperoleh lebih
banyak pinjaman dan menanggung beban tetap yang lebih tinggi dibandingkan dengan
perusahaan yang penjualannya tidak stabil.
2. Operating Leverage
3. Corporate Taxes
Tingkat atau kadar resiko dari setiap aktiva didalam perusahaan adalah tidak sama.
Makin panjang jangka waktu penggunaan suatu aktiva didalam perusahaan, makin besar
derajat resikonya. Dan perkembangan dan kemajuan teknologi serta ilmu pengetahuan
18
yang tiada henti, dalam artian ekonomis dapat mempercepat tidak digunakannya suatu
aktiva, meskipun dalam artian teknis masih dapat digunakan.
Jika perusahaan menggunakan hutang semakin berlebih, maka pihak lenders akan
mulai meminta tingkat bunga yang lebih tinggi dan rating agencies akan mulai
menurunkan rating pada tingkat hutang perusahaan.
Tingkat internal cash flow yang lebih tinggi dan lebih stabil dapat menjastifikasi
sebuah tingkat leverage lebih stabil.
7. Pengendalian
8. Kondisi ekonomi
Kondisi ekonomi seperti sekarang ini dan juga kondisi pada pasar keuangan dapat
mempengaruhi keputusan struktur modal. Ketika tingkat suku bunga tinggi, mungkin
keputusan pendanaan lebih mengarah pada short-term debt, dan akan dilakukan refinance
dengan long-term debt atau equity jika kondisi pasar memungkinkan.
Preferensi manajemen terhadap resiko dan gaya manajemen mempunyai peran dalam
hubungannya dengan kombinasi debt-equity perusahaan pada struktur modalnya.
10.Debt covenant
Uang yang dipinjam dari sebuah bank dan juga penerbitan surat hutang dan terwujud
melalui serangkaian kesepakatan (debt covenant).
11.Agency cost
Agency cost adalah sebuah biaya yang diturunkan guna memonitor kegiatan pihak
manajemen untuk menjamin bahwa kegiatan mereka selaras dengan persetujuan antara
manajer, kreditur dan juga para shareholders.
12.Profitabilitas
19
Perusahaan dengan profitabilitas yang tinggi, dan penggunaan internal financing yang
lebih besar dapat menurunkan penggunaan hutang (rasio hutang).
13.Risiko Bisnis
Dikemukakan oleh David Durand (1952). Pendekatan ini menggunakan asumsi bahwa
investor memiliki reaksi yang berbeda terhadap penggunaan hutang perusahaan.
Pendekatan ini melihat bahwa biaya modal rata-rata tertimbang bersifat konstan
berapapun tingkat hutang yang digunakan perusahaan.
Diasumsikan terjadi perubahan struktur modal dan peningkatan nilai total perusahaan
melalui penggunaan financial leverage (hutang dibagi modal sendiri).
MM berpendapat bahwa risiko total bagi seluruh pemegang saham tidak berubah
walaupun struktur modal perusahaan mengalami perubahan. Hal ini didasarkan pada
pendapat bahwa pembagian struktur modal antara hutang dan modal sendiri selalu
terdapat perlindungan atas nilai investasi. Yaitu karena nilai investasi total perusahaan
tergantung dari keuntungan dan risiko, sehingga nilai perusahaan tidak berubah walaupun
struktur modalnya berubah. Asumsi yang digunakan adalah, pasar modal sempurna, nilai
yang diharapkan dari distribusi probabilitas semua investor sama, perusahaan mempunyai
risiko usaha (business risk) yang sama dan tidak ada pajak.
Untuk menentukan struktur modal yang optimum, digunakan konsep cost of capital.
Dengan perhitungan cost of capital hutang obligasi, cost of capital emisi saham baru, cost
of capital saham biasa, cost of capital laba ditahan, dan weighted average cost of capital.
Dan struktur modal yang optimum tercapai apabila biaya modal rata-rata tertimbang
adalah rendah. Karena biaya modal ini berhubungan dengan profitabilitas, maka pada saat
21
struktur modal optimum diperhitungkan pula tingkat profitabilitas dengan cara ROA dan
ROE.
IHSG adalah indeks yang menggunakan semua emiten yang tercatat sebagai
komponen perhitungan indeks. Saat ini beberapa emiten tidak dimasukan dalam
perhitungan IHSG, misalnya emiten-emiten eks bursa efek Surabaya karena alasan tidak (
belum ada aktivitas ) transaksi sehingga belum tercipta harga di pasar.
2. Indeks Sektoral
Indeks ini mulai diberlakukan tanggal 2 januari 1996 dari BEJ, indeks sektoral
terdapat 9 sektor. Menggunakan semua saham yang termasuk dalam masing-masing
sektor:
3. Indeks LQ45
Indeks LQ45 adalah jenis indeks yang terdiri dari 45 saham/emiten dengan
liquiditas yang tinggi, yang dipilih setelah melalui kriteria pemilihan saham. Selain
penilaian atau likuiditas,seleksi atas saham tersebut juga mempertimbangkan kapitalisasi
pasar.
