Anda di halaman 1dari 10

ALAT MULUT SERANGGA

Oleh :
Salsabila Nurfatika B1A017147
Muthia Dara Alifvira B1A016013
Dinda Himawari B1A016041
Refhany Afida S. B1B016010
Resita Nursechan B1B016017

Kelompok :3
Rombongan : V
Asisten : Kiki Gracessiana Putri

LAPORAN PRAKTIKUM ENTOMOLOGI

KEMENTERIANRISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS BIOLOGI
PURWOKERTO
2019
I. PENDAHULUAN

Kelas Insecta yang penting diketahuibagi dunia pengendalian hama


permukiman antara lain adalah ordo Dictyoptera atau Blattodea (lipas), ordo Diptera
(lalat dan nyamuk), ordo Hymenoptera (semut, tawon, lebah), ordo Siphonaptera
(pinjal), ordo Phthiraptera (subordo Mallophaga atau kutu penggigit dan subordo
Anoplura atau kutu penghisap), ordo Rhynchophthirina, ordo Hemiptera, ordo), ordo
Coleoptera (kumbang), dan ordo Psocoptera. Adapun kelas Arachnida yang penting
diketahui antara lain ordo Parasitiformes (contohnya caplak) dan Acariformes
(contohnya tungau) (Hadi, 2009).
Terdapat tiga tipe kepala berdasarkan posisinya alat mulutnya yaitu
prognathous, hypognathous, dan ephistognathous.Secara umum terdapat lima tipe
mulut serangga yaitu penggigit dan pengunyah, penusuk dan penghisap, penggigit
dan penghisap, penghisap dan penjilat dan penghisap (Iskandar, 1970). Tipe mulut
penggigit dan penguyah memiliki bagian-bagian labrum, sepasang mandibula,
sepasang maxilla dengan masing-masing terdapat palpus maxillarisnya, dan labium
dengan palpus labialis (Jumar, 2000).  Bagian-bagian mulut serangga
diklasifikasikan menjadi dua tipe, yaitu :
1. Mandibulata (pengunyah) dan haustelata (penghisap).
2. Tipe alat mulut pengunyah.
3. Mandibel bergerak secara transversal dari sisi ke sisi (Jumar, 2000).
Serangga biasanya mampu menggigit dan mengunyah makanannya. Tipe mulut
penghisap memiliki bagian-bagian dengan bentuk seperti probosis yang memanjang
atau paruh dan melalui alat itu makanan cair dihisap. Tipe mulut penggigit
dilengkapi dengan rahang atas dan bahwa yang sangat kuat, contohnya mulut
belalang dan jangkrik. Tipe mulut penusuk-penghisap mempunyai rahang yang
panjang dan runcing, contohnya nyamuk. Mulut penghisap yaitu mulut tipe penusuk-
penghisap dilengkapi dengan alat seperti belalai panjang yang dapat digulung,
contohnya mulut kupu kupu. Mulut penjilat dilengkapi dengan alat untuk menjilat,
contohnya mulut lebah madu dan lalat (Jumar, 2000).
Tujuan dilakukannya praktikum alat mulut serangga adalah untuk dapat
menjelaskan 5 tipe mulut pada serangga, menggambar alat mulut tipe penggigit dan
pengunyah, penusuk dan penghisap, penghisap, penjilat dan penghisap, penggigit dan
penghisap, beserta bagian-bagiannya.
III. MATERI DAN METODE

A. Materi

1.1. Alat
Alat yang digunakan dalam praktikum morfologi umum serangga adalah
bak preparat, pinset, cawan petri, gunting dan mikroskop stereo.
1.2. Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktikum morfologi umum serangga adalah
belalang kayu(Valanga nigricornis), lalat rumah (Musca domestica), nyamuk
(Culex sp.), tawon (Megalara garuda), kupu-kupu (Euploea sp.), kloroform,
kapas dan alkohol 70%.

