Anda di halaman 1dari 5

Pendidikan Segregatif Pendidikan Integratif Pendidikan Inklusif

Pengertian sekolah yang memisahkan anak Proses pemindahan seorang siswa pendekatan yang berusaha
berkebutuhan khusus dari sistem pada lingkungan yang tidak terlalu mentransformasi sistem
persekolahan reguler terpisah. Anak tersebut bersekolah pendidikan dengan
di sekolah regular tetapi berada meniadakan hambatan-
pada kelas khusus hambatan yang dapat
menghalangi setiap siswa
untuk berpartisipasi penuh
daam pendidikan
Contoh Sekolah - Sekolah Luar Biasa Sekolah regular yang Sekolah regular yang
- Sekolah Dasar Luar Biasa menyediakan kelas khusus menerapkan pendidikan
- Kelas Jauh/Kelas Kunjung inklusif
- Sekolah Berasrama
- Hospital School
Fasilitas dan Sarpras - Tersedia alat-alat bantu belajar - Tersedia alat-alat bantu belajar - Tersedia alat-alat bantu
yang dirancang khusus untuk yang dirancang khusus untuk belajar yang dirancang
siswa. Sebagai contoh tunanetra, siswa. Sebagai contoh tunanetra, khusus untuk siswa. Sebagai
seperti buku-buku Braille, alat seperti buku-buku Braille, alat contoh tunanetra, seperti
bantu hitung taktual, peta timbul, bantu hitung taktual, peta buku-buku Braille, alat bantu
dll. timbul, dll. hitung taktual, peta timbul,
- Jumlah siswa dalam satu kelas dll.
tidak lebih dari delapan orang
sehingga guru dapat memberikan
layanan individual kepada semua
siswa.
- Lingkungan sosial ramah karena
sebagian besar memiliki
pemahaman yang tepat mengenai
disability anak.
- Lingkungan fisik aksesibel karena
pada umumnya dirancang dengan
mempertimbangkan masalah
mobilitas disability, dan kami
mendapat latihan keterampilan
orientasi dan mobilitas, baik dari
instruktur O&M maupun tutor
sesama disability.
Dapat menemukan orang disability
yang sudah berhasil yang dapat
dijadikan sebagai model
Kelebihan - Rasa ketenangan pada anak luar
Siswa disability dapat belajar bersama- Keuntungan dari pendidikan
biasa sama dengan siswa yang tidak inklusi anak berkebutuhan
- Komunikasi yang mudah dan disability. Ini berarti ada proses khusus maupun anak pada
lancar sosialisasi sedini mungkin, saling umumnya dapat saling
- Metode pembelajaran yang khusus mengenal antara siswa disability berinteraksi secara wajar
sesuai dengan kondisi dan dan yang tidak disability, begitu sesuai dengan tuntutan
kemampuan anak pula sebaliknya. Ini akan kehidupan sehari-hari di
- Guru dengan latar belakang berdampak pada pertumbuhan masyarakat, dan kebutuhan
pendidikan luar biasa sikap siswa-siswa tersebut, yang pendidikannya dapat
- Mudahnya kerjasama dengan akan bermanfaat pula kelak jika terpenuhi sesuai potensinya
multidisipliner mereka telah dewasa. masing-masing.
- Sarana dan prasarana yang sesuai2)        Siswa disability mendapatkan
- Merasa diakui kesamaan haknya suasana yang lebih kompetitif,
dengan anak normal terutama karena di sekolah umum ada lebih
dalam memperoleh pendidikan banyak siswa dibanding SLB.
- Dapat mengembangkan bakat,
3)        Siswa disability dapat
minat, dan kemampuan secara membangun rasa percaya diri
optimal yang lebih baik.
4)        Siswa disability dapat
bersekolah di mana saja, bahkan
sekolah yang dekat dengan tempat
tinggalnya, asal ia memenuhi
persyaratan yang diminta; jadi
tidak perlu terpisah dari keluarga
mereka.
5)        Dari sisi kurikulum, dengan
menempuh pendidikan di sekolah
umum, disability akan
mendapatkan materi pelajaran
yang sama dengan siswa yang
tidak disability.

Kekurangan - Sosialisasi terbatas siswa disability harus Minimnya sarana penunjang


- Penyelenggaraan pendidikan yang menyesuaikan diri dengan metode sistem pendidikan inklusi,
relative mahal pengajaran dan kurikulum yang terbatasnya pengetahuan dan
- Bebas bersaing ada.Pada saat-saat tertentu, ketrampilan yang dimiliki
- Egoistik, menubuhkan kondisi ini dapat menyulitkan oleh para guru sekolah
kesenjangan kualitas pendidikan mereka. Misalnya, saat siswa inklusif menunjukkan betapa
- Efektif dan efisien untuk diwajibkan mengikuti mata sistem pendidikan inklusi
kepentingan individu pelajaran ”menggambar.” Karena belum benar – benar
- Menumbuhkan disintegrasi memiliki hambatan penglihatan, dipersiapkan dengan baik.
tentu saja siswa disability tidak Apalagi sistem kurikulum
bisa ”menggambar.” Tapi, karena pendidikan umum yang ada
mata pelajaran ini wajib dengan sekarang memang belum
kurikulum yang ”ketat”, ”tidak mengakomodasi keberadaan
fleksibel,” tidaklah dimungkinkan anak – anak yang memiliki
bagi guru maupun siswa disability perbedaan kemampuan
untuk melakukan ”adaptasi atau (difabel). Sehingga sepertinya
subsitusi” –untuk mata pelajaran program pendidikan inklusif
”menggambar” tersebut. Yang hanya terkesan program
dimaksud substitusi adalah eksperimental
menggantikan maa pelajaran
tersebut dengan tugas lain yang
memiliki nilai kompetensi sama.
Misalnya, menggambar adalah
mata pelajaran yang melatih
kreatifitas otak kanan untuk
bidang visual; bisa digantikan
dengan tugas lain yang memiliki
tujuan kompetensi sama tau setara,
misalnya mengarang

Anda mungkin juga menyukai