Anda di halaman 1dari 34

MAKALAH

BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN LAINNYA

SAHAM DAN INDEKS HARGA SAHAM

Dosen Pengampu :

RAHMAT JUNAIDI, SE., MM

Disusun oleh :

MAULIDUR NIZAM ( 1902110866 )

UNIVERSITAS RIAU

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

MANAJEMEN

2020
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, saya panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada saya, sehingga saya bisa
selesaikan makalah Saham dan Indeks Harga Saham.

Makalah ini sudah selesai saya susun dengan maksimal dengan bantuan
pertolongan dari berbagai pihak sehingga bisa memperlancar pembuatan makalah ini.
Untuk itu saya menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang sudah
ikut berkontribusi didalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, saya menyadari seutuhnya bahwa masih jauh dari
kata sempurna baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu,
saya terbuka untuk menerima segala masukan dan kritik yang bersifat membangun
dari pembaca sehingga saya bisa melakukan perbaikan makalah sehingga menjadi
makalah yang baik dan benar.

Akhir kata saya meminta semoga makalah Saham dan Indeks Harga Saham ini
bisa memberi manfaat ataupun inpirasi pada pembaca.

Pekanbaru,21 Maret 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan..........................................................................................................2
1.4 Manfaat Penulisan........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................3
2.1 Saham...........................................................................................................................3
2.1.1 Pengertian Saham....................................................................................................3
2.1.2 Jenis-Jenis Saham....................................................................................................5
2.2 Harga Saham................................................................................................................6
2.2.1 Pengertian Harga Saham.........................................................................................6
2.2.2 Jenis-Jenis Harga Saham.........................................................................................7
2.2.3 Faktor Yang Memengaruhi Harga Saham...............................................................8
2.3 Pendekatan Teoritis Atas Struktur Modal.....................................................................9
2.3.1 Pengertian Modal dan Struktur Modal....................................................................9
2.3.2 Teori Struktur Modal.............................................................................................10
2.3.3 Teori Kapitalisasi..................................................................................................11
2.3.4 Faktor Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal..............................................12
2.4 Pendekatan-Pendekatan Konsep Penilaian Struktur Modal........................................13
2.5 Keputusan Struktur Modal Dalam Praktik..................................................................13
2.6 Faktor-Faktor yang Memengaruhi Struktur Modal.....................................................16
2.6.1 Analisis terhadap variabel-variabel yang berpengaruh terhadap struktur..............16
2.6.2 Pendekatan dalam Teori Struktur Modal...............................................................19
2.7 Indeks Harga Saham...................................................................................................20
BAB III PENUTUP........................................................................................................26
3.1 Kesimpulan................................................................................................................26
3.2 Saran………………………………………………………………………………….26
BAB IV STUDI KASUS PT ADHI KARYA (PERSERO) Tbk..................................27
4.1 PROFIL......................................................................................................................27
4.2 PEMBAHASAN........................................................................................................28
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................30

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pasar modal (capital market) merupakan suatu tempat bertemunya para penjual dan
pembeli untuk melakukan transaksi dalam rangka memperoleh modal. 1 Pembeli dan
penjual langsung bertemu untuk melakukan transaksi dalam suatu lokasi tertentu, Lokasi
atau tempat pertemuan tersebut disebut pasar. Namun, dalam arti luas pengertian pasar
merupakan tempat melakukan transaksi antara pembeli dan penjual, di mana pembeli dan
penjual tidak harus bertemu dalam suatu tempat atau bertemu dalam suatu tempat atau
bertemu langsung, tetapi dapat dilakukan melalui sarana informasi yang ada seperti
sarana elektronika.
Penjual dalam pasar modal merupakan perusahaan yang membutuhkan modal
(emiten), sehingga mereka berusaha untuk menjual efek-efek di pasar modal. Sedangkan
pembeli (investor) adalah pihak yang ingin membeli modal di perusahaan yang menurut
mereka menguntungkan. Pasar modal dikenal dengan nama bursa efek. Bagi yang
membutuhkan modal mereka akan berinvestasi ke perusahaan mereka menurut nya
investasi merupakan konsep aliran (flow concept), karena besarnya dihitung selama satu
interval periode tertentu. Tetapi investasi akan memengaruhi jumlah barang modal yang
tersedia (capital stock) pada satu periode tertentu. Tambahan stok barang modal adalah
sebesar pengeluaran investasi satu periode sebelumnya 2.
Modal yang diperdagangkan dalam pasar modal merupakan modal yang bila diukur
dari waktunya merupakan modal jangka Panjang. Dalam melakukan transaksi di pasar
biasanya ada barang atau jasa yang diperjualbelikan. Begitu pula dalam pasar modal,
barang yang diperjualbelikan dikenal dengan istilah instrument pasar modal.
Instrumen pasar modal yang diperdagangkan berbentuk surat-surat berharga yang
dapat diperjualbelikan kembali oleh pemiliknya, baik instrumen pasar modal bersifat
kepemilikan atau bersifat utang. Instrumen pasar modal yang bersifat kepemilikan
diwujudkan dalam bentuk saham, sedangkan yang bersifat utang diwujudkan dalam
bentuk obligasi.

1
Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan lainnya,(Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2013), hlm
182
2
Prathama Rahardja, Mandala Manurung, Teori Ekonomi Makro Suatu Pengantar, (Jakarta:
Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2018), hlm 64

1
2

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian saham?
2. Apa saja jenis-jenis saham?
3. Bagaimana struktur permodalan perusahaan?
4. Bagaimana alur penjualan saham dan tempat penjualan saham?
5. Bagaimana indeks pasar saham dan daftar indeks sektor saham beroperasi?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui saham.
2. Untuk mengetahui jenis-jenis saham.
3. Untuk mengetahui strutur permodalan perusahaan.
4. Untuk mengetahui alur penjualan saham dan tempat penjualan saham.
5. Untuk mengetahui indeks pasar saham dan daftar indeks sektor saham beroperasi.

1.4 Manfaat Penulisan


1. Sebagai referensi pembaca yang melalui system aplikatif dan efektif tentang saham.
2. Sebagai sumber dan bahan masukan bagi penulis lain untuk menggali dan melakukan
penelitian tentang saham dan indeks harga saham.
3. Sebagai sarana belajar tentang berinvestasi di pasar modal terutama di instrumen
kepemilikan yaitu saham.
BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Saham
2.1.1 Pengertian Saham

Saham adalah sebuah bukti kepemilikian nilai sebuah perusahaan.3 Dengan


menerbitkan saham, memungkinkan perusahaan-perusahaan yang membutuhkan
pendanaan jangka panjang untuk 'menjual' kepentingan dalam bisnis-saham (efek ekuitas)
dengan imbalan uang tunai.4 Ini adalah metode utama untuk meningkatkan modal bisnis
selain menerbitkan obligasi. Saham dijual melalui pasar primer (primary market)
atau pasar sekunder (secondary market).5

Saham berbentuk dokumen berharga yang menunjukkan kepemilikan perusahaan.


Dengan kata lain, ketika seseorang membeli saham, orang tersebut telah membeli
sebagian dari kepemilikan perusahaan. Arti saham (stock) juga dapat didefinisikan
sebagai unit nilai atau pembukuan dalam berbagai instrumen keuangan yang mengacu
pada kepemilikan perusahaan.

Jadi, ketika seseorang membeli saham perusahaan, orang itu memiliki hak untuk
ASET dan pendapatan perusahaan dengan sebagian dari saham yang dibeli.

Secara sederhana, saham adalah bukti kepemilikan perusahaan atau badan usaha.
Bentuk saham umumnya dalam bentuk selembar kertas di mana ia menyatakan bahwa
pemilik sekuritas adalah pemilik perusahaan yang mengeluarkan surat itu. 6

Untuk lebih memahami apa arti stok, kita dapat merujuk pada pendapat para pakar
berikut:

Menurut Sapto Raharjo

Saham adalah sekuritas yang merupakan instrumen bukti kepemilikan atau partisipasi
individu atau lembaga dalam suatu perusahaan.

