Scene : Perang
Sukarni : Tepat sekali . Kalau begitu, kita harus membagi tugas. Wikana dan Chairul,
kalian harus pergi ke kediaman Soekarno untuk menyampaikan kabar ini.
Saya dan Bung Darwis akan memerintahkan anggota pemuda lainnya
untuk merebut kekuasaan dari Jepang.
Soekarno : Ini batang leherku, seretlah aku ke pojok itu sekarang dan potong leherku
malam ini juga! Kamu tidak perlu menunggu hingga esok hari!
Chairul S. : Tapi ini saat yang tepat, Bung. Jepang sudah kalah oleh Sekutu dan tak ada
kuasa lagi di negeri ini. Mengapa harus menunggu? Rakyat sudah banyak
menderita akibat penjajahan ini..
M. Hatta : Jepang adalah masa yang silam. Belum lagi kita harus menghadapi Belanda
yang hendak kembali berkuasa di negeri ini. Jika Saudara tidak setuju
dengan apa yang saya katakan, dan mengira diri Saudara telah sanggup
menopang kekuatan sendiri, Mengapa datang pada Soekarno dan
memintanya untuk memproklamirkan kemerdekaan?
Chairul S. : Apakah kita harus menunggu janji Jepang untuk memerdekakan bangsa ini?
Kita bisa, Bung. Kita harus bangkit dan memproklamirkan kemerdekaan
sendiri. Mengapa harus menunggu janji manis itu? Jepang sendiri bahkan
telah kalah dalam “Perang Suci” nya!
Soekarno : Kekuatan segelintir ini takkan mampu mengalahkan armada perang milik
Jepang! Coba kau perlihatkan padaku, mana bukti kekuatan yang
diperhitungkan itu? Apa tindakanmu untuk menyelamatkan wanita dan
anak-anak jika ternyata terjadi pertumpahan darah? Bagaimana cara kita
nanti untuk mempertahankan kemerdekaan? Coba bayangkan, bagaimana
kita akan tegak di atas kekuatan sendiri.
Wikana : Tapi semakin cepat kita memproklamasikan kemerdekaan akan semakin
cepat pula kita mengakhiri penderitaan rakyat yang sudah ditanggung
selama ini.. Inilah yang sudah ditunggu-tunggu bangsa kita, Bung.
Moh. Hatta : Setelah kami berunding tadi, kami memutuskan untuk tidak tergesa-gesa
mengenai hal proklamasi kemerdekaan. Hal ini masih akan dibicarakan
lagi dalam sidang PPKI.
Soekarno : Nah, jelaskan sekarang mengapa Saudara sekalian membawa kami kesini.
Chairul S. : Maafkan kelancangan kami, Bung . Ini demi keselamatan Anda.
Darwis : Kami ingin membicarakan masalah proklamasi kembali.
Moh. Hatta : Bukankah tempo hari sudah kami katakan kepada kalian, masalah
kemerdekaan masih akan dibicarakan dalam sidang PPKI ?
Chairul S. : Memang benar adanya. Tetapi kami semua berpendapat, Mengapa
menunggu untuk di merdekakan oleh Jepang ? Mengapa menunggu hasil
sidang PPKI, kalau kita bisa bergerak dengan kekuatan sendiri ? PPKI itu
bentukan Jepang, Bung. Kami ingin memproklamasikan kemerdekaan
tanpa campur tangan dari Jepang.
Soekarno : Pendapat itu benar. Namun, kita masih terlalu dini untuk
memproklamasikan kemerdekaan. Selain itu kita belum siap dan masih
membutuhkan bantuan dari Jepang untuk merdeka.
Darwis : Bagaimana bila perkataan Jepang tentang kemerdekaan bangsa kita hanya
janji manis belaka? Apa yang akan Anda lakukan?
Sukarni : Apakah akan selamanya menunggu janji itu, Bung? Kita harus
memproklamasikan kemerdekaan sekarang juga, demi rakyat yang sudah
bertahun-tahun terbelenggu oleh penjajahan di Tanah Air mereka sendiri!
Mereka berhak bebas, dan sekaranglah saatnya!
Syodanco S. Tenang Saudara sekalian. Mari bicarakan semuanya dengan
kepala dingin, tidak perlu ada ketegangan, ok?
Chairul S. : Menurut saya, sebaiknya naskah ini jangan ditandatangani oleh anggota
PPKI.
B.M Diah : Memang kenapa? Lantas siapa yang akan menandatanganinya?
Chairul S. : PPKI kan lembaga bentukkan Jepang . Kita sudah sepakat tadi untuk
melaksanakan proklamasi tanpa campur tangan Jepang.
Mr.Soebarjo : Kau benar, Nak. Bagaimana ini, Bung ?
Soekarno : Adakah dari kalian yang punya pendapat untuk menyelesaikan masalah
ini?
Sukarni : Bagaimana jika naskah ini ditandatangani oleh hadirin yang datang saat ini?
Seperti Amerika
ketika menandatangani teks deklarasinya.
Moh.Hatta : Jangan, kita tidak boleh meniru. Kita harus berbeda dari bangsa lain.
Wikana : Lalu bagaimana, Bung Karno ?
Soekarno : Karena ini semua berkat jasa-jasa Indonesia berarti “Atas nama bangsa
Indonesia”
Sukarni : Saya setuju, dan saya punya usul. Yang menandatangani teks cukup dua
orang saja yaitu Anda dan Bung Hatta sebagai wakil dari bangsa
Indonesia. Bagaimana?
Soekarno : Usul yang bagus. Bagaimana hadirin ?
Hadirin (semuanya) : Kami setuju !!!
Soekarno : Tolong kau ketik teks proklamasi ini. Jagalah teks ini baik-baik.
Sayuti M. : Baik, Bung. (dengan segera mengetik teks tersebut)
Hari Jum’at pada tanggal 17 Agustus 1945 pukul 10.00 WIB di Jl.
Pegangsaan Timur No.56 , dilangsungkan proklamasi kemerdekaan
Indonesia.
Soekarno : Trimurti, tolong Anda kibarkan bendera Merah Putih ini sebagai tanda awal
kejayaan bangsa ini. (sambil menyerahkan bendera)
Trimurti : Siap, Bung. Saya akan menyuruh anak didik saya untuk mengibarkannya.
(memanggil Suhud dan Latief) Hei, kalian! Jaga baik-baik bendera ini.
Kalian mendapat kehormatan untuk mengibarkan bendera ini untuk
pertama kalinya dalam sejarah Indonesia.
Latif&Suhud : Siap, Komandan ! Kami tak akan mengecewakan Anda.
PROKLAMASI
Soekarno-Hatta