Berikut adalah kriteria tertentu dan seleksi utama sebuah saham untuk masuk dalam
LQ45:
Masuk dalam ranking 60 besar dari total transaksi saham di pasar reguler ( rata-rata nilai
transaksi selama 12 bulan terakhir )
Ranking berdasar kapitalis pasar (rata-rata kapitalisasi pasar selama 12 bulan terakhir).
Telah tercatat di BEJ minimum 3 bulan.
Keadaan keuangan perusahaan dan prospek pertumbuhannya, frekuensi dan jumlah hari
perdagangan transaksi pasar reguler.
BEJ secara rutin memantau perkembangan komponen saham yang masuk dalam
perhitungan indeks LQ45. Pergantian saham akan dilakukan setiap enam bulan sekali,
yaitu pada awal bulan Februari dan awal bulan Agustus. Indeks LQ45 dihitung mundur
sehingga tanggal 13 Juli 1994 sebagai Hari Dasar, dengan Nilai Dasar 100. Untuk seleksi
awal digunakan data pasar juli 1993 – Juli 1994. Hasilnya ke 45 saham tersebut meliputi
72% total MARKET kapitalisasi pasar dan 72,5% dari nilai transaksi di pasar reguler.
4. Jakarta Islamic Index (JII), Mengggunakan 30 emiten yang masuk dalam kriteria
syariah ( daftar efek syariah yang diterbitkan oleh OJK-LK) dan termasuk saham yang
memiliki kapasitas yang besar dan liquiditas tinggi.
5. Indeks Kompas100, Menggunakan 100 Emiten yang dipilih berdasarkan pertimabangan
liquiditas dan kapitalisasi pasar, dengan kriteria-kriteria yang telah ditetntukan.
6. Indeks BISNIS-27, Menggukanakn 27 emiten yang dipilih berdasarkan kriteria tertentu
dan merupakan kerja sama antara PT Bursa Efek Indonesia dengan Harian Bisnis
Indonesia.
7. Indeks PEFINDO25, Mengunakn 25 Emiten yang dipilih berdasarkan kriteria tertentu
dan merupakan kerjasama antara PT Bursa Efek Indonesia dengan Lembaga rating
PEFINDO.
8. Indeks SRI-KEHATI, Menggunakan 25 Emiten yang dipilih berdasarkan kriteria
tertentu dan merupakan kerjasama antara PT Bursa Efek Indonesia dengan Yayasan
KEHATI.
23
9. Indeks Papan Utama. Menggunakan emiten yang masuk dalam kritria papan utama.
10. Indeks Papan Pengembangan, menggunakan emiten yang masuk dalam kriteria papan
pengembangan.
11. Indeks Individual. Indeks Individual yaitu indeks harga saham masing-masing emiten.
Seluruh indeks yang terdapat di BEI mengunakan metode perhitungan yang sama, yaitu
metode rata-rata tertimbang berdasarkan jumlah saham tercatat dan akan dibahas pada
bagian berikutnya. Perbedaan utama pada maing-masing indeks adalah jumlah emiten
dan nilai dasar yang digunakan untuk penghitungan indeks. Indeks-indeks tersebut
ditampilakn terus menerus melalui display wall dilantai bursa dan disebarkan ke
masyarakat luas oleh data vendor melalui data feed.
IHSG=(∑Ht/∑Ho) x 100%
Kedua cara di atas dalam menentukan baik indeks harga saham individual
maupun indeks harga saham gabungan merupakan cara yang sederhana (tertimbang).
Indeks tertimbang merupakan indeks yang mempertimbangkan faktor-faktor yang
akan mempengaruhi naik turunya angka indeks tersebut. Besar kecilnya bobot tergantung
dari besarnya pngaruh dari perubahan harga saham tersebut mempengaruhi keseluruhan
harga sahan yang ada. Saham yang berperan kecil dalam mempengaruhi pasar akan diberi
bobot kecil.
Kt = Jumlah semua saham yang beredar pada waktu yang berlaku.
Karena jumlah saham yang tercatat sangat banyak , seringkali jika harus
menghitung semua saham yang tercacat akan mengalami kesulitan. Oleh karena itu,
dalam perhitungan hanya menggunakan sampel dari keseluruhan saham yang tercatat.
Yang perlu diperhatikan disini adalah bagaimana cara pengambilan sampel
sehingga didapat hasil yang mewakili. Sampel ini diambil dari perkiraan saham yang
diyakini memiliki peran penting dalam mempengaruhi pasar.
26
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Saham adalah sebuah bukti kepemilikian nilai sebuah perusahaan. Dengan
menerbitkan saham, memungkinkan perusahaan-perusahaan yang membutuhkan
pendanaan jangka panjang untuk 'menjual' kepentingan dalam bisnis-saham (efek ekuitas)
dengan imbalan uang tunai. Setiap perusahaan pada tahap awal berdiri pasti memerlukan
modal untuk penetapan struktur modalnya, dan pada saat akan memperluas usaha atau
menggabungkan usahanya besar kemungkinannya akan_melakukan perubahan struktur
modal yang disebabkan adanya perubahan modal atau tambahan modal.
hendaknya memberikan perhatian yang lebih kepada informasi atas faktor-faktor yang
mempengaruhi tersebut.
3.2 Saran
Mengidentifikasikan suatu tren atau pola pergerakan harga saham yang berulang
adalah tujuan utama dari pada analis teknikal, tentunya dengan harapan agar dapat
menemukan sinyal untuk beli (buy), tahan (tahan) atau jual (sell). Dalam melakukan
analisis saham hanya ada beberapa data utama yang diperlukan, yaitu perubahan harga
saham (atau instrumen lainnya) dan nilai transakasi. Para analis teknikal (chartist)
memilah harga menjadi empat jenis : harga pembukaan, harga tertinggi, harga terendah
dan harga penutupan.
Harga saham dapat naik dan turun secara cepat atau pun secara berangsur-angsur
sehingga pada grafik akan terlihat membentuk beberapa puncak, lembah atau bisa juga
mendatar (harga bergerak dalam kisaran sempit). Dalam upaya menganalisa harga saham
dan mengidentifikasikan suatu tren perubahan harga saham, para chartist berpedoman
pada dua asumsi penting. Pertama, harga bergerak pada tren tertentu dan kedua, tren ini
akan terus berlangsung hingga terdapat suatu kejadian yang membuat tren akan berubah.
BAB IV
STUDI KASUS
4.1 PROFIL
PT Adhi Karya (Persero) Tbk (Perusahaan) didirikan berdasarkan Akta Notaris No. 1
tanggal 1 Juni 1974 dari Kartini Mulyadi, SH., yang telah diubah dengan akta No. 2
tanggal 3 Desember 1974 dari notaris yang sama. Akta Pendirian ini telah memperoleh
pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan
Surat Keputusan No. Y.A.5/5/13 tanggal 17 Januari 1975, dan diumumkan dalam Berita
Negara Republik Indonesia No. 85 tanggal 24 Oktober 1975, Tambahan No. 600.
28
4.2 PEMBAHASAN
Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa tanggal 8 Januari 1998 yang
dalam Akta No. 1 tanggal 1 April 1998 dari Imas Fatimah, S.H., modal ditempatkan dan
disetor penuh oleh Republik Indonesia sebanyak Rp70.000.000.000. Struktur modal
Perusahaan telah mengalami perubahan beberapa kali terakhir berdasarkan Keputusan
Menteri Badan usaha Milik Negara pada Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa
tanggal 17 November 2003 No. KEP289/MBU/2003 mengenai Perubahan Anggaran
Dasar Perusahaan (Persero) yang kemudian disahkan dengan Akta Notaris Imas Fatimah,
SH., No. 35 tanggal 18 November 2003. Modal dasar Perusahaan menjadi
Rp544.000.000.000 yang terdiri dari 5.440.000.000 (nilai penuh) lembar saham masing-
masing bernilai Rp100 (nilai penuh), telah ditempatkan dan disetor penuh oleh Negara
29
Total Ekuitas
Anoraga, Pandji., Pakarti, Piji, Pengantar Pasar Modal, Rieneka Cipta, 2001.
Brealey, A Richard; Stewart, C Myers; dan Alan, J Marcus. Fundamentals of Corporate
Finance. 5th ed. 2007. McGraw-Hill. Hal 144.
Darmadji, Tjiptono; Hendy, M, Fakhruddin. Pasar Modal di Indonesia. 2001. Indonesia.
Salemba Empat. hal 8.
Dalton, M John. How The Stock Market Works. 3rd edition. 2001. United States of
America. NYIF. Hal 1.
Eugene F. Brigam dan Joel F. Houston, 2006, Dasar-dasar Manajemen Keuangan,
Salemba Empat, Jakarta (terjemahan). Hlm.33
Eugene F. Brigam dan Joel F. Houston, Op. Cit.,6-7.
George Foster, 1996, Financial Statemen Analysis, Prentice Hall Internasional. Hlm. 65.
https://guruakuntansi.co.id/saham-adalah/
http://www.seasite.niu.edu/indonesian/Reformasi/Krisis_ekonomi.htm
Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan lainnya,(Jakarta: PT RajaGrafindo Persada,
2013), hlm 182
Prathama Rahardja, Mandala Manurung, Teori Ekonomi Makro Suatu Pengantar,
(Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2018), hlm 64.
Weston, J Fred and Thomas E. Copeland, 1986, Manajemen Keuangan, Terjemahan,
Edisi kedelapan, Jilid 2, Binarupa Aksara, Jakarta (terjemahan). Hlm. 68.
31