Anda di halaman 1dari 6

Novriyanti Lakeno 17401206

PERSEDIAAN BARANG

A. PENGERTIAN PERSEDIAAN BARANG


Istilah yang digunakan untuk menunjukkan barang-barang yang
dimiliki oleh suatu perusahaan akan tergantung pada jenis usaha
perusahaan. Istilah yang digunakan dapat dibedakan untuk usaha dagang
yaitu perusahaan yang membeli barang dan menjualnya kembali tanpa
mengadakan perubahan bentuk barnag, dan perusahaan manufaktur yaitu
perusahaan yang membeli bahan dan mengubah bentuknya untuk dapat
dijual. Secara umu istilah persediaan barang dipakai untuk menunjukkan
barang-barang yang dimiliki untuk dijual kembali atua digunakan untuk
memproduksi barang-barang yang akan dijual. Dalam perusahaan dagang,
barang-barang yang dibeli dengan tujuan akan dijual kembali diberi judul
persediaan barang. Judul ini menunjukkan seluruh persediaan barang yang
dimiliki. Dalam perushaan manufaktur persediaan barang yang dimiliki
terdiri dari beberapa jenis yang berbeda. Masing-masing jenis diberi judul
tersendiri agar dapat menunjukkan macam persediaan yang dimiliki. Jenis
persediaan yang ada dalam perusahaan manufaktur sebagai berikut :
a) Bahan Baku dan Penolong
Bahan baku adalah barang-barang yang akan menjadi bagian dari
produk jadi yang dengan mudah dapat diikuti biayanya. Sedangkan
bahan penolong adalah barang-barang yang juga menjadi bagian dari
produk jadi tetapi jumlahnya relatif kecil atau sulit diikuti biayanya.
b) Supplies Pabrik
Adalah barang-barang yang mempunyai fungsi melancarkan proses
produksi.
c) Barang dalam proses
Adalah barang-barang yang sedang dikerjakan (diproses) tetapi
pada tanggal neraca barang-barang tadi belum selesai dikerjakan.
Untuk dapat dijual masih diperlukan pengerjaan lebih lanjut.
d) Produk selesai
Novriyanti Lakeno 17401206
7

Yaitu barang-barang yang sudah selesai dikerjakan dalam proses


produksi dan menunggu saat penjualannya.
B. METODE PENCATATAN PERSEDIAAN BARANG
Seperti yang sudah diutarakan dalam bab 3 di muka ada 2 metode
yang dapat digunakan dalam hubunganya dengan pencatatan persediaan
hanya itu (1) metode fisik dan (2) metode buku.
1) Metode Fisik
Pengunaan metode fisik mengharuskan adanya perhitunggan
barang yang masih ada pada tanggal penyusunan laporan keuangan.
Perhitungan persediaan (stock opname) ini diperlukan untuk
mengetahui berapa jumlah barang yang masih ada dan kemudian
diperhitungkan harga pokoknya.
2) Metode Buku (Perpetual)
Dalam metode buku stiap jenis persediaan dibuatkan rekening
sendiri-sendiri yang merupakan buku pembantu persediaan. Rekening
yang digunakan untuk mencatat persediaan ini terdiri dari beberapa
kolom yang dapat dipakai untuk mancatat pembelian, penjualan dan
saldo persediaan.
C. MASALAH PEMILIKAN PERSEDIAAN BARANG
Untuk menentukan apakah barang-barang itu sudah dapat dicatat
sebagai persediaan, dasar yang digunakan adalah hak pemilikan. Barang-
barang yang dicatat sebagai persediaan pihak yang memiliki barang-
barang tersebut, sehingga perubahan catatan persediaan akan didasarkan
pada perpindahan hak pemilikan barang. Kadang-kadang terdapat keadaan
dimana sulit untuk menentukan hak pemilikan barang sehingga dalam
praktek akan ditemui adanya penyimpangan-penyimpangan kesulitan
menentukan perpindahan hak atau barang antara lain sebagai berikut.
a) Barang-barang dalam perjalanan (Goods in Transit)
b) Barang-barang yang dipisahkan (Segregated Goods)
c) Barang-barang yang Konsinyasi (Consignment Goods)
d) Penjualan Angsuran (Instalment Sales)
Novriyanti Lakeno 17401206
7

D. HARGA POKOK PERSEDIAAN


Dasar utama yang digunakan dalam akuntansi persediaan adalah
harga pokok (cost) yang dirumuuskan sebagai harga yang dibayar atau
yang dipertimbangkan untuk memperoleh suatu aktiva. Dalam
hubungannya dengan persediaan, harga pokok adalah jumlah semua
pengeluaran-pengeluaran langsung atau tidak langsung yang berhubungan
dengan perolehan, penyiapan dan persediaan tersebut agar dapat dijual.
Perumusan harga pokok seperti di atas sulit dijalankan dalam praktek
sehingga biasanya terjadi penyimpangan-penyimpangan di mana harga
pokok terdiri dari harga faktur ditambah biaya angkut, sedang biaya-biaya
yang lain diperlakukan sebagai biaya waktu (period cost) yang dibebankan
pada periode yang bersangkutan.
E. POTONGAN PEMBELIAN
Dalam pembelian barang sering ada ketentuan mengenai cara
pembayaran, apabila dibayar dalam jangka waktu tertentu akan diberi
potongan. Potongan seperti ini disebut potongan tunai yang dalam
akuntansi dicatat dalam rekening Potongan Pembelian. Pada prinsipnya
potongan yang diterima adalah pengurang terhadap harga pokok
persediaan.
Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk mencatat potongan
pembelian sebagai pengurangan terhadap harga pokok yaitu: (a) pembelian
dicatat dengan harga bruto dan (b) pembelian dicatat dengan harga neto.
Dalam metode (b) utang dapat dicatat neto atau bruto.
F. METODE PENENTUAN HARGA POKOK PERSEDIAAN
Untuk dapat menghitung harga pokok penjualan dan harga pokok
persediaan akhir dapat digunakan berbagai cara yaitu :
a) Identifikasi Khusus
b) Masuk pertama keluar pertama (MPKP/FIFO)
c) Rata-rata tertimbang
d) Masuk terakhir keluar pertama (MTKP/LIFO)
e) Persediaan besi/minimum
Novriyanti Lakeno 17401206
7

