Anda di halaman 1dari 22

1

Diajukan Sebagai Tugas Kelompok

Pendidikan Agama Islam

TANJUNGPINANG-KEPULAUAN RIAU

Disusun Oleh

Ikhsan /NIM :1903842040

Mirawanto /NIM :190384204007

Dosen Pengajar

Drs.H.MUHAMMAD IDRIS DM,MM,MSi

Pendidikan Kimia

Fakultas Keguruan Dan Ilmu Keguruan

Universitas Maritim Raja Ali Haji

TA 2019–2020

i
KATA PENGANTAR

‫س ِـم ﺍﷲِﺍل َّر ْحمٰ ـنَ ﺍل َّر ِح ْي ِـم‬


ْ ِ‫ب‬

‫س ْولَهُ َو ِد ْي ِن‬
ُ ‫س َل َر‬ َ ‫ش ِر ْي َك لَهُ أَ ْر‬ َ َ‫ش َه ُد أَنْ آلإِل ٰـه إِالَّ هللاُ َو ْح َدهُ ال‬ ْ َ‫ ا‬،‫سالَ ِم َو ِه َي أ ْعظَ ُم النِّ َع ِم‬ ْ ‫ي أَ ْن َع َمنَا بنِ ْع َم ِة ْا ِإل ْي َما ِن َو ْا ِإل‬
ْ ‫اَ ْل َح ْم ُد هَّلِل ِ الَّ ِذ‬
‫سلِّ ْم‬
َ ‫ص ِّل َو‬َ ‫ اَللَّ ُه َّم‬. َ‫ث َر ْح َمةً لِ ْل َعالَ ِميْن‬ ُ ‫ش َه ُد أَنَّ ُم َح َّمدًا َع ْب ُدهُ َو َر‬
ُ ‫س ْولُهُ اَ ْل َم ْب ُع ْو‬ ْ َ‫ َوا‬. َ‫ش ِر ُك ْون‬ْ ‫ق لِيُ ْظ ِه َرهُ عَل َى ال ِّد ْي ِن ُكلِّ ِه َولَ ْو َك ِرهَ ا ْل ُم‬ ِّ ‫لح‬َ ‫ْا‬
‫ أَ َّمابَ ْع ُد‬. َ‫ص َحابِ ِه أَ ْج َم ِعيْن‬
ْ َ‫سيِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد َو َعلَى آلِ ِه َوأ‬
َ ‫ َعلَى‬.

Segala puji dan syukur, Al-Hamdu Lillah kami persembahkan kehadirat Allah SWT pengatur
alam semeta yang karena Rahmat, Rahimnya, Taufiq, hidayahnya, Nikmat, KaruniaNya,
sehingga dapat menyelesaikan dan menyusun makalah “Bagaimana pandangan islam tentang
alam” yang sangat sederhana ini untuk menambah dan membantu kelengkapan bahan bacaan
mahasiswa dan masyarakat yang ingin mempelajari agama Islam.

Penyusun makalah ini menyadari sepenuhnya bahwa makalah yang berjudul “


Bagaimana pandangan islam tentang alam” ini disajikan dengan segala kekurangan,
kelemahan dan kehilafan, untuk itu diharapkan kepada para penbaca untuk meberikan masukan,
tanggapan keritikan dalam rangka perbaikan dan penyempurnaan makalah yang sangat sederhana
ini.

Semoga Allah SWT memberkati usaha ini serta bermanfaat bagi mahasiswa khususmnya dan
masyarakat pembaca pada umumnya.

Amin Yaa Rabbal ‘Alamin

Tanjungpinang, 5 Desember 2019

Penyusun

Ikhsan /NIM: 1290384204022

Mirawanto /NIM:1903842040

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................................i

DAFTAR ISI.........................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang...........................................................................................................iii

B. Rumusan Masalah......................................................................................................iv

C. Tujuan Makalah.........................................................................................................iv

BAB II PEMBAHASAN

A. Alam Semesta...........................................................................................................1

B. Mekanisme alam ( Sunnatullah)................................................................................9

C. Hubungan Manusia Dengan Alam Semesta..............................................................10

D. Pelestarian Alam Semesta..........................................................................................11

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN..........................................................................................................14

B. SARAN......................................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................22

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Alam semesta adalah fana. Pengertian dari alam semesta adalah ruang dimana di
dalamnya terdapat kehidupan biotik maupun abiotik serta segala macam peristiwa alam yang
dapat diungkapkan maupun yang belum dapat diungkapkan oleh manusia. Ada penciptaan,
proses dari ketia-daan menjadi ada, dan akhirnya hancur. Di antaranya ada pen-ciptaan manusia
dan makhluk hidup lainnya. Di sana berlang-sung pula ribuan, bahkan jutaan  proses fisika,
kimia, biologi dan proses-proses lain yang tak diketahui. Sebenarnya seluruh kejadian di alam
semesta ini, sudah terjadi dan kejadiannya mengikuti segala rencana dan konsep yang sudah
tertera di dalam Al Qur’an. Gambaran jelasnya, bahwa semua proses alam semesta ini mengikuti
dan mengekor pada segala yang tertuang dalam Al Qur’an, apakah diketahui atau tidak tabir
rahasianya oleh manusia.

Allah s!t telah mengatur semua pr#ses pen,iptaan bumi &an Allah
telahmemberitahukan kepada umatnya mengenai pen,iptaan bumi dan alam semestamelalui Al-
$uran Kitab su,i umat islam inilah sumber dari segala ma,am ilmu pengetahuan

B.Rumusan Masalah

1. Bagaimana Penciptaan Alam semesta?

2.Bagaimana mekanisme alam?

