1. Aturan Perkalian
Untuk menentukan ruang sampel, Anda juga dapat
menggunakan aturan perkalian. Untuk memudahkan, Anda harus
menyusun ruang sampel ke dalam tabel seperti Tabel 1.2.
Penentuan ruang sampel pada aturan perkalian terdiri atas
3 cara, yaitu diagram pohon, tabel silang, dan pasangan terurut.
Untuk membedakan penentuan ruang sampel pada
pelemparan dua dadu dengan ketiga aturan tersebut, perhatikan
uraian berikut.
a. Diagram Pohon
Sebuah dadu memiliki 6 mata dadu. Dengan demikian,
setiap mata dadu pada dadu pertama dipasangkan dengan semua
mata dadu pada dadu kedua.
1 (1, 1) 1 (2, 1)
2 (1, 2) 2 (2, 2)
3 (1, 3) 3 (2, 3)
1 2
4 (1, 4) 4 (2, 4)
5 (1, 5) 5 (2, 5)
6 (1, 6) 6 (2, 6)
1 (4, 1) 1 (6, 1)
2 (4, 2) 2 (6, 2)
3 (4, 3) 3 (6, 3)
4 6
4 (4, 4) 4 (6, 4)
5 (4, 5) 5 (6, 5)
6 (4, 6) 6 (6, 6)
S = {(1, 1), (1, 2), (1, 3), (1, 4), (1, 5), (1, 6), (2, 1), (2, 2), (2, 3),
(2, 4), (2, 5), (2, 6), (3, 1), (3, 2), (3, 3), (3, 4), (3, 5), (3, 6), (4, 1),
(4, 2), (4, 3), (4, 4), (4, 5), (4, 6), (5, 1), (5, 2), (5, 3), (5, 4), (5, 5),
(5, 6), (6, 1), (6, 2), (6, 3), (6, 4), (6, 5), (6, 6)} dan n(S) = 36.
b. Tabel Silang
Penentuan ruang sampel menggunakan tabel silang telah
Anda pelajari seperti pada Tabel 1.2, yaitu menentukan ruang
sampel dari dua dadu.
c. Pasangan Terurut
Misalkan, A adalah himpunan kejadian yang muncul dari
dadu I dan B adalah himpunan kejadian yang muncul dari
dadu II.
A = {1, 2, 3, 4, 5, 6}
B = {1, 2, 3, 4, 5, 6}
Himpunan pasangan terurut dari himpunan A dan B ditulis
sebagai berikut.
A × B = {(1, 1), (1, 2), (1, 3), (1, 4), (1, 5), (1, 6), (2, 1), (2, 2),
(2, 3), (2, 4), (2, 5), (2, 6), (3, 1), (3, 2), (3, 3), (3, 4),
(3, 5), (3, 6), (4, 1), (4, 2), (4, 3), (4, 4), (4, 5), (4, 6),
(5, 1), (5, 2), (5, 3), (5, 4), (5, 5), (5, 6), (6, 1), (6, 2),
(6, 3), (6, 4), (6, 5), (6, 6)}
Himpunan pasangan terurut tersebut merupakan ruang
sampel pada pelemparan dua dadu.
Peluang 7
Contoh Soal 1.3
Peluang 9
Dalam penyusunan tim tersebut tidak ada jabatan, hanya
menentukan kombinasi orang-orang yang terlibat dalam tim sehingga
susunan-susunan berikut memiliki arti yang sama.
(Hasan, Wiro) = (Wiro, Hasan)
(Hasan, Ina) = (Ina, Hasan)
(Hasan, Rasti) = (Rasti, Hasan)
(Ina, Wiro) = (Wiro, Ina)
(Ina, Rasti) = (Rasti, Ina)
(Rasti, Wiro) = (Wiro, Rasti)
Susunan tim tersebut dapat dilihat pada tabel berikut.
Anggota Tim
Hasan Wiro
Hasan Ina
Hasan Rasti
Wiro Ina
Wiro Rasti
Ina Rasti
Berdasarkan tabel tersebut, jumlah tim yang kemungkinan terbentuk
sebanyak 6 pasang.
2. Permutasi
Setelah Anda mempelajari aturan perkalian, selanjutnya
Anda akan mengenal kaidah pencacahan lainnya, yaitu permutasi.
Misalkan terdapat empat angka, yaitu 1, 2, 3, dan 4. Susunan
bilangan yang terdiri atas 2 angka tidak sama yang diambil
dari 4 angka tersebut dapat ditentukan dengan diagram pohon
berikut.
2 = 12 1 = 31
1 3 = 13 3 2 = 32
Gambar 1.3 4 = 14 4 = 34
Diagram pohon dari susunan 1 = 21 1 = 41
empat angka.
2 3 = 23 4 2 = 42
4 = 24 3 = 43