f) Biaya standar
g) Biaya rata-rata sederhana
h) Harga beli terakhir
i) Metode nilai penjualan relatif
j) Metode biaya variabel
G. AKIBAT KESALAHAN MENCATAT PERSEDIAAN
Kesalahan dalam mencatat jumlah persediaan barang akan
mempengaruhi neraca dan laporan laba rugi. Kesalahan-kesalahan yang
terjadi mungkin hanya berpengaruh pada periode yang bersangkutan atau
mungkin mempengaruhi juga periode-periode berikutnya. Kesalahan-
kesalahan ini bila diketahui harus segera dibuatkan koreksinya baik
terhadap rekening riil maupun rekening nominal.
Beberapa kesalahan pencatatan persediaan dan pengaruhnya
terhadap laporan keuangan adalah sebagai berikut:
1. Persediaan akhir dicantumkan terlalu besar akibat dari salah hitung,
harga atau salah mencatat barang yang sudah dijual.
 Tahun berjalan:
Laporan laba rugi; harga pokok penjualan terlalu kecil karena
persediaan akhir terlalu besar, dan laba terlalu besar.
Neraca; persediaan barang terlalu besar dan modal terlalu
besar.
 Tahun berikutnya:
Laporan laba rugi; harga pokok penjualan terlalu besar karena
persediaan awal terlalu besar, dan laba terlalu kecil.
Neraca; kesalahan tahun lalu sudah diimbangi oleh kesalahan
laporan laba rugi tahun ini sehingga neraca benar (counter
balanced).
2. Persediaan kahir dicantumkan terlalu kecil akibat dari salah hitung,
harga atau salah mencatat barang-barang yang sudah dibeli.
Kesalahan-kesalahan yang terjadi adalah kebalikan dari kesalahan
nomor 1 di atas.
Novriyanti Lakeno 17401206
7

3. Persediaan akhir dicantumkan terlalu besar bersama dengan belum


dicatatnya piutang dan penjulan pada akhir periode.
 Tahun berjalan:
Laporan laba rugi; penjualan terlalu kecil sebesar harga jual
barang-barang tersebut dan harga pokok penjualan terlalu kecil
sebesar harga pokok barang-barang tersebut sehingga laba
bruto dan laba bersih terlalu kecil sebesar laba bruto dari
penjualan tersebut.
Neraca; piutang terlalu kecil sebesar harga jual barang-barang
tersebut dan persediaan barang terlalu besar sebesar harga
pokok barang-barang tersebut, sehingga modal terlalu kecil
sebesar laba bruto dari penjualan tersebut.
 Tahun berikutnya:
Laporan laba rugi; penjualan tahun lalu dicatat dalam tahun ini
sehingga penjualan terlalu besar harga jual. Harga pokok
penjualan juga terlalu besar sebesar harga pokoknya, karena
persediaan awal terlau besar, sehingga laba bruto dan laba
bersih terlalu besar sebesar laba bruto penjualan.
Neraca; kesalahan tahun lalu sudah diimbangi oleh kesalahan
laporan laba rugi tahun ini sehingga neraca benar (counter
balanced).
4. Persediaan akhir dicantumkan terlalu kecil bersama dengan belum
dicatatnya utang dan pembalian pada akhir periode.
Tahun berjalan:
Laporan laba rugi; pembelian terlalu kecil, tetapi diimbangi
dengan persediaan akhir yang terlalu kecil. Oleh karena itu laba
bruto dan laba bersihnya benar.
Neraca; modalnya benar, tetapi aktiva lancar dan utang jangka
pendek terlalu kecil.
Tahun berikutnya:
Novriyanti Lakeno 17401206
7

Laporan laba rugi; persediaan awal terlalu kecil tetapi


diimbangi pembelian yang terlalu besar karena pembelian
tahun lalu dicatat dalam tahun ini. Oleh karena itu laba bruto
dan laba bersihnya benar.
Neraca; kesalahan tahub lalu tidak mempengaruhi tahun ini.

Apabila kesalahan-kesalahan persediaan baru diketahui setelah


buku-buku ditutup pada akhir tahun berikutnya maka kesalhan-kesalahan
tersebut sudah tidak mempunyai pengaruh apa-apa (counter balanced),
oleh karena itu tidak diperlukan koreksi atas kesalahan-kesalahan tersebut.

Anda mungkin juga menyukai