3
Darmadji, Tjiptono; Hendy, M, Fakhruddin. Pasar Modal di Indonesia. 2001. Indonesia. Salemba Empat. hal
8.
4
Dalton, M John. How The Stock Market Works. 3rd edition. 2001. United States of America. NYIF. Hal 1.
5
Brealey, A Richard; Stewart, C Myers; dan Alan, J Marcus. Fundamentals of Corporate Finance. 5th ed.
2007. McGraw-Hill. Hal 144.
6
https://guruakuntansi.co.id/saham-adalah/
4

Menurut Swadidji Widoatmodjo

Saham adalah surat berharga yang diterbitkan oleh perusahaan dalam bentuk
perseroan terbatas atau penerbit.

Menurut Nofie Iman

Saham adalah sekuritas yang memberikan peluang keuntungan tinggi tetapi juga
berpotensi berisiko tinggi.

Menurut Irham Fahmi (2012:81) 

Saham merupakan kertas tanda bukti penyertaan kepemilikan modal/ dana pada suatu
perusahaan yang tercantum dengan jelas nilai nominal, nama perusahaan dan diikuti
dengan hak dan kewajiban yang jelas kepada setiap pemegangnya.

Menurut Sri Hermuningsih (2012:78) 

Saham merupakan salah satu surat berharga yang diperdagangkan dipasar modal yang
bersifat kepemilikan. Saham juga adalah merupakan tanda penyertaan modal seseorang
atau badan usaha dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas.

Menurut Martalena dan Maya Malinda (2011:55) 

Saham merupakan salah satu instrumen pasar keuangan yang paling popular.
Menerbitkan saham merupakan salah satu pilihan perusahaan ketika memutuskan untuk
pendanaan perusahaan. Pada sisi lain saham merupakan instrumen investasi yang banyak
dipilih para investor karena saham mampu memberikan tingkat keuntungan yang
menarik.

Menurut Taufik Hidayat (2010:97) 

Saham adalah tanda penyertaan, andil atau kepemilikan seseorang atau lembaga dalam
suatu perusahaan. Pemilik saham disebut pemegang saham, kepemilikan saham akan
berakhir ketika investor menjual sahamnya kepada investor lain.

Menurut Istijanto Oei (2009:13) 


5

Saham adalah surat berharga yang merupakan tanda kepemilikan seseorang atau badan
terhadap perusahaan. Jadi investor yang membeli saham berarti memiliki perusahaan
tersebut.

Menurut M. Paulus Situmorang (2008:45) 

Saham adalah tanda penyertaan modal pada suatu perusahaan perseroan terbatas
dengan manfaat yang dapat diperoleh berupa deviden yaitu bagian dari keuntungan
perusahaan yang dibagikan kepada pemilik saham, capital gain adalah keuntungan yang
diiperoleh dari selisih jual dengan harga belinya, manfaat non financial antara lain berupa
konsekuensinya atas kepemilikan saham berupa kekuasaan, kebanggaan dan khususnya
hak suara dalam menentukan jalannya perusahaan. 7

Berdasarkan pengertian para ahli diatas maka dapat disimpulkan saham merupakan
surat bukti tanda kepemilikan suartu perusahaan yang didalamnya tercantum nilai
nominal, nama perusahaan, dan di ikuti dengan hak dan kewajiban yang dijelaskan
kepada setiap pemegangnya.8

2.1.2 Jenis-Jenis Saham


Saham merupakan surat berharga yang paling populer dan dikenal luas di masyarakat.
Menurut Darmadji dan Fakhruddin (2012:6), ada beberapa jenis saham yaitu:
1. Ditinjau dari segi kemampuan dalam hak tagih atau klaim, maka saham terbagi atas:
a. Saham biasa (common stock), yaitu merupakan saham yang menempatkan pemiliknya
paling junior terhadap pembagian dividen, dan hak atas harta kekayaan perusahaan
apabila perusahaan tersebut dilikuidasi.
b. Saham preferen (preferred stock), merupakan saham yang memiliki karakteristik
gabungan antara obligasi dan saham biasa, karena bisa menghasilkan pendapatan tetap
(seperti bunga obligasi), tetapi juga bisa tidak mendatangkan hasil seperti ini dikehendaki
oleh investor. .
2. Dilihat dari cara pemeliharaannya, saham dibedakan menjadi:
a. Saham atas unjuk (bearer stock) artinya pada saham tersebut tidak tertulis nama
pemiliknya, agar mudah dipindahtangankan dari satu investor ke investor lain.
b. Saham atas nama (registered stock), merupakan saham yang ditulis dengan jelas siapa
pemiliknya, dan dimana cara peralihannya harus melalui prosedur tertentu.
3. Ditinjau dari kinerja perdagangnannya, maka saham dapt dikategorikan menjadi:

7
http://ioaddakhil.blogspot.com/2014/02/pengertian-saham.html
8
Keown, J Arthur; et all. Financial Management. 10th edition. 2005. United States of America.
Pearson Internation Education. hal 256-267
6

a. Saham unggulan (blue-chip stock), yaitu saham biasa dari suatu perusahaan yang
memiliki reputasi tinggi, sebagai leader di industri sejenis, memiliki pendapatan yang
stabil dan konsisten dalam membayar dividen.
b. Saham pendapatan (income stock), yaitu saham biasa dari suatu emiten yang memiliki
kemampuan membayar dividen lebih tinggi dari rata-rata dividen yang dibayarkan pada
tahun sebelumnya.
c. Saham pertumbuhan (growth stock-well known), yaitu saham-saham dari emiten yang
memiliki pertumbuhan pendapatan yang tinggi, sebagai leader di industri sejenis yang
mempunyai reputasi tinggi. Selain itu terdapat juga growth stock lesser known, yaitu
saham dari emiten yang tidak sebagai leader dalam industri namun memiliki ciri growth
stock.
d. Saham spekulatif (spekulative stock), yaitu saham suatu perusahaan yang tidak bisa secra
konsisten memperoleh penghasilan yang tinggi di masa mendatang, meskipun belum
pasti.
e. Saham sklikal (counter cyclical stock), yaitu saham yang tidak terpengaruh oleh kondisi
ekonomi makro maupun situasi bisnis secara umum.9

2.2 Harga Saham


2.2.1 Pengertian Harga Saham
Harga saham merupakan harga penutupan pasar saham selama periode
pengamatanuntuk tiap-tiap jenis saham yang dijadikan sampel dan pergerakannya
senantiasa diamati oleh para investor.
Salah satu konsep dasar dalam manajemen keuangan adalah bahwa tujuan yang ingin
dicapai manajemen keuangan adalah memaksimalisasi nilai perusahaan. Bagi perusahaan
yang telah go public, tujuan tersebut dapat dicapai dengan cara memaksimalisasi nilai
pasar harga sahamyang bersangkutan. Dengan demikian pengambilan keputusan selalu
didasarkan pada pertimbangan terhadap maksimalisasi kekayaan para pemegang saham.
Sartono (2008:70) menyatakan bahwa:

“Harga saham terbentuk melalui mekanisme permintaan dan penawaran di pasar


modal. Apabila suatu saham mengalami kelebihan permintaan, maka harga saham
cenderung naik. Sebaliknya, apabila kelebihan penawaran maka harga saham cenderung
turun”.

9
http://www.seasite.niu.edu/indonesian/Reformasi/Krisis_ekonomi.htm
7

Menurut Jogiyanto (2008:167) pengertian dari harga saham adalah “Harga suatu
saham yang terjadi di pasar bursa pada saat tertentu yang ditentukan oleh pelaku pasar
dan ditentukan oleh permintaan dan penawaran saham yang bersangutan di pasar modal”.

Menurut Brigham dan Houston (2010:7) harga saham adalah “Harga saham
menentukan kekayaan pemegang saham. Maksimalisasi kekayaan pemegang saham
diterjemahkan menjadi maksimalkan harga saham perusahaan. Harga saham pada satu
waktu tertentu akan bergantung pada arus kas yang diharapkan diterima di masa depan
oleh investor “ratarata” jika investor membeli saham”.

Berdasarkan pengertian para ahli diatas maka dapat disimpulkan bahwa harga saham
adalah harga yang terbentuk sesuai permitaan dan penawaran dipasar jual beli saham dan
biasanya merupakan harga penutupan.

2.2.2 Jenis-Jenis Harga Saham


Adapun jenis-jenis harga saham menurut Widoatmojo (2005:54) adalah sebagai
berikut:
1. Harga Nominal Harga yang tecantum dalam sertifikat saham yang ditetapkan oleh emiten
untuk menilai setiap lembar saham yang dikeluarkan. Besarnya harga nominal
memberikan arti penting saham karena dividen minimal biasanya ditetapkan berdasarkan
nilai nominal.
2. Harga Perdana Harga ini merupakan pada waktu harga saham tersebut dicatat dibursa
efek. Harga saham pada pasar perdana biasanya ditetapkan oleh penjamin emisi
(underwrite) dan emiten. Dengan demikian akan diketahui berapa harga saham emiten itu
akan dijual kepada masyarakat biasanya untk menentukan harga perdana.
3. Harga Pasar Kalau harga perdana merupakan harga jual dari perjanjian emisi kepada
investor, maka harga pasar adalah harga jual dari investor yang satu dengan investor yang
lain. Harga ini terjadi setelah saham tersebut dicatat dibursa. Transaksi di sini tidak lagi
melibatkan emiten dari penjamin emisi harga ini yang disebut sebagai harga di pasar
sekunder dan harga inilah yang benar-benar mewakili harga perusahaan penerbitnya,
karena pada transaksi di pasar sekunder, kecil sekali terjadi negosiasi harga investor
dengan perusahaan penerbit. Harga yang setiap hari diumumkan di surat kabar atau media
lain adalah harga pasar.
4. Harga pembukaan Harga pembukuan adalah harga yang diminta oleh penjual atau
pembeli pada saat jam bursa dibuka. Bisa saja terjadi pada saat dimulainya hari nursa itu
sudah terjadi transaksi atas suatu saham, dan harga sesuai dengan yang diminta oleh
8

penjual dan pembeli. Dalam keadaan demikian, harga pembukuan bisa menjadi harga
pasar, begitu juga sebaliknya harga pasar mungkin juga akan menjadi harga pembukaan.
Namun tidak selalu terjadi.
5. Harga Penutupan Harga penutupan adalah harga yang diminta oleh penjual atau pembeli
pada saat akhir hari bursa. Pada keadaan demikian, bisa saja terjadi pada saat akhir hari
bursa tiba-tiba terjadi transaksi atas suatu saham, karena ada kesepakatan antar penjual
dan pembeli. Kalau ini yang terjadi maka harga penutupan itu telah menjadi harga pasar.
Namun demikian, harga ini tetap menjadi harga penutupan pada hari bursa tersebut.
6. Harga Tertinggi Harga tertinggi suatu saham adalah harga yang paling tinggi yang terjadi
pada hari bursa. Harga ini dapat terjadi transaksi atas suatu saham lebih dari satu kali
tidak pada harga yang sama.
7. Harga Terendah Harga terendah suatu saham adalah harga yang paling rendah yang
terjadi pada hari bursa. Harga ini dapat terjadi apabila terjadi transaksi atas suatu saham
lebih dari satu kali tidak pada harga yang sama. Dengan kata lain, harga terendah
merupakan lawan dari harga tertiggi.
8. Harga Rata-Rata Harga rata-rata merupakan perataan dari harga tertinggi dan terendah.

2.2.3 Faktor Yang Memengaruhi Harga Saham


Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi fluktuasi harga saham di pasar
modal, hal ini terjadi karena harga saham dapat mempengaruhi oleh faktor eksternal dari
perusahaan maupun faktor internal perusahaan. Menurut Brigham dan Houston (2010:33)
harga saham dipengaruhi oleh beberapa faktor utama yaitu:

1. Faktor internal
a. Pengumuman tentang pemasaran produksi penjualan seperti pengiklanan, rincian kontrak,
perubahan harga, penarikan produk baru, laporan produksi, laporan keamanan, dan
laporan penjualan.
b. Pengumuman pendanaan, seperti pengumuman yang berhubungan dengan ekuitas dan
hutang.
c. Pengumuman badan direksi manajemen (management board of director ann
nouncements) seperti perubahan dan pergantian direktur, manajemen dan struktur
organisasi.
d. Pengumuman pengambilalihan diverifikasi seperti laporan merger investasi, investasi
ekuitas, laporan take over oleh pengakuisisian dan diakuisisi, laporan investasi dan
lainnya.
9

e. Pengumuman investasi seperti melakukan ekspansi pabrik pengembangan riset dan


penutupan usah lainnya.
f. Pengumuman ketenagakerjaan (labour announcements), seperti negosiasi baru, kotrak
baru, pemogokan dan lainnya.
g. Pengumuman laporan keuangan perusahaan, seperti peramalaba sebelum akhir tahun
viscal dan setelah akhir tahun vicscal earning per share (EPS), dividen per shere (DPS),
Price Earning Ratio, Net profit margin, return on assets (ROA) dan lain-lain.
2. Faktor eksternal
a. Pengumuman dari pemerintah seperti perubahan suku bunga tabungan dan deposito kurs
valuta asing, inflasi, serta berbagai regulasi dan regulasi ekonomi yang dikeluarkan oleh
pemerintah.
b. Penguman hukum seperti tuntutan terhadap perusahaan atau terhadap manajernya dan
tuntutan perusahaan terhadap manajernya.
c. Pengumuman industri sekuritas, seperti laporan pertemuan tahunan insider trading,
volume atau harga saham perdagangan pembatasan atau penundaan trading.
Menurut Agus Sartono (2008:9), harga saham terbentuk dipasar modal dan ditentukan
oleh beberapa faktor seperti laba per lembar saham atau earning per 13 share, rasio laba
terhadap harga per lembar saham atau price earning ratio, tingkat bunga bebas risiko yang
diukur dari tingkat bunga deposito pemerintah dan tingkat kepastian operasi perusahaan.
Selain faktor-faktor di atas, harga saham juga dapat dipengaruhi oleh kondisi perusahaan.
Semakin baik kinerja suatu perusahaan akan berdampak pada laba yang diperoleh
perusahaan dan keuntungan yang didapat oleh investor, sehingga akan mempengaruhi
peningkatan harga saham.

2.3 Pendekatan Teoritis Atas Struktur Modal


2.3.1 Pengertian Modal dan Struktur Modal

Modal adalah hak atau bagian yang dimiliki oleh pemilik perusahaan dalam pos modal
(modal saham), keuntungan atau laba yang ditahan atau kelebihan aktiva yang dimiliki
perusahaan terhadap seluruh utangnya (Munawir,2001).

Modal pada dasarnya terbagi atas dua bagian yaitu modal Aktif (Debet) dan modal
Pasif (Kredit).

Struktur Modal adalah perimbangan atau perbandingan antara modal asing dan modal
sendiri. Modal asing diartikan dalam hal ini adalah hutang baik jangka panjang maupun
10

dalam jangka pendek. Sedangkan modal sendiri bisa terbagi atas laba ditahan dan bisa
juga dengan penyertaan kepemilikan perusahaan.

Struktur modal adalah perimbangan / perbandingan hutang jangka panjang dengan


modal sendiri ( Riyanto, 2001 ). Struktur modal merupakan cermin dari kebijaksanaan
perusahaan dalam menentukan jenis sekuritas yang dikeluarkan, karena masalah struktur
modal adalah erat hubungannya dengan masalah kapitalisasi, dimana disusun dari jenis-
jenis funds yang membentuk kapitalisasi adalah struktur modalnya. Keputusan struktur
modal berkaitan dengan pemilihan sumber dana baik yang berasal dari dalam maupun
dari luar, sangat mempengaruhi nilai perusahaan. Sumber dana perusahaan dari internal
berasal dari laba ditahan dan depresiasi.

Dana yang diperoleh dari sumber eksternal adalah dana yang berasal dari para kreditur
dan pemilik perusahaan. Pemenuhan kebutuhan dana yang berasal dari kreditur
merupakan utang bagi perusahaan. Dana yang diperoleh dari para pemilik merupakan
modal sendiri. Kebijakan mengenai struktur modal melibatkan trade off antara risiko dan
tingkat pengembalian.

Penambahan utang akan memperbesar risiko perusahaan tetapi sekaligus juga


memperbesar tingkat pengembalian yang diharapkan. Risiko yang makin tinggi akibat
membesarnya utang cenderung menurunkan harga saham, tetapi meningkatkan tingkat
pengembalian yang diharapkan akan menaikkan harga saham tersebut. Sruktur modal
yang optimal adalah struktur modal yang mengoptimalkan kesimbangan antara risiko dan
pengembalian sehingga memaksimumkan harga saham ( Brigham dan Houston, 2001).

2.3.2 Teori Struktur Modal


1) Agency Theory

Teori ini dikemukakan oleh Michael C. Jensen dan William H. Meckling pada tahun
1976 (Horne dan Wachowicz, 1998 dalam Saidi, 2004) ,yang menyebutkan bahwa
manajemen merupakan agen dari pemegang saham, sebagai pemilik perusahaan. Para
pemegang saham berharap agen akan bertindak atas kepentingan mereka sehingga
mendelegasikan wewenang kepada agen. Biaya yang ditimbulkan dari pengawasan yang
dilakukan oleh manajemen disebut biaya agensi. Biaya agensi menurut Horne dan
Wachowicz dalam Saidi (2004) adalah biaya-biaya yang berhubungan dengan
pengawasan manajemen untuk menyakinkan bahwa manajemen bertindak konsisten
11

sesuai dengan perjanjian kontraktual perusahaan dengan kreditur dan pemegang saham.

2) Signaling Theory

Isyarat atau signal menurut Brigham dan Houston (2001) adalah suatu tindakan yang
diambil manajemen perusahaan yang memberi petunjuk bagi investor tentang bagaimana
manajemen memandang prospek perusahaan. Perusahaan dengan prospek yang
menguntungkan akan mencoba menghindari penjualan saham dan mengusahakan setiap
modal baru yang diperlukan dengan cara-cara lain, termasuk penggunaan utang yang
melebihi target struktur modal yang normal. Pengumuman emisi saham oleh suatu
perusahaan merupakan suatu isyarat (signal) bahwa manajemen memandang prospek
perusahaan suram. Apabila suatu perusahaan menawarkan penjualan saham baru lebih
sering dari biasanya, maka harga sahamnya akan menurun, karena menerbitkan saham
baru berarti memberikan isyarat negatif yang kemudian dapat menekan harga saham
sekalipun prospek perusahaan cerah.

3) Pecking Order Theory

Pecking order theory mengasumsikan bahwa perusahan bertujuan untuk


memaksimumkan kesejahteraan pemegang saham. Perusahaan berusaha menerbitkan
sekuritas pertama dari internal, retained earning, kemudian utang berisiko rendah dan
terakhir ekuitas (Myers, 1984 dalam Perminas Pangeran, 2004). Pecking order theory
memprediksi bahwa pendanaan utang eksternal didasarkan pada defisit pendanaan
internal.

Model pecking order theory memfokuskan pada motivasi manejer korporat, bukan
pada prinsip-prinsip penilaian pasar modal. Pecking order theory mencerminkan
persoalan yang diciptakan oleh asimetrik informasi. Dasar pemikirannya didasarkan pada
penjelasan berikut ini, (Meyers, 1984 dalam Perminas Pangeran, 2004) :

1. Para manejer mengetahui lebih banyak tentang perusahaan daripada investor luar,
namun mereka enggan untuk menerbitkan saham ketika percaya saham mereka adalah
undervalued.
2. Investor memahami bahwa para manajer mengetahui lebih banyak dan mereka
mencoba menerbitkan sesuai waktu yang tepat.
12

3. Para manejer menginterpresentasikan keputusan untuk menerbitkan ekuitas


sebagai bad news, dan perusahaan dapat menerbitkan ekiutas hanya pada harga discount.
4. Perusahaan yang bekerja berdasarkan filosofi pecking order theory dan
membutuhkan ekuitas eksternal kemungkinan tidak akan memanfaatkan kesempatan
investasi yang baik, karena saham tidak dapat dijual pada “fair Price”.

2.3.3 Teori Kapitalisasi

Teori kapitalisasi terbagi ke dalam dua golongan, yaitu :


1. Berdasarkan pendapatan atau earning Niali suatu perusahaan dapat ditentukan
berdasarkan pendapatan yang didapatka setiap tahunya dikalikan dengan multiplayer
tertentu.
2. Berdasarkan pengeluaran atau cost Kapitalisasi perusahaan didasarkan pada cost dari
fixed capital yang digunakan dalam suatu perusahaan.

 Over dan under capitalization


Over capitalization akan terjadi apabila :
1. Earning tidak cukup besar untuk mendapatkan fair of return dari jumlah modal yang di
investasikan , atau dengan kata lain average rate of return lebih kecil dari pada fair rate of
return.
2. Jumlah nilai securities yang ada di dalam peredaran lebih besar daripada nilai riil
dibandingkan dengan  nilai assetnya.

 Under capitalization
Under capitalization terjadi apabila :
1. Average rate of return dari perusahaan tersebut jauh lebih tinggi dibandingkan dengan
rate of return dari modal yang diinvestasikan dalam perusahaan yang sejenis lainya.
2. Jumlah nilai security yang tercantum dalam nereca jauh lebih kecil daripada nilai riil
daripada assetnya.

2.3.4 Faktor Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal


1. Tingkat Penjualan

Perusahaan dengan penjualan stabil, cashflow relatif stabil, shg dpt menggunakan
hutang relatif besar.

2. Struktur Aktiva
13

Perusahaan dg aktiva tetap besar (sbg kolateral) dpt menggunakan hutang relatif besar

3. Tingkat Pertumbuhan Perusahaan

Semakin cepat pertumbuhan perusahaan, semakin besar kebutuhan dana untuk


ekspansi.

4. Profitabilitas

Pecking order theory menyatakan, bahwa urutan pembiayaan ; laba


ditahan → hutang → jual saham baru (utk menghindari pengawasan eksternal)

5. Variabel Laba & perlindungan pajak (tax shield)

Jika variabilitas laba kecil, besar kemampuan menanggung beban tetap dari hutang.
Penggunaan hutang memberi manfaat perlindungan pajak.

6. Skala perusahaan

Perusahaan besar memiliki akses besar masuk pasar modal, shg ada korelasi positif
antara skala perusahaan dg debt to book value of equity ratio.

7. Kondisi intern perusahaan & ekonomi makro

Saat yg tepat menjual saham/obligasi; tingkat bunga pasar rendah & pasar bursa
sdgbullish (lawan dari bearish).

2.4 Pendekatan-Pendekatan Konsep Penilaian Struktur Modal


1. Teori pendekatan laba bersih (net income approach) NI

Pendekatan ini dapat diasumsikan investor mengkapitalisasi atau menilai laba


perusahaan dengan tingkat kapitalisasi (Ko) yang konstan dan perusahaan dapat
meningkatkan jumlah utangnya dengan tingkat biaya utang (Kd) yang juga konstan. Hal
ini juga dapat diartikan karena tingkat kapitalisasi dan tingkat biaya utang konstan atau
tetap maka semakin besar jumlah utang perusahaan maka biaya modal rata-rata
tertimbang akan semakin kecil

2. Teori pendekatan laba operasi bersih ( operating net income approach ) NOI      
14

Teori ini diasumsikan biaya modal rata-rata tertimbang (Ke) konstan, berapapun
jumlah utang perusahaan tetap. Dalam teori ini para investor mempunyai sudut pandang
yang berbeda-beda
a. Biaya utang konstan sama seperti pendekatan laba bersih 
b. Utang perusahaan meningkat, resiko perusahaan ikut meningkat. Oleh karena itu
manajemen menuntut agar keuntungan perusahaan jg harus meningkat, konsekuensinya
biaya modal rata-rata tertimbang konstan dan keputusan struktur modal menjadi tidak
penting

2.5 Keputusan Struktur Modal Dalam Praktik


a) Analisis EBIT – EPS.
Melalui analisis ini manajemen dapat melihat dampak dari berbagai alternatif
pendanaan terhadap EPS ( Earning per share ) pada tingkatan EBIT ( Earning Before
Interest and Tax ) yang bervariasi. Yang dimaksud dengan EPS adalah laba bersih
sesudah pajak atau Earning After Tax ( EAT ) dibagi jumlah lembar saham perusahaan
yang beredar.

Pada analisis ini, hubungan antara EBIT dan EPS dapat dicari dengan cara
1. Menghitung EPS pada berbagai alternatif pendanaan untuk EBIT tertentu , dan
2. Mengulang lankah pertama untuk EBIT yang berbeda – beda. Hasilnya kemudian
digambarkan dalam grafik EBIT-EPS.

Indifference point memberikan masukan penting bagi manajemen dalam memilih


alternatif pembelanjaan, Jika expected EBIT lebih besar dari indifference point,
perusahaan sebaiknya menggunakan hutang. Jika sebaliknya, menggunakan saham akan
lebih menguntungkan. Perlu dicatat bahwa keputussan ini bisa salah jika actual EBIT
tidak besar yang diharapkan. Oleh karena itu, didalam mengambil keputusan, manajemen
harus memperhatikan juga deviasi standard (tingkat variabilitas) EBIT perusahaan.
Expected dan deviasi standard EBIT dapat dicari dengan mengembangkan sejumlah
skenario tentang EBIT dimasa mendatang beserta dengan probabilita terjadinya. Jika
deviasi standard EBIT relatif besar, manajemen harus lebih hati – hati karena expected
EBIT menjadi kurang dapat dipercaya. Sebaiknya manajemen memutuskan menggunakan
hutang hanya bila ecpected EBIT cukup jauh di atas indifference point.

EAT ( saham ) EAT ( hutang )


15

= Jumlah saham Jumlah saham


( EBIT* - C1) ( 1 – T ) (EBIT* - C2 ) ( 1 – T)
= S1 S2

Dimana:
EBIT * = Indifferent point
C1 = Biaya bunga pada alternatif pembelanjaan 1
C2 = Biaya bunga pada alternatif pembelanjaan 2
S1 = Jumlah saham pada alternatif pembelanjaan 1
S2 = Jumlah saham pada alternatif pembelanjaan 2
T = Tingkat pajak

b) Perbandingan Rasio – Rasio Leverage


• Tujuan dari analisis ini adalah untuk menentukan efek dari setiap alternatif pendanaan
terhadap rasio – rasio leverage ( penggunaan hutang ). Manajemen kemudian dapat
membandingkan rasio – rasio yang ada saat ini dan rasio – rasio pada alternatif
pendanaan tertentu dengan rasio – rasio industri sejenis. Rasio Leverage terdiri dari (1)
Rasio Hutang ( debt ratio ), (2) Rasio Jaminan ( coverege ratio ).

• Rasio hutang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka


panjang, sedangkan rasio jaminan menunjukkan kemampuan untuk membayar bunga dan
pokok pinjamn yang jatuh tempo. Untuk menghitung rasio hutang, manajemen
menggunakan informasi dari neraca. Untuk menghitung rasio jaminan, informasi dari
laporang rugi – laba yang dipergunakan.

• Manajemen dapat menggunakan metoda perhitungan rasio sbb :


1. Rasio Hutang:
a. Total hutang/Total aktiva
b. Hutang jangka panjang/ (Hutang jangka panjang + Modal sendiri)
c. Total hutang/ Modal sendiri

• Rasio Jaminan:
a. Time interest earned = EBIT/Biaya bunga
16

b. Debt service coverage = EBIT / [ biaya bunga + (pembayaran pokok pinjman/1 –


pajak) ]

• Rasio hutang dan rasio jaminan dapat dihitung berdasarkan :


(1) posisi keuangan perusahaan pada saat ini, (2) posisi keuangan perusahaan
dengan alternatif – alternatif pendanaan yang ada seperti 100 % modal sendiri, 100%
hutang dsb. Rasio – rasio tersebut kemudian dibandingkan dengan rasio indusstri. Dari
perbandingan tersebut, manajemen dapat menentukan alternatif pendanaan yang paling
tepat bagi perusahaan. Hal ini tidak berarti bahwa manajemen harus mempertahankan
rasio yang sama dengan rasio industri. Kegunaan perbandingan rasio dengan rasio
industri adalah jika perusahaan memilih rasio hutang dan rasio jaminan yang
menyimpang dari rasio industri, ia harus memiliki alasan yang kuat.

c) Analisis Arus Kas Perusahaan


Metoda ini menganalisis dampak keputusan struktur modal terhadap arus kas
perusahaan. Metoda ini sederhana tetapi sangat bermanfaat. Metoda ini melibatkan
persiapan suatu seri anggaran kas pada (1)kondisi perekonomian yang berbeda, (2)
struktur modal yang berbedaArus kas bersih pada situasi yang berbeda ini dapat dianalisis
untuk menentukan apakah beban tetap perusahaan ( pokok pinjaman, bunga, sewa dan
dividen saham preferen ) yang dihadapi perusahaan tidak terlalu tinggi. Ketidak
mampuan perusahaan untuk membayar beban tetap bisa mengakibatkan “ financial
insolvency “.

2.6 Faktor-Faktor yang Memengaruhi Struktur Modal

Setiap perusahaan pada tahap awal berdiri pasti memerlukan modal untuk penetapan
struktur modalnya, dan pada saat akan memperluas usaha atau menggabungkan usahanya
besar kemungkinannya akan_melakukan perubahan struktur modal yang disebabkan
adanya perubahan modal atau tambahan modal. Dua hal yang harus dilakukan
perusahaan; Pertama, menentukan besarnya Kebutuhan modal kuantitatif. Kedua,
menentukan sumber modal kualitatif/jenis modal yang akan ditarik. Proses pertama
dikatakan sebagal proses Kapitalisasi, sedangkan yang kedua dikatakan sebagai proses
penentuan Struktur Modal. Untuk menentukan Struktur Modal perusahaan dihadapkan
pada berbagai variabei yang mempengaruhinya. Terdapat 10 variabel yang mungkin akan
berpengaruh yaitu ; Tingkat bunga, Stabilitas penjualan, Tingkat pertumbuhan penjualan,
Susunan Aktiva, Kadar risiko dari aktiva, Kebutuhan modal, Struktur saingan, Keadaan
17

pasar modal, Sikap manajemen, dan Sikap pemberi pinjaman. Bagi perusahaan susunan
struktur modal terbaik dikatakan sebagal Struktur Modal Optimum.

Struktur modal optimum menurut pendekatan konservatif adalah struktur modal yang
menggunakan modal pinjaman maksimum 50% dari total modal. Sedangkan menurut
pendekatan biaya modal struktur modal optimum adalah struktur modal yang dapat
meminimumkan rata-rata biaya modal perusahaan. Metoda biaya modal ini dapat
dianalisis dengan berbagai pendekatan, dan pendekatan yang dipilih pada persoalan ini
adalah Pendekatan Tradisional yang menyatakan bahwa struktur modal optimum akan
terjadi pada kondisi rata-rata biaya modal minimum dan nilai perusahaan maksimum.

2.6.1 Analisis terhadap variabel-variabel yang berpengaruh terhadap struktur


1. Variabel yang dominan terhadap struktur modal dengan menggunakan Analisa Faktor.
2. Menentukan nilai perusahaan yang maksimum.

 Menurut Maness (1988), ada beberapa faktor yang mempengaruhi penentuan


struktur modal yang optimal, yaitu :

1. Stabilitas Penjualan

Perusahaan dengan penjualan yang relatif stabil dapat lebih aman memperoleh lebih
banyak pinjaman dan menanggung beban tetap yang lebih tinggi dibandingkan dengan
perusahaan yang penjualannya tidak stabil.

2. Operating Leverage

Perusahaan yang mengurangi leverage operasinya lebih mampu untuk menaikkan


penggunaan leverage keuangan ( hutang ).

3. Corporate Taxes

Karena bunga tax-deductable, ada sebuah keuntungan jika menggunakan hutang.


Marginal tax rate perusahaan yang lebih tinggi, maka keuntungan menggunakan hutang
akan lebih tinggi, semua yang lainnya dianggap sama.

4. Kadar resiko dari aktiva

Tingkat atau kadar resiko dari setiap aktiva didalam perusahaan adalah tidak sama.
Makin panjang jangka waktu penggunaan suatu aktiva didalam perusahaan, makin besar
derajat resikonya. Dan perkembangan dan kemajuan teknologi serta ilmu pengetahuan
18

yang tiada henti, dalam artian ekonomis dapat mempercepat tidak digunakannya suatu
aktiva, meskipun dalam artian teknis masih dapat digunakan.

5. Lenders dan rating agencies

Jika perusahaan menggunakan hutang semakin berlebih, maka pihak lenders akan
mulai meminta tingkat bunga yang lebih tinggi dan rating agencies akan mulai
menurunkan rating pada tingkat hutang perusahaan.

6. Internal cash flow

Tingkat internal cash flow yang lebih tinggi dan lebih stabil dapat menjastifikasi
sebuah tingkat leverage lebih stabil.

7. Pengendalian

Banyak perusahaan sekarang meningkatkan tingkat hutangnya dan memulai dengan


menerbitkan hutang baru hingga repurchase outstanding commonstock. Tujuan dari
peningkatan hutang tersebut adalah untuk mendapatkan return yang lebih tinggi.,
sedangkan pembelian kembali saham bertujuan untuk lebih meningkatkan tingkat
pengendalian.

8. Kondisi ekonomi

Kondisi ekonomi seperti sekarang ini dan juga kondisi pada pasar keuangan dapat
mempengaruhi keputusan struktur modal. Ketika tingkat suku bunga tinggi, mungkin
keputusan pendanaan lebih mengarah pada short-term debt, dan akan dilakukan refinance
dengan long-term debt atau equity jika kondisi pasar memungkinkan.

9. Preferensi pihak manajemen

Preferensi manajemen terhadap resiko dan gaya manajemen mempunyai peran dalam
hubungannya dengan kombinasi debt-equity perusahaan pada struktur modalnya.

10.Debt covenant

Uang yang dipinjam dari sebuah bank dan juga penerbitan surat hutang dan terwujud
melalui serangkaian kesepakatan (debt covenant).

11.Agency cost

Agency cost adalah sebuah biaya yang diturunkan guna memonitor kegiatan pihak
manajemen untuk menjamin bahwa kegiatan mereka selaras dengan persetujuan antara
manajer, kreditur dan juga para shareholders.

12.Profitabilitas
19

Perusahaan dengan profitabilitas yang tinggi, dan penggunaan internal financing yang
lebih besar dapat menurunkan penggunaan hutang (rasio hutang).

13.Risiko Bisnis

Risiko Bisnis akan mempersulit perusahaan dalam melaksanakan pendanaan


eksternal, sehingga secara teori akan berpengaruh negative terhadap leverage perusahaan.
 Pada kasus tertentu ternyata kondisinya dapat dikelompokan pada 4 faktor yang
dominan terhadap penentuan struktur modal, yaitu:
 Faktor 1: Stabilitas pendapatan dan kebutuhan modal, komponen
variabelnya: Stabilitas penjualan dan kebutuhan modal. Dengan variabel yang dominan
adalah kebutuhan modal.
 Faktor 2: Struktur pasar industri yang terdiri variabel; struktur saingan,
tingkat bunga, tingkat pertumbuhan penjualan, dan kadar risiko dari aktiva. Variabel
dominannya adalah struktur saingan.
 Faktor 3: Risiko usaha dan keuangan, yang terdiri variabel; sikap
pemberi pinjaman, susunan aktiva, dan sikap manejemen. Variabel dominannya adalah
sikap pemberi pinjaman.
 Faktor 4: Situasi perekonomian yang hanya terdiri variabel keadaan pasar
modal, sehingga variabel dominannya adalah variabel keadaan pasar modal.

 Untuk penentuan nilai perusahaan, dengan menggunakan pendekatan Tradisional


sebagai alat manajemen keuangan diperoleh hasil bahwa nilai perusahaan akan meningkat
dengan rata-rata biaya modal perusahaan melalui cara perusahaan modal pinjamannya.
Dan struktur modal diterapkan harus mempunyai ratio hutang maksimum sehingga
mencapai struktur modal optimum.

2.6.2 Pendekatan dalam Teori Struktur Modal

1. Pendekatan Laba Operasi Bersih (NOI Approach)

Dikemukakan oleh David Durand (1952). Pendekatan ini menggunakan asumsi bahwa
investor memiliki reaksi yang berbeda terhadap penggunaan hutang perusahaan.
Pendekatan ini melihat bahwa biaya modal rata-rata tertimbang bersifat konstan
berapapun tingkat hutang yang digunakan perusahaan.

2. Pendekatan Traditional (Traditional Approach)


20

Diasumsikan terjadi perubahan struktur modal dan peningkatan nilai total perusahaan
melalui penggunaan financial leverage (hutang dibagi modal sendiri).

3. Pendekatan Modigliani dan Miller (MM Approach)

MM berpendapat bahwa risiko total bagi seluruh pemegang saham tidak berubah
walaupun struktur modal perusahaan mengalami perubahan. Hal ini didasarkan pada
pendapat bahwa pembagian struktur modal antara hutang dan modal sendiri selalu
terdapat perlindungan atas nilai investasi. Yaitu karena nilai investasi total perusahaan
tergantung dari keuntungan dan risiko, sehingga nilai perusahaan tidak berubah walaupun
struktur modalnya berubah. Asumsi yang digunakan adalah, pasar modal sempurna, nilai
yang diharapkan dari distribusi probabilitas semua investor sama, perusahaan mempunyai
risiko usaha (business risk) yang sama dan tidak ada pajak.

 Strategi efisiensi biaya bertujuan untuk meningkatkan produktivitas perusahaan dan


efektifitas kerja sumber daya perusahaan yang ada. Untuk mengatasi keterbatasan modal
kerja dan biaya operasional perusahaan perlu mengadakan perencanaan penghematan
diberbagai bidang. Implikasi strategi efisiensi biaya adalah:

1. Meminimalkan Kenaikan Biaya Tetap dengan cara pertumbhan pegawai negatif


dan rasionalisasi pegawai.
2. Mengurangi Biaya Tetap tunai dengan cara pengaturan struktur modal melalui
penggunaan fasilitas kredit jangka panjang untuk memenuhi modal kerja dan penggunaan
fasilitas kredit lunak UKM sehingga beban bunga lebih rendah.
3. Efisiensi biaya variabel dilakukan ditingkat proses produksi dengan cara
pengaturan penggunaan lini mesin pemotongan sesuai jumlah sapi . Biaya variabel juga
dapat dihemat dengan strategi kemitraan usaha baik ditingkat on farm (penyediaan bahan
baku), maupun pemasaran produk sehingga biaya operasional ditanggung barsama.

 Untuk menentukan struktur modal yang optimum, digunakan konsep cost of capital.
Dengan perhitungan cost of capital hutang obligasi, cost of capital emisi saham baru, cost
of capital saham biasa, cost of capital laba ditahan, dan weighted average cost of capital.
Dan struktur modal yang optimum tercapai apabila biaya modal rata-rata tertimbang
adalah rendah. Karena biaya modal ini berhubungan dengan profitabilitas, maka pada saat
21

struktur modal optimum diperhitungkan pula tingkat profitabilitas dengan cara ROA dan
ROE.

2.7 Indeks Harga Saham

Untuk memberikan informasi yang lebih lengkap tentang perkembangan bursa


kepada publik, BEI menyebarkan data pergerakan harga saham melalui media cetak dan
elektronik. Satu indikator pergerakan harga saham tersebut adalah indeks harga saham.
Saat ini, BEI memiliki 11 macam indeks saham dan tanggal tersebut ditetapkan sebagai
hari jadi bursa efek indonesia.

Berikut ini macam-macam indeks yang ada di BEI saat ini :

1. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)

IHSG adalah indeks yang menggunakan semua emiten yang tercatat sebagai
komponen perhitungan indeks. Saat ini beberapa emiten tidak dimasukan dalam
perhitungan IHSG, misalnya emiten-emiten eks bursa efek Surabaya karena alasan tidak (
belum ada aktivitas ) transaksi sehingga belum tercipta harga di pasar.

2. Indeks Sektoral
Indeks ini mulai diberlakukan tanggal 2 januari 1996 dari BEJ, indeks sektoral
terdapat 9 sektor. Menggunakan semua saham yang termasuk dalam masing-masing
sektor:

Sektor-sektor primer (ekslaratif )


1. Pertanian
2. Pertambangan

Sektor-sektor sekunder ( industri manufaktur )

3. Industri dasar dan kimia


4. Aneka industri
5. Industri barang konsumen

Sektor-sektor tersier (jasa )

6. Properti dan real estate


7. Transportasi dan infrastruktur
8. Keuangan
22

9. Perdagangan, jasa, dan investasi

3. Indeks LQ45
Indeks LQ45 adalah jenis indeks yang terdiri dari 45 saham/emiten dengan
liquiditas yang tinggi, yang dipilih setelah melalui kriteria pemilihan saham. Selain
penilaian atau likuiditas,seleksi atas saham tersebut juga mempertimbangkan kapitalisasi
pasar.
Berikut adalah kriteria tertentu dan seleksi utama sebuah saham untuk masuk dalam
LQ45:
 Masuk dalam ranking 60 besar dari total transaksi saham di pasar reguler ( rata-rata nilai
transaksi selama 12 bulan terakhir )
 Ranking berdasar kapitalis pasar (rata-rata kapitalisasi pasar selama 12 bulan terakhir).
 Telah tercatat di BEJ minimum 3 bulan.
 Keadaan keuangan perusahaan dan prospek pertumbuhannya, frekuensi dan jumlah hari
perdagangan transaksi pasar reguler.
BEJ secara rutin memantau perkembangan komponen saham yang masuk dalam
perhitungan indeks LQ45. Pergantian saham akan dilakukan setiap enam bulan sekali,
yaitu pada awal bulan Februari dan awal bulan Agustus. Indeks LQ45 dihitung mundur
sehingga tanggal 13 Juli 1994 sebagai Hari Dasar, dengan Nilai Dasar 100. Untuk seleksi
awal digunakan data pasar juli 1993 – Juli 1994. Hasilnya ke 45 saham tersebut meliputi
72% total MARKET kapitalisasi pasar dan 72,5% dari nilai transaksi di pasar reguler.
4. Jakarta Islamic Index (JII), Mengggunakan 30 emiten yang masuk dalam kriteria
syariah ( daftar efek syariah yang diterbitkan oleh OJK-LK) dan termasuk saham yang
memiliki kapasitas yang besar dan liquiditas tinggi.
5. Indeks Kompas100, Menggunakan 100 Emiten yang dipilih berdasarkan pertimabangan
liquiditas dan kapitalisasi pasar, dengan kriteria-kriteria yang telah ditetntukan.
6. Indeks BISNIS-27, Menggukanakn 27 emiten yang dipilih berdasarkan kriteria tertentu
dan merupakan kerja sama antara PT Bursa Efek Indonesia dengan Harian Bisnis
Indonesia.
7. Indeks PEFINDO25, Mengunakn 25 Emiten yang dipilih berdasarkan kriteria tertentu
dan merupakan kerjasama antara PT Bursa Efek Indonesia dengan Lembaga rating
PEFINDO.
8. Indeks SRI-KEHATI, Menggunakan 25 Emiten yang dipilih berdasarkan kriteria
tertentu dan merupakan kerjasama antara PT Bursa Efek Indonesia dengan Yayasan
KEHATI.
23

9. Indeks Papan Utama. Menggunakan emiten yang masuk dalam kritria papan utama.
10. Indeks Papan Pengembangan, menggunakan emiten yang masuk dalam kriteria papan
pengembangan.
11. Indeks Individual. Indeks Individual yaitu indeks harga saham masing-masing emiten.
Seluruh indeks yang terdapat di BEI mengunakan metode perhitungan yang sama, yaitu
metode rata-rata tertimbang berdasarkan jumlah saham tercatat dan akan dibahas pada
bagian berikutnya. Perbedaan utama pada maing-masing indeks adalah jumlah emiten
dan nilai dasar yang digunakan untuk penghitungan indeks. Indeks-indeks tersebut
ditampilakn terus menerus melalui display wall dilantai bursa dan disebarkan ke
masyarakat luas oleh data vendor melalui data feed.

Faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham :


1. Nilai tukar rupiah
Nilai tukar Rupiah atau disebut juga Kurs Rupiah adalah perbandingan nilai atau harga
mata uang Rupiah dengan mata uang lain
2. Suku bunga
Suku bunga merupakan harga atas dana yang dipinjam (Reelly and Brown, 1997)
3. Inflasi
Inflasi adalah peningkatan secara umum dari harga-harga barang dan jasa, yang
merupakan kebutuhan dasar masyarakat, atau pengurangan daya beli dari mata uang
negara tersebut.

Metode perhitungan indeks harga saham


Indeks Harga Saham Individu
Secara sederhana rumus untuk menghitung indeks harga saham adalah berikut ini.
IHS=( Ht/Ho)x 100%
HIS = Indeks harga saham
Ht = Harga pada waktu yang berlaku
Ho = Harga pada waktu dasar

Indeks Harga Saham Gabungan


Situasi pasar secara umum baru dapat diketahui jika kita mengetahui indeks harga
saham gabungan. Untuk perhitungan indeks harga saham gabungan ini, caranya hampir
sama dengan menghitung indeks harga saham individual, tetapi harus menjumlahkan
seluruh harga saham yang tercatat. Rumus untuk menghitung indeks harga saham
gabungan (IHSG) adalah sebagai berikut.
24

IHSG=(∑Ht/∑Ho) x 100%

∑Ht = Total harga semua saham pada waktu yang berlaku


∑Ho= Total harga semua saham pada waktu dasar

Kedua cara di atas dalam menentukan baik indeks harga saham individual
maupun indeks harga saham gabungan merupakan cara yang sederhana (tertimbang).
Indeks tertimbang merupakan indeks yang mempertimbangkan faktor-faktor yang
akan mempengaruhi naik turunya angka indeks tersebut. Besar kecilnya bobot tergantung
dari besarnya pngaruh dari perubahan harga saham tersebut mempengaruhi keseluruhan
harga sahan yang ada. Saham yang berperan kecil dalam mempengaruhi pasar akan diberi
bobot kecil.

Metode perhitungan angka indeks menurut Laspeyers dan Paasche


Laspeyres dan Paasche menggunakan faktor timbangan yang berbeda. Laspeyres
mendasarkan pada jumlah saham pada waktu dasar, sedangkan Paasche menggunakan
jumlah saham pada waktu yang berlaku.
Pembobotan saham dipengaruhi oleh jumlah saham yang didaftarkan oleh
perusahaan. Semakin besar jumlah saham yang didaftarkan, semakin besar pula
bobotnya. Biasanya dengan besarnya jumlah saham yang didaftarkan, saham ini akan
semakin likuid dalam perdagangan atau transaksi. Jumlah saham yang dipakai pada saat
waktu dasar didasarkan pada saat perusahaan melakukan go public atau melakukan emisi
perdana.
Cara yang mendasarkan pembobotan pada waktu dasar ini ditemukan oleh
Laspeyres. Adapun untuk perhitungan menggunakan rumus berikut.

IHSG= [ (∑Ht.Ko)/(∑Ho.Ko) ]x 100%

Ko = Jumlah semua saham yang beredar pada waktu dasar

Sedangkan untuk perhitungan angka indeks dengan menggunakan waktu berlaku


sebagai bobot dikemukakan oleh Paasche. Rumus yang digunakan adalah berikut.

IHSG= [ (∑Ht/∑Ho.Ko) ]x 100 %


25

Kt = Jumlah semua saham yang beredar pada waktu yang berlaku.

Jika diperbandingkan, sebenarnya dilihat dari segi praktis, rumus yang


dikemukakan oleh Laspeyres lebih baik, karena bobot yang dipakai tidak berubah, tetapi
secara teoritis kurang baik, karena yang berpengaruh tehadap harga sebenarnya adalah
jumlah saham pada waktu yang berlaku.
Sebaliknya secara teoritis rumus Paasche sangat baik, karena perubahan jumlah saham
diperhitungkan pengaruhnya terhadap perubahan harga, tetapi dari segi praktis, cukup
sulit diterapkan.
Untuk menjembatani kedua rumus di atas baik Laspeyres maupun Paasche, maka
ada dua rumus lain yang digunakan untuk menghitung indeks harga saham gabungan,
yaitu menurut Irving Fisher dan Drobisch.
Rumus Irving Fisher :
IHSG= √ IHSGL x  IHSGP

IHSGL = Indeks harga saham gabungan menggunakan rumus Laspeyres


IHSGP = Indeks harga saham gabungan menggunakan rumus Paasche

Rumus IHSG menurut Drobisch :


IHSG= (IHSGL +  IHSGP)/2

Karena jumlah saham yang tercatat sangat banyak , seringkali jika harus
menghitung semua saham yang tercacat akan mengalami kesulitan. Oleh karena itu,
dalam perhitungan hanya menggunakan sampel dari keseluruhan saham yang tercatat.
Yang perlu diperhatikan disini adalah bagaimana cara pengambilan sampel
sehingga didapat hasil yang mewakili. Sampel ini diambil dari perkiraan saham yang
diyakini memiliki peran penting dalam mempengaruhi pasar.
26

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Saham adalah sebuah bukti kepemilikian nilai sebuah perusahaan. Dengan
menerbitkan saham, memungkinkan perusahaan-perusahaan yang membutuhkan
pendanaan jangka panjang untuk 'menjual' kepentingan dalam bisnis-saham (efek ekuitas)
dengan imbalan uang tunai. Setiap perusahaan pada tahap awal berdiri pasti memerlukan
modal untuk penetapan struktur modalnya, dan pada saat akan memperluas usaha atau
menggabungkan usahanya besar kemungkinannya akan_melakukan perubahan struktur
modal yang disebabkan adanya perubahan modal atau tambahan modal.

Bahwa Struktur Aktiva (Tangibility),Growth Opportunity, Ukuran Perusahaan (Firm


Size), Profitabiltas dan  Risiko Bisnis baik secara stimultan maupun parsial mempunyai
pengaruh pada Keputusan Struktur Modal Suatu Perusahaan.
Dari faktor-faktor  tersebut mempunyai pengaruh satu dengan yang lainnya.
Sehingga dengan demikian Para Investor, Kreditor maupun Managemen Perusahaan 
27

hendaknya memberikan perhatian yang lebih kepada informasi atas faktor-faktor yang
mempengaruhi tersebut.

3.2 Saran

Mengidentifikasikan suatu tren atau pola pergerakan harga saham yang berulang
adalah tujuan utama dari pada analis teknikal, tentunya dengan harapan agar dapat
menemukan sinyal untuk beli (buy), tahan (tahan) atau jual (sell). Dalam melakukan
analisis saham hanya ada beberapa data utama yang diperlukan, yaitu perubahan harga
saham (atau instrumen lainnya) dan nilai transakasi. Para analis teknikal (chartist)
memilah harga menjadi empat jenis : harga pembukaan, harga tertinggi, harga terendah
dan harga penutupan.
Harga saham dapat naik dan turun secara cepat atau pun secara berangsur-angsur
sehingga pada grafik akan terlihat membentuk beberapa puncak, lembah atau bisa juga
mendatar (harga bergerak dalam kisaran sempit). Dalam upaya menganalisa harga saham
dan mengidentifikasikan suatu tren perubahan harga saham, para chartist berpedoman
pada dua asumsi penting. Pertama, harga bergerak pada tren tertentu dan kedua, tren ini
akan terus berlangsung hingga terdapat suatu kejadian yang membuat tren akan berubah.

BAB IV

STUDI KASUS

PT ADHI KARYA (PERSERO) Tbk

4.1 PROFIL

PT Adhi Karya (Persero) Tbk (Perusahaan) didirikan berdasarkan Akta Notaris No. 1
tanggal 1 Juni 1974 dari Kartini Mulyadi, SH., yang telah diubah dengan akta No. 2
tanggal 3 Desember 1974 dari notaris yang sama. Akta Pendirian ini telah memperoleh
pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan
Surat Keputusan No. Y.A.5/5/13 tanggal 17 Januari 1975, dan diumumkan dalam Berita
Negara Republik Indonesia No. 85 tanggal 24 Oktober 1975, Tambahan No. 600.
28

Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir


dengan Akta No. 81 tanggal 30 Maret 2015 dan telah mendapat pengesahan dari Menteri
Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi
Manusia Republik Indonesia No: AHU- 071.AH.02.02/2015.

Ruang lingkup bidang usaha Perusahaan meliputi: 1. Konstruksi; 2. Konsultasi


manajemen dan rekayasa industri (Engineering Procurement and Construction/EPC); 3.
Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Perkeretaapian; 4. Investasi, Perdagangan umum,
jasa pengadaan barang, industri pabrikasi (Precast), jasa dalam bidang teknologi
informasi, dan agro industri; 5. Properti, Hotel, dan Real Estat. Saat ini kegiatan utama
Perusahaan dan entitas anak (bersama-sama disebut sebagai Grup) dalam bidang
konstruksi, EPC, properti, real estat, investasi infrastruktur, penyelenggaraan. prasarana
dan sarana perkeretaapian, jasa pengadaan barang dan hotel. Perusahaan memulai
kegiatan usaha komersialnya pada tanggal 11 Maret 1960.

4.2 PEMBAHASAN

Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa tanggal 8 Januari 1998 yang
dalam Akta No. 1 tanggal 1 April 1998 dari Imas Fatimah, S.H., modal ditempatkan dan
disetor penuh oleh Republik Indonesia sebanyak Rp70.000.000.000. Struktur modal
Perusahaan telah mengalami perubahan beberapa kali terakhir berdasarkan Keputusan
Menteri Badan usaha Milik Negara pada Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa
tanggal 17 November 2003 No. KEP289/MBU/2003 mengenai Perubahan Anggaran
Dasar Perusahaan (Persero) yang kemudian disahkan dengan Akta Notaris Imas Fatimah,
SH., No. 35 tanggal 18 November 2003. Modal dasar Perusahaan menjadi
Rp544.000.000.000 yang terdiri dari 5.440.000.000 (nilai penuh) lembar saham masing-
masing bernilai Rp100 (nilai penuh), telah ditempatkan dan disetor penuh oleh Negara
29

sebanyak Rp136.000.000.000. Penambahan modal disetor sebesar Rp66.000.000.000


sesuai Akta perubahan Anggaran Dasar diatas telah mendapat persetujuan oleh Menteri
Kehakiman dan Hak Republik Indonesia No. C-28630.HT .01.04. TH.2003 tanggal 3
Desember 2003 Pada tanggal 8 Maret 2004 Perusahaan memperoleh pernyataan efektif
dari Ketua Badan Pengawas Pasar Modal/Bapepam berdasarkan Surat Keputusan No. S-
494/PM/2004 untuk melakukan penawaran umum kepada masyarakat atas 441.320.000
saham biasa dengan nilai nominal Rp100 per saham, sehingga telah ditempatkan dan
disetor penuh sebanyak 1.801.320.000 lembar saham. Berdasarkan Akta No. 22 tanggal
22 September 2015 oleh Fathiah Helmi, SH, Notaris di Jakarta, terdapat penambahan
modal disetor sebanyak 1.759.529.376 lembar. Modal disetor semula 1.801.320.000
setara dengan Rp180.132.000.000 menjadi 3.560.849.376 atau setara dengan
Rp356.084.937.600.

Diketahui data-data perusahan sebagai berikut:

 Jumlah saham biasa yang beredar (lembar saham)

Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015


5.440.000.000 5.440.000.000 5.440.000.000

 Total Ekuitas

Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015


1,052,011,082,148 1,043,029,434,151 4,498,787,489,304
30

Nilai buku per lembar  =          Total Ekuitas           


                                         Jumlah Saham Beredar

Nilai buku per lembar 2013 = Rp 1,052,011,082,148  


                      5.440.000.000
= Rp 194,82 / lembar

Nilai buku per lembar 2014 = Rp 1,043,029,434,151


                       5.440.000.000
= Rp 191,73 / Lembar

Nilai buku per lembar 2015 = Rp 4,498,787,489,304


                       5.440.000.000
= Rp 826,98 / Lembar
DAFTAR PUSTAKA

Anoraga, Pandji., Pakarti, Piji, Pengantar Pasar Modal, Rieneka Cipta, 2001.
Brealey, A Richard; Stewart, C Myers; dan Alan, J Marcus. Fundamentals of Corporate
Finance. 5th ed. 2007. McGraw-Hill. Hal 144.
Darmadji, Tjiptono; Hendy, M, Fakhruddin. Pasar Modal di Indonesia. 2001. Indonesia.
Salemba Empat. hal 8.
Dalton, M John. How The Stock Market Works. 3rd edition. 2001. United States of
America. NYIF. Hal 1.
Eugene F. Brigam dan Joel F. Houston, 2006, Dasar-dasar Manajemen Keuangan,
Salemba Empat, Jakarta (terjemahan). Hlm.33
Eugene F. Brigam dan Joel F. Houston, Op. Cit.,6-7.
George Foster, 1996, Financial Statemen Analysis, Prentice Hall Internasional. Hlm. 65.
https://guruakuntansi.co.id/saham-adalah/
http://www.seasite.niu.edu/indonesian/Reformasi/Krisis_ekonomi.htm
Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan lainnya,(Jakarta: PT RajaGrafindo Persada,
2013), hlm 182
Prathama Rahardja, Mandala Manurung, Teori Ekonomi Makro Suatu Pengantar,
(Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2018), hlm 64.
Weston, J Fred and Thomas E. Copeland, 1986, Manajemen Keuangan, Terjemahan,
Edisi kedelapan, Jilid 2, Binarupa Aksara, Jakarta (terjemahan). Hlm. 68.

31

Anda mungkin juga menyukai