FARMASI KLINIS
DIARE
Pembimbing:
Galuh Nawang Prawesti S. Fram., M, Farm-Klin., Apt
Penyusun :
Gloria Gisela W. 1522318008
Ferdinand Erwin K. 1522318021
Isna Santika 1522318049
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA SURABAYA
RUMAH SAKIT GOTONG ROYONG SURABAYA
2019
I. DEFINISI
Diare adalah gejala penyakit yang ditandai dengan perubahan bentuk dan
konsistensi tinja yang lembek sampai cair dan bertambahnya frekuensi
buang air besar yang lebih dari biasanya, yaitu ≥ 3 kali per hari, yang
disertai dengan muntah atau tinja yang berdarah.
II. ETIOLOGI
Penyebab infeksi utama timbulnya diare umumnya adalah golongan virus,
bakteri, dan parasit. Dua tipe dasar dari diare akut oleh karena infeksi
adalah diare non-inflammatory dan inflammatory. Enteropatogen
menimbulkan non-inflammatory diare melalui produksi enterotoksin oleh
bakteri, destruksi sel permukaan vili oleh virus, perlekatan oleh parasit,
perlekatan danatau translokasi dari bakteri. Sebaliknya, inflammatory
diare biasanya disebabkan oleh bakteri yang menginvasi usus secara
langsung atau memproduksi sitotoksin. Beberapa penyebab infeksi diare
akut, antara lain :
III. KLASIFIKASI
Acute watery diarrhea (diare akut cair). Penderita diare ini akan
kehilangan cairan tubuh dalam jumlah yang besar sehingga dapat
mengalami dehidrasi dalam waktu yang singkat. Secara umum,
diare ini disebabkan oleh pathogen Vibrio cholera, Escherichia
coli, dan Rotavirus.
Bloody diarrhea (sering disebut disentri). Disentri ditandai dengan
adanya darah pada tinja dan sering disebabkan oleh bakteri
Shigella. Diare ini sering berhubungan dengan kerusakan usus
yang berdampak pada penurunan status gizi.
Persistent diarrhea
IV. PATOFISIOLOGI
V. PENEGAKKAN DIAGNOSIS
1. Anamnesis
Merupakan faktor penting dalam diagnosis diare akut. Beberapa hal
penting yang harus ditanyakan:
Riwayat diare : onset, lama, frekuensi, sifat diare, darah, lendir, derajat
beratnya
Jenis & jumlah makanan : sebelum dan selama diare
BAK : frekuensi, jumlah, kapan kencing terakhir
Gejala GI : mual, muntah, sakit perut, anoreksia
Gejala sistemik : panas, kesadaran
Gejala traktus respiratorius : batuk-pilek, sesak nafas
Obat-obatan : yang dipakai sebelum dan selama diare
Riwayat keluarga : muntah, diare
2. Pemeriksaan fisik
Identifikasi dehidrasi : kesadaran, turgor kulit, mata cowong, UUB
cekung, air mata, mukosa mulut kering, produksi urin, RR, nadi, TD,
akral dingin.
Identifikasi komplikasi : ensefalitis (kesadaran menurun, kejang, tanda
neurologis lain), bronkopneumonia, malnutrisi.
3. Penilaian derajat beratnya penyakit
Dehidrasi ringan: Rasa haus dan oliguri ringan
Dehidrasi sedang: Terdapat tanda-tanda pada jaringan seperti turgor
kulit menurun, ubun-ubun besar cekung, dan mata cowong.
Dehidrasi berat: Terdapat gangguan kesadaran seperti somnolen, sopor
hingga koma dan gangguan pada tanda vital seperti nadi lemah, akral
dingin, pernafasan kussmaul dan kejang.
4. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang dilakukan apabila ditemukan adanya
komplikasi dan untuk menentukan diagnosis apabila dengan anamnesis
dan pemeriksaan fisik penyebab diare masih belum dapat ditentukan. Pada
pemeriksaan feses lengkap bila ditemukan adanya leukosit ataupun
eritrosit maka menandakan bahwa diare diakibatkan adanya invasi dari
bakteri patogen. Selain itu pada kultur feses dapat ditemukan bakteri
patogen.
VI. TATALAKSANA
FARMAKO
Dewasa
Prinsip dasar tatalaksana diare akut karena infeksi pada dewasa adalah:
1. Rehidrasi cairan
Antimotilitas (loperamid)
Antibiotik
Anak
Tatalaksana terpenting dari diare adalah resusitasi cairan, dapat berupa oral
maupun intravena yang harus sesuai dengan derajat dehidrasi yang dialami oleh
penderita diare:
1. Resusitasi cairan dan elektrolit sesuai derajat dehidrasi dan kehilangan
elektrolitnya
Upaya Rehidrasi Oral (URO)
Usia Tanpa Dehidrasi Dehidrasi Ringan - 3 jam pertama
5 tetes/kgBB/menit
Ringan 50 ml/kgBB/3 jam HSD atau oralit Oral/3 jam
intravena/ 3 jam
Berat 30 ml/kgBB/jam RL Intravena
10 tetes/kgBB/menit
Pada neonatus (<3 bulan) menggunakan cairan D10% 0,18 NaCl, dan pada
anak dengan penyakit penyerta seperti bronkopneumonia dan malnutrisi berat
dapat menggunakan HSD. Pada keadaan hiponatremia menggunakan cairan HSD
320ml/kgBB selama 48 jam. Setelah melewati resusitasi cepat selama 1-2 jam
diberikan cairan HSD secara lambat.
2. Zinc
Tablet zinc diberikan pada setiap anak yang mengalami diare karena diare
akan menyebabkan anak kekurangan zinc, selain itu pemberian zinc dilakukan
guna mempercepat proses penyembuhan.
Di bawah umur 6 bulan: ½ tablet (10 mg) per hari selama 10 hari
6 bulan ke atas: 1 tablet (20 mg) per hari selama 10 hari
3. Teruskan ASI-makan
Makanan dan ASI tetap diberikan pada anak diare. Pemberian susu formula
diencerkan atau diganti dengan susu formula khusus diare. Makanan yang
diberikan adalah makanan rendah serat.
4. Probiotik
Probiotik diberikan 1 kapsul atau 1 bungkus perhari. Probiotik berfungsi
sebagai antidiare.
5. Antibiotik
Antibiotik tidak diberikan pada setiap diare, antibiotik hanya diberikan
pada diare yang disebabkan adanya infeksi seperti kolera, shigella, amebiasis,
dan giardiasis.
10. Jurnal Pediatri.Nutrisi dan Diet Saat Anak Diare. Jakarta: Forum Ilmiah
Kesehatan Anak; 2015.