Jurnal Dispersi Ibuprofen PDF
Jurnal Dispersi Ibuprofen PDF
1, 2016
ABSTRACT
Study of solid dispersions of ibuprofen-manitol by solvent method had been researched. Solid dispersions
made in 4 ratio formula, F1; F2; F3 and F4 with ibuprofen-manitol ratio 3: 1, 2: 2, 1: 3, and 0.5: 3.5. Evaluation of
solid dispersions of Ibuprofen - Manitol include x-ray diffraction (XRD), FT-IR spectroscopy, scanning electron
microscopy (SEM), assay and dissolution test. Results of X-ray diffraction solid dispersion system showed a
decrease in intensity of the degree of crystalline ibuprofen. SEM characterization results indicated ibuprofen
morphological changes towards more amorphous.
ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian tentang studi sistem dispersi padat ibuprofen-mannitol dengan metode pelarutan. Sistem
dispersi padat dibuat dalam 4 formula, F1; F2; F3 dan F4 dengan perbandingan ibuprofen-mannitol berturut-turut
3:1, 2:2, 1:3, dan 0,5:3,5. Evaluasi sistem dispersi padat ibuprofen-mannitol meliputi difraksi sinar-X (XRD),
spektroskopi FT-IR, Scanning Electron Microscope (SEM), pentapan kadar dan uji disolusi. Hasil difraksi sinar-X
sistem dispersi padat menunjukkan adanya penurunan intensitas derajat kristalin dari ibuprofen. Hasil karakterisasi
SEM menunjukkan perubahan morfologi ibuprofen kearah yang lebih amorf. Hasil statistik efisiensi disolusi
menggunakan uji ANOVA diperoleh nilai sig. 0,000 (<0,05) menunjukkan bahwa adanya pengaruh jumlah mannitol
terhadap laju disolusi ibuprofen.
75
Jurnal Farmasi Higea, Vol. 8, No. 1, 2016
Ibuprofen atau asam 2 - (p- Japan), alat uji disolusi (Copley, Scientific
isobutilfenil) asam propionat merupakan Type NE4-COPD), Spektrofotometer UV –
salah satu obat antiinflamasi non steroid VIS (Shimadzu 1800), Scanning Electron
yang digunakan secara luas oleh masyarakat. Microscopy atau SEM (Hitachi S-3400N),
Ibuprofen praktis tidak larut dalam air. Hal Desikator vakum, Spektrofotometer Infra
ini akan mempengaruhi ketersediaan Red (Thermo Scientific), Desikator, ayakan,
hayatinya. Pada penelitiaan sebelumnya dan alat-alat yang menunjang penelitian.
telah banyak dilakukan pembuatan dispersi Bahan baku ibuprofen (Hubei Granules
padat ibuprofen menggunakan polimer Biocause Pharmaceutical CO.,LTD),
HPMC, PEG 6000, PVP K90, PVP K30, manitol (Merck), metanol (Merck), etanol
UREA, serta kombinasinya, dan didapati (Merck), kalium dihidrogen (Merck),
hasil bahwa dengan penambahan polimer natrium hidroksida (Merck) dan aquadest
tersebut dapat memperbaiki kelarutan dari (Novalindo).
ibuprofen (Hasnain & Nayak, 2012;
Retnowati & Setyawan, 2010; Xu, et al., b. Pembuatan Serbuk Sistem Dispersi
2007). Padat dan Campuran Fisik Ibuprofen
Untuk meningkatkan kelarutan – Manitol
ibuprofen dalam air dapat dilakukan dengan
menggunakan sistem dispersi padat. Tabel I. Perbandingan formula serbuk
Ibuprofen dibuat dalam bentuk dispersi dispersi padat
padat dengan menggunakan pembawa yang F1 F2 F3 F4
bersifat hidrofil. Salah satu polimer yang No Bahan
(g) (g) (g) (g)
bersifat hidrofil adalah manitol (Rowe, et
al., 2012). 1 Ibuprofen 3 2 1 0.5
Manitol dengan pemerian, serbuk
hablur atau granul mengalir bebas, putih, 2 Manitol 1 2 3 3.5
tidak berbau, rasa manis. Kelarutan mudah
larut dalam air, larut dalam larutan basa, Total 4 4 4 4
sukar larut dalam piridina, sangat sukar larut
dalam etanol, praktis tidak larut dalam eter - Pembuatan serbuk campuran fisika
(Rowe, et al., 2012). Ibuprofen dan manitol dicampur dan di
Berdasarkan hal di atas, maka pada homogenkan selama beberapa menit dengan
penelitian ini suatu sistem dispersi padat perbandingan 1:1 kemudian diayak dengan
ibuprofen - manitol dikembangkan dengan ayakan mesh 70, disimpan dalam desikator.
menggunakan metode pelarutan Sebagai
pembanding digunakan campuran fisik - Pembuatan Serbuk Dispersi Padat
ibuprofen – manitol. Sistem dispersi padat Masing-masing formula ditimbang
ibuprofen dalam manitol diharapkan dapat sesuai dengan komposisi. Sistem dispersi
meningkatkan kelarutan dan laju disolusi padat ibuprofen – manitol dibuat dengan
ibuprofen. metoda pelarutan berdasarkan perbandingan
komposisi formula di atas. Serbuk ibuprofen
METODE PENELITIAN dimasukkan ke dalam cawan penguap dan
a. Alat dan bahan dilarutkan dalam etanol 96 %, sampai
Peralatan gelas standar laboratorium, terbentuk larutan jernih. Manitol dilarutkan
Timbangan digital analitik (Precisa & B dalam aquadest hingga membentuk cairan
220A), Difraktometer sinar-X (Rigaku, jernih . Ke dalam larutan ibuprofen
76
Jurnal Farmasi Higea, Vol. 8, No. 1, 2016
77
Jurnal Farmasi Higea, Vol. 8, No. 1, 2016
kedalam labu ukur 25 mL dilarutkan dengan Kemudian serbuk dispersi padat setara
larutan dapar fosfat pH 7,2 cukupkan sampai dengan 200 mg dimasukkan kedalam wadah
tanda batas labu ukur sehingga diperoleh keranjang dan diputar dengan kecepatan 100
larutan dengan konsentrasi 360 µg/mL.
RPM (Almeida, et al., 2012). Larutan
Serapan maksimum ibuprofen dalam larutan
dapar diukur pada panjang gelombang 200 - disolusi di pipet 5 mL pada menit ke 5, 10,
400 nm, diperoleh panjang gelombang 15, 30, 45, dan 60 (Retnowati & Setyawan,
maksimum ibuprofen 264,2 nm. 2010). Pada setiap pemipetan diganti dengan
medium disolusi (volume dan suhu yang
- Pembuatan kurva kalibrasi ibuprofen sama pada saat pemipetan). Serapan larutan
dalam medium dapar fosfat pH 7,2 yang telah dipipet dari medium disolusi
Dari larutan induk dilakukan pengenceran
diukur pada panjang gelombang serapan
ibuprofen dalam dapar fosfat pH 7,2 dengan
konsentrasi 120; 200; 240; 280; 320 dan 360 maksimum. Kadar ibuprofen yang
μg/mL ibuprofen. terdisolusi pada setiap waktu dapat dihitung
dengan menggunakan kurva kalibrasi.
- Uji disolusi
Penentuan profil disolusi ibuprofen e. Analisis Data
berdasarkan USP XXXII menggunakan alat Data yang diperoleh diolah secara
disolusi tipe I dengan metode keranjang statistik. Analisa yang dilakukan yaitu
(rotating basket apparatus) dengan medium menggunakan uji ANOVA satu arah dan uji
larutan dapar fosfat pH 7,2 sebanyak 900 lanjutan Duncan.
mL dan suhu diatur 37o C ± 0,5oC.
78
Jurnal Farmasi Higea, Vol. 8, No. 1, 2016
79
Jurnal Farmasi Higea, Vol. 8, No. 1, 2016
80
Jurnal Farmasi Higea, Vol. 8, No. 1, 2016
(a) (b)
(c) (d)
(e) (f)
(g)
Gambar 8. (a) ibuprofen (b) manitol (c) Campuran Fisika (d) formula 1 (e) formula 2
(f) formula 3 (g) formula 4
81
Jurnal Farmasi Higea, Vol. 8, No. 1, 2016
Gambar 9. Overlay difraktrogram sinar x ibuprofen, campuran fisik dan serbuk dispersi padat.
82
Jurnal Farmasi Higea, Vol. 8, No. 1, 2016
2Theta: 22,31º yaitu 18.948. Difraktogram formula 3 dengan perbandingan 1:3 terlihat
manitol juga menunjukkan karakteristik penurunan derajat kristalin ibuprofen
kristalin yang terlihat jelas pada sudut terutama pada sudut 2theta: 22,33 yaitu
2Theta: (19,51º, dan 36,1001º) yaitu 2226,4, begitupun dengan formula 4 juga
8634,62 dan 7353,86. terjadi penurunan kristalin pada sudut yang
Pada difraktogram campuran fisika sama yaitu 1353. Hal ini menunjukkan
puncak kristalin ibuprofen terlihat jelas pada semakin banyak manitol yang dimasukkan
sudut 2theta: 22,33º. Difraktogram ini juga atau ditambahkan maka perubahan derajat
menunjukkan terjadinya perubahan derajat kristalin ibuprofen semakin turun.
kristalinitas ibuprofen yaitu menjadi
5996,41. Hasil difraktogram ini Analisa distribusi ukuran partikel
menunjukkan terjadinya tumpang tindih Penentuan distribusi ukuran partikel
sesama difraktogram ibuprofen dan manitol. menggunakan mikroskop yang dihubungkan
Difraktogram serbuk ibuprofen hasil dengan perangkat digital optilab dan laptop.
dispersi padat dengan gabungan manitol Pemeriksaan distribusi ukuran partikel ini
menunjukkan penurunan intensitas puncak - dilakukan dengan menghitung partikel
puncak interferensi fase kristalin ibuprofen. sebanyak 1000 buah yang bertujuan untuk
Pada dispersi padat formula 1 dengan mendapatkan hasil yang lebih spesifik
perbandingan 3:1 dapat dilihat pada (Swarbick & Boylan, 1991). Terlihat jelas
difraktogram menunjukkan penurunan bahwa serbuk dispersi padat memiliki
puncak interferensi yang tidak terlalu jauh ukuran partikel yang lebih kecil
dari campuran fisik, dari hasil difraktogram dibandingkan dengan campuran fisika. Akan
dispersi padat formula 1 terlihat puncak tetapi, campuran fisika memiliki ukuran
kristalin ibuprofen pada sudut 2theta: 22,33º partikel yang lebih kecil dibandingkan
yaitu 3871,84, difraktogram ini juga dengan ibuprofen murni. Hal ini disebabkan
menunjukkan terjadinya penurunan derajat karena ibuprofen dan manitol dalam
kristalinitas ibuprofen terutama pada sudut 2 pembuatan serbuk dispersi padat
theta: 19,51º yaitu 3327,4. Sedangkan terhomogen secara molekular kemudian
dispersi padat formula 2 dengan mengalami penggabungan dan membentuk
perbandingan 2:2 terlihat penurunan derajat ukuran partikel yang lebih kecil
kristalin ibuprofen terutama pada sudut dibandingkan dengan pembuatan campuran
2theta: 22,33 yaitu 2883. Pada dispersi padat fisika.
83
Jurnal Farmasi Higea, Vol. 8, No. 1, 2016
60 % Frekuensi
50
40
% Frekuensi
30
20
10
0
0 5 10 15 20 25
-10
Diameter rata-rata (μm)
ZA CF F1 F2 F3 F4
% Frekuensi Kumulatif
120
100 ZA
% Frekuensi kumulatif
80
CF
60
F1
40
F2
20
0 F3
0 5 10 15 20 25
-20
Diameter rata-rata (μm) F4
84
Jurnal Farmasi Higea, Vol. 8, No. 1, 2016
B. Uji Disolusi
KURVA DISOLUSI
90
80
70
ZA
% TERDISOLUSI 60
CF
50
F1
40
F2
30
F3
20
F4
10
0
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60
Waktu (menit)
Gambar 12. Kurva disolusi ibuprofen, campuran fisik, dan dispersi padat.
Pada penentuan profil disolusi dari campuran fisika dan dispersi padat itu
serbuk dispersi padat, campuran fisika dan adalah berbeda nyata.
ibuprofen menunjukkan bahwa pada serbuk Hasil uji lanjut dengan uji duncan
campuran fisika dan dispersi padat terjadi menunjukkan bahwa rata- rata efisiensi
peningkatan laju disolusi dari semua disolusi terbagi atas 6 subset, dari hasil uji
formula. Peningkatan laju disolusi tersebut lanjut dengan uji Duncan menyatakan bahwa
dikarenakan pengaruh dari penambahan terdapat perbedaan efisiensi disolusi yang
manitol pada uji disolusi, ini terlihat bahwa signifikan antara ibuprofen, campuran fisik
pada sistem dispersi padat terjadi dan dipersi padat, yang berarti bahwa
peningkatan laju disolusi dari formula 1 penambahan manitol memberikan pengaruh
sampai 4. Persen terdisolusi dari keempat terhadap laju disolusi dari ibuprofen.
formula dispersi padat pada menit ke 60 rata
– rata adalah sebagai berikut: DP F 1: KESIMPULAN
74,972 %, DP F 2 : 79,779 % dan DP F 3 : Berdasarkan penelitian yang dilakukan
80,448 %, DP F 4 : 81,102 % . dapat diambil kesimpulan bahwa sistem
dispersi padat ibuprofen-manitol
H. Analisis Data menggunakan metode pelarutan dapat
Analisis statistik dari efisiensi disolusi meningkatkan laju disolusi dari ibuprofen:
ibuprofen - manitol dilakukan dengan uji 1. Evaluasi sifat fisikokimia pada serbuk
ANOVA satu arah menggunakan SPSS 17. sistem dispersi padat dan campuran fisik
Hasil perhitungan ANOVA menunjukkan meliputi: analisis pola difraksi sinar - X,
bahwa nilai F hitung = 8218,694 dengan analisis spektroskopi FT - IR, dan SEM.
Sig. = 0,000 (< 0,05), yang berarti Ho Secara umum diperoleh bahwa serbuk
ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa rata- sistem dispersi padat dapat
rata efisiensi disolusi dari ibuprofen,
85
Jurnal Farmasi Higea, Vol. 8, No. 1, 2016
86
Jurnal Farmasi Higea, Vol. 8, No. 1, 2016
87