3.Bagaimana hubungan manusia dengan alam?

4. Bagaimana pelestarian alam semesta?

iv
C. Tujuan Makalah

1. Agar bias mengetahui bagaimana penciptaan alam semesta

2. Agar bias mengetahui bagaimana mekanisme alam

3. Agar bisa mengetahui bagaimana hubungan manusia dengan alam

4. Agar bisa mengetahui bagaimana pelestarian alam semesta

v
BAB II

PEMBAHASAN

A.    ALAM SEMESTA


1. Pengertian Alam Semesta
Alam adalah segala sesuatu yang ada atau yang dianggap ada oleh manusia di dunia ini selain
Allah beserta Dzat dan sifat-Nya. Alam dapat dibedakan mrnjadi beberapa jenis, diantaranya
adalah alam ghoib dan alam syahadah. Alam syahadah dalam istilah Inggris disebut universe
yang artinya seluruhnya, yang dalam bahasa sehari-hari disebut sebagi alam semesta. Alam
semesta merupakan ciptaan Allah yang diurus dengan kehendak dan perhatian Allah. Allah
menciptakan alam semesta ini dengan susunan yang teratur dalam aspek biologi, fisika, kimia,
dan geologi beserta semua kaidah sains. Definisi dari alam semesta itu sendiri adalah segala
sesuatu yang ada pada diri manusia dan di luar dirinya yang merupakan suatu kesatuan system
yang unik dan misterius. Alam syahadah atau alam materi sering juga disebut dengan alam fisik
karene alam syahadah merupakan alam yang dapat dicapai oleh indera manusia baik dengan
menggunakan alat atau tidak, berbeda dengan alam ghoib yang tidak dapat tercapai oleh indera.
Alam syahadah dapat dibedakan menjadi alam raya (makrokosmos) dan alam zarrah
(mikrokosmos). Dan dapat pula dibedakan menjadi alam nabati, hewani, dan insani Al Quran
menggambarkan alam semesta laksana sebuah kitab yang disusun oleh satu wujud yang arif,
yang setiap baris dan katanya merupakan tanda kearifan penulisnya.

2. Penciptaan Alam Semesta


a.       Menurut Teori Big Bang
Alam semesta telah diciptakan sekitar 15 miliar tahun yang lalu. Tidak seorangpun tahu kenapa,
mengapa, dan bagaimana alam semesta ini terbentuk. Akan tetapi, dari beberapa penelitian
yang memakan waktu yang lama, bermunculanlah berbagai teori penciptaan alam semesta.
Pada abad ke 19, banyak orang mempercayai teori alam semesta yang tetap. Teori ini
mengatakan bahwa alam semesta tidak memiliki permulaan, dengan kata lain alam semesta ini
telah ada sejak dahulu kala dan tidak berubah (statis). Teori ini muncul dari kalangan
materialis yang tidak percaya tentang penciptaan.

vi
     Kemudian, pada abad 20 muncul suatu teori baru tentang penciptaan alam semesta, yaitu
teori Big Bang. Teori ini mengatakan bahwa alam semesta memiliki permulaan. Pada teori ini,
dikatakan bahwa alam semesta terbentuk karena sebuah ledakan besar yang disebut Big Bang.
Teori Big Bang merupakan kebalikan dari teori alam semesta yang tetap. Teori Big bang
menyatakan bahwa alam semesta terbentuk oleh suatu ledakan besar. Pernyataan ini
mengindikasikan bahwa terdapat permulaan pada alam semesta. Banyak orang yang menganut
paham materialis yang tidak percaya dan menyanggah teori ini.

      Akan tetapi, tidak lama setelah teori ini muncul, banyak bukti -bukti yang ditemukan
membenarkan teori ini seperti ditemukannya sisa-sisa gema radiasi dentuman dari ledakan
tersebut. Sungguh menakjubkan karena sisa-sisa gema dentuman tersebut masih ada meskipun
proses-proses pendinginan dari dentuman besar tersebut telah berlangsung selama 15 miliar
tahun. Sisa-sisa radiasi gema tersebut dapat ditemukan pada suhu 5 kelvin. Kemudian teori
Big Bang pun diterima oleh berbagai kalangan di seluruh dunia.

b.      Menurut Al Quran


Menurut pandangan Al Quran, penciptaan alam semesta dapat dilihat pada surat Al Anbiya ayat
30.
“Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu
keduanya dahulu adalah suatu yang padu, Kemudian kami pisahkan antara keduanya. dan dari
air kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?”

Menurut ayat di atas dikatakan bahwa langit dan bumi dahulunya merupakan satu kesatuan yang
padu.

“Kemudian Dia menuju langit dan langit itu masih merupakan asap, lalu Dia berkata
kepadanya dan kepada bumi, “  Datanglah kamu keduanya menuruti perintah-Ku dengan suka
hati atau terpaksa”. Keduanya  menjawab, “Kami datang dengan suka hati”
“ Maka Dia menjadikannya 7 langit dalam 2 masa dan Dia mewahyukan pada tiap-tiap langit
urusannya. Dan Kami hiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang yang cemerlang dan
Kami memeliharanya dengan sebaik-baiknya`” ( Fushshilat 11-12)

vii
Surat ini menerangkan bahwa yang pertama kali Allah ciptakan sebelum ada bintang-bintang dan
galaksi, adalah bumi, kemudian Allah swt siapkan makanan di bumi bagi subject utama
penciptaan alam semesta , yaitu manusia. Baru setelah itu Allah ciptakan langit dan bintang-
bintang dalam enam masa. Seperti diterangkan dalam Surat Al A’raf ayat 54, alam semesta ini
diciptakan selama 6 masa.
Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam
masa, lalu Dia bersemayam di atas 'Arsy. Dia menutupkan malam kepada siang yang
mengikutinya dengan cepat, dan (diciptakan-Nya pula) matahari, bulan dan bintang-bintang
(masing-masing) tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah
Alam semesta adalah fana. Pengertian dari alam semesta adalah ruang dimana di dalamnya
terdapat kehidupan biotik maupun abiotik serta segala macam peristiwa alam yang dapat
diungkapkan maupun yang belum dapat diungkapkan oleh manusia. Ada penciptaan, proses
dari ketidakadaan menjadi ada, dan akhirnya hancur. Di antaranya ada penciptaan manusia
dan makhluk hidup lainnya. Di sana berlangsung pula ribuan, bahkan jutaan proses fisika,
kimia, biologi dan proses-proses lain yang tak diketahui. Sebenarnya seluruh kejadian di alam
semesta ini, sudah terjadi dan kejadiannya mengikuti segala rencana dan konsep yang sudah
tertera di dalam Al Qur'an. 
A. Keterkaitan Islam dan Alam Semesta
Al Quran menyimpan banyak teori yang sangat besar peluang kebenarannya bahwa sebenarnya
seluruh kejadian di alam semesta ini dengan konsep yang sudah tertera di dalam Al-Quran.
Tentang apa hakikat alam semestamenurut Al-Quran, dalam beberapa tempatpada surat-surat
Al-Quran disingung tentang apa itu alam semesta. Suatu kali Al-Quran menjelaskan bahwa,
alam semestaadalah langit dan bumi.
Jagad raya ini adalah sebuah massa atau susunan unsur-unsur itu berada dalam perbentangan.
Sehingga alam semesta dalam persfektif Al-Quran dapat dipahami sebagai perbentangan unsur-
unsur yang saling mempunyai keterkaitan.Sedang jagad raya dimana alam semesta yang
terbentang ini mempunyai atau mencakup pula hukum-hukum atau sebab-sebab alamiahnya.
Jadi pada hakikatnya, alam semesta haruslah dipahami sebagai wujud dari keberadaan Allah
SWT, sebab alam semesta dan seluruh isinya serta hukum-hukumnya tidak ada tanpa
keberadaan Allah Yang Maha Esa. Segala sesuatu termasuk langit dan bumi merupakan ciptaan
Allah Yang Maha Kuasa (Ibrahim,14:11). Allah adalah pemilik mutlak dari alam semesta dan

viii
penguasaalam semesta serta pemeliharanya Yang Maha Pengasih (Al-Baqarah, 1: 1-3) sebagai
ciptaannya,alam semesta ini menyerah kepada kehendak Allah (Ali Imran, 3: 83) dan memuji
Allah(Al-Hadid, 57: 1), (Al-Hasyr, 59:1), (As-Saff, 61:1), lihat pula ayat (Al-Isra, 17:44), (An-
Nur24: 41). Antara alam semesta (makhluk) dan Allah mempunyai keterikatan erat, dan bahkan
meskipun mempunyai hukumnya sendiri, ciptaanamat bergantung pada pencipta yang tak
terhingga dan mutlak
Jika kita mencari proses penciptaan alam semesta di dalam AL-Quran terdapat salah satu ayat
yang menjelaskan prosesnya seperti di surah (As-Sajdah, 32:4 yang artinya "Allah-lah yang
telah menciptakan langit dan bumi dan segala yang ada diantara keduanya dalam waktu enam
hari, kemudian dia bersemayam di atas Arsy.Kamu semua tidak memiliki seorang penolong dan
pemberi syafaat pun selain diri-Nya. Lalu, apakah kamu tidak memperhatikannya ?" . Dari
salah satu ayat tersebut Allah SWT menyebutkan penciptaan langit dan bumi dalam enam masa
(sittati ayyaamin) selanjutnya para mufasir bersepakat dalam menafsirkan ayat ini, bahwa yang
disebut dengan  (sittati ayyaamin) adalah enam tahapan atau proses bukan enam hari
sebagaimana mengartikan kata Ayyamin. Selain itu juga terdapat ayat yang mendukung proses
penciptaan berlangsung selama 6 masa ataupun tahapan di  dalam surah (An Naaziat,79: 27-
33) yang menerangkan proses penciptaan alam semesta terbagi menjadi enam masa yaitu
 Masa pertama di dalam ayat 27 membahas mengenai penciptaan bumi. Pada masa
pertama ini dijelaskan mengenai penciptaaan langit yang dikenal hingga sekarang
dengan istilah "Teori Big Bang". Awan debu (dukhan) yang terbentuk dari ledakan
tersebut, terdiri dari hidrogen. Hidrogen adalah unsur pertama yang terbentuk ketika
dukhan berkondensasi sambil berputar dan memadat. Ketika temperatur dukhan
mencapai 20 juta derajat celcius, terbentuklah helium dari reaksi inti sebagian atom
hidrogen. Sebagian hidrogen yang lain berubah menjadi energi berupa pancaran sinar
infra-red. Perubahan wujud hidrogen ini mengikuti persamaan E=mc2, besarnya energi
yang dipancarkan sebanding dengan massa atom hidrogen yang berubah. Selanjutnya,
angin bintang menyembur dari kedua kutub dukhan, menyebar dan menghilangkan debu
yang mengelilinginya. Sehingga, dukhan yang tersisa berupa piringan, yang kemudian
membentuk galaksi. Bintang-bintang dan gas terbentuk dan mengisi bagian dalam
galaksi, menghasilkan struktur filamen (lembaran) dan void (rongga). Jadi, alam

ix
semesta yang kita kenal sekarang bagaikan kapas, terdapat bagian yang kosong dan
bagian yang terisi
 Masa kedua didalam ayat 28 membahas mengenai penciptaan bumi, karena didalam
ayat ini berisi bahwa "Dia meninggikan bangunannya lalu menyempurnakannya"Kata
"meninggikan bangunan" dianalogikan dengan alam semesta yang mengembang,
sehingga galaksi-galaksi saling menjauh dan langit terlihat makin tinggi. Ibaratnya
sebuah roti kismis yang semakin mengembang, dimana kismis tersebut dianggap sebagai
galaksi. Jika roti tersebut mengembang maka kismis tersebut pun akan semakin menjauh.
Mengembangnya alam semesta sebenarnya adalah kelanjutan big bang. Jadi, pada
dasarnya big bang bukanlah ledakan dalam ruang, melainkan proses pengembangan
alam semesta. Dengan menggunakan perhitungan efek doppler sederhana, dapat
diperkirakan berapa lama alam ini telah mengembang, yaitu sekitar 13.7 miliar tahun.
Sedangkan kata "menyempurnakan", menunjukkan bahwa alam ini tidak serta merta
terbentuk, melainkan dalam proses yang terus berlangsung. Misalnya kelahiran dan
kematian bintang yang terus terjadi. Alam semesta ini dapat terus mengembang, atau
kemungkinan lainnya akan mengerut.
 Masa ketiga didalam ayat 29 membahas mengenai kejadian yang dapat kita saksikan
dengan seksama, karena diayat ini berisi bahwa "Dan Dia menjadikan malamnya gelap
gulita, dan menjadikan siangnya terang benderang". Ayat tersebut dapat ditafsirkan
sebagai penciptaan matahari sebagai sumber cahaya dan Bumi yang berotasi, sehingga
terjadi siang dan malam. Pembentukan tata surya diperkirakan seperti pembentukan
bintang yang relatif kecil, kira-kira sebesar orbit Neptunus. Prosesnya sama seperti
pembentukan galaksi seperti di atas, hanya ukurannya lebih kecil. Seperti halnya
matahari, sumber panas dan semua unsur yang ada di Bumi berasal dari reaksi nuklir
dalam inti besinya. Lain halnya dengan Bulan. Bulan tidak mempunyai inti besi. Unsur
kimianya pun mirip dengan kerak bumi. Berdasarkan fakta-fakta tersebut, disimpulkan
bahwa Bulan adalah bagian Bumi yang terlontar ketika Bumi masih lunak. Lontaran ini
terjadi karena Bumi bertumbukan dengan suatu benda angkasa yang berukuran sangat
besar (sekitar 1/3 ukuran Bumi). Jadi, unsur-unsur di Bulan berasal dari Bumi, bukan
akibat reaksi nuklir pada Bulan itu sendiri.

x
 Masa keempat didalam ayat 30 membahas mengenai bumi yang kita tinggali ini sudah
mulai terbentuk, karena di ayat ini berisi bahwa "Dan bumi sesudah itu
dihamparkanNya". Pada masa ini Bumi yang terbentuk dari debu-debu antar bintang
yang dingin mulai menghangat dengan pemanasan sinar matahari dan pemanasan dari
dalam (endogenik) dari peluruhan unsure-unsur radioaktif di bawah kulit bumi. Akibat
pemanasan endogenik itu materi di bawahkulit bumi menjadi lebu,antara lain muncul
sebagai lava dari gunung api. Batuan basalt yang menjadi  dasar lautan dan granit yang
menjadi batuan utama di daratan merupakan hasil pembekuan materi leburan tersebut.
Pemadatan kulit bumiyang menjadi dasar lautan dan daratan itulah yang tampaknya
dimaksudkan "penghamparan bumi"
 Masa kelima didalam ayat 31 membahas mengenai penciptaan air yang melimpah di
bumi, karena pada masa 1 hingga 4 bumi dibentuk belum disertai dengan adanya air
sehingga muncul beberapa tumbuhan yang baru pada masa ini. Jadi, darimana
datangnya air? Air diperkirakan berasal dari komet yang menumbuk Bumi ketika
atmosfer Bumi masih sangat tipis. Unsur hidrogen yang dibawa komet kemudian
bereaksi dengan unsur-unsur di Bumi dan membentuk uap air. Uap air ini kemudian
turun sebagai hujan yang pertama. Bukti bahwa air berasal dari komet, adalah rasio
Deuterium dan Hidrogen pada air laut, yang sama dengan rasio pada komet. Deuterium
adalah unsur Hidrogen yang massanya lebih berat daripada Hidrogen pada umumnya.
 Masa keenam didalam ayat 32 membahas mengenai penciptaan gunung yang setelah
sebelumnya diciptakan oleh Allah SWT yaitu berupa daratan, air, tumbuhan. 
 Dan di ayat 33 membahas mengenai penciptaan hewan, manusia yang setelah
sebelumnya Allah SWT menciptakan daratan, air, tumbuhan, pegunungan, dan lain
sebagainya
hak Allah. Maha Suci Allah, Tuhan semesta alam.

Bumi sebelumnya adalah planet yang mati dan Allah menghidupkannya dengan menu-runkan air
dari langit.
“ Dan Allah menurunkan dari langit air dan dengan air itu dihidupkannya bumi sesudah
matinya.”. (QS`An Nahl ; 65). Pertanyaannya adalah darimana air ini berasal ? Padahal waktu

xi
itu belum ada awan yang bisa menghasilkan hujan, belum ada langit yang bisa menahan uap air.
Maka satu-satunya kemungkinan asal air adalah dari Arasynya Allah.
“ Dan Kami turunkan air dari langit menurut suatu ukuran; lalu Kami jadikan air itu menetap di
bumi, dan sesungguhnya Kami benar-benar kuasa menghilangkannya.”( QS  Al- Mu’minun ;
18 )
Perhatikan kalimat “lalu Kami jadikan air itu menetap di bumi” , ini menerangkan bahwa air
bukanlah pemukim asli bumi tetapi pendatang  (alien).
“ ……….Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup, Maka mengapakah mereka
tiada juga beriman “ ( QS. Al-Anbiya ;30 ).
“ …. Maka Kami tumbuhkan dengan air itu berjenis-jenis tumbuhan yang bermacam-macam “
( QS Tha Ha ; 53)
“ Dan Allah telah menciptakan semua jenis hewan dari air … (QS An Nur ; 45).
Ketiga ayat tersebut makin menjelaskan kepada kita bahwa setelah air diturunkan ke bumi,
maka sebelum Allah ciptakan hewan , tentunya yang terlebih dahulu Allah cipakan adalah
tumbuh-tumbuhan sebagai cadangan makanan hewan. Kemudian hewan-hewan ada juga yang
menjadi cadangan makanan untuk hewan-hewan predator. Semua jenis hewan, baik burung
maupun hewan darat, ternyata menurut ilmu pengetahuan memang asal-usulnya dari hewan air.
Misteri berikutnya adalah dikatakan dalam Al Qur’an bahwa langit dan bumi dulunya adalah
suatu yang padu. Jadi bukan bumi dan bintang-bintang yang dulunya sesuatu yang padu.
“ ………bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian
kami pisahkan antara keduanya……. “ ( QS. Al-Anbiya ;30 ).
Selanjutnya  Allah swt katakan menciptakan langit dari asap (lihat kembali surat Al Fushilat ayat
11). Bumi, sebelum Allah swt hidupkan dengan menurunkan air dari langit, pada mulanya adalah
sebuah bola api yang sangat panas. Ilmu pengetahuanpun mengakui hal tersebut. Tetapi tanpa
perlu pembuktian, kita tahu bahwa perut bumi masih mengandung lumpur dan lahar yang sangat
panas sampai saat ini. Sebuah benda yang panas, seperti sebatang besi yang membara misalnya,
apabila disiram air akan menyebabkan munculnya asap dan uap air. Demikian juga dengan bola
panas bumi pada waktu air diturunkan maka dia mengeluarkan asap dan uap air. Apa bedanya
asap dengan uap air ? Asap bersifat adhesive (mengikat) sedangkan uap bersifat kohesip (tidak
mengikat). Asap dari bumi inilah yang kemudian Allah swt ciptakan menjadi langit yang tujuh
lapis. Kemudian dalam tempurung langit yang pertama Allah ciptakan bintang-bintang.

xii
Darimana Allah swt ciptakan bintang-bintang. Wallahu a’lam, tidak ada penjelasan dalam Al
Qur’an. Allah swt Kuasa menciptakan segala sesuatunya dari yang tiada menjadi ada.

3. Karakteristik Integral Alam Semesta


a.       Terbatas, segala sesuatu yang dapat tertangkap oleh indera, ruang dan waktunya terbatas.
b.      Berubah, segala sesuatu berubah tidak tahan lama, segala sesuatu yang dapat ditangkap
oleh indera, keadaannya tidak akan berhenti, kalau tidak berkembang, ya rusak.
c.       Ditentukan.
d.      Bergantung.
e.       Relative.

4. Tujuan Penciptaan Alam


Pada hakekatnya segala sesuatu yang tercipta, benda hidup maupun mati, nyata ataupun tidak,
semuanya adalah milik Allah semata yang pada akhirnya semuanya akan kembali kepada-Nya.
Baik secara suka atau terpaksa, segala alam yang ada itu menjadi tunduk dan patuh pada hukum
dan ketetapan Allah.
Hanya karena sifat kasih dan saying dari Allah maka manusia yangi ciptakan adalah diberi tugas
sebagai kholifah di bumi ini bertugas untuk megelola, membudayakan, memanfaatkan dan
melestarikan alam. Tugas tersebut diberikan kepada manusia karena Allah menciptakn manusia
sebagai makhluk yang terbaik, seperti yang disebutkan dalam surat At Tiin ayat 4. Manusia di
dalam kehidupannya di dunia dibekali oleh Allah dengan potensi dasar. Potensi dasar itu dapat
nampak dan dilihat dalam jiwa, raga, tubuh, dan ruh.
Dari potensi dasar manusia yang berupa akal yang bias melahirkan daya berfikir dan daya nalar,
akhirnya manusia dapat menundukkan, menguasai, dan memanfaatkan alam. Dengan akal itu
pula manusia dapat mengamati, meneliti, menganalisis gejala-gejala alam yang timbul, dan
menguasai rahasia-rahasianya. Sehingga pada puncak penelitian dan penemuannya itu, akan
wujud dan keagungan Allah sebagai penciptanya.
Dengan demikian, tujuan alam diciptakan adalah bukan untuk dirusak, dicemari, dan
dihancurkan. Akan tetapi adalah untuk difungsikan semaksimal mungkin dalam kehidupan.
Tujuan alam diciptakan juga  bukan untuk disembah, dikultuskan, dan dimintai pertolongan.
Akan tetapi adalah untuk dikelola, dibudidayakan, dan dimanfaatkan dalam kehidupan. Pada

xiii
akhirnya alam diciptakan hanya sebagai fasilitas semata bagi manusia untuk mengenal dan lebih
mendekatkan diri pada Allah.
                                        
  
B.     MEKANISME ALAM (SUNNATULLAH)

Mekanisme alam atau sunnatullah adalah suatu ketentuan yang telah ditetapkan Allah demi
keteraturan, keserasian, dan keharmonisan alam jagat raya ini serta kesejahteraan manusia yang
hidup di dunia ini. Atau dengan kata lain, sunnatullah dapat diartikan sebagai hukum-hukum
Allah yang berlaku di alam raya ini atau biasa disebut sebagai hukum alam. Hukum-hukum
Allah diantaranya ada hukum yang berkaitan dengan alam raya dan ada pula hukum yang
berkaitan dengan manusia. Kalau hukum Allah yang berlaku bagi manusia dalam kehidupan
bermasyarakat, disebut sunnatullah, kalau hukum yang berlaku antara manusia dengan alam
disebut dengan takdir.

Ada tiga sifat utama sunnatullah yang diterangkan dalam Al Qur’an, yaitu
1.Exact (pasti) dalam surat Al Furqan : 2, At Tholaq : 3,
2.Immutable, dalam surat Al Israa : 77, Al An’am : 115,
3.Objective, dalam surat Al Anbiya : 105.
Segala sesuatu yang ada di alam semesta ini adalah ciptaan Allah, maka segala sesuatu yang ada
di alam ini Allah yang mengatur semuanya dan Allah juga yang berkehendak untuk menetapkan
semua yang ada di alam semesta ini. Sunnah/ketetapan Allah antara lain sebagai berikut :
a. Selalu ada dua kondisi saling ekstrim (surga-neraka, baik-buruk, benar-salah)
b. Segala sesuatu diciptakan saling berpasangan, saling cocok atupun saling bertolakan
c. Selalu terjadi pergantian dan perubahan dari suatu kondisi yang saling berbeda
d. Perubahan, penciptaan, maupun penghancuran selalu melewati suatu proses
e. Alam diciptakn dengan keteraturan
f. Alam diciptakan dalam keadaan seimbang
g. Alam diciptakan terus berkembang
h. Setiap terjadi kerusakn di alam manusia, Allah mengutus seseorang untuk memberi
peringatan atau memperbaiki kerusakan tersebut.

xiv
Pada intinya, Allah menciptakan alm semesta beserta isinya dilengkapi dengan hukum-hukum
(sunnatullah). Dan jika hukum-hukum tersebut dilanggar, maka alam akan hancur. Itulah hakikat
sunnatullah yang telah ditentukan oleh Dzat Yang Maha Tinggi sebagai Sang Pencipta, Pengatur
dan tempat kembali seluruh alam.

C.                HUBUNGAN MANUSIA DENGAN ALAM SEMESTA


1. Hubungan Historis 
Asal usul manusia dikaitkan dengan keberadaan alam semesta ini dilandaskan pada adanya
persamaan bentuk morfologis dan fisiologis (dan alas an yang bersifat ideologis). Pada abad ke
19 muncul suatu pemahaman asal usul manusia yang dikaitkan dengan primata. Penciptaan
manusia pada awal kehidupan dari Ramapithecus-oseopithecus-Australopithecus-Pitecanthropus
Erectus-Neandertal-Homo Sapien yang kini dikenal sebagai manusia modern seperti sekarang
ini. Dari evolusi awal terciptanya manusia yang rumit inilah ada hubungan historis/sejarah antara
manusia dan alam semesta.
Kerumitan yang ada pada persoalan asal usul manusia hamper sama dengan kerumitan asal usul
alam semesta. Apalagi jika dihubungkan bahwa evolusi manusia dahulu sampai sekarang
sesungguhnya menyangkut perubahan gejala-gejala jagat raya/alam meliputi tingkah laku,
unsure, atom, dan elemen. Dari hal itulah terdapat hubungan historis antara manusia dan alam
semesta.

2. Hubungan Fungsional
Proses penciptaan manusia adalah integral dari alam semesta. Dalam sisitem kosmos, manusia
dan alam semesta merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan. Karena memiliki keunggulan
dalam system kesadaran, maka alam semesta menjadi obyek yang penting dalam kehidupan
manusia. Seiring dengan kemajuan pengetahuan terhadap alam dan teknologi yang
diterapkannya, menempatkan alam semesta dalam posisi sebagai sumber kehidupan yang tidak
terbatas bagi manusia. Maka wajarlah jika semakin dalam pengetahuan semakin teraasa
hubungan antara fungsi manusia dan fungsi alam.

xv
Salah satu teori yang menunjukkan hubungan antara manusia dengan alam adalah teori
anthroposentris yang menyebutkan bahwa manusia menjadi pusat alam. Maksudnya semua yang
ada di alam adalah untuk manusia, seperti firman Allah dalam Q.S. Al Baqarah ayat 29 yang
artinya : “Dan Dialah Allah yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu.”
Menurut pandangan Islam, manusia ditempatkan sebagai rahmat bagi alam. Seperti disebutkan
dalm Q.S. Al Anbiya ayat 107 yang artinya : ”Dan tiadalah kami mengutus kamu melainkan
sebagai rahmat seluruh alam.”
Pada intinya, alam dan manusia saling bergantung, alam menyediakan segala sesuatu yang
manusia butuhkan, dan alam membutuhkan manusia untuk menjaga kelestariannya. Alam
diciptakan oleh Allah sebagai objek untuk mengembangkan potensi dan pengetahuan yang
dimiliki manusia agar mereka bisa berkembang dan memakmurkan alam, dan mengetahui tanda-
tanda kebesaran penciptanya, yaitu Allah SWT.

D. Pelestarian Alam Semesta


Ada beberapa hal yang harus diketahui dalam melestarikan Alam Semesta yang telah diberikan
oleh Allah SWT kepada manusia. Di dalam hal melestarikan Alam Semesta beserta isinya ini
tidak hanya dilakukan secara lahiriyah saja melainkan juga dari kesadaran manusianya itu sendiri
yang tidak lepas dari keimanan. Kita juga sebagai umat manusia yang bertugas untuk
melestarikan Alam Semesta juga harus mempunyai prinsip dalam melestarikannya, yaitu:
 Sikap Hormat terhadap Alam (Respect For Nature)
Di dalam Al Qur'an surat Al-Anbiya 107, Allah SWT berfirman:
Artinya : "Dan tiadalah kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta
alam".
Rahmatan lil alamin bukanlah sekedar motto Islam, tapi merupakan tujuan dari Islam itu sendiri.
Sesuai dengan tujuan tersebut, maka sudah sewajarnya apabila Islam menjadi pelopor bagi
pengelolaan alam dan lingkungan sebagai manifestasi dari rasa kasih bagi alam semesta tersebut.
Selain melarang membuat kerusakan di muka bumi, Islam juga mempunyai kewajiban untuk
menjaga lingkungan dan menghormati alam semesta yang mencakup jagat raya yang didalamya
termasuk manusia, tumbuhan, hewan, makhluk hidup lainnya, serta makhluk tidak hidup.
 Prinsip Tanggung Jawab (Moral Responsibility For Nature)

xvi
Terkait dengan prinsip hormat terhadap alam di atas adalah tanggung jawab moral terhadap
alam, karena manusia diciptakan sebagai khalifah (penanggung jawab) di muka bumi dan secara
ontologis manusia adalah bagian integral dari alam. Sesuai dengan firman Allah dalam surah al
Baqarah : 30
Artinya : Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak
menjadikan seorang khalifah di muka bumi.
Kenyataan ini saja melahirkan sebuah prinsip moral bahwa manusia mempunyai tanggung jawab
baik terhadap alam semesta seluruhnya dan integritasnya, maupun terhadap keberadaan dan
kelestariannya Setiap bagian dan benda di alam semesta ini diciptakan oleh Tuhan dengan
tujuannya masing-masing, terlepas dari apakah tujuan itu untuk kepentingan manusia atau tidak.
Oleh karena itu, manusia sebagai bagian dari alam semesta, bertanggung jawab pula untuk
menjaganya.
 Solidaritas Kosmis (Cosmic Solidarity)
Terkait dengan kedua prinsip moral tersebut adalah prinsip solidaritas. Sama halnya dengan
kedua prinsip itu, prinsip solidaritas muncul dari kenyataan bahwa manusia adalah bagian
integral dari alam semesta. Lebih dari itu, dalam perspektif ekofeminisme, manusia mempunyai
kedudukan sederajat dan setara dengan alam dan semua makhluk lain di alam ini. Kenyataan ini
membangkitkan dalam diri manusia perasaan solider, perasaan sepenanggungan dengan alam
dan dengan sesama makhluk hidup lain.
 Prinsip Kasih Sayang dan Kepedulian terhadap Alam (Caring For Nature)
Sebagai sesama anggota komunitas ekologis yang setara, manusia digugah untuk mencintai,
menyayangi, dan melestarikan alam semesta dan seluruh isinya, tanpa diskriminasi dan tanpa
dominasi. Kasih sayang dan kepedulian ini juga muncul dari kenyataan bahwa sebagai sesama
anggota komunitas ekologis, semua makhluk hidup mempunyai hak untuk dilindungi, dipelihara,
tidak disakiti, dan dirawat. Sebagaimana dimuat dalam sebuah Hadis shahih yang diriwayatkan
oleh Shakhihain:
Dari Anas radhiyallahu 'anhu bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, "Tidak seorang
pun muslim yang menanam tumbuhan atau bercocok tanam, kemudian buahnya dimakan oleh
burung atau manusia atau binatang ternak, kecuali yang dimakan itu akan bernilai sedekah
untuknya."

xvii
Mengetahui bahwa suatu proses ekologi dapat menjadi terganggu jika dimasukkan kedalamnya
sesuatu benda yang asing atau memasukkan sesuatu yang tepat namun dalam jumlah besar atau
secara berlebihan. Mengingat karena semua kerusakan atau pencemaran lingkungan di dunia ini
di sebabkan karena tangan ulah tangan manusia, maka dalam hal pelestarian ini haruslah diingat
hal-hal yang berhubungan dengan kerusakan lingkungan hidup, diantaranya adalah :
1. Penebangan pohon di hutan hutan secara liar tanpa menanam kembali pohon yang telah
ditebangnya yang berdampak kepada terjadinya banjir, erosi, tanah longsor dan sebagainya
2. Membuang sampah sembarangan, limbah industri yang mengakibatkan pencemaran air,
sumber penyakit dan dan dapat memusnahkan habitat hewani dan sebagainya
3. Polusi udara menyebabkan menyebarnya penyakit bagi makhluk hidup
Adapun untuk melestarikan lingkungan hidup yang telah diberikan oleh Allah SWT adalah dari
kesadaran manusia itu sendiri. Hal-hal yang harus diketahui dalam melestarikan lingkungan
hidup seperti air, udara, tanah diantaranya adalah :
Air:
 Melakukan penyuluhan mengenai penghematan air yang dilakukan sedini mungkin
 Melakukan penanaman pohon kembali atau reboisasi di setiap hutan yang dikategorikan
gundul, karena dari akar pohon dapat menyimpan air
 Tidak membuang sampah secara sembarangan maupun tidak membuang limbah pabrik
ke aliran sungai, dikarenakan akan membuat tercemar aliran air tersebut sehingga tidak
dapat digunakan bahkan akan bedampak terjadinya banjir
Tanah:
 Menggunakan pupuk kimia secara bijaksana
 Memberikan penyuluhan mengenai tidak membuang sampah sembarangan dan mendaur
ulang sampah
 Melakukan reboisasi atau penanaman kembali
 Menerapkan Wanatani
Udara:
 Melakukan penanaman kembali atau Reboisasi
 Mengurangi penggunanaan kendaraan pribadi dan beralih kepada transportasi umum
yang dapat meminimalkan pembuangan asap kendaraan
 Mengurangi penggunaan Freon, semisalnya dari ac dirumah-rumah penduduk.

xviii
BAB III
PENUTUP

A. SIMPULAN
Allah menciptakan alam semesta ini bukan untukNya, tetapi untuk seluruh makhluk yang
diberi hidup dan kehidupan. Sebagai pencipta dan sekaligus pemilik, Allah mempunyai
kewenangan dan kekuasaan absolut untuk melestarikan dan menghancurkannya tanpa diminta
pertanggungjawaban oleh siapapun. Namun begitu, Allah telah mengamanatkan alam seisinya
dengan makhlukNya yang patut diberi amanat itu, yaitu MANUSIA. Dan oleh karenanya
manusia adalah makhluk Allah yang dibekali dua potensi yang sangat mendasar, yaitu kekuatan
fisi dan kekuatan rasio, disamping emosi dan intuisi. Ini berarti, bahwa alam seisinya ini adalah
amanat Allah yang kelak akan minta pertanggungjawaban dari seluruh manusia yang selama
hidupnya di dunia ini pasti terlibat dalam amanat itu. Manusia diberi hidup oleh Allah tidak
secara outomatis dan langsung, akan tetapi melalui proses  panjang yang melibatkan berbagai
faktor dan aspek. Ini tidak berarti Allah tidak mampu atau tidak kuasa menciptakannya
sekaligus. Akan tetapi justru karena ada proses itulah maka tercipta dan muncul apa yang disebut
“kehidupan” baik bagi manusia itu sendiri maupun bagi mahluk lain yang juga diberi hidup oleh
Allah, yakni flora dan fauna. Kehidupan yang demikian adalah proses hubungan interaktif secara
harmonis dan seimbang yang saling menunjang antara manusia, alam dan segala isinya
utamanaya flora dan fauna, dalam suatu “tata nilai” maupun “tatanan” yang disebut ekosistem.
Tata nilai dan tatanan itulah yang disebut pula “moral dan etika kehidupan alam” yang seri
ng dipengaruhi oleh paradigma dinamis yang berkembang dalam komunitas masyarakat
disamping pengaruh ajaran agama yang menjadi sumber inspirasi moral dan etika itu.

B. SARAN
 Kami menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari
sempurna. Banyak kekurangan disana-sini untuk itu mohon kiranya para pembaca sekalian mau
memberikaan masukan kritik dan saran guna perbaikan dimasa yang akan datang.

xix
DAFTAR PUSTAKA

Fadillah,Istikomah, 2008.
 Pendekatan Normativitas Dan Historisitas Dalam Studi Islam  Menurut Pemikiran Amin
Abdullah
. (Kami kutip di PDF Skripsi Laily Ulfi Pendekatan Historis Dalam Study Islam Pemikiran Amin
Abdullah) Abdullah Amin, 1996
 Studi Agama: Normativitas dan Historitas
(Yogyakarta: Pustaka Pelajar Kami kutip di PDF Skripsi Laily Ulfi Pendekatan Historis Dalam
Study Islam Pemikiran Amin Abdullah) Tohopi Ridwan, 2012.
 Budaya Islam Lokal Gorontalo.
Gorontalo : Sultan Amai Press, cet. I. Enginer Asgar Ali, 2004,
 Islam Masa Kini .
Yogyakarta : Pustaka Pelajar

https://www.academia.edu/38247454/makalah_islam_dan_alam_semesta.docx

https://www.academia.edu/8383449/MAKALAH_PETUNJUK_ISLAM_TENTANG_ALAM_S
EMESTA

xx
xxi

Anda mungkin juga menyukai