B. Metode

1. Disiapkan botol pembunuh serangga beserta alat dan bahan lainnya.


2. Kapas ditetesi dengan kloroform, lalu dimasukkan ke dalam botol pembunuh
serangga dengan menggunakan pinset.
3. Belalang dimasukkan ke dalam botol pembunuh dengan menggunakan pinset,
lalu botol ditutup dan ditunggu sampai obyek mati.
4. Belalang yang telah mati diambil dengan menggunakan pinset, kemudian
dicelupkan ke dalam alkohol 70% lalu diangkat.
5. Serangga diletakkan di atas cawan petri.
6. Bagian-bagian mulut serangga di bedah dan di amati menggunakan
mikroskop/kaca pembesar.
7. Perbedaan antara masing-masing tipe alat mulut di amati dan diperhatikan
bagian-bagian alat mulut yang mengalami modifikasi.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Gambar 4.1 Alat Mulut Penggigit Gambar 4.2 Alat Mulut


dan Pengunyah pada Belalang Penggigit dan Penghisap pada
(Valanga nigricornis) Tawon (Megalara garuda)

Gambar 4.3 Alat Mulut Penusuk Gambar 4.4 Alat Mulut Penjilat
dan Penghisap pada nyamuk dan Penghisap pada Lalat
(Culex sp.) (Musca domestica)

Gambar 4.5 Alat Mulut penghisap pada Kupu-kupu (Euglea sp.)


B. Pembahasan

Berdasarkan hasil pengamatan tipe alat mulut serangga dibagi menjadi 5


yaitu tipe penggigit dan pengunyah, pengunyah dan penghisap, penjilat dan
penghisap, penghisap, serta penusuk dan penghiisap.
1. Penggigit dan pengunyah (chewing type)
Tipe alat mulut ini memiliki labrum yang terletak pada bagian bibir bawah, dan
dibawah labrum terdapat klipeus. Pada sisi dalam labrum yang membengkak
terdapat epifaring. Mandibula merupakan rahang atas yang jumlahnya satu
pasang yaitu kiri dan kanan, bentuknya tidak beruas dan terletak di belakang
labrum. Terdapat gigi seri pada daerah insinsor dan granum pada daerah molar.
Maksila adalah struktur yang berpasangan, terletak di belakang mandibula.
Maksila berjumlah satu pasang yaitu kiri dan kanan. Maksila terdiri dari molar
(pangkal maksila berbentuk segitiga), stipes merupakan ruas kedua, palfier
adalah gelamir stipes tempat timbulnya palpus, kasinia dan gala adalah dua buah
juluran yang keluar pada ujung stieps. Palpus maksula berfungsi sebagai perasa.
Labium terdiri dari submentum, mentum dan ligula (Utari et al., 2017).Fungsi
dari tipe mulut seperti ini agar bisa memotong dan mengoyak atau
menghancurkan makanan. Contohnya adalah larva Lepidoptera, nimpa dan
imago Isoptera, Coleoptera, dan Orthoptera saliva (Krenn, 2007).
2. Pengunyah dan penghisap (chewing-lapping type)
Tipe alat mulut ini merupakan tipe kombinasi yang struktur labrum dan
mandibelnya serupa dengan tipe alat mulut penggigit dan pengunyah, tetapi
maksila dan labiumnya memanjang dan menyatu. Glosa merupakan bagian dari
labium yag berbentuk memanjang sedangkan ujungnya menyerupai lidah yang
berbulu disebut flabellum yang dapat bergerak menyusup dan menarik untuk
mencapai cairan nectar yang ada di dalam bunga, contohnya yaitu lebah madu
(Ville et al., 1998).
3. Penjilat dan penghisap (sponging type)
Tipe alat mulut ini, pada bagian bawah kepala terdapat labium yang bentuknya
berubah menjadi tabung yang bercelah. Ruas pangkal tabung disebut rostrum
dan ruas bawahnya disebut haustelum. Ujung dari labium ini berbentuk khusus
yang berfungsi sebagai penghisap (labellum). Proboscisnya merupakan bentuk
yang berdaging dan sebagian dari alat mulut ini disembunyikan pada rongga
dalam bawah organ kepala dan dilengkapi dengan organ yang berwujud seperti
sponge. Pada serangga ini, proses memakan terjadi dua tahap yaitu pertama
serangga ini mengeluarkan ludah untuk melunakkan makanannya sehingga
menjadi cair, yang kedua cairan makanan ini kemudian akan dihisap melalui
proboscis yang dilengkapi oleh organ sponge, contohnya lalat rumah (Ville et
al., 1998).
4. Penghisap(siphoning type)
Tipe alat mulut ini terdapat labrum yang sangat kecil dan palpus maksilanya
berkembang tidak sempurna. Labium mempunyai palpus labial yang berambut
lebat dan memiliki tiga segmen. Bagian alat mulut ini yang dianggap penting
dalam tipe alat mulut ini adalah probosis yang dibentuk oleh maksila dan galea
menjadi suatu tabung yang sangat memanjang dan menggulung, contohnya
adalah kupu-kupu (Krenn, 1990).
5. Penusuk dan penghisap (piercing & sucking type)
Tipe alat mulut ini yang paling menonjol adalah labium yang berfungsi menjadi
selongsong stilet. Ada empat stilet yang sangat runcing yang berfungsi sebagai
alat penusuk dan penghisap cairan, contohnya adalah nyamuk (Nunez et al.,
2016). Nyamuk dewasa menusuk dengan menggunakan mulut penusuk dan
penghisap, nyamuk betina akan memakan darah hewan dan getah tanaman,
sedangkan nyamuk jantan hanya memakan getah tanaman (phytosuccivorous)
(Manimegalai & Sukanya, 2014).
Menurut Borror (1992), posisi kepala serangga berdasarkan letak arah mulut
dapat di bedakan menjadi:
1.      Hypognatus (vertikal)
Apa bila arah mulut serangga menghadap ke bawah dan segmen–segmen kepala
ada dalam posisi yang sama dengan tangkai, contohnya : belalang (ordo
orthopteran)
2.      Prognatus (horizontal)
Apabila bagian dari arah mulut menghadap kedepan dan biasanya serangga ini
aktif mangsa, contoh : Coccinella arcuta (ordo coleoptera).
3.      Opistognatus (obligue)
Apabila bagian dari arah mulut mengarah kebelakang dan terletak diantara sela –
sela pasangan tungkai, contoh : walang sangit, Neptokorixa acuta (ordo
meunitera).
Bagian-bagian mulut serangga secara khas terdiri dari dari sebuah labrum,
sepasang masing-masing mandibula, maksila, satu labium, dan sebuah hipofaring.
Struktur-struktur itu dimodifikasi, kadang-kadang secara nyata, pada kelompok-
kelompok serangga yang berbeda dan sering kali dipakai dalam klasifikasi dan
identifikasi.Labrum, atau bibir atas adalah gelambir sepert sayap yang lebar dan
terletak di bawah klipeus pada sisi anterior kepala di depan bagian-bagian mulut
yang lain. Pada bagian posterior atau sisi ventral labium mungkin ada daerah yang
membengkak yaitu epifaring. Mandibula adalah rahang-rahang yang berpasangan,
sangat bersklerotisasi, tidak beruas dan terletak di belakang labrum. Madibel-
mandibel dari serangga pengunyah mempunyai struktur yang bervariasi. Umumnya
mempunyai dua macam gerigi pemotong atau pengerus dan pada yang lainya tampak
panjang dan berbentuk seperti sabit. Mandibula tidak bekerja aktif memasukan
makanan kedalam faring, namun mandibula membantu dalam menghancurkan
makanan menjadi lebih halus agar lebih mudah dicerna (Jarjees, 1997).
Maksila adalah struktur yang berpasangan terletak di belakang mandibel,
beruas dan masing-masing mengadung organ perasa yaitu palpus maksila. Ruas dasar
maksila disebut kardo, dan ruas kedua disebut stipes. Palpus timbul dari gelambir
stipes yang disebut palpifer. Stipes pada ujungnya mengandung dua juluran yang
disebut lasinia, struktur yang memanjang seperti geraham, sebuah strutur seperti
capung dan galea (Boror et al., 1992).
Berikut ini adalah klasifikasi beberapa preparat yang digunakan dalam acara
Alat mulut serangga :
Klasifikasi dari Belalang Kayu (Valanga nigricornis) (Boror et al., 1992):
Kingdom : Animalia
Phylum : Arthropoda
Class : Insecta
Order : Orthoptera
Family : Acrididae
Genus : Valanga
Species : Valanga nigricornis

Klasifikasi dari Tawon (Megalara garuda) (Boror et al., 1992):


Kingdom : Animalia
Phylum : Arthropoda
Class : Insecta
Order : Hymenoptera
Family : Crabronidae
Genus : Megalara
Species : Megalara garuda

Klasifikasi dari Nyamuk (Culex sp.) (Boror et al., 1992):


Kingdom : Animalia
Phylum : Arthropoda
Class : Insecta
Order : Diptera
Family : Culicidae
Genus : Culex
Species : Culex sp.

Klasifikasi dari Lalat rumah (Musca domestica) (Boror et al., 1992):


Kingdom : Animalia
Phylum : Arthoropoda
Kelas : Hexapoda
Ordo : Diptera
Family : Muscidae
Genus : Musca
Spesies : Musca domestica

Klasifikasi dari Kupu-kupu (Saturnia sp.) (Boror et al., 1992):


Kingdom : Animalia
Phylum : Arthropoda
Class : Insecta
Order : Lepidoptera
Family : Saturniidae
Genus : Euploea
Species :Euploeasp.
V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwatipe mulut


serangga antara lain; penggigit dan pengunyah, penghisap, penghisap dan penjilat,
penusuk dan penghisap, dan pengunyah dan penghisap.Bagian bagian mulut
serangga yaitu labrum, sepasang mandibula, maksila, satu labium, dan sebuah
hipofaring.Preparat yang digunakan pada praktikum kali ini yaitu : belalang kayu
(Valanga nigricornis), lalat rumah (Musca domestica), nyamuk (Culex sp.), tawon
(Megalara garuda), dan kupu-kupu (Euploea sp.).
B. Saran

Sebaiknya preparat pada praktikum alat mulut serangga dapat diamati secara
langsung selain menggunakan gambar yang tersedia agar praktikan bisa mengamati
lebih dalam.
DAFTAR REFERENSI

Borror, Triplehorn, Johnson. 1992. Serangga. Yogyakarta: Gadjah Mada University


Press.

Hadi, M. 2009. Biologi Insecta Entomologi. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Iskandar, S. 1970. Dasar-dasar Ekologi Serangga. Bogor: Insitut Teknologi


Bandung.

Jarjees, E., Merritt, D.J., Gordh, G. 1997. Anatomy of The Mouthparts and Digestive
Tract During Feeding inLarvae of The Parasitoid Wasp Trichogramma
Australicum Girault (Hymenoptera : Trichogrammatidae). Inr J Imrcr
Morphol. &.Fmbryol. 27(2), pp. 103-110.

Jumar, 2000. Entomologi Pertanian. Jakarta: Rineka Cipta.

Krenn, H. W. 1990. Functional Morphology and Movements of The Proboscis of


Lepidoptera (Insecta). Zoomorphology, 110, pp. 105-114.

Manimegalai, K.,& Sukanya, S. 2014. Biology of the Filarial Vector, Culex


quinquefasciatus (Diptera: Culicidae). Int. J. Curr. Microbial. App. Sci 3(4),
pp. 718 – 724.

Nunez, J. A., & Liria, J. 2016. Cephalopharyngeal geometric morphometrics in three


blowfly species (Diptera: Calliphoridae). Journal of Entomology and Zoology
Studies, 4(1), pp. 338-341

Utari, V., Ekyastuti, W., & Oramahi, H. A. 2017. Kondisi Serangan Serangga Hama
Pada Bibit Bakau (Rhizopora Apiculata Bl) Di Pup Pt. Bina Ovivipari
Semesta Kalimantan Barat. Jurnal Hutan Lestari, 5(4), pp. 999-1007.
Ville, Walker, & Barnes. 1998. Zoology umum edisi keenam jilid 1. Jakarta